Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap individu diciptakan dengan sistem indera yang digunakan yang
lengkap untuk mampu berinteraksi dengan keadaan lingkungan sekitar, yang
dapat diperoleh melalui indera, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit.
Informasi tersebut dihantarkan ke otak untuk diolah dan diartikan sehingga
individu dapat melihat, mendengar, mencium, mengecap, dan meraba. Jadi
masing-masing alat indra memiliki kepekaan terhadap rangsangan dari luar yang
disebut reseptor (Setiadi, 2007).
Alat indera kita memiliki bagian yang dapat menerima rangsang berupa
ujung-ujung saraf sensorik atau sel-sel reseptor. Satu macam reseptor hanya
mampu menanggapi satu macam rangsangan, rangsangan yang diterima oieh sel
reseptor terlebih dulu diubah menjadi impuls saraf dan kemudian dihantarkan ke
pusat susunan saraf melalui serabut saraf sensorik. Di dalam pusat susunan saraf,
impuls saraf tersebut diolah dan diartikan sehingga individu mengetahui apa yang
terjadi di sekitar kita. Setelah itu, otak memerintahkan jenis tanggapan yang akan
diberikan. Perintah dari otak disampaikan ke otot atau kelenjar sebagai efektor
yang bertugas memberi tanggapan terhadap rangsang tersebut (Erika, 2014).
Manusia memiliki 5 indera yaitu indra penglihatan, pendengaran, pengecap,
pembau dan peraba. Namun dalam laporan kali ini kami hanya membahas 3 alat
indera yaitu indera penglihatan, pengecap, dan indera peraba. Indera peraba yaitu
kulit, di kulit terdapat saraf peraba seperti saraf ruffini untuk merasakan panas,
saraf krausse untuk merasakan dingin, saraf tanpa selaput untuk merasakan nyeri.
Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit
mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada
manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir (Lesmono et al, 2011).
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk
sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang
disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak
terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel.

Universitas Sriwijaya
Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi
membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan
germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang
menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan
granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan
melanin menentukan derajat warna kulit (Aditya, 2013).
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan
tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka
terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan
reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke
daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh
dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya
terletak di dekat epidermis (Setiadi, 2007).
Pengecap merupakan fungsi utama taste buds dalam rongga mulut, namun
indera pembau juga sangat berperan pada persepsi pengecap. Selain itu, tekstur
makanan seperti yang dideteksi oleh indera pengecap taktil dari rongga mulut dan
keberadaan elemen dalam makanan seperti merica, yang merangsang ujung saraf
nyeri, juga berperan pada pengecap. Makna penting dari indera pengecap adalah
bahwa fungsi pengecap memungkinkan manusia memilih makanan sesuai dengan
keinginannnya dan mungkin juga sesuai dengan kebutuhan jaringan akan
substansi nutrisi tertentu (Aditya, 2013).
Indera pengecap kurang lebih terdiri dari 50 sel epitel yang termodifikasi
beberapa di antaranya disebut sel sustentakular dan lainnya disebut sel pengecap.
Sel pengecap terus menerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel
disekitarnya, sehingga beberapa diantaranya adalah sel muda dan lainnya adalah
sel matang yang terletak ke arah bagian tengah indera dan akan segera terurai dan
larut (Setiadi, 2007).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk memahami fisiologi indera penglihatan
pengecap dan pembau.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Sistem Indera


Sistem indera merupakan alat penghubung atau kontak antara jiwa dalam
wujud kesasaran rohani diri dengan material lingkungan. Lima macam indera
berfungsi sebagai alat sensor indera terdiri atas alat pembau untuk melihat (mata)
alat pembau untuk mengecap (lidah) alat pembau untuk membau (hidung), alat
pembau untuk mendengar (telinga) dan alat pembau untuk merasakan seperti kulit
sebagai indera peraba.
Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan
tertentu. Semua organism memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi.
Informasi tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau datang dari luar. Reseptor
diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor
(penerima rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang cahaya),
aodioreseptor (penerima rangsang suara), dan mekanoreseptor (penerima rangsang
fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran). Selain itu dikenal pula beberapa
reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang
dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang
berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor.
Interoreseptor terdapat diseluruh tubuh manusia (Lesmono et al, 2011).

2.2. Macam-Macam Alat Indera Pada Manusia


2.2.1. Indera Penglihatan (Mata)
Mata memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar
dan warna. Selain itu terdapat otot- otot yang berfungsi sebagai penggerak bola
mata, kotak mata, kelopak mata dan bulu mata. Sklera merupakan lapisan yang
dibangun oleh jaringan ikat fibrosa dan berwarna putih. Fungsi lapisan ini sebagai
pelindung. Disebelah luar sclera terdapat lapisan sel- sel ephitelium yang
membentuk membrane mukosa yang disebut konjungtiva. Lapisan konjungtiva
menjaga kelembapan mata. Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan
ikat yang memiliki banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmem. Letaknya

Universitas Sriwijaya
disebelah dalam sclera. Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus
dan sangat sensitive terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor (fotoreseptor).
Fotoreseptor berhubungan dengan bagian badan sel- sel saraf yang serabutnya
membentyuk urat saraf optic yang memanjang sampai ke otak (Setiani, 2013).

2.2.2. Indera Pendengar (Telinga)


Telinga luar terdiri atas daun telinga damn lubang telinga luar. Daun telinga
terdiri atas tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung telinga bawah,
yaitu cuping telinga, terdiri atas lemak. Daun telinga berfungsi untuk menerima
dan mengumpulkan suara yang masuk. Saluran luar yang dekat denga lubang
telinga dilengkapi dengan rambut- rambut halus yang menjaga agar benda asing
tidak masuk, dan terdapat kelenjar lilin yang berperan menjaga agar permukaan
saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
Mekanisme mendengar dimulai dengan adanya gelombang bunyi yang
masuk melalui liang telinga, yang akan menggetarkan membrane timpani. Getaran
ini akan diteruskan ke dalam telinga tengah melalui tulang- tulang pendengaran.
Selanjutnya getaran di teruskan ke telinga dalam melalui selaput jendela oval dan
mengetarkan cairan perilimfe yang terdapat di dalam skala vestibuli.
Getaran cairan tersebut akan menggetarkan membrane reissner dan
menghgetarkan cairan endolimfe di dalam skala media. Getaran cairan ini
menggerakan membrane basiler yang selanjutnya menggetarkan cairan dalam
skala timpani. Pada saat membrane basiler bergetar akan menggerakan sel-sel
rambut, dan ketika sel-sel rambut tersebut menyentuh membrane tektorial
terjadilah rangsangan (impuls) yang akan dikirim ke pusat pendengar didalam
otak melalui saraf sensori atau saraf pendengar (Erika, 2014).

2.2.3. Indera Peraba (Kulit)


Kulit merupakan indra peraba, sebab memiliki ujung-ujung saraf sensori
sebagai reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, temperature (panas dan dingin)
serta rasa sakit. Sebagian reseptor terletak pada lapisan dermis, dan ada juga yang
terletak pada lapisan epidermis. Ujung-ujung saraf tersebut ada yang terbungkus
kapsul (di sebut korpuskula) dan ada yang tidak terbungkus (di sebut ujung-ujung

Universitas Sriwijaya
saraf bebas). Ujung saraf yang tergolong korpuskula adalah korpuskula Meissner
(reseptor untuk sentuhan terletak dekat permukaan kulit). Ujung saraf bebas antara
lain reseptor untuk rasa sakit dan sentuhan yang keduanya terletak di lapisan
epidermis kulit, serta reseptor untuk sentuhan yang terletak di pangkal setiap
rambut. Selain itu ada pula lempeng merkel yang merupakan ujung saraf perasa
sentuhan dan tekanan ringan (Wulandari, 2012).

2.2.4. Indera Pengecap (Lidah)


Lidah merupakan organ yang tersusun atas otot. Permukaan lidah banyak
tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan kasar.
Pada papilla lidah terdapat indra pengecap. Pemukaan lidah di lapisi lapisan
epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir. Selain itu terdapat reseptor
pengecap berupa kuncup pengecap. Kuncup pengecap tersebut terdiri atas
sekelompok sel sensori yang memiliki tonjoplan seperti rambut. Kuncup pengcap
dapat membedakan empat macam rasa, yaitu manis, pahit,asam, dan asin. Letak
kuncup pengecap tertentu lebih banyak berkumpul pada daerah tertentu pada lidah
(Erika, 2014).

2.2.5. Indera Pembau (Hidung)


Manusia mampu mendeteksi bau dengan menggunakan reseptor yang ada
didalam hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang gas kimia (kemoreseptor)
terdapat pada lapisan epitelium yang terletak di sebelah dorsal rongga hidung, dan
terlindung oleh lender (mukus). Di akhir setiap sensori terdapat beberapa silia atau
rambut pembau. Molekul-molekul yang larut dalam air dan lemak yang ada di
udara akan larut dalam lapisan lendir tersebut dan menimbulkan sensasi bau.
Aktifnya indra pembau di rangsang oleh gas yang terhirup oleh hidung.
Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang jika di
hadapkan pada bau yang sama dalam jangka waktu yang lama. Contohnya jika
kita berada dalam ruangan yang sesak dan pengap, maka kita tidak akan segera
merasakan bau yang tidak enak tersebut. Indra pembau dapat juga menjadi lemah
jika selaput lender hidung sangat kering, sangat basah, atau membengkak
(Wulandari, 2012).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Fisiologi Hewan II ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11
April 2017, pukul 13.30 WIB sampai dengan 15.30 WIB. Bertempat di
Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, stopwatch, kertas
tisu, cotton buds, pisau, kapas, sapu tangan, uang logam, karton padi tebal, kertas
millimeter block dan penggaris. Sedangkan bahan yang digunakan adalah larutan
gula, air jeruk nipis, larutan garam, kopi pekat tanpa gula, bawang merah, bawang
putih, jahe, kencur, parfum dan praktikan.

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Indera Pengecap
Dibersihkan lidah dengan tisu. Dioleskan bahan dengan menggunakan
cotton buds keberbagai tempat dipermukaan lidah (pangkal, ujung, tepi kanan dan
tepi kiri) dan ditandai lidah yang merasakannya dengan memberi tanda.
(+++) Paling Terasa
(++) Terasa
(+) Kurang Terasa
(-) Tidak Terasa

3.3.2. Indera Pembau


Praktikan tidak dalam keadaan pilek atau flu. Mata yang bersangkutan di
tutup. Bahan uji telah dipotong satu bagian sisinya diambil untuk sensor pembau.
Didekatkan ke lubang hidung satu sisi. Kemudian praktikan membau dan
tanyakan bau apa yang dibaunya. Percobaan diatas diulangi dengan bahan yang

Universitas Sriwijaya
lain. Nilai Olfactory Fatigue Time (OFT) dihitung yaitu waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai ketidakpekaan (kelelahan) pembau, artinya sampai tidak lagi
dapat membau sesuatu. Semua percobaan diulangi diatas dengan praktikan yang
lain dan dibandingkan hasilnya.

3.3.3. Indera Penglihatan


Lima buah mata uang logam disusun berdiri lurus ke belakang dengan jarak
masing-masing 1 cm. salah satu mata ditutup dengan karton tebal. Sedangkan
mata yang satunya tertuju pada bagian tengah dari uang logam yang terdepan.
Dihitung jarak uang logam ke mata. Jarak mata uang itu ke mata merupakan jarak
benda yang bayangannya jatuh pada titik buta. Ditanyakan berapa banyak uang
logam yang tampak. Dicoba pada setiap praktikan.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai