Anda di halaman 1dari 7

TUGAS I

ADMINISTRASI PERTANAHAN
\

NAMA : NUR FITRIA IDIN


NIM: 048590236
Pertanyaan Tugas I:

1. Jelaskan pengertian administrasi dilihat dari sudut pandang proses,


fungsional, dan institusional serta sebutkan catur tertib pertanahan!
2. Sebutkan 3 kategori penyebab timbulnya permasalahan pertanahan!
3. Sebutkan dan jelaskan asas-asas pendaftaran tanah menurut PP No. 24 Tahun
1997!

Jawab:

1. Jelaskan pengertian administrasi dilihat dari sudut pandang proses,


fungsional, dan institusional serta sebutkan catur tertib pertanahan!

− Pengertian administrasi dilihat dari sudut pandang proses yaitu segala


kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari mulai proses
pemikiran, proses pelaksanan, sampai proses tercapainya tujuan itu sendiri.
Administrasi sebagai proses kegiatan menunjukkan keseluruhan tindakan
sekelompok oang yang berlangsung secara rumit dan sistematis dalam
suatu kesatuan dari tahap awal kegiatan hingga tercapainya suatu tujuan
yang diinginkan. Dalam hal ini, rangkaian kegiatan dilakukan tidak
terputus-putus, melainkan berlangsung secara sekuensial sehingga hasil
kegiatan yang satu menjadi input bagi kegiatan berikutnya dan hasil akhir
dari suatu kegiatan menjadi umpan balik (feedback) bagi pelaksanaan
kegiatan awal.

Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan ke-n

− Dari sudut fungsional


Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan itu, terdapat berbagai fungsi
atau tugas, yaitu merencanakan mengorganisasi, menggerakan,
mengawasi, atau meneliti segala kegitan agar tidak terjadi penyimpangan.
Administrasi sebagai fungsi menunjukkan keseluruhan tindakan dari
sekelompok orang dalam suatu kerjasama sesuai dengan fungsi-fungsi
tertentu hingga tercapai tujuan. Fungsi yang satu berhubungan dengan
fungsi lain dalam satu rangkaian tahapan aktivitas. Fungsi-fungsi tersebut
oleh William H. Newman (1963) dianggap sebagai basic process of
administration, yaitu meliputi fungsi menentukan apa yang akan dilakukan
(planning), menggolongkan kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu
rangkaian hubungan (organizing), menyusun orang-orang yang tepat untuk
melakukan suatu kegiatan (staffing), menggerakan dan memberi instruksi
agar kegiatan berlangsung (directing), serta tindakan mengusahakan agar
hasil pelaksanaan relatif sesuai dengan yang diharapkan (controlling).
− Dari sudut institusional
Administrasi yang ditinjau dari sudut institusional (keprantaan atau
kelembagaan) adalah suatu totalitas kelembagaan ketika dalam lembaga itu
terdapat kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

− Catur Tertib Pertanahan:


a) Tertib Hukum pertanahan
Upaya untuk menumbuhkan kepastian hukum pertanahan sebagai
perlindungan terhadap hak-hak atas tanah dan penggunaannya
dimaksudkan agar terdapat Ketentraman masyarakat dan mendorong
gairah membangun.
Tertib hukum pertanahan diharapkan sebagai berikut:
• Seluruh perangkat peraturan perundang-undangan di bidang
pertanahan telah tersusun secara lengkap dan komperhensif.
• Semua peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan
telah diterapkan pelaksanaannya secara efektif.
• Semua pihak yang menguasai dan/ atau menggunakan tanah
mempunyai hubungan hukum yang sah dengan tanah yang
bersangkutan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b) Tertib Administrasi Pertanahan
Upaya memperlancar setiap usaha dari masyarakat yang menyangkut
tanah terutama dilakukan dengan pembangungan yang memerlukan
sumber informasi bagi yang memerlukan tanah sebagai sumber daya,
uang dan modal. Menciptakan suasana pelayaan dibidang pertanahan
agar lancar, tertib, murah, cepat, dan tidak berbelit-belit berdasarkan
pelayanan umum yang adil dan merata.
Tertib administrasi yang diharapkan adalah terciptanya suatu kondisi
yang memungkinkan hal berikut:
• Untuk setiap bidang tanah, telah tersedia catatan mengenai
aspek-aspek ukuran fisik, pengasaan, penggunaan, serta jenis
hak dan kepastian hukumnya yang dikelola dalam sistem
informasi pertanahan yang lengkap.
• Terdapat mekanisme prosedur/ tata cara kerja pelayanan di
bidang pertanahan yang sederhana, cepat dan murah, tetapi
menjamin kepastian hukum yang dilaksanakan secara tertib dan
konsisten.
• Penyampaian warkat-warkat yang berkaitan dengan pemberian
hak dan penyertifikatan tanah telah dilakukan secara tertib,
beraturan, dan terjamin keamanannya.
c) Tertib Penggunaan Tanah
Tanah harus benar-benar digunakan sesuai dengan kemampuannya
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikan
kesuburan dan kemampuan tanah.
Tertib yang diharapkan adalah suatu keadaaan ketika:
• Tanah telah digunakan secara optimal, serasi dan seimbang
sesuai dengan potensinya guna berbagai kegiatan kehidupan dan
penghidupan yang diperlukan untuk menunjang terwujudnya
tujuan nasional.
• Penggunaan tanah di daerah perkotaan telah dapat menciptakan
suasanan aman, tertib, lancar dan sehat.
• Tidak terdapat benturan kepentingan antarsektor dalam
peruntukan penggunaan tanah.
d) Tertib Pemeliharaan Tanah dan Lingkungan Hidup
Hal ini merupakan upaya untuk menghindarkan kerusakan tanah,
memulihkan kesuburan tanah, dan menjaga kualitas sumber daya alam
serta pencegahan pencemaran tanah yang dapat menurunkan kualitas
tanah dan lingkungan hidup, baik karena alam, maupun tingkah laku
manusia.
Tertib yang diharapkan adalah suatu keadaan ketika:
• Penanganan bidang pertanahan telah dapat menunjang upaya
pengelolaan kelestarian lingkungan hidup;
• Pemberian hak atas tanah dan pengarahan penggunaannya telah
dapat menunjang terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan;
• Semua pihak yang mempunyai hubungan hukum dnegan tanah
telah melaksanakan kewajiban sehubungan dengan
pemeliharaan tanah tersebut;

2. Kategori penyebab timbulnya permasalahan dalam bidang pertanahan sebagai


berikut:
a) Masaah pertanahan yang bersifat administratif, yaitu masalah-masalah
yang menyangkut tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban oleh pemegang
hak sesuai persyaratan yang ditetapkan dan sesuai ketentuan yang berlaku,
misalnya pemegang hak berubah kewarganegaraan, tumpang-tindih
pemegang hak (sertifikat ganda) karena kekeliruan administrasi.
b) Masalah yang bersifat yuridis perdata, yaitu masalah-masalah yang
menyangkut gugatan terhadap suatu dasar hak/peralihan hak yang
digunakan sebagai dasar pemberian hak atas tanah (originair) atau
pencatatan pemindahan hak/balik nama (derivatif). Mislanya, tanah dijual
dua kali.
c) Masalah yang bersifat yuridis administratif, yaitu masalah yang
menyangkut perselisihan mengenai suatu hak utama (prioritas) untuk
memperoleh hak atas tanah, seperti sengketa yang menyangkut batas tanah
karena penunjukan batas yang tidak benar.
3. Asas-asas pelaksanaan pendaftaran tanah, menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997, yaitu:

a) Asas sederhana: dimaksudkan agar ketentuan-ketentuan pokok


ataupun prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh pihak-
pihak yang berkepentingan, terutama oleh para pemegang hak atas
tanah.
b) Asas aman: dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran
tanah perlu diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga
hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai tujuan
pendaftaran tanah itu sendiri.
c) Asas terjangkau: keterjangkauan bagi pihak-pihak yang
memerlukan, khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan
kemampuan golongan ekonomi lemah. Pelayanan yang diberikan
dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah harus bisa
terjangkau oleh para pihak yang memerlukan.
d) Asas mutakhir: dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam
pelaksanaannya dan kesinambungan dalam pemeliharaan datanya.
Dua hal ini harus menunjukkan keadaan yang mutakhir. Untuk itu,
perlu diikuti kewajiban mendaftar dan mencatat perubahan-
perubahan yang terjadi di kemudian hari. Asas mutakhir menuntut
data yang tersedia di kantor pertanahan harus selalu sesuai dengan
keadaan nyata di lapangan.
e) Asas terbuka: mengandung arti bahwa data yang ada pada kantor
pertanahan harus dapat diperoleh secara terbuka oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

- Nandang A. Deliarnoor, 2023: Modul Administrasi Pertanahan, Tangerang


Selatan, Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai