Anda di halaman 1dari 4

Menurut pemahaman saya dari kasus diatas dengan teori manajemen yakni konsep manajemen

sangat diperlukan dalam sebuah organisasi yakni guna untuk dapat mengatur semuanya sumber-
sumber daya yang ada,yang kemudian diproses untuk dapat menghasilkan keluaran yang
diharapkan.Seperti kasus diatas bagaimanapun hal diatas harus diterapkan kedalam dunia
pertahanan,maka Manajemen Pertahanan(MP)diperlukan pemerintah (dalam hal ini kementerian
Pertahanan)yakni guna untuk dapat mengatur sumber daya manusia atau alam atau buatan, industri
pertahanan, teknologi pertahanan, informasi pertahanan, wilayah pertahanan, regulasi
pertahanan,dan juga bahkan anggaran atau keuangan perlindungan. Kesemua aspek ini harus diatur
dan juga dikelola secara tepat guna menghasilkan keluaran yang diharapkan, yaitu peningkatan
kekuatan dan juga kapabilitas perlindungan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.

B.Guna untuk mengantisipasi terjadinya bencana sekaligus dalam rangka mewujudkan tertib
pertanahan pemerintah sudah cukup lama menetapkan kebijakan tertib pertanahan yang mana
sering dikenal dengan Catur Tertib Pertanahan. Catur Tertib Pertanahan ini sendiri memang diatur
melalui Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1979 tentang Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita) ke-3. Dalam hal ini Catur Tertib Pertanahan terdiri dari:

(a) tertib hukum, dimana setiap bidang tanah diberikan jaminan kepastian hukum berkenaan dengan
penguasaan atau pemilikannya dan dibuktikan dengan

tanda bukti atau dokumen yang kuat berupa sertipikat tanah

(b) tertib administrasi, terkait dengan tertibnya administrasi pertanahan berikut layanan publik di
bidang pertanahan;

(c) tertib penggunaan tanah, dalam hal ini setiap hak atas harus dipastikan penggunaannya sesuai
dengan sifat hak yang diberikan, sesuai dengan potensi tanahnya serta memberikan kemanfaatan
dan kesejahtraan masyarakat

(d) tertib pemeliharaan dan lingkungan hidup, yakni memastikan bahwa setiap pemegang hak atas
memanfaatkan dan memelihara tanahnya demi keberlanjutan lingkungan.

Untuk mewujudkan tertib pertanahan melalui Catur Tertib Pertanahan, pemerintah juga telah
menelorkan Gerakan Nasional Sadar Tertib Pertanahan. Gerakan ini diatur melalui Keputusan
Menteri Negara Agraria atau Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 Tahun 1995 tentang Gerakan
Nasional Sadar TertibPertanahan. Dalam operasionalnya gerakan ini dilakukan secara massif
berbasiskan partisipasi masyarakat yang dikenal dengan Kelompok Sadar dan Tertib Pertanahan
(Pokmasdartibnah). Akan tetapi, sudah lebih dari 2 (dua) dekade ini Gerakan

Sadar dan juga Tertib Pertanahan serta keberadaan Pokmasdartibnah tidak lagi menjadi program
pemerintah. Oleh karena itu, sebagai langkah untuk mewujudkan tertib pertanahan sekaligus
mengantisipasi terjadinya berbagai bencana perlu dikampanyekan lagi Gerakan Sadar dan Tertib
Pertanahan secara partisipatif sekaligus menghidupkan kembali Pokmasdartibnah

Maka dari kasus diatas seharusnya

Catur Tertib Pertanahan yang menjadi landasan dalam melaksanakan penataan kembali penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan juga pada pemeliharaan tanah ini berisi kebijaksanaan yakni untuk :

1.Tertib hukum

Yaitu yang dimaksud tertib hukum ialah tiap-tiap bidang tanah diberikan jaminan kepastian hukum
tentang kepemilikan hak atas tanah yang memiliki hubungan hukum yang sah dengan tanah yang
bersangkutan menggunakan dokumen yang dibuat menurut peraturan perundangan yang berlaku.

2.Tertib administrasi

Yakni berupa upaya memperlancar usaha masyarakat terkait pelayanan di bidang agraria agar
pelayanan dapat lancar, tertib, murah, cepat, dan tidak berbelit-belit dengan berdasarkan pelayanan
umum yang adil dan merata. Tertib administrasi ini merupakan salah satu butir Tertib yang
diperbaharui dalam Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia tentang Sapta
Tertib Pertanahan Nomor 277/KEP-7.1/VI/212 yang memuat:

-Menjalankan Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) dengan konsisten

– Mengembangkan Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP)

– Ketaatan menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)


– Pengelolaan buku tanah, surat ukur, peta, warkah secara baik dan tertib

– Pencatatan setiap surat masuk dan surat keluar

– Menjawab surat-surat masuk sesuai aturan

– Terselenggaranya tata persuratan yang tertib dan lebih efektif/efisien

– Standarisasi naskah dinas

– Penataan arsip pertanahan (peta, buku tanah, surat ukur, warkah) dalam manajemen arsip modern

– Tersedianya Standard Operating Procedure (SOP) dalam setiap kegiatan

– Tersusunnya petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dalam setiap kegiatan

3.Tertib Penggunaan Tanah

Tertib penggunaan tanah sendiri adalah memastikan bahwa tanah harus benar-benar digunakan
sesuai dengan kemampuannya guna untuk sebesar-besarnya kemamkuran rakyat, dalam hal ini
terkait peruntukannya yang tidak terlepas dengan memperhatikan kondisi kesuburan dan juga
potensi pengembangan kemampuan tanah. Dengan fokus penggunaan secara optimal serasi dan
seimbang, pemanfaatan di daerah perkotaan yang menciptakan suasana aman, tertib, lancar, dan
sehat. Dan tidak terdapat konflik kepentingan antar sektor terkait peruntukannya.

4.Tertib pemeliharaan dan juga lingkungan hidup

Yakni mengupayakan keterkaitan tanah dalam kelangsungan lingkungan hidup, memastikan


pemberian hak pemanfaatan/penggunaannya melaksanakan kewajiban terkait pemeliharaan dan
lingkungan hidup.

Yang mana pada dasarnya catur tertib pertanahan itu ialah mengatur agar upaya pembangunan dan
kebijakan pemerintahan yang bersinggungan dengan urusan pertanahan memperhatikan 4 aspek
catur pertanahan tersebut, sehingga program pemerintah selanjutnya melaksanakan prinsip-prinsip
tersebut.Maka kesimpulannya dari kasus diatas ialah seharusnya huku hukum yang mengatur perkara
tersebut harus dijalankan dan dilaksanakan dengan baik sesuai sebagimana mestinya karena perkara
diatas pun telah diatur sedemikian rupa hukum hukumnyaa.

Anda mungkin juga menyukai