Tugas 2 Administrasi Pertanahan
Tugas 2 Administrasi Pertanahan
ADMINISTRASI PERTANAHAN
3. Jelaskan tata cara pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan
umum!
Jawaban :
Tertib hukum
Yaitu yang dimaksud tertib hukum adalah tiap-tiap bidang tanah diberikan jaminan
kepastian hukum tentang kepemilikan hak atas tanah yang memiliki hubungan hukum
yangsah dengan tanah yang bersangkutan menggunakan dokumen yang dibuat
menurut peraturan perundangan yang berlaku.
Tertib administrasi
– Pengelolaan buku tanah, surat ukur, peta, warkah secara baik dan tertib
– Penataan arsip pertanahan (peta, buku tanah, surat ukur, warkah) dalam manajemen
arsip modern
Pada dasarnya catur tertib pertanahan mengatur agar upaya pembangunan dan
kebijakan pemerintahan yang bersinggungan dengan urusan pertanahan
memperhatikan 4 aspek catur pertanahan tersebut, sehingga program pemerintah
selanjutnya melaksanakan prinsip-prinsip tersebut. Hal ini dibuktikan dengan tindak
lanjut dari Kepres ini, beberapa contohnya adalah Keputusan Menteri Negara
Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nomor 4 tahun 1995, Keputusan Menteri Negara
Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nomor 5 tahun 1995 beberapa surat edaran
Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 410-2650
tanggal 12 September 1995 tentang Pencanangan Gerakan Nasional Sadar Tertib
Pertanahan, surat edaran Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 410-2767 tanggal 22 September 1995 tentang Gerakan Nasional Sadar Tertib
Pertanahan, dan lain-lain terkait peraturan perundangan lainnya tentang Pertanahan,
yang menyebutkan tentang Catur Tertib Pertanahan.
2. UU NO. 21, LN 1964 / NO. 109 TLN. NO. 2701 UNDANG-UNDANG TENTANG
PENGADILAN LANDREFORM
- Dasar hukum Undang-Undang ini adalah : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) dan
Pasal 24 Undang Undang Dasar; Undang-Undang Nomor 19 tahun 1964 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman; Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor I/ MPRS/1960 dan Nomor
II/MPRS/1960; Undang Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok
Pokok Agraria; dan Undang Undang Nomor 10 Prp tahun 1960 jo Keputusan Presiden
Nomor 239 tahun 1964.
Tentang Hukum Acara ditentukan bahwa pada umumnya dipergunakan Hukum Acara
yang berlaku untuk Pengadilan Negeri bagi Pengadilan Landreform Daerah atau
Pengadilan Tinggi bagi Pengadilan Landreform Pusat. Pengecualian terdapat dalam
pasal-pasal yang bersangkutan. Hukum Acara tersebut berlaku juga dalam
pemeriksaan pidana landreform, terhadap tertuduh anggota Angkatan Perang, hanya
Ketua sidang adalah Ketua atau Ketua Pengganti atau hakim Pengadilan Tentara dari
angkatan yang bersangkutan, demikian juga jaksa dan penyidiknya.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum disahkan Presiden DR. H. Susilo
Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 Januari 2012. UU Nomor 2 Tahun 2012
Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum mulai
berlaku dan diundangkan oleh Amir Syamsudin, Menkumham RI dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 22 dan Penjelasan Atas Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum ke dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5280 pada tanggal 14 Januari 2012 di Jakarta.
Hukum tanah nasional mengakui dan menghormati hak masyarakat atas tanah dan
benda yang berkaitan dengan tanah, serta memberikan wewenang yang bersifat publik
kepada negara berupa kewenangan untuk mengadakan pengaturan, membuat
kebijakan, mengadakan pengelolaan, serta menyelenggarakan dan mengadakan
pengawasan yang tertuang dalam pokok-pokok Pengadaan Tanah sebagai berikut:
Sumber Referensi :