Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR

LABORATORIUM MENGGAMBAR TEKNIK


MODUL V
PEMODELAN 3D DENGAN SWEEP, LOFT DAN HELICAL

KELOMPOK : VIII/ SHIFT- SABTU SIANG

OLEH :

1. AGUNG PRASETYA 2310017311021


2. M.MUSLIM ALDIANSYAH 2310017311036
3. RAHIDA RAFIFA 2310017311046

LABORATORIUM MENGGAMBAR TEKNIK


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemodelan itu proses membuat dan mendesain suatu barang sedemikian
rupa sehingga tampak hidup. Menurut objek dan perkumpulannya, prosedur ini
sepenuhnya digerakkan oleh komputer. Banyak yang menyebutkan hasil ini
sebagai pemodelan 3 dimensi (pemodelan 3D) karena memungkinkan semuanya
ditampilkan dalam tiga dimensi selama fase ide dan desain. Proses pembuatan
model 3D menggunakan perangkat lunak khusus disebut pemodelan objek 3D.
Pendekatan ini digunakan untuk membangun model yang secara akurat
menggambarkan benda sebenarnya dalam tiga dimensi.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat didukung
oleh kemajuan dibidang industri. Masyarakat dihadapkan pada berbagai masalah
yang komplek yang harus dipecahkan. Laju pertumbuhan teknologi dari masa ke
masa telah menunjukan peningkatan yang sangat pesat. Produksi tidak bisa
dilakukan dengan menghandalkan pengontrolan menggunakan tenaga manusia
saja karena selain dalam keterbatasan kecepatan kerja, masalah kejenuhan juga
yang bisa mengakibatkan terjadinya kelalaiaan yang fatal. Pemodelan 3D menjadi
proses mengembangkan representasi dari setiap permukaan suatu objek baik
objek mati atau hidup ke dalam ruang tiga dimensi melalui perangkat lunak
khusus. Produk yang dihasilkan disebut model tiga dimensi. Model tiga dimensi
dapat pula ditampilkan sebagai dua dimensi melalui proses yang disebut
perenderan tiga dimensi atau digunakan dalam simulasi komputer yang
menyimulasikan peristiwa fisik. Model tiga dimensi juga dapat dicetak
menggunakan perangkat percetakan tiga dimensi. Model dapat dibuat secara
otomatis atau manual. Proses pemodelan manual mempersiapkan data geometris
untuk grafik komputer tiga dimensi.
3D modeling dari suatu objek dapat di lihat sebagai proses lengkap yang
dimulai dari mendapatkan data dan berakhir dengan sebuah model 3D yang
interaktif dalam sebuah komputer. Kadang pemodelan 3D hanya diartikan sebagai
proses konversi sebuah ukuran yang terbayang–bayang menjadi jaring-jaring yang
berbentuk segitiga (mesh) atau permukaan yang memiliki texture, walaupun hal
tersebut harus menggambarkan proses yang kompleks dari rekonstruksi sebuah
objek. Pemodelan 3D dibutuhkan di banyak bidang seperti inspection, navigation,
object identification, visualization and animation. Membuat sebuah model 3D
yang lengkap, detail, akurat dan realistis dari sebuah gambar masih merupakan hal
yang sulit, terutama untuk model yang besar dan kompleks. Secara umum
pemodelan 3D terdiri dari beberapa proses, antara lain desain, pengukuran secara
3D, kerangka dan pemodelan, pemberian tekstur dan visualisasi.
1.2. Tujuan Pratikum
Adapun tujuan pratikum pada modul V ini yaitu mahasiswa dapat
membuat gambar Pemodelan 3D Dengan sweep, loft dan helical menggunakan
solidworks dan menyajikannya dalam bentuk gambar teknik yang dicetak.
1.3. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan di modul V ini yaitu:
1. Computer
2. Software SolidWorks
3. Printer A3
1.4. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka batasan masalah pada modul
V ini adalalah keterampilan dalam Pemodelan 3D Dengan sweep, loft dan
helical. Untuk mengembangkan sumber daya manusia agar dapat menguasai
teknologi terutama dalam bidang pemodelan 3D.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam laporan ini disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan pratikum, alat dan bahan, batasan
masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi penjelasan-penjelasan mengenai pemodelan 3D dengan sweep,
loft dan helical.
BAB III PERANCANGAN PRODUK
Perancangan data didapatkan dari suatu objek yang akan dibuat lalu
digambar sesuai dengan standar-standar yang sudah ditentukan.
BAB IV PEMBAHASAN
Pengolaan data didapatkan melalui survey benda yang akan dibuat
seperti menggambar suatu benda atau produk dan diolah menjadi
gambar dan menghasilkan gambar yang baik dan sesuai dengan standar-
standar pemodelan 3D.
BAB V PENUTUP
Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pemodelan Benda Pejal Dengan Metode Sweep
Pemodelan benda pejal dengan metode sweep adalah teknik dalam desain
komputer di mana objek 3D dibuat dengan menggabungkan atau memindahkan
bentuk 2D melalui lintasan tertentu dalam ruang tiga dimensi. Proses ini mirip
dengan cara kita membentuk objek dengan menyapu atau menggeser profil
melalui jalur tertentu untuk membuat bentuk tiga dimensi.
Membuat silinder pejal dengan R 50 mm dan panjang 200 mm. Langkah
langkah metode sweep:
1. Click icon New dan

untuk membuat part baru

2. Click icon , dan icon sketch 2D sehingga sketch tool


dapat kita aktifkan.

3. Click icon lingkaran , dan kemuidian dari origin buat lingkaran


dengan R=50 mm.
4. Click icon sketch 2D sehingga sketch tool dalam kondisi tidak
aktif

5. Click icon dan click icon sketch 2D sehingga sketch tool


dapat kita aktifkan kembali.

6. Click icon normal top dan kemudian click icon full line ,

selanjutnya dari origin tarik garis vertical keatas 200 mm.

7. Click icon sketch 2D sehingga sketch tool dalam kondisi tidak


aktif
kembali.
8. Click icon isometri sehingga kita dapatkan gambar seperi berikut:
Gambar 2.1. Cara Menggunakan Icon Isometri.

9. Click icon sweep atau pada baris menu click insert, base sweep.
Sehingga kotak dialog sweep akan aktif seperti berikut:

Gambar 2.2. Kotak Dialog Sweep.


10. Dari kotak dialog sweep diatas, kita click Sweep 1 sehingga sebelah
kanan akan aktif Feature Manager Design Tree (FMDT). Pada
FMDT, kita click sketch 1 dan sketch 2 sehingga kedua sketch tersebut
terbaca pada group profile and path.
Catatan: Sketch 1 adalah sketch untuk lingkaran dengan R 50 mm
(berfungsi sebagai profile), dan sketch 2 adalah sketch untuk full line
200mm (berfungsi sebagai path).

11. Terakhir click checklist , sehingga akan kita dapatkan silinder


pejal dari hasil proses sweep seperti berikut:

Gambar 2.3. Hasil Silinder Pejal.


2.2. Pemodelan Benda Pejal Dengan Metode Loft
Pemodelan benda pejal dengan metode loft adalah teknik dalam desain
komputer untuk membuat objek tiga dimensi dengan menggabungkan dua atau
lebih profi atau bentuk dasar menggunakan lintasan yang dipilih untuk
membentuk objek yang lebih kompleks. Metode loft umumnya digunakan dalam
perangkat lunak pemodelan 3D untuk menciptakan bentuk yang lebih kompleks
dengan menggabungkan bentuk dasar melalui interpolasi atau blending.
Membuat silinder pejal dengan R=50 mm dan panjang 200. Langkah-
langkahnya sebagai berikut:

1. Click icon New icon part untuk membuat part baru.


2. Click icon ,dan icon sketch 2D sehingga sketch
tool dapat kita aktifkan.

3. Click icon lingkaran , dan kemudian dari origin


buat lingkaran dengan R=50 mm
4. Click icon sketch 2D sehingga sketch tool dalam kondisi tidak
aktif.
5. Click icon isometri sehingga kita peroleh gambar
sketch lingkaran dalam proyeksi isometri.
6. Pada baris menu bar click insert, reference geometri,
plane. Sehingga kotak dialog Plane akan aktif seperti
berikut:

Gambar 2.4. Kotak Dialog.


7. Dari kotak plane diatas, kita click sehingga sebelah
kanan akan aktif Feature Manager Design Tree (FMDT).
Pada FMDT, kita click front Sehingga pada bagian
Selection akan terdapat teks front. Setelah itu ketik 2000
mm dan checklist kotak reverse direction.

8. Click icon dan icon sketch 2D sehingga sketch


tool dapat kita aktifkan.

9. Click icon lingkaran , dan kemudian dari origin buat


lingkaran dengan R=50 mm.
10. Kemudian click sketch 2D sehingga sketch tool dalam
kondisi tidak aktif. Sehingga kita dapatkan gambar seperti
berikut:

Gambar 2.5. Sketch tool.

11. Click icon loft atau pada baris menu bar click insert, base,
loft. Sehingga kotak dialog loft akan aktif seperti berikut:

Gambar 2.6. Dialog Loft.

12. Dari kotak dialog loft diatas, click sehingga sebelah


kanan akan aktif Feature Manager Design Tree (FMDT).
Pada FMDT click 3 dan sketch 4, sehingga kedua sketch
akan terbaca pada group profile.
13. Setelah proses diatas selesai, click checklist sehingga kita
dapatkan silinder pejal dari hasil metode loft.
Gambar 2.7. Silinder Pejal Metode Loft.
Membuat mata pahat dengan metode loft menggunakan 5
Plane
yang sejajar dengan langkah sebagai berikut:
1. Click icon new dan icon part untuk membuat part baru.
2. Pada baris menu click insert, reference geometri, Plane.
3. Kemudian buatlah plane baru yang sejajar dengan front dengan
jarak 25 mm. Sehingga kita dapatkan plane baru yaitu plane 1.
4. Buat Kembali plane baru yang sejajar dengan plane 1 dengan jarak
25 mm. Ssehingga kita dapatkan plane baru yaitu plane 2.
5. Kemudian buat kembali plane baru yang sejajar dengan 2 dengan
jarak 40 mm, sehingga kita dapatkan plane baru yaitu plane 3.

Dari proses diatas, maka kita dapatkan beberapa plane baru yang sejajar
seperti berikut:

Gambar 2.8. Plane.


6. Click front, dan buat lah sketch rectangle seperti berikut
Gambar 2.9. Rectangle.
7. Kemudian click plane 1, dan buat lah sketch lingkaran dengan
diameter 50mm.

Gambar 2.10. Lingkaran.


8. Click plane 2, dan buat sketch lingkaran dengan diameter 84,85mm
9. Click plane 3, dan buat sketch lingkaran dengan diameter 84,85mm
10. Dari proses diatas, maka kita dapatkan gambar seperti berikut:

Gambar 2.11. Front, Plane 1, Plane 2, Plane 3.

11. Click icon loft atau pada baris menu click insert, base, loft.
Sehingga akan muncul kotak dialog sebagai berikut:

Gambar 2.12. Kotak Dialog Loft.


12. Dari kotak dialog loft diatas, pada group profiles kita
definisikan beberapa sketch yang akan kita hubungkan,
dengan cara mengklik beberapa sketch yang ada pada
Feature Manager Design Tree (FMDT).
13. Setelah proses diatas selesai, click checklist sehingga
kita dapatkan gambar seperti berikut:

Gambar 2.13. Hasil Gambar.


14. Setelah proses diatas, buatlah plane baru yang sejajar dengan
front, dengan jarak 200 mm. Sehingga kita dapatkan plane 4 seperti
gambar dibawah ini.

Gambar 2.14. Plane Baru.


15. Pada plane 4, buatlah sketch rectangle seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.15. Sketch Rectangle.


16. Kotak dialog loft akan aktif seperti berikut:

Gambar 2.16. Kotak Dialog Loft.


17. Pada proses loft yang terakhir, yang akan kita lakukan
adalah menghubungkan sketch rectangle pada front
dengan sketch rectangle pada plane 4. Hal tersebut dapat
kita lakukan dengan cara click kedua sketch tersebut pada
FMDT. Sehingga kedua sketch tersebut terbaca pada
group profiles.
Berikut hasil akhir dari proses diatas.

Gambar 2.17. Hasil Akhir.


2.3. Memahami Fasilitas Loft Dengan Centerline
Berikut beberapa fasilitas loft yang dapat kita gunakan yaitu proses loft
dengan centerline:
1. Click dan kemudian buatlah sketch lingkaran R= 30 mm.
2. Buatlah plane baru yang berjarak 100 mm dengan mengklik icon

sehingga akan kita dapatkan plane baru yaitu plane 1.

3. Dari plane 1 buatlah sketch lingkaran dengan R=10 mm yang


berjarak 100 mm dari origin (untuk menentukan jarak 100 mm dari
origin dapat kita gunakan garis bantu seperti terlihat pada gambar).
Sehingga kita dapatkan gambar seperti berikut :

Gambar 2.18. Plane 1.


4. Hapuslah garis bantu yang panjangnya 100 mm
5. Click kemudian buatlah sketch garis (yang membentuk
radius R=20 mm) sehingga sketch lingkaran keduanya dapat
terhubung oleh garis tersebut. Seperti terlihat pada gambar
dibawah ini:

Gambar 2.19. Plane 1 Lingkaran.


6. Click icon loft sehingga kotak dialog loft akan aktif
seperti berikut:

Gambar 2.20. Kotak Dialog Loft.


7. Dari kotak dialog loft, pada group profile dapat kita
definisikan dengan cara mengklik kedua sketch lingkaran
yang R=30 mm dan R=10mm. sehingga pada ruang
tersebut terdapat teks sketch 1 dan sketch 2. Kemudian pada
bagian centerline parameter, dapat kita definisikan dengan
cara mengklik garis yang menghubungkan sketch lingkaran
yang besar dan kecil.
8. Click checklist sehingga akan kita dapatkan gambar seperti
dibawah ini:
Gambar 2.21. Hasil Plane 1.
2.4. Memahami Fasilitas Loft Dengan Curve
Berikut beberapa fasilitas loft yang dapat kita gunakan yaitu proses
loft dengan curve:
1. Click dan kemudian buatlah sketch lingkaran R=30 mm.

2. Buatlah plane baru yang berjarak 100 mm dari . Sehingga


akan kita dapatkan plane baru yaitu plane 1.
3. Dari plane 1 buatlah sketch lingkaran dengan R=10 mm yang
berjarak 100 mm dari origin (untuk menentukan jarak 100 mm dari
origin dapat kita gunakan garis bantu seperti terlihat pada gambar).
Sehingga kita dapatkan gambar seperti berikut:

Gambar 2.22. Plane 1.


4. Hapuslah garis bantu yang panjangnya 100 mm.
5. Click kemudian buatlah sketch full line seperti gambar
dibawah ini.

Gambar 2.23. Plane 1 Full Line.


6. Click icon loft sehingga kotak dialog loft akan aktif seperti
berikut.
Gambar 2.24. Dioalog Loft.
7. Dari kotak dialog diatas, definisikan group profile dengan cara
click sketch lingkaran yang R=30 mm dan R=10 mm. Kemudian
pada group guide curves kita definisikan dengan click kedua
sketch full line yang menghubungkan lingkaran yang besar dan
yang kecil.
8. Click checklist sehingga akan kita dapatkan gambar hasil proses loft
dengan menggunakan curve sebagai berikut:

Gambar 2.25. Hasil Proses Loft Dengan Menggunakan Curve.


2.5. Pemodelan 3D Shaft Berlubang Pasak Menggunakan Metode Revolve
dan Cut Extrude Dengan Plane Sejajar
Pemodelan 3D shaft berlubang dengan metode revolve dan cut
extrude menggunakan plane sejajar melibatkan penggunaan dua teknik
pemodelan utama. Pertama, metode revolve digunakan untuk membuat
bentuk umum dari shaft dengan memutar suatu profil dasar sepanjang suatu
sumbu. Setelah itu, metode cut extrude dengan menggunakan plane sejajar
digunakan untuk membuat lubang pasak atau pemotongan pada shaft
tersebut. Dengan kombinasi kedua metode ini, dapat membuat model 3D
shaft berlubang dengan presisi sesuai kebutuhan desain.
Membuat shaft dengan lubang pasak, dimana panjang shaft 150
mm lubang pasak 10 mm.
1.
Click icon new dan icon part untuk membuat part baru
2.
Click icon dan icon sketch 2D sehingga
sketch tool dapat kita aktifkan. dan buatlah sketch
seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.26. Sketch.


3.
Click icon revolve atau pada baris menu click insert, base,
revolv. Kemudian kita definisikan revolve parameter dengan one
direction dan 360 deg seperti gambar dibawah setelah itu click
checklist:

Gambar 2.27. Menu Revolve.


4.
Click menu bar insert, reference geometri, plane. Dan kemudian
buatlah plane baru yang sejajar dengan click top dengan
jarak 25 mm.
5.
Dari plane baru buatlah sketch untuk lubang pasak seperti gambar
dibawah ini;

Gambar 2.28. Sketch Untuk Lubang Pasak.


6.
Click icon cut extrude dan kemudian tentukan kedalaman
lubang pasak sebesar 10 mm seperti gambar dibawah:
Gambar 2.29. Hasil Lubang Pasak.

BAB III
RANCANGAN PRODUK
3.1. Gambar Produk

Gambar 3.1. Part 1 As Shock.

Gambar 3.2. Part 2 Mur.

Gambar 3.3. Part 3 Per.

Gambar 3.4. Shock absorber.


3.2. Langkah-langkah
Langkah-langkah dalam pembuatan gambar produk menggunakan
solidworks adalah sebagai berikut:
1. Nyalakan PC/Laptop
2. Klik aplikasi solidworks
3. Klik part
4. Kemudian dilanjutkan dengan mengklik ikon front plane lalu sketch
5. Kemudian tekan klik ikon new dan ikon part untuk membuat gambar
baru
6. Kemudian tekan klik ikon sketch 2d sehingga sketch tool dapat
diaktifkan
7. Buat alas peredam dengan lingkaran diameter 45 mm dan ekstrusi
hingga 3 mm.
8. Buat permukaan atas dengan lingkaran diameter 10 mm dan ekstrusi
hingga panjang 70 mm.
9. Buat permukaan belakang dengan lingkaran diameter 24 mm, ekstrusi
hingga 28 mm, pilih isi 6 mm, dan pilih tepi.
10. Buat trim pada bidang depan dengan garis tengah dan cermin.
11. Buat lubang dengan sketsa normal, gambar garis rectangle dengan
lebar 125 mm, dan ekstrusi potong.
12. Buat bagian kedua dengan sketsa dan ekstrusi.
13. Buat bagian ketiga sebagai pegas dengan sketsa, lingkaran, dan
ekstrusi.
14. Buat bagian terakhir dengan dua lingkaran dan ekstrusi.
15. Susun perakitan dengan menyusun bagian-bagian tersebut, tambahkan
hubungan, dan atur perakitan.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Analisa Produk (Solidworks)
Adapun Analisa yang kami dapatkan dari rancangan produk yang kami
buat yaitu shock absorber. Shock absorber, sebagai elemen kunci dalam sistem
suspensi kendaraan, mengundang analisis menyeluruh untuk mengevaluasi
kualitas dan kinerjanya. Desain dan konstruksi shock absorber harus
mempertimbangkan faktor-faktor seperti tipe suspensi, beban kendaraan, dan
kondisi jalan untuk memastikan kekuatan dan daya tahan yang optimal. Kinerja
shock absorber dalam berbagai kondisi jalan dan beban kendaraan perlu diuji
untuk menjamin kenyamanan berkendara, stabilitas, dan keamanan. Analisis
efisiensi energi diperlukan untuk mengukur kemampuan shock absorber dalam
mengonversi energi kinetik menjadi energi panas dengan efisien.
Produk shock absorber yang dirancang menggunakan solidworks
menghadirkan keunggulan melalui pendekatan desain 3D yang rinci dan terinci.
solidworks memfasilitasi penggunaan material yang optimal untuk setiap
komponen, memungkinkan analisis struktural yang mendalam untuk memastikan
kekuatan dan keamanan dalam berbagai kondisi operasional. Dengan bantuan alat
simulasi dinamika, insinyur dapat memahami perilaku shock absorber dalam
situasi ekstrem dan mengoptimalkan desain untuk kenyamanan berkendara dan
efisiensi. Proses iterasi desain yang efisien melalui solidworks memungkinkan
perusahaan untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara daya tahan dan
kinerja. Selain itu, analisis thermal membantu dalam memahami distribusi panas
di dalam komponen-komponen, yang penting untuk kinerja yang baik dalam
berbagai kondisi suhu. solidworks visualize memberikan kemampuan untuk
menciptakan representasi visual realistis, mendukung presentasi kepada tim
desain, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan kemudahan
pembuatan dokumen teknis dan gambar, solidworks juga memberikan dukungan
lengkap untuk proses produksi dan dokumentasi. Keberhasilan produk ini tidak
hanya ditentukan oleh kecanggihan desain menggunakan solidworks tetapi juga
oleh faktor-faktor seperti bahan baku, metode produksi, dan uji kualitas.

4.1.1. Kesimpulan Produk (Solidworks)


Dalam kesimpulan, penggunaan solidworks dalam desain dan
pengembangan shock absorber membawa sejumlah keunggulan signifikan.
solidworks memfasilitasi proses desain 3D yang rinci dan efisien, memungkinkan
perancang untuk memodelkan setiap komponen dengan detail tinggi. Analisis
struktural dan dinamika menggunakan solidworks Simulation memungkinkan
evaluasi kinerja shock absorber dalam berbagai kondisi operasional, sementara
kemampuan iterasi desain mendukung pencapaian keseimbangan optimal antara
kenyamanan dan daya tahan. solidworks juga memberikan keuntungan dalam
visualisasi produk, memungkinkan pembuatan gambar dan animasi realistis yang
mendukung presentasi dan pemahaman produk. Dengan kemampuan dokumentasi
dan pembuatan gambar teknis, solidworks menyederhanakan proses produksi dan
perawatan.
Meskipun solidworks memberikan alat yang kuat untuk desain,
keberhasilan shock absorber juga tergantung pada faktor-faktor seperti pemilihan
material yang tepat, metode produksi yang efisien, dan uji kualitas yang ketat.
Keseluruhan, penggunaan solidworks dalam pengembangan shock absorber dapat
meningkatkan efisiensi desain, mempercepat siklus pengembangan produk, dan
memberikan hasil akhir yang memiliki kualitas dan kinerja yang optimal.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pratikum modul V ini dapat kita simpulkan bahwa menggambar
solidwork lebih sedikit memakan waktu dari pada menggambar manual karena
sudah ada menu-menu seperti menu garis, kotak, dan lain-lain jadi kita perlu
membuatnya lagi secara manual dan menggambar menggunakan solidworks
membuat kita dapat membuat kita bekerja lebih cepat dan efisien serta membuat
kita mengerti dalam perkembangan zaman. Oleh karena itu gambar bukan hanya
dibuat untuk menyuplai bagian-bagian produk untuk perbaikan ataupun untuk
diperbaiki, tetapi gambar-gambar tersebut diperlukan untuk disimpan dan
dipergunakan sebagai bahan informasi untuk rencana-rencana baru yang akan
datang. Untuk itu diperlukan cara-cara penyimpanan, kodefikasi nomor urut
gambar dan sebagainya. Oleh karena itu mengggambar menggunakan solidworks
sangat berguna bagi kita karena ketepatan, kecepatan waktu, keefisienan lebih
baik dari pada menggambar manual. Oleh karena itu kita dapat menggunakan
solidworks untuk membuat perancangan produk dengan lebih mudah dengan
efisien, cepat dan memiliki ketepatan yang tepat. Dan juga menggambar
menggunakan solidwork memiliki sedikit kesulitan tapi jika kita sering
menggunakannya maka kita akan mahir dalam menggambar menggunakan
solidworks. Oleh karena itu menggambar teknik menggunakan solidworks sangat
penting. Dan ilmu ini berguna untuk kita untuk melanjutkan materi di pratikum-
pratikum berikutnya karena ini akan dipakai untuk pembelajaran baik di pratikum
berikutnya ataupun dalam kehidupan kita sehari-hari dalam pekerjaan nantinya.
Walaupun ada beberapa kekurangan dibandingkan dengan AutoCAD
2007, tapi aplikasi solidworks masih bisa dipakai untuk merancang produk dengan
sempurna, baik perancangan 2 dimensi maupun 3 dimensi, selain itu aplikasi
solidwork ini lebih ringan (murah) dibandingkan aplikasi AutoCAD yang lebih
berat. Dan juga dalam materi revolve dan extrude ini cara yang digunakan untuk
memakainya tidak terlalu susah tapi jika kita tidak serius juga sama saja tidak.
Kesimpulan yang didapatkan perintah extrude dan revolve sangat penting karena
untuk membuat produk pasti kita akan menggunakan extrude dan revolve kalau
fungsi dari 2 menu ini saja kita tidak mengerti bagaimana kita akan membuat
rancangan produk dengan baik dan benar oleh karena itu kita wajib mempelajari
dan mengerti fungsi dari extrude dan revolve.
5.2. Saran
Dalam pelaksanaan praktikum menggambar teknik ini sudah cukup baik
karena di tunjang dengan memfasilitasi kegiatan praktikum ini, begitu juga
dengan pembimbing dan juga asisten asisten dosen yang sangat berperan penting
dan baik dalam pelaksanaan praktikum ini. Dan sedikit saran yang bisa kami
berikan yaitu agar kedepan nya memberikan inovasi- inovasi terbaru lagi agar
dapat lebih memahami materi yang di berikan.
DAFTAR PUSTAKA
Boby Faisal, 2021, rancangan desain alat peraga elektro pneumatic menggunakan
perangkat lunak solidworks 2016, Kota tegal.
Dr. Damora Rhakasywi, ST., MT, Rancang Bangun Elemen Mesin 3D
Dengan Solidworks
Umi Nafisatul Khoymah, Bambang Sujatmiko, 2023, Pengembangan modul
pembelajaran teknik animasi pemodelan objek 3D dengan model
pembelajaran PJBL untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik dan
keaktifan belajar siswa XII multimedia (studi kasus: SMKN 1 Grati),
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai