Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KESEHATAN LINGKUNGAN

“STUDI KASUS PT. CITRA ABADI DAN PT. SAS INTERNATIONAL DALAM
PENGAMBILAN SERTIFIKASI ISO 14001”

KELOMPOK J IKM 3B:

191221046 Aisyah Hanifa Chaerani Putri

191221048 Nabilah Fa’iqotun Nashwa

191221049 Kholifatul Ibra Tyra Zahrani

191221059 Futiha Rina Nurlaila

191221152 Nadira Gadis Safa Ianda Putri

191221171 Aurellia Saraswati Winahyu Naiaputri

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
A. Ringkasan Kasus A
Artikel “GAP Analysis Implementasi ISO 14000 pada PT. Citra Abadi Sejati”
membahas tentang semakin besarnya kebutuhan para pelaku industri untuk
berkomitmen dan bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan guna menjamin
keberlanjutan. Ini menekankan pentingnya penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
(SML) ISO 14001 di industri untuk menunjukkan komitmen perusahaan terhadap
perlindungan lingkungan. Artikel ini secara khusus berfokus pada PT. Citra Abadi
Sejati, sebuah perusahaan garmen dan tekstil, dan inisiatifnya untuk meningkatkan
citra perusahaan dengan memperoleh sertifikasi ISO 14001. Perusahaan menghadapi
tantangan karena tidak memiliki pengetahuan rinci tentang dokumen dan tahapan
proses yang diperlukan untuk sertifikasi ISO 14001. Oleh karena itu, artikel tersebut
mengusulkan penggunaan analisis gap untuk menilai kondisi perusahaan saat ini dan
menentukan kesiapannya untuk sertifikasi ISO 14001:2015. Hasil analisis gap
menunjukkan bahwa PT. Citra Abadi Sejati memiliki tingkat kesiapan 15% dan perlu
mengatasi tiga klausul yang belum terpenuhi untuk mencapai sertifikasi. Artikel ini
juga memberikan gambaran umum tentang standar ISO 14001:2015 dan klausulnya,
yang menjadi dasar untuk mempersiapkan dokumen yang diperlukan untuk sertifikasi.
Klausul tersebut mencakup berbagai aspek, termasuk konteks organisasi,
kepemimpinan, perencanaan, dukungan, pengoperasian, evaluasi kinerja, dan
peningkatan. Artikel tersebut menyimpulkan bahwa metode analisis gap sangat
penting untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi perusahaan saat ini dan
memandu penerapan ISO 14001.
Penelitian dilakukan dalam lima tahap: persiapan, studi pendahuluan,
pelaksanaan (review dokumen dan observasi lapangan), pengolahan data, dan
pelaporan. Pada tahap persiapan, tim melakukan studi literatur dan survei lokasi. Pada
tahap studi pendahuluan data EMS ISO 14001:2015 di PT. Citra Abadi Sejati
dikumpulkan. Hal ini diikuti dengan peninjauan dokumen EMS yang ada
menggunakan daftar periksa audit internal ISO 14001:2015. Selain itu, wawancara
dengan beberapa manajer dan pimpinan di PT. Citra Abadi Sejati dilakukan untuk
mengumpulkan data pendukung yang diperlukan. Hasil yang diperoleh diberi skor
1-5, dan ditentukan rentang kesiapan perusahaan untuk menerapkan EMS ISO
14001:2015. Kisaran tersebut diperoleh melalui diskusi dengan para ahli. Data
tersebut kemudian digunakan untuk mengevaluasi gap dalam penerapan EMS ISO
14001:2015, yang diikuti dengan tindakan perbaikan.
Data primer penelitian diperoleh melalui observasi lapangan langsung di PT.
Citra Abadi Sejati untuk menilai fasilitas dan proses, termasuk gudang, proses
produksi, dan instalasi pengolahan air limbah. Selain itu, dokumen EMS ISO
14001:2015 yang ada di PT. Citra Abadi Sejati telah ditinjau. Pengolahan data
dilakukan dengan metode checklist, dan hasilnya terdapat 3 klausul dari 20 klausul
yang tidak dilaksanakan oleh PT. Citra Abadi Sejati, sehingga menghasilkan gap
analisis sebesar 15%. Persentase ini menunjukkan kesiapan perusahaan dalam
menerapkan EMS ISO 14001:2015. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa
PT. Citra Abadi Sejati telah siap melengkapi dokumen EMS ISO 14001:2015 dan
melanjutkan sertifikasi.
Seperti yang disebutkan sebelumnya penelitian tersebut mengidentifikasi 3
klausul yang tidak dipenuhi oleh PT. Citra Abadi Sejati, dan memberikan
rekomendasi masing-masing. Rekomendasi ini terkait dengan klausul 4.1, 4.2, dan
9.1.2 standar ISO 14001:2015. Klausul 4.1 menekankan bahwa organisasi harus
mengidentifikasi masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan mereka
dan dapat mempengaruhi kemampuan sistem manajemen lingkungan untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Rekomendasi untuk PT. Citra Abadi Sejati terkait dengan
klausul 4.1 termasuk evaluasi pemakaian energi (air, solar, listrik) di seluruh fasilitas,
serta penelitian dan uji coba energi alternatif untuk mengurangi beban listrik dari
PLN. Selain itu, perbaikan pada sistem pengolahan limbah cair domestik (IPAL) dan
analisis efluen secara rutin disarankan untuk memastikan sesuai dengan standar
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Klausul 4.2 menuntut organisasi untuk memahami kebutuhan dan harapan
pihak terkait. Rekomendasi untuk PT. Citra Abadi Sejati melibatkan pembuatan
kuesioner atau assessment harapan dari berbagai pihak yang berkepentingan, seperti
manajemen, pembeli, dan pemerintah. Evaluasi hasil kuesioner harus dilakukan, dan
langkah-langkah yang harus diambil untuk memenuhi kebutuhan dan harapan tersebut
harus diidentifikasi. Klausul 9.1.2 menekankan pentingnya evaluasi kepatuhan dan
pemeliharaan pengetahuan tentang status kepatuhan. PT. Citra Abadi Sejati
disarankan untuk secara berkala mengevaluasi pemenuhan terhadap peraturan
lingkungan terkait, termasuk air limbah, limbah B3, limbah padat, emisi kendaraan,
dan boiler.
Refresh training tentang ISO 14001, baik untuk kesadaran maupun audit
internal, perlu diberikan secara bertahap kepada karyawan. Dokumen pelaporan
implementasi UKL-UPL setiap semester harus disampaikan kepada instansi
lingkungan terkait, seperti Dinas Lingkungan Provinsi, Kota, dan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Berdasarkan penelitian tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa PT. Citra Abadi Sejati memiliki tingkat kesiapan 15%
untuk penerapan EMS ISO 14001:2015 dan siap untuk sertifikasi. Ditegaskan pula
bahwa perlu adanya perbaikan terhadap 3 klausul yang belum terpenuhi, berdasarkan
rekomendasi yang diberikan.

B. Ringkasan Kasus B
Jurnal "GAP ANALYSIS IMPLEMENTASI ISO 14000:2015 PADA PT. SAS
INTERNATIONAL" membahas pentingnya penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
(SML) ISO 14000 dalam menjaga lingkungan agar tetap lestari, dengan fokus pada PT.
SAS International. PT SAS International adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang jasa di sektor minyak dan gas. Perusahaan ini memiliki kantor pusat di
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dan workshop berlokasi di Cikande, Serang, Banten.
PT SAS International menyediakan produk dan jasa seperti penjualan dan service
produk Gas Turbine Generator (GTG), Compressor Hitachi, dan Matting Board -
Durabase. Produk dan jasa ini dipasarkan ke berbagai klien perusahaan migas di
Indonesia.
Artikel ini mencakup latar belakang kondisi pencemaran lingkungan dan
pertumbuhan industri yang semakin marak, serta permasalahan yang dihadapi oleh PT.
SAS International terkait kurangnya pemahaman mendetail terhadap dokumen dan
tahapan proses untuk memenuhi syarat pengajuan sertifikasi ISO 14000. Metode gap
analysis digunakan untuk mengevaluasi kesiapan perusahaan dalam
mengimplementasikan ISO 14001:2015, yang menghasilkan nilai gap sebesar 25% dan
rekomendasi perbaikan terhadap klausul-klausul yang belum terpenuhi. Hasil penelitian
juga mencakup data primer yang diperoleh melalui observasi lapangan, review
dokumen SML ISO 14001:2015 yang telah dimiliki oleh PT. SAS International, serta
wawancara dengan manajer dan pimpinan perusahaan. Dengan demikian, jurnal ini
memberikan gambaran tentang hasil evaluasi kesiapan perusahaan dalam
mengimplementasikan ISO 14001:2015 serta rekomendasi perbaikan yang diperlukan
untuk memenuhi standar tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. SAS International telah mencapai
kesiapan sebesar 25% melalui analisis kesenjangan, mencerminkan kesiapan
perusahaan mengadopsi standar ISO 14001:2015 dan siap untuk sertifikasi. Namun,
ditemukan perlunya perbaikan pada 5 klausul. Rekomendasi termasuk evaluasi
pemantauan energi, riset energi alternatif, dan perbaikan sistem pengolahan limbah cair
sesuai standar KLH pada klausul 4.1. Klausul 5.2 menyarankan merancang kebijakan
lingkungan yang sesuai dengan konteks organisasi, disampaikan kepada semua
karyawan dan pihak berkepentingan melalui media beragam. Pada klausul 6.2.1,
disarankan merumuskan sasaran lingkungan SMART dan melakukan pembaharuan
secara berkala. Klausul 6.2.2 menganjurkan perencanaan lengkap berdasarkan prinsip
5W+1H, terintegrasi dalam ISO 9001 dan ISO 14001, dijabarkan dalam SOP. Terakhir,
pada klausul 9.1.2, dianjurkan evaluasi pemenuhan peraturan lingkungan berkala,
khususnya terkait limbah dan emisi. Pelatihan ISO 14001 secara bertahap, termasuk
pemahaman awal dan audit internal, juga direkomendasikan. Selain rekomendasi yang
telah disebutkan, disarankan pula untuk memasukkan langkah-langkah tambahan dalam
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas lingkungan. Salah satu tindakan tersebut
adalah dengan membuat dokumen pelaporan implementasi dokumen UKL-UPL (Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan) setiap semester. Laporan
ini diarahkan kepada Dinas Lingkungan di tingkat Provinsi dan Kota, serta
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa semua pihak terkait dapat memahami dan mengawasi efektivitas
implementasi langkah-langkah lingkungan perusahaan. Dengan kata lain, selain
mengoptimalkan kesiapan terhadap standar ISO 14001:2015, langkah-langkah proaktif
ini bertujuan untuk mengamankan komitmen perusahaan dalam mengelola dan
memantau dampak lingkungan. Dokumen pelaporan tersebut akan menjadi sarana
untuk melaporkan progres dan pencapaian perusahaan dalam menjalankan
praktik-praktik yang berkelanjutan, menjadikan PT. SAS International sebagai
perusahaan yang berkomitmen pada tindakan tanggung jawab lingkungan.

C. Kesamaan Kasus
Gap analysis mengenai implementasi ISO 14000:2015 antara PT. Citra Abadi
Sejati dengan PT. SAS International memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga
lingkungan. Dengan itu, kedua perusahaan berkomitmen untuk menerapkan ISO
14000 dalam pelaksanaan manajemen lingkungan perusahaan. ISO 14000 dianggap
dapat meningkatkan peran serta menjaga lingkungan serta meningkatkan citra
perusahaan di tengah pertumbuhan industri yang semakin pesat. Akan tetapi, PT. Citra
Abadi Sejati dan PT. SAS International mengalami permasalahan yang sama, yakni
kurangnya pengetahuan pihak perusahaan terkait dokumen dan tahapan proses untuk
memenuhi syarat pengajuan sertifikasi ISO 14000. Adanya permasalahan tersebut
dapat menghambat proses implementasi ISO 14000 di kedua perusahaan.
Selain persamaan permasalahan kedua perusahaan, ditemukan adanya
persamaan metode dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi perusahaan saat
ini dengan orientasi standar ISO 14000. Kedua perusahaan menggunakan gap analysis
melalui lima tahap, diantaranya tahap persiapan dengan melakukan studi literatur dan
survey lokasi, tahap kedua studi pendahuluan dengan mempelajari tentang ISO 14000,
tahap ketiga pelaksanaan dengan melakukan review dokumen, observasi lapangan,
wawancara kepada manajer dan pimpinan perusahaan, tahap berikutnya pengolahan
data dan laporan melalui range hasil diskusi dengan para ahli.
Berdasarkan dari hasil gap analysis pada PT. Citra Abadi Sejati dan PT. SAS
International ditemukan terdapat klausul yang harus diperbaiki kedua perusahaan
pada klausul 4.1 dan klausul 9.1.2. Pada klausul 4.1 mewajibkan suatu organisasi atau
perusahaan menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan
perusahaan yang dapat mempengaruhi sistem manajemen lingkungan. Rekomendasi
perbaikan untuk kedua perusahaan pada klausul 4.1 dengan melakukan evaluasi
pemantauan pemakaian energi, melakukan riset dan uji coba pemakaian energi
alternatif, dan melakukan perbaikan pada sistem pengolahan limbah cair domestik
(IPAL) serta pengadaan analisa efluen setiap bulan. Selanjutnya, terdapat persamaan
klausul yang harus diperbaiki oleh kedua perusahaan, yakni klausul 9.1.2 tentang
evaluasi kepatuhan, memelihara pengetahuan dan pemahaman tentang status
kepatuhan perusahaan. Rekomendasi perbaikan untuk kedua perusahaan pada klausul
9.1.2 dengan melakukan evaluasi pemenuhan terhadap peraturan lingkungan yang
terkait (air limbah, limbah B3, limbah padat, emisi kendaraan dan boiler) secara
berkala setiap 6 bulan sekali, memberikan refresh training peningkatan pengetahuan
tentang ISO 14001 kepada karyawan secara bertahap, baik awareness maupun internal
audit, dan membuat dokumen pelaporan implementasi dokumen UKL-UPL (Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan) setiap semester ke
Dinas lingkungan Provinsi, Kota, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK).
Hasil akhir gap analysis pada PT. Citra Abadi Sejati sebesar 15% gap analysis
yang ditemukan dan 85% menunjukkan kesiapan PT. Citra Abadi Sejati dalam
pengimplementasian ISO 14001:2015. Sedangkan PT. SAS International
mendapatkan nilai 25% gap analysis yang ditemukan dan 75% menunjukkan kesiapan
PT. Citra Abadi Sejati dalam pengimplementasian ISO 14001:2015. Melihat angka
tersebut, artinya melalui hasil gap analysis yang ditemukan kedua perusahaan
termasuk dalam range score 75%-100% kesiapan perusahaan sehingga terlihat bahwa
kedua perusahaan siap untuk melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan (SML)
ISO 14001 dan juga siap untuk melakukan sertifikasi.

D. Perbedaan Kasus
Perbedaan pertama mengenai jenis perusahaan dalam pengambilan sertifikasi
ISO 14001 yang dimana pada kasus 1 yaitu PT. Citra Abadi Sejati adalah perusahaan
yang bergerak dalam industri garmen dan tekstil, sedangkan pada kasus 2 yaitu PT.
SAS International (SAS) yang bergerak dalam pengadaan barang dan kontraktor jasa.
Selanjutnya pada keduanya sama-sama menggunakan gap analysis sebagai metode
dalam menganalisa kondisi perusahaan saat ini dan membandingkannya dengan
kondisi yang seharusnya, sehingga dapat diketahui kesiapan 2 perusahaan dalam
melakukan sertifikasi ISO 14001. Pada metode gap analysis ini terdapat 10 klausul
yang harus dipenuhi. Namun, dalam hasil penelitian hanya dipublikasi mengenai hasil
dari klausul 4 hingga klausul 10.
Setelah dilakukan gap analysis terdapat beberapa perbedaan hasil yang
ditemukan pada 2 perusahaan tersebut. Pada PT. Citra Abadi terdapat 3 poin dari total
20 poin klausul yang belum dilaksanakan oleh perusahaan diantaranya klausul 4.1
mengenai organisasi harus menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan
dengan tujuannya dan yang mempengaruhi kemampuannya untuk mencapai hasil
yang diinginkan dari sistem manajemen lingkungannya. Masalah-masalah tersebut
harus mencakup kondisi lingkungan yang dipengaruhi atau mampu mempengaruhi
organisasi, klausul 4.2 mengenai memahami kebutuhan dan harapan yang tertarik dan
para pihak, dan klausul 9.1.2 mengenai evaluasi kepatuhan dalam memelihara
pengetahuan dan pemahaman tentang status kepatuhannya. Sehingga pada PT. Citra
Abadi dapat dihitung gap analysis sebesar 15% yang artinya perusahaan menunjukkan
kesiapan dalam pengimplementasian ISO 14001 serta siap melakukan sertifikasi.
Berbeda dengan PT. SAS International yang dalam hasil gap analysis lebih
banyak terjadi gap yaitu sebanyak 5 poin dari total 20 poin klausul yang belum
dilaksanakan oleh perusahaan diantaranya klausul 4.1 mengenai organisasi harus
menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuannya dan yang
mempengaruhi kemampuannya untuk mencapai hasil yang diinginkan dari sistem
manajemen lingkungannya. Masalah-masalah tersebut harus mencakup kondisi
lingkungan yang dipengaruhi atau mampu mempengaruhi organisasi, klausul 5.2
mengenai kebijakan lingkungan yang didalamnya diperinci mengenai pemeliharaan
kebijakan lingkungan sebagai informasi yang terdokumentasikan dan
dikomunikasikan dalam organisasi, klausul 6.2.1 mengenai tujuan lingkungan, klausul
6.2.2 mengenai perencanaan tindakan untuk mencapai tujuan lingkungan, dan klausul
9.1.2 mengenai evaluasi kepatuhan. Sehingga pada PT. SAS International dapat
dihitung gap analysis sebesar 25%. Lebih besar 10% dari gap analysis PT. Citra
Abadi. Melihat gap analysis PT. SAS International dapat diartikan bahwa perusahaan
menunjukkan kesiapan dalam pengimplementasian ISO 14001 dan serta siap
melakukan sertifikasi. Namun, pada PT. SAS International terdapat beberapa catatan
yaitu untuk dilakukan percepatan dalam menutupi adanya gap tersebut, dengan
melakukan perbaikan sesuai dengan check list yang mengacu kepada persyaratan ISO
14001.

E. Kesimpulan
ISO 14000 series merupakan Standar Internasional tentang manajemen
lingkungan dan keamanan operasional yang dikembangkan oleh International
Organization For Standardization (ISO). Pada PT. Citra Abadi Sejati, sebuah
perusahaan garmen dan tekstil, analisis implementasi ISO 14000 membahas tentang
semakin besarnya kebutuhan para pelaku industri untuk berkomitmen dan
bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan guna menjamin keberlanjutan.
Persaingan ke pasar internasional yang semakin kompetitif, menginisiasi PT. Citra
Abadi Sejati untuk meningkatkan citra perusahaan mereka dengan ISO 14000.
Sedangkan pada PT. SAS International, sebuah perusahaan yang bergerak di
pengadaan barang dan kontraktor jasa, penerapan ISO 14001 guna menjawab
persaingan ke pasar minyak dan gas di Indonesia yang semakin kompetitif. Terdapat
tahapan proses dan dokumen yang harus dilengkapi PT. Citra Abadi Sejati dan PT.
SAS International sebagai prosedur pengajuan sertifikasi ISO 14001:2015. Sehingga
perlu dilakukan gap analysis untuk menganalisis kondisi perusahaan saat ini dan
membandingkannya dengan kondisi yang seharusnya dan dapat diketahui kesiapan
dalam melakukan sertifikasi ISO 14001:2015.
Gap analysis mengenai implementasi ISO 14000:2015 antara PT. Citra
Abadi Sejati dan PT. SAS International diketahui kedua perusahaan kesadaran akan
pentingnya menjaga lingkungan. Dalam metode gap analysis terdapat 10 klausul yang
harus dipenuhi. Pada PT. Citra Abadi Sejati terdapat 3 poin dari total 20 poin klausul
yang belum terlaksana sehingga dapat dihitung gap analysis sebesar 15% dan 85%
menunjukkan kesiapan PT. tersebut dalam pengimplementasian ISO 14001:2015.
Sedangkan PT. SAS International terdapat 5 poin dari total 20 poin klausul yang
belum terlaksana sehingga dapat dihitung gap analysis sebesar 25% dan 75%
menunjukkan kesiapannya dalam pengimplementasian ISO 14001:2015. Dari hasil
akhir tersebut, diketahui bahwa kedua perusahaan tersebut berada dalam range score
75-100% kesiapan perusahaan sehingga terlihat bahwa kedua perusahaan siap untuk
melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001 dan juga siap
melakukan sertifikasi.

F. Saran
Dari studi kasus PT. Citra abadi dan PT. SAS Internasional dalam
pengambilan sertifikasi ISO 14001 hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan
implementasi diperlukannya perbaikan mengenai poin yang belum terlaksana. Pada
PT. Citra Abadi Sejati fokus pada 3 poin klausul yang belum terlaksana. Identifikasi
secara detail aspek-aspek yang perlu diperbaiki dan segera lakukan tindakan
perbaikan. Sedangkan pada PT. SAS International harus lebih giat untuk memperbaiki
5 poin klausul yang belum terlaksana dengan cermat. Perlu dilakukannya identifikasi
dan implementasikan perubahan yang diperlukan untuk memenuhi standar ISO
14001:2015. Dengan kematangan persiapan yang telah disiapkan kedua PT.
harapannya segera untuk melakukan sertifikasi untuk peningkatan kepercayaan
kepada klien. Untuk dapat menjamin keberlanjutan perlu adanya penetapan
mekanisme monitoring dan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan keberlanjutan
implementasi ISO 14001:2015. Sistem ini dapat membantu mendeteksi perubahan dan
menyesuaikan proses sesuai kebutuhan. Beberapa saran yang ada, diharapkan PT.
Citra Abadi Sejati dan PT. SAS International dapat memperkuat komitmen mereka
terhadap lingkungan dan mencapai tingkat kesiapan yang optimal dalam
mengimplementasikan dan menjalankan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO
14001.

DAFTAR PUSTAKA
Nurfida A, Putra MF, Usman R. Gap Analysis Implementasi ISO 14000 pada
PT. Citra Abadi Sejati. Jurnal PASTI. 2020;14(2):157-166.
Yoshana A, Putra MF, Ulina NS. Gap analysis implementasi ISO 14000:2015
pada PT. SAS International. Jurnal Teknologi dan Manajemen. 2021 Aug
28;19(2):125-32. DOI: 10.52330/jtm.v19i2.32.

Anda mungkin juga menyukai