Anda di halaman 1dari 39

BAB - 6

SITE PLAN SENTRA IKM


KABUPATEN MANOKWARI

Pada bab ini dibahas hal yang berhubungan dengan konsep pembentukan dan
segala hal yang berhubungan dengan site plan Sentra IKM Kabupaten Manokwari.

6.1 PROGRAM RUANG

6.1.1. Analisa Fungsi

Berdasarkan fungsi dan aktifitas yang ada di dalamnya, perancangan Sentra


Industri Kecil Menengah Pengolahan Ikan ini akan dibagi menjadi tiga zona antara lain
zona produksi, zona servis dan penunjang, serta zona kantor. Lebih jelasnya lihat pada
Gambar 6.1.

Zona Produksi

Zona Servis dan Pendukung

Zona Kantor

Keterangan:

= Hubungan Kuat

= Hubungan Sedang

Gambar 6.1
Analisa Hubungan Fungsional Antar Zona

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di


Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-1
Laporan Akhir

6.1.2. Analisa Pelaku dan Aktivitas

Tabel Tabel 6.1


Analisa Pelaku, Aktifitas, dan Kebutuhan Ruang
Pelaku Aktifitas Ruang
Pekerja Sentra Industri Parkir Tempat Parkir
Menyimpan Bahan Gudang
Produksi
Produksi Ruang Produksi
Menyimpan Hasil Produksi Gudang
Buang Air Besar/Kecil KM/WC
Makan Kantin
Ibadah Mushala
Rapat Ruang Rapat
Pengelola Kantor Sentra Parkir Tempat Parkir
IKM Administrasi Ruang Kerja/Administrasi
Koordinasi Ruang Rapat
Promosi Ruang Promosi
Makan Kantin
Ibadah Mushala
Buang Air Besar/Kecil KM/WC
Pelayanan Kebersihan Gudang Ruang Cleaning
Service
Pelayanan Keamanan Gudang Ruang Cleaning
Service
Pelayanan Energi Ruang Genset
Pelayanan Limbah Cair Tempat Pemrosesan
Limbah Cair
Pelayanan Limbah Padat Tempat Pembuangan
Sampah Sementara
Istirahat Ruang Istirahat
Tamu Parkir Kendaraan Ruang Parkir
Tempat Bertamu Lobby Kantor
Informasi Lobby Kantor dan
Showroom
Ruang Tunggu Lobby Kantor
Tempat Berbelanja Produk Ruang Showroom Produk
Ibadah Mushala
Makan Kantir
Buang Air Besar/Kecil KM/WC
Sumber : Analisis Tim Konsultan Pada Pola Pengembangan Sentra IKM 2016.

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di


Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-2

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

6.2 ANALISA DAN KONSEP SITE PLAN

6.2.1. Analisa

6.2.1.1. Analisa Sintesa Tapak

A. Luasan Tapak

Tapak yang digunakan dalam perancangan sentra IKM ini berlokasi pada area
perdagangan dan industri kecil Kelurahan Wosi. Lokasi tersebut memiliki luas
14.772 m.

B. Angin dan Matahari

Tapak yang terletak pada tepi pantai memberikan pengaruh yang besar pada
bangunan. Terutama oleh terpaan angin dan juga panas matahari, ditambah
posisi tapak terletak di teluk pinggiran dari Samudera Pasifik, sehingga angin
yang besar datang dari arah tersebut.

Beruntung pada tapak memiliki barrier alami yaitu P. Marsinam, yang


menghalangi terpaan angin secara langsung yang datang dari arah Samudera
Pasifik tersebut.

C. Sirkulasi

Untuk mempermudah penganalisaan sirkulasi pada tapak, maka analisa akan


dibagi menjadi beberapa fokus yang diambil dari pengelompokan pengguna
sirkulasi, antara lain :

1. Sirkulasi Kendaraan Industri


Kendaraan industri yang dimaksud adalah kendaraan yang keluar/masuk
area sentra untuk kepentingan produksi. Kendaraan industri antara lain
adalah truk/mini truck pengangkut bahan baku ikan, truk pengangkut
material dan bahan penunjang, truk pengangkut produk, serta truk
pengangkut limbah. Selain itu ada pula kendaraan utilitas seperti truk
sampah dan juga mobil pemadam kebakaran.

2. Sirkulasi Kendaraan Pekerja

Pekerja sentra dan unit lain diasumsikan datang dengan menggunakan


beberapa macam kendaraan antara lain mobil, kendaraan umum, dan
sepeda/motor. Jumlah pengguna kendaraan tersebut diasumsikan 50 % (90
orang) dari jumlah pekerja di dalam komplek sentra IKM. Pekerja produksi
dan pegawai unit pengelola sentra akan ada 5 % (4 orang) yang
mengendarai mobil, 20 % (18 orang) akan menggunakan kendaraan umum,
dan 75 % (68 orang) akan menggunakan sepeda/motor.

3. Sirkulasi Pejalan Kaki

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di


Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-3

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Untuk pejalan kaki sendiri diasumsikan ada sekitar 50 % (45 orang) dari
total 90 orang yang bekerja pada sentra IKM. Dengan begitu tentunya akan
juga disediakan fasilitas bagi pejalan kaki tersebut antara lain pedestrian
dan juga peneduh agar pejalan kaki tidak kepanasan maupun kehujanan.

6.2.1.2. Analisa dan Sintesa Bangunan

A. Organisasi Ruang

Peletakan ruang produksi pada sentra IKM ini sesuai dengan alur proses
produksi; alur distribusi bahan dan pekerja; juga alur pemenuhan material
penunjang dan utilitas. Semua itu terkoneksi secara baik dengan
mempertimbangkan aspek optimalisasi dan efektifitas. Secara kasar ruang
produksi dibagun menurut bentuk-bentuk huruf H dan I sesuai aliran
produksinya.

B. Material Pada Elemen Bangunan

Pada perancangan pabrik makanan dalam hal ini Sentra Pengolahan Ikan Tuna
pemilihan material menjadi hal yang penting untuk menjadi perhatian utama.
Hal ini dikarenakan pemilihan material yang salah akan menjadi potensi
pencemaran dan kontaminasi terhadap produk ikan asap dan abon ikan. Untuk
memberikan fokus pada analisa material ini maka akan dibagi pada lima elemen
bangunan, antara lain:

1. Struktur dan Konstruksi

Pemilihan struktur konstruksi bangunan dan juga material pada rumah


produksi sentra ikm mempertimbangkan kondisi wilayah pada pesisir pantai
Wosi. Untuk pondasi yang akan digunakan pada bangunan ini adalah
pondasi rakit (raft foundation) dikarenakan kondisi tanah pada wilayah
pesisir pantai yang memiliki daya dukung tanah yang rendah.

2. Dinding

Pada produksi pengolahan ikan, dinding adalah elemen bangunan yang


penting untuk diperhatikan. Terutama pada lokasi sentra yang berada pada
posisi koordinat 134 03 001 ; 134 03 022 ; 134 03 09.2 ; 134 02
58.9, sehingga memiliki rata-rata suhu yang cukup tinggi yaitu 27 C,
dengan titik maksimum mencapai 32 C.

Penggunaan material dinding yang tepat tentunya dapat membantu dalam


mengurangi beban panas yang diterima ruang. Pada beberapa bagian ruang
produksi seperti ruang penerima bahan baku, dan ruang pemotongan ikan
dimana kondisi ruangan yang lembab dan basah membuat ruangan ini
rawan akan tumbuh kembang lumut dan jamur, sehingga pemilihan
material dinding haruslah yang memiliki ketahanan terhadap air dan juga
mudah dibersihkan.

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di


Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-4

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

3. Lantai

Persyaratan penggunaan material untuk permukaan lantai pada pabrik


pengolahan ikan tidaklah semua sama, namun tergantung pada aktivitas
apa yang berjalan disana. Secara global dapat dibagi menjadi zona kering
dan zona basah, dimana zona basah lebih membutuhkan syarat material
yang lebih ketat, seperti tahan terhadap air dan bahan kimia.

Selain lapisan permukaan lantai, hal lain yang perlu diperhatikan adalah
keamanan lantai, dalam hal ini adalah pengaruh dari getaran mesin. Untuk
mengatasi hal tersebut bangunan pabrik pada umumnya akan memakai
pondasi khusus untuk mesin yang memisahkan dengan struktur lantai,
sehingga getaranya dapat diredam dan tidak menjadi potensi untuk
menimbulkan kerusakan pada lantai.

4. Plafond

Plafond digunakan untuk menutup jaringan instalasi utilitas agar tidak ada
potensi kotoran yang jatuh dan menimbulkan kontaminasi pada makanan.
Terutama pada ruang-ruang yang dimana prosesnya membuat bahan baku
pada posisi terbuka. Oleh karena itu syarat penggunaan plafond yaitu
penggunaan material yang higienis dan penggunaan stuktur yang mudah
dibersihkan. Sistem suspended sampai dengan saat ini masih merupakan
jenis struktur yang banyak dipilih, terutama kelebihannya pada
pengaplikasian pada ruangan yang berbentang lebar. Apalagi kombinasi
sistem tersebut dengan penggunaan panel board akan mudah dilepas
untuk melakukan pembersihan.

5. Jendela dan Pencahayaan

Penggunaan material pada jendela diusahakan tidak menimbulkan potensi


bahaya kontaminasi terhadap produk ikan, terutama ikan untuk abon.
Untuk itu beberapa material transparan akan dianalisa sebagai pengganti
material kaca, seperti: plastic/acrylic, polycarbonate, glass block, dan
solatube.

6.2.1.3. Analisa dan Sintesa Ruang

A. Pergudangan

Gudang yang diadakan, walaupun kecil adalah elemen yang sangat penting
pada sebuah bangunan industri, keberadaannya sangat berpengaruh pada
besaran kapasitas proses produksi. Perancangan gudang sendiri didisain untuk
mempermudah pekerja mengidentifikasikan barang dan melakukan aktifitas
bongkar muat. Beberapa elemen penting yang dipertimbangkan dalam
perancangan gudang adalah:
1) Kapasitas gudang dan jenis barang yang disimpan;
2) Pemilihan sistem penataan (manual handling);

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di


Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-5

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

3) Pemilihan alat transportasi;


4) Pencahayaan;
5) Penghawaan;
6) Fasilitas loading/unloading.

B. Sistem Operasional Ruang Produksi

Ruang produksi merupakan ruang dengan tingkat kebersihan, keamanan, dan


kesehatan paling tinggi, sehingga membutuhkan prosedur khusus untuk
menjaga agar ruang produksi tetap dalam keadaan higienis untuk proses
produksi dan menjamin keselamatan dan keamanan dari para pekerja.

1. Prosedur keamanan bagi pekerja


Fasilitas pertama yang disediakan adalah penyediaan PPE (Personal
Protective Equipment). PPE adalah standar perlengkapan yang wajib
digunakan oleh pekerja yang bekerja di pabrik pengolahan, walaupun tidak
semua pabrik memiliki syarat PPE yang sama.

2. Prosedur kebersihan bagi pekerja


Selain perlengkapan, syarat standar sanitasi yang lainnya adalah kebersihan
pekerja. Untuk itu setiap industri, termasuk industri kecil menengah,
terutama pabrik makanan selalu dilengkapi dengan toilet yang memiliki
fasilitas yang memadai.

C. Pasokan Air Bersih

Air bersih menjadi kebutuhan utama pada pabrik pengolahan ikan. Hampir
seluruh proses produksi membutuhkan air, untuk itu ketersediaan air bersih
dan pengelolaannya perlu dijamin untuk mendapatkan mutu kesehatan. Total
kebutuhan air bersih per-harinya yaitu 35,5 m3 air. Pasokan air pada sentra
akan diambil dari menara air dan tandon air yang berasal dari PAM dengan
cadangan dari air tanah. Air yang didapat dari menara air tersebut tidak akan
langsung dipakai, melainkan akan diendapkan, disaring, dan diproses secara
klorinasi sebelum layak untuk dipakai dalam proses produksi.

D. Pengendalian Hama

Pada proses inspeksi standar keamanan pangan, penelusuran yang mendalam


tentang produksi mulai dari bahan baku, sumber air, pengolahan, pengemasan,
penyimpanan, sampai dengan pengiriman dilakukan secara ketat agar tidak ada
potensi kontaminan yang ada pada proses produksi makanan. Beberapa
langkah penanggulangan hama tersebut antara lain: penggunaan material yang
tahan terhadap air dan mudah dibersihkan, penggunaan air curtain,
penggunaan eletric fly-killing, penggunaan air lock system, dan pemberian
penutup pada lubang-lubang saluran buangan.

E. Penanganan Limbah

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di


Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-6

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Limbah pada Sentra Pengolahan Ikan ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga
jenis, yaitu limbah padat, limbah cair, dan juga limbah gas.

1. Limbah Padat
Rencana pengembangan limbah padat ini akan diolah oleh industri tepung
ikan menjadi pelet sebagai pakan ternak di masa depan..

2. Limbah Cair
Rencana pengembangan limbah padat ini akan diolah oleh industri sebelum
dibuang ke saluran air agar tidak mencemari lingkungan.

3. Limbah Gas
Pada industri pengolahan ikan, pencemaran kualitas udara dari bau yang
muncul dari bagian tubuh ikan hasil pengolahan seperti darah, urine,
ataupun bagian dari ikan tersebut yang telah membusuk. Bau tersebut
dapat mengurangi kenyamanan dan apabila dibiarkan maka akan
menggangu kesehatan dan menjadi sumber kontaminasi pada produk
pengolahan ikan. Ruang pemotongan ikan menjadi tempat yang diindikasi
menjadi daerah yang paling rawan bau diantara ruang produksi yang lain.
Untuk itu beberapa langkah penanggulangan dapat diambil, antara lain
dengan pemberian generator ozon pada ruang-ruang produksi.

6.2.1.4. Konsep Siteplan

1. Konsep Desain

A. Konsep Tapak

Konsep tapak yang dimaksud disini adalah perencanaan pengolahan tapak dan
wilayah sekitarnya, yang mencakup sirkulasi dan tata letak lingkungan sehingga
dapat mendukung dan mempermudah berjalannya proses produksi tanpa
mengganggu kondisi lingkungan tapak.

1. Pencapaian
Jalan masuk relatif mudah dibuat di kawasan sentra, mengingat letaknya
yang berada di pinggir jalan Pasar Wosi.

2. Zoning

Pembagian zoning akan dibedakan menjadi dua, yaitu zoning secara


horisontal dan juga zoning secara vertikal. Pembagian tersebut berdasar
pada pengelompokan ruang berdasarkan fungsi yang telah dilakukan pada
analisa fungsi ruang. Dimana telah ditentukan bahwa ada tiga zona pada
sentra ini, yaitu zona produksi, zona servis dan penunjang, dan zona
kantor.

3. Sirkulasi

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di


Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-7

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Sirkulasi pada tapak akan ditentukan berdasarkan zonifikasi diatas, dimana


beberapa faktor yang mempengaruhi adalah kendaraan yang memiliki
fungsi berbeda.

B. Konsep Tata Masa

Dengan bentuk tapak persegi panjang, konsep tata masa bangunan berimbang
antara barat-timur-utara dan selatan, dengan pusat massa di tengah:

C. Konsep Fasade
Mengingat bahwa pesisir Wosi termasuk sebagai daerah perdagangan yang
banyak dikunjungi oleh pedagang dan pembeli lokal dan domestik, maka
kehadiran Sentra IKM Pengolahan Ikan ini yang masih terletak pada wilayah
area tersebut diusahakan selaras dengan mobilitas pasar, bahkan diharapkan
sinergi menjadi sebuah elemen estetis lingkungan atau malah menjadi objek
wisata baru.

1. Konsep Selubung Bangun


Gambaran material yang akan digunakan diasumsikan akan terbuat dari
material lokal yang banyak terdapat di sekitar distrik Manokwari Barat
dan Selatan yaitu batu kapur. Dengan pola tekstur di atas diharapkan
dapat memunculkan silhuet aliran gelombang air laut, dan menjadi
sesuatu yang unik dan mudah diingat oleh para pengunjung Sentra IKM
Manokwari.

2. Konsep Penanda

Letak tapak sebenarnya sangat strategis, dimana terletak pada pintu


masuk wilayah kelurahan Wosi melalui jalur air. Hal ini membuat
bangunan Sentra IKM Pengolahan Ikan ini menjadi sebuah gerbang
penyambut, untuk itu bangunan Sentra IKM ini secara fungsi selain
sebagai pabrik pengolahan ikan juga dapat menjadi artificial penanda
pintu masuk Kelurahan Wosi dari jalur perairan.

D. Konsep Ruang

Perencanaan ruang dalam, memperhatikan aspek-aspek penting seperti


kenyamanan pekerja dan kelancaran proses produksi.

1. Konsep Penghawaan

Pada ruang produksi pengolahan ikan kondisi suhu dan kelembaban


didalam ruangan idealnya stabil dan terus terjaga. Suhu ideal yang
disyaratkan dalam pabrik pengolahan ikan ini adalah 22 C dengan
kelembaban udara antara 19 % - 30 %, apabila suhu naik dan melebihi
standar tersebut maka dampaknya adalah pada menurunnya kualitas ikan
sebagai bahan baku. Sebaiknya digunakan AC sentral untuk digunakan
sebagai sistem penghawaan, akan tetapi mengingat kapasitas produksi IKM,

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di


Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-8

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

penggunaan AC Sentral belum diperlukan untuk saat ini dan beberapa


tahun ke depan.

2. Konsep Pencahayaan

Penambahan elemen jendela pada bangunan yang umum digunakan untuk


mendapatkan pencahayaan alami ke ruangan akan memiliki sebenarnya
akan memberi dampak negatif terutama penambahan beban panas
bangunan. Selain itu jendela juga membutuhkan maintenance khusus,
apabila jarang dibersihkan, yang berpontensi untuk menjadi sarang
perkembangbiakan hama. Oleh karena itu dipilih cara penggunaan
pencahayaan alami yang lebih mudah perawatan dan pembersihannya, dan
juga tidak menambah beban panas bangunan, yaitu dengan menggunakan
teknologi solatube.

E. Konsep Utilitas

1. Listrik

Sumber daya listrik berasal dari PLN dengan penurunan tegangan di traffo
dan didistribusikan melalui panel utama dan sub panel. Tersedia sarana
genset untuk pengganti tenaga listrik dalam keadaan darurat.

2. Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih yang dipakai adalah sistem Down Feed
distribution. Sumber air yang bisa dipakai adalah :
a. PAM,
b. Sumur Bor, bilamana aliran PAM mati atau sebagai cadangan
tambahan kekurangan kebutuhan air.

Penampungan air untuk kebutuhan penanggulangan kebakaran, jumlahnya


disesuaikan dengan syarat yang ditetapkan yaitu 100 m3 tiap unit grup
bangunan, yang mana reservoarnya diletakkan pada atap bangunan.

3. Sistem Kebakaran

Penanggulangan bahaya kebakaran dapat dilaksanakan melalui 2 (dua) cara,


yaitu :
a. Elemen pencegahan aktif fire precaution :
Water Sprinkler
Alat pemadam kimia portable
Fire Hydrant dan House Rell.
Gas System (CO2, Hakin 1211)
Smoke Detector
Thermal/Heat Detector

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di


Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-9

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

b. Elemen pencegahan pasif fire precaution :

Jalur/Koridor darurat/emergency

4. Sistem Penangkal Petir

Instalasi penangkal petir ialah instalasi atau komponen-komponen dan


peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap
petir dan menayalurkannya ke tanah sehingga semua bagian dari bangunan
beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya
sambaran petir.

Penangkal petir dipasang pada tiap unit grup bangunan, dengan


memperhatikan faktor perencanaan sistem penangkal petir:
Keamanan secara teknis.
Penampang hantaran-hantaran pertanahan yang digunakan.
Ketahanan mekanis.
Ketahanan terhadap korosi.
Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi.
Faktor ekonomis

5. Sistem Komunikasi

Komunikasi antar unit grup bangunan : sentra produksi security kantor


pengelola UPT kebersihan enginering, menggunakan jaringan
keyphone pabx 12-32, yang juga terhubung dengan jaringan telkom.
Komunikasi internet hanya dipasang di kantor pengelola sentra dan kantor
UPT, menggunakan Wifi. Komunikasi di security dengan pihak kepolisian
dan intra unit menggunakan jaringan frekuensi radio komunikasi.

Tabel 6.2
DAFTAR GAMBAR SITE PLAN SENTRA IKM KABUPATEN MANOKWARI

No PETA
1 PETA TUTUPAN LAHAN KELURAHAN WOSI
2 PETA DELINIASI TAPAK SENTRA IKM
3 PETA POLA PENGGUNAAN RUANG SENTRA IKM
4 PETA ARAH MATAHARI PADA SENTRA IKM
5 PETA ARAH ANGIN PADA SENTRA IKM
6 BLOK PLAN SENTRA IKM
7 PETA SITEPLAN SENTRA IKM
8 PETA SIRKULASI JALAN SENTRA IKM
9 PETA KONTUR TANAH PADA SENTRA IKM
10 PETA DRAINASE SENTRA IKM
11 PETA JARINGAN AIR BAKU SENTRA IKM

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di


Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-10

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

12 PETA JARINGAN PIPA DAN HIDRAN SENTRA IKM


13 PETA JARINGAN SAMPAH SENTRA IKM
14 PETA JARINGAN LISTRIK SENTRA IKM
15 PETA PRODUKSI IKM SENTRA IKM
16 PETA JRINGAN TELEKOMUNIKASI SENTRA IKM
17 PETA SALURAN IPAL SENTRA IKM
18 PETA INFRASTRUKTUR KABUPATEN MANOKWARI
19 PETA ILUSTRASI - SENTRA IKM 3D
20 PETA ILUSTRASI - SENTRA IKM 3D
21 PETA ILUSTRASI - SENTRA IKM 3D
22 PETA ILUSTRASI - SENTRA IKM 3D
23 PETA ILUSTRASI - SENTRA IKM 3D
24 PETA ILUSTRASI - SENTRA IKM 3D
25 PETA ILUSTRASI - SENTRA IKM 3D

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di


Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-11

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-12
Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-13

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-14

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-15

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-16

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-17

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-18

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-19

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-20

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-21

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-22

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-23

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-24

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-25

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-26

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-27

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-28

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-29

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-30

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-31

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-32

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-33

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-34

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-35

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-36

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-37

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-38

enyusunan Pola Pengembangan Sentr


Laporan Akhir

Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 6-39

enyusunan Pola Pengembangan Sentr

Anda mungkin juga menyukai