Anda di halaman 1dari 8

x

1. Jelaskan pengertian administrasi dilihat dari sudut pandang proses, fungsional,


dan institusional serta sebutkan catur tertib pertanahan!
Jawaban:
Administrasi adalah kegiatan kerja sama yang dilakukan sekelompok
orang berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur
dengan mendayagunakan sumber daya-sumber daya untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.
Pengertian administrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
disusun oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1989 adalah
”usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara
penyelenggaraan, pembinaan organisasi” atau ”usaha dan kegiatan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan” atau
”kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan” juga
diartikan ”kegiatan kantor dan tata usaha”.
Pengertian administrasi pemerintahan berdasarkan Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan di dalam Pasal 1 angka1,
administasi pemerintahan adalah tata laksana dalam pengambilan keputusan
dan/ atau tindakan oleh badan/atau pejabat pemerintahan.
Administrasi dari sudut proses ialah segala kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan dari mulai proses pemikiran, pelaksanaan sampai
tercapainya tujuan itu sendiri. Administrasi sebagai proses kegiatan
menunjukkan keseluruhan tindakan sekelompok orang yang berlangsung secara
rumit dan sistematis dalam suatu kesatuan dari tahap awal kegiatan hingga
tercapainya suatu tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini rangkaian kegiatan
dilakukan tidak terputus-putus melainkan berlangsung secara sekuensial
sehingga hasil kegiatan yang satu menjadi input bagi kegiatan berikutnya dan
hasil akhir dari suatu kegiatan menjadi umpan balik (feedback) bagi
pelaksanaan kegiatan awal. Dengan kata lain, satu kegiatan merupakan akibat
dari kegiatan sebelumnya dan sekaligus menjadi sebab dari kegiatan berikutnya.
Administras dari sudut fungsional menunjukkan keseluruhan tindakan
dari sekelompok orang dalam suatu kerja sama sesuai dengan fungsi-fungsi
tertentu hingga tercapai tujuan. Fungsi yang satu berhubungan dengan fungsi
lain dalam satu rangkaian tahapan aktivitas. Fungsi-fungsi tersebut oleh
William H. Newman (1963) dianggap sebagai basic process of administration,
yaitu meliputi fungsi menentukan apa yang akan dilakukan (planning),
menggolong-golongkan kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu rangkaian
hubungan (organizing), menyusun orang-orang yang tepat untuk melakukan
suatu jenis kegiatan (staffing), menggerakkan dan memberi instruksi agar
kegiatan berlangsung (directing) dan tindakan mengusahakan agar hasil
pelaksanaan relatif sesuai dengan yang diharapkan (controlling).
Administrasi dari sudut institusional (kepranataan atau kelembagaan),
adalah suatu totalitas kelembagaan di mana dalam lembaga itu terdapat
kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Administrasi sebagai
pranata atau institusi menunjukkan keseluruhan orang-orang yang melakukan
kerja sama berdasarkan strukturisasi dan fungsionalisasi kerja. Dalam hal ini
kelompok orang-orang yang bekerja sama dilembagakan dalam suatu struktur
dan fungsi-fungsi, sehingga masing-masing anggota memiliki suatu posisi
tertentu dalam rangkaian kerja sama. Orang-orang yang melakukan kerja sama
terstrukturisasi dan terfungsiona-lisasi dapat dikelompokkan atas:
a. Administrator : orang yang menduduki posisi puncak dalam suatu struktur.
Ia merumuskan tujuan dan kebijakan yang berlaku umum dan menjadi
dasar atau pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan operasional.
b. Manajer : orang atau orang-orang yang melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh administrator dan dalam pelaksanaan kegiatannya manajer
memperoleh otoritas dari dan bertanggung jawab kepada administrator.
c. Supervisor : orang atau orang-orang yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan operasional dari setiap kegiatan dalam rangka pencapaian
tujuan yang diinginkan. Secara langsung ia bertanggung jawab kepada
manajer.
d. Staf : orang atau orang-orang yang bertugas untuk membantu memberi
pemikiran, saran dan pendapat kepada dan untuk dipertimbangkan oleh
administrator atau manajer dalam memecahkan berbagai masalah,
mengambil keputusan atau membuat kebijakan tetapi tidak terlibat
langsung dalam pelaksanaan kerja. Staf biasanya merupakan orang yang
ahli (expert) dalam bidang tertentu.
e. Worker(s) atau pekerja : orang yang langsung terjun dalam bidang
pekerjaan-pekerjaan yang telah ditentukan.

Penyelenggaraan administrasi pertanahan di Indonesia meliputi kegiatan-


kegiatan:
1. Pengaturan dan kegiatan penyediaan, peruntukan, penggunaan serta
pemeliharaan bumi, air, dan ruang angkasa meliputi urusan pemerintahan
di bidang pembagian tanah (redistribusi), perizinan peruntukan,
penguasaan, pengendalian penguasaan dan pemilikan tanah beserta
pengenaan sanksi, dan sebagainya.
2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan di dalam
hal: menjalankan, menentukan dan mengatur tentang hak-hak atas tanah
yang dapat ditetapkan kepada orang-orang pemilik tanah, memberikan dan
melindungi kepastian hukum dan hak atas tanah, hak dan kewajibannya
serta penegakan hukum berikut sanksi-sanksinya.
3. Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan, yaitu:
menjalankan dan mengatur hubungan-hubungan hukum yang dilakukan
orang-orang yang obyek perjanjiannya berupa tanah, perizinan dan
penetapannya, pengendalian dan pemberian wewenang pembuatan surat
perjanjiannya serta pengelolaan administrasi ketatausahaannya.
4. Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan yaitu
kegiatan pengukuran, pemetaan dalam rangka pemutakhiran data serta
penentuan fisik tanah untuk dukungan penguatan di dalam pembukuan,
pendaftaran, pemeliharaan dan pengeluaran alat pembuktian yang kuat.
5. Pembangunan administrasi pertanahan/Indonesia Land Administration
Project (ILAP).
Tujuan pelaksanaan administrasi pertanahan adalah untuk menjamin
terlaksananya pembangunan yang ditangani oleh pemerintah maupun swasta,
yaitu:

a. meningkatkan jaminan kepastian hukum hak atas tanah;


b. meningkatkan kelancaran pelayanan kepada masyarakat;
c. meningkatkan daya hasil guna tanah lebih bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat.

Untuk merealisasikan hal tersebut serta dalam rangka peningkatan


pelayanan kepada masyarakat di bidang pertanahan maka dibuatlah Keputusan
Presiden Nomor 7 Tahun 1979 tentang Catur Tertib Pertanahan, yaitu tertib
hukum pertanahan; tertib administrasi pertanahan; tertib penggunaan tanah; dan
tertib pemeliharaan tanah lingkungan hidup. Adapun uraiannya sebagai berikut:

1. Tertib Hukum Pertanahan : Upaya untuk menumbuhkan kepastian


hukum pertanahan sebagai perlindungan terhadap hak-hak atas tanah dan
penggunaannya dimaksudkan agar terdapat ketenteraman masyarakat dan
mendorong gairah membangun;
2. Tertib Administrasi Pertanahan : Upaya memperlancar setiap usaha dari
masyarakat yang menyangkut tanah terutama dengan pembangunan yang
memerlukan sumber informasi bagi yang memerlukan tanah sebagai sumber
daya, uang dan modal. Menciptakan suasana pelayanan di bidang
pertanahan agar lancar, tertib, murah, cepat dan tidak berbelit-belit dengan
berdasarkan pelayanan umum yang adil dan merata;
3. Tertib Penggunaan Tanah : Tanah harus benar-benar digunakan sesuai
dengan kemampuannya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan
memperhatikan kesuburan dan kemampuan tanah;
4. Tertib Pemeliharaan Tanah dan Lingkungan Hidup : Merupakan upaya
untuk menghindarkan kerusakan tanah, memulihkan kesuburan tanah dan
menjaga kualitas sumber daya alam serta pencegahan pencemaran tanah
yang dapat menurunkan kualitas tanah dan lingkungan hidup, baik karena
alam atau tingkah laku manusia.
2. Sebutkan 3 kategori penyebab timbulnya permasalahan pertanahan!
Jawaban:
Adapun 3 (tiga) kategori penyebab timbulnya permasalahan pertanahan di
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Tidak ada sistem yang dibangun secara baik dalam penyelesaian konflik
pertanahan;
b. Kurangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah; dan
c. Adanya konflik kepentingan atas bidang tanah tertentu.

Pemerintah tidak bertindak objektif dalam menyelesaikan sengketa dan


cenderung berpihak kepada yang kuat seperti pemilik modal atau adanya unsure
korupsi, kolusi dan nepotisme, sehingga mengurangi kepercayaan masyarakat.
Secara Khusus, pemicu terjadinya kasus-kasus sengketa tanah yang selanjutnya
bisa muncul sebgai konflik yang berdampak social-politik, di berbagai wilayah
dinegeri ini dapat diidentifikasikan dalam beberapa kategori sebagai berikut:
Pertama, masalah sengketa atas keputusan pengadilan antara lain terdiri dari a)
tidak diterimanya keputusan pengadilan oleh pihak yang bersengketa; b)
keputusan pengadilan yang tidak dapat diksekusi karena status penguasaan dan
pemilikannya sudah berubah; c) keputusan pengadilan menimbulkan akibat
hukum yang berbeda terhadap status objek perkara yang sama; dan d) adanya
permohonan tertentu berdasarkan keputusan pengadilan yang belum
mempunyai kekuatan hukum tetap.

Kedua, masalah permohonan hak atas tanah yang berkaitan dengan klaim
kawasan hutan, terutama yang secara fisik sudah tidak berfungsi sebagai hutan
lagi. Ketiga, masalah sengketa batas dan pendaftaran tanah serta tumpang tindih
sertifikat di atas tanah yang sama. Keempat, masalah recklaiming dan
pendudukan kembali tanah yang telah dibebaskan oleh pengembang perumahan
karena ganti rugi yang dimanipulasi. Kelima, masalah pertanahan atas klaim
tanah ulayat atau adat. Keenam, masalah-masalah yang berkaitan dengan tanah
perkebunan, antara lain a) proses ganti rugi yang belum tuntas disertai tindakan
intimidasi; b) pengambil alhihan tanah garapan rakyat yang telah dikelola lebih
dari 20 tahun untuk lahan perkebunan; dan d) perkebunan berada di atas tanah
ulayat atau marga atau tanah warisan.

3. Sebutkan dan jelaskan asas-asas pendaftaran tanah menurut PP No. 24 Tahun


1997!
Jawaban:
1. Asas Sederhana
Asas ini dimaksudkan agar ketentuan-ketentuan pokonya maunpun prosedurnya
dengan mudah dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, terutama
para pemegang hak atas tanah

2. Asas Aman
Asas ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah perlu
Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya diselenggarakan secara teliti dan
cerat sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai
tujuan pendaftaran tanah itu sendiri

3. Asas Terjangkau
Asas ini dimaksudkan keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan,
khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan
ekonomi lemah. Pelayanan yan diberikan dalam rangka penyelenggaraan
pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh pihak yang memerlukan.

4. Asas Mutakhir
Asas ini dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya dan
berkesinambungan dalam pemeliharaan datanya. Data yang tersedia harus
menunjukkan keadaan yang mutakhir. Untuk itu diikuti kewajiban mendaftar
dan pencatatan perubahan-perubahan yang terjadi di kemudian hari. Asas ini
menuntuk dipeliharanya data pendaftaran tanah secara terus menerus dan
berkesinambungan, sehingga data yang tersimpan di Kantor Pertanahan selalu
sesuai dengan keadaan nyata dilapangan.

5. Asas Terbuka
Asas ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengetahui atau memperoleh
keterangan mengenai data fisik dan data yuridis yang benar setiap saat di Kantor
Pertanahan Kabupatan/Kota.

Daftar Pustaka :

Deliarnoor, N. A. dkk. 2022. Administrasi Pertanahan. Banten : Universitas


Terbuka

Ardani, M.N dkk. 2022. Persoalan Tertib Administrasi Pertanahan Melalui


Kegiatan Pendaftaran Tanah Yang Berkeadilan. Jurnal Pembangunan
Hukum Indonesia, Vol 4. No.3: Universitas Diponegoro

Arisaputra, M. I., dkk. 2017. Akuntabilitas Administrasi Pertanahan Dalam


Penerbitan Sertifikat. Jurnal Mimbar Hukum, Vol 29, No.2

Suhattanto. M. A. 2017. Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya.


Prosiding Seminar Nasional : Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Anda mungkin juga menyukai