Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PANCA INDERA

Disusun Oleh :

Nama : Ihsan Hakim Haviana

NIM : 230106055

Dosen Pengampu : Zulkaida, S.Farm., M.S.Farm

Asisten Praktikum : Ariel Muhamad Yusuf

Hari/Tanggal : 23 Oktober 2023

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan

1.1. Menentukan nama - nama komponen sistem peliput

1.2. Mengidentifikasi bagian - bagian kulit beserta reseptor - reseptor


sensasinya

1.3. Menentukan reseptor - reseptor sensasi yang beraksi di kulit

1.4. Mengidentifikasi perbedaan epidermis, hipodermis, dan dermis

1.5. Menentukan fungsional sistem integumen

1.2. Prinsip

Berdasarkan sistem peliput, kulit menjadi salah satu bagian terpenting


pada makhluk hidup sebagai batas pelindung antara dunia luar dan sistem yang
sangat teratur di dalam tubuh. Kulit itu unik dalam berbagai cara, tapi tak ada
organ lain yang membutuhkan perhatian yang begitu besar, baik dalam hal
penyakit maupun kesehatan. Kulit dibagi ke dalam tiga lapisan yang disebut
epidermis, dermis, dan subkutis. Ketiga lapisan ini didefinisikan dengan baik,
tapi bersama, terciptalah kulit yang berfungsi efektif. Kulit memiliki peran
penting dalam kehidupan sehari - hari salah satunya Meregulasi suhu
tubuh dengan melebarkan atau menyempitkan pembuluh darah kita di dekat
permukaan kulit, mengatur pengeluaran panas dari tubuh. Temperatur juga diatur
dengan pendinginan yang menguap melalui produksi keringat, dan dengan efek
isolasi dari tegaknya rambut pada permukaan kulit. Hilangnya panas juga
dipengaruhi dengan mengisolasi lapisan lemak subkutan.

Reseptor di kulit reseptor-reseptor yang terdapat pada kulit terdiri dari


korpus meissner berfungsi untuk menerima rangsang sentuhan/rabaan, korpus
pacini berfungsi menerima rangsang tekanan yang dalam (kuat), korpus ruffini
berfungsi untuk menerima rangsang panas, korpus krause berfungsi untuk
menerima rangsang dingin, dan lempeng. Kulit dapay menerima berbagai macam
rangsangan dari lingkungan luar dan berespon terhadap rangsang tersebut, baik
rangsangan suhu, nyeri, tekanan, getaran, maupun rasa gatal.
BAB II

TEORI DASAR

System peliput meliputi kulit, turunana kulit (seperti kuku, keleknjar, dan
rambut) serta beberapa jenis reseptor khusus. System ini sering kali mencakup
bagian system organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisisk,
kuku, kelenjar keringant dan produknya. Kata kulit berasal dari bahasa latin
“integumentum” yang berarti penutup (Pearce, 2017).

Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Kulit sangat sensitif
terhadap pengaruh lingkungan sekitar, seperti panas matahari, debu, dan
asap knalpot. Kulit yang sebenarnya yaitu lapisan penutup yang umumnya terdiri
dua lapisan utama, letaknya sebelah luar dari jaringan ikat kendur yang meliputi
otot dan struktur permukaan lain. Sedangkan derivateintegumen yaitu struktur
tertentu yang secara embryogenetik berasal dari salah satu ataukedua lapisan kulit
sebenarnya. Struktur ini dapat berupa struktur yang lunak, seperti kelenjar eksresi,
tetapi dapat juga berupa struktur keras dari kulit ini, dinamakan eksoskelet. Kulit
dibagi menjadi 3 bagian: bagian terluar disebut epidermis, bagian
tengah mesodermis,dan bagian dalam hipodermis. Subcutan merupakan indera
peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit
(Pearce. 2017).

Epidermis merupakan lapisan sel epitel berlapis membentuk keratin


(bahan utama dari epidermis) kukudan rambut ,agar sel-sel
dibawahnya ,mencegah dan melindungi dari bahaya dehydrasi.- Tebalnya di kulit
biasa 0, 3 mm.- Ditelapak tangan dan kaki tebalnya 1.5 mm.- Waktu yang
diperlukan dari lapisan yang paling bawah menjadi paling luar 30 hari.Lapisan-
lapisaannya pertama Stratum corneum ,selnya sudah mati dan mengandung zat
keratin. kedua Stratum lucidum ,butir-butir selnya jernih,tanfa inti dan
protoplasmaBerubah menjadi protein. ketiga Stratum Granulosum, selnya
gepeng,berinti dan protoplasma berbutir Besar. Keempat Stratum Spinosum, sel
bentuk dan besarnya berbeda karena proses Mitosis. kelima Stratum basale,(sel
germinativum ) cel ini terdapat paling dasar dari lapisan epidermis- sel pembentuk
melanin (melanosit) merupakan sel-sel berwarna muda mengandung
pigmen- pigmen melanosom. Epidermis atau lapisan luar merupakan bagian kulit
paling luar , ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh . yang
paling tebal berukuran 1 milimeter (Wibowo, 2015).

Bagian bawah dari epidermis yang keadaannya lebih tebal dan


dilengkapi dengan pembuluh darah, pembuluh limpe, dan urat syaraf. Lapisan
dermis (corium) ini terdiri dari 2 lapisan yaitu :1. Pars Papilaris (Stratum Papilar),
bagian atas yang berisi ujung saraf dan pembuluh darahdan pembuluh getah
bening.2. Pars Retikularis (Stratum Retikularis), bagian bawah yang terdiri dari
serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, serabut elastin dan serabut
retikulin.(Shearwood. 2013).

Iindera penglihatan, mata adalah salahsatu dari ke lima panca indera yang
memiliki peranan yang begitu krusial bagi kehidupan manusia yang berperan
sebagai organ pengelihatan (Sari dkk 2022).

Telinga adalah organ indera yang bertanggung jawab untuk pendengaran.


Setiap bagian telinga memiliki peranan penting dalam menyediakan informasi
bunyi ke otak.Secara umum telinga terbagi atas telinga luar, telinga tengah dan
telinga dalam. Gangguan pendengaran disebabkan oleh gangguan salah satu atau
beberapa bagian dari telinga luar, tengah atau dalam (Kemenkes, 2019).

Hidung merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernapasan


dan indera penciuman untuk mengenali lingkungan sekitar sebagai salah satu
organ pelindung tubuh terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan
(Tangkelangi dkk, 2016).

Lidah merupakan indera perasa atau pengecap manusia yang berfungsi


untuk membedakan bermacam-macam rasa. Rasa yang berbeda dapat dirasakan
dibagian lidah yang berbeda-beda pula (Puspita, 2019).
Indera peraba berperan di dalam melakukan gerakan dimana tangan atau
bagian-bagian tubuh yang lain ada kontak dengan objek di luar dirinya. Misalnya
pada saat seseorang memegang bola untuk kemudian melemparkannya, di sini
perabaan pada bola berpengaruh terhadap ketepatan memegang dan melempar
bola (Widhiyanti, 2015).
BAB III

METODELOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

No Nama Alat Gambar Kegunaan


1
Sebagai penguji
Pisau Bedah
reseptor kulit

2
Sebagai alat praktikum
untuk mengetahui
Model anatomi
bagian bagian anatomi
manusia
tubuh

Sebagai alat praktikum


Pingset
pemegang kapas

Sebagai alat praktikum


Penutup mata untuk tidur

5
Sebagai alat

Pensil praktikum /untuk


mencatat
6

Sebagai alat praktikum


Kapas
penguji reseptor lidah

Sebagai alat praktikum


Paku
penguji reseptor kulit

8
Alat pengukur Sebagai alat praktikum
Jarak untuk mengukur jarak

3.1.2. Bahan
No Nama Bahan Kegunaan Precaution
1 Katak Bahan uji coba Bukan bahan berbahaya
2 Eter Bahan uji coba Bukan bahan berbahaya
3 Nacl Bahan uji coba Bukan bahan berbahaya
4 Etanol Bahan uji coba Bukan bahan berbahaya
5 Air hangat Bahan uji coba Bukan bahan berbahaya
6 Air es Bahan uji coba Bukan bahan berbahaya
7 Air led-eng Bahan uji coba Bukan bahan berbahaya
8 Gabus Bahan uji coba Bukan bahan berbahaya

3.2. Prosedur

3.2.1. Model Anatomi

 Melihat salah satu model praktikum selama beberapa detik.


 Mengidentifikasi antomi kulit.
 Mencatat dan menggambar anatomi kulit.

3.2.2. Distribusi Reseptor Sensasi Kulit


 Mengambarkan suatu daerah pada permukaan anterior lengan
bawah.
 Menggesek atau menyentuh bulu sikat dengan permukaan tangan.
 Mendinginkan sebuah paku pada air es salanjutnya disentuh -
sentuh bagian - bagian tangan.
 Melakukan hal yang sama tetapi menggunakan air 40-50 derajat C
 Menjumlahkan lokasi reseptor untuk tiap sensasi.
 Mengulangi prosedur 1- 6 di atas pada daerah antara lutut dan mata
kaki.
 Mencatat hasil dari pengamatan.

3.2.3. Sensai Tekanan

 Meminta seorang kawan untuk menutup mata Saudara.


 Menekan ujung sebuah pensil pada suatu titik di kulit Saudara
hingga ada bekasnya.
 Menyuruh kawan Saudara melokasikan tekanan ini.
 Melakukan percobaan ini sebanyak 5 kali dan rata - ratakan hasil
yang diperoleh.
 Mengulangi prosedur tersebut pada daerah ujung jari, telapak
tangan, punggung tangan, tangan atas bagian dalam dan tengkuk.
 Metabelkan hasil pengamatan saudara sebagai berikut :

Daerah Stimulasi Jarak Kesalahan (mm)

Ujung jari

Telapak tangan

Punggng tangan

Lengan atas bagian dalam


Tengkok

3.2.4. Adaptasi Reseptor

3.2.4.1. Adaptasi terhadap Reseptor Sentuhan

 Menutup mata rekan pratikan anda.


 Meletakan suatu benda pada kulit permukaan ventral lengan.
 Mengamati berapa lama sensasi sentuh berlangsung.
 Mengamati percobaan pada daerah lain lengan.
 Melakukan percobaan yang sama dengan benda lain.
 Mencatat hasil dari pengamatan.

3.2.4.2. Adaptasi terhadap Reseptor Suhu

 Menyiapkan tiga gelas beaker yang berisi masing - masing air es


(0-5 derajat C), air suhu ruang (25 derajat C), dan air hangat (45
derajat C)
 Mencelupkan jari tangan kiri ke dalam air es dan jari tangan kanan
ke dalam air hangat.
 Menanyakan kepada saudara atau kawan praktikan anda sensasi
apa yang dirasakan oleh masing - masing tangan setelah 2 menit
berlalu.
 Menanyakan lagi tangan mana yang paling cepat berdaptasi.
 Melakukan cara yang sama seperti prosedur 2-3 tetapi dengan jari
kedua tangan ke dalam air suhu ruang.
 Menanyakan sensasi apakah yang dirasakan anda atau kawan
praktikan anda atau saudara anda.
 Mencatat hasil survey dari pengamatan.

3.2.4.3. After Image

 Meminta sala seorang yang berminat menjadi penguji.


 Mencatat hasil survey dari pengamatan.

3.2.5. Referred Pain

 Menempatkan siku saudara kedalam air es selama waktu tertentu


dan rasakan sensasi apa dan dimana lokasi sensasi itu terjadi.
 Menanyakan kepada penguji apakah terjadi perpindahan lokasi
nyeri/sensasi? Jika iya, dimana posisi itu dirasakan.
 Melakukan pengujian lagi terhadap sensasi yang dirasakan ketika
makan es krim dan menanyakan lokasi sensasi yang dirasakan
penguji.

3.2.6. Daya Mebedakan

 Menutup mata saudara.


 Melakukan penilaian apa yang dirasakan saudara ketika menyentuh
benda dari berbagai bentuk keras yang diberikan kepada saudara.
 Mengulangi percobaan yang sama dengan lengan bawah.
 Mencatat respon yang diberikan kepada dua benda yang sama baik
tingkat kekerasannya maupun beratnya.
 Mencatat hasil dari pengamatan

3.2.7. Pengaturan Suhu Melalui Kulit

 Menggosongkan kulit dengan kapas yang sudah dibasahi dengan


eter.
 Mencatat apa yang saudara rasakan.
 Mengulangi percobaan ini dengan menggunakan etanol
 Mencatat apa yang saudara rasakan.
 Mencatat hasil dari pengamatan .
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Model Anatomi Kulit


4.1.2. Distribusi Reseptor Sensasi Kulit

Nama Perlakuan Hasil


Mengessekan bulu sikat
ketangan. S (geli)

Sentuhan ujung paku


yang dihasilkan dari air D(sebagian dingin kebawah)
Fahmi
es.

Sentuhan ujung paku


yang dimasukkan ke air P (panas, hanya 3 titik)
panas

Nama Perlakuan Hasil

Fahmi Tekanan ringan jarum


N (sedikit terasa)

Nama Perlakuan Hasil

S (geli)

D (sensitivitasnya lambat)
Fahmi Lutut
P (hangat)

N (sakit)

S (geli)

D (sensitivitasnya kurang)
Fahmi Mata kaki
P (hangat)

N (sakit)

4.1.2. Sensasi Tekanan

Nama Perlakuan Hasil titik dekat mata

Fahmi 2 cm
Tengkuk

1,5 cm
Ujung jari

Telapak tangan 1,5 cm

Lengan atas bagian 1,3 cm


dalam

Punggung tangan
1,5 cm

4.1.3. Adaptasi Reseptor

4.1.3.1. Adaptasi Terhadap Reseptor Sentuhan

No Perlakuan Hasil
1 koin kanan Detik -7

1 koin kiri Detik-6

Fahmi

2 koin kanan Detik-10

2 koin kiri Detik-10

4.2. Pembahasan

Pada saat melakukan percobaan anatomi, hasil pengamatan yang


terlihat adalah hanya terlihat seperti biasa. Seharusnya terlihat lapisan-lapisan
kulit pada umunya seperti pada literatur, namun hasil yang didapat berbeda
dengan literatur, itu dikarenakan preparat yang mungkin terlalu tebal.

Untuk melakukan percobaan sensasi kulit digunakan empat benda, yaitu


bulu sikat, paku D (dingin), paku P (panas) dan jarum. Pada sensasi kulit didaerah
lengan, betis dan kaki masing-masing disentuh dengan menggunakan bulu sikat
sebanyak 20 kali.

Dengan digunakan paku D, sensasi kulit didaerah lengan memiliki 14


sentuhan yang berasa dingin dari 20 sentuhan dingin pada tempat yang berbeda-
beda. Dengan digunakan paku P, sensasi di daerah lengan memiliki 14 sentuhan
yang berasa panas dari 20 sentuhan panas pada tempat yang berbeda – beda.
Dengan digunakan jarum, sensasi kulit di daerah lengan memiliki 16 sentuhan
nyeri dari 20 sentuhan nyeri pada tempat yang berbeda - beda. Rasa sakit atau
nyeri bisa membuat sensasi kulit lebih banyak sehingga kulit lebih banyak terasa
sensasinya.

Dengan digunakan pake D, sensasi kulit di daerah betis memiliki 16


sentuhan yang berasa dingin dari 20 sentuhan dingin pada tempat yang berbeda-
beda. Dengan digunakan paku P, sensasi di daerah betis memiliki 15 sentuhan
yang berasa panas dari 20 sentuhan panas pada tempat yang berbeda-beda.
Dengan digunakan jarum, sensasi kulit di daerah betis memiliki 19 sentuhan nyeri
dari 20 sentuhan nyeri pada tempat yang berbeda – beda. Itu artinya betis lebih
peka terhadap sentuhan nyeri dibanding lengan.

Dengan digunakan paku D, sensasi kulit di daerah kaki memiliki 12


sentuhan yang berasa dingin dari 20 sentuhan dingin pada tempat yang berbeda-
beda. Dengan digunakan paku P, sensasi kulit di daerah kaki memiliki 17
sentuhan yang berasa panas dari 20 sentuhan panas pada tempat yang berbeda-
beda. Dengan digunakan jarum, sensasi kulit di daerah kaki memiliki 20 sentuhan
nyeri dari 20 sentuhan nyeri pada tempat yang berbeda – beda. Dapat disimpulkan
bahwa daerah kaki lebih peka terhadap rangsangan nyeri daripada lengan dan
betis.

Pada percobaan sensasi tekanan pada ujung jari dilakukan pada 5 ujung
jari tangan. Pada ujung jari pertama terjadi kesalahan pada jarak 0,002 mm. pada
ujung jari ke dua terjadi kesalahan pada jarak 0,003 mm. pada ujung jari ke tiga
terjadi kesalahan pada jarak 0,006 mm. pada ujung jari ke empat terjadi kesalahan
pada jarak 0,005 mm. pada ujung jari ke lima terjadi kesalahan pada jarak 0,005
mm.

Pada percobaan sensasi tekanan pada punggung tangan dilakukan pada 5


tempat yang berbeda. Pada punggung tangan pertama terjadi kesalahan pada jarak
0,01 mm. pada punggung tangan yang ke dua terjadi kesalahan pada jarak 0,02
mm. pada punggung tangan yang ke tiga terjadi kesalahan pada jarak 0,015 mm.
pada punggung tangan yang ke empat tidak terjadi kesalahan. Pada punggung
tangan yang ke lima terjadi kesalahan pada jarak 0,012mm.

Pada percobaan sensasi tekanan pada lengan bagian dalam dilakukan pada
5 tempat yang berbeda. Pada lengan bagian dalam pertama terjadi kesalahan pada
jarak 0,025 mm. pada lengan bagian dalam ke dua terjadi kesalahan pada jarak
0,02 mm. pada lengan bagian dalam ke tiga terjadi kesalahan pada jarak 0,015
mm. pada lengan bagian dalam ke empat terjadi kesalahan pada jarak 0,028 mm.
pada lengan bagian dalam ke lima terjadi kesalahan pada jarak 0,014 mm.

Pada percobaan sensasi tekanan pada tengkuk dilakukan pada 5 tempat


yang berbeda. Pada tengkuk pertama tidak terjadi kesalahan. Pada tengkuk ke dua
terjadi kesalahan pada jarak 0,015 mm. pada tengkuk ke tiga tidak terjadi
kesalahan. Pada tengkuk ke empat terjadi kesalahan pada jarak 0,02 mm. pada
tengkuk ke lima terjadi kesalahan pada jarak 0,003 mm.Dalam percobaan pada
sensasi tekanan yang dilakukan oleh ujung pensil dan anggota tubuh yang lebih
peka adalah pada tengkuk, karena tengkuk lebih peka terhadap rangsangan.

Pada percobaan adaptasi reseptor untuk stimulasi sentuhan pada koin 1


dilakukan 2 percobaan. Pada percobaan pertama terasa hingga 15.37 detik. Pada
percobaan ke dua terasa hingga 11.02 detik.

Pada percobaan adaptasi reseptor untuk stimulasi sentuhan pada 2 koin


dilakukan percobaan sebanyak 2 kali. Pada percobaan pertama terasa hingga
13.82 detik. Pada percobaan ke dua terasa hingga 15.00 detik.

Pada saat melakukan percobaan daya membedakan dengan menggunakan


ampelas halus, agak kasar dan kasar. Pada saat menggunakan ampelas halus yang
dirasakan adalah ampelas terasa halus, dan lama – kelamaan terasa kasar, pada
saat melakukan dengan menggunakan ampelas agak kasar yang dirasakan adalah
ampelas terasa kasar dan lama – kelamaan terasa sakit di kulit, pada saat
melakukan percobaan dengan menggunakan ampelas kasar yang dirasakan adalah
ampelas terasa sangat kasar dan lama – kelamaan sangat sakit di kulit.Seorang
dapat membedakan ampelas yang berbeda, hal ini terjadi karena sensasi sentuhan
terhadap ampelas yang pertama telah diingat oleh otak.Dalam hal ini kulit
berfungsi sebagai reseptor atau penerima stimulus.Sentuhan diterima stimulus
yang diteruskan menuju sistem syaraf pusat, kemudian stimulus yang lain
diterima lalu diteruskan untuk dicocokan dengan sensasi yang telah diterima
sebelumnya, yang telah tersimpan dalam otak. Oleh karena itu, pengamat dapat
membedakan tekstur ampelas yang berbeda. Pada bagian dermis, terdapat Corpus
Meissener yang berfungsi sebagai reseptor sentuhan.

Pada saat melakukan percobaan nyeri acuan pada saat siku dalam air es
mula – mula terasa dingin , lama – kelamaan lokasi sensasi berubah ketelapak
tangan kemudian ada sedikit sensasi pada jari manis. Ini disebabkan karena sisi
dalam dari tangan lewat melalui persendian siku. Saraf planar berfungsi sebagai
mediator untuk sensasi nyeri acuan yang telah dilakukan, ini bisa disebabkan
karena praktikan telah mengalami contoh nyeri acuan yang lain, seperti nyeri
acuan pada dahi setelah menelan es dingin.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.1.1. Kulit manusia terdiri atas tiga lapisan, yaitu epidermis ,dermis, dan
subkutan

5.1.2. Ujung saraf tanpa selaput, merupakan ujung saraf perasa nyeri.

5.1.3. Pada percobaan anatomi kulit katak hanya terlihat sel-sel mati dan
sel-sel pigmen.

5.1.4. Pada percobaan Fisiologi sensasi kulit, sensasi lebih banyak


dirasakan pada lengan daripada antara matakaki dan betis..

5.1.5. Pada percobaan Fisiologi sensasi tekanan, pada ujung jari yang lebih
peka terhadap rangsangan adalah tengkuk.

5.1.6. Pada percobaan Fisiologi Adaptasi reseptor, stimulan sentuhan lebih


lama terasa pada dua koin daripada satu koin.

5.1.7. Pada percobaan Fisiologi Adaptasi reseptor, stimulan suhu pada saat
jari dimasukkan ke dalam air ledeng, jari yang paling peka dalah jari
yang telah dimasukkan ke air dingin sebelumnya.

5.1.8. Pada percobaan After image, rangsangan masih terasa sebentar


setelah benda dilepas

5..1.9. Pada percobaan Daya membedakan, praktikan dapat membedakan


ketiga ampelas yang berbeda permukaannya.

5.1.10.Pada percobaan Nyeri acuan, nyeri lebih terasa pada jari manis.

5.1.11. Pada percobaan Pengaturan suhu tubuh melalui kulit, yang lebih
terasa dingin adalah etanol dibanding dengan eter.
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Anderson, Paul, D. 1996. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : EG

Pearce, Evelyn, C. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk para medis. Jakarta :
PT.Gramedia.

Sherwood, Lauralee. 1996. Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC

Wibowo, S.Daniel. 1987. Anatomi Fisiologi Manusia. Jalarta : Garasindo

Anda mungkin juga menyukai