Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

BERBASIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Al Quran Hadist Siswa Kelas XI MA


Al Amin Melalui Model Pembelajaran Ceramah dan Kooperatif Tipe Course
Review Horay

Disusun dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas


Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

Oleh:
ARI NUR FAJAR MIRZA AFIQI
NPM. 200109972

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM TRIBAKTI (UIT)
LIRBOYO KEDIRI
TAHUN 2023
PERSETUJUAN

Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Al Quran Hadist Siswa Kelas XI MA


Al Amin Melalui Model Pembelajaran Ceramah dan Kooperatif Tipe Course
Review Horay

Oleh:
ARI NUR FAJAR MIRZA AFIQI
NPM. 200109972

Telah disetujui oleh guru pamong pada :

Hari : ……………………………………….……..

Tanggal : ………………………………………………

Mengetahui Kediri,………………..
Kepala Madrasah, Guru Pamong,

M. Syakir Nashihuddin,S.Pd.I. Rohmad Afandi,M.Pd.I.

i
PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul:


Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Al Quran Hadist Siswa Kelas XI MA
Al Amin Melalui Model Pembelajaran Ceramah dan Kooperatif Tipe
Course Review Horay

Oleh:
Ari Nur Fajar Mirza Afiqi
NPM. 200109972

Telah disahkan oleh Dosen Pembimbing pada :

Hari : ........................................................................................

Tanggal : .........................................................................................

Kediri, ...............................
Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Dosen Pembimbing,

M. Arif Khoiruddin, S.Sos.I., M.Pd.I Umi Imtisal Rosida,M.Pd.


NIDN. 2128028401 NIDN. 2118079303

ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan memanjatkan segala puji syukur kepada Allah SWT,
Tuhan seluruh alam yang telah memberikan limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan lancar. Laporan PTK ini menjelaskan Upaya Meningkatkan
Aktivitas Belajar Mata Pelajaran Al Quran Hadist Melalui Metode Ceramah dan
Kooperatif tipe Course Review Horay di MA Al Amin Ngasinan Kediri.

Dalam penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, penulis


menyadari tidak akan terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik materil maupun
immaterial yang telah diberikan kepada penulis. Maka dari itu, penulis
menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebanyak banyaknya
kepada:

1. Dr. KH. Reza Ahmad Zahid, Lc. MA selaku Rektor Universitas Islam Tribakti
(UIT) Lirboyo Kediri
2. Bapak M. Arif Khoiruddin, S.Sos.I., M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri yang telah memberikan izin
dan kemudahan dalam menyusun laporan.
3. Ibu Umi Imtisal Rosida,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL),
yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta perhatiannya untuk
mengarahkan, membimbing, menuntun dan memberikan masukan-masukan
yang baik selama proses PPL dan penyusunan laporan PTK ini.
4. Bapak M. Syakir Nashihudin,S.Pd. selaku Kepala Sekolah MA Al Amin
Ngasinan Kota Kediri, yang telah memberikan izin, pengarahan dan
kemudahan selama PPL.
5. Bapak Rohmad Afandi,M.Pd.I. selaku guru pamong mata pelajaran Al Quran
Hadist kelas XI MA Al Amin Ngasinan yang dengan keikhlasannya
meluangkan banyak waktu dan tenaga dalam memberikan bimbingan dan
pengarahan selama PPL.
6. Bapak Ibu Guru serta beserta segenap staf karyawan MA Al Amin Ngasinan

iii
yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
7. Siswa-siswi MA Al Amin khususnya kelas XI semoga selalu diberikan
kemudahan dalam menuntut ilmu.
8. Teman-teman PPL yang telah membantu dan berbagi pengalaman selama PPL
berlangsung.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini baik langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Untuk itu penulis hanya dapat memanjatkan do’a Jazakumullah Ahsanal
Jaza’. Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapatkan pahala
yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan semoga laporan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, Amiin

Penyusun

Ari Nur Fajar Mirza Afiqi


NPM. 200109972

iv
DAFTAR ISI

Contents
PERSETUJUAN..................................................................................................... i

PENGESAHAN ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 1

BAB I ...................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN.................................................................................................. 3

A. Latar Belakang ................................................................................................ 3

B. Perumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan Perbaiakan .......................................................................................... 5

D. Manfaat Perbaiakan ........................................................................................ 5

BAB II .................................................................................................................... 6

KAJIAN PUSTAKA.............................................................................................. 6

A. Metode Ceramah............................................................................................. 8

B. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay........................ 12

C. Aktivitas Belajar Siswa. ................................................................................ 14

D. Materi al Quran Hadist Bab III dan Sebagiab Bab IV Kelas XI .................. 15

1. QS. al-Isrā’[17]: 32 .................................................................................... 15

2. QS. an-Nūr [24]: 2 ..................................................................................... 16

3. Hadist riwayat Bukhori dan Muslim .......................................................... 18

4. Perilaku Orang yang Menghindari Pergaulan Bebas dan Perbuatan Keji . 19

5. QS. Al-Kāfirūn [109] ayat 1–6 .................................................................. 21

6. QS. Yūnus [10]: 40 – 41 ............................................................................ 23

BAB III ................................................................................................................. 25

1
PELAKSANAAN ................................................................................................ 25

A. Subjek Penelitian .......................................................................................... 25

B. Deskripsi Per Siklus ...................................................................................... 26

BAB IV ................................................................................................................. 29

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 29

A. Pelaksanaan Siklus ....................................................................................... 29

B. Pembahasan dari Setiap Siklus ..................................................................... 34

BAB V ................................................................................................................... 36

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 36

A. Kesimpulan ................................................................................................... 36

B. Saran ............................................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 38

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan permasalahan besar kemanusiaan yang senantiasa


aktual diperbincangkan pada setiap ruang dan waktu yang tidak sama dan bahkan
berbeda sama sekali. Oleh karenanya pendidikan harus senantiasa relevan dan
kontinuitas mengikuti perubahan zaman.

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mendapatkan suatu pengetahuan


tentang hal-hal atau objek-objek yang empiris, diperoleh dengan melakukan
penelitian ilmiah, dan teori-teorinya bersifat logis dan empiris. Pengujian pun
diukur secara logis dan empiris.1

Pengembangan kurikulum harus mampu mengantisipasi segala persoalan


yang akan dihadapi sekarang dan masa yang akan datang. Karena seperti yang telah
diketahui dalam pendidikan meliputi 3 hal yang perlu ditransfer yaitu : Pertama
Pengetahuan, Kedua Skill, dan Ketiga Karakter kepribadian. Tujuan memiliki nilai
yang sangat penting di dalam pengajaran. Bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan
merupakan factor yang terpenting dalam kegiatan dan proses belajar mengajar.2
Segala bentuk kegiatan belajar mengajar selalu diupayakan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.

Sedangkan keberhasilan siswa itu sangat dipengaruhi oleh strategi dan


metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru. Selain itu guru juga
dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam memberikan pengajaran agar motivasi,
minat belajar dan pemahaman siswa semakin meningkat sehingga tujuan
pembelajaran bisa tercapai dengan maksimal.

Proses belajar mengajar merupakan interaksi edukatif yakni adanya timbal


balik antara guru dan siswa. Oleh sebab itu, metode mengajar yang baik sangat
diperlukan karena dapat menumbuhkan kegiatan belajar bagi siswa, dan upaya guru

1
Abuddin Nata, “Metodologi Studi Islam”, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2012), h. 343
2
Oemar Hamalik, “Proses Belajar Mengajar”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 80.

3
dalam memilih metode belajar yang baik merupakan upaya mempertinggi mutu
pengajaran atau pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.3 Kegagalan
pembelajaran biasanya disebabkan pemilihan metode yang kurang tepat, kurang
sesuai dengan bahan dan sifat pengajaran. Jadi metode adalah salah satu cara yang
memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar.4

Metode belajar atau pembelajaran sangat beragam. Dalam praktek, suatu


metode belajar tidak dapat diterapkan untuk berbagai situasi pembelajaran.
Penerapan suatu metode mungkin cocok untuk situasi tertentu dan tidak untuk
situasi yang lain.5

MA Al Amin merupakan sebuah Lembaga formal di bawah naungan pondok


pesantren Al Amin. Sehingga kegiatan mereka sudah terjadwal dari bangun sampai
tidur kembali. Jadi,tidak heran jika dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah
banyak kendala yang harus dihadapi. Tidak jarang mereka banyak yang
mengantuk,tidur,mengobrol dan lain sebagainya. Sehingga proses belajar mengajar
efektif dan efisien.

Berdasarkan observasi awal dan wawancara dengan bapak Rohmad Afandi,


M.Pd.I. selaku guru Al Quran Hadist MA Al Amin diperoleh fakta bahwa
pembelajaran Al Quran Hadist masih menggunakan metode lama yaitu metode
ceramah dan hafalan, akan tetapi penekanannya pada metode hafalan.6 Oleh
sebabnya, kemampuan dan keberhasilan ataupun kriteria ketuntasan minimum
(KKM) siswa diukur dari seberapa lancar dan banyaknya siswa dalam menghafal
ayat Al Quran dan Hadist yang ada pada buku materi (LKS). Tidak lari dari hal
tersebut, penjelasan guru mengenai materi hanya formalitas saja. Sehingga dalam
hal pemahaman dan pengetahuan siswa masih belum cukup. Dan juga minimnya
waktu belajar siswa dalam memuthola’ah materi yang telah disampaikan guru
karena padatnya kegiatan di pesantren juga menjadi masalah dalam proses belajar
mengajar. Oleh sebabnya, perlu dicari jalan keluar untuk mengatasi masalah

3
Munzier Suparta & Hery Noer Aly, “Metodologi Pengajaran Agama Islam”, (Jakarta : Amissco,
2008) h. 159.
4
Samiudin, “Peran Metode untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran”, Jurnal studi Islam, Vol. 11, No.
2, (Desember 2016) h. 129.
5
Yudhi Munadi, “Media Pembelajaran”, (Jakarta : Gaung Persada (GP) Press, 2008) h.24
6
Observasi ,MA Al Amin Ngasinan, 3 Oktober 2023

4
tersebut. Untuk itu, peniliti memiliki pandangan untuk melakukan perbaikan dalam
proses pembelajaran melalui metode ceramah dan kooperatif tipe course review
horay. Hal ini bertujuan agar siswa lebih aktif dan semangat dalam memahami dan
mengetahui pelajaran yang disampaikan agar tidak menjenuhkan sehingga dapat
meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pelajaran Al Quran Hadist.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana efektifitas metode pembelajaran ceramah dan kooperatif tipe


course review horay dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas XI MA Al
Amin ?
C. Tujuan Perbaiakan

Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan


aktifitas serta semangat belajar siswa pada pembelajaran Al Quran Hadist siswa
kelas XI MA Al Amin melalui metode ceramah dan kooperatif tipe course review
horay .

D. Manfaat Perbaiakan

Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah memberikan sumbangsih


pemikiran dan memperbaiki pola pembelajaran dan aktifitas pembelajaran yang
sudah ada dalam konteks pengembangan. Manfaat bagi peneliti sendiri adalah dapat
memberikan kejelasan terkait faktor –faktor penyebab rendahnya aktifitas belajar
siswa di kelas. Adapun untuk guru penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk
dimanfaatkan sebagai bahan masukan dalam sebuah perbaikan pembelajaran.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi seluruh umat manusia. Tanpa


Pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan
dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep
pandangan hidup mereka. Sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan : Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Dalam meningkatkan mutu pendidikan, tentu tidak terlepas bagaimana


peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah tersebut. Guru sebagai
ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat
berpengaruh dalam proses aktifitas belajar mengajar. Proses pembelajaran yang
berkualitas dapat tercapai jika terjadi interaksi/aktivitas timbal balik antara siswa
dan guru. Peranan guru dalam menentukan pola kegiatan belajar mengajar di kelas
bukan hanya ditentukan oleh apa yang akan dipelajari saja, melainkan juga
bagaimana memperkaya pengalaman aktivitas belajar siswa.

Kegiatan belajar mengajar selalu ditandai adanya interaksi antara guru


dengan siswa. Interaksi tersebut dapat terjadi secara searah maupun terjadi secara
timbal balik dari guru kepada siswa atau sebaliknya. Guru memiliki peran yang
besar dalam rangka menentukan model interaksi atau kegiatan yang akan dipilih.
Peran guru dalam melakukan kegiatan untuk memilih dan menentukan model
interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa disebut mengajar. Sedangkan
kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan interaksi disebut belajar.

Mengajar merupakan aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam melakukan


interaksi dengan siswa. Aktivitas guru dilakukan secara bertahap, diawali dengan
menyusun perencanaan secara menyeluruh tentang segala sesuatu yang akan
dilakukan pada saat terjadi interaksi dengan siswa dan pemanfaatan sumber-sumber

6
yang ada untuk mendukung selama kegiatan interaksi dengan siswa berlangsung.
Pada tahap akhir guru masih harus melakukan berbagai kegiatan yaitu melakukan
evaluasi, menganalisis, dan melakukan pencatatan-pencatatan terhadap sesuatu
yang terjadi pada saat interaksi berlangsung.

Slameto (1991:84) menyebutkan bahwa “mengajar adalah kegiatan


mengorganisasi yang bertujuan untuk membantu dan menggairahkan siswa
belajar”. Mengajar dapat diartikan sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan
kecakapan tertentu kepada anak didik. Yang lain menyebutkan bahwa mengajar
adalah mengorganisasi lingkungan secara kondusif sehingga dapat menciptakan
bagi siswa untuk melakukan proses belajar secara efektif.

Pada saat terjadi interaksi dengan siswa, maka guru memilih dan
melakukan dengan cara-cara tertentu agar kegiatan interaksi dengan siswa dapat
berjalan dengan kondusif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Cara-
cara yang dilakukan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa ini disebut
metode mengajar. Metode mengajar memiliki peranan yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar. Soetomo (1993:144) menyebutkan “ metode mengajar
sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga
semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah pencapaian tujuan,
…”. Penggunaan metode mengajar secara tepat dapat menumbuhkan minat siswa
untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik, sehingga kreatifitas
anak akan muncul dan berkembang dengan baik pula. Namun sebaliknya, jika
penggunaan metode mengajar ini kurang tepat, maka akan menjadi tidak bermakna
bahkan dapat mematikan kreatifitas siswa.

Pemilihan metode mengajar sangat tergantung pada situasi dan kondisi pada
saat guru mengajar. Tidak semua metode mengajar selalu tepat digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran. Metode mengajar sangat banyak ragamnya, antara
lain: metode ceramah, metode tanya jawab, metode kooperatif, metode diskusi,
metode pemberian tugas, metode bermain peran, metode inquiri, metode
demontrasi, metode pemecahan masalah. Berbagai metode tersebut memiliki
kelebihan dan keku-rangannya masing-masing.

7
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode mengajar sering disebut sebagai
model belajar mengajar. Bahkan makna model belajar mengajar lebih luas
dibandingkan dengan makna metode mengajar. Slameto (1991: 90) menyebutkan,
“model adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan potensi dan sarana
yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi (pengajaran)”. Dengan
demikian di dalam model sudah terkandung unsur metode belajar mengajar, teknik
mengajar, serta penggunaan alat-alat bantu mengajar atau media pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa model belajar


mengajar merupakan suatu keseluruhan perencanaan tentang kegiatan belajar
mengajar yang mencakup pemanfaatan sumber-sumber pembelajaran secara
maksimal guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Sumber-
sumber belajar yang dimaksud dapat berupa serangkaian metode yang digunakan,
teknik-teknik penggunaan sarana dan prasarana yang ada, pengelolaan situasi dan
kondisi yang kondusif, bahkan juga merumuskan tingkat keberhasilan yang dicapai
dengan jalan mengelola sistem penilaian yang digunakan.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar, model belajar mengajar juga


mengkaji tentang alternatif-alternatif kegiatan belajar mengajar yang akan
dilaksanakan, untuk selanjutnya diseleksi mana yang paling tepat digunakan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Pemilihan terhadap alternatif-alternatif yang ada
haruslah didasarkan pada suatu kondisi siswa, baik secara individu maupun secara
kelompok, sehingga akan memberikan jaminan bahwa alternatif tersebut dapat
membantu siswa untuk menguasai tugas-tugas belajar yang telah diidentifikasikan
berdasarkan permasalahan yang terjadi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti,maka peneliti


menggunakan metode ceramah dan kooperatif tipe course review horay dalam
pelaksanaan belajar mengajar di MA Al Amin.

A. Metode Ceramah

1. Pengertian

Sepanjang sejarah pendidikan, metode ceramah adalah salah satu cara


pengajaran tradisional yang paling lama digunakan dalam proses belajar mengajar

8
dari tingkat paling dasar sampai perguruan tinggi mengingat sifatnya yang sangat
praktis lagi efisien bagi model pengajaran yang materi dan jumlah peserta didiknya
banyak. Boleh dikatakan setiap orang yang telah mengenyam bangku pendidikan
formal maupun non formal atau mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah
ataupun selainnya pasti telah mengerti dan merasakan metode pengajaran tersebut.

Yang dimaksud dengan ceramah dalam metode pembelajaran di sini adalah


penyampaian materi pelajaran secara langsung melalui penuturan lisan atau
komunikasi verbal yang menggunakan bahasa dan disebut juga dengan
pidato.Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang disebut dengan
metode ceramah adalah salah satu cara belajar mengajar yang menekankan pada
pemberitahuan satu arah dari seorang pengajar kepada para pelajar.

Natalia Winda dalam makalahnya metode ceramah (2017) menyimpulkan


bahwa ceramah diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat guru
menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran
dengan menggunakan buku kemudian menjadi lecture method atau metode
ceramah. Suryono, menurut beliau metode ceramah adalah penuturan atau
penjelasan guru secara lisan, di mana dalam pelaksanaannya guru dapat
menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan
kepada murid-muridnya. (Suyono, 1992). Sedang menurut Roestiyah N.K, metode
ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan
keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah
secara lisan. (Roestiyah: 2001)

Dari berbagai macam definisi yang dipaparkan tentang metode ceramah, inti
metode ceramah ada pada penyampaian secara lisan. Artinya dalam metode ini
kemampuan bahasa memiliki urgensitas yang sangat besar dalam keberhasilannya
sesuai dengan tujuan pembelajaran dari zaman ke zamannya.

2. Kelebihan dan kekurangan metode ceramah

Sebagaimana telah sedikit disinggung, metode pembelajaran apa pun yang


digunakan dalam proses belajar mengajar pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.
Begitu juga metode ceramah, hanya saja metode ini begitu popular di dunia

9
pendidikan dari klasik sampai yang modern, tingkat yang paling rendah hingga
yang paling tinggi, yang formal dan yang normal karena kelebihan-kelebihan yang
ada padanya. Dan yang bisa penulis kumpulkan dan simpulkan dari keterangan para
ahli sebagai berikut:

1) Murah dikarenakan tidak memerlukan biaya yang besar sehingga dapat


menampung kelas besar dan tiap siswa mempunyai kesempatan yang sama
untuk mendengarkan.
2) Mudah dikarenakan cukup menggunakan media lisan tanpa perlu persiapan
yang rumit. Siswa bisa langsung menerima ilmu pengetahuan. Kekurangan
atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak
menghambat terlaksananya pelajaran dengan ceramah.
3) Konsep dan materi yang disajikan secara hierarki.
4) Dapat mencakup materi pelajaran yang banyak dan luas.
5) Guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting hingga waktu
dan energi dapat digunakan sebaik mungkin.
6) Keadaan kelas dapat terkontrol, karena kondusifitas kelas dan
kenyamanannya untuk digunakan sebagai ruang belajar adalah tanggung
jawab guru.
7) Organisasi kelas dapat disetting secara lebih sederhana.

Adapun kekurangan dari metode ceramah yang bisa dianalisis oleh para ahli
yang bisa dikumpulkan adalah sebagai berikut:
1) Minimnya kesempatan untuk berdiskusi memecahkan masalah dan
mengembangkan keberanian dalam mengemukakan pendapat.
2) Proses penyerapan pengetahuan kurang dikarenakan bertumpu pada satu
arah.
3) Kurang memberi ruang bagi para siswa untuk mengembangkan kreativitas.
4) Guru yang kurang kreativitas akan mengakibatkan situasi kelas yang
monoton.
5) Kurangnya kemampuan guru dalam berorasi yang baik akan membuat
peserta didik cepat bosan.
6) Sangat sulit mendeteksi sejauh mana tingkat pemahaman seluruh siswa.

10
7) Siswa mudah lupa atas apa yang sudah disampaikan.
8) Tidak merangsang siswa untuk membaca.
3. Langkah-Langkah yang dilakukan guru dalam menerapkan metode
ceramah
Agar pembelajaran metode ceramah dapat efektif dan efisien hendaknya
para pendidik memperhatikan langkah-langkah berikut ini:
1. Melakukan pendahuluan dengan cara sebagai berikut:
a) Memulai pelajaran dengan menatap muka para siswa.
Dengan adanya kontak mata dan guru memberikan perhatian kepada
mereka, mereka akan lebih tertarik menyimak pelajaran.
b) Menjelaskan terlebih dulu kepada siswa tujuan dari pembelajaran agar
peserta didik mengetahui ke mana arah kegiatan belajarnya, bahkan tujuan
itu dapat membangkitkan motivasi belajar jika bertalian dengan kebutuhan
mereka.
c) Menjelaskan setelahnya pokok-pokok materi yang akan dipelajari.
Hal ini untuk memberikan gambaran ke peserta didik seberapa banyak yang
akan dipelajarinya.
d) Merangsang pengalaman peserta didik yang sesuai dengan materi
pelajarannya melalui pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengundang
perhatian mereka.
e) Memelihara perhatian peserta didik sepanjang pelajaran dan
menyemangatinya

2. Melakukan langkah penyajian materi ceramah dengan


memperhatikan faktor-faktor berikut:
a) Sistematis dalam penyampaian, tidak berputar-putar dan tidak loncat-
loncat.
b) Bervariasi dalam kegiatan pembelajaran, dan berinteraksi dengan siswa
semisal memberi latihan mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan dan
berdiskusi.
c) Menggunakan media pelajaran yang variatif, yang sesuai dengan tujuan
pelajaran.

11
d) Memberi ulangan pelajaran kepada respons, jawaban yang salah dan benar
perlu ditanggapi sebaik-baiknya.
e) Menyampaikan materi dengan antusias dan dengan suara yang lantang dan
jelas.
f) Bergerak, tidak terpaku di meja, sehingga dapat respons menarik perhatian
siswa-siswanya dan di samping itu bisa mengawasi mereka dari dekat.
g) Hendaknya dihindari penggunaan bahasa yang hanya dimengerti oleh
kalangan tertentu. Karena hal itu sering di latar belakangi keinginan untuk
menunjukkan kapasitas diri bahwa ia pembicara cerdas dan berpendidikan
tinggi. Padahal sebagian besar dari audiens tidak memahaminya.
Seharusnya jika menggunakan kata-kata yang tak biasa didengar, seorang
guru yang bijak harus menerangkannya.

3. Melakukan langkah penutupan pelajaran di akhir pelajaran dengan


memperhatikan hal-hal berikut:
a) Mengambil kesimpulan dari pelajaran yang telah disampaikan yang
dilakukan siswa dengan bimbingan guru.
b) Memberikan kesempatan untuk menanggapi atas materi pembelajaran.
c) Melakukan evaluasi secara komprehensif untuk mengukur hasil
pembelajaran dalam perubahan tingkah laku.

B. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay.

Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan


sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.7
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar
secara berkelompok, saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan
kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya.8 Salah satu model

7
Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015), h.73.
8
Kunandar,Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,
(Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2011), h.270.

12
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas, kerjasama dan menyajiakan
banyak soal adalah model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.
Pembelajaran Course Review Horay merupakan salah satu pembelajaran
kooperatif yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokan siswa
kedalam kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran ini merupakan suatu pengujian
terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan
diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang paling terdahulu
mendapatkan tanda benar langsug berteriak horee atau yel-yel lainnya. Melalui
pembelajaran Course Review Horay diharapkan dapat melatih siswa dalam
menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok kecil.9

Model pembelajaran kooperatif tipe course riview horay merupakan


pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan
menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan
berteriak horay atau yel-yel lain yang disukai.Model pembelajaran kooperatif tipe
course riview horay berusaha menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal,
dimana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi
nomor. Siswa atau kelompok yang memberi jawaban benar harus langsung
berteriak horay atau menyanyikan yel-yel kelompoknya. Model pembelajaran
kooperatif tipe course riview horay ini juga membantu siswa untuk memahami
konsep dengan baik melalui diskusi kelompok.10 Imas Kurniasih didalam bukunya
mengungkapkan bahwa pembelajaran course review horay merupakan model
pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan
menyenangkan.11 Aris Shoimin juga mengungkapkan bahwa model pembelajaran
tipe course review horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif, yaitu
kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokan siswa kedalam kelompok-
kelompok kecil serta menguji siswa dalam pemahaman konsep menggunakan
kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya.

9
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: ArRuzz
Media, 2014), h.54
10
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2014), h. 230
11
Imas Kurniasih, Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), h. 80.

13
Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung horay atau yel-yel
lainnya.Melalui pembelajaran course review horay diharapkan dapat melatih siswa
dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok kecil.12

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpukan bahwa model


pembelajaran kooperatif tipe course review horay yaitu kegiatan belajar mengajar
dengan cara pengelompokan siswa kedalam kelompok-kelompok kecil dimana
dalam proses pembelajarannya dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah
dan menyenangkan.

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cici Riski Amelia,model


pembelajaran kooperatif tipe course review horay ini pernah diterapkan pada
pembelajaran fiqih di MTs Nurul Islam Kabupaten Lampung. Dalam penelitiaannya
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe course review
horay dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Aktivitas Belajar Siswa.

MartimisYamin menjelaskan bahwa aktivitas belajar adalah suatu usaha


siswa dalam proses pembelajaran untuk membangun pengetahuan dalam dirinya.
Dalam proses pembelajaran terjadilah perubahan dan peningkatan mutu
kemampuannya seperti berani bertanya, mengeluarkan pendapat, mendengarkan
penjelasan guru dengan baik, dan mengerjakan tugas tepat waktu.13

Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam
interaksi belajar mengajar. Dengan kata lain, tidak ada belajar kalau tidak ada
aktivitas, karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah
tingkah laku yaitu melakukan kegiatan.14

Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti siswa yang mendominasi aktivitas
pembelajaran, dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk

12
Aris Shoimin, Op.Cit, h. 54.
13
Martimis Yamin, Kiat Membetajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007, ha.82
14
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2011,cet.ke-11, ha.
95-96

14
menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan
apa yang baru mereka pelajari ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
Dengan belajar aktif ini, siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses
pembelajaran tidak hanya mendengarkan tetapi juga melibatkan fisik.15

Berdasarkan pendapat sebelumnya, dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar


siswa adalah kegiatan siswa yang lebih mendominasi aktivitas pembelajaran ketika
proses pembelajaran berlangsung. Dengan ini mereka secara aktif selalu berusaha
meningkatkan mutu kemampuannya, seperti berani bertanya, mengeluarkan
pendapat,mendengarkan penjelasan guru dengan baik, dan mengerjakan tugas
dengan tepat waktu.

D. Materi al Quran Hadist Bab III dan Sebagiab Bab IV Kelas XI

1. QS. al-Isrā’[17]: 32

Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungan dari QS. al-
Isrā’[17]: 32, mari kita baca dengan baik dan benar teks ayatnya berikut ini :

‫نٰٓ ۖ إِّنَّهُۥ اكا ان ىفا ِّح اشةً او اسآٰءا اسبِّ ًيل‬ ِّ ‫اَل تا ْقربُو۟ا‬
‫ٱلز اى‬ ‫ا‬

Terjemah Ayat

Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan
suatu jalan yang buruk (QS. al-Isrā [17]:32)

Penjelasan Ayat

Imam al-Qurṭubı̄ , mengutip pendapat para ulama, menyatakan


bahwa firman Allah Swt, Lā Taqrabū aż-Żinā /Janganlah kamu mendekati zina,
lebih mendalam maknanya (balīgh) daripada perkataan, Lā Tażinū/ Janganlah
kalian berbuat zina”. Maksudnya, bila digunakan kalimat ‘Lā Tażinū / Janganlah
kalian berbuat zina’, maka yang diharamkan oleh Allah hanya perbuatan zina saja,

15
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD, 2010, hlm. 123

15
sedangkan segala sesuatu yang akan mengarah kepada perbuatan zina, tidak
dihukumi haram. Dan ketika Allah Swt. menggunakan kalimat ‘Lā Taqrabū aż-
Żinā/Janganlah kamu mendekati zina’, maknanya sangat mendalam, yaitu segala
perbuatan yang mendekatkan pelakunya ke tindakan perzinaan adalah haram,
terlebih zinanya itu sendiri yang sudah sangat jelas diharamkan.

Sementara itu, Imam Asy-Syaukani mengatakan pelarangan zina di dalam


al-Qur'an didahului dengan pengantar kata ‘janganlah kalian mendekati’. Pengantar
ini menunjukkan bahwa segala kreativitas budaya yang mengorientasikan perilaku
manusia menuju kemungkinan perzinahan tidaklah diperkenankan (diharamkan)
oleh Allah Swt. Ini makna eksplisit dari ungkapan Lā Taqrabū aż-Żinā itu. Adapun
hal-hal yang masuk ke dalam kategori mengantarkan pelakunya kepada tindakan
zina sangatlah banyak bentuknya, di antanya adalah seperti khalwaṭ (berduaan
antara laki-laki dan perempuan yang bukan maḥram di tempat sunyi atau
tersembunyi), mengumbar aurat, pandangan mata yang liar dan pikiran atau hati
yang kotor.

Hamba Allah Swt. yang beriman pada-Nya dan rasul-Nya hendaknya


menjauhi hal-hal yang mengantarkan kepada tindakan zina, baik secara langsung
atau tidak. Dan jika mendekati hal-hal tersebut saja diharamkan, terlebih
menghampiri intinya (zina), jelas sangatlah diharamkan.

Terkait dengan ayat “Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan suatuu jalan yang buruk”, Al Qurṭubı̄ mengatakan bahwa “karena zina
menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka jahanam dan zina termasuk ke dalam
dosa besar. Juga tidak ada perbedaan pendapat yang berkenaan dengan
keburukannya. Para ulama bersepakat bahwa zina haram hukumnya dan termasuk
dosa yang besar. Dan barang siapa yang mengingkari ijmā’ yang pasti, maka ia
telah telah keluar dari ketentuan syariat.

2. QS. an-Nūr [24]: 2

Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungan dari


QS. an-Nūr [24]: 2, mari kita baca dengan baik dan benar teks ayatnya berikut ini :

16
۟ ۟
َّ ‫ٱجلِّ ُدوا ُك َّل ىاو ِّح ٍد ِّمنْ ُه اما ِّمائاةا اج ْل ادةٍ ۖ اواَل اَتْ ُخ ْذ ُكم ِِّبِّ اما ارأْفاةٌ ِِّف ِّدي ِّن‬
‫ٱَّللِّ إِّن ُكنتُ ْم تُ ْؤِّمنُو ان‬ َّ ‫ٱلزانِّياةُ او‬
ْ ‫ٱلز ِّان فا‬ َّ
ِّ ِّ ِّ ِّ ِّ ِّ َِّّ ِّ‫ب‬
‫ٱَّلل اوٱلْيا ْوم ْٱلءااخ ِّر ۖ اولْيا ْش اه ْد اع اذ ااِبُ اما طاآٰئ افةٌ م ان ٱلْ ُم ْؤمن ا‬
‫ي‬
Terjemah Ayat
Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya
seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu
untuk (men-jalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan
hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sebagian orang-orang yang beriman (QS. an-Nūr [24]:2)
Penjelasan Ayat
Ayat ini menjelaskan tentang bentuk hukuman dan tata caranya bagi
para pelaku zina. Pelaku zina bisa jadi adalah seorang lajang yang belum menikah
(gairu muḥṣan) atau yang telah menikah dengan pernikahan yang benar (menurut
syariat) serta ia adalah seorang yang baligh dan berakal (muḥṣan). Adapun
hukuman bagi pezina gairu muḥṣan adalah 100 kali cambukan dan ditambah dengan
diasingkan dari negerinya selama setahun, demikianlah menurut jumhur ulama.
Sedangkan Abū Ḥanı̄ fah berpendapat bahwa sangsi pengasingan ini akan
dikembalikan kepada pendapat Imam (penguasa). Jika dia berkehendak, maka dia
bisa mengasingkannya dan jika tidak berkehendak maka tidak perlu diasingkan.
Sedangkan hukuman pezina yang sudah menikah (muḥṣan) adalah dirajam
(dilempari batu).
Dalam melaksanakan ketentuan hukum itu, tidak perlu merasa terhalangi
oleh rasa iba dan kasihan, jika benar-benar beriman kepada Allah Swt. dan hari
akhir. Sebab konsekuensi dari iman adalah mendahulukan perkenan Allah Swt.
daripada manusia. Pelaksanaan hukum cambuk itu hendaknya dihadiri oleh
sekelompok umat Islam, agar hukuman itu menjadi pelajaran bagi orang lain agar
jera. Islam sangat menghormati lima mashlahah/kepentingan yang diakui oleh
syariat Islam, yaitu:
a. Memelihara jiwa.
b. Memelihara agama.
c. Memelihara akal pikiran.
d. Memelihara harta kekayaan.

17
e. Memelihara kehormatan.
Zina [yang didefinisikan sebagai persetubuhan dua alat kelamin dari jenis yang
berbeda dan yang tidak terikat oleh akad nikah atau kepemilikan, dan tidak juga
disebabkan oleh syubhat (kesamaran)] merupakan perlawanan terhadap
kehormatan. Sementara itu, hukum positif modern memberlakukan sanksi yang
belum maksimal, seperti kurung penjara, terhadap perbuatan zina. Akibatnya,
prostitusi dan kejahatan merajalela. Kehormatan seolah menjadi terinjak-injak.
Selain itu, akan timbul juga berbagai penyakit dan ketidakjelasan keturunan.

3. Hadist riwayat Bukhori dan Muslim

Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungan hadis


Nabi Muhammad terkait hal ini, mari kita baca dengan baik dan benar hadis riwayat
Imam Bukhari dan Muslim yang berikut ini:

‫ي يا ْزِِّن اوُه او ُم ْؤِّم ٌن‬ ِّ َّ ‫اَّلل علاي ِّه وسلَّم اَل ي زِِّن‬
‫الزِّاِن ح ا‬ ْ ‫صلَّى َُّ ا ْ ا ا ا ا‬ ُّ ِّ‫ال الن‬
‫َِّب ا‬ ‫ال قا ا‬ َّ ‫اع ْن أِّاِب ُهاريْ ارةا ار ِّض اي‬
‫اَّللُ اعْنهُ قا ا‬

ِّ ِّ ِّ ِّ ِّ ْ ‫واَل ي ْشرب‬
ُ ‫ي يا ْس ِّر ُق اوُه او ُم ْؤم ٌن اواَل ياْن تاه‬
‫ب ُنْباةً يا ْرفا ُع‬ ‫ب اوُه او ُم ْؤم ٌن اواَل يا ْس ِّر ُق ح ا‬
ُ ‫ي يا ْشار‬
‫اْلا ْمار ح ا‬ ُ‫ا ا ا‬
‫ي ياْن تا ِّهبُ اها اوُه او ُم ْؤِّم ٌن‬ ِّ ِّ ِّ
‫َّاس إِّلاْيه ف ايها أابْ ا‬
‫ص اارُه ْم ح ا‬ ُ ‫الن‬

Terjemah Hadis
Kami telah diceritakan oleh Sa’id bin ‘Ufair dari al-Lays dari ‘Uqail dari Ibn
Syihab dari Abu Bakr dari Abdurrahman dari Abu Hurayrah Ra. bahwasanya Nabi
Muhammad Saw. telah berkata: ”Tidak akan berzina seorang pelacur di waktu
berzina jika ia sedang beriman, dan tidak akan minum khamr di waktu minum jika
ia sedang beriman, dan tidak akan mencuri di waktu mencuri ia sedang beriman”.
Dalam riwayat lain, ditambahkan:”Dan tidak akan merampas rampasan yang
berharga sehingga orang-orang membelalakkan mata kepadanya, ketika
merampasia sedang beriman”. (HR. Bukhari dan Muslim).

18
Penjelasan Hadis
Keimanan merupakan landasan utama dalam hidup manusia. Jika imannya
kuat, maka ia tidak akan tergoda oleh rayuan perbuatan dosa. Namun jika imannya
lemah, maka ia akan mudah tergoda untukmelakukan perbuatan dosa. Keimanan
menjadi barometer dari perbuatan manusia. Dalam hadis di atas, jika keimanan
seseorang itu kuat, maka ia tidak akan mau melakukan empat perbuatan berikut:
berzina, meminum minuman keras, mencuri dan merampas hak orang lain. Begitu
sebaliknya, bila seseorang melakukan empat perbuatan tersebut, maka dikatakan
bahwa tidak sempurna nilai keimanannya.

4. Perilaku Orang yang Menghindari Pergaulan Bebas dan Perbuatan Keji

Tahukah kalian bagaimana cara menghindari pergaulan bebas dan


perbuatan keji? Karenanya, janganlah kalian melakukan hal-hal yang bisa
mengantarkan ke perbuatan zina apalagi melakukan zina. Berikut adalah hal-hal
yang bisa memicu seseorang untuk melakukan perbuatan zina, di antaranya adalah:
1) Melihat aurat
Melihat aurat, baik laki-laki atau perempuan adalah haram hukumnya.
Melihat aurat, baik secara langsung maupun tidak (seperti melalui video atau
gambar) ternyata bisa menimbulkan dan membangkitkan gairah seks. Gairah
ini tidak salah apabila disalurkan sesuai hukum Islam. Namun, gairah ini bisa
menjadi masalah jika disalurkan tidak sesuai dengan hukum Islam, seperti
melamun yang tidak perlu, berpacaran, berdua-duaan dengan lawan jenis yang
bukan mahram-nya (suami atau istri). Melihat aurat bisa menjadi pemicu awal
niatan untuk perbuatan zina. Inilah yang biasanya disebut dengan zina mata.
Allah Swt. memerintahkan kaum mukminin untuk menjaga pandangan mata
terhadap lawan jenis, karena hal ini dapat mengantarkan kepada perbuatan zina.
Demikian pula Allah Swt.memerintahkan kepada perempuan agar menahan
pandangannya terhadap lakI-laki serta menjaga kemaluannya.
2) Mendengarkan hal-hal yang mengundang hawa nafsu
Selain melihat, mendengarkan hal-hal buruk, yang bisa mengundang hawa
nafsu pun harus dihindari juga. Tidak menutup kemungkinan, dalam bergaul, di
antara teman kalian pasti ada yang bercerita atau berbicara hal-hal yang buruk

19
atau tidak senonoh. Banyak sekali lirik lagu yang isinya mengajak ke hal-hal
buruk, seperti rayu-rayuan, pacaran, perselingkuhan, dan sebagainya. Jika hal-
hal seperti ini diperdengarkan terus menerus, hal-hal yang buruk itu seakan
menjadi hal yang biasa. Dan biasanya bisa mengantarkan ke pelakunya untuk
berhayal dan berangan-angan yang tidak baik. Ini yang berbahaya dan harus
dihindari. Oleh sebab itu, dengarkanlah banyak hal yang bermanfaat dan yang
akan dapat mengajak kita untuk selalu ingat kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya,
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi laragan-Nya.
3) Pergaulan bebas laki-laki dan perempuan
Pergaulan laki-laki dan perempuan merupakan interaksi yang nomal sebagai
wujud makhluk sosial. Interaksi laki-laki dan perempuan ini dikatakan baik dan
sehat apabila tidak melanggar aturan atau etika sosial, budaya dan agama.
Sebaliknya, pergaulan yang tidak mempedulikan norma atau etika sosial,
budaya dan agama adalah pergaulan bebas. Ukuran yang ada dalam pergaulan
bebas adalah mengumbar hawa nafsu sesuka-sukanya, tanpa batas. Pergaulan
bebas merupakan tipikal pergaulan yang biasanya berujung pada hal-hal yang
mendekati zina (seperti Dugem/dunia gemerlap, konsumsi narkoba) atau
bahkan zina itu sendiri.
Pergaulan bebas bisa terjadi di mana saja. Oleh sebab itu, berhatihatilah
dalam bergaul dan memilih teman. Aturan dan etika harus tetap dijaga. Bahkan
di dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa jika istri-istri Nabi membutuhkan sesuatu,
maka mereka dianjurkan untuk meminta dari balik tabir (biar tidak kelihatan
orang lain), sebagai usaha untuk berhatihati dan menjauhkan diri dari hal-hal
yang tidak diinginkan, seperti fitnah.
4) Berduaan (khalwaṭ) dengan lawan jenis yang bukan mahramnya atau pacarana
Khalwat (khalwah) dalam bahasa Arab berarti berduaan di suatu tempat,
dimana tidak ada orang lain atau adanya orang lain, namun pembicaraan mereka
berdua tidak bisa didengar orang lain. Berduaduaan dengan lawan jenis
mungkin sekarang dianggap sebagai hal yang biasa, dengan alasan bisnis,
meeting, belajar kelompok dan lain-lain. Padahal, itu sangat berbahaya dan
berpotensi untuk bisa menimbulkan fitnah dan mengundang setan.
Menimbulkan fitnah artinya bisa menyebabkan orang lain berprasangka buruk

20
terhadap pelaku dan disebarkan ke orang lain, sehingga menjadi fitnah.
Mengundang setan artinya mengundang perbuatan-perbuatan yang asusila.
Apalagi jika berdua-duaan tersebut dilakukan dengan lawan jenis yang bukan
mahram-nya. Rasulullah Saw. bersabda: “Janganlah sekali-kali seorang
(diantara kalian) berduaan dengan lawan jenis, kecuali dengan mahramnya”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Jalan-jalan menuju kemungkinan perbuatan zina, sebagaimana disebutkan
di atas, bisa dihindari dengan cara meningkatkan rasa keimanan dan taqwa.
Untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan ini, pendidikan agama menjadi
sangat penting. Orang tua dan guru memiliki tanggung jawab besar untuk
membekali anak-anaknya dengan pendidikan agama yang kuat. Salah satu
bentuk ibadah untuk bisa menghindarkan diri dari zina adalah berpuasa.

5. QS. Al-Kāfirūn [109] ayat 1–6

Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungan QS. Al-
Kāfirūn [109] ayat 1–6, mari kita baca dengan baik dan benar teks ayatnya yang
ada di bawah ini

ۡ
‫بِّ ۡس ِّم ٱ ََّّللِّ ٱ َّلرۡحاى ِّن ٱ َّلرِّحي ِّم‬

ࣱ ۠ ٰۤ ٰۤ ٰۤ ٰۤ ۡ ٰۤ
‫قُ ۡل ياىأايُّ اها ٱل اكىِّفُرو ان ۝ اَل أ ۡاعبُ ُد اما تا ۡعبُ ُدو ان ۝ اواَل أانتُ ۡم اعىبِّ ُدو ان اما أ ۡاعبُ ُد ۝ اواَل أا اَن اعابِّد َّما‬
ٰۤ ٰۤ
‫دُّت ۝ اواَل أانتُ ۡم اعىبِّ ُدو ان اما أ ۡاعبُ ُد ۝ لا ُك ۡم ِّدينُ ُك ۡم اولِّ ای ِّدي ِّن‬
ۡ ُّ ‫عب‬
‫اا‬

Terjemah Ayat

Katakanlah (Muhammad), ”Wahai orang-orang kafir!. Aku tidak akan menyembah


apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. Dan
aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak
pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan
untukku agamaku.” (QS. al-Kāfirūn [109]: 1-6).

21
Penjelasan Ayat

Surat al-Kāfirūn diturunkan secara keseluruhan untuk menjawab tawaran


dan ajakan dari tokoh-tokoh kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad. Mereka antara
lain: al-Walı̄ d bin al-Mugı̄ rah, al-‘Αṣ bin Wā’il as-Sahmı̄ , al-Aswad bin Abdul
Muṭalib, dan Umaiyyah bin Khalaf. Mereka mengatakan: “Hai Muhammad,
marilah engkau mengikuti agama kami, dan kami akan mengikuti agamamu. Kami
juga akan senantiasa mengajakmu dalam segala kegiatan kami. Kamu menyembah
Tuhan kami selama setahun, dan kami menyembah Tuhanmu selama setahun juga.
Jika ternyata yang engkau bawa lebih baik, maka kami akan mengikutimu dan
melibatkan diri didalamnya. Dan bila ternyata yang ada pada kami itu lebih baik,
maka engkau mengikuti kami dan engkau pun melibatkan diri didalam agama kami.
Nabi menjawab, “Aku berlindung pada Allah Swt.agar tidak menyekutukan-Nya
dengan selain-Nya”. Kemudian Allah Swt.menurunkan surat ini sebagai balasan
atas ajakan mereka.

Kemudian Nabi Muhammad Saw. berangkat menuju Masjidil Haram yang


saat itu sedang berkumpul para pembesar Quraisy. Nabi berdiri di hadapan mereka
membacakan surat al-Kāfirūn ini. Sehingga mereka berupaya mengubah siasat
dengan melakukan penindasan dan penyiksaan terhadap Nabi dan para pengikutnya
sehingga Nabi melakukan hijrah ke Madinah.

Dalam Surat al-Kāfirūn ayat 1–2, Allah Swt. secara tegas menyatakan
bahwa Tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammad Saw. dan para pengikutnya
bukan apa yang disembah orang-orang kafir, karena mereka menyembah tuhan
yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak. Sedangkan Nabi Muhammad
Saw. menyembah Tuhan yang tidak ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak
dan istri.

Dalam ayat 3, Allah Swt.menambahkan pernyataan yang harus


disampaikan kepada orang-orang kafir dengan menyatakan bahwa mereka tidak
menyembah Tuhan yang didakwahkan Nabi Muhammad, karena sifat-sifat-Nya
berlainan dengan sifat-sifat tuhan yang mereka sembah dan tidak mungkin
dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut.

22
Pada ayat 4-5 ditegaskan bahwa Nabi Muhammad Saw. memiliki
konsistensi dalam pengabdian. Artinya, apa yang beliau sembah tidak akan
berubah-ubah. Cara ibadah kaum muslimin berdasarkan petunjuk Allah Swt.,
sedangkan cara beribadah orang kafir berdasarkan hawa nafsu. Melalui surat ini,
Nabi Muhammad Saw. ingin mengajarkan kepada kita bahwa sebagai orang yang
beriman, kita hendaknya mempunyai kepribadian yang teguh dan kuat yang tidak
tergoyahkan oleh apapun.

Pada ayat 6 dinyatakan adanya pengakuan eksistensi secara timbal


balik, yaitu untukmu agamamu dan untukku agamaku. Dengan demikian masing-
masing dapat melaksanakan apa yang dianggapnya benar dan baik, tanpa
memaksakan pendapat kepada orang lain dan sekaligus tidak mengabaikan
keyakinan masing-masing.

6. QS. Yūnus [10]: 40 – 41

Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungan QS.


Yūnus [10]: 40 – 41, mari kita baca dengan baik dan benar teks ayatnya

ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ
‫وك فا ُقل لِّی اع املِّی‬
‫ك أاعلا ُم بِّٱل ُمف ِّس ِّدي ان ۝ اوإِّن اك َّذبُ ا‬ ‫اوِّمن ُهم َّمن يُؤِّم ُن بِِّّهۦ اوِّمن ُهم َّمن ََّل يُؤِّم ُن بِِّّهۦۚ اواربُّ ا‬
۠ ٰۤ ۖ
‫اولا ُك ۡم اع املُ ُك ۡم أانتُم باِّرٰۤيُو ان ِِّمَّا أ ۡاع ام ُل اوأا اَن باِّر ٰۤی ࣱء ِِّمَّا تا ۡع املُو ان‬

Terjemah Ayat

Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan
di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan
Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan (QS.
Yūnus [10]: 40).Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad),
makakatakanlah, ”Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas
diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri terhadap apa yang
kamu kerjakan” (QS. Yūnus [10]: 41).

Penjelasan Ayat

Pada ayat 40, Allah Swt.menegaskan bahwa umat manusia di zaman Nabi
Muhammad Saw. terbagi menjadi dua kelompok; sebagian menerima al-Qur’an,

23
mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw. dan mengambil manfaat dari risalah yang
dibawanya, sebagian lagi mereka tidak beriman dan selalu mendustakan Nabi
Muhammad. Dan Allah Swt. lebih tahu tentang orang-orang yang akan membawa
kerusakan di muka bumi dengan kemusyrikan, kezaliman dan kedurhakaan, karena
mereka tidak mempunyai kesiapan untuk beriman.

Pada ayat ke 41, Allah Swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw.
untuk tegar dalam menghadapi orang-orang yang ingkar akan ajaran yang
dibawanya. Beliau diperintahkan untuk menyatakan bahwa beliau tidak
bertanggungjawab atas perbuatan mereka, dan merekapun tidak bertanggungjawab
terhadap perbuatan beliau. Dengan kata lain “Bagiku pekerjaanku, bagimu
pekerjaanmu”. Segala perbuatan sekecil apapun pasti ada balasannya. Amal baik
akanmendapatkan balasan yang baik, sebaliknya amal buruk akan mendapatkan
keburukan pula. Yang dimaksud amalku (perbuatanku) adalah Nabi akan terus
berdakwah, menyeru kepada kebaikan mengajarkan taat kepada Allah Swt.,
memberi kabar gembira kepada yang beriman, dan ancaman bagi orang-orang yang
mendustakannya. Hasil dari amal beliaupun tidak ada kaitannya dengan orang-
orang kafir. Sedangkan yang dimaksud amalmu (perbuatanmu) adalah orang-orang
kafir diberi kebebasan untuk terus menerus mendustakan agama, tetap dalam
kekufuran dan syirik, zalim ataupun berbuat kerusakan. Semua amal perbuatannya
tidak ada kaitannya dengan amalan Nabi Muhammad Saw.

24
BAB III
PELAKSANAAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI MA Al Amin,


jalan Ngasinan Raya no 02,Ngasinan,Rejomulyo,Kota,Kota Kediri,Jawa Timur
dan dimulai dari tanggal 11 Oktober 2023 sampai 8 November 2023. Kelas XI
MA Al Amin berjumlah 17 orang dengan komposisi 8 laki-laki dan 9 perempuan.
Sedangkan mata pelajaran yang diampu adalah Al Quran Hadist dengan
perincian sebagai berikut :

No Hari/Tanggal Materi
1 Rabu, 11 Oktober 2023 QS. al Isro ayat 32 dan Hadist riwayat
Bukhori
2 Rabu, 18 Oktober 2023 Review pelajaran kemarin dan menjawab
pertanyaan menggunakan metode kooperatif
course review horay
3 Rabu, 25 Oktober 2023 QS an Nur ayat 2 dan menjawab pertanyaan
menggunakan metode kooperatif course
review horay
4 Rabu, 1 November 2023 QS al Kafirun
5 Rabu, 8 November 2023 QS Yunus ayat 41-42

25
B. Deskripsi Per Siklus

1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan
a. Menentukan pembahasan pelajaran Al Quran Hadist Bab III
(Menghindari Pergaulan Bebas dan Perbuatan Keji)
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran ceramah dan kooperatif tipe
course review horay.
c. Membuat lembar observasi
2. Pelaksanaan
Setelah dipersiapkan rencana pembelajaran dan tehnik yang akan
dipakai maka proses pembelajaran akan dilaksanakan sesuai rencana
pembelajaran dan menggunakan tehnik yang telah ditetapkan.
a) Kegiatan Awal
1) Guru membuka pelajaran dengan salam, do’a serta memeriksa
kehadiran peserta didik melalui absensi dan mengkondisikan
semua peserta didik untuk siap belajar

26
2) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam kegiatan
pembelajaran.
3) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa
b) Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan materi Al Quran Hadist bab III tentang
‘Menghindari Pergaulan Bebas dan Perbuatan Keji’
2) Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang
materi yang telah disampaikan.
3) Guru membagi peserta didik menjadi dua kelompok.
4) Setelah guru membagi kelompok guru menguji pengetahuan
siswa dengan memberikan lembaran kertas sesuai kebutuhan
yang diberi nomor secara acak, dan bagi kelompok yang
menjawab dengan benar langsung berteriak horay dan
mendapatkan nilai sesuai nomor yang tertera di lembar kertas.
Kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi sebagai pemenang.
5) Guru memantau dan membimbing peserta didik dalam
berdiskusi.
c) Kegiatan Akhir
1) Siswa bersama guru menyampaikan kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
2) Bersama – sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
3) Guru mengucapkan salam penutup

3. Pengamatan
Pada siklus ini peneliti melakukan observasi terkait pembelajaran
dari aspek aktivitas dan semangat peserta didik serta suasana kelas serta
kemandirian siswa dalam mengamati dan menulis apa yang dianggap penting.

4. Refleksi
Tahap ini dilakukan oleh seorang guru/peneliti setelah
melaksanakan pembelajaran yang telah dilakukan yang bertujuan untuk

27
mengevaluasi kegiatan pembelajaran Al Quran Hadist dengan menggunakan
metode ceramah dan kooperatif tipe course review horay seperti contoh
mencari solusi atas masalah-masalah yang muncul dalam proses
pembelajaran. Hal ini ditujukan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.

28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Siklus

SIKLUS I
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi awal,maka guru/peneliti tetap
mempertahankan metode ceramah dan menambahkan metode kooperatif
tipe course review horay.
2. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Oktober 2023.
Pada siklus I yang dipelajari adalah bab III ‘Menghindari Pergaulan Bebas
dan Perbuatan Keji’ ( QS Al Isro ayat 32 tentang larangan mendekati
perbuatan zina dan Hadist Bukhori dari Abu Huroiroh tentang iman yang
kuat mencegah perbuatan keji). Adapun pembelajaran dilaksanakan pada
pukul 10.30 – 11.30 dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Kegiatan Awal
1) Guru/peneliti membuka pelajaran dengan salam, do’a serta
memeriksa kehadiran peserta didik melalui absensi dan
mengkondisikan semua peserta didik untuk siap belajar
2) Guru/peneliti menjelaskan kompetensi yang harus dicapai
dalam kegiatan pembelajaran
3) Guru/peneliti memberikan motivasi belajar kepada siswa
b) Kegiatan Inti
1) Guru/peneliti menjelaskan materi Al Quran Hadist bab III
tentang ‘Menghindari Pergaulan Bebas dan Perbuatan Keji’
(QS Al Isro ayat 32 tentang larangan mendekati perbuatan
zina dan Hadist Bukhori dari Abu Huroiroh tentang iman
yang kuat mencegah perbuatan keji))
2) Guru/peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa
tentang materi yang telah disampaikan.

29
c) Kegiatan Penutup/Akhir
1) Siswa bersama guru/peneliti menyampaikan kesimpulan dari
hasil pembelajaran.
2) Bersama – sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
3) Guru/peneliti mengucapkan salam penutup
3. Pengamatan
Pada siklus I ini,guru/peneliti baru bisa melaksanakan model
pembelajaran ceramah saja karena keterbatasan waktu serta masih terbiasa
menggunakan metode ceramah.
Sedangkan pada sesi tanya jawab,baru ada satu peserta didik yang
bertanya.
4. Refleksi
Berdasarkan pengamatan yang ada,maka perlu adanya perbaikan
terkhusus kepada guru/peneliti sendiri. Guru/peneliti harus berusaha
memaksimalkan waktu yang ada untuk bisa merealisasikan rencana
pembelajaran yang sudah disiapkan.
Sedangkan untuk peserta didik,dirasa sudah cukup baik.Mereka mau
mendengarkan pelajaran dan sudah ada yang mau bertanya walaupun masih
ada beberapa yang terkadang kurang memperhatikan pelajaran.

SIKLUS I (Pertemuan kedua)


1) Perencanaan
Pada pertemuan kedua,guru/peneliti tetap menerapkan metode yang
sama dengan siklus I. Agar pada pertemuan yang kedua berjalan lebih
maksimal maka dalam siklus II dibuatlah perencanaan sebagai berikut:
1) Merenungkan kekurangan yang terjadi pada pertemuan pertama
agar tidak terjadi pada kedua
2) Menyiapkan 2x7 lembar kertas yang berisikan nomor 1-7
3) Menyiapkan 7 soal

30
4) Memberikan 7 soal tersebut dengan cara dikte dan kelompok
yang dapat menjawab, mendapatkan nilai sesuai nomor pada
tiap lembar kertas.
1. Dalil orang beriman tidak akan berbuat zina terdapat dalam…
2. Iman yang lemah dapat membuat seseorang berbuat…….
3. Membunuh,berzina,minum khamr termasuk kategori…..
4. Pergaualan yang negatif mengarah kepada……
5. Menjaga pandangan harus dilakukan saat dalam keadaan…
6. Menutup aurot dapat menghindari perbuatan….
7. Ibadah apa yang dapat menjauhkan dari perbuatan keji…..
5) Bagi kelompok yang dapat menjawab terdahulu diharuskan
berteriak hore dan menyerahkan lembar kertas kepada
guru/peneliti.
6) Menyiapkan lembar observasi
2) Pelaksanaan
Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Rabu,18 Oktober 2023.
Pembelajaran dilaksanakan pada pukul 10.30 – 11.30 dengan kegiatan
sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
1) Guru/peneliti membuka pelajaran dengan salam, do’a serta
memeriksa kehadiran peserta didik melalui absensi dan
mengkondisikan semua peserta didik untuk siap belajar
2) Guru/peneliti memberikan motivasi belajar kepada siswa
b) Kegiatan inti
1) Guru/peneliti mereview kembali pelajaran pada pertemuan
sebelumnya.
2) Guru/peneliti membagi peserta didik menjadi dua kelompok
3) Guru/peneliti membagikan 7 kertas yang berisi nomor kepada
tiap kelompok
4) Guru/peneliti memberikan soal kepada peserta didik
5) Guru/peneliti mengawasi dan membimbing peserta didik dalam
berdiskusi

31
c) Kegiatan penutup
1) Siswa bersama guru/peneliti menyampaikan kesimpulan dari
hasil pembelajaran.
2) Bersama – sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
3) Guru/peneliti mengucapkan salam penutup
3) Pengamatan
Pada pertemuan kedua ini,hasil pengamatan menunjukkan bahwa
aktivitas dan semangat dalam mengikuti pembelajaran mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari antusias peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran melalui metode kooperatif tipe course review
horay .
4) Refleksi
Berdasarkan pengamatan yang ada, metode kooperatif tipe course
review horay dapat meningkatakan aktivitas dan semangat belajar siswa
kelas XI MA Al Amin dalam belajar Al Quran Hadist. Akan tetapi,metode
ini memerlukan waktu yang agak lama dari perencanaan yang telah
disiapkan. Untuk itu guru/peneliti harus pandai memaksimalkan waktu yang
ada.

SIKLUS II
1. Perencanaan/Berdasarkan Refleksi Siklus I
Pada pertemuan yang ketiga ini,guru/peneliti tetap mempertahankan
penggunaan metode ceramah dan kooperatif tipe course review horay. Agar
lebih maksimal maka guru/peneliti melakukan perencanaan sebagai berikut:
1) Merenungkan kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya
terutama masalah efisiensi waktu pembelajaran
2) Menyiapkan materi surat An Nur ayat 2
3) Menyiapkan 5 soal
4) Memberikan 5 soal tersebut dengan cara dikte dan kelompok yang
dapat menjawab, mendapatkan nilai sesuai nomor pada tiap lembar
kertas.

32
1. Hukuman bagi pelaku zina hendaknya dilakukan di tempat……
2. Agar pelaku zina jera atas perbuatannya,makai ia harus ……
3. Hukuman bagi pelaku zina dibagi menjadi ….
4. Surat An Nur ayat 2 menjelaskan tentang…
5. Berapa lama masa pengasingan bagi pelaku zina ghoiru muhson
5) Bagi kelompok yang dapat menjawab terdahulu diharuskan berteriak
hore dan menyerahkan lembar kertas kepada guru/peneliti.
6) Menyiapkan lembar observasi
2. Pelaksanaan

Siklus II ini dilaksanakan pada hari Rabu,25 Oktober 2023. Pembelajaran


dilaksanakan pada pukul 10.30 – 11.30 dengan kegiatan sebagai berikut :

a) Kegiatan awal
1) Guru/peneliti membuka pelajaran dengan salam, do’a serta
memeriksa kehadiran peserta didik melalui absensi dan
mengkondisikan semua peserta didik untuk siap belajar
2) Guru/peneliti memberikan motivasi belajar kepada siswa
b) Kegitan inti
1) Guru/peneliti menjelaskan materi Al Quran Hadist bab III tentang
‘Menghindari Pergaulan Bebas dan Perbuatan Keji’ (QS An Nur
ayat 2)
2) Guru/peneliti membagi peserta didik menjadi dua kelompok
3) Guru/peneliti membagikan 5 kertas yang berisi nomor kepada
tiap kelompok
4) Guru/peneliti memberikan soal kepada peserta didik
5) Guru/peneliti mengawasi dan membimbing peserta didik dalam
berdiskusi
c) Kegiatan penutup
1) Siswa bersama guru/peneliti menyampaikan kesimpulan dari
hasil pembelajaran.
2) Bersama – sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
3) Guru/peneliti mengucapkan salam penutup

33
3. Pengamatan

Pada siklus II ini,aktivitas peserta didik cukup baik seperti halnya saat
pelaksanaan siklus I.

4. Refleksi

Berdasarkan pengamatan yang ada, metode kooperatif tipe course review


horay yang dilakukan pada siklus I dan II dapat meningkatakan aktivitas dan
semangat belajar siswa kelas XI MA Al Amin dalam belajar Al Quran Hadist.
Sedangkan metode ceramah masih dirasa cukup efektif unyuk menyampaikan
materi.

B. Pembahasan dari Setiap Siklus

Dalam pelaksanaan simulasi menggunakan metode ceramah dan kooperatif


tipe course review horay yang telah dilakukan selama 3 siklus (yang sebenarnya
direncanakan selama 2 siklus) ditemukan beberapa temuan sebagai berikut:
1) Siklus I
Pada siklus ini,peneliti tidak dapat melaksanakan perencanaan yang sudah
disiapkan. Peneliti hanya dapat melaksanakan metode ceramah
saja,sedangkan metode kooperatif tipe course review horay belum dapat
dilaksanakan. Kekurangan ini direncanakan dilaksanakan pada pertemuan
kedua..
2) Siklus I (pertemuan kedua)
Pada pertemuan kedua ini,peneliti meneruskan perencanaan yang sudah
disiapkan pada siklus I karena pertemuan kedua ini merupakan lanjutan dari
siklus I yang belum terlaksana. Pada pelaksanaan pertemuan kedua,
aktivitas dan semangat siswa sudah mulai terlihat.Hal ini dapat dilihat
dengan antusiasnya para siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
menggunakan metode kooperatif tipe course review horay.
3) Siklus II
Pada siklus ini,peneliti dapat memaksimalkan pembelajaran menggunakan
metode ceramah dan metode kooperatif tipe course review horay. Hal ini

34
dapat dilaksanakan karena materi yang disampaikan tidak sebanyak pada
pertemuan sebelumnya. Pada siklus ini,para siswa cukup antusias mengikuti
kegiatan pembelajaran seperti halnya pada pertemuan sebelumnya.

Meskipun menurut peneliti metode yang digunakan memamg dapat


meningkatkan aktivitas belajar siswa,tetapi ditemukan beberapa kekurangan,yaitu
kurangnya efisiensi waktu serta kelas menjadi ramai.

35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Tindakan kelas (PTK) dapat disimpulkan


bahwa penerapan model pembelajaran ceramah dan kooperatif tipe course review
horay pada mata pelajaran Al Quran Hadist dapat meningkatkan aktivitas dan
semangat siswa kelas XI MA Al Amin. Hal ini dapat dilihat dari antusias para siswa
dalam mengikuti pembelajaran menggunakan metode tersebut. Meskipun
demikian,dalam penggunaan metode tersebut terdapat kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan
1) Dapat menjelaskan materi pelajaran secara gamblang
2) Membuat susana kelas menjadi santai dan tidak membosankan
3) Para siswa mudah menangkap apa yang disampaikan,terbukti dari
kecepatan berdiskusi dalam menjawab soal
Kekurangan

1) Membutuhkan waktu yang agak lama (tidak sesuai yang direncanakan)


2) Membuat kelas menjadi agak ramai
3) Belum mampu mengetahui kemampuan per individu karena dilakukan
secara berkelompok.

B. Saran

1. Bagi lembaga sekolah


Penerapan model pembelajaran ini, diharapkan menjadi acuan untuk
lembaga atau sekolah dalam upaya mengembangkan proses pembelajaran yang
mampu meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Al Quran Hadist di
MA Al Amin.
2. Bagi dewan guru MA Al Amin
.Penerapan model pembelajaran ceramah dan kooperatif tipe Course Riview
Horay dapat membantu para guru atau peneliti dalam mengajarkan pelajaran Al
Quran Hadist maupun seluruh pelajaran yang lain agar peserta didik memiliki

36
semangat dalam mempraktikkan apa yang telah dipelajari dan meningkatkan hasil
belajar serta untuk giat dalam belajar.
3. Bagi para siswa
.Dengan menerapkan model pembelajaran ceramah dan kooperatif tipe
Course Riview Horay ini diharapkan dalam proses pembelajaran, dapat mendorong
siswa untuk aktif, berfikir secara kritis dan mampu memecahkan persoalan atau
masalah dalam mata pelajaran Al Quran Hadist serta membawa pengaruh yang
positif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
4. Peneliti.
Diharapkan bagi peneliti dapat mengembangkan dan melaksanakan
perbaikan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran ceramah dan
kooperatif tipe Course Riview Horay di kelas dengan materi yang berbeda.

37
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik ,Oemar, 2009 ,Proses Belajar Mengajar,, (Jakarta: Bumi Aksara,).

Huda ,Miftahul, 2014,Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta:


Pustaka Belajar,).
Kunandar, 2011,Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Raja Grapindo Persada,).

Kurniasih ,Imas, 2016,Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Kata Pena,).

Munadi ,Yudhi, 2008 ,Media Pembelajaran, (Jakarta : Gaung Persada (GP) Press,)
Nata ,Abuddin, 2012,Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Gravindo
Persada,).
Samiudin, 2016,Peran Metode untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran, Jurnal studi
Islam, Vol. 11, No. 2.
Sardiman, 2011, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers,
,cet.ke-11.
Shoimin ,Aris, 2014, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013,
(Yogyakarta: ArRuzz Media,).
Suparta ,Munzier & Hery Noer Aly, 2008 ,Metodologi Pengajaran Agama Islam,
(Jakarta : Amissco,)
Suprijono ,Agus2015, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,).
Yamin ,Martimis, 2007, Kiat Membetajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press,.
Zaini ,Hisyam, 2010,Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD,.

38

Anda mungkin juga menyukai