METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian seperti yang telah dikemukakan dalam judul yakni di kawasan
Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Beberapa pertimbangan yang
mendasari dipilihnya Kota Yogyakarta sebagai derah penelitian adalah meningkatnya
angka perubahan penggunaan lahan dikawsan perkotaan Kota Yogyakarta yang
disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan kinerja pembangunan
menyebabkan tekanan terhadap fungsi ekologi kawasan perkotaan. Hal tersebut
mengakibatkan kajian mengenai kebutuhan ruang terbuka hijau dan strategi dalam
pengembangan Ruang Terbuka Hijau public di kawasan perkotaan di kota Yogyakarta
akan dilakukan.
Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.250 Ha atau 32,50 Km2 (1,02%) dari
luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara administratif Kota
Yogyakarta terdirin dari 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 614 Rukun Warga (RW) dan
2.525 Rukun Tetangga (RT). Secara geografis, Kota Yogyakarta terletak anatara
110º20’41’ sampai 110º24’14’’ Bujur Timur dan 07º45’57’’ sampai 07º50’25’’
Lintang Selatan, Wilayah kota Yogyakarta sebelah utara berbatas dengan Kabupaten
Sleman, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul serta sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman. Secara tipografi Kota Yogyakarta
terletak didaerah dataran lereng Gunung Merapi, dengan ketinggian antara 75 m sampai
dengan 132 m diatas permukaan air laut. Kota Yogyakarta memiliki kemiringan lahan
yang relativ datar, yaitu 89% lahan dengan kemiringan antara 0-2%. Sebagian besar
jenis tanahnya adalah regosol atau vulkanis muda. Terdapat 4 sungai yang mengalir
dari arah utara ke selatan yaitu Sungai Gajah Wong yang mengalir dibagian timur kota,
Sungai Manunggal di bagian timur kota, Sungai Code di bagian tengah kota dan Sungai
Winongo di bagian barat kota. Gambaran rencana lokasi penelitian dapat dilihat pada
Gambar 3.1 berikut
14
Gambar 3.1 Peta administrasi lokasi penelitian
15
16
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder.
Sasaran dari tahap pengumpulan data sekunder ini adalah untuk mendapatkan
kejelasan mengenai kebijakan/ rencana/ program yang telah ada sudah di
implementasikan maupun belum. Sebagai bahan acuan dalam menetukan penyediaan
ruang terbuka hijau publik yang nantinya akan dikembangkan oleh instansi terkait
sehingga dapat terjadi sinkronisasi dalam akhir dari penelitian ini. Selain beberapa data
yang didapat dari instansi terkait, untuk mendukung hasil penelitian, dilakukan
pencarian berbagai reverensi dari beberapa narasumber yang berupa dari hasil
penelitian.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif
kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang memberi
gambaran secara cermat mengenai individu atau kelompok tertentu tentang keadaan
dan gejala yang terjadi (Koentjaraningrat, 1993:89). Sedangkan berdasarkan penelitian
kualitatif menurut Maleong (2007:6) adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,
presepsi, motifasi, tindakan dan lain-lalin, secara holistic dan dengan cara deskriptif
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan
memanfaatkan metode ilmiah. Pada penelitian ini, metode deskriptif kualitatif
dilakukan untuk melihat besaran luasan RTH, analisis deskriptif spasial untuk melihat
18
persebaran lokasi RTH publik maupun luasan, dan analisis pespektif untuk menentukan
strategi pengembangan RTH dari segi kacamata peneliti.
Analisis kondisi eksisting RTH dilakukan dengan melihat data sekunder yang
di dapat berupa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Yogyakarta. Data yang
didapat berupa peta tutupan lahan yang bersumber dari BAPEDA Kota Yogyakarta.
Dari data tersebut akan di cocokan dengan kondisi citra satelit Landsat 2016 yang ada
pada program aplikasi Google Earth Pro. Selain pengecekan berdasarkan citra satelit,
peneliti melakukan pengecekan lapangan terhadap kondisi RTH yang ada untuk
memastikan keberadaan RTH hasil identifikasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan Citra satelit. Hasil proses pengecekan lapangan dilakukan untuk
pengkinian data dan penarikan kesimpulan terhdap kondisi lokasi RTH wilayah
penelitian dengan cara penilaian dari segi kacamata peneliti. Adapun beberapa
standarisasi kriteria penilaian yang telah di tetapkan peneliti, dapat dilihat pada Tabel
3.2 berikut.
standar yang telah di tetapkan oleh peneliti, maka akan dilakukan perhitungan rata-
rata dalam setiap segmen kriteria penilaian untuk menarik sebuah berdasarkan
kacamata peneliti.
3.4.2 Analisis Standar Kebutuhan RTH Publik
Penelitian ini diarahkan pada identifikasi kebutuhan ruang terbuka hijau kota
secara kuantitatif dilihat dari sisi kebutuhan manusia. Kebutuhan tersebut, dihitung
melalui pendekatan terhadap populasi penduduk dan luas wilayah sesuai dengan
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang terbuka Hiaju di Kawasan Perkotaan
dan Departemen Pekerjaan Umum.
Kebutuhan RTH (ha) = Jumlah penduduk (jiwa) x Luas minimal RTH per jiwa
Arah pengembangan
Primer Sekunder
- Citra Landsat 8 tahun 2016
- RTRW
- Peta landuse - Citra Landsat 8 - Jumlah penduduk
tahun 2016 - Luas wilayah
- Citra Ikonos tahun - Luas RTH Pubik
Potensi Pola Pengembangan RTH 2016
dengan pendekatanGreenOpen Space
24