Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1 TUTORIAL ONLINE SESI 3

ADMINISTRASI PERTANAHAN

Nama Tutor : Dian Lestari, S.Sos., M.AP

Disusun Oleh

Nama : Ingga Cahya Nugraha


NIM : 050588464
Program Studi : Ilmu Hukum

Universitas Terbuka
UPBJJ Jakarta
Halaman Jawaban

1. Pengertian Administrasi dari sudut pandang proses, fungsional, dan


institusional, serta catur tertib pertanahan
a. Administrasi dari sudut pandang proses
Administrasi dari sudut pandang proses adalah serangkaian kegiatan
atau aktivitas yang dilakukan untuk mengatur, mengelola, dan
memfasilitasi berbagai aspek dalam suatu organisasi atau instansi demi
terwujudnya suatu indikator keberhasilan dari mulai proses pemikiran
(planning), proses pelaksanaan (actuating), sampai proses tercapainya
(result) itu sendiri. Rangkaian kegiatan ini berlangsung secara
berkesinambungan dan memiliki keterikatan sebab-akibat antara proses
yang satu dengan proses selanjutnya. Dalam hal ini, hasil dari kegiatan
yang satu menjadi input hasil kegiatan berikutnya, dan hasil akhir suatu
kegiatan menjadi umpan balik (feedback) pelaksanaan kegiatan yang
awal.
b. Administrasi dari sudut pandang fungsional
Administrasi dari sudut pandang fungsional adalah keseluruhan
kegiatan atau Tindakan sekelompok orang dalam sebuah organisasi atau
instansi yang terbagi menjadi beberapa fungsi yang memiliki tugas dan
kewenangan tertentu, demi mencapainya suatu tujuan. Masing-masing
dari fungsi tersebut saling berkaitan dengan fungsi lain dalam satu
sistem. William H. Newman (1963) menyebutkan fungsi-fungsi ini
sebagai basic process of administration, yang terdiri dari :
1. Planing
Yaitu fungsi perencanaan, yakni proses menentukan tujuan dan cara
mencapai suatu indikator keberhasilan.
2. Organizing
Yaitu menggolongkan kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu
rangkaian hubungan.
3. Staffing
Yaitu Menyusun orang-orang yang tepat untuk melakukan tugas dan
kewenangannya masing-masing dalam sebuah kegiatan.
4. Directing
Yakni menggerakkan dan memberikan instruksi agar kegiatan
berlangsung.
5. Controling
Yaitu mengawasi pelaksanan kegiatan agar berjalan relative sesuai
dengan yang direncanakan demi terwujudnya suatu keberhasilan.
c. Administrasi dari sudut pandang Institusional
Administrasi dari sudut pandang institusional adalah keseluruhan dari
semua unsur, struktur, dan komponen yang membentuk sebuah
Lembaga atau organisasi tertentu yang di dalamnya terdapat kegiatan-
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Hal ini menunjukan
bahwa masing-masing orang melakukan Kerjasama berdasarkan
struktur dan fungsionalitas kerja yang menjadi suatu struktur dan
masing-masing fungsi, sehingga masing-masing orang memiliki suatu
posisi tertentu dalam rangkaian kerja sama. Masing-masing orang yang
melakukan kerja sama yang terstrukturisasi dan terfungsionalisasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Administrator
Orang yang berada dalam posisi puncak sebuah struktur. Ia bertugas
sebagai pembuat tujuan dan kebijakan yang berlaku umum, yang
kemudian dijadikan pedoman bagi setiap pelaksanaan kegiatan-
kegiatan operasional dalam sebuah instansi, organisasi, maupun
korporasi.
2. Manager
Adalah orang atau beberapa orang yang diberikan kewenangan dan
bertanggungjawab langsung terhadap administrator dalam tugasnya
melaksanakan kebijakan yang sudah ditetapkan oleh administrator,
tugas ini meliputi :
a. perencanaan : alokasi dan strategi apa yang digunakan dalam
mencapai tujuan
b. pengelolaan : membentuk struktur yang mencakup tugas,
tanggung jawab dan wewenang serta pengelolaan sumber daya
manusia, aset, dan anggaran
c. pergerakan : memastikan bahwa kinerja tim sesuai dengan
standar dan tujuan yang sudah ditentukan
d. pengendalian : Memantau kinerja tim dan hasil kerja kemudian
mengkoreksi jika ada penyimpangan dari rencana.
3. Supervisor
Ialah orang atau masing-masing orang yang diberikan kewenangan
dan bertanggungjawab kepada manager dalam tugasnya atas
pelaksanaan operasional dari setiap kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan yang ditentukan.
4. Staff
Ialah orang yang ahli dalam bidang tertentu (expert) yang bertugas
memberikan saran, masukan, pendapat kepada manager maupun
administrator untuk kemudian dipertimbangan dalam rangka
mengambil keputusan atau membuat kebijakan, serta dalam proses
pemecahan masalah. Staff tidak terjun langsung dalam kegiatan
operasional di lapangan.
5. Workers
Ialah masing-masing orang yang ditunjuk untuk terjun langsung
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang telah ditentukan.

d. Catur Tertib Pertanahan


Catur tertib pertanahan tertuang dalam Keputusan Presiden nomor 7
tahun 1979, di dalamnya berisi landasan pokok kebijakan pertanahan
dengan maksud menata Kembali penguasaan, pemilikan, dan
penggunaan tanah demi terciptanya suasana yang menjamin
terlaksananya Pembangunan, baik yang ditangani pemerintah maupun
swasta. Dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Tertib Hukum Pertanahan
Jaminan kepastian di bidang hukum terhadap tiap-tiap bidang tanah
dengan kelengkapan dokumen yang sah dan dibuat menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini bermaksud
sebagai perlindungan atas hak-hak atas tanah dan penggunaannya
sehingga terciptanya ketentraman bagi tiap-tiap pemiliknya dan
Masyarakat.
2. Tertib Administrasi Pertanahan
Upaya untuk menciptakan suasana pelayanan umum yang adil dan
merata di bidang pertanahan supaya lancar, tertib, murah, cepat, dan
tidak berbelit-belit demi kelancaran usaha Masyarakat terkait
pertanahan. sebagai sumber informasi bagi Masyarakat yang
memerlukan tanah sebagai sumber daya, uang, dan modal.
3. Tertib Penggunaan Tanah
Sesuai dengan pasal 33 ayat 3 UUD 1945, bahwasanya “Bumi dan
air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”
dalam hal ini yang berarti tanah harus benar-benar digunakan sesuai
dengan kemampuannya dengan memperhatikan kesuburan dan
kemampuan tanah dalam tujuannya untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
4. Tertib Pemeliharaan Tanah dan Lingkungan Hidup
Yang merupakan kewajiban setiap orang/badan hukum/instansi
pemerintah dalam Upayanya menghindari kerusakan tanah,
memulihkan kesuburan tanah, dan menjaga kualitas sumber daya
alam serta mencegah pencemaran tanah yang dapat menurunkan
kualitas tanah dan lingkungan hidup, baik dari alam maupun tingkah
laku manusia. Dengan tertib pemeliharaan tanah, maka diharapkan
dapat terwujudnya kelestarian lingkungan hidup, Pembangunan
yang berkelanjutan dengan berwawasan lingkungan.
2. 3 Kategori penyebab timbulnya permasalahan pertanahan

permasalahan pertanahan dapat disebabkan oleh banyak faktor, namun


secara umum, penyebabnya dapat dikelompokan menjadi 3 kategori utama :

1. Permasalahan hukum pertanahan


Dalam hal ini konflik pertanahan sering muncul dikarenakan tidak adanya
bukti kepemilikan yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku atau sertiifikat tanah yang sah, ketidaksesuaian antara
dokumen pertanahan dengan status tanah yang faktual, serta sengketa yang
melibatkan berbagai pihak terkait atas hak tanah termasuk pemilik tanah,
penyewa, dan pihak ketiga.
2. Permasalahan administrasi pertanahan
Terdapatnya data pertanahan yang tidak akurat atau tidak lengkap sehingga
menyulitkan Masyarakat dalam proses pendaftaran atau pemindahan hak
atas tanah, proses pendaftaran tanah yang lambat dan birokrasi yang rumit,
serta praktik-praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang dalam
administrasi pertanahan.
3. Permasalahan sosial dan ekonomi
Hal ini sering muncul dan menjadi penyebab permasalah pertanahan. Yang
sering berkaitan dengan penggunaan lahan, kepemilikan tanah, dan dampak
sosial yang timbul dari praktik-praktik tertentu dalam pertanahan. Sebagai
contoh penggusuran dan resettlement suatu Masyarakat dalam lingkup
tanah tertentu, dimana Masyarakat merasa bahwa ganti rugi yang di
dapatkan tidak layak dan sebanding dengan tanah yang sebelumnya mereka
tempati.

3. Asas asas pendaftaran tanah menurut pp nomor 24 tahun 1997


1. Asas sederhana
Asas sederhana adalah pendaftaran tanah yang ketentuan-ketentuan dan
prosesnya tidak berbelit-belit, jelas dan mudah dipahami oleh pihak-pihak
yang berkepentingan terutama para pemegang hak-hak atas tanah.
2. Asas aman
Asas aman dimaksudkan bahwa pendaftaran tanah perlu dilakukan secara
teliti dan cermat yang bertujuan untuk memberikan jaminan kepastian
hukum kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan para pemegang hak-
hak atas tanah.
3. Asas terjangkau
Keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan, khususnya dengan
memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi lemah. Hal
ini bertujuan demi terselenggaranya pendaftaran tanah yang bisa dijangkau
seluruh lapisan elemen Masyarakat, khususnya bagi mereka yang memiliki
ekonomi lemah.
4. Asas mutakhir
Yaitu kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya dan
kesinambungan dalam pemeliharaan datanya, diikuti dengan pencatatan
perubahan yang terjadi di kemudian hari, sehingga data yang disimpan
dalam kantor pertanahan selalu relevan dengan keadaan di lapangan dan
Masyarakat bisa memperoleh data yang benar setiap saat.
5. Asas terbuka
Yang mengandung arti bahwa selalu tersedianya data yang benar dan
relevan pada kantor pertanahan yang kemudian data tersebut dapat
diperoleh secara terbuka oleh Masyarakat .
DAFTAR PUSTAKA

• BMP UT Administrasi Pertanahan ADPU433503. 2021.


• Pustaka.ut.ac.id
• https://peraturan.bpk.go.id/Details/56273/pp-no-24-tahun-1997
• Materi inisiasi 3. Pendaftaran tanah di Indonesia & hak-hak atas tanah. Ali
maskur, S.AP., M.AP., M.A
• Zulaika, Lili. Mengungkap 3 kategori penyebab timbulnya permasalahan
pertanahan di Indonsia. 2023. Readmore.id
• Gischa, Serafica. Tujuan dan asas-asas Pendaftaran Tanah. 2022.
Kompas.com
• Endiarto, Iqbal. Politik Hukum Agraria di Indonesia. 2022.
Kompasiana.com
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 24 tahun 1997 tentang
pendaftaran tanah
• Dr. Sutaryono. Mewujudkan Catur Tertib Pertanahan. 2023.
• Repository.stpn.ac.id
• Repository.bsi.ac.id

Anda mungkin juga menyukai