Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian

Jenis metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan pendekatan yang
digunakan dalam menjawab masalah. Metode ini sebagai metode ilmiah yang
konkret/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini
menggunakan data penelitian dalam bentuk angka dan analisis menggunakan
statistik (Sugiyono, 2008).
3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini sendiri berada di Kecamatan Tawaeli dengan


memiliki luas 59,75 Km2, adapun batas administrasi Kecamatan Tawaeli
berbatasan langsung dengan :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Donggala

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Donggala

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Palu Utara

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Teluk Palu


3.2.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung pada bulan Agustus 2021 sampai
awal penyusunan tugas akhir sampai dengan bulan Desember 2021.

1
Gambar 3.1 Peta Batas Administrasi Kecamatan Mantikulore
Sumber : Penulis 2020

2
3.3 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun jenis data dan teknik pengumpulan data yang dijabarkan seperti
dibawah ini :

3.3.1 Jenis Data


Metode pendekatan yang dilakukan dalam penelitian akan melalui
tahapan tertentu, sesuai dengan latar belakang, permasalahan yang
dihadapi, serta tujuan akhir studi ini. Metode pendekatan yang digunakan
dalam studi ini dengan menggunakan metode kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif menuntut peneliti diharapkan mampu menjelaskan
hal sebagai berikut :
1. Pendekatan terhadap kondisi fisik lahan Kecamatan Tawaeli
2. Mengetahui pertumbuhan penduduk hingga 20 tahun yang akan datang
3. Pendekatan menggunakan daya dukung permukiman yang berasal dari
kesesuaian lahan secara fisik di Kecamatan Tawaeli, sehingga dapat
mengetahui lahan yang sesuai dapat dikembangkan sebagai peruntukan
permukiman.
4. Pendekatan daya tampung lahan peruntukan perumahan di Kecamatan
Tawaeli berdasarkan pertumbuhan penduduk dan luas kesesuaian lahan
permukiman.
5. Memberikan saran dan rekomendasi terhadap pengembangan lahan
terkait kebutuhan perumahan bagi penduduk Kecamatan Tawaeli.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka


dilakukan cara sebagai berikut :

A. Data Primer

a. Observasi lapangan yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan


yang langsung pada objek yang menjadi sasaran penelitian untuk
memahami kondisi dan keadaan lahan di Kecamatan Tawaeli.

b. Metode dokumentasi, yaitu salah satu teknik pengumpulan data dimana


peneliti tidak secara langsung mengambil data sendiri tetapi
memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan pihak lain.
3
B. Data Sekunder
Data yang dikumpulkan dari beberapa literatur, dokumen maupun dari
dinas yang terkait, seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Kebutuhan Data Penelitian

No. Jenis data Bentuk data Sumber

1 Jumlah penduduk 5 tahun Dokumen


BPS Kota Palu
terakhir Kecamatan
Mantikulore

- Peta kemiringan lereng


2 Dokumen - BAPPEDA Kota
- Peta jenis batuan
Palu
- Peta jenis tanah - Dinas Tata Ruang

- Peta air tanah dan Permukiman


Kota Palu
- Peta penggunaan lahan
- BAPPENAS
- Peta Zona Rawan
Bencana (ZRB)

Sumber : Penulis, 2020

3.4 Pengolahan dan Penyajian Data


Data yang telah dikumpulkan harus diolah dengan merubah data mentah
untuk memperoleh keterangan yang berupa angka-angka ringkasan. Prosedur
pengolahan data yang akan dianalisis dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan
prosedur.

4
a. Pengolahan Data

Pengolahan data dapat diartikan sebagai kegiatan pendahuluan


analisis data, hal ini merupakan suatu proses yang mencakup tahapan
pemilihan data yang tepat atau relevan dengan permasalahan yang akan
diteliti serta menggolongkan atau mengklarifikasikan data berdasarkan
kategori tertentu sesuai dengan kebutuhan analisis. Adapun langkah-
langkah pengolahan data yang akan digunakan yaitu:

- Verifikasi, merupakan suatu kegiatan pemeriksaan data secara umum


dengan mengacu kepada daftar kebutuhan data yang telah disusun.

- Klasifikasi, merupakan penggolongan data yang diperoleh melalui


kegiatan observasi ke dalam kelompok data berdasarkan fenomena yang
ada.

- Validasi, kegiatan penilaian data yang terkumpul untuk melihat akurasi,


relevansi, tingkat kepercayaan dan tingkat representasi serta fenomena
yang ada terhadap permasalahan yang ditinjau.

b. Penyajian Data

Data yang telah dikumpulkan untuk keperluan penelitian atau


analisis perlu diatur, disusun, disajikan dalam bentuk yang jelas dan mudah
dipahami. Dalam penelitian ini data yang disajikan dalam bentuk deskripsi
berupa kalimat yang menjelaskan gambaran hasil penelitian, selain itu juga
disajikan dalam bentuk tabel yang disusun menurut kategori-kategori
tertentu dalam suatu daftar. Selain itu, peta dan foto juga disajikan untuk
memberikan gambaran kondisi eksisting yang ada di lokasi penelitian.
Adapun peta yang disajikan mengenai peta ketersediaan lahan kawasan
lindung dan budidaya.

3.5 Metode Analisis Data


Adapun metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu
kuantitatif deskriptif dengan metode analisis skoring dan perhitungan matematis,
terdapat beberapa tahap yaitu analisis pertumbuhan penduduk yang didalamnya
termasuk analisis proyeksi penduduk untuk 20 tahun yang akan datang, analisis

5
kesesuaian lahan permukiman dengan metode Overlapping Map (tumpang tindih)
dan pembobotan terhadap kriteria permukiman serta skoring, terakhir yaitu
perhitungan nilai daya dukung untuk lahan permukiman dengan menggunakan
rumus perhitungan DDPm.

a. Analisis Pertumbuhan Penduduk

Dalam analisis ini, Analisis proyeksi penduduk menggunakan


metode aritmatika digunakan untuk menghitung jumlah penduduk yang
ada di Kecamatan Mantikulore dari tahun awal hingga 20 tahun ke depan,
berikut rumus yang akan digunakan :
Pn = P0 {1 + (r.n)}
Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun

b. Analisis Daya Dukung Lahan Permukiman

Daya dukung lahan perumahan memiliki variabel dalam penetapan


kriteria kelayakan yaitu dari faktor kondisi fisik ini sangat mempengaruhi
jenis guna lahan yang akan dikembangkan, karena menyangkut
pemeliharaan dan perawatan, daya dukung pengembangan berikutnya bila
diperlukan, serta minimumnya dampak yang dapat merugikan wilayah
sekeliling ataupun terhadap dirinya sendiri. Daya dukung lahan merupakan
analisis dari faktor fisik lahan yang dapat mengetahui lahan potensial yang
dapat dikembangkan dengan melihat faktor fisik yang menguntungkan dan
faktor fisik yang merugikan. Dalam analisis daya dukung lahan perumahan
dibagi menjadi 3 bagian yaitu daya dukung lahan, neraca pemanfaatan
lahan dan kesesuaian lahan peruntukan perumahan. Berikut penjelasannya.

1. Kesesuaian Lahan untuk Permukiman

Daya dukung lahan merupakan suatu analisis lahan untuk


mengetahui daya dukung fisik lahan suatu wilayah dengan
menggabungkan
6
beberapa peta kondisi fisik dengan penentuan bobot. Metode yang
digunakan yaitu metode skoring, tumpang tindih (Superimpose) dan
metode deskriptif. Berdasarkan Output yang akan dihasilkan dari analisis
ini akan dipergunakan sebagai analisis lanjutan dalam menentukan daya
dukung permukiman serta daya tampungnya. Adapun variabel dalam
analisis variabel daya dukung lahan permukiman sebagai berikut:

- Kemiringan lereng

- Jenis batuan

- Jenis tanah

- Air tanah

- Rawan bencana

Metode dalam analisis daya dukung lahan perumahan yang akan di


pergunakan yaitu dengan menggunakan teknik tumpang tindih peta atau
yang biasa dikenal dengan overlay dan skoring/pembobotan pada tiap
variabel daya dukung lahan perumahan di wilayah studi.

Tabel 3.3 Kriteria Daya Dukung Lahan Peruntukan Permukiman

Skor
No. Jenis Klasifikasi Keterangan Nilai Bobot (Nilai x
Bobot)

1 Kemiringan 0-8% Datar – landai 4 16

8-15% Landai – agak 3 12


terjal
15-40% 2 4 8
Terjal
>40% 1 4
Sangat terjal

2 Jenis Batuan Keras Tinggi 4 20

Sedang Sedang 3 5 15

Lunak Rendah 2 10

7
Skor
No. Jenis Klasifikasi Keterangan Nilai Bobot (Nilai x
Bobot)

Sangat Sangat rendah 1 5


Lunak

3 Jenis Tanah Alluvial, glei Tidak peka 4 20


mediteranian
Kurang peka 3 15
latosol,
kambisol Peka 2 10
podslik,
Sangat peka 1 5
vertisol,
5
andosol,
grummusol,
podsoli
molisol,
regsol,
litosol

4 Air Tanah Daerah aman Baik 4 12

Daerah
rawan
Sedang 2 6
(termasuk
daerah 3
imbuhan)

Daerah kritis
Buruk 1 3
dan rusak

Sumber: Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, 2010 dalam Fansuri 2017

Keseluruhan peta ditumpang tindihkan dan diberi skor pada


masing- masing peta. Setelah itu di kelompokkan sesuai kelas daya
dukung lahan dan hasil akhir akan menghasilkan peta daya dukung lahan
berdasarkan aspek fisik lahan. Peta daya dukung lahan ini sebagai analisis
lanjutan untuk mengetahui daya dukung lahan perumahan yang potensial.

8
2. Analisis Daya Dukung Permukiman

Formula yang dapat digunakan untuk menghitung daya dukung


wilayah untuk permukiman (Muta’ali, 2012) yaitu sebagai berikut.

𝐿𝑃𝑚/𝐽𝑃
DDPm= 𝑎

Keterangan:
DDPm = daya dukung permukiman
JP = jumlah penduduk
𝛼 = koefisien luas kebutuhan ruang/kapita (m2/kapita), menurut SNI 03-
1733-2004 sebesar 26 m2
LPm = luas lahan yang layak untuk permukiman (m2), areal yang layak
untuk permukiman adalah di luar kawasan lindung dan kawasan
rawan bencana.

Kisaran nilai indeks daya dukung permukiman adalah:


- Apabila DDPm > 1, artinya bahwa daya dukung permukiman tinggi,
masih mampu menampung penduduk untuk bermukim (membangun
rumah) dalam wilayah tersebut.
- Apabila DDPm = 1, bermakna bahwa daya dukung permukiman optimal,
terjadi keseimbangan antara penduduk yang bermukim (membangun
rumah) dengan luas wilayah yang ada.
- Apabila DDPm < 1, berarti bahwa daya dukung permukiman rendah,
tidak mampu menampung penduduk untuk bermukim (membangun
rumah) dalam wilayah tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2010. Pembangunan dan Tata Ruang. Yogyakarta : Graha


Ilmu

Arief, M., 2018. Analisis Daya Tampung Lingkungan Hidup Untuk Lahan
Permukiman Di Kabupaten Semarang. Tugas Akhir. Jurusan Perencanaan
Wilayah dan Kota. Universits Diponegoro, Semarang.

Arsyad, S. 2006. Konversi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Badan Pusat Statistik. Kota Palu dalam Angka tahun 2021. Kecamatan
Tawaeli.

Bambang Suharto, Bambang Rahadi , Ari Sofiansyah, 2016. Evaluasi Daya Dukung
Dan Daya Tampung Ruang Permukiman Di Kota Kediri

Dardak, H. 2016. Pemanfaat Lahan Evaluasi Berbasis Rencana Tata Ruang sebagai
Upaya Perwujudan Ruang Hidup yang Nyaman, Produktif, dan
Berkelanjutan. Makalah Seminar Nasional “Save Our Land for Better
Environment”. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Djaenudin, D., Marwan H, H Subagyo, Anny Mulyani, dan N Suharta. 2000.


Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian
Tanah dan Agroklimat. Balitbang pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

Fansuri, F. 2017. Pusat Air Tanah dan Geologi Lingkungan. Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik. Universitas Pasundan,
Bandung.

Hardjowigeno, S. dan Widiatmaka. 2011. Evaluasi Lahan dan perencanaan Tata


Guna Lahan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Hidayat, M. Yusuf. 2006. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Sengon


(Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) Pada Beberapa Satuan Kelas Lereng.
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Kurniasih, Sri. 2007. Usaha Perbaikan Pemukiman Kumuh di Petukangan Utara


Jakarta Selatan. Universitas Indonesia: Jakarta.
Kuswara, 2013. Daya Dukung Lahan Untuk Pengembangan Perumahan Di Pulau
Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Kelapa Dan Pulau Tunda

Lestari, D.S Sri dan Djumiko. 2017. Perkembangan Perumahan dan Permukiman
Sebagai Penentu Arah dan Bentuk Kebutuhan Permukiman di Pinggiran
Kota.

Marsela Pantow, Ingerid Moniaga, Esli Takumnsang, 2018. Daya Dukung


Permukiman Dalam Konsep Pengembangan Wilayah Di Kecamatan
10
Langowan Timur

Muta’ali, L., 2012. Daya dukung lingkungan untuk perencanaan pengembangan


wilayah, Cet. 1. ed. Badan Penerbit Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.

Muta’ali, L., 2013. Penataan ruang wilayah dan kota: tinjauan normatif-teknis,
Cetakan pertama. ed. Badan Penerbit, Fakultas Geografi, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.

Muta’ali, L., 2015. Daya Dukung Lingkungan untuk Perencanaan Pengembangan


Wilayah. Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 11/PERMEN/M/2008


tentang Pedoman Keserasian Kawasan Perumahan dan Permukiman

Prahasta, Eddy. 2009. Sistem informasi geografis konsep-konsep dasar. Bandung :


informatika Bandung.

SNI 03-1733-2004 Tentang Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan.

Sobirin. 2001. Distribusi Pemukiman dan Prasarana Kota. Studi Kasus Dinamika
Pembangurlan Kota di Indonesia. Dalam Koestoer, R.H., R.P. Tambunan.,
H.T. Budianto., dan Sobirin. 2001. Dimensi Keniangan Kota. Universitas
Indonesia. Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :


ALFABETA

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman.


Kawasan permukiman

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman

Yeates, Maurice and Garner, Barry. 1980. The North American City. Harper &
Row, Publisher. San Francisco.

11

Anda mungkin juga menyukai