Anda di halaman 1dari 43

BAB V

ANALISIS PERANCANGAN KAWASAN WATERFRONT

5.1 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Kawasan Waterfront


5.1.1 Analisis Fungsi Akivitas Kawasan Working Waterfront
1. Fungsi Utama
Kawasan perancangan wilayah pesisir Kecamatan Tawaeli memiliki wilayah pesisir
yang berpotensi di kembangkan menjadi waterfront city dengan fungsi mixed used waterfront
hal ini disebabkan aktivitas yang ada di kawasan perancangan begitu beragam. Fungsi utama
pada kawasan perancagan adalah aktivitas pelabuhan, aktivitas industri dan aktivitas wisata.

FUNGSI UTAMA  Terminal penumpang


 Terminal bongkar muat
konvensional dan peti kemas
Aktivitas Pelabuhan  Area kapal
 Pengolahan bahan mentah dan hasil
Aktivitas Industri
pertanian
Akivitas Wisata  Bongkat muat barang bahan baku
 Penyimpanan hasil produksi
 Wisata Mangrove

Gambar 5.1 Analisis Aktivitas Fungsi Utama


Sumber : Analisis Kelompok

2. Fungsi Penunjang
Untuk mengoptimalkan fungsi utama dibutuhkan fungsi aktivitas penunjang
kawasan perancangan. Meliputi aktivitas perkantoran, perdagangan dan jasa, perumahan,
sarana pendidikan, sarana ruang terbuka hijau dan sarana peribadatan.
FUNGSI PENUNJANG

Aktivitas Perkantoran  Kantor Pelabuhan, bea cukai,


migrasi
Aktivitas Perdagangan dan Jasa  Toko/Kios, Rumah makan, Toko
Aktivitas Perumahan Souvenir
 Perumahan
Aktivitas Pendidikan  Sarana Pendidikan
 Tempat beristirahat dan berkumpul
Ruang Terbuka Hijau masyarakat
Akititas Peribadatan  Mesjid/mushola dan gereja
Gambar 5.2 Analisis Aktivitas Fungsi Penunjang
Sumber : Analisis Kelompok

3. Fungsi Pelayanan
Fungsi pelayanan kawasan perancangan berupa aktivitas kesehatan, aktivitas
maintenance dan aktivitas parkiran. Penyediaan fasilitas kesehatan pada kawasan
perancangan berfungsi sebagai tempat masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan.
Aktivitas maintenance dengan menyediakan bengkel sebagai tempat pemeliharaan alat
pelabuhan dan aktivitas parkir dengan menyediakan tempat parkir untuk aktivitas
perdagangan dan jasa, aktivitas wisata dan aktivitas pelabuhan.

FUNGSI PELAYANAN

Aktivitas kesehatan  Puskesmas, pustu dan apotek


 Tempat parkir karyawan pelabuhan,
Aktivitas maintenance industri dan pengunjung wisata
 Tempat pemeliharaan alat
Aktivitas parkiran
pelabuhan
Gambar 5.3 Analisis Aktivitas Fungsi Penunjang
Sumber : Analisis Kelompok

5.1.2 Analisis Jenis Aktivitas dan Calon Pengguna


Pada kawasan perancangan terdiri dari beberapa jenis aktivitas seperti aktivitas
perdagangan dan jasa, pelabuhan, industri, wisata dan permukiman. Aktivitas yang ada pada
kawasan perancangan saling berhubungan. Berikut adalah analisis jenis aktivitas dan calon
pengguna pada aktivitas tersebut.
Tabel 5.1 Analisis Jenis Aktivitas dan Calon Pengguna
Fungsi Karateristik Jenis Aktivitas Jenis Ruang atau Penggguna
Ruang Aktivitas Bangunan
Fungsi Aktivitas Penumpang Area Penumpang:Terminal Para
Utama Pelabuhan penumpang Penumpag
Bongkar muat barang Area barang :Terminal Pengelola,
konvensional/peti kemas barang karyawan
pelabuhan
Area Kapal Dermaga penumpang Kapal
Dermaga barang Kapal
Dermaga peti kemas Kapal
Kolam pelabuhan Kapal
Penyimpanan Barang Gudang Pengelola
Aktivitas Pengolahan bahan mentah Pabrik pengolahan Pekerja
Industri dan hasil pertanian industri
Penyimpanan hasil produksi Gudang bahan baku Pekerja
industri
Gudang Produksi Pekerja
industri
Bongkat muat bahan baku Bongkar muat Pekerja
industri
Aktivitas Wisata Mangrove Area wisata magrove Pengelola,
Wisata wisatawan
Dermaga Wisatawan
Area edukasi mangrove Wisatawan
Toilet Wisatawan

Fungsi Aktivitas Kantor Aktivitas Pelabuhan: Area Pelayanan Karyawan


Penunjang Perkantoran Mengurus Berkas, rapat, operasional dan pelayanan
melayani pengunjung, makan perkantoran
dan minum serta interaksi
sosia
Kantin Karyawan
Aktivitas Aktivitas Wisata: Jual beli Toko souvenir Wisatawan
Perdagangan berupa kerajinan tangan dan
dan Jasa makanan
Rumah makan Wisatawan
Transaksi jual beli kebutuhan Toko/kios/warung makan Masyarakat
sehari-hari dan makanan
Pertokoan Masyarakat
Aktivitas Tempat tinggal masyarakat Bangunan rumah Masyarakat
Perumahan
Aktivitas Tempat belajar dan mengajar Sd Masyarakat
Pendidikan bagi siswa
Smp Masyarakat
Sma Masyarakat
Aktivitas Tempat Ibadah Mesjid Masyarakat
Peribadatan
Mushola Masyarakat
Gereja Masyarakat
Fungsi Aktivitas Pelayanan kesehatann kepada Puskemas Masyarakat
Penunjang Kesehatan masyarakat
Puskemas pembantu Masyarakat
Posyandu Masyarakat
Apotek Masyarakat
Aktivitas Tempat pemeliharaan alat Bengkel tempat perbaikan Pengelola
Maintenance pelabuhan
Aktivitas Tempat penyimpanan Lahan parkir aktivitas Pengunjung
Parkiran kendaraan wisata wisata
Lahan parkir aktivitas Karyawan dan
pelabuhan buruh
Lahan Parkir Aktivitas Masyarakat
perdagangan dan jasa

Sumber : Analisis Kelompok 2019


5.1.3 Analisis Kebutuhan Ruang
Kawasan perancangan memiliki luas ±715 Ha dengan proporsi luas lahan terbangun sebesar 50% sebesar 357,5 ha dari luas lahan dan
luas ruang tak terbangun 50% sebesar 357,5 ha dari luas lahan. Kemudian besaran luas ruang lahan terbangun 50% nya untuk terbangun dan
50% untuk sirkulasi. Maka total luas kawasan yang direncanakan akan dibangun dalam perancangan 178,75 Ha dan besaran sirkulasi 178,75 ha.
Berikut adalah analisis kebutuhan ruang pada kawasan perancangan.
Tabel 5.2 Analisis Kebutuhan Ruang
Fungsi Ruang Karateristik Jenis Ruang atau Kebutuhan Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas Area Keterangan
Aktivitas Bangunan Bangunan/Ruang (M2) Unit/Ruang (M2)
Fungsi Utama Aktivitas Area penumpang Terminal penumpang 2678 100 jiwa 1 Best 2678 Rencana
Pelabuhan practice
Area barang Terminal barang 63.588 - 2 Best 127.176 Rencana
practice
Gudang 1200 - 2 Survey 2400 Eksisting
Lapangan
Area kapal Dermaga penumpang 7.084 - 2 Best 14.168 Rencana
practice
Dermaga barang 7.084 - 2 Best 14.168 Rencana
practice
Dermaga Peti Kemas 8000 - 2 Best 16.000 Rencana
practice
Kolam pelabuhan 680 - 1 Best 680 Rencana
practice
Aktivitas Area pengolahan dan Pabrik pengolahan 55000 550 13 Best 715.000 Rencana
Industri penyimpanan practice
Gudang bahan baku 6000 1300 13 Best 78000 Rencana
practice
Area bongkar muat 2500 650 13 Best 32500 Rencana
practice
Aktivitas Wisata Tempat wisata dan Area wisata mangrove 200000 - 1 Asumsi 200000 Rencana
edukasi
Dermaga 240 - 1 Asumsi 240 Rencana
Area edukasi mangrove 85000 - 1 Asumsi 85000 Rencana
Toilet 80 6 2 Neufret 160 Rencana
Bangunan galery 625 62 1 Asumsi 625 Rencana
Total 1.288.010
Fungsi Aktivitas Area Pelayanan Kantor Pelabuhan, 1847 - 3 Asumsi 5541 Eksisting
Penunjang Perkantoran operasional dan kantor bea cukai, kantor
pelayanan
perkantoran.
Kantin 250 - 1 Survey 250 Eksisting
Lapangan
Aktivitas Area wisata Toko Souvenir 750 50 1 Neufert 750 Rencana
Perdagangan dan
Jasa
Warung Makan 100 - 2 SNI 03- 200 Rencana
1733-2004
Area umum Toko/kios/warung 100 - 86 SNI 03- 8600 Rencana
1733-2004
Pertokoan 3000 - 4 SNI 03- 12000 Rencana
1733-2004
Aktivitas Area permukiman Rumah 63 4 5095 Asumsi 320.985 Rencana
Perumahan
Aktivitas Area pendidikan SD 2000 - 17 SNI 03- 34000 Eksisting
Pendidikan 1733-2004
SMP 9000 - 4 SNI 03- 36000 Eksisting
1733-2004
SMA 12.500 - 4 SNI 03- 50000 Eksisting
1733-2004
Aktivitas Area tempat ibadah Mushola 100 - 7 SNI 03- 700 Eksisting
Peribadatan 1733-2004
Mesjid 600 - 30 SNI 03- 18000 Eksisting
1733-2004
Gereja 200 20 1 Asumsi 200 Rencana
Total 483.532
Fungsi Aktivitas Area pelayanan Puskemas 1000 - 2 SNI 03- 2000 Eksisting
pelayanan Kesehatan kesehatan 1733-2004
Puskesmas pembantu 300 - 2 SNI 03- 600 Eksisting
1733-2004
Posyandu 60 - 23 SNI 03- 1380 Eksisting
1733-2004
Apotek 250 - 1 SNI 03- 250 Rencana
1733-2004
Aktivitas Area pemeliharaan Bengkel peralatan 400 - 1 Asumsi 400 Rencana
Maintenance alat
Aktivitas Area Lahan Parkir Lahan parkir 1343 - 1 Asumsi 1343 Rencanan
Parkiran Pendukung Aktivitas pengunjung wisata
Wisata
Area lahan parkir Area parkir umum 3616 - 1 Best 3616 Rencana
pelabuhan practice
Parkir pengelola 992 - 1 Best 992 Rencana
practice
Area parkir kendaraan 4454 - 1 Best 4454 Rencana
naik kapal practice
Lahan parkir aktivitas 250 - 1 Asumsi 250 Rencana
perdagangan dan jasa
Total 15.285
Total 1.787.827
Keseluruhan
Sumber : Analisis Kelompok 2019
5.1.4 Analisis Hubungan Antar Ruang
Analisis hubungan antar ruang digunakan untuk melihat keterkaitan dan hubungan
saling mendukung antar aktivitas dalam kawasan perancangan. Analisis dilakukan dengan
bantuan pembuatan diagram silang, nilai hubungan antar ruang dalam satu kelompok
kegiatan dapat dimisalkan dengan tanda sebagai berikut :
= Erat
= Tidak Erat

1. Fungsi Utama

Pelabuhan Kawasan Industri

Wisata Mangrove

Gambar 5.4 Diagram Fungsi Utama


Sumber : Analisis Kelompok 2019

2. Fungsi Penunjang

Perkantoran

Perumahan Perdagangan jasa

Pendidikan Peribadatan
Gambar 5.5 Diagram Fungsi Penunjang
Sumber : Analisis Kelompok 2019

3. Fungsi Pelayanan

Kesehatan Parkir

Gambar 5.6 Diagram Fungsi Pelayanan


Sumber : Analisis Kelompok 2019

4. Hubungan antar ruang kawasan

Utama

Pelayanan Penunjang

Gambar 5.7 Diagram Hubungan Antar Ruang


Sumber : Analisis Kelompok

5.1.5 Organisasi Antar Kawasan

Kawasan Perancangan

Industri Pelabuhan Wisata

SD,SMP Rumah Kantor Kantin Toko/ Mesjid,


dan SMA Pelabuhan kios/ gereja
warung
5.2 Analisis Site Kawasan Waterfront
5.2.1 Analisis Tautan Wilayah

Potensi
Adapun potensi yang ada di kawasan Studi
berada di Kelurahan Pantoloan yaitu terdapat
pelabuhan yang menjadi pelabuhan utama yang
merupakan pintu gerbang utama perekonomian
Propinsi.
b
MASALAH

Masalah yang ada pada kawasan studi


yaitu kualitas sarana dan prasarana yang
belum memadai dan rusak seperti jalan
yang rusak, kurangnya jaringan pedestrian,
drainase yang terputus putus, tidak
tersedianya tempat pembuangan
 Secara Administratif Kecamatan Tawaeli sementara, tidak trsedia ruang terbuka  Kawasan Studi memiliki luas sekitar 715,03 Ha
terdiri dari 5 Kelurahan, yaitu Kelurahan hijau dan masih banyak jumlah penduduk  Penggunaan lahan di kawasan studi di dominasi
Panau, Lambara, Baiya, Pantoloan dan berpenghasilan rendah. oleh kawasan
Pantoloan Boya  Sepanjang jalan pada kawasan studi sebagian
 Wilayah Kecamatan Tawaeli sebagian besar besar bangunan berupa permukiman penduduk,
Pada kawasan studi tedapat aktivitas seperti
berbatasan langsung dengan laut dengan perdagangan berupa kios-kios, pelabuhan dan
perdagangan dan jasa yang terdapat di sepanjang
topografi yang relatif datar. Satu-satunya industri
jalan kawasan studi,, permukimansebagai tempat
wilayah yang tidak berbatasan langsung  Sesuai dengan fungsi arahan pengembangan
tinggal atau hunian masyarakat, pelabuhan yang
dengan laut yaitu Keluarahan Lambara kawasan studi yang berada di Kecamatan Tawaeli
menjadi tempat bongkar muat barang yang
 Secara Rencana Struktur Ruang Kecamatan yaitu Pelabuhan sebagai kawasan pertumbuhan
membantupusat perekonomian propinsi, industri
Tawaeli termasuk di Sub Pusat Pelayanan ekonomi
yang terletak tidak jauh dari pelabuhan, industri
Kota
yang dimaksud adalah indutri KEK tempat
pengolaan karet, rotan dan getah pinusSerta
wisata yang memiliki potensi alami. Pada
aktivitas wisata ini kawasan perancangan dapat
di kembangkan menjadi wisata mangrove.
5.2.2 Analisis Aksebilitas
EKSISTING
 Merupakan jalan utama penghubung antara Kota Palu dan Kabupaten Donggala
 Aksebilitas jalan tidak begitu padat, Tetapi kemacetan terjadi pada jam tertentu
 Waktu tempuh dari lokasi studi ke pusat Kota Palu dapat memakan waktu sekitar 1 jam

ANALISIS
 Jalur utama yang yang strategis menambah nilai
positif aksebilitas menuju kawasan studi
 Lebar jalan utama pada kawasan studi sesuai
dengan kelas jalannya. Tetapi perlu di carikan
alternatif jalan untuk keluarnya mobil truk tronton
dari pelabuhan agar bisa mengurangi kemacetan
 Perlu adanya pengaturan jalur khusus mobil truk
tronton pada jam tertentu sehingga dapat
mengurangi tingkat kemacetan.

Aksebilitas Tinggi
RESPON
Jalan yang ada di kawasan studi dengan tingkat kemacetan tinggi berada di
 Perlu pengaturan sirkulasi pada jam tertentu Kelurahan pantoloan tepatnya di depan pelabuhan. Dimana pada lokasi tersebut
 Pengaturan sirkulasi baik kendaraan maupun manusia, (tinggi,
sering terjadi kemacetan pada jam tertentu seperti pagi dan sore hari
sedang dan rendah)
 Adanya arahan sirkulasi jalan yang efektif, sehingga kemacetan Aksebilitas Sedang
dapat teratasi
Jalan yang ada pada kawasan studi yang memiliki tingkat kemacetan sedang
USULAN berada di Kelurahan panau tepatnya di perempatan lampu merah. Pada lokasi ini
juga sering terjadi kemaacetan pada jam tertentu seperti pagi dan sore hari

Aksebilitas Rendah

Jalan yang memiliki tingkat kemacetan rendah berada di diantara kelurahan


pantoloan dan kelurahan baiya.
ANALISIS
5.2.3 Analisis View  View from site: kondisi kawasan studi terdapat juga keindahan view lautan yang sangat
indah. Hal ini menjadi view alami dilokasi yang dapat dijadikan arah pandang kawasan
untuk di manfaatkan sebagai daya tarik tempat wisata berbasis alam.
 View to site : view bangunan yang mengarah kelaut sebagai pusat tumbuh
 Kondisi jalan yang ada disekitar kawasan view juga cukup baik dengan perkerasan jalan
EKSISTING
menggunakan aspal
Best View  Dasar pertimbangan peletakan detail perancangan kawasan juga memperhatiakn best view
yang ada di kawasan studi
View from site: Sebelah timur terdapat view gunung yang sangat
indah , sedangkan disebelah barat terdapat view lautan yang
menampilkan sisi keindahannya.

View to site: View bangunan lebih mengarah ke laut karena


mengandalkan pelabuhan dan bagian pesisir sebagai pusat tumbuh

RESPON
 Beberapa potensi view alami seperti view lautan di lokasi studi
yang dapat dijadikan arah pandang kawasan yang dapat di
manfaatkan sebagai daya tarik wisata berbasis alam seperti
ekowisata
 Menata aktivitas perdagangan dan jasa, permukiman, pelabuhan
dan industri yang membutuhkan view alami USULAN
5.2.2 Analisis Lingkungan

KONDISI EKSISTING
Berdasarkan kondisi lingkungan yang ada di kawasan studi yaitu
terdapat lingkungan yang berpolusi dan macet di sekitaran kawasan
Pelabuhan Pantoloan, dikarenakan padatnya kendaraan yang keluar
masuk pelabuhan guna melakukan bongkar muat barang .Selain itu
dikawasan studi terdapat pantai yang bersih dan indah.

ANALISIS
Dengan memperhatikan kondisi di atas maka perlu dilakukan program
pengelolaan dan pengendalian pencemaran udara di daerah perkotaan.
Upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya
secara bijaaksana dalam pembangunan yang terencana dan
berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup agar tidak
terganggunya sistem kerja pelabuhan untuk pengembangan kawasan
studi.

RESPON
 Dengan kondisi lingkungan yang ada di kawasan studi sehingga perlu
adanya perencanaan ruang terbuka hijau dan penanaman pohon – pohon
untuk pencegahan pencemaran udara. Dapat dilihat aktivitas yang terjadi
dikawasan studi yaitu pemerintahan, industri, bisnis, perdagangan, sekolah,
permukiman dan lain sebagainya. Sehingga lingkungan kota harus memiliki
kualitas yang baik, agar daya dukungnya tinggi sehingga mampu menunjang
USULAN
berbagai aktivitas tersebut.
 Pertimbangan dalam aspek kebencanaan, bahwa diketahui Kota Palu
merupakan Rawan Bencana terutama bagian pesisir pantai yang terjadi
tsunami, oleh karena itu perlu adanya perencanaan penanaman tanaman
bakau di sepanjang pesisir karena hampir semua aktifitas masyrakata berada
di pesisir pantai terutama aktifitas utama pelabuhan yang tepat di bibir
pantai
5.2.3 Analisis Drainase

KONDISI EKSISTING
Pada Kawasan Studi drainase terbagi atas dua yaitu saluran
drainase terbuka dan saluran drainase tertutup. selain itu
kondisi drainase juga kurang berfungsi dengan baik banyak
saluran yang kering dan terdapat banyak sampah. dan juga
saluran drainase yang terputus - putus.
ANALISIS
 perencanaan drainase harus mempertimbangkan dari segi
kemudahan dan nilai eknomis dari pemeliharaan sistem
drainase.
 Perlu dibuatkan saluran drainase yang tidak terputus dan saling
berkesinambungan agar berfungsi untuk mengalirkan limpasan
air hujan dan tidak terjadinya penumpukan dan tergenangnya
5.2.4 air.
 curah hujan juga menjadi data berupa jumlah besaran hujan
RESPON
dalam satuan tinggi (mm) yang jatuh ke permukaan tanah
Jaringan drainase yang ada pada kawasan ini memiliki pola jaringan terbuka dan yang terakumulatif dalam periode waktu tertentu
tertutup dengan perkerasan berupa semen dan juga terputus – putus sehingga
dalam hal ini drainase sangat penting sebagai upaya untuk mengendalikan aliran USULAN
banjir pada sungai yang melintasi kota.
Dalam penerapan sistem drainase yang ada di kawasan studi yaitu sistem drainase
terbuka pada setiap jenis agar dapat mempermudah pemeliharaan dan pembersihan. Dan
untuk sistem drainase tertutup dapat digunakan untuk pedestrian sehingga dapat
meningkatkan estetika koridor jalan.
5.2.5 5.2.6 Analisis Topografi

KONDISI EKSISTING
secara umum kawasan studi
merupakan kawasan yang dikelilingi
oleh pantai dan gunung sehingga
memiliki ketinggian yang berbeda
dari permukaan laut.
5.2.6
ANALISIS
Dapat dilihat pada peta bahwa ketinggian kawasan studi
dari permukaan laut rata - rata 6- 113 Mdpl yang berhawa
sangat panas dikarenakan dekat dengan pantai. rata- rata
suhu yang ada di kawasa studi 28- 30 drajat celcius.
Dengan lokasi yang dekat dengan pantai dapat mempunyai
potensi untuk dikembangan kearah wisata

RESPON
 luas wilayah perancangan kawasan sebesar 715 ha.
 Berdasarkan klasifikasi kemiringan lereng yang ada di kawasan memiliki
dataran 75 % , kelas II 15% landai , dan pada kelas III 10 % agak curam.
Karena rata – rata berada di dataran sehingga dalam peletakkan desain aman
dan dapat dibangun untuk bangunan kontruksi sebesar 70%. Dan 30% untuk
ruang yang tidak terbangun atau ruang terbuka hijau.
 Untuk zona terbangun yang menunjukkan topografi datar sehingga dapat
dikembangan sebagai fungsi terbangun misal permukiman, perdagangan dan
lainya.
5.2.7 Analisis Lintasan Matahari dan Angin
5.2.8 Analisis Vegetasi
5.2.9 Analisis Kebisingan
5.3 Penzoningan Kawasan Waterfront
5.4 Analisis Kriteria Tak Terukur
5.4.1 Akses atau Pencapaian (Acces)
Kawasan studi terletak di Kecamatan Tawaeli, Kota Palu. Untuk menuju kawasan ini
dapat ditempuh dari pusat Kota Palu melalui Jalan R.E Martadinata,kemudian berlanjut di
Jalan Trans Sulawesi. Jarak yang ditempuh menuju kawasan studi ± 24 km. Lalu lintas di
Jalan Trans Sulawesi cukuplah padat, karena ini merupakan akses utama menuju pelabuhan
dan juga menuju daerah lainnya di Sulawesi. Kondisi fisik jalan masih cukup baik, walaupun
pada beberapa titik terdapat kerusakan kecil. Untuk lebar jalan sendiri sudah cukup lebar,
namun dalam beberapa saat khusunya pada saat kegiatan keluar masuknya truk peti kemas
dari pelabuhan dan juga keluar masuknya kendaraan dari kawasan industri dapat
menimbulkan kemacetan di sekitar jalan utama. Adapun aktivitas lainnya di kawasan seperti
permukiman serta perdagangan dan jasa tidaklah terlalu padat sehingga tidak menimbulkan
kemacetan. Kendaraan yang sering melintas didominasi oleh kendaraan bermotor roda 2,
roda 4, serta truk-truk peti kemas yang menuju ke pelabuhan ataupun kawasan industri.

Gambar 5.4.1 Analisis Akses Kawasan Studi


Sumber : Analisis Kelompok 2019
Dalam perancangan kawasan studi perlu memperhatikan kondisi jalan yang belum
dapat menampung kegiatan dari aktivitas pelabuhan maupun industri apabila sedang padat,
untuk itu perlu dilakukan upaya pengaturan sirkulasi, sehingga tidak terjadi kemacetan pada
saat jam sibuknya aktivitas dikawasan studi, terutama dari aktivitas pelabuhan dan kawasan
industri yang cukup padat.
5.4.2 Kesesuaian (Compatibility)
Kawasan studi merupakan kawasan pesisir pantai yang merupakan zona rawan tsunami.
Sesuai dengan arahan dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(ATR/BPN) bahwa hunian dan gedung di sekitar pantai harus dibangun dengan jarak 100
meter dari zona sempadan pantai. Selain itu, Kota Palu juga merupakan salah satu daerah
rawan bencana gempa bumi sehingga perlu mempertimbangkan hal tersebut dalam
perencanaan. Dan dalam RTRW sendiri, kawasan studi merupakan kawasan pelabuhan utama
juga sebagai kawasan ekonomi khusus di Kota Palu dan menjadi tulang punggung
perekonomian di Kota Palu khususnya, dan di Sulawesi Tengah pada umumnya.
Agar sesuai dengan kondisi eksisting kawasan dan konsep waterfront city, maka
perancangan akan diarahkan sebagai berikut :
a. Dalam radius 100 meter dari pantai bangunan yang ada hanyalah bangunan yang
berkaitan dengan aktivitas pelabuhan.
b. Membatasi jumlah lantai bangunan di kawasan studi.
c. Membangun break water atau sea wall juga menanam mangrove di sekitar pantai
sebagai penahan gelombang dan pelindung dari tsunami.
d. Membuat ruang terbuka hijau sebagai penyaring polusi di sekitar pelabuhan dan
sebagai ruang publik dan juga menambah estetika kota, serta menciptakan iklim
mikro perkotaan yang nyaman.
Berdasarkan konsep yang direncanakan, penyesuaian yang akan dilakukan adalah
dengan memindahkan banguna-bangunan yang masih masuk dalam radius 100 meter dari
pantai ke zona yang telah kami rencanakan, sehingga tidak ada lagi hunian yang berada di
sekitar pantai. Selain itu, mengingat Kota Palu sebagai daerah yang juga rawan bencana
gempa bumi maka tinggi bangunan tidak boleh lebih dari 3 lantai.
5.4.3 Pemandangan (View)
Kawasan studi berada di Kecamatan Tawaeli, Kota Palu. Kawasan ini dikelilingi oleh
gunung dan juga laut, sehingga memiliki view yang cukup indah. Hal ini juga tentunya
menjadi keuntungan sendiri bagi kawasan studi kami.
Saat ini, satu-satunya pemanfaatan laut di kawasan studi hanyalah sebagai pelabuhan.
Sebagai kawasan yang memiliki rencana pengembangan pelabuhan, hal ini sudahlah sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh RTRW Kota Palu. Namun, keuntungan view laut dan
pegunungan ini juga bisa dimanfaatkan menjadi wisata berbasis alam.

Gambar 5.4.3 Analisis View Kawasan Studi


Sumber : Analisis Kelompok 2019
5.4.4 Identitas (Identity)
Kawasan studi merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa aktivitas seperti aktivitas
pelabuhan, industri, permukiman dan perdagangan dan jasa. Di dalam kawasan ini terdapat
kegiatan terkait pelabuhan seperti bongkar muat barang, naik turunnya penumpang dan
kegiatan lainnya terkait dengan pelabuhan. Selain itu di kawasan ini juga terdapat aktivitas
perdagangan dan jasa seperti toko, kios, rumah makan, bank, dan lain sebagainya dan juga
permukiman. Aktivitas industri juga cukup terlihat di kawasan studi.
Berdasarkan identitas wilayah studi yang digunakan sebagai kawasan waterfront city
maka perancangan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kegiatan pelabuhan dan industry dengan menambah fasilitas atau
infrastruktur pelabuhan dan industri agar kembali terbukanya lapangan pekerjaan
bagi masyarakat.
b. Merencanakan kembali penataan aktivitas perdagangan dan jasa serta permukiman
di kawasan studi dengan memperhatikan rekomendasi atau arahan dari Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN)
Gambar 5.4.4 Analisis Identitas Kawasan Studi
Sumber : Analisis Kelompok 2019
5.4.5 Rasa (Sense)
Pada kawasan studi, aktivitas pelabuhannya sangatlah terasa. Aktivitas pelabuhan
sangatlah dominan di kawasan studi. Namun, hal itu juga menimbulkan rasa atau suasana
yang kurang nyaman, karena polusi yang ditimbulkan oleh aktivitas pelabuhan. Selain
aktivitas pelabuhan, di jalan utama juga terdapat aktivitas perdagangan dan jasa, permukiman
dan juga akses menuju kawasan industri.
Dalam perancangan kawasan, kami akan tetap mempertahankan suasana pelabuhan di
kawasan studi sebagai suatu identitas dan juga sebagai penunjang perekonomian di kawasan
studi. Kami juga akan merencanakan aktivitas lain seperti perdagangan dan permukiman agar
lebih tertata lebih baik lagi. Selain itu, kami juga akan membuat ruang terbuka hijau di
beberapa titik khusunya dieskitar pelabuhan sebagai filter atau penyaring polusi yang
ditimbulkan dari aktvitas pelabuhan.
Gambar 5.4.5 Analisis Rasa (Sense) Kawasan Studi
Sumber : Analisis Kelompok 2019
5.4.6 Kehidupan (Livability)
Kondisi kehidupan di kawasan studi didominasi oleh profesi buruh dan juga pedagang.
Mayoritas penduduk di kawasan studi bekerja sebagai pekerja pelabuhan, pabrik dan juga
sebagai pedagang. Dan kondisi kenyamanan untuk tinggal di kawasan studi masih belum
begitu nyaman. Hal ini disebabkan oleh aktivitas pelabuhan yang menimbulkan polusi
sehingga hal tersebut cukup mengganggu. Di kawasan studi juga belum tersedia pedestrian
yang nyaman bagi para pejalan kaki dan juga kurangnya ruang terbuka hijau.
Untuk memberi kenyamanan, maka yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan ruang terbuka hijau sebagai ruang publik dan juga sebagai penyaring
polusi.
b. Menyediakan pedestrian yang nyaman bagi pejalan kaki.

Gambar 5.4.6 Analisis Kehidupan Kawasan Studi


Sumber : Analisis Kelompok 2019
5.5 Analisis Kriteria Terukur
5.5.1 Koefisien Dasar Bangunan
Luas wilayah yang di kawasan perancangan daerah pesisir Kecamatan Tawaeli yaitu
715,03 ha. Koefisien dasar bangunan bertujuan untuk mengetahui dan mengatur kepadatan
bangunan dalam suatu wilayah, dan digunakan untuk mengetahui luasan area yang boleh
tertutupi oleh bangunan dan area ruang terbuka (open space) yang dibutuhkan. Di dalam
perhitungan di gunakan koefisien infiltrasi (C) yang sebesar 1,2 karena wilayah perancangan
memiliki kelerengan ± 0-8%. Dengan perhitungan sebagai berikut:
 Perhitungan Batas Pengambilan Air Tanah
I inf = S x A
Keterangan: I inf : jumlah pengambilan air tanah (liter/detik)
S : Koefisien kandunhan air (0,0011)
A : Luas lahan (m2)
Diketahui : A = 715,03 ha
Iinf =SxA
= 0,0011 x 7.150.300
= 7.865,33 liter/menit
= 131,08 liter/detik
 Perhitungan Debit Infiltrasi
Qinf = C x I x A
= 1,2 x 7,678 x 10-8 x 7.150.300
= 0,6588000408 m3/detik
= 658,80 liter/detik
Debit infiltrasi untuk lahan seluas 1 Ha
Q1ha = (1 ha x Qinf)/A
= 1 x 658,80/715,03
= 0,92136 detik/Ha
 Perhitungan Luas Area Ruang Terbuka (Open Space)
OS = Iinf/Q1ha
= 131,08/0,92136
= 142,26795 Ha
 Perhitungan Koefisien Dasar Bangunan
KDB = [ (A – OS) x 100%]/A
= [ (715,03 – 142,26795) x 100%]/715,03
= 80,10 %
dibulatkan menjadi 80 %
Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh koefisien dasar bangunan yaitu 80,10 %. Hal
ini berarti pada Kawasan perancangan daera pesisir Kecamatan Tawaeli yang seluas 715,03
Ha, diperoleh aturan bahwa:
- Area yang boleh ditutupi oleh bangunan adalah 80 % dari 715,03, yaitu 572,02 Ha.
- Area yang harus dipertahankan (open space) adalah 20 % dari 715,03, yaitu 14,31 Ha.

5.5.2 Ketinggian Bangunan


Tinggi suatu bangunan adalah yang diukur dari rata-rata permukaan tanah sampai
setengah ketinggian atap miring atau sampai puncak dinding, perhitungan ini bertujuan untuk
mengetahui dan mengatur ketinggian bangunan yang diperbolehkan. Ketinggian suatu
bangunan di tentukan berdasarkan pertimbangan untuk perhitungannya, yaitu :
 FAR = total luas lantai yang di butuhkan dibagi luas lahan lantai dasar
= 715,03 / 572,02
= 1,25
Dengan menggunakan table land use intensity dengan kawasan yang memiliki nilai FAR 1,25
maka ketinggian lantai maksimum yang di izinkan adalah 6 lantai, yaitu 24 meter.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 6 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung
dijelaskan bahwa ketinggian bangunan yang ada maksimum 6 lantai dan disesuaikan pada
luas bangunan tersebut.

5.5.3 Jarak Antar Bangunan


Berdasarkan peraturan untuk ukuran tinggi dan jarak bangunan dari dapartement pekerjaan
umum adalah:
Ketinggian dan Jarak Bangunan menurut Departemen PU Tinggi Bangunan (m)
Tinggi Bangunan Jarak Bangunan

0 s/d 8 3
8 s/d 14 3-6
14 s/d 40 6-8
>40 >8
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 1987
Dari hasil perhitungan ketinggian bangunan di Kawasan perancangan yang dibolehkan
yaitu 6 lantai, maka jarak antar bangunan berdasarkan peraturan pekerjaan umum diatas yaitu
3 meter. Namun, pada kondisi eksisting terdapat beberapa yang tidak berjarak antar bangunan
satu dan lainnya, akibatnya rumah yang ada saling berdempetan. Maka dari itu untuk
mengatasinya perlu dibuat jarak antar bangunan agar terlihat rapi dan bila terjadi gempa bumi
atau kebakaran tidak menimbulkan ke bangunan lainnya.

5.5.4 Garis Sempadan Bangunan


Dalam pasal 13 Undang-Undang No. 28 Thn 2002 Garis Sempadan Bangunan atau
GSB adalah sebuah garis yang menjadi batas jarak bebas minimum dari sisi paling luar
sebuah massa bangunan terhadap batas lahan yang dikuasai. Batasan dalam mengukur luas
GSB, yakni garis tengah jalan, tepi sungai, tepi pantai, rel kereta api dan jaringan tegangan
tinggi. Jadi, apabila sebuah rumah berada di pinggir jalan raya, berarti garis sempadannya
diukur mulai dari garis tengah jalan sampai sisi paling luar bangunan yang dimiliki pemilik
lahan.
Sementara, faktor penentu Garis Sempadan Bangunan adalah letak dari lokasi
berdirinya bangunan tersebut. Untuk sebuah rumah yang berdiri di pinggir jalan, maka yang
menentukan GSBnya adalah fungsi atau kelas jalan. Jika, bangunan terletak di lingkungan
pemukiman, maka kisaran standarnya yakni sepanjang 3 – 5 meter. Fungsi jalan di kawasan
perencanaan dan perancangan terdiri dari Arteri, Kolektor, Lokal dan Lingkungan.
Tabel Fungsi Jalan dan Lebar Jalan di Kawasan Perancangan
Fungsi Jalan Lebar Jalan (m)
Arteri 9
Kolektor 7
Lokal 4,5
Lingkungan 3,5
Sumber: Hasil observasi kelompok, 2019
Berdasarkan kondisi eksisting untuk garis sempadan bangunan belum sesuai karena
dilihat dari fungsi jalan, contohnya jalan arteri jarak antara bangunan dan bibir jalan kurang
dari 5 meter, maka perlu dimundurkan beberapa meter untuk menjaga keselamatan.

5.5.5 Garis Sempadan Sungai


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 28/Prt/M/2015 Tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis
Sempadan Danau bagian kedua pasal 6.
1. Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (2) huruf b, terdiri atas:
a. sungai besar dengan luas daerah aliran sungai lebih besar dari 500 (lima ratus) Km2;
b. sungai kecil dengan luas daerah aliran sungai kurang dari atau sama dengan 500 (lima
ratus) Km2.
2. Garis sempadan sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, ditentukan paling sedikit berjarak 100 (seratus) meter
dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai.
3. Garis sempadan sungai kecil tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, ditentukan paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi
kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai.
Dilihat dari kondisi eksisting bahwa sungai yang ada di Kawasan perancangan termasuk di
sungai besar maka jarak dari tepi kanan dan kiri minimal 100 meter.
5.6 Analisis Elemen Perancangan Kawasan
5.6.1 Land Use (Guna Lahan)
5.6.2 Building Form and Massing (Bentuk dan Massa Bangunan)
5.6.3 Sirkulasi dan Parkir
5.6.4 Open Space
5.6.5 Pedestrian Ways
5.6.6 Signage
5.7 Analisis Citra Kota
5.7.1 Path (Jalan)
Eksisting : Terdapat satu jalur utama dikawasan studi yang menuju kawasan pelabuhan,
permukiman, dan perdagangan jasa, dan terdapat jalur disebelah timur untuk menuju kawasan
industri
Analisis : Path yang membentang di sepanjang kawasan studi yang berada dikecamatan
tawaeli dimulai dari entrance yang menghubungkan antar kawasan. Path yang ada dikawasan
terbagi atas enam jalur, path pertama merupakan akses utama menuju aktivitas – aktivitas
dikawasan studi yang dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda enam dengan kondisi
jalan yang baik dan sudah ter aspal. Path kedua merupakan jalur yang menuju ke kawasan
industri (kawasan ekonomi khusus) yang terletak di bagian timur kawasan studi dengan
kondisi jalan yang telah di beton. Path ketiga merupakan jalur yang menuju ke kawasan
pelabuhan, selanjutnya kawasan pelabuhan terbagi atas tiga terminal, bagian pertama yaitu
terminal penumpang (umum), bagian kedua yaitu area konvensional dan bagian ketiga yaitu
area peti kemas, kedua area tersebut merupakan area privasi yang tidak bisa dimasuki kecuali
para staff pelabuhan atau para pekerja. Path ke-empat merupakan jalur kearea permukiman
dengan finishing jalan berupa aspal. Path kelima adalah akses jalur ke area perdagangan dan
jasa dimana segala aktivitas jual beli dilakukan. Path ke-enam yang berada di bagian barat
laut kawasan studi merupakan akses jalur ke kawasan wisata, path ini terbagi atas 3 bagian,
bagian pertama yaitu akses dari pintu masuk ke area parkir dengan kondisi jalan berupa aspal,
bagian selanjutnya ialah bagian yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor sehingga
pengunjung harus berjalan kaki untuk masuk ke area wisata. Bagian kedua adalah area
menuju pusat kawasan wisata dengan jalan yang telah dipaving, bagian ketiga yang
menghubungkan antar fungsi penunjang (musholla, restoran, dll).
Tanggapan Planner : Kondisi path yang ada dikawasan studi masih belum terencana dengan
baik sehingga perlu perencanaan jalur yang sesuai dengan aktivitasnya.
Usulan : Path dalam gambar menunjukan pembagian jalur sesuai dengan aktivitas kawasan
Gambar 5.7.1 Analisis Path (Jalan)
Sumber : Analisis Kelompok 2019

5.7.2 Edge (Tepian)


Eksisting : melihat kondisi eksisting, bahwa batasan dikawasan studi masih belum terlihat
dengan jelas karena keberadaan aktivitas masih belum tertata dengan baik.
Analisis : Edge pada kawasan studi kecamatan tawaeli terlihat pada sisi timur kawasan, batas
tersebut berupa permukiman warga, kawasan perdagangan dan jasa, serta kawasan industry.
Tanggapan Planner : melihat keadaan eksisting, dapat dilihat bahwa keberadaan batasan
tidak dapat terlihat dengan jelas karena aktivitas di kawasan studi masih tercampur aduk,
belum tertata dengan baik. Perlu adanya perencanaan kembali dalam penataan kawasan
sesuai dengan pembagian aktivitas masing-masing.
Usulan : Batas antar aktivitas dikawasan studi mengikuti jalan utama
Gambar 5.7.2 Analisis Edge (Tepian)
Sumber : Analisis Kelompok 2019

5.7.3 District (Kawasan)


Eksisting : kondisi district dikecamatan tawaeli masih belum tertata dengan baik
Analisis : Dalam perancangan pada kawasan studi dikecamatan tawaeli mengikuti zonasi
perancangan. Setiap district berbeda-beda dilihat dari fungsi masing-masing aktivitas setiap
kawasan. Misalnya pada district perdagangan dan jasa yang dipenuhi oleh aktivitas jual beli
yang dilakukan oleh pedagang atau market yang mengelilingi district tersebut.
Tanggapan Planner : melihat kondisi district di kawasan studi yang belum tertata dengan
baik, seharusnya perlu dilakukan pembagian kawasan per aktivitas, sehingga keberadaan
district-district atau kawasan-kawasan dapat terlihat jelas sesuai dengan aktivitasnya masing-
masing.
Usulan : Mengikuti pembagian zonasi
Gambar 5.7.3 Analisis District (Kawasan)
Sumber : Analisis Kelompok 2019

5.7.4 Nodes (Simpul)


Eksisting : terdapat simpul yang berada di perempatan jalan menuju ke kebun kopi
Analisis : Nodes dalam perancangan kawasan wisata di kecamatan tawaeli merupangan
persimpangan antar aktvitas, aktivitas utama maupun penunjang. Dalam penataan nodes,
keberadaan signage berupa petunjuk arah untuk menuju kawasan.
Tanggapan Planner : melihat simpul yang berada dikawasan, simpul yang ada tidak
menjadi titik temu antar kawasan. Perlu perencanaan kembali terhadap simpul yang dapat
menghubungkan antar aktivitas kawasan.
Usulan : Simpul yang menjadi titik temu antar aktivitas
Gambar 5.7.4 Analisis Nodes (Simpul)
Sumber : Analisis Kelompok 2019

5.7.5 Landmark
Eksisting : Pelabuhan menjadi landmark dikecamatan tawaeli sebagai aktivitas utama
dikawasan studi.
Analisis : Keberadaan landmark pada perancangan kawasan studi di kecamatan tawaeli
berupa pelabuhan yang menjadi aktivitas utama di kawasan studi. Keberadaan pelabuhan
menjadi salah satu symbol utama kawasan dan juga menonjolkan aktivitas utama di kawasan
studi.
Tanggapan Planner : Melihat kondisi pelabuhan saat ini perlu adanya penataan ulang
pelabuhan sebagai landmark kawasan studi agar dapat benar-benar menjadi landmark
kawasan yang menarik.
Usulan : Landmark ini menandakan bahwa pelabuhan menjadi aktivitas utama di kawasan
Gambar 5.7.5 Analisis Landmark
Sumber : Analisis Kelompok 2019
5.8 Analisis Estetika
5.8.1 Sumbu
Sumbu merupakan garis maya yang terbentuk oleh dua titik dalam sebuah ruang
terhadap bentuk-bentuk dan ruang-ruang yang tersusun. Garis maya tersebut tidak selalu
berbentuk jalan, tetapi dapat beruparuang terbuka hijau juga. Sumbu juga dapat terbentuk
karena tata massa bangunan disekitarnya. Sedangkan sumbu pada kawasan perancangan di
Kecamatan Tawaeli terlihat dari garis lurus jalan utama arteri yang merupakan jalur Trans
Toli-toli Palu, namun belum memiliki objek yang jelas. Dan sumbu juga harus berupa garis
yang lurus dan mempunyai kualitas arah dan panjangnya sehingga menimbulkan pergerakan
dan pandangan sepanjang jalannya serta sumbu itu harus diakhiri oleh objek yang ingin
dituju.
5.8.2 Simetri
Simetri merupakan prinsip penyusunan tata masa bangunan yang seimbang, yakni sama
antara bangunan di kanan maupun di kiri sumbu. Persamaan ini termasuk ukuran maupun
bentuk bangunan. Sedangkan simetri pada kawasan perancangan di Kecamatan Tawaeli
dapat ditunjukan dari tata massa bangunan yang berbeda. Harusnya dapat mengikuti susunan
simetri yang menuntut keseimbangan dan kesimtrisannya dalam penempatan permukiman.
5.8.3 Hirarki
Hirarki merupakan prinsip penyususnan masa bangunan yang menunjukan derajat
kepentingan dari bentuk dan ruang serta peran-peran fungsional, formal dan simbolis. Hirarki
dapat ditunjukan melalu perbedaan ukuran, bentuk bangunan, maupn lokasi yang strategis.
hirarki pada kawasan perancangan di Kecamatan Tawaeli yaitu :
 Hirarki wujud/bentuk : yaitu suatu hirarki dimana ada suatu bangunan yang
membedakan bentuk wujud secara jelas dengan unsur/bentyk yang lainnya. Didalamnya
ada bangunan yang tampak beda dengan bangunan yang ada di sekitarnya. Pada kawasan
perancangan di Kecamatan taweli dapat dilihat hirarki perbedaan bentuk bangunan rumah
yang satu dengan yang lainya. Yang menonjolkan kepentingan bangunan dengan peran
yang fungsional ataupun membuat bangunan itu tampak terlihat unik.
 Hirarki Ukuran luar biasa : yaitu hirarki yang memiliki bangunan/tempat dengan
ukuran yang lain menyimpang dari unsur yang lainnya. Maksudnya ada suatu bangunan
yang memiliki ukuran yang lebih besar dari pada yang lainnya. Dalan Kawasan
Perancangan Hirarki ini terdapat masjid yang tentunya memiliki ukuran yang cukup besar
dengan bentuk yang berbeda.
5.8.4 Irama
Irama merupakan Pengulangan bentuk atau ketinggian bangunan ataupun bentuknya
yang dibuat dari alam ataupun memiliki bentuk bersejarah yang dapat memberkan kesan pada
bangunan dan pada kawasan tersebut. Pada kawasan perancangan di Kecamatan Tawaeli
memiliki irama yaitu :
 Pengulangi karakteristik detai : Irama yang bernilai sejarah dengan bentuk bangunan
yang khas seperti rumah kerajaan suku kaili dan biasa di sebut dengan bangunan bantaya
atau baruga yang berfungsi sebagai tempat perkumpulan masyarakat yangberada di
Kelurahan Pantoloan.
 Pengulangan bentuk/wujud : yaitu bangunan-bangunan yang memiliki bentuk/wujud
yang sama namun, ukurannya berbeda. Untuk kawasan perancangan di Kecamatan
Tawaeli irama ini dapat ditunjukan yaitu permukiman masyarakat yang mana masih
terdapat bangunan yang melakukan pengulangan dari komposisi bentuk aslinya sehingga
dapat memperlihatkan karakteristik detail bentuk bangunan. Dimana bangunan
permukiman memiliki ukuran yang berbeda dan ciri khas bentuk tersendiri sehingga
dapat dibedakan dengan bangunan lainnya.
5.8.5 Skala
Skala umum merupakan perbandingan unsur-unsur bangunan terhadap bentuk-bentuk
lain di dalam lingkupnya. Skala umum biasanya dilihat dari ukuran suatu bangunan.Skala
bangunan yang ada di kawasan studi rata – rata di dominasi oleh bangunan yang berlantai 1
dan 2 yang mempunyai ukuran yang berbeda – beda sehingga memiliki fungsi yang berbeda
– beda. Sedangkan untuk skala umum yang ada pada kawasan perancangan yaitu pelabuhan
yang dapat melayani seluruh kegiatan transportasi air ataupun bongkar muat jasa atau barang.
5.8.6 Proporsi
Proporsi adalah suatu perbandingan antara bentuk bangunan dan ruang . Skala manusia
yang menjadi perbandingan untuk ukuran ruang terhadap proporsi tubuh manusia. Dalam
perancangan kawasan ruang yang memiliki proporsi terbesar yaitu pelabuhan dimana
memiliki aktifitas yang besar dan juga lahan yang luas. Dimana semakin besar pelabuhan
sehingga membutuhkan manusia semakin banyak. Sehingga dalam perancangan kedepannya
agar mendapatkan estetika yang baik
5.8.7 Konteks
Konteks yang terpancar sepanjang pinggir pantai perancangan kawasan yaitu terdapat
beberapa keseragaman bentuk , ukuran , wujud dan warna bangunan di sekitar pantai.
Bangunan yang ada seperti rumah yang berlantai 1 dan 2 dengan ukuran rumah ada yang
relatik kecil dan besar dan memiliki warna – warna terang . Dengan melihat konsep
waterfornt city yang berada di pesisir pantai dengan disuguhkan oleh pemandangan alam
pantai yang dapat menjadi kawasan ini dikembangan menjadi kawasan wisata pantai untuk
menarik masyarakat luar. Perancangan yang akan dilakukan tetap mempertahankan pola
linear mengikuti garis pantai untuk mempertahankan ciri khas pada kawasan .
5.8.8 Kontras
Pada kawasan perancangan terdapat bangunan yang berbeda dengan tempat lainnya
yaitu bangunan polibu yang biasa digunakan masyarakat untuk melakukan musyawarah dan
mufakat. Bangunan yang memiliki bentuk bangunan yang berbeda dengan bangunan lainnya
yang ada di kawasan perancangan kawasan menjadi salah satu bangunan yang dapat di
pertahankan dan menjadi ciri khas di kawasan perancangan dan dapat di kembangan lagi.
Dapat dilihat pada gambar di bawah ini .

Gambar 5.8.8 Kontras


Sumber : Survey Lapangan, 2019

Anda mungkin juga menyukai