Anda di halaman 1dari 33

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
BAB III
METODE PENELITIAN

Untuk memperoleh data yang sesuai dan menjawab tujuan penelitian, diperlukan
metode penelitian yang tepat. Metode penelitian (Sarwono, 2006) merupakan cara-cara
sistematis untuk menjawab masalah yang sedang diteliti. Secara lebih lanjut Wardiyanta (2006)
menjelaskan bahwa metode penelitian merupakan prosedur ilmiah yang diterapkan dalam
penelitian mulai dari menentukan variabel, menentukan populasi dan sampel, mengumpulkan
dan mengolah data sampai menyusunnya dalam suatu laporan penelitian. Ketepatan pemilihan
metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini akan memberikan manfaat dalam
pelaksanaan penelitian sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan tujuan
penelitian yang telah dirumuskan.

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian yang termasuk ke dalam jenis penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif (Kasiram, 2008) merupakan proses menemukan pengetahuan
yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan yang ingin
diketahui. Pendekatan penelitian mengenai “Kesesuaian perkembangan Kawasan Minapolitan
Kalungharjo berdasarkan kriteria minapolitan berkelanjutan” ini dilakukan secara deduktif,
yakni berusaha memahami fenomena dengan cara konsep-konsep yang umum untuk
menjelaskan fenomena yang khusus. Di samping itu penelitian ini menggunakan metode
analitik deskriptif, yakni suatu metode yang berfungsi untuk menggambarkan obyek yang
diteliti berdasarkan data dari sampel yang telah terkumpul, kemudian data tersebut dianalisis
untuk memperoleh kesimpulan (Sugiyono, 2008).

3.2 Tahapan Penelitian


Untuk melaksanakan penelitian ini secara sistematis dan agar tercapainya tujuan
penelitian maka diperlukan tahapan penelitian yang jelas dan runtut pula. Berikut merupakan
tahapan persiapan dalam penelitian ini.
 Tahap Persiapan
Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan adalah
a) Merumuskan masalah penelitian serta tujuan dan sasaran penelitian.
b) Menentukan lokus di mana penelitian akan dilakukan. Lokasi yang dipilih adalah
Kawasan Minapolitan Kalungharjo.
commit to user
c) Menentukan kebutuhan data baik data primer maupun data sekunder.

d) Menyelesaikan perijinan ke instansi terkait.


24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
 Tahap Pengumpulan dan kompilasi Data
Pada tahap ini mulai dilakukan pengumpulan data baik data primer maupun data
sekunder berdasarkan kebutuhan data yang telah dirumuskan. Data yang terkumpul
kemudian dikompilasi agar lebih mudah dicermati dan dipahami yakni diubah ke dalam
bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya. Data yang telah dikompilasi ini
sebagai bahan untuk analisis.
 Tahap Analisis
Pada tahap ini analisis yang dilakukan adalah Analisis dengan teknik skorsing yakni
melakukan penilian dari masing-masing variabel dan/atau subvariabel dengan masing-
masing indikator yang telah ditentukan sebelumnya, dilanjutkan dengan skoring total
dari semua variabel tersebut lalu membandingkan hasilnya dengan skor maksimal untuk
mengetahui tingkat kesesuaian.
 Tahap Kesimpulan dan Rekomendasi
Tahap ini merupakan keluaran atau hasil dari analisis yang telah dilakukan dan disertai
rekomendasi penelitian.

3.3 Variabel Penelitian


Untuk memahami kesesuaian pengembangan kawasan minapolitan Kalungharjo
terhadap konsep minapolitan berkelanjutan, berikut akan dijelaskan variabel yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tata guna lahan, sarana
penunjang, jaringan hulu hilir, pendapatan masyarakat, lapangan kerja, pendapatan kawasan,
kelembagaan, partisipasi masyarakat, peran pemerintah, dan pelatihan minabisnis.

3.3.1 Tata Guna Lahan


Variabel tata guna lahan terbagi menjadi dua yakni kesesuaian lahan dengan peraturan
dalam hal ini RTRW dan kesesuaian lahan dengan potensi.
a. Kesesuaian lahan dengan peraturan
Kawasan minapolitan dapat dikatakan berkelanjutan jika penggunaan lahannya sesuai
dengan arahan pada Rencana Tata Ruang Wilayah (Romadhon, 2013). Kesesuaian
penggunaan lahan bisa dilihat atau dinilai dengan cara mengoverlay peta penggunaan lahan
eksisting dengan peta penggunaan lahan arahan pada RTRW dengan menggunakan
software ArcGIS. Untuk mencari interval tingkat kesesuaian lahan dengan cara membagi
antara selisih nilai maksimal (100%) dan nilai minimal (0%) kesesuaian lahan dengan
banyaknya kelas, dalam hal ini terdapat tiga kelas yakni tinggi, sedang dan rendah.
commit to user
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100% − 0%
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
3
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 33,3 %
Tabel 3.1 Indikator Kesesuaian Lahan Dengan RTRW
Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah
Kesesuaian lahan dengan Kesesuaian lahan dengan Kesesuaian lahan dengan
RTRW dikategorikan tinggi RTRW dikategorikan sedang RTRW dikategorikan rendah
jika nilai perhitungan jika nilai perhitungan jika nilai perhitungan
kesesuaian lahan berkisar kesesuaian lahan berkisar kesesuaian lahan kurang dari
antara 66,8 – 100% antara 33, 4 – 66,7% ≤ 33,3 %

Sumber: Peneliti, 2015


b. Kesesuaian lahan dengan potensi
Kawasan minapolitan dapat dikatakan berkelanjutan selain penggunaan lahannya
harus sesuai dengan arahan pada RTRW juga harus sesuai dengan potensi lahan untuk
pengembangan budidaya perikanan, khususnya ikan nila (Hardjamulia, 1992). Kesesuaian
penggunaan lahan bisa dinilai dengan cara menghitung persentase luasan masing-masing
penggunaan lahan pada kawasan minapolitan lalu dikalikan dengan skor tingkat kesesuaian
lahan dengan potensi untuk pengembangan budidaya ikan, skor 3 dengan kesesuaian tinggi,
skor 2 dengan kesesuaian sedang, skor 1 dengan kesesuaian rendah. Selain itu juga terdapat
penggunaan lahan yang tidak dihitung skornya karena berfungsi sebagai pembatas.
Tabel 3.2 Tingkat Kesesuaian Lahan Untuk Budidaya Ikan Nila
No. Penggunaan Lahan Keterangan Skor
1. Belukar/semak Kesesuaian Tinggi 3
2. Empang/Kolam Kesesuaian Tinggi 3
3. Rumput Kesesuaian Tinggi 3
4. Tegalan Kesesuaian Tinggi 3
5. Sawah Kesesuaian Sedang 2
6. Kebun Kesesuaian Rendah 1
7. Pasir darat Kesesuaian Rendah 1
8. Tanah berbatu Kesesuaian Rendah 1
9. Hutan Pembatas (Tidak digunakan)
10. Permukiman Pembatas (Tidak digunakan)
11. Sungai Pembatas (Tidak digunakan)
Sumber: Hardjamulia, 1992
Untuk mencari interval tingkat kesesuaian lahan dengan cara menghitung antara
selisih nilai maksimal luas lahan (100%) dikali dengan skor 3 dan nilai minimal luas lahan
(0%) dikali dengan skor 1, kemudian dibagi menjadi tiga kelas kesesuaian lahan yakni
tinggi, sedang dan rendah.
commit to user
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(100 × 3) − (0 × 1)
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
3
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 100
Tabel 3.3 Indikator Kesesuaian Lahan Dengan Potensi
Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah
Kesesuaian lahan dengan Kesesuaian lahan dengan Kesesuaian lahan dengan
potensi untuk pengembangan potensi untuk pengembangan potensi untuk pengembangan
budidaya ikan dikategorikan budidaya ikan dikategorikan budidaya ikan dikategorikan
tinggi jika skor kesesuaian sedang jika skor kesesuaian rendah jika skor kesesuaian
lahan 200,1 ≤ x ≤ 300 lahan 100,1 ≤ x ≤ 200 lahan ≤ 100
Sumber: Peneliti, 2015
3.3.2 Sarana Penunjang Minapolitan
Variabel sarana penunjang minapolitan terbagi menjadi empat yakni sarana
permodalan, sentra produksi, sentra pengolahan dan sentra pemasaran.
a. Sarana Permodalan
Dalam mendukung kawasan minapolitan yang berkelanjutan, masyarakat perlu sarana
permodalan untuk mengembangkan bisnis perikanan mereka. Sarana permodalan di sini
bisa berupa dari lembaga keuangan yakni bank/koperasi/lembaga keuangan lain dan dari
bantuan modal/ kerja sama modal. Kesesuaian sarana permodalan dalam konsep
minapolitan berkelanjutan dikatakan tinggi jika masyarakat dapat menggunakan kedua
sumber permodalan untuk mengembangkan bisnis perikanannya, dikatakan berkesesuaian
sedang jika masyarakat menggunakan salah satu sumber permodalan, dan kesesuaian
rendah jika masyarakat menggunakan modal pribadi. Untuk menentukan tingkat
kesesuaian sarana permodalan maka dihitung dari hasil kuesioner kepada responden dalam
hal ini masyarakat lokal yang bekerja sebagai petani ikan.
Tabel 3.4 Penilaian Penggunaan Modal Oleh Masyarakat
Jawaban Keterangan Skor
Masyarakat menggunakan kedua sumber permodalan baik dari lembaga
A 3
keuangan (bank/koperasi) dan bantuan modal/kerja sama modal
Masyarakat menggunakan salah satu dari kedua sumber permodalan yakni
B dari lembaga keuangan (bank/koperasi) atau bantuan modal/kerja sama 2
modal
Masyarakat menggunakan modal pribadi untuk mengembangkan usaha
C 1
perikanannya.
Sumber: Peneliti, 2015
Perhitungan dilakukan sesuai dengan jumlah sampel dengan sampel keseluruhan
adalah 85 orang. Nilai maksimal adalah 85 dikalikan dengan skor jawaban tertinggi (3)
yakni 255 dan nilai minimal adalahcommit to userdengan skor jawaban terendah (1) yakni
85 dikalikan
85. Selanjutnya untuk mencari interval tingkat kesesuaian sarana permodalan dengan cara

27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menghitung antara selisih nilai maksimal dan nilai minimal yang dibagi menjadi tiga kelas
kesesuaian yakni tinggi, sedang dan rendah.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
255 − 85
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
3
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 56,7
Tabel 3.5 Indikator Kesesuaian Sarana Permodalan
Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah
Masyarakat dapat Masyarakat menggunakan
menggunakan kedua sumber salah satu dari kedua sumber Masyarakat menggunakan
permodalan baik dari lembaga permodalan yakni dari modal pribadi untuk
keuangan (bank/koperasi) dan lembaga keuangan mengembangkan usaha
bantuan modal/kerja sama (bank/koperasi) atau bantuan perikanannya
modal modal/kerja sama modal
(Skor perhitungan dari
(Skor perhitungan dari (Skor perhitungan dari kesesuaian sarana
kesesuaian sarana kesesuaian sarana permodalan adalah 85 ≤ x ≤
permodalan adalah 198,6 ≤ x permodalan adalah 141,8 ≤ x 141, 7)
≤ 255) ≤ 198,5)
Sumber: Peneliti, 2015
b. Sentra Produksi
Sentra produksi yang dimaksud dalam kawasan minapolitan adalah sentra produksi
perikanan yang berupa unit (kolam) pembenihan/pembibitan dan
pembudidayaan/pembesaran ikan yang ada pada kawasan minapolitan. Sentra produksi
dalam kawasan minapolitan berkesesuaian tinggi jika terdapat kenaikan jumlah (luasan)
kolam yang aktif digunakan untuk pembibitan maupun pembesaran (Sekjen KKP, 2013).
Untuk menentukan tingkat kesesuaian sentra produksi maka digunakan cara asumsi
kemungkinan peningkatan per tahun (Sugiyono, 2009). Untuk subvariabel sentra produksi,
tahun dasar untuk data adalah tahun dilakukan penelitian yakni tahun 2015, misal data awal
adalah X1. Penelitian ini menggunakan data dengan rentang waktu lima tahun terakhir,
sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi empat kali kemungkinan peningkatan. Untuk
mengetahui persentase peningkatan dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
matematika dengan bantuan software Microsoft Excel.
Tabel 3.6 Perhitungan Peningkatan Luas Kolam
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Luas (Ha) X5 X4 X3 X2 X1
Persentase 𝑋4−𝑋5 𝑋3−𝑋4 𝑋2−𝑋3 𝑋1−𝑋2
× 100%
× 100%commit𝑋3to user × 100% × 100%
Peningkatan 𝑋4 𝑋2 𝑋1

Sumber: Peneliti, 2015

28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Setelah persentase peningkatan luas kolam tiap tahun diperoleh maka langkah
selanjutnya adalah mencari nilai rata-rata dari keempat persentase peningkatan dengan
menjumlahkannya dan kemudian dibagi empat, sehingga akan diperoleh rata-rata
peningkatan luas kolam per tahun. Untuk menentukan panjang kelas interval diasumsikan
kemungkinan peningkatan maksimal adalah 5% tiap tahunnya dan kemungkinan minimal
adalah 0%, maka panjang kelas interval adalah selisih antara nilai kemungkinan
peningkatan maksimal dan nilai kemungkinan peningkatan minimal dibagi banyaknya
kelas yakni tinggi,sedang, dan rendah.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
5% − 0%
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
3
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 1,7%
Tabel 3.7 Indikator Kesesuaian Sentra Produksi
Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah

Terjadi peningkatan jumlah Terjadi peningkatan jumlah Terjadi peningkatan jumlah


luasan unit (kolam) luasan unit (kolam) luasan unit (kolam)
pembibitan dan pembesaran pembibitan dan pembesaran pembibitan dan pembesaran
sebesar 3,6% ≤ x ≤ 5% sebesar 1,8% ≤ x ≤ 3,5% sebesar x ≤ 1,7%

Sumber: Peneliti, 2015


c. Sentra Pengolahan
Sentra pengolahan yang dimaksud dalam kawasan minapolitan adalah berupa usaha
pengolahan ikan pasca panen berupa rumah aneka olahan ikan serta restoran/warung
makan ikan. Sama halnya dengan sentra produksi untuk menentukan tingkat kesesuaian
sentra pengolahan maka digunakan cara asumsi kemungkinan peningkatan per tahun
Sekjen KKP, 2013). Untuk subvariabel sentra pengolahan, tahun dasar untuk data adalah
tahun dilakukan penelitian yakni tahun 2015, misal data awal adalah X1. Penelitian ini
menggunakan data dengan rentang waktu lima tahun terakhir, sehingga dalam kurun waktu
tersebut terjadi empat kali kemungkinan peningkatan. Untuk mengetahui persentase
peningkatan dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus matematika dengan
bantuan software Microsoft Excel.
Tabel 3.8 Perhitungan Peningkatan Jumlah Sentra Pengolahan
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah X5 X4 X3 X2 X1
Persentase 𝑋4−𝑋5 𝑋3−𝑋4 𝑋2−𝑋3 𝑋1−𝑋2
× 100% × 100% × 100% × 100%
Peningkatan 𝑋4 commit
𝑋3to user 𝑋2 𝑋1

Sumber: Peneliti, 2015

29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Setelah persentase peningkatan jumlah sentra pengolahan diperoleh maka langkah
selanjutnya adalah mencari nilai rata-rata dari keempat persentase peningkatan dengan
menjumlahkannya dan dibagi empat, sehingga akan diperoleh rata-rata peningkatan jumlah
sentra pengolahan. Untuk menentukan panjang kelas interval diasumsikan kemungkinan
peningkatan maksimal adalah 20% tiap tahunnya dan kemungkinan minimal adalah 0%,
maka panjang kelas interval adalah selisih antara nilai kemungkinan peningkatan maksimal
dan nilai kemungkinan peningkatan minimal dibagi banyaknya kelas yakni tinggi,sedang,
dan rendah.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
20% − 0%
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
3
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 6,7%
Tabel 3.9 Indikator Kesesuaian Sentra Pengolahan
Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah
Terjadi peningkatan jumlah
Terjadi peningkatan jumlah Terjadi peningkatan jumlah
sentra pengolahan ikan
sentra pengolahan ikan (rumah sentra pengolahan ikan
(rumah olahan ikan dan
olahan ikan dan restoran/warung (rumah olahan ikan dan
restoran/warung makan
makan ikan) sebesar 6,8% ≤ x ≤ restoran/warung makan
ikan) sebesar 13,6% ≤ x ≤
13,5% ikan) sebesar x ≤ 6,7%
20%
Sumber: Peneliti, 2015
d. Sentra Pemasaran
Sentra pemasaran yang dimaksud dalam kawasan minapolitan adalah berupa Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) atau pasar ikan/koperasi ikan, ditambah dengan distributor atau
pedagang ikan baik pedagang besar, pedagang pengumpul, dan pedagang eceran yang ada
di kawasan minapolitan, restoran/rumah makan ikan juga merupakan salah satu cara
pemasaran. Produk pertanian termasuk produk perikanan pada umumnya tidak dapat
langsung disalurkan kepada konsumen. Pemasaran produk pertanian membutuhkan
lembaga pemasaran dan proses yang lebih panjang (pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan) bila dibandingkan dengan pemasaran produk non pertanian. Hal tersebut
terjadi karena komoditas pertanian memiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh
barang non pertanian (Mubyarto, 1989).
Kesesuaian sentra pemasaran dikatakan tinggi jika masyarakat dalam hal ini petani
ikan di kawasan minapolitan mudah untuk menyalurkan hasil produksi perikanan yakni
ditandai dengan adanya tiga sentra pemasaran dalam kawasan minapolitan, jika terdapat
commit to user
dua dari tiga sentra pemasaran maka berkesesuaian sedang, dan apabila hanya terdapat
salah satu sentra pemasaran maka dikatakan berkesesuaian rendah. Untuk mengetahui
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kemudahan melakukan pemasaran maka dilakukan perhitungan berdasarkan hasil
wawancara dan observasi.
Tabel 3.10 Indikator Kesesuaian Sentra Pemasaran
Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah
Terdapat tiga sentra pemasaran
yang bisa digunakan oleh
masyarakat yakni
 Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) atau pasar Terdapat hanya salah satu dari
Terdapat dua dari tiga sentra
ikan/koperasi ikan, tiga sentra pemasaran yang
pemasaran yang bisa
 Distributor atau pedagang bisa digunakan oleh
digunakan oleh masyarakat
ikan baik pedagang besar, masyarakat
pedagang pengumpul,
dan pedagang eceran
 Restoran / rumah makan
ikan
Sumber: Peneliti, 2015
3.3.3 Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat yang dimaksud adalah pendapatan masyarakat lokal di
kawasan minapolitan yang bersumber dari bisnis perikanan. Agar kawasan minapolitan
dapat berkelanjutan seharusnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat lokal yang
bekerja di sektor perikanan atau usaha perikanan dan justru tidak menurunkan
pendapatannya (DNPI, 2010). Untuk mengetahui kondisi pendapatan masyarakat apakah
mengalami peningkatan atau penurunan pada lima tahun terakhir, maka digunakan
kuesioner pada masyarakat dalam hal ini adalah petani ikan yang ada di Kawasan
Minapolitan Kalungharjo.
Tabel 3.11 Penilaian Perkembangan Pendapatan Masyarakat
Jawaban Keterangan Skor
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami kenaikan atau
A 3
peningkatan pendapatan dari usaha perikanan
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir tidak mengalami kenaikan maupun
B penurunan pendapatan yang signifikan dari usaha perikanan (rata-rata 2
pendapatan stabil)
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami penurunan pendapatan
C 1
dari usaha perikanan
Sumber: Peneliti, 2015
Untuk mengetahui tingkat kesesuaian pendapatan masyarakat, perhitungan dilakukan
sesuai dengan jumlah sampel dengan sampel keseluruhan adalah 85 orang. Nilai maksimal
adalah 85 dikalikan dengan skor jawaban tertinggi (3) yakni 255 dan nilai minimal adalah
commit to user
85 dikalikan dengan skor jawaban terendah (1) yakni 85. Selanjutnya untuk mencari
interval tingkat kesesuaian pendapatan masyarakat dengan cara menghitung antara selisih
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
nilai maksimal dan nilai minimal yang dibagi menjadi tiga kelas kesesuaian yakni tinggi,
sedang dan rendah.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
255 − 85
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
3
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 56,7
Tabel 3.12 Indikator Kesesuaian Pendapatan Masyarakat
Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah
Dalam kurun waktu lima Dalam kurun waktu lima tahun Dalam kurun waktu lima
tahun terakhir mengalami terakhir tidak mengalami tahun terakhir mengalami
kenaikan atau peningkatan kenaikan maupun penurunan penurunan pendapatan dari
pendapatan dari usaha pendapatan yang signifikan usaha perikanan
perikanan dari usaha perikanan (rata-rata
pendapatan stabil) (Skor perhitungan dari
(Skor perhitungan dari kesesuaian pendapatan
kesesuaian pendapatan (Skor perhitungan dari masyarakat adalah 85 ≤ x ≤
masyarakat adalah 198,6 ≤ x kesesuaian pendapatan 141, 7)
≤ 255) masyarakat adalah 141,8 ≤ x ≤
198,5)
Sumber: Peneliti, 2015
3.3.4 Lapangan Kerja
Dengan adanya sistem kawasan minapolitan seharusnya dapat memperluas lapangan
kerja dan menyerap tenaga kerja lokal di dalam kawasan minapolitan. Dengan kata lain
jumlah pelaku utama usaha perikanan sebagian besar merupakan penduduk setempat atau
penduduk lokal di kawasan minapolitan (Romadhon, 2013). Untuk mengetahui tingkat
kesesuaian lapangan kerja maka dicari persentase tenaga kerja dari masyarakat setempat
yang bekerja pada sektor perikanan terhadap jumlah total tenaga kerja yang bekerja pada
sektor perikanan di Kawasan Minapolitan Kalungharjo, data tenaga kerja yakni data pada
tahun dilakukannya penelitian. Selanjutnya menentukan kelas interval dengan asumsi
bahwa nilai maksimal yang mungkin dicapai adalah 100% tenaga kerja yang bekerja di
sektor perikanan merupakan penduduk lokal dan nilai minimal adalah 0%. Kemudian
dibagi dalam tiga kelas interval yakni kesesuaian tinggi, sedang, dan rendah.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
100% − 0%
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
3
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 33,3 %
commit to user

32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 3.13 Indikator Kesesuaian Lapangan Kerja


Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah
Jika tenaga kerja yang bekerja Jika tenaga kerja yang bekerja Jika tenaga kerja yang bekerja
pada sektor perikanan 66,8% – pada sektor perikanan 33,4% – pada sektor perikanan yang
100% merupakan penduduk 66,7% merupakan penduduk merupakan penduduk lokal di
lokal di sekitar kawasan lokal di sekitar kawasan sekitar kawasan minapolitan
minapolitan minapolitan kurang dari 33,3%
Sumber: Peneliti, 2015
3.3.5 Pendapatan Kawasan
Sama halnya dengan variabel pendapat masyarakat dengan adanya sistem minapolitan
seharusnya dapat meningkatkan pendapatan desa-desa yang termasuk dalam kawasan
minapolitan tersebut sehingga dapat berkelanjutan (Sekjen KPP, 2013). Untuk menentukan
tingkat kesesuaian pendapatan kawasan maka digunakan cara asumsi kemungkinan
peningkatan per tahun. Untuk variabel pendapatan kawasan, tahun dasar untuk data adalah
tahun dilakukan penelitian yakni tahun 2015, misal data awal adalah X1. Penelitian ini
menggunakan data dengan rentang waktu lima tahun terakhir, sehingga dalam kurun waktu
tersebut terjadi empat kali kemungkinan peningkatan. Untuk mengetahui persentase
peningkatan dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus matematika dengan
bantuan software Microsoft Excel.
Tabel 3.14 Perhitungan Peningkatan Pendapatan Kawasan
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah X5 X4 X3 X2 X1
Persentase 𝑋4−𝑋5 𝑋3−𝑋4 𝑋2−𝑋3 𝑋1−𝑋2
× 100% × 100% × 100% × 100%
Peningkatan 𝑋4 𝑋3 𝑋2 𝑋1

Sumber: Peneliti, 2015


Setelah persentase peningkatan pendapatan kawasan diperoleh maka langkah
selanjutnya adalah mencari nilai rata-rata dari keempat persentase peningkatan dengan
menjumlahkannya dan dibagi empat, sehingga akan diperoleh persentase rata-rata
peningkatan pendapatan kawasan. Untuk menentukan panjang kelas interval diasumsikan
kemungkinan peningkatan maksimal adalah 5% tiap tahunnya dan kemungkinan minimal
adalah 0%, maka panjang kelas interval adalah selisih antara nilai kemungkinan
peningkatan maksimal dan nilai kemungkinan peningkatan minimal dibagi banyaknya
kelas yakni tinggi,sedang, dan rendah.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
5% − 0% commit to user
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
3
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 1,7%
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 3.15 Indikator Kesesuaian Pendapatan Kawasan


Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah

Terjadi peningkatan Terjadi peningkatan Terjadi peningkatan


pendapatan kawasan dari pendapatan kawasan dari pendapatan kawasan dari
sektor perikanan sebesar sektor perikanan sebesar 1,8% sektor perikanan s sebesar x ≤
3,6% ≤ x ≤ 5% ≤ x ≤ 3,5% 1,7%

Sumber: Peneliti, 2015


3.3.6 Jaringan Hulu Hilir
Jaringan hulu hilir yang dimaksud adalah jaringan atau kerja sama yang terdapat dalam
satu kawasan minapolitan, yakni antara sub sistem hulu (penelitian dan pengadaan benih),
sub sistem produksi (budidaya/pembesaran), sub sistem hilir (pengolahan dan pemasaran)
dan ditambah sub sistem penunjang (permodalan dan penyuluhan/pelatihan). Kawasan
minapolitan yang berkelanjutan seharusnya mampu mengelola kawasan dengan
memanfaatkan potensi yang ada di dalam kawasan itu sendiri, termasuk menerapkan sistem
hulu hilir yang ada di kawasan minapolitan (Sarbia, 2012). Untuk mengetahui seberapa
jauh tingkat kerja sama atau jaringan hulu hilir yang ada maka dilakukan perhitungan dari
hasil kuesioner.
Tabel 3.16 Penilaian Tingkat Kerjasama Jaringan Hulu Hilir
Jawaban Keterangan Skor
Terdapat empat kerja sama antar pihak dari empat su bsistem
 sub sistem hulu (penelitian dan pengadaan benih),
A  sub sistem produksi (budidaya/pembesaran), 3
 sub sistem hilir (pengolahan dan pemasaran), dan ditambah
 sub sistem penunjang (permodalan dan penyuluhan/pelatihan)
B Terdapat dua sampai tiga kerja sama antar pihak dari empat sub sistem 2
C Tidak ada kerja sama dengan pihak lain dari empat sub sistem 1
Sumber: Peneliti, 2015
Untuk mengetahui tingkat kesesuaian jaringan hulu hilir, perhitungan dilakukan sesuai
dengan jumlah sampel dengan sampel keseluruhan adalah 85 orang. Nilai maksimal adalah
85 dikalikan dengan skor jawaban tertinggi (3) yakni 255 dan nilai minimal adalah 85
dikalikan dengan skor jawaban terendah (1) yakni 85. Selanjutnya untuk mencari interval
tingkat kesesuaian jaringan hulu hilir dengan cara menghitung antara selisih nilai maksimal
dan nilai minimal yang dibagi menjadi tiga kelas kesesuaian yakni tinggi, sedang dan
rendah.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 commit to user
255 − 85
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
3
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 56,7
Tabel 3.17 Indikator Kesesuaian Jaringan Hulu Hilir
Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah
Terdapat empat kerja sama antar pihak
dari empat su bsistem
 sub sistem hulu (penelitian dan
Terdapat dua sampai
pengadaan benih),
tiga kerja sama antar Tidak ada kerja sama
 sub sistem produksi
pihak dari empat sub dari empat sub sistem
(budidaya/pembesaran),
sistem
 sub sistem hilir (pengolahan dan
(Skor perhitungan dari
pemasaran), dan ditambah
(Skor perhitungan dari kesesuaian sentra
 sub sistem penunjang (permodalan
kesesuaian sentra pemasaran adalah 85 ≤
dan penyuluhan/pelatihan)
pemasaran adalah x ≤ 141, 7)
141,8 ≤ x ≤ 198,5)
(Skor perhitungan dari kesesuaian
jaringan hulu hilir adalah 198,6 ≤ x ≤
255)
Sumber: Peneliti, 2015
3.3.7 Kelembagaan
Kawasan minapolitan bisa dikatakan berkelanjutan jika terdapat kelembagaan pelaku
utama kegiatan perikanan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) yang aktif berjalan
dalam mengelola kawasan minapolitan (KepMen No.14 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Umum Penumbuhan Dan Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan). Untuk
mengetahui keaktifan lembaga pelaku utama kegiatan perikanan dalam hal ini pokdakan
maka dilakukan wawancara kepada masing-masing ketua Pokdakan.
Tabel 3.18 Penilaian Keaktifan Kelembagaan (Pokdakan)
Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah
Pokdakan aktif berjalan dan Pokdakan aktif berjalan dan
Pokdakan tidak aktif
sering melakukan pertemuan jarang melakukan pertemuan
berjalan (vakum)
(minimal dua bulan sekali) (minimal enam bulan sekali)
Sumber: Peneliti, 2015
Untuk menghitung kesesuaian kelembagaan maka pertama harus mengetahui jumlah
Pokdakan yang ada di kawasan minapolitan baik jumlah total maupun jumlah kelembagaan
yang aktif berjalan, baru kemudian dibagi menjadi tiga kelas untuk dijadikan kelas interval.
Dalam Kawasan Minapolitan Kalungharjo terdapat 12 Pokdakan, dengan demikian nilai
maksimal yang bisa didapat adalah 12 dikalikan dengan skor tertinggi (3) yakni 36 dan
nilai minimalnya adalah 12 dikalikan dengan skor terendah
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 commit to user
36 − 12
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
3
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 8
Tabel 3.19 Indikator Kesesuaian Kelembagaan
Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah
Pokdakan dalam kawasan
Pokdakan dalam kawasan Pokdakan dalam kawasan
minapolitan aktif berjalan
minapolitan aktif berjalan dan minapolitan tidak aktif
dan sering melakukan
jarang melakukan pertemuan berjalan (vakum)
pertemuan
(Skor hasil perhitungan (Skor hasil perhitungan
(Skor hasil perhitungan
kesesuaian kelembagaan kesesuaian kelembagaan
kesesuaian kelembagaan
adalah 20,1 ≤ x ≤ 28,1 adalah 12 ≤ x ≤ 20)
adalah 28,2 ≤ x ≤ 36)
Sumber: Peneliti, 2015
3.3.8 Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat sangat penting dalam pengembangan kawasan minapolitan
berkelanjutan karena rencana pengembangan kawasan minapolitan merupakan bottom-up
planning atau perencanaan dari bawah (Fuad, 2013) yakni sebuah konsep pembangunan
yang mengedepankan masyarakat sebagai pemeran utama dalam proses pembangunan
pada setiap tahap, tercakup di dalamnya proses perencanaan, pelaksanaan dan juga evaluasi
pembangunan. Contoh dari bottom-up planning adalah Musrenbang dan Forum Group
Discuccion (FGD). Kawasan minapolitan akan berkelanjutan jika masyarakat dilibatkan
dalam proses perencanaan pembangunan kawasan minapolitan (Sarbia, 2012). Hal ini bisa
diukur dari seberapa sering masyarakat ikut serta atau berpartisipasi dalam forum yang
membahas tentang perencanaan dan pengembangan kawasan minapolitan. Penghitungan
dilakukan berdasarkan hasil dari kuesioner kepada masyarakat dalam hal ini petani ikan di
Kawasan Minapolitan Kalungharjo.
Tabel 3.20 Penilaian Partisipasi Masyarakat
Jawaban Keterangan Skor
Masyarakat sering ikut serta atau berpartisipasi dalam forum yang
A 3
membahas tentang perencanaan dan pengembangan kawasan minapolitan
Masyarakat pernah ikut serta atau berpartisipasi dalam forum yang
B 2
membahas tentang perencanaan dan pengembangan kawasan minapolitan
Masyarakat tidak pernah ikut serta atau berpartisipasi dalam forum yang
C 1
membahas tentang perencanaan dan pengembangan kawasan minapolitan
Sumber: Peneliti, 2015
Untuk mengetahui tingkat kesesuaian partisipasi masyarakat, perhitungan dilakukan
sesuai dengan jumlah sampel dengan sampel keseluruhan adalah 85 orang. Nilai maksimal
adalah 85 dikalikan dengan skor jawaban tertinggi (3) yakni 255 dan nilai minimal adalah
85 dikalikan dengan skor jawabancommitterendah (1) yakni 85. Selanjutnya untuk mencari
to user
interval tingkat kesesuaian partisipasi masyarakat dengan cara menghitung antara selisih

36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
nilai maksimal dan nilai minimal yang dibagi menjadi tiga kelas kesesuaian yakni tinggi,
sedang dan rendah.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
255 − 85
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
3
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 56,7
Tabel 3.21 Indikator Kesesuaian Partisipasi Masyarakat
Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah
Masyarakat sering ikut serta Masyarakat pernah ikut serta Masyarakat tidak pernah ikut
atau berpartisipasi dalam atau berpartisipasi dalam serta atau berpartisipasi dalam
forum yang membahas forum yang membahas forum yang membahas tentang
tentang perencanaan dan tentang perencanaan dan perencanaan dan
pengembangan kawasan pengembangan kawasan pengembangan kawasan
minapolitan minapolitan minapolitan

(Skor perhitungan dari (Skor perhitungan dari (Skor perhitungan dari


kesesuaian partisipasi kesesuaian partisipasi kesesuaian partisipasi
masyarakat adalah 198,6 ≤ x masyarakat adalah 141,8 ≤ x masyarakat adalah 85 ≤ x ≤
≤ 255) ≤ 198,5) 141, 7)
Sumber: Peneliti, 2015
3.3.9 Peran Pemerintah
Variabel peran pemerintah terbagi menjadi dua yakni bantuan pemerintah berupa
kontribusi pembiayaan dalam pengembangan usaha perikanan di kawasan minapolitan dan
program dari berbagai dinas atau instansi pemerintah yang masuk atau ditujukan pada
kawasan minapolitan.
a. Kontribusi pembiayaan
Yang dimaksud dengan Kontribusi pembiayaan adalah bantuan pemerintah berupa
kontribusi pembiayaan dalam pengembangan usaha perikanan di kawasan minapolitan
(KepMen No.18 Tahun 2011). Untuk menilai peran pemerintah dalam hal kontribusi
pembiayaan maka dilakukan studi dokumen yang berkaitan dengan pembiayaan dalam
pengembangan kawasan minapolitan. Dikatakan berkesesuaian tinggi jika pemerintah
menaruh perhatian dan serius dalam menangani kawasan minapolitan ditandai dengan
adanya lebih dari satu sumber pendanaan yang sah yang masuk ke kawasan minapolitan.
Tabel 3.22 Indikator Kesesuaian Kontribusi Pembiayaan
Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah
Tidak terdapat bantuan
Terdapat bantuan pemerintah Terdapat bantuan pemerintah
pemerintah berupa kontribusi
berupa kontribusi pembiayaan berupa kontribusi
commit to userpembiayaan pembiayaan untuk
yang berasal dari lebih dari yang berasal dari satu sumber
pengembangan kawasan
satu sumber pendanaan untuk pendanaan untuk
minapolitan tiap tahunnya.
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pengembangan kawasan pengembangan kawasan
minapolitan tiap tahunnya. minapolitan tiap tahunnya.
Sumber: Peneliti, 2015

b. Program pengembangan
Program pengembangan dalam hal ini merupakan program mengenai pengembangan
kawasan minapolitan yang berasal dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
atau instansi pemerintah yang masuk atau ditujukan pada kawasan minapolitan (KepMen
No.18 Tahun 2011). Semakin banyak SKPD yang mempunyai dan merealisasikan program
untuk pengembangan kawasan minapolitan maka semakin tinggi nilai kesesuaiannya.
Tabel 3.23 Indikator Kesesuaian Program Pengembangan
Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah
Terdapat bantuan pemerintah
Terdapat bantuan pemerintah
berupa program Tidak terdapat bantuan
berupa program
pengembangan kawasan pemerintah berupa program
pengembangan kawasan
minapolitan yang berasal dari pengembangan kawasan
minapolitan yang berasal dari
lebih dari satu SKPD tiap minapolitan tiap tahunnya.
satu SKPD tiap tahunnya.
tahunnya.
Sumber: Peneliti, 2015
3.3.10 Pelatihan Minabisnis
Dalam mendukung kawasan minapolitan yang berkelanjutan masyarakat perlu dibina
dan dilatih mengenai berbagai macam pelatihan minabisnis misalnya pelatihan pembibitan
dan pembesaran ikan, pelatihan pengolahan dan pemasaran, pelatihan yang lain semisal
pembuatan pakan, manajemen keuangan dan administrasi (Sekjen KKP, 2013). Semakin
banyak pelatihan minabisnis yang diikuti oleh masyarakat maka semakin tinggi
kesesuaiannya terhadap minapolitan berkelanjutan. Untuk mengetahui seberapa jauh
pelatihan minabisnis diterapkan pada masyarakat maka dilakukan kuesioner kepada
masyarakat dalam hal ini petani ikan dalam Kawasan Minapolitan Kalungharjo.
Tabel 3.24 Penilaian Pelatihan Minabisnis
Jawaban Keterangan Skor
Pernah mengikuti pelatihan 3 – 4 dari empat pelatihan minabisnis
 Pembenihan/pembibitan,
 Pembesaran/budidaya,
A 3
 Pengolahan/pemasaran,dan
 Pelatihan lainnya (pembuatan pakan, manajemen keuangan, dan
administrasi)
B Pernah mengikuti pelatihan 1 – 2 dari empat pelatihan minabisnis 2
C commit to
Tidak Pernah mengikuti pelatihan user
minabisnis 1
Sumber: Peneliti, 2015

38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Untuk mengetahui tingkat kesesuaian pelatihan minabisnis, perhitungan dilakukan
sesuai dengan jumlah sampel dengan sampel keseluruhan adalah 85 orang. Nilai maksimal
adalah 85 dikalikan dengan skor jawaban tertinggi (3) yakni 255 dan nilai minimal adalah
85 dikalikan dengan skor jawaban terendah (1) yakni 85. Selanjutnya untuk mencari
interval tingkat kesesuaian pelatihan minabisnis dengan cara menghitung antara selisih
nilai maksimal dan nilai minimal yang dibagi menjadi tiga kelas kesesuaian yakni tinggi,
sedang dan rendah.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
255 − 85
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
3
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 56,7
Tabel 3.25 Indikator Kesesuaian Pelatihan Minabisnis
Kesesuaian Tinggi Kesesuaian Sedang Kesesuaian Rendah
Masyarakat pernah mengikuti pelatihan 3 – 4 Masyarakat pernah
Masyarakat tidak
dari empat pelatihan minabisnis mengikuti pelatihan 1
pernah mengikuti
 Pembenihan/pembibitan, – 2 dari empat
pelatihan minabisnis
 Pembesaran/budidaya, pelatihan minabisnis
 Pengolahan/pemasaran,dan
(Skor perhitungan
 Pelatihan lainnya (pembuatan pakan, (Skor perhitungan
dari kesesuaian
manajemen keuangan, dan administrasi) dari kesesuaian
pelatihan
pelatihan minabisnis
minabisnis adalah
(Skor perhitungan dari kesesuaian pelatihan adalah 141,8 ≤ x ≤
85 ≤ x ≤ 141, 7)
minabisnis adalah 198,6 ≤ x ≤ 255) 198,5)
Sumber: Peneliti, 2015

commit to user

39
Tabel 3.26 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Parameter Indikator


Kesesuaian lahan dengan RTRW
Kesesuaian dikategorikan tinggi jika nilai
Tinggi perhitungan kesesuaian lahan berkisar
antara 66,8 – 100%
Penggunaan lahan di kawasan
Kesesuaian penggunaan lahan Kesesuaian lahan dengan RTRW
Kesesuaian minapolitan sesuai dengan
di kawasan minapolitan sesuai Kesesuaian dikategorikan sedang jika nilai
dengan arahan penggunaan lahan yang
terhadap arahan yang Sedang perhitungan kesesuaian lahan berkisar
Peraturan ditetapkan pada RTRW
ditetapkan pada RTRW antara 33, 4 – 66,7%
(Romadhon, 2013)
Kesesuaian lahan dengan RTRW
Kesesuaian dikategorikan rendah jika nilai
Rendah perhitungan kesesuaian lahan kurang
Tata Guna dari ≤ 33,3 %
Lahan Kesesuaian lahan dengan potensi untuk
Kesesuaian pengembangan budidaya ikan
Tinggi dikategorikan tinggi jika skor kesesuaian
lahan 200,1 ≤ x ≤ 300
Penggunaan lahan untuk
Kesesuaian lahan dengan potensi untuk
Kesesuaian Kesesuaian potensi penggunaan pengembangan budidaya
Kesesuaian pengembangan budidaya ikan
lahan terhadap lahan untuk pengembangan perikanan khususnya ikan nila
Sedang dikategorikan sedang jika skor
potensi perikanan budidaya sesuai dengan potensi lahan
kesesuaian lahan 100,1 ≤ x ≤ 200
(Hardjamulia, 1992)
Kesesuaian lahan dengan potensi untuk
Kesesuaian pengembangan budidaya ikan
Rendah dikategorikan rendah jika skor
kesesuaian lahan ≤ 100
Masyarakat dapat menggunakan Masyarakat dapat menggunakan kedua
Sarana permodalan yang berupa
dua sumber permodalan untuk sumber permodalan baik dari lembaga
Sarana Sarana Bank/koperasi dan bantuan Kesesuaian
mengembangkan usaha keuangan (bank/koperasi) dan bantuan
penunjang permodalan modal/kerja sama modal yang Tinggi
perikanan yakni mdal dari modal/kerja sama modal
digunakan oleh masyarakat
lembaga keuangan

40
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Parameter Indikator
untuk mengembangkan usaha (bank/koperasi) dan bantuan (Skor perhitungan dari kesesuaian
perikanan modal/kerja sama modal sarana permodalan adalah 198,6 ≤ x ≤
(KepMen No.18 Tahun 2011) 255)
Masyarakat menggunakan salah satu
dari kedua sumber permodalan yakni
dari lembaga keuangan (bank/koperasi)
Kesesuaian atau bantuan modal/kerja sama modal
Sedang
(Skor perhitungan dari kesesuaian
sarana permodalan adalah 141,8 ≤ x ≤
198,5)
Masyarakat menggunakan modal
pribadi untuk mengembangkan usaha
perikanannya
Kesesuaian
Rendah
(Skor perhitungan dari kesesuaian
sarana permodalan adalah 85 ≤ x ≤ 141,
7)
Terjadi peningkatan jumlah luasan unit
Kesesuaian
(kolam) pembibitan dan pembesaran
Tinggi
sebesar 3,6% ≤ x ≤ 5%
Sentra produksi berupa unit Sentra produksi yakni kolam
pembenihan/ pembibitan dan yang aktif digunakan untuk Terjadi peningkatan jumlah luasan unit
Kesesuaian
Sentra produksi pembudidayaan/ pembesaran pembibitan maupun pembesaran (kolam) pembibitan dan pembesaran
Sedang
ikan yang ada pada kawasan mengalami kenaikan jumlah sebesar 1,8% ≤ x ≤ 3,5%
minapolitan (luasan) (Sekjen KKP, 2013)
Terjadi peningkatan jumlah luasan unit
Kesesuaian
(kolam) pembibitan dan pembesaran
Rendah
sebesar x ≤ 1,7%

41
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Parameter Indikator
Terjadi peningkatan jumlah sentra
Kesesuaian pengolahan ikan (rumah olahan ikan dan
Tinggi restoran/warung makan ikan) sebesar
Sentra pengolahan produk 13,6% ≤ x ≤ 20%
Sentra pengolahan ikan (rumah
perikanan berupa restoran atau Terjadi peningkatan jumlah sentra
olahan ikan dan restoran/warung
Sentra rumah makan ikan serta usaha Kesesuaian pengolahan ikan (rumah olahan ikan dan
makan ikan) mengalami
pengolahan pengolahan ikan pasca panen Sedang restoran/warung makan ikan) sebesar
peningkatan jumlah (Sekjen
yang ada di kawasan 6,8% ≤ x ≤ 13,5%
KKP, 2013)
minapolitan Terjadi peningkatan jumlah sentra
Kesesuaian pengolahan ikan (rumah olahan ikan dan
Rendah restoran/warung makan ikan) sebesar x ≤
6,7%
Terdapat tiga sentra pemasaran yang
bisa digunakan oleh masyarakat yakni
 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) atau
pasar ikan/koperasi ikan,
 Distributor atau pedagang ikan baik
Kesesuaian
Tinggi pedagang besar, pedagang
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pengumpul, dan pedagang eceran
atau pasar ikan/koperasi ikan, Masyarat mudah dalam
 Restoran / rumah makan ikan
ditambah dengan distributor memasarkan produk hasil
Sentra atau pedagang ikan baik perikanan ditandai dengan (Skor perhitungan dari kesesuaian
pemasaran pedagang besar, pedagang adanya tiga sentra pemasaran sentra pemasaran adalah 198,6 ≤ x ≤
pengumpul, dan pedagang yang bisa digunakan oleh 255)
eceran yang ada di kawasan masyarakat (Oktariza, 1996) Terdapat dua dari tiga sentra pemasaran
minapolitan yang digunakan oleh masyarakat
Kesesuaian
Sedang (Skor perhitungan dari kesesuaian
sentra pemasaran adalah 141,8 ≤ x ≤
198,5)
Terdapat hanya salah satu dari tiga
Kesesuaian
sentra pemasaran yang digunakan oleh
Rendah
masyarakat

42
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Parameter Indikator

(Skor perhitungan dari kesesuaian


sentra pemasaran adalah 85 ≤ x ≤ 141,
7)
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir
mengalami kenaikan atau peningkatan
pendapatan dari usaha perikanan
Kesesuaian
Tinggi
(Skor perhitungan dari kesesuaian
pendapatan masyarakat adalah 198,6 ≤
x ≤ 255)
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir
tidak mengalami kenaikan maupun
Jumlah pendapatan masyarakat penurunan pendapatan yang signifikan
Pendapatan masyarakat lokal di lokal yang berasal dari bisnis dari usaha perikanan (rata-rata
Pendapatan Kesesuaian
- Kawasan Minapolitan yang perikanan mengalami pendapatan stabil)
Masyarakat Sedang
bersumber dari bisnis perikanan peningkatan bukan sebaliknya
(DNPI, 2010) (Skor perhitungan dari kesesuaian
pendapatan masyarakat adalah 141,8 ≤
x ≤ 198,5)
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir
mengalami penurunan pendapatan dari
usaha perikanan
Kesesuaian
Rendah
(Skor perhitungan dari kesesuaian
pendapatan masyarakat adalah 85 ≤ x ≤
141, 7)
Jika tenaga kerja yang bekerja pada
Jumlah pelaku utama usaha Sebagian besar pelaku utama
Lapangan Kesesuaian sektor perikanan 66,8% – 100%
- perikanan yang ada di kawasan usaha perikanan di kawasan
Kerja Tinggi merupakan penduduk lokal di sekitar
minapolitan minapolitan adalah penduduk
kawasan minapolitan

43
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Parameter Indikator
setempat atau di sekitar kawasan Jika tenaga kerja yang bekerja pada
(Romadhon, 2013) Kesesuaian sektor perikanan 33,4% – 66,7%
Sedang merupakan penduduk lokal di sekitar
kawasan minapolitan
Jika tenaga kerja yang bekerja pada
Kesesuaian sektor perikanan yang merupakan
Rendah penduduk lokal di sekitar kawasan
minapolitan kurang dari 33,3%
Terjadi peningkatan pendapatan
Kesesuaian
kawasan dari sektor perikanan sebesar
Tinggi
3,6% ≤ x ≤ 5%
Pendapatan desa-desa yang ada Pendapatan desa-desa yang ada
Terjadi peningkatan pendapatan
Pendapatan di kawasan minapolitan yang dalam kawasan minapolitan Kesesuaian
- kawasan dari sektor perikanan sebesar
Kawasan bersumber dari sektor mengalami peningkatan (Sekjen Sedang
1,8% ≤ x ≤ 3,5%
perikanan. KPP, 2013)
Terjadi peningkatan pendapatan
Kesesuaian
kawasan dari sektor perikanan s sebesar
Rendah
x ≤ 1,7%
Terdapat empat kerja sama antar pihak
Jaringan atau kerjasama yang
dari empat su bsistem
terdapat dalam satu kawasan
minapolitan, yakni antara  sub sistem hulu (penelitian dan
pengadaan benih),
 sub sistem hulu (penelitian
 sub sistem produksi
dan pengadaan benih)
Terjalin kerjasama atau jaringan (budidaya/pembesaran),
 sub sistem produksi
Jaringan Hulu antar keempat sub sistem pada Kesesuaian  sub sistem hilir (pengolahan dan
- (budidaya/ pembesaran)
Hilir kawasan minapolitan (Sarbia, Tinggi pemasaran), dan ditambah
 sub sistem hilir (pengolahan
2012)  sub sistem penunjang (permodalan
dan pemasaran) dan
dan penyuluhan/pelatihan)
ditambah
 sub sistem penunjang
(Skor perhitungan dari kesesuaian
(permodalan dan
jaringan hulu hilir adalah 198,6 ≤ x ≤
penyuluhan/ pelatihan)
255)

44
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Parameter Indikator
Terdapat dua sampai tiga kerja sama
antar pihak dari empat sub sistem
Kesesuaian
Sedang
(Skor perhitungan dari kesesuaian
(Skor 2)
jaringan hulu hilir adalah 141,8 ≤ x ≤
198,5)
Tidak ada kerja sama dari empat sub
sistem
Kesesuaian
Rendah (Skor perhitungan dari kesesuaian
jaringan hulu hilir adalah 85 ≤ x ≤ 141,
7)
Pokdakan dalam kawasan minapolitan
aktif berjalan dan sering melakukan
Kesesuaian pertemuan
Tinggi
(Skor hasil perhitungan kesesuaian
kelembagaan adalah 28,2 ≤ x ≤ 36)
Kelembagaan pelaku utama
Kelembagaan pelaku utama Pokdakan dalam kawasan minapolitan
kegiatan perikanan Kelompok
kegiatan perikanan Kelompok aktif berjalan dan jarang melakukan
Pembudidaya Ikan (Pokdakan)
Kelembagaan - Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Kesesuaian pertemuan
yang aktif berjalan dalam
dalam mengelola kawasan Sedang
mengelola kawasan minapolitan
minapolitan (Skor hasil perhitungan kesesuaian
(KepMen No.14 Tahun 2012)
kelembagaan adalah 20,1 ≤ x ≤ 28,2
Pokdakan dalam kawasan minapolitan
tidak aktif berjalan (vakum)
Kesesuaian
Rendah
(Skor hasil perhitungan kesesuaian
kelembagaan adalah 12 ≤ x ≤ 20)
Masyarakat sering ikut serta atau
Peran serta masyarakat dalam Masyarakat sering terlibat dan
Partisipasi Kesesuaian berpartisipasi dalam forum yang
- merencanakan pengembangan ikut serta dalam forum yang
Masyarakat Tinggi membahas tentang perencanaan dan
Kawasan Minapolitan membahas mengenai
pengembangan kawasan minapolitan

45
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Parameter Indikator
pengembangan kawasan
minapolitan (Sarbia, 2012) (Skor perhitungan dari kesesuaian
partisipasi masyarakat adalah 198,6 ≤ x
≤ 255)
Masyarakat pernah ikut serta atau
berpartisipasi dalam forum yang
membahas tentang perencanaan dan
Kesesuaian pengembangan kawasan minapolitan
Sedang
(Skor perhitungan dari kesesuaian
partisipasi masyarakat adalah 141,8 ≤ x
≤ 198,5)
Masyarakat tidak pernah ikut serta atau
berpartisipasi dalam forum yang
membahas tentang perencanaan dan
Kesesuaian pengembangan kawasan minapolitan
Rendah
(Skor perhitungan dari kesesuaian
partisipasi masyarakat adalah 85 ≤ x ≤
141, 7)
Terdapat bantuan pemerintah berupa
kontribusi pembiayaan yang berasal dari
Kesesuaian
lebih dari satu sumber pendanaan untuk
Tinggi
pengembangan kawasan minapolitan
Bantuan Pemerintah berupa Adanya lebih dari satu sumber tiap tahunnya.
Peran Kontribusi kontribusi pembiayaan dalam pendanaan yang sah yang masuk Terdapat bantuan pemerintah berupa
Pemerintah pembiayaan pengembangan usaha perikanan ke kawasan minapolitan kontribusi pembiayaan yang berasal dari
Kesesuaian
di kawasan minapolitan (KepMen No.18 Tahun 2011) satu sumber pendanaan untuk
Sedang
pengembangan kawasan minapolitan
tiap tahunnya.
Kesesuaian Tidak terdapat bantuan pemerintah
Rendah berupa kontribusi pembiayaan untuk

46
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Parameter Indikator
pengembangan kawasan minapolitan
tiap tahunnya.
Terdapat bantuan pemerintah berupa
Kesesuaian program pengembangan kawasan
Tinggi minapolitan yang berasal dari lebih dari
Adanya bantuan pemerintah
satu SKPD tiap tahunnya.
Program dari berbagai SKPD berupa program pengembangan
Terdapat bantuan pemerintah berupa
Program atau instansi pemerintah yang yang masuk ke kawasan
Kesesuaian program pengembangan kawasan
pengembangan masuk atau ditujukan pada minapolitan yang berasal
Sedang minapolitan yang berasal dari satu
kawasan minapolitan darilebih dari satu SKPD
SKPD tiap tahunnya.
(KepMen No.18 Tahun 2011)
Tidak terdapat bantuan pemerintah
Kesesuaian
berupa program pengembangan kawasan
Rendah
minapolitan tiap tahunnya.
Masyarakat pernah mengikuti pelatihan
3 – 4 dari empat pelatihan minabisnis
 Pembenihan/pembibitan,
 Pembesaran/budidaya,
Pelatihan kepada masyarakat  Pengolahan/pemasaran,dan
tentang bisnis perikanan. Kesesuaian  Pelatihan lainnya (pembuatan pakan,
Terdapat pelatihan bisnis Tinggi manajemen keuangan, dan
perikanan kepada masyarakat Masyarakat pernah mengikuti administrasi)
Pelatihan sekitar mulai dari : berbagai pelatihan minabisnis
-  Pembibitan (Skor perhitungan dari kesesuaian
Minabisnis untuk mengembangkan usaha
 Pemeliharaan perikanan (Sekjen KKP, 2013) pelatihan minabisnis adalah 198,6 ≤ x ≤
 Pengolahan /Pemasaran 255)
 Lain-lain (Pembuatan pakan, Masyarakat pernah mengikuti pelatihan
manajemen keuangan, dll) 1 – 2 dari empat pelatihan minabisnis
Kesesuaian
Sedang (Skor perhitungan dari kesesuaian
pelatihan minabisnis adalah 141,8 ≤ x ≤
198,5)

47
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Parameter Indikator

Masyarakat tidak pernah mengikuti


pelatihan minabisnis
Kesesuaian
Rendah (Skor perhitungan dari kesesuaian
pelatihan minabisnis adalah 85 ≤ x ≤
141, 7)
Sumber : Peneliti, 2015
3.4 Jenis dan Kebutuhan Data
Berikut merupakan daftar kebutuhan data berdasarkan variabel yang telah terumuskan:
Tabel 3.27 Kebutuhan Data Penelitian

Macam data Teknik


No. Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Kebutuhan data pengumpulan Sumber data
Primer Sekunder data
Peta Penggunaan Lahan RTRW
Kesesuaian Kesesuaian penggunaan lahan di Dokumen,
KecamatanTulung, Kecamatan Kabupaten
dengan kawasan minapolitan sesuai terhadap √ √ Observasi
Polanharjo dan Kecamatan Klaten, Citra
Peraturan arahan yang ditetapkan pada RTRW Lapangan
Tata Guna Karanganom Satelit,
1
Lahan Luas Penggunaan Lahan
Kesesuaian potensi penggunaan lahan BPS,
Kesesuaian KecamatanTulung, Kecamatan
untuk pengembangan perikanan - √ Dokumen, Pemerintah
lahan Polanharjo dan Kecamatan
budidaya Desa
Karanganom
Sarana permodalan yang berupa Keberadaan fasilitas pendukung
Bank/koperasi dan bantuan modal/kerja Kawasan Minapolitan berupa
Sarana
sama modal yang digunakan oleh sarana permodalan, sentra √ - Kuesioner Masyarakat
Sarana permodalan
2 masyarakat untuk mengembangkan produksi, pengolahan, dan/atau
prasarana
usaha perikanan pemasaran
Sentra produksi berupa unit Jumlah sarana produksi berupa unit Pemerintah
Sentra produksi - √ Dokumen
pembenihan/ pembibitan dan atau kolam pembenihan/ Desa

48
Macam data Teknik
No. Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Kebutuhan data pengumpulan Sumber data
Primer Sekunder data
pembudidayaan/ pembesaran ikan yang pembibitan dan pembudidayaan/
ada pada kawasan minapolitan pembesar
Sentra pengolahan produk perikanan Jumlah sarana pengolahan dan
Sentra berupa restoran atau rumah makan ikan berupa restoran atau rumah makan Pemerintah
- √ Dokumen
pengolahan serta usaha pengolahan ikan pasca ikan serta tempat pengolahan ikan Desa
panen yang ada di kawasan minapolitan
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) atau Pola pemasaran produk hasil
pasar ikan/koperasi ikan, ditambah perikanan oleh masyarakat
Sentra dengan distributor atau pedagang ikan
√ - Kuesioner Masyarakat
pemasaran baik pedagang besar, pedagang
pengumpul, dan pedagang eceran yang
ada di kawasan minapolitan
Jaringan atau kerjasama yang terdapat
dalam satu kawasan minapolitan, yakni
Kerja sama antara
antara
•sub sistem hulu (penelitian dan
 sub sistem hulu (penelitian dan
pengadaan benih)
pengadaan benih)
Jaringan Hulu •sub sistem produksi (budidaya) Masyarakat
3.  sub sistem produksi (budidaya/ √ - Kuesioner
Hilir •sub sistem hilir (pengolahan dan
pembesaran)
pemasaran) dan ditambah
 sub sistem hilir (pengolahan dan
•sub sistem penunjang (permodalan
pemasaran) dan ditambah
dan penyuluhan/pelatihan)
 sub sistem penunjang (permodalan
dan penyuluhan/ pelatihan)
Pendapatan masyarakat lokal di Pendapatan masyarakat lokal di
Pendapatan
4. Kawasan Minapolitan yang bersumber Kawasan Minapolitan yang √ - Kuesioner Masyarakat
Masyarakat
dari bisnis perikanan bersumber dari bisnis perikanan
Lapangan Jumlah pelaku utama usaha perikanan - Jumlah penduduk usia kerja di Pemerintah
5. - - √ Dokumen
Kerja yang ada di kawasan minapolitan Kawasan Minapolitan Desa

49
Macam data Teknik
No. Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Kebutuhan data pengumpulan Sumber data
Primer Sekunder data
- Jumlah masyarakat lokal yang
bekerja pada sektor perikanan di
Kawasan Minapolitan
Pendapatan desa-desa yang ada di Pendapatan desa-desa dalam
Pendapatan Pemerintah
6. - kawasan minapolitan yang bersumber kawasan minapolitan dari bisnis - √ Dokumen
Kawasan Desa
dari sektor perikanan perikanan
Kelembagaan pelaku utama kegiatan Keaktifan lembaga pelaku utama
perikanan Kelompok Pembudidaya Ikan kegiatan perikanan dalam Wawancara
7. Kelembagaan - √ - Pokdakan
(Pokdakan) dalam mengelola kawasan mengelola kawasan minapolitan
minapolitan
Peran serta masyarakat dalam Keikutsertaan masyarakat dalam
Partisipasi
8. - merencanakan pengembangan Kawasan perencanaan pengembangan √ - Kuesioner Masyarakat
Masyarakat
Minapolitan kawasan minapolitan
Bantuan Pemerintah berupa kontribusi Sumber pendanaan program
Kontribusi pembiayaan dalam pengembangan Dokumen
- √ Bappeda
Pembiayaan usaha perikanan di kawasan
Peran
9. minapolitan
Pemerintah
Program dari berbagai SKPD atau Jumlah dan jenis program
Program
instansi pemerintah yang masuk atau pengembangan minapolitan dari - √ Dokumen Bappeda
Pengembangan
ditujukan pada kawasan minapolitan berbagai dinas atau SKPD
Pelatihan kepada masyarakat tentang Keikutsertaan masyarakat dalam
bisnis perikanan. Terdapat pelatihan pelatihan mina bisnis untuk
bisnis perikanan kepada masyarakat mengembangkan usaha perikanan
sekitar mulai dari :
Pelatihan
10. -  Pembibitan √ - Kuesioner Masyarakat
Minabisnis
 Pemeliharaan
 Pengolahan /Pemasaran
 Lain-lain (Pembuatan pakan,
manajemen keuangan, dll)
Sumber : Peneliti, 2015

50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena
dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung sampai peneliti
mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang telah ditetapkan.
3.5.1 Data Primer
Metode yang digunakan untuk mencari data primer dalam penelitian ini adalah metode
pengumpulan data melalui observasi/pengamatan lapangan, kuesioner, dan wawancara.
a) Observasi Lapangan
Observasi/pengamatan lapangan Pengamatan lapangan dilakukan dengan cara
mengamati kondisi Kawasan Minapolitan Kalungharjo sesuai dengan variabel yang terkait.
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengamati kondisi kawasan secara
umum yang meliputi kondisi fisik geografis, lingkungan, dan infrastruktur.
b) Kuesioner
Kuesioner ditujukan untuk masyarakat lokal yang jumlahnya cukup banyak sehingga
tidak dapat dilakukan wawancara untuk masing-masing orang. Jumlah responden dari
masyarakat lokal menggunakan sampling populasi. Metode pengumpulan data ini
digunakan untuk mendapatkan data-data mengenai pengembangan Kawasan Minapolitan
Kalungharjo terkait ketiga aspek yakni lingkungan/fisik, ekonomi dan sosial.
c) Wawancara
Metode pengumpulan data ini dapat dilakukan jika dipastikan ada pihak sebagai
narasumber yang benar-benar paham mengenai data yang dibutuhkan mengenai
pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo. Wawancara dilakukan kepada pihak-
pihak yang paham betul mengenai kebutuhan data yang akan dibutuhkan yaitu Dinas
Pertanian Kabupaten Klaten, dan Pemerintah desa-desa setempat dan Kelompok Budidaya
Ikan. Data yang didapatkan meliputi data terkait kondisi kawasan minapolitan, serta kerja
sama antar pihak dalam pengembangan kawasan minapolitan Kalungharjo.
3.5.2 Data Sekunder
Metode yang digunakan untuk mencari data sekunder dalam penelitian ini adalah
metode pengumpulan data melalui survey instansional dan studi literatur.
a) Survey Instansional
Survey instansional adalah metode pencarian data di instansi-instansi terkait
pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo. Metode pencarian data ini digunakan
untuk mencari data-data pengembangan Kawasan Minapolitan Kalungharjo yang tidak
commit to user
dapat ditemui di lapangan langsung pada saat ini namun telah terdata di instansi terkait

51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yaitu Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, Bappeda Kabupaten Klaten dan Kantor-kantor
Desa yang ada di Kawasan Minapolitan Kalungharjo.
b) Studi Dokumen
Penelitian ini memerlukan beberapa dokumen untuk melengkapi kebutuhan data terkait
variabel-variabel yang telah ditentukan yang sudah tersedia. Studi literatur dalam
penelitian ini lebih cenderung kepada studi dokumen tentang pengembangan kawasan
minapolitan, yaitu dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten , serta RPIJM
Kawasan Minapolitan Kabupaten Klaten.
3.6 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Yang menjadi populasi
pada penelitian ini adalah penduduk yang bekerja pada sektor perikanan khususnya para petani
ikan di Kawasan Minapolitan Kalungharjo. Berikut merupakan tabel rincian jumlah penduduk
yang menjadi populasi penelitian :
Tabel 3.28 Populasi Penelitian
No Kecamatan Desa Jumlah (Jiwa)
1. Polanharjo Janti 204
Ponggok 74
Nganjat 82
Jimus 37
Sidowayah 45
2. Karanganom Jeblog 49
3. Tulung Daleman 43
Wunut 55
Jumlah Total 589
Sumber : Dinas Pertanian, 2015
3.7 Sampel Penelitian
Sampel (Sarwono, 2006) merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk
dipelajari. Sebuah sampel harus dipilih sedemikian rupa sehingga dalam populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah
masyarakat local yang bekerja pada sektor bisnis perikanan. Populasi diambil dari delapan desa
yang telah ditetapkan termasuk dalam Kawasan Minapolitan Kalungharjo yakni Jimus,
Daleman, Wunut, Sidowayah, Janti, Nganjat, Ponggok, dan Jeblog. Jumlah populasi yang
merupakan masyarakat yang bekerja di sektor perikanan dari kedelapan desa tersebut adalah
kurang lebih 589 jiwa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
commit to user
Proportionate Stratified Random Sampling, yakni pengambilan sampel secara proporsi
dilakukan dengan mengambil subyek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau wilayah (Arikunto, 2006).
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin:
𝑵
n=
𝑵.𝒅𝟐 +𝟏
Dengan,
n = ukuran sampel
N = jumlah populasi
d = tingkat kesalahan maksimum pengambilan sampel 10% (0,10)
Besarnya jumlah sampel yang ditentukan jika dihitung adalah:
589
𝑛=
6,89
𝑛 = 85,48
Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah 85 orang.
Tabel 3.29 Populasi Dan Sampel Penelitian
Sample
No Kecamatan Desa Jumlah (Jiwa) Persentase
(Jiwa)
1. Polanharjo Janti 204 35% 29
Ponggok 74 13% 11
Nganjat 82 14% 12
Jimus 37 6% 6
Sidowayah 45 8% 6
2. Karanganom Jeblog 49 8% 7
3. Tulung Daleman 43 7% 6
Wunut 55 9% 8
Jumlah Total 589 100% 85
Sumber : Peneliti, 2015
3.8 Teknik Analisis
Sebelum mendapatkan indikator dari masing-masing variabel ditentukan terlebih
dahulu parameternya. Dari parameter yang telah ditentukan tersebut selanjutnya dibagi menjadi
beberapa indikator untuk mengukur tingkat kesesuaian yang masing-masing mempunyai nilai
atau skor. Untuk mendapatkan skor maka digunakan skala tiga tingkat (skala likert) yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan mengacu pada indikator yang dinilai, yakni
Kesesuaian Tinggi, Kesesuaian Sedang, Kesesuaian Rendah. Indikator untuk analisis tersebut
didapatkan berdasarkan teori maupun pendekatan lainnya, seperti asumsi maupun berdasarkan
penelitian sebelumnya.
Teknik analisis yang akan digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian tersebut
adalah teknik analisis skoring, di mana pada setiap variabel akan diberikan bobot/nilai yang
commit to user
sama, hal ini didasari oleh teori yang menyebutkan bahwa kawasan minapolitan dilaksanakan
dengan mensinergikan potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem usaha yang
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan, yang digerakkan oleh masyarakat dan
difasilitasi oleh pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian namun tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan (Sugiarti, 2013). Dengan demikian dapat diasumsikan
bahwa setiap variabel dalam semua aspek sama pentingnya sehingga diberikan bobot/nilai yang
sama. Jumlah nilai yang diberikan pada variabel jika keseluruhan parameternya berkesesuaian
tinggi adalah 3, berkesesuaian sedang adalah 2, dan berkesesuaian rendah adalah 1, kemudian
nilai tersebut akan dibagi rata sesuai jumlah sub variabel dan parameternya. Analisis dilakukan
pada tiap parameter untuk mengetahui kesesuaian pada masing-masing variabel, sehingga
diketahui kelemahan-kelemahan dan potensi pada masing-masing sub variabel dan variabel.
Tabel 3.30 Skoring Kesesuaian Semua Variabel
Skor
Variabel Sub Variabel Parameter Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian
Tinggi Sedang Rendah
Kesesuaian Penggunaan lahan di
dengan kawasan minapolitan
Peraturan sesuai dengan arahan 1 1⁄2 1 1⁄
2
penggunaan lahan yang
Tata Guna ditetapkan pada RTRW
Lahan Kesesuaian Penggunaan lahan untuk
lahan dengan pengembangan budidaya
potensi perikanan khususnya 1 1⁄2 1 1⁄
2
ikan nila sesuai dengan
potensi lahan
Sarana Masyarakat dapat
permodalan menggunakan dua
sumber permodalan
untuk mengembangkan
usaha perikanan yakni 3⁄ 1⁄ 1⁄
mdal dari lembaga 4 2 4
keuangan
(bank/koperasi) dan
bantuan modal/kerja
sama modal
Sentra Produksi Sentra produksi yakni
kolam yang aktif
digunakan untuk 3⁄ 1⁄ 1⁄
Sarana pembibitan maupun 4 2 4
penunjang pembesaran mengalami
kenaikan jumlah (luasan)
Sentra Sentra pengolahan ikan
Pengolahan (rumah olahan ikan dan
restoran/warung makan 3⁄ 1⁄ 1⁄
4 2 4
ikan) mengalami
peningkatan jumlah
Sentra Masyarat mudah dalam
Pemasaran memasarkan produk
hasil perikanan ditandai
dengan adanya tiga 3⁄ 1⁄ 1⁄
4 2 4
sentra pemasaran yang
bisa digunakan oleh
masyarakatcommit to user
Pendapatan - Jumlah pendapatan
3 2 1
Masyarakat masyarakat lokal yang

54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Skor
Variabel Sub Variabel Parameter Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian
Tinggi Sedang Rendah
berasal dari bisnis
perikanan mengalami
peningkatan bukan
sebaliknya
- Sebagian besar pelaku
utama usaha perikanan
Lapangan di kawasan minapolitan
3 2 1
Kerja adalah penduduk
setempat atau di sekitar
kawasan
- Pendapatan desa-desa
Pendapatan yang ada dalam kawasan
3 2 1
Kawasan minapolitan mengalami
peningkatan
- Terjalin kerjasama atau
Jaringan Hulu
jaringan antar keempat 3 2 1
Hilir
sub sistem pada kawasan
- Kelembagaan pelaku
utama kegiatan
perikanan Kelompok
Pembudidaya Ikan
Kelembagaan 3 2 1
(Pokdakan) yang aktif
berjalan dalam
mengelola kawasan
minapolitan
- Masyarakat sering
terlibat dan ikut serta
Partisipasi dalam forum yang
3 2 1
Masyarakat membahas mengenai
pengembangan kawasan
minapolitan
Kontribusi Adanya lebih dari satu
pembiayaan sumber pendanaan yang
1 1⁄2 1 1⁄
2
sah yang masuk ke
kawasan minapolitan
Peran Program Adanya bantuan
Pemerintah pengembangan pemerintah berupa
program pengembangan
1 1⁄2 1 1⁄
2
yang masuk ke kawasan
minapolitan yang berasal
darilebih dari satu SKPD
- Masyarakat pernah
mengikuti berbagai
Pelatihan
pelatihan minabisnis 3 2 1
Minabisnis
untuk mengembangkan
usaha perikanan
Sumber: Peneliti, 2015
Dari tabel tersebut dapat diketahui untuk penilaian keseluruhan terhadap kesesuaian
pengembangan sebagai kawasan wisata yang berkelanjutan. Nilai-nilai dari masing-masing
kategori di atas dihitung berdasarkan pembagian antara nilai kesesuaian dalam setiap variabel
dengan masing-masing parameter dari sub variabel. Kategori dari hasil perhitungan analisis
skoring adalah sebagai berikut. commit to user

55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
30 − 10
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
3
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 6,67
Kesesuaian Tinggi : jika skor 23,36 ≤ x ≤ 30
Kesesuaian Sedang : jika skor 16,68 ≤ x ≤ 23,35
Kesesuaian Rendah : jika skor 10 ≤ x ≤ 16,67
Sedangkan untuk penilaian terhadap tiap komponen atau tiap variabel, digunakan nilai
sebagai berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
3−1
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
3
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 0,67
Kesesuaian Tinggi : jika nilai 2,33 < x  3
Kesesuaian Sedang : jika nilai 1,67 < x  2,33
Kesesuaian Rendah : jika nilai 1  x  1,67
Setelah dilakukan analisis skoring, analisis berikutnya yang dilakukan adalah analisis
deskriptif kuantitatif di mana interpretasi dari nilai tingkat kesesuaian digunakan untuk
menjelaskan kondisi dari perkembangan kawasan minapolitan Kalungharjo. Pembahasan
dilakukan pada setiap aspek dengan mengaitkannya terhadap isu serta teori terkait yang
menunjukkan kondisi ideal yang seharusnya dicapai kawasan minapolitan Kalungharjo sebagai
kawasan minapolitan berkelanjutan.

commit to user

56

Anda mungkin juga menyukai