Anda di halaman 1dari 12

DESAIN PEMBELAJARAN MADRASAH IBTIDAIYAH

Dosen Pengampu: RUSTAN EFENDY, S.Pd.I, M.Pd.I

Disusun Oleh

Kelompok 1

Nur Jannati Aulia : 2220203886208116

Nurheda : 2220203886208132

Fauzan Kholis : 2220203886208135

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

TAHUN 2023
BAB 1

KONDISI SOSIO KULTURAL MASYARAKAT ARAB PRA DAN


SETELAH KEDATANGAN ISLAM
KOMPETENSI INTI (KI)

KI–1 KI–2 KI-3 KI-4


(SIKAP (SIKAP SOSIAL) (PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
SPIRITUAL)
1. Menerima, 2. Menunjukkan 3. Memahami 4. Menyajikan
menjalankan, dan perilaku jujur, pengetahuan pengetahuan
menghargai disiplin, faktual dengan faktual dalam
ajaran agama tanggung jawab, cara mengamati bahasa yang jelas,
yang dianutnya. santun, peduli, [mendengar, sistematis dan
dan percaya diri melihat, logis, dalam karya
dalam membaca] dan yang estetis, dalam
berinteraksi menanya gerakan yang
dengan keluarga, berdasarkan rasa mencerminkan
teman, guru, dan ingin tahu tentang anak sehat, dan
tetangganya. dirinya, makhluk dalam tindakan
ciptaan Tuhan yang
dan kegiatannya, mencerminkan
dan benda-benda perilaku anak
yang dijumpainya beriman dan
di rumah, di berakhlak mulia.
sekolah dan
tempat bermain.

KOMPETENSI DASAR (KD)

KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI


DASAR DASAR DASAR DASAR
1.1 Menerima nilai- 2.1 Menjelaskan 3.1 Memahami 4.1 Mengidentifikasi
nilai positif dari sikap kasih sayang tradisi masyarakat fakta dan detail kisah
tradisi masyarakat terhadap keluarga, Arab sebelum Islam. tentang tradisi
Arab sebelum Islam. teman, dan guru. masyarakat Arab
sebelum Islam.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Agar peserta didik mampu :

1. Menerima kebaikan tanpa memandang perbedaan.


2. Meyakini bahwa tidak ada Tuhan Selain Allah swt.
3. Menunjukkan sikap toleran.
4. Menunjukkan sikap kasih sayang.
5. Menjelaskan keadaan aktifitas sosial terkait kondisi geografis.
6. Menjelaskan tradisi baik dan buruk masyarakat Arab sebelum Islam.
7. Menuliskan fakta dan kisah sejarah Arab sebelum Islam.
8. Menceritakan fakta dan kisah sejarah Arab sebelum Islam.
MATERI POKOK
A. Kondisi Sosio Kultural Masyarakat Arab Pra dan Setelah Kedatangan Islam
1. Keadaan Geografis Masyarakat Arab Pra Kedatangan Islam
Secara geografis wilayah Arab terletak di Benua Asia bagian Barat. Wilayah ini
dikenal dengan sebutan Jazirah Arab. Wilayah Arab sebagaian besar berupa padang
pasir, maka iklimnya sangat panas bahkan para ahli menyatakan bahwa Jazirah Arab
adalah wilayah terpanas di belahan muka bumi. Jazirah Arab ini juga mendapat
julukan Pulau Gundul yang disebabkan iklimnya sangat panas, tandus dan banyak
gunung.
Wilayah Arab daerahnya terdiri dari gurun-gurun yang udaranya sangat panas dan
tidak berangin. Daerah ini membentang dari Laut Merah hingga Najran Yaman,
wilayah ini adalah daerah Tihamah, sedangkan wilayah yang berupa lembah di celah-
celah pegunungan daerah yang berada di tengah dan berhadapan dengan Laut Merah
yang beriklim sedang adalah daerah Hijaz. Di wilayah Hijaz inilah terdapat dua kota
suci, yakni Makkah dan Madinah. Di Makkah inilah terdapat ka’bah, gua hira, shad
an marwah, arafah, mina dan sumber mata air yang tidak pernah kering yang
merupakan peninggalan Nabi Ibrahim a.s. dan putranya Nabi Ismail a.s. yang disebut
zam-zam. Najed adalah suatu wilayah yang berupa dataran tinggi, berbeda dengan
wilayah Al-Arudh yaitu wilayah padang pasir luas yang terkenal dengan padang
sahara yang tandus dan gersang. Wilayah Al-Arudh berada di bawah kekuasaan
bangsa Persia. Wilayah jazirah Arab lainnya yaitu Yaman, suatu wilayah di Jazirah
Arab yang telah banyak dihuni oleh masyarakat Arab pra-Islam. Penduduk Yaman
termasuk yang telah maju pada saat itu namun sering terjadi peperangan sehingga
banyak bangunan-bangunan yang lenyap dan musnah akibat perang. Sebelum
masuknya islam menurut ahli sejarah, masyarakat arab terbagi menjadi 3 kelompok
yaitu Arab Aribah, Arab Musta’ribah Qahthaniyah, Arab Musta’ribah Adnaniyah.

2. Keadaan Sosial Budaya Masyarakat Arab Pra Kedatangan Islam


Solidaritas kesukuan dalam kehidupan masyarakat Arab sebelum Islam dikenal
sangat kuat, Bangsa Arab memiliki karakter yang positif seperti pemberani, ketahanan
fisik, kekuatan daya ingat, hormat akan harga diri dan martabat, penganut kebebasan,
loyal terhadap pemimpin, pola hidup sederhana, ramah, ahli syair dan sebagainya.
Tapi karakter baik mereka terkikis oleh sifat buruknya. Mereka melakukan kebiasaan-
kebiasaan buruk seperti minum khamr (arak) sampai mabuk, berzina berjudi,
merampok, menyembah berhala, dewa, malaikat, jin, setan, kuburan, serta benda-
benda langit seperti matahari, bulan, bintang dan sebagainya. Dikarenakan solidaritas
kesukuan mereka yang sangat kuat sehingga perselisihan perorangan hampir selalu
menimbulkan konflik antar kabilah. Hal ini dikarenakan hubungan seorang laki-laki
dengan saudaranya, anak saudaranya, dan kerabatnya sangatlah dekat. Namun
fanatisme kabilah sangat tinggi bahkan mereka rela mati karena fanatisme tersebut,
sebab landasan aturan sosialnya adalah fanatisme rasial dan marga.
Sebab Perbudakan pada masa sebelum adanya Islam, menempatkan kaum
perempuan pada kedudukan yang sangat rendah. Perempuan dipandang ibarat
binatang piaraan dan tidak memiliki kehormatan dan kekuatan untuk membela diri.
Dengan demikian secara garis besar, kondisi sosial bangsa Arab pra-Islam bisa
dikatakan sangat primitif. Kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan, manusia
hidup layaknya binatang, wanita diperjualbelikan dan kadang-kadang diperlakukan
layaknya benda mati. hal ini terjadi dikarenakan keadaan sosial masyarakat Arab yang
sangat dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografisnya dimana bagian tengah Jazirah
Arab terdiri dari tanah pegunungan yang tandus. Secara individu pula, orang-orang
Arab lebih suka meninggalkan tanah air daripada tunduk kepada perintah. Mereka
tidak akan taat kepada peraturan apa pun yang berlaku atau lembaga apa pun yang
berkuasa. Mereka hanya mengenal kebebasan pribadi, kebebasan keluarga, dan
kebebasan kabilah yang penuh. Mereka dalam kegelapan karena tidak mau mengikuti
petunjuk agama yang benar yang dibawa oleh para rasul Allah swt.
Dalam bidang sosial politik, masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki
sistem pemerintahan yang mapan dan teratur. Mereka juga belum memiliki aturan
hidup yang baik, tidak terdapat pemerintahan adat hukum yang tetap mereka hanya
mengikuti serta mematuhi adat istiadat dan kebiasaan yang telah berlaku turun-
temurun. Mereka juga hanya mempunyai pemimpin yang disebut Syeikh atau Amir,
yang mengurusi persoalan mereka dalam masalah perang, pembagian harta dalam
pertempuran tertentu. Di luar itu seorang Syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak
mengatur anggota kabilahnya. Mereka hidup berkelompok dan mementingkan
kelompoknya. Sehingga di antara suku-suku itu sering terjadi persaingan yang
mengakibatkan terjadinya perselisihan.
Namun disamping dari pada banyaknya kelakuan atau sifat buruk dari pada bangsa
Arab, Penduduk Jazirah Arab juga dikenal sangat dermawan, suka menepati janji,
teguh pendirian, dan lain sebagainya. Mereka saling berlomba-lomba dan
membanggakan diri dalam hal kedermawanan. Bahkan kebanyakan syair-syair
mereka itu dipenuhi dengan pujian dan sanjungan terhadap kedermawanan ini.
Kebiasaan mereka minum khamr dan bermain judi, sesungguhnya bukanlah karena
bangga dengan minumnya itu, tetapi mereka menganggap dengan minum khamr
merupakan salah satu cara untuk menunjukkan kedermawanan dengan memboroskan
hartanya.

3. Keadaan Ekonomi Masyarakat Arab Pra Kedatangan Islam


Sebelum adanya Islam di jazirah arab Secara garis besar, mata pencaharian atau
pekerjaan masyarakat Arab jahiliyah adalah berternak, bertani, dan berdagang.
Penduduk yang tinggal di kota disebut suku Hadary, artinya penduduk yang menetap
di kota. Mata pencaharian mereka adalah berdagang. Sedangkan penduduk pedesaan
disebut suku Badawi (Badui) yang suka berpindah-pindah tempat. Mata pencaharian
mereka adalah bertani dan beternak. Sementara penduduk di daerah pesisir hidup
menetap dengan mata pencaharian menggembalakan kambing, berburu, bertani dan
berniaga. Serta Masyarakat perkotaan yang tinggal di daerah subur, seperti Yaman,
Thaif, Madinah, Najd, Khaibar atau yang lainnya, mereka menggantungkan sumber
kehidupan pada pertanian. Namun Pada masa pra-Islam, perdaganganlah yang
merupakan sarana yang paling dominan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini
dikarenakan Jazirah Arab ketika itu merupakan daerah yang terletak pada jalur
perdagangan yang menghubungkan antara Syam dan Samudera Hindia.
Makkah sebagai tempat persinggahan para kafilah dagang yang datang dan pergi
menuju pusat perniagaan. Hal ini di karenakan letak geografis Makkah yang sangat
strategis. Makkah juga yang merupakan tempat kelahiran Rasulullah Muhammad
saw., adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di antara kota-kota lainnya
di negeri Arab. Kota ini menjadi jalur utama perdagangan yang menghubungkan
antara Yaman di sebelah selatan Jazirah Arab dengan Syria di sebelah utaranya.
Melalui jalur perdagangan ini, bangsa Arab banyak berhubungan dengan bangsa-
bangsa Syria, Persia, Habsyi, Mesir, dan Romawi.
Pada wilayah-wilayah pesisir pantai banyak menghasilkan buah dan sayur-sayuran.
Yaman merupakan wilayah tersubur di Jazirah Arab yang menghasilkan gandum dan
kopi. Pertanian mereka menggunakan sistem tadah hujan. Sedangkan jagung dan padi
tumbuh subur di beberapa wilayah Oman, sedangkan di Hadramaut dan Mahra
utamanya menghasilkan palawija. Hasil-hasil pertanian inilah yang menjadi
komoditas perdagangan di Arabia.
Adapun mengenai perindustrian atau kerajinan, hal ini tidak banyak berkembang di
kalangan bangsa Arab. Hasil kerajinan berupa jahit-menjahit, menyamak kulit, dan
lainnya kebanyakan berasal dari rakyat Yaman, Hirah, dan pinggiran Syam yang lebih
dulu mempunyai peradaban dibandingkan bagian lain Jazirah. Sedangkan di Jazirah
bagian tengah di sekitar Gurun Sahara yang demografi alamnya berupa lembah-
lembah berair di musim hujan, penduduknya banyak yang bertani dan menggembala
ternak kambing, biri-biri, kuda, dan unta. Adapun wanitanya cukup menangani
pemintalan. Pusat perdagangan seperti pasar-pasar pada masa ini juga tidak sekedar
sebagai tempat jual beli, tetapi juga menjadi pusat peradaban, kekayaan bahasa dan
transaksi-transaksi global. Bahasa Arab orang-orang Quraisy pada saat itu menjadi
bahasa yang paling mudah diucapkan, paling enak didengar serta paling kaya
perbendaharaan kata dan maknanya. Dalam bidang ekonomi, riba sudah lazim dan
dipraktekkan di jazirah Arab. Bahkan mekah sebagai pusat sudah terpengaruh sistem
riba. Hal ini biasa terjadi karena terpengaruh dengan system perdagangan yang
dilakukan oleh bangsa lain. Adapun alat transportasi utama saat itu adalah unta, yang
dianggap sebagai perahu padang pasir, unta merupakan kendaraan yang menakjubkan.
Unta memiliki kekuatan yang Tangguh, mampu menahan haus dan mampu
menempuh perjalanan yang sangat jauh. Unta-unta ini pergi membawa barang
dagangan dari satu negeri ke negeri lainnya untuk diperjualbelikan.
Dengan demikian secara umum bahwa penduduk Arab sebagian besar
kehidupannya tergantung pada perdagangan, terutama penduduk Makkah. Penduduk
Makkah ini memiliki strata sendiri yang lebih mulia dibanding dengan orang-orang
Arab lainya. Hal ini disebabkan Makkah termasuk kawasan Haram yang mendapatkan
perlindungan dari Allah swt.

4. Keadaan Masyarakat Arab Setelah Kedatangan Islam

Hadirnya Islam di tengah-tengah keadaan masyarakat Arab yang sedang


mengalami kesesatan membuat beberapa perubahan yang cukup signifikan dalam
segala bidang, baik sosial, ekonomi, agama, moralitas, politik, dan sebagainya. Dari
yang sebelumnya mengalami tindakan ketidak adilan, penindasan, peperangan, tidak
adanya rasa menghargai dan menghormati sesama manusia, merendahkan harkat dan
martabat dari seorang perempuan, kesyirikan, menjadi berpegang teguh pada agama
Allah dengan segala kedamaiannya, tidak membeda-bedakan antara golongan atau
ras, saling menghargai dan menghormati kepada sesama, dihargainya seorang wanita
dan masih banyak lagi.

Perubahan masyarakat jazirah arab dalam bidang keberagamaan itu sendiri sangat
jelas, hadirnya Islam membawa perubahan pemikiran masyarakat Arab secara
perlahan untuk tidak melakukan kesyirikan atau menyembah selain Allah swt. Hal itu
terlihat setelah adanya atau kehadiran agama Islam ini dimana segala bentuk
kesyirikan dan segala bentuk penyembahan terhadap berhala dibongkar semua oleh
Rasululllah saw. Lalu mereka diajarkan amalan-amalan yang sesuai dengan agama
Islam melalui dakwah yang dilakukan oleh Baginda Nabi Muhammad saw. Dan dari
situlah terbentuknya teras dan terbangunnya tingkah laku yang beragama. Dengan
begitu masyarakat jazirah arab mulai menyembah kepada Tuhan yang benar yaitu
Allah swt., dan perlahan mulai menghilangkan kebiasaan mereka yang menyembah
berhala yang dipahat atau diukir dengan tangan mereka sendiri atau dalam artian
berhala buatan sendiri. Lalu perlahan mengurang pula masyarakat yang menyembah
api, dan menganggap bahwa Tuhan itu matahari, bulan, bintang, dan sejenisnya. Serta
perilaku moralitas,yang dahulu terjadi ketidak adilan bagi seorang laki-laki dan
perempuan dalam pembagian harta warisan, terjadi tindakan kekerasan terhadap para
perempuan, terjadinya pelecehan seksual secara nyata dan bebas, tukar menukar istri
hanya untuk pemuas kebutuhan seksual, namun setelah datangnya agama islam
menjadi bersikap adil antara laki-laki dan perempuan walaupun hak warisan
perempuan tidak sebanyak laki-laki tapi setidaknya mereka mau melakukan keadilan
yang dianjurkan dalam agama islam. Lalu mereka juga bisa menghormati harkat dan
martabat seorang perempuan yang tidak hanya dilakukan sebagai alat pemuas nafsu
belaka, dan tidak menggunakan lagi istilah-istilah yang menyimpang dari agama
Islam.

Perubahan ekonomi masyarakat Arab setelah adanya Islam dimana yang dulunya
sebelum masuknya Islam di jazirah arab, masyarakat banyak melakukan hal yang
tidak sesuai atau kedzaliman dan melakukan penindasan karena mereka melakukan
ekonomi kebebasan. Kebiasaan mereka adalah melakukan jual beli dan pinjam
meminjam tanpa ada rasa belas kasihan. Sumber daya ekonomi dari mereka juga
diperoleh dari uang haram yaitu dari hasil penjualan patung berhala. Selain itu mereka
juga memperlakukan sistem riba yang artinya penambahan jumlah uang pada saat
meminjam. Mereka juga memungut bea cukai kepada para pedagang yang melakukan
perdagangan di daerah sekitar mereka. Namun setelah masuknya agama Islam mereka
mulai menganut sistem ekonomi menurut agama Islam dengan menegakkan keadilan
dan tidak adanya penindasan walaupun belum sepenuhnya dilakukan tetapi mereka
sudah mulai menghilangkan kebiasaan buruk.

Dalam hal politik mereka tidak mempunyai undang-undang dan tidak memiliki
peraturan sekalipun. Jadi kehidupan mereka benar-benar bebas dan tidak terikat oleh
suatu peraturan, mereka juga tidak memiliki sistem untuk mengatur kekuasaan dan
pemindahan kekuasaan. Namun setelah agama Islam masuk pada masyarakat tersebut,
mereka diajarkan untuk meletakkan atau menerahkan semua kepada Allah swt.
sebagai sumber keutamaan dalam setiap hal atau perkara yang dilakukan. Mereka juga
menekankan prinsip-prinsip berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan yang meliputi
keadilan dan persamaan terhadap sesama manusia agar dapat saling menghargai dan
dapat tegaknya Hak Asasi Manusia tersebut. Untuk saat ini hal yang masih dilakukan
adalah kegiatan riba, kegiatan itu masih ada sampai sekarang dan masih susah untuk
dihilangkan.

RANGKUMAN

1. Kehidupan masyarakat jazirah Arab sebelum kedatangan Islam mereka dikenal


melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk seperti minum khamr (arak) sampai mabuk,
berzina, berjudi, merampok, menyembah berhala, dewa, malaikat, jin, setan,
kuburan, serta benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang dan sebagainya,
serta masyarakat banyak melakukan hal yang tidak sesuai atau kedzaliman dan
melakukan penindasan karena mereka melakukan ekonomi kebebasan. Kebiasaan
mereka adalah melakukan jual beli dan pinjam meminjam tanpa ada rasa belas
kasihan. Sumber daya ekonomi dari mereka juga diperoleh dari uang haram yaitu
dari hasil penjualan patung berhala. Selain itu mereka juga memperlakukan sistem
riba yang artinya penambahan jumlah uang pada saat meminjam.

2. Hadirnya islam ditengah-tengah keadaan masyarakat Arab yang sedang mengalami


kesesatan membuat beberapa perubahan yang cukup signifikan dalam segala
bidang, baik sosial, ekonomi, agama, moralitas, politik, dan sebagainya. Dari yang
sebelumnya mengalami tindakan ketidak adilan, penindasan, peperangan, tidak
adanya rasa menghargai dan menghormati sesama manusia, merendahkan harkat
dan martabat dari seorang perempuan, kesyirikan, menjadi berpegang teguh pada
agama Allah dengan segala kedamaiannya, tidak membeda-bedakan antara
golongan atau ras, saling menghargai dan menghormati kepada sesama,
dihargainya seorang wanita dan masih banyak lagi.

PROSES PEMBELAJARAN

I. Persiapan

1) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran


yang dipimpin oleh salah satu peserta didik.

2) Guru melakukan absensi sebelum memulai pelajaran.

3) Guru memeriksa kerapian peserta didik.

4) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih semangat melakukan
pembelajaran.

5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

6) Media, alat dan bahan pembelajaran bisa berupa tulisan, buku, power point, video
pembelajaran, papan tulis, handphone, laptop, dan LCD.

II. Pelaksanaan

1) Guru menyampaikan materi tentang kondisi sosio kultural masyarakat bangsa arab
pra dan setelah masuk Islam.

2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai hal-
hal yang belum dipahami terkait dengan materi yang telah disampaikan.

3) Guru memberi kesimpulan mengenai materi yang dipelajari.


PENILAIAN

I. Penilaian Sikap
Penilaian ini berdasarkan hasil pengamatan guru mengenai sikap dan perilaku
peserta didik.
No Nama Aspek Yang Dinilai Nilai
Siswa 1 2 3
1

Aspek yang dinilai:


1. Etika atau Sikap
2. Kedisiplinan
3. Tanggung Jawab
II. Penilaian Pengetahuan
No Nama Aspek Yang Dinilai Nilai
Siswa 1 2
1
2
3
Aspek yang dinilai:
1. Kemampuan memahami materi yang diajarkan
2. Kemampuan menjawab soal-soal dan tugas yang diberikan
III. Penilaian Keterampilan
No Nama Aspek Yang Dinilai Nilai
Siswa 1 2
1
2
3
Aspek yang dinilai:

1. Kemampuan peserta didik dalam menganalisis suatu hal dalam


pembelajaran
2. Kemampuan peserta didik dalam marangkai sesuatu dalam pembelajaran

PENGAYAAN
Guru melakukan pengayaan terhadap peserta didik dengan berbagai cara seperti
pemberian soal-soal latihan yang bersifat pengayaan dengan tujuan agar peserta didik
lebih memahami materi serta memiliki bakat dan kemampuan yang baik dalam
menguasai materi. (kegiatan pengayaan tidak lepas kaitannya dengan penilaian
sehingga peserta didik yang berhasil dalam pengayaan maka akan diberikan tambahan
nilai).

REMEDIAL
Peserta didik yang memiliki nilai dibawah rata-rata dalam pengayaan maka akan
melakukan remedial dengan berbagai cara salah satunya seperti pemberian bimbingan
khusus dan tugastugas tertentu bagi peserta didik.

INTERAKSI GURU DENGAN ORANG TUA


Guru sering berinteraksi dengan orang tua siswa baik secara langsung maupun
tidak langsung atau dengan cara lain menggunakan buku penghubung antara guru
dengan orang tua siswa dimana buku itu berisi tentang hasil belajar anaknya baik dari
hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik.

Anda mungkin juga menyukai