1. Jelaskan pengertian administrasi dilihat dari sudut pandang proses,
fungsional, dan institusional serta sebutkan catur tertib pertanahan! 2. Sebutkan 3 kategori penyebab timbulnya permasalahan pertanahan! 3. Sebutkan dan jelaskan asas-asas pendaftaran tanah menurut PP No. 24 Tahun 1997!
Jawab:
1. Jelaskan pengertian administrasi dilihat dari sudut pandang proses,
fungsional, dan institusional serta sebutkan catur tertib pertanahan!
− Pengertian administrasi dilihat dari sudut pandang proses yaitu segala
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari mulai proses pemikiran, proses pelaksanan, sampai proses tercapainya tujuan itu sendiri. Administrasi sebagai proses kegiatan menunjukkan keseluruhan tindakan sekelompok oang yang berlangsung secara rumit dan sistematis dalam suatu kesatuan dari tahap awal kegiatan hingga tercapainya suatu tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini, rangkaian kegiatan dilakukan tidak terputus-putus, melainkan berlangsung secara sekuensial sehingga hasil kegiatan yang satu menjadi input bagi kegiatan berikutnya dan hasil akhir dari suatu kegiatan menjadi umpan balik (feedback) bagi pelaksanaan kegiatan awal.
Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan ke-n
− Dari sudut fungsional
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan itu, terdapat berbagai fungsi atau tugas, yaitu merencanakan mengorganisasi, menggerakan, mengawasi, atau meneliti segala kegitan agar tidak terjadi penyimpangan. Administrasi sebagai fungsi menunjukkan keseluruhan tindakan dari sekelompok orang dalam suatu kerjasama sesuai dengan fungsi-fungsi tertentu hingga tercapai tujuan. Fungsi yang satu berhubungan dengan fungsi lain dalam satu rangkaian tahapan aktivitas. Fungsi-fungsi tersebut oleh William H. Newman (1963) dianggap sebagai basic process of administration, yaitu meliputi fungsi menentukan apa yang akan dilakukan (planning), menggolongkan kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu rangkaian hubungan (organizing), menyusun orang-orang yang tepat untuk melakukan suatu kegiatan (staffing), menggerakan dan memberi instruksi agar kegiatan berlangsung (directing), serta tindakan mengusahakan agar hasil pelaksanaan relatif sesuai dengan yang diharapkan (controlling). − Dari sudut institusional Administrasi yang ditinjau dari sudut institusional (keprantaan atau kelembagaan) adalah suatu totalitas kelembagaan ketika dalam lembaga itu terdapat kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
− Catur Tertib Pertanahan:
a) Tertib Hukum pertanahan Upaya untuk menumbuhkan kepastian hukum pertanahan sebagai perlindungan terhadap hak-hak atas tanah dan penggunaannya dimaksudkan agar terdapat Ketentraman masyarakat dan mendorong gairah membangun. Tertib hukum pertanahan diharapkan sebagai berikut: • Seluruh perangkat peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan telah tersusun secara lengkap dan komperhensif. • Semua peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan telah diterapkan pelaksanaannya secara efektif. • Semua pihak yang menguasai dan/ atau menggunakan tanah mempunyai hubungan hukum yang sah dengan tanah yang bersangkutan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. b) Tertib Administrasi Pertanahan Upaya memperlancar setiap usaha dari masyarakat yang menyangkut tanah terutama dilakukan dengan pembangungan yang memerlukan sumber informasi bagi yang memerlukan tanah sebagai sumber daya, uang dan modal. Menciptakan suasana pelayaan dibidang pertanahan agar lancar, tertib, murah, cepat, dan tidak berbelit-belit berdasarkan pelayanan umum yang adil dan merata. Tertib administrasi yang diharapkan adalah terciptanya suatu kondisi yang memungkinkan hal berikut: • Untuk setiap bidang tanah, telah tersedia catatan mengenai aspek-aspek ukuran fisik, pengasaan, penggunaan, serta jenis hak dan kepastian hukumnya yang dikelola dalam sistem informasi pertanahan yang lengkap. • Terdapat mekanisme prosedur/ tata cara kerja pelayanan di bidang pertanahan yang sederhana, cepat dan murah, tetapi menjamin kepastian hukum yang dilaksanakan secara tertib dan konsisten. • Penyampaian warkat-warkat yang berkaitan dengan pemberian hak dan penyertifikatan tanah telah dilakukan secara tertib, beraturan, dan terjamin keamanannya. c) Tertib Penggunaan Tanah Tanah harus benar-benar digunakan sesuai dengan kemampuannya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kesuburan dan kemampuan tanah. Tertib yang diharapkan adalah suatu keadaaan ketika: • Tanah telah digunakan secara optimal, serasi dan seimbang sesuai dengan potensinya guna berbagai kegiatan kehidupan dan penghidupan yang diperlukan untuk menunjang terwujudnya tujuan nasional. • Penggunaan tanah di daerah perkotaan telah dapat menciptakan suasanan aman, tertib, lancar dan sehat. • Tidak terdapat benturan kepentingan antarsektor dalam peruntukan penggunaan tanah. d) Tertib Pemeliharaan Tanah dan Lingkungan Hidup Hal ini merupakan upaya untuk menghindarkan kerusakan tanah, memulihkan kesuburan tanah, dan menjaga kualitas sumber daya alam serta pencegahan pencemaran tanah yang dapat menurunkan kualitas tanah dan lingkungan hidup, baik karena alam, maupun tingkah laku manusia. Tertib yang diharapkan adalah suatu keadaan ketika: • Penanganan bidang pertanahan telah dapat menunjang upaya pengelolaan kelestarian lingkungan hidup; • Pemberian hak atas tanah dan pengarahan penggunaannya telah dapat menunjang terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; • Semua pihak yang mempunyai hubungan hukum dnegan tanah telah melaksanakan kewajiban sehubungan dengan pemeliharaan tanah tersebut;
2. Kategori penyebab timbulnya permasalahan dalam bidang pertanahan sebagai
berikut: a) Masaah pertanahan yang bersifat administratif, yaitu masalah-masalah yang menyangkut tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban oleh pemegang hak sesuai persyaratan yang ditetapkan dan sesuai ketentuan yang berlaku, misalnya pemegang hak berubah kewarganegaraan, tumpang-tindih pemegang hak (sertifikat ganda) karena kekeliruan administrasi. b) Masalah yang bersifat yuridis perdata, yaitu masalah-masalah yang menyangkut gugatan terhadap suatu dasar hak/peralihan hak yang digunakan sebagai dasar pemberian hak atas tanah (originair) atau pencatatan pemindahan hak/balik nama (derivatif). Mislanya, tanah dijual dua kali. c) Masalah yang bersifat yuridis administratif, yaitu masalah yang menyangkut perselisihan mengenai suatu hak utama (prioritas) untuk memperoleh hak atas tanah, seperti sengketa yang menyangkut batas tanah karena penunjukan batas yang tidak benar. 3. Asas-asas pelaksanaan pendaftaran tanah, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, yaitu:
a) Asas sederhana: dimaksudkan agar ketentuan-ketentuan pokok
ataupun prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh pihak- pihak yang berkepentingan, terutama oleh para pemegang hak atas tanah. b) Asas aman: dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah perlu diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai tujuan pendaftaran tanah itu sendiri. c) Asas terjangkau: keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan, khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi lemah. Pelayanan yang diberikan dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh para pihak yang memerlukan. d) Asas mutakhir: dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya dan kesinambungan dalam pemeliharaan datanya. Dua hal ini harus menunjukkan keadaan yang mutakhir. Untuk itu, perlu diikuti kewajiban mendaftar dan mencatat perubahan- perubahan yang terjadi di kemudian hari. Asas mutakhir menuntut data yang tersedia di kantor pertanahan harus selalu sesuai dengan keadaan nyata di lapangan. e) Asas terbuka: mengandung arti bahwa data yang ada pada kantor pertanahan harus dapat diperoleh secara terbuka oleh masyarakat. DAFTAR PUSTAKA
- Nandang A. Deliarnoor, 2023: Modul Administrasi Pertanahan, Tangerang