PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
NAFISAH MUTHMAINNAH
NIM 19010684035
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut Tetra Pak Index Report 2017, tercatat ada sekitar 132
juta pengguna internet di Indonesia. Hampir setengah penduduk
Indonesia adalah penggemar media sosial, sekitar 40%. Jumlah ini
meningkat pesat sejak tahun 2016, dengan peningkatan pengguna
internet sekitar 51% atau sekitar 45 juta pengguna, diikuti dengan
peningkatan pengguna aktif media sosial sebesar 34%. Penggunaan
internet setiap hari memprediksi tingkat kecanduan internet di
Indonesia (Patria, dkk, 2019).
Internet menawarkan cara baru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi tidak seperti media sebelumnya. Pesatnya
perkembangan teknologi internet telah melahirkan berbagai bentuk
media sosial. Hal ini juga didukung oleh penelitian Warkemajuan
teknologi ponsel yang memberikan kemudahan bagi pengguna
media sosial. Media sosial menjadi sangat populer karena
memudahkan komunikasi. Beberapa media sosial yang paling
banyak digunakan oleh anak-anak dan orang dewasa antara lain
Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp dan YouTube.
(Warpindyastuti, dkk, 2018).
Perkembangan media sosial tentunya membawa dampak yang
bermacam-macam, baik positif maupun negatif. Sebagai sarana
informasi interaksi antar manusia semakin mudah, promosi dan
hiburan merupakan pengaruh positif dari media sosial (Muklason,
2011). Menurut Kraut (1998), interaksi internet berdampak negatif
terhadap kehidupan sosial dengan mengasingkan interaksi sosial,
atau yang disebut paradoks internet. Pecandu internet cenderung
mengabaikan interaksi sosial langsung (face to face) dengan orang-
orang terdekatnya (Masrura, dkk, 2022).
Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menimbulkan
berbagai macam masalah dan merugikan pengguna itu sendiri.
Young (dalam Atika, 2019) menjelaskan delapan kriteria yang
menunjukkan ketergantungan media sosial pada pengguna
internet. Individu yang mengalami lima dari delapan kriteria
tersebut mengalami keadaan kecanduan media sosial. Kedelapan
kriteria tersebut adalah: (1) senang menggunakan internet untuk
mengakses media sosial; (2) Menghabiskan lebih banyak waktu
untuk online; (3) upaya berulang kali untuk mengurangi
penggunaan Internet; (4) mengalami perubahan suasana hati saat
menggunakan Internet; (5) waktu online lebih lama dari yang
diharapkan; (6) kehilangan waktu, pekerjaan, pendidikan, atau
karier yang signifikan; (7) curang terhadap waktu yang dihabiskan
untuk internet; (8) menggunakan media sosial sebagai jalan keluar
dari masalah.
Beberapa hal diatas dihadapi oleh guru, disertai dengan beban
kerja yang berat, pertengkaran atau konflik dengan warga sekolah,
perilaku siswa yang tidak diharapkan, masalah kedisiplinan yang
ditunjukkan oleh siswa, motivasi kerja yang rendah, kendala waktu
dan kritik dari orang tua. Guru memiliki cara tersendiri untuk
mengatasi masalah tersebut. Sebagian guru pernah mengalami
stres ringan, kelelahan emosional, kecemasan yang berujung pada
kondisi psikosomatis dan depresi yang cukup berat dan
memerlukan penanganan yang tepat (Syafira, 2021).
Hal ini sejalan dengan hasil wawancara salah satu guru TK
‘Aisyiyah Bustanul Athfal di Jakarta. Menyatakan bahwa
penggunaan media sosial juga menimbulkan stres bagi para guru
TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal, karena menggunakannya secara
berlebih hingga kehilangan waktu dan timbul rasa insecure ketika
melihat keberhasilan orang lain. Selain itu, media sosial yang
digunakan memiliki dampak positif untuk komunikasi dengan
wali murid, mencari informasi dan referensi serta dokumentasi
kegiatan pembelajaran, ujarnya. Puspitarani dan Masykur (2018)
berpendapat bahwa seseorang yang memutuskan menjadi guru
PAUD, memerlukan waku yang lama untuk idealisme dan
komitmen yang tinggi. Guru yang bekerja dengan pengabdian
menurut keinginannya akan merasa lebih dekat dengan siswanya
dan bahagia menjalaninya (Djamarah, 2013).
Guru merupakan ujung tombak kemajuan bangsa Indonesia.
Kebahagiaan guru PAUD sangat penting untuk diperhatikan
karena dapat mempertahankan kemajuan dan peningkatan kualitas
pembelajaran anak usia dini, serta meningkatkan hasil
pembelajaran sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan
sehingga kita dapat menghasilkan generasi yang lebih baik dari
sebelumnya. Perkembangan media sosial telah menarik perhatian
untuk melakukan penelitian dari perspektif yang berbeda (Saputra,
2019). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
hubungan manajemen waktu dengan kebahagiaan guru TK
‘Aisyiyah Bustanul Athfal di Jakarta melalui penggunaan media
sosial.
Pada bab ini membahas mengenai hal-hal yang dikaji oleh peneliti.
Dengan diawali landasan teori berisi: kebahagiaan guru TK, manajemen
waktu dan penggunaan media sosial, penelitian yang relevan, kerangka
penelitian dan hipotesis.
2. Faktor kebahagiaan
Lyubomirsky, Sheldon, dan Schkade (2005)
memberikan pandangan atau teori mengenai
kebahagiaan, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
tingkat kebahagiaan seseorang. Ketiga faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Faktor genetik
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lykken
dan Tellegen yang dikutip oleh Lyubomirsky,
Sheldon, dan Schkade (2005), disimpulkan bahwa
sumber kebahagiaan seseorang dapat ditentukan
secara genetik yang stabil dari waktu ke waktu dan
tidak mudah dipengaruhi atau dikendalikan.
Penelitian tersebut melibatkan anak kembar
monozigot dan dizigot pada usia 20 dan 30 tahun,
dan secara konsisten menunjukkan bahwa
kebahagiaan orang dewasa sebagian besar
dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor genetik ini
mencakup aspek intrapersonal yang cenderung tidak
berubah, seperti sifat tempramen dan afeksi
kepribadian, seperti ekstraversi, gairah, dan
efektivitas negatif (Halimah & Nawangsih, 2021).
Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan warisan
neurobiologi dan cenderung hanya mengalami sedikit
perubahan sepanjang hidup.
b. Keadaan hidup
Lyubomirsky, Sheldon, dan Schkade (2005)
mengutip Diener dan rekannya dalam menyatakan
bahwa sumber kebahagiaan dapat dipengaruhi oleh
faktor situasional kehidupan, seperti wilayah
nasional, geografis, dan budaya tempat individu
tinggal, serta faktor demografi seperti usia, jenis
kelamin, dan etnis. Beberapa faktor situasional
lainnya yang dapat mempengaruhi individu termasuk
pengalaman hidup pribadi, seperti mengalami trauma
pada masa kecil, terlibat dalam kecelakaan mobil, atau
meraih penghargaan yang bergengsi. Selain itu,
variabel status kehidupan seperti status perkawinan,
status pekerjaan, keamanan kerja, pendapatan,
kesehatan, dan agama juga dapat mempengaruhi
kebahagiaan seseorang. Dalam kesimpulannya, faktor
situasional kehidupan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kebahagiaan individu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Lyubomirsky, Sheldon, dan Schkade (2005), faktor
situasional seperti status perkawinan dan agama
dapat mempengaruhi kebahagiaan seseorang.
Penelitian lain yang disebutkan dalam artikel tersebut
juga mengungkapkan bahwa orang yang menikah
dan religius cenderung lebih bahagia dibandingkan
dengan orang yang masih lajang, bercerai, janda, atau
tidak religius. Selain itu, kesehatan juga merupakan
faktor situasional yang mempengaruhi kebahagiaan,
di mana orang yang sehat, terutama yang lebih tua,
cenderung lebih bahagia dibandingkan dengan orang
yang sakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
faktor-faktor situasional tertentu dapat memengaruhi
tingkat kebahagiaan seseorang.
c. Kegiatan yang disengaja
Faktor yang dapat memberikan kebahagiaan
pada seseorang meliputi kegiatan yang disengaja,
dimana Manusia secara aktif berupaya menghasilkan
berbagai perilaku, karya, serta kekhawatiran yang tak
terhitung jumlahnya. Menurut Lyubomirsky (2005),
Kegiatan yang dilakukan secara sengaja memerlukan
usaha untuk dijalankan dan tidak terjadi secara
kebetulan atau tiba-tiba. Contohnya adalah
berolahraga secara teratur, melakukan kegiatan
kognitif, dan berjuang untuk mencapai tujuan pribadi
yang penting. Selain itu, faktor keadaan hidup seperti
wilayah geografis, budaya, faktor demografi, dan
sejarah pribadi individu juga dapat mempengaruhi
kebahagiaan seseorang. Selain itu, faktor genetik juga
dapat memainkan peran dalam menentukan
kebahagiaan, karena faktor genetik mencerminkan
karakteristik intrapersonal yang relatif stabil dan
mencakup ciri kepribadian afektif seperti ekstraversi,
gairah, dan efektivitas negatif, yang berakar pada
warisan neurobiologis dan sepanjang hidup hanya
akan berubah sedikit. Dengan demikian, faktor
genetik, keadaan hidup, dan kegiatan yang disengaja
dapat mempengaruhi kebahagiaan seseorang.
3. Definisi guru
Guru adalah seorang profesional pendidikan yang
bertanggung jawab dalam memberikan pembelajaran,
bimbingan, dan pengembangan karakter kepada siswa.
Menurut Sudarwan (2008), seorang pendidik yang
mempunyai kemampuan, keterampilan, dan kepribadian
yang baik, serta mempunyai tanggung jawab untuk
membantu siswa dalam mencapai tujuan pendidikan
disebut guru. Fasilitator merupakan salah satu peran
yang dijalankan oleh seorang guru, memberikan
dukungan dan sumber daya yang dibutuhkan agar
murid dapat mencapai tujuan belajarnya dengan lebih
efektif. Kapasitas guru sebagai pendidik harus
mengetahui bahwa memiliki tanggung jawab untuk
mencetak generasi bangsa yang bermoral, kreatis dan
inovatif (Nursalim, dkk, 2022).
Seorang guru juga harus mampu beradaptasi dengan
berbagai perubahan dalam lingkungan belajar, baik dari
segi teknologi, kurikulum, maupun kebutuhan individu
muridnya. Upaya pembinaan dirancang untuk
membantu anak mencapai potensi penuh dan
berkembang sesuai karakteristik kebutuhan usia
perkembangannya (Khotimah, dkk, 2020). Dalam
menjalankan tugasnya, seorang guru harus memiliki
keterampilan komunikasi yang baik, keahlian dalam
mengelola kelas, dan kemampuan untuk memotivasi
murid agar mereka dapat mencapai potensi terbaiknya.
4. Definisi kebahagiaan guru TK
Kebahagiaan dari sudut pandang seorang guru dapat
diartikan sebagai kepuasan dan rasa bahagia yang
dirasakan oleh seorang guru ketika melihat kemajuan
dan perkembangan yang dicapai oleh murid-muridnya
dalam belajar. Kebahagiaan ini juga bisa terjadi ketika
seorang guru merasa memiliki kontribusi yang besar
dalam membentuk karakter dan potensi anak didiknya
untuk masa depan yang lebih baik. Namun, kebahagiaan
yang dirasakan oleh seorang guru dalam menjalankan
tugasnya tidak selalu mudah didapatkan. Terdapat
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kebahagiaan
seorang guru seperti beban kerja yang terlalu tinggi,
tuntutan yang berlebihan dari pihak sekolah, serta
kurangnya dukungan dan penghargaan dari lingkungan
sekitar.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Carr
Alan (2004) ditemukan bahwa kebahagiaan seorang guru
dalam bekerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya adalah kondisi fisik dan psikologis guru,
motivasi dalam bekerja, dukungan sosial, dan iklim kerja
di lingkungan sekolah. Dalam hal ini, penting bagi pihak
sekolah dan masyarakat sekitar untuk memberikan
dukungan dan penghargaan terhadap kinerja guru agar
dapat meningkatkan kebahagiaan dan motivasi kerja
mereka.
Kebahagiaan merupakan aspek penting yang ada
dalam diri setiap individu, termasuk guru. Guru
diharapkan mengubah siswanya menjadi lebih baik,
terutama menanamkan semangat dan keinginan untuk
belajar, dan pada akhirnya membawa mereka menuju
kesuksesan. Sebagian besar waktu guru dihabiskan oleh
siswa untuk belajar, berinteraksi dan bersosialisasi
dihabiskan di sekolah, sehingga potensi mereka sangat
dipengaruhi oleh lingkungan sekolah (Leonard, 2015)
Selesai
2.5 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H0: Manajemen waktu dan penggunaan media sosial tidak
memiliki hubungan terhadap kebahagiaan guru TK.
H1: Manajemen waktu dan penggunaan media sosial memiliki
hubungan terhadap kebahagiaan guru TK.
BAB 3
METODE PENELITIAN
X1
\ Y
X2
Gambar 3.3
Y
X2
X1 Y
Keterangan:
X1 = Manajemen Waktu
X2 = Penggunaan Media Sosial
Y = Kebahagiaan Guru TK
M = Penggunaan Media Sosial
Penelitian metode kausal komparatif berupaya mengidentifikasi
hubungan sebab dan akibat antara dua atau lebih kelompok. Dalam
penelitian ini, dapat dikatakan bahwa sebab dan akibat tergantung
satu sama lain, di mana penyebab dapat mendahului efek atau
sebaliknya.
Metode pengumpulan datanya dengan cara wawancara,
kuesioner, dan dokumentasi. Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala likert. Sedangkan populasinya yaitu seluruh TK
‘Aisyiyah Bustanul Athfal wilayah Jakarta yang berjumlah 70
sekolah dengan menggunakan teknik purposive sampling, sampel
penelitian diambil berdasarkan karakteristik dan petimbangan
peneliti. Menggunakan uji instrument yaitu uji validitas dan uji
reliabilitas dengan teknik analisis regresi berganda dan analisis
jalur (path analysis). Serta menggunakan uji asumsi klasik dan uji
inferensial dengan bantuan program aplikasi SPSS 23.
KS=1.36
√n 1−n2
√ n1 ×n2
Keterangan:
KS = Harga kolmogorov-smirnov yang dicari
n1 = Jumlah sampel yang diperoleh
n2 = Jumlah sampel yang diperoleh
2. Uji Linieritas
Uji linearitas merupakan prosedur yang digunakan
untuk mengetahui keadaan linier atau tidaknya
distribusi data. Uji linearitas dilakukan untuk
membuktikan bahwa setiap variabel bebas (X) memiliki
hubungan linear dengan variabel terikat (Y) (Sahri, dkk,
2019). Hasil diperoleh melalui linearitas menentukan
teknik analisis data yang dipilih. Dasar untuk
mengambil keputusan uji linieritas menggunakan SPSS
dan perhitungan nilai signifikansi (Sig.) dan Fhitung
berdasarkan hasil uji linieritas. Rumus uji liniearitas:
RK reg
F reg
RK res
Keterangan :
F reg = Harga F garis linier
RK reg = Rerata kuadrat regresi
RK res = Rerata kuadrat residu
3. Uji Homogenitas
Homoskedastisitas adalah kondisi dimana varians
dari data adalah sama pada seluruh pengamatan
(Syamsuar, 2017). Uji homogenitas adalah uji yang
dilakukan untuk memastikan bahwa dua atau lebih
kumpulan data sampel berasal dari populasi dengan
varian (homogen) yang sama. Rumusnya uji Barrlet
(Hidayat,2013):
√
n . ∑ x −( ∑ x )
2 2
2
S =
x
n(n−1)
√
n . ∑ x −( ∑ x )
2 2
2
Sy =
n (n−1)
Keterangan :
F reg = Harga F garis linier
RK reg = Rerata kuadrat regresi
RK res = Rerata kuadrat residu
S besar
F=
S kecil
Keterangan :
F = Harga F
Sbesar = Varian terbesar
S Kecil = Varian terkecil
2. Uji Reabilitas
Menurut Sani dan Mashuri (2010: 250) “Realibilitas
menunjukkan pengertian bahwa sesuatu dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan
data karena instrument tersebut sudah baik. Untuk
mengetahui suatu alat ukur itu reliabel dapat diuji
dengan menggunakan rumus Cronbach’c Alpha sebagai
berikut:
r x=
[ n
(n−1)][ Σ σ2 b
1− 2
σ t ]
Keterangan :
rx = Koefisien reliabilitas alpha
n = Jumlah aitem pertanyaan
Σσ b
2
= Jumlah varian butir
2
σ t = Varians total
'
Y =i 2 +c X +bM +e y
3. Uji Regresi
Menurut Syamsuar (2017:7), model regresi linier
ganda (Multivariate Linear Regression) yang secara umum
modelnya seperti dituliskan diatas. Selain berguna untuk
dapat menjelaskan hubungan p variabel X secara
bersama terhadap variabel Y, dengan analisis regresi
ganda juga dapat diperoleh suatu penjelasan tentang
peranan atau kontribusi relatif setiap variabel X terhadap
variabel Y.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuisioner
Atas kesediaan Anda dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan terima
kasih.
Hormat saya,
Nafisah Muthmainnah
Pertanyaan
Skala Kebahagiaan
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya tidak merasa senang dengan apa
adanya saya sekarang
2. Saya sangat tertarik dengan kehidupan
orang lain
3. Saya merasa bahwa hidup saya sangat
bermanfaat
4. Saya memiliki perasaan yang hangat
pada semua orang
5. Saya jarang bangun tidur dengan
perasaan senang
6. Saya tidak terlalu optimis dengan masa
depan saya
7. Saya menemukan banyak hal
menyenangkan dalam hidup saya
8. Saya selalu berkomitmen dan terlibat
dalam kegiatan yang saya lakukan
9. Hidup saya sekarang menyenangkan
10. Saya tidak berfikir bahwa dunia adalah
tempat yang baik
11. Saya sering tertawa
12. Saya puas dengan hidup yang saya
jalani sekarang
13. Saya fikir saya tidak terlihat menarik
14. Ada ketidakcocokan antara apa yang
ingin saya lakukan dan apa yang telah
saya lakukan
15. Saya seseorang yang sangat bahagia
16. Saya menemukan keindahan dalam
beberapa hal yang terjadi dalam hidup
saya
17. Saya dapat membuat orang lain disekitar
saya menjadi ceria
18. Saya dapat beradaptasi dengan baik di
lingkungan saya
19. Saya merasa keputusan saya bukanlah
yang utama
20. Saya merasa bahwa saya dapat
melakukan segala hal yang saya
inginkan
21. Saya selalu waspada terhadap sekitar
saya
22. Saya sering mengalami hal yang
menyenangkan dan gembira
23. Saya sulit membuat keputusan
24. Saya tidak memiliki makna dan tujuan
yang pasti dalam hidup saya sekarang
25. Saya memiliki banyak energi
26. Saya berpengaruh baik dalam kegiatan
yang saya ikuti
27. Saya tidak melakukan aktifitas yang
menyenangkan bersama orang lain
28. Saya tidak merasa sehat dalam hidup
saya sekarang
29. Saya tidak memiliki kenangan indah
tentang masa lalu
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya memulai kegiatan dengan
perencanaan
2. Saya memiliki rencana mingguan yang
jelas
3. Saya jarang meyusun kegiatan setiap hari
4. Saya mengerjakan tugas sesuai tujuannya
5. Saya membuat daftar tugas tiap mata
kuliah
6. Saya tetap belajar meskipun tidak ada
ujian
7.
8. Saya akan mempersiapkan pokok
bahasan yang disampaikan dosen
9.
10.
11.
12. Saya bingung menentukan dua tugas
yang terlebih dahulu dilaksanakan,
apabila saya mendapatkan dua tugas
yang mendesak
13.
14.
15. Saya selalu menghabiskan waktu yang
cukup lama untuk membaca buku dari
setiap mata kuliah
16.
17. Pada waktu istrahat, saya mengerjakarm
tugas-tugas yang belum terselesaikan
18.
19. Saya mencantumkan perkiraan waktu
pada setiap aktivitas
20. Saya mengetahui berapa banyak waktu
yang saya habiskan untuk kegiatan saya
setiap hari
21.
22.
23. Saya jarang sekali mengatur jadwal
sehingga sering terjadi bentrok antara
jadwal kegiatan dadakan yang dilakukan
24. Saya melaksanakan kegiatan sesuai
dengan jadwal kegiatan yang telah di
buat
25. Target penyelesaian tugas berantakan
karena jadwal yang saya buat acak-acak
26. Kebanyakan kegiatan yang saya lakukan
melenceng dari jadwal yang saya buat
27. Bagi saya membuat agenda kegiatan jauh-
jauh hari sebelumnya adalah kegiatan
yang sangat berharga.
28. Dalam proses belajar mengajar jika
menemukan kesulitan, maka saya akan
memilih diam saja.
29.
DAFTAR PUSTAKA
Masrura, A., Djuwita, R., & Hudiyana, J. (2022). Internet dan Kebahagiaan di Masa
Pandemi. Jurnal Ilmiah Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan , 9, 1–11.
https://doi.org/10.35891/jip.v8i2
Munawwarah, R. al, & Bahri, J. (2022). Pengaruh Manajemen Waktu, Motivasi Kerja dan
Kinerja Guru Terhadap Kompetensi Profesional Guru. 11.
Syafira, I. (2021). HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
KEBAHAGIAAN PADA GURU TK/RA DI KOTA PEKANBARU SKRIPSI.
Warpindyastuti, L. D., Eka, M., & Sulistyawati, S. (2018). Pemanfaatan Teknologi Internet
Menggunakan Media Sosial Sebagai Sarana Penyebaran Informasi dan Promosi Pada MIN
18 Jakarta: Vol. II (Issue 1).