Anda di halaman 1dari 3

Nama : Amelia Afriyanti Mata Kuliah : Manajement

Keuangan Bank Syariah


NIM : E.202005177

Aktualisasi Prinsip Syariah dalam Manajemen Keuangan Syariah

Keuangan syariah adalah jenis kegiatan pembiayaan yang harus dapat merujuk pada
investasi yang diperbolehkan menurut Syariah. Perbedaan utama antara keungan
keuangan konvensional dan keuangan islam adalah bahwa beberapa praktik dan
prinsip yang digunakan dalam keuangan konvensional dilarang keras di bawah
hukum Syariah.

Ada jumlah instrument keuangan islam yang disebutkan dalam silabus Manajemen
Keuangan dan dapat menediakan keungan yang sesuai dengan Syariah,yakni
diantaranya:

1. Murabahah adakah bentuk kredit perdagangan untuk akuisisi asset yang


menghindari pembayaran bunga. Sebagai gantinya, bank membeli barnag
tersebut dan kemudian menjualnya kepada pelanggan dengan dasar
ditangguhkan dengan harga yang mencangkup mark-up yang disepakati untuk
keuntungan. Mar-up ditetapkan dimuka dan tidak dapat ditingkatkan, bahkan
jika klien tidak mengambil barang, kenaikan mar-up tidak diperbolejkan dan
barang-barang milik bank dapat turun nilainya.
2. Ijarah adalah perjanjian sewa pembiyaan dimana bank membeli barang untuk
pelanggan dan kemudian menyewakannya kembali selama periode tertentu
dengan jumlah yang disepakati. Kepemilikan asset tetap lessor bank, yang
akan berusaha untuk memulihkan biaya modal peralatan ditambah margin
keuntungan dari utang sewa.
3. Mudharabah pada dasarnya sepeti keuangan ekuitas dimana bank dan
pelanggan berbagi keuntungan. Bank akan menyediakan modal, dan
pinjaman, menggunkan keahlian dan pengetahuan mereka, akan
menginvestasikan modal. Keuntungan akan dibagi sesuai dengan perjanjian
pembiayaan, tetapi seperti pembiyaan ekuitas, tidak ada kepastian bahkwa
akan diperoleh kembali. Ini menghadapkan bank pada risiko investasi yang
cukup besar. Dalam praktiknya, sebgian besar bank syariah ini sebagai bentuk
produk investasi pada sisi kewajiban dari laporan posisi keungan
mereka,dimana investor atau nasabah (sebagai penyedia modal) menyimpan
dana pada bank, dan banklah yang bertindak sebagai manajer investasi
(pengelola dana).
4. Musyarakah alah usah patungan atau kemitraan investasi antara dua pinak.
Kedua belahpihak berbagi keuntungan dalam proporsi yang disepakati. Hal ini
memungkinkan kedua belah pihak untuk dihargai atas pasokan modal dalam
keterampilam manajerial mereka. Kerugian biasanya ankan dibagi
berdasarkan ekuitas belah pihak terlibat erat dengan manajemen proyek yang
sedang berjalan, babk tidak sering menggunkan transakasi musyarakah karena
lebih suka lepas tangan.
5. Sukuk adalah surat berharga yang serung disebut obligasi syariah. Catatan
pinjaman konvensional non-islam adalah hutang untuk pmenyedian kan
modal kepada penerbit obligasi berbentuk bunga. Obligsi islam, atau sukuk
tidak dapat dikenakan bunga. Agar sukuk tersebut sesuai dengan syariah,
pemegang sukuk harus memiliki hak kempemilikan atas asset yang dibiayai.
Pengembalian pemegang sukuk untuk menyediakan pembiayaan alah bagian
dari pendapatan yang dihasilkan oleh asset. Sebagian besar sukuk, adalah
berbasis asset, bukan didukung asset, memberi investor kepemilikan arus kas
tetapi bukan asset itu sendiri. Berbasis asset lebih jelas lebih berisiko daripada
asset yang didukung jika terjadi default.
6. Wakalah adalah jasa pelayanan pengalihan kekuasaan dari pihak satu kepada
pihak lain yang diwakilkan. Dalam hal ini, bank menjadi wakil dari pihak
nasabah. Di mana nasabah melimpahkan kuasanya kepada pihak bank untuk
melakukan sesuatu.
7. Kafalah adalah jasa pelayanan dalam hal jaminan. Dalam hal ini penjamin
akan memberikan jaminan kepada pihak ketiga, hal ini dimaksudkan untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua atau pihak yang ditanggung. Jasa
pelayanan ini merupakan pengalihan tanggung jawab satu pihak kepada pihak
lain.
8. Hawalah merupakan jasa pelayanan pengalihan tanggungan (utang). Di mana
terjadinya pemindahan utang dari pihak yang tidak mampu untuk melanjutkan
pembayaran kepada pihak yang sanggup untuk membayarkan hutang tersebut.
Sehingga utang tersebut terbayarkan kepada pihak yang memberikan utang.
9. Rahn adalah jasa pelayanan dalam bentuk jaminan titik di mana satu pihak
akan memberikan barang kepada pihak lain sebagai jaminan untuk
mendapatkan pinjaman. Jaminan yang diberikan bernilai ekonomis sehingga
pihak yang mendapatkan jaminan dapat menukar uang jaminan tersebut
sebagai ganti dari pinjaman yang diberikan. Hal ini dilakukan ketika pihak
yang diberi jaminan tidak mampu untuk melunasi pinjaman yang diberikan.
10. Qard al-Qardul Hasan adalah jasa pelayanan yang bernilai sosial dalam
rangka memberi pertolongan Untuk meringankan beban seseorang, titik bank
akan memberikan pinjaman kepada pihak nasabah. Nasabah akan
mengembalikan pinjaman tersebut sesuai dengan jumlah yang diterima dan
waktu yang telah ditentukan.
(Sobana, Manajemen Keuangan Syari’ah,2017)

Anda mungkin juga menyukai