Anda di halaman 1dari 1

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI CARRIER (PENGANGKUT)

BILAMANA BARANG YANG DIANGKUT TIDAK SESUAI


DENGAN BILL OF LADING BERDASARKAN HUKUM
INTERNASIONAL

A. Latar Belakang
Dalam mengangkut barang ekspor impor melalui jalur laut dibutuhkan sebuah
dokumen. Dokumen ini disebut juga dengan Bill Of Lading atau kanosemen, yaitu
dokumen yang di dalamnya memuat informasi lengkap mengenai nama pengirim,
nama kapal, data muatan, dan pelabuhan bongkar muat. Namun dalam memindahkan
barang kedalam kontainer merupakan tugas dan kewajiban dari shipper (pengirim),
dan pihak carrier (pengangkut) tidak dilibatkan secara langsung dalam proses
memasukkan barang ke dalam kontainer atau disebut stuffing.
Sehingga disini seringkali muncul masalah yang dimana keterangan barang yang
ada dalam Bill Of Lading tidak sesuai dengan barang yang diperjanjikan sejak awal
oleh pihak shipper (pengirim) dengan pihak consignee (penerima). Pihak carrier
(pengangkut) secara tidak langsung menjadi pihak pertama yang dimintakan
pertanggungjawaban secara hukum bilamana telah terjadi pelanggaran perjanjian
sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak penerima. Walaupun disini pihak carrier
hanya merupakan jasa pengangkut barang namun dia juga harus bertanggunjawab atas
kejadian yang telah terjadi tersebut.
B. Permasalahan
1 Bagaimana perlindungan hukum yang didapatkan oleh pihak carrier
(pengangkut) atas barang yang tidak sesuai dengan Bill Of Lading terhadap
pihak consignee (penerima) ?
2 Pengadilan mana yang berwenang dalam menyelesaian permasalahan yang
terlah terjadi tersebut ?
C. Metode
Dalam penelitian ini metode yang penulis gunakan adalah Hukum Normatif.
Penelitian Hukum Normatif adalah adalah suatu proses untuk menemukan aturan
hukum, prinsip hukum, maupun doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang
dihadapi

Anda mungkin juga menyukai