Anda di halaman 1dari 21

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA 2016


PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA – FKIP – UNIVERSITAS MADURA

Pamekasan, 28 Mei 2016

ii
Tim Penilai Makalah (Reviewer):
1. Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd.(Universitas Negeri Surabaya)
2. Dr. H. Hobri, M.Pd. (Universitas Jember)
3. Dr. Edy Bambang Irawan, M.Pd. (Universitas Negeri Malang)
4. Evawati Alisah, M.Pd (UIN MALIKI Malang)
5. Ukhti Raudhatul Jannah, M.Pd.(Universitas Madura)
6. Sri Indriati Hasanah, M.Pd. (Universitas Madura)
EDITOR:
Hasan Basri
Moh. Zayyadi
Sri Irawati
Hairus Saleh
Chairul Fajar Tafrilyanto
Agus Subaidi
Harfin Lanya
Ema Surahmi
Septi Dariyatul Aini
Fetty Nurita Sari
Rohmah Indahwati
PENATA LETAK :
Akbar Iman
DESAIN COVER:
Fauzi Rahman
TEBAL BUKU:

PENERBIT:
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MADURA
BEKERJA SAMA DENGAN

Ganding Pustaka, Jogjakarta

c Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Cetakan Pertama, Mei 2016


ISBN No. 978-602-74238-7-9

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi rabbil’alamin. Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga prosiding ini dapat
terselesaikan dengan baik. Prosiding ini berisi kumpulan makalah dari berbagai daerah di
Indonesia yang telah dipresentasikan dan didiskusikan dalam Seminar Nasional Pendidikan
yang diadakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Madura Pamekasan
pada Hari Sabtu, 28 Mei 2016. Seminar ini mengangkat tema “Peran Matematika dan
Pembelajarannya Dalam Mengembangkan Kearifan Budaya Lokal Untuk Mendukung
Pendidikan Karakter Bangsa”.
Prosiding ini disusun untuk mendokumentasikan gagasan dan hasil penelitian
terkait pembelajaran matematika, terapan matematika dan teknologi pembelajaran. Selain itu,
diharapkan prosiding ini dapat memberikan wawasan tentang perkembangan dalam
pembelajaran dan upaya-upaya yang terus dilakukan demi terwujudnya pendidikan
berkemajuan. Artikel yang diterbitkan dalam prosiding ini telah melalui beberapa tahapan
proses seleksi, dimulai dari seleksi awal terhadap abstrak-abstrak yang dikirimkan untuk
dipresentasikan pada seminar nasional; dilanjutkan dengan proses presentasi oral, sekaligus
review melalui tanya jawab oleh sesama peserta seminar.
Dalam penyelesaian prosiding ini, kami menyadari bahwa dalam proses
penyelesaiaannya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
panitia menyampaikan ucapan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya,
kepada :
1. Rektor Universitas Madura Pamekasan, Drs.Abdul Roziq, MH, yang telah memberikan
dukungan dan memfasilitasi kegiatan ini.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Madura Pamekasan, Dra. Sri
Harini, MM, atas segala support dan motivasi dalam kegiatan ini.
3. Pembicara tamu, Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd dan Dr. H. Hobri, M.Pd
4. Bapak/Ibu/Mahasiswa seluruh panitia yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta
pemikiran demi kesuksesan acara ini.
5. Bapak/Ibu seluruh dosen, guru dan pejabat instansi penyumbang artikel hasil penelitian
dan pemikiran ilmiahnya dalam kegiatan seminar nasional ini.
Akhir kata, jika ada yang kurang berkenan selama penyelenggaraan kegiatan
seminar maupun dalam penerbitan buku prosiding ini mohon dimaafkan. Semoga apa yang
telah kita lakukan ini bermanfaat bagi kemajuan kita di masa depan. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pamekasan, Mei 2016


Ketua Panitia

Hasan Basri, M.Pd

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Penilai Makalah iii
Tim Editor iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v

1. Peran Matematika dan Pembelajarannya dalam Mengembangkan Kearifan


Budaya Lokal untuk Mendukung Pendidikan Karakter Bangsa
Mega Teguh Budiarto ........................................................................................... 1

2. Lesson Study for Learning Community: Review Hasil Short Term on Lesson
Study V di Jepang
Hobri ..................................................................................................................... 12

3. Membangun Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Melalui Scientific Approach


dalam Pembelajaran Matematika
A Mujib MT ........................................................................................................... 22

4. Pengaruh Outdoor Learning Pelajaran Matematika Bab Geometri Terhadap


Hasil Belajar Siswa
Achmad Rofiudin & Anisa Fatwa Sari.................................................................... 28

5. Pembelajaran Matematika Berbasis Discovery Learning


Afif Alfa Robi ........................................................................................................ 33

6. Peran Keterampilan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika


Afifah Nur Aini ..................................................................................................... 38

7. Profil Berpikir Kritis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Trigonometri


Ditinjau dari Kemampuan Matematika Tinggi
Agus Subaidi ......................................................................................................... 44

8. Pengaruh ICE BREAKING Terhadap Daya Serap Siswa Pada Pembelajaran


Matematika Di SMA Taruna Surabaya
Ahmad Irfan Alfaruqi & Agustin Ernawati........................................................ 50

9. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Saintifik


Untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Akhmad Hasan Sani & Hobri ............................................................................ 56

10. Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Melalui Pendekatan


Constructive Controversy
Alfia Nur Filah ..................................................................................................... 62

11. Analisis Buku Matematika Kelas IX Kurikulum 2013 Berdasarkan


Kesesuaiannya Dengan Materi Matematika Menurut Kriteria Bell Dan
Pendekatan Saintifik
Alfin Fajriatin ....................................................................................................... 67

v
12. Kajian Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Self-Confidence Siswa Pada
Pembelajaran Matematika
Andi Kriswanto ..................................................................................................... 74

13. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Pendekatan Saintifik


Model Problem Based Learning dan High Order Thinking Materi Barisan dan
Deret SMK Kelas X
Anggraeny Endah Cahyanti, Hobri, & Nanik .................................................... 79

14. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Fungsi Kuadrat Pada
Siswa Kelas XI SMKN I Sumenep
Arini Rabbi Izzati, Gatot Muhstyo, & I Made Sulandra ................................... 85

15. Fungsi Kognitif Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Ditinjau
Dari Gender
Athar Zaif Zairozie ............................................................................................... 92

16. Penentuan Cara Hafalan Terbaik dalam Kitab Alfiyah Ibnu Malik dengan
Menggunakan Metode Weighted Product
Buhari, Tony Yulianto, & Kuzairi ..................................................................... 100

17. Profil Berpikir Relasional Siswa SMA Dalam Pemecahan Masalah Matematika
Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Independent
Chairul Fajar Tafrilyanto .................................................................................... 105

18. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Pendekatan Saintifik


Berbasis Potensi Keunggulan Lokal Kabupaten Banyuwangi
Chrise Putrining Galih, Sunardi, & Muhtadi Irfan .......................................... 115

19. Koneksi Matematika dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah


Donny Youngki Rangkuti ..................................................................................... 120

20. Meningkatkatkan Kemampuan Spasial Melalui Model Pembelajaran Project


Based Learning (PJBL)
Elly Anjarsari ........................................................................................................ 126

21. Permainan Tradisional dalam Pembelajaran Matematika SD Sebagai Bentuk


Interaksi Sosial Siswa 132
Ema Surahmi ........................................................................................................

22. Peran Scaffolding dalam Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika


Endah Indriyana ................................................................................................... 140

23. Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik Terhadap


Peningkatan Pemahaman dan Berpikir Kreatif Serta Disposisi Matematika
Siswa SMP
Endang Poetri Astutik .......................................................................................... 147

vi
24. Potensi Model Pembelajaran Open-Ended Kolaboratif dalam Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif pada Siswa Akademik Atas dan Bawah
Eni Titikusumawati .............................................................................................. 153

25. Berpikir Kritis Siswa SMA dalam Menyelesaikan Pemecahan Masalah Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel Ditinjau dari Gaya Kognitif Field Dependent
dan Field Independent
Fais Satur Rohmah, Sunardi, & I Made Tirta .................................................. 160

26. Proses Berpikir Siswa dalam Aktivitas Koneksi Matematika Melalui Problem
Solving
Fatimatuzzuhro, Susanto, & Hobri ................................................................... 166

27. Scaffolding untuk Membantu Komunikasi Matematis Siswa Impulsif dalam


Menyelesaikan Masalah Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
Feriyanto ............................................................................................................... 173

28. Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengkonstruksi Bukti Pada


Pembelajaran Geometri Ditinjau Dari Teori Van Hielle
Fetty Nuritasari ..................................................................................................... 180

29. Pengaruh Strategi Pembelajaran Matematika Lah Bako Terhadap Hasil Belajar
Siswa Sebagai Bentuk Kearifan Budaya Lokal Kota Jember
Fury Styo Siskawati .............................................................................................. 190

30. Profil Pemahaman Siswa Smp Kelas VII Terhadap Konsep Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Ditinjau dari Kemampuan Matematika
Galuh Tyasing Swastika ....................................................................................... 197

31. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model kooperatif Tipe Jigsaw dengan


Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Mengembangkan
Kreatifitas Siswa SMP/MTs Kelas VII pada pokok Bahasan Persamaan Linier
Satu Variabel dan Aritmetika Sosial
Hanifatul Atiqah ................................................................................................... 201

32. Profil Pemahaman Siswa SMP Berkemampuan Matematika Tinggi Terhadap


Konsep Perbandingan
Harfin Lanya ........................................................................................................ 208

33. Potensi Pemanfaatan Facebook sebagai Madia Pembelajaran untuk Mahasiswa


Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Madura
Hasan Basri & Ukhti Raudhatul Jannah ............................................................ 212

34. Soal PISA Berbasis Android Mobile Learning Sebagai Media Melatih
Kemampuan Literasi Matematika
Hassan Asy Syaibani ............................................................................................ 217
35. Efektifitas Matematika dalam Menafsirkan Al-Qur`an dalam Upaya
Peningkatan Kompetensi Siswa antara Pemahaman Konsep Matematika dengan
Nilai Akhlaqul Karimah Sebagai Generasi Bangsa Berkarakter
Heryanto Cahyohadi ............................................................................................. 225

vii
36. Problem Based Learning Ditinjau dari Teori Belajar Kontekstual Yang Relevan
Hessy Susanti ........................................................................................................ 231

37. Profil Calon Guru Berdasarkan Indikator SEARS MT


Ichwan Handi Pramana ...................................................................................... 238

38. Pemanfaatan Program Aplikasi Statistical Package For The Social Sciences
(SPSS) Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Statistika Matematika II
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Madiun
Ika Krisdiana ........................................................................................................ 243

39. Pengaruh Mind Map terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Matematika
Imam Muhtadi Azhil & Moch. Lutfianto ........................................................... 247

40. Pengembangan Paket Soal Model PISA Konten Change And Relationship
Untuk Mengukur Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa
Inge Wiliandani Setya Putri & Hobri ................................................................. 252

41. Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Geometri Melalui Proses
Pemecahan Masalah
Joni Susanto .......................................................................................................... 259

42. Hasil Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Dengan
Pendekatan Saintific Pada Materi Peluang (The Result Analysis Of Student
Difficulities In Math Problem Solving In The Matter Opportunities)
Komarudin A., Susanto, & Nanik Yulianti ......................................................... 262

43. Berpikir Lateral Pada Matematika


Labibah Nilna Faizah ........................................................................................... 269

44. Pengembangan Paket Soal Berdasarkan TIMSS 2015 Mathematics Framework


Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VIII
Lukman Jakfar Shodiq, Dafik, & I Made Tirta ................................................. 273

45. Analisis Kesesuaian Karakteristik Indikator 5m (Mengamati, Menanya,


Menggali Informasi, Menalar,
dan Menyajikan) Pada Buku Matematika K13 Kelas VII
M Qoyum Zuhriawan, Sunardi, & I Made Tirta ............................................... 279

46. Implementasi Model Pencapaian Konsep Pada Pembelajaran Matematika


M. Imamuddin ...................................................................................................... 284

47. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Problem Based 292


Learning untuk Meningkatkan Berfikir Tingkat Tinggi
Moh. Abdul Qohar ................................................................................................

viii
48. Profil Berpikir Siswa Sekolah Menengah Kejuruan dalam Memecahkan 297
Masalah Matematika Ditinjau dari Gender
Moh. Zayyadi & Wildan Heri Maulana ..............................................................

49. Proses Berpikir Koneksi Matematis Materi Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas 301
VIII
Mohamad Irfan Fauzy .........................................................................................

50. Kendali Optimal Pemanenan Pada Model Prey Predator dengan Adanya 309
Makanan Alternatif dan Fungsi Holling TIPE III
Mohammad Rifa’i .................................................................................................

51. Pengaruh Pemberian Teka-Teki Matematika Terhadap Minat Belajar dan Hasil 313
Belajar Siswa
Mohammad Yusuf Efendi & Kurnia Noviartati .................................................

52. Keterkaitan Frekuensi Waktu Olahraga dengan Kemampuan Berhitung Siswa 320
Muhammad Adi Priyanto & Moch. Lutfianto .....................................................

53. Profil Berpikir Statistis Siswa SMP Ditinjau dari Gaya Kognitif 327
Muhammad Jamaluddin ......................................................................................

54. Analisis Koneksi Matematis Siswa SMA dalam Memahami Masalah 334
Matematika (Kasus Siswa Berkemampuan Tinggi)
Muhammad Romli ................................................................................................

55. Kemampuan Berfikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau 341
dari Gaya Belajar
Nafisatur Rohmah ................................................................................................

56. Pembelajaran Menggunakan Model LC 5E-STAD dalam Upaya Meningkatkan 347


Hasil Belajar Fungsi Kuadrat dan Grafiknya
Nahrowi .................................................................................................................

57. Mengenal Matematika dan Pembelajarannya dalam Perspektif Filsafat Ilmu 352
Nila Herawati ........................................................................................................

58. Analisis Buku Matematika Kurikulum 2013 Berdasarkan Pendekatan Saintifik 358
dan Domain Kognitif Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMSS)
Novem Khoirul Ambarwati, Hobri, & Muhtadi Irvan ......................................

59. Proses Berpikir Lateral Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika 366
Berdasarkan Gaya Kognitif dan Gender
Novita Eka Muliawati ...........................................................................................

60. Lesson Study dalam Pembelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Prisma dan 374
Limas Tegak Di SMP Negeri 3 Pamekasan
Nur Fitriyah Indraswari .......................................................................................

ix
61. Kajian Logika Matematika dalam Al-Qur’an 380
Nurul Imamah Ah ................................................................................................

62. Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Mengkonstruksi 387


Teorema pada Matematika
Nuris Hisan Nazula ..............................................................................................

63. Penerapan Tahap Ikonik (Teori Bruner) Pada Operasi Penjumlahan dan 390
Pengurangan Bilangat Bulat
Nurul Laily ............................................................................................................

64. Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui


Aktivitas Pengajuan Masalah
Oktaviyanto Catur Fajar Mulyono ...................................................................... 395

65. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar
Siswa
Orthio Rizki Pratama & Anisa Fatwa Sari ......................................................... 399

66. Pembelajaran Matematika dalam Kelas Inklusi (Studi Pada SDN 1 Medana
Kab. Lombok Utara)
Parhaini Andriani ................................................................................................. 403

67. Penggunaan Berbagai Jenis Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi


Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Media Pembelajaran Matematika
R. A. Rica Wijayanti ............................................................................................. 410

68. Pengembangan Soal Matematika Model TIMSS Tipe Short Answer


Menggunakan Aplikasi Interaktif Berbasis Android Untuk Siswa Kelas VIII
Rachma Windasari ............................................................................................... 415

69. Pengembangan Model Problem Creating Setting Peer Learning Untuk


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Ratih Puspasari & Subanji ................................................................................... 421

70. Study Komparatif Antara Metode Cooperative Think Pair And Share Melalui
Pendekatan Metakognitif dan Metode Improve Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pokok Bahasan Lingkaran Di SMPN 1
Pasrujambe Tahun Ajaran 2014-2015
Restin Suliani & Deka Anjariyah ........................................................................ 431

71. Berpikir Logis dan Sikap Positif dalam Matematika Melalui Realistic
Mathematics Education (RME)
Risa Aries Diana MR ............................................................................................ 438

72. Profil Pemahaman Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Bangun Ruang
Sisi Datar Ditinjau Berdasarkan Gaya Kognitif Field Dependent
Risang Narendra ................................................................................................... 443

x
73. Level Berpikir Kritis Mahasiswa Calon Guru Matematika dalam Memecahkan
Masalah Geometri Analitik
Rohmah Indahwati ............................................................................................... 447

74. Berpikir Kritis Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan
Gender
Roisatun Nisa’ ...................................................................................................... 451

75. Profil Berpikir Visual Siswa SMP Laki-laki dalam Memecahkan Masalah
Geometri
Septi Dariyatul Aini .............................................................................................. 455

76. Pemahaman Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Aljabar Ditinjau dari
Kecerdasan Spasial
Setia Widia Rahayu .............................................................................................. 461

77. IbM Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Bulungan “Workshop Media


Pembelajaran “Recycle Handmade” beserta Cara Membelajarkannya”
Shinta Wulandari, Suciati , & Jero Budi Darmayasa ....................................... 469

78. Integrasi Problem Based Learning (PBL) dalam Lesson Study For Learning
Community
Siska Ari Andini & Hobri................................................................................... 473

79. Representasi Siswa SMP dalam Memahami Masalah Volume Bangun Ruang
Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa
Sri Hartatik ........................................................................................................... 477

80. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Program Linier Menggunakan Aplikasi


Geogebra
Sri Irawati & Sri Indriati Hasanah....................................................................... 485

81. Proses Berpikir Siswa Sma Perempuan dengan Gaya Kognitif Field
Independent dalam Memecahkan Masalah Matematika
Suesthi Rahayuningsih ......................................................................................... 492

82. Pengembangan Soal Matematika Model PISA Konten SPACE AND SHAPE
Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Berdasarkan Analisis
Model RASCH
Suryo Purnomo, Dafik & Kusno .......................................................................... 499

83. Notice Guru Dalam Pembelajaran Terkait Upaya Meningkatkan Kemampuan


Komunikasi Matematis Siswa
Syaifuddin ............................................................................................................. 507

84. Pengaruh K-3D Terhadap Pemahaman Konsep Jarak Topik Geometri Kelas X
Syaiful Bakhri & Mohammad Zahri ................................................................... 513

xi
85. Analisis Proses Berpikir Siswa Pada Materi Geometri Berdasarkan Teori Van
Hiele Berbasis Scientific Approach
Tirta Primasyah HPS, Susanto & Nanik Yulianti ................................................. 520

86. Profil Kemampuan Literasi Matematika Siswa Melalui Soal Matematika Tipe
PISA
Titiek Indahwati .................................................................................................... 526

87. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis CONSTRUCTIVE


CONTROVERSYAPPROACHES DAN CONFLICT RESOLUTION untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Titis Rini Chandrasari, Dafik & Muhtadi Irfan .................................................... 531.

88. Perbandingan Pemilihan Jenis Laptop Menggunakan Metode SAW Dan


TOPSIS
Tony Yulianto, Luthfi & Kuzairi .......................................................................... 537

89. Pengembangan Paket Tes Penalaran Proporsional Siswa SMP (Development of


Mathematical Reasoning Test Package For Junior High School)
Tri novita irawati Susanto & Muhtadi Irvan ........................................................ 543

90. Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Melalui
Lembar Kegiatan Siswa Dengan Pendekatan Saintifik Pokok Bahasan Teorema
Pythagoras
Uji Rosanti ............................................................................................................ 550

91. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Scientific Approach Dengan


discovery Learning Terintegrasi Hots Materi Pola Bilangan Kelas VII SMP
Weindy Pramita Ariandari, Hobri & Dafik ......................................................... 558

92. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Model Pendekatan Berbasis


Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Y. Danni Prihartanto ............................................................................................ 564

93. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui


Pembelajaran Berbasis Masalah
Yudy Tri Utami ..................................................................................................... 570

xii
Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD


SEBAGAI BENTUK INTERAKSI SOSIAL SISWA

Ema Surahmi
Universitas Madura
Alamat : Jalan Raya Panglegur 3,5 KM Pamekasan
Email : emasurahmi_a11@yahoo.com

Abstrak : Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai
pada jenjang pendidikan dasar untuk kemampuan berhitung. Dalam pembelajaran matematika,
pengetahuan informal matematika dikembangkan menjadi konsep matematika melalui interaksi
sosial. Salah satu metode pembelajaran dengan metode permainan yang fungsinya untuk memotivasi
siswa dalam belajar khususnya untuk siswa SD, artinya bermain sambil belajar bukan belajar sambil
bermain atau dengan membawa permainan tradisional dalam pembelajaran matematika. Komunikasi
yang terbentuk dalam permainan tradisioanal merupakan salah satu karakteristik alami, dengan
demikian permainan tradisional dapat digunakan dalam pembelajaran matematika sebagai bentuk
interaksi sosial antar siswa. Sehingga diharapkan dalam proses pembelajaran matematika, selain
transfer pengetahuan, kemmapuan interaksi siswapun dapat berkembang serta mempunyai pesan
moral yang disampaikan melaui permainan tradisional.

Kata kunci: permainan tradisional, pembelajaran matematika SD, interaksi sosial

Pendahuluan tidak mudah dipahami kebanyakan siswa usia


Tujuan Matematika di Sekolah Dasar Sekolah Dasar.
adalah bukan hanya untuk memahami makna Menurut Zulkardi (2002), masalah
dan fakta maupun konsep yang terdapat dalam utama yang sering dihadapi dalam
matematika, melainkan untuk mengembangkan pembelajaran matematika di sekolah yaitu
sikap dan keterampilan yang sistematis, logis, matematika dirasakan sulit oleh siswa karena
kritis dengan penuh kecermatan dalam banyak guru yang mengajarkan matematika
pencapaian pengetahuan. Pendidikan berkaitan dengan materi dan metode yang tidak menarik,
erat dengan segala sesuatu yang berhubungan seorang guru menerangkan dan menjelaskan
dengan perkembangan manusia mulai saja, sementara siswa hanya mencatat. Untuk
perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, menyampaikan materi pada siswa SD
pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai diperlukan motode khusus dengan melihat
kepada perkembangan iman. Salah satu cara perkembangannya pada masa bermain,
meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan bermain sambil belajar dengan tidak
meningkatkan mutu pembelajaran terutama meninggalkan inti materi yang disampaikan
pembelajaran di sekolah dasar (SD), karena berdasarkan pemahaman konsep dasar
pada jenjang pendidikan tersebut peserta didik matematika penting diterapkan dalam
diajarkan tiga kemampuan dasar yaitu Pendidikan Dasar sehingga diharapkan pada
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. tingkat pendidikan selanjutnya siswa sudah
Pembelajaran Matematika merupakan suatu mempunyai bekal informasi terkait konsep
upaya untuk memfasilitasi, mendorong, dan matematika dan lebih mudah mengaitkan
mendukung siswa dalam belajar Matematika. informasi yang baru dengan skema yang
Anak usia Sekolah Dasar sedang mengalami dimiliki siswa. Menghadirkan pembelajaran
perkembangan pada pola pikirnya karena tahap matematika yang menarik dan menyenangkan
berpikir mereka masih belum rasional terutama bagi siswa jarang dilakukan oleh seorang guru
untuk anak atau siswa yang masih duduk di matematika, cenderung dalam pembelajaran
kelas rendah. Karena sifatnya yang abstrak yang terjadi guru kurang melibatkan
oleh karena itu, wajar apabila matematika

132
Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

keikutsertaan siswa, menjadikan pembelajaran coba, termasuk hasil olah budi para pendahulu
yang ada bersifat monoton dan membosankan. kita
Menurut Teori Piaget, siswa SD Sayangnya perkembangan jaman
merupakan tahapan usia operasional konkret teknologi yang semakin pesat membuat jenis
yang memahami sesuatu dengan benda nyata, permainan ini perlahan mulai menghilang.
bukandengan embayangkan. Pembelajaran Pertanyaannya, kemanakah semua jenis
matematika dibuat menjadi riil, siswa tidak permainan tradisional tersebut? Ketika anak -
bisa membayangkan matematika yang pada anak sekarang lebih memilih permainan
dasarnya merupakan sesuatu yang abstrak. modern melalui tayangan televisi, Handphone,
Sesuai dengan Teori Bruner harus dan IT (Technology Information) justru
menggunakan tiga tahap pembelajaran yaitu permainan tradisional dalam pembelajaran di
enactive (melibatkan aktivitas siswa), ikonic sekolah maupun luar sekolah sebagai
(menggunakan gambar-gambar), dan symbolic permainan anak, dewasa ini sudah tidak
(menggunakan simbol-simbol berupa angka- dikenal dan tidak diperkenalkan lagi oleh para
angka dan tanda operasi bilangan). guru maupun orangtua. Permainan tradisional
Upaya yang dapat dilakukan guru yang ada di Indonesia cukup banyak, sehingga
dengan melihat pembelajaran matematika pada dalam penulisan artikel ini hanya mencakup
tingkat SD dengan metode permainan, beberapa jenis saja yang dapat digunakan
permainan yang dapat digunakan guru adalah dalam pembelajaran matematika, contoh :
permainan tradisional. Permainan tradisional Congklak (Dakon), Galah Asin (Gobak
merupakan salah satu bentuk social interaction Sodor), Kelerengan, Layangan, Engklek,
yang bersifat alami bagi pebelajar, khususnya Pletokan, Lompat Tali, Dam-Dam‟an dan
pada tingkat pendidikan dasar Permainan Gasing
(tradisional) secara alami sangat menuntut
adanya interaksi, baik dalam satu tim maupun Pembelajarn Matematika SD
antar tim. Bentuk paling dasar dari komunikasi Tujuan umum dan khusus yang ada
dalam permainan adalah kesepakatan sebagai dikurikulum SD, merupakan pelajaran
salah satu bentuk dari interaksi sosial. Dalam matematika disekolah, jelas memberikan
makalah ini akan mengangkat peran permainan gambaran belajar tidak hanya di bidang
tradisional dalam pembelajaran matematika kognitif saja, tetapi meluas pada bidang
SD sebagai bentuk interaksi siswa, yang psikomotor dan afektif. Pembelajaran
diharapkan guru dan orang tua matematika diarahkan untuk pembentukan
memperkenalkan kembali bentuk-bentuk kepribadian dan pembentukan kemampuan
permainan tradisional yang selama ini sudah berpikir yang bersandar pada hakikat
hampir hilang maupun belum dikenalkan matematika. Hasil lain yang tidak dapat
kepada siswa. diabaikan adalah terbentuknya kepribadian
yang baik dan kokoh. Dalam pembelajaran
Permainan Tradisional matematika, sesuai dengan Teori Bruner harus
Permainan tradisional adalah menggunakan tiga tahap pembelajaran yaitu:
permainan yang dimainkan oleh anak-anak 1. Tahap Enaktif (Konkret)
jaman dulu. Kebanyakan permainan ini Tahapan ini berkaitan dengan
dilakukan dengan cara kelompok. Kehidupan bagaimana seseorang melakukan sesuatu dan
masyarakat di masa lalu yang bisa dibilang serangkaian tindakan dalam mencapai suatu
tidak mengenal dunia luar telah mengarahkan hasil
dan menuntun mereka pada kegiatan sosial dan 2. Tahap Ekonik (Semi Konkret)
kebersamaan yang tinggi, yang merupakan Berdasarkan pada pikiran internal
hasil pemikiran, kreativitas, prakarsa coba- (Dahar, 2011:78). Pada tahap ini menyatakan

133
Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

bahwa kegiatan anak-anak mulai menyangkut Menggunakan Aturan (Games) Keteraturan


mental yang merupakan gambaran dari objek- ini mungkin terdapat dalam konsep tertentu
objek, dimana seseorang memahami objek- tapi tidak terdapat dalam konsep yang lainnya.
objek melalui gambar-gambar atau visualisasi Anak yang telah memahami aturan-aturan tadi.
verbal. Jelaslah, dengan melalui permainan siswa
3. Tahap Simbolik (Abstrak) diajak untuk mulai mengenal dan memikirkan
Berdasarkan pada sistem berpikir bagaimana struktur matematika 3. Permainan
abstrak, arbitrer dan lebih fleksibel (Dahar, Kesamaan Sifat (Searching for
2011:78). Dalam tahap ini anak memanipulasi communalities) Dalam mencari kesamaan sifat
symbol-simbol secara langsung dan tidak ada siswa mulai diarahkan dalam kegiatan
kaitannya dengan objek-objek.pada tahapan ini menemukan sifat-sifat kesamaan dalam
anak telah mencapai transisi dari tahap ekonik permainan yang sedang diikuti. 4 Permainan
ke tahap simbolik yang diasarkan pada system Representasi (Representation)
berpikir abstrak dan lebih fleksibel. Pada Representasi adalah tahap pengambilan sifat
tahapan ini dapat dikatakan bahwa seseorang dari beberapa situasi yang sejenis. Para siswa
telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan- menentukan representasi dari konsep-konsep
gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh tertentu. Setelah mereka berhasil
kemampuannya dalam berbahasa logika. menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat
Seperti yang diungkapkan pada teori dalam situasi-situasi yang dihadapinya itu.
Bruner, Dienes mengemukakan bahwa tiap- Representasi yang diperoleh ini bersifat
tiap konsep atau prinsip dalam matematika abstrak. 5. Permainan dengan Simbolisasi
yang disajikan dalam bentuk yang konkret (Symbolization) Simbolisasi termasuk tahap
akan dapat dipahami dengan baik. belajar konsep yang membutuhkan
Ini mengandung arti bahwa jika benda-benda kemampuan merumuskan representasi dari
atau objek-objek dalam bentuk setiap konsep-konsep dengan menggunakan
permainan akan sangat berperan bila simbol matematika atau melalui perumusan
dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran verbal. Sebagai contoh, dari kegiatan mencari
matematika. banyaknya diagonal dengan pendekatan
Tahap belajar adalah interaksi yang induktif tersebut, kegiatan berikutnya
direncanakan antara yang satu segmen struktur menentukan rumus banyaknya diagonal pada
pengetahuan dan belajar aktif, yangdilakukan layangan yang digeneralisasikan dari pola
melalui media matematika yang didesain yang didapat anak. 6. Permainan dengan
secara khusus. Menurut Dienes, permainan Formalisasi (Formalization) Formalisasi
matematika sangat penting sebab operasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir.
matematika dalam permainan tersebut Dalam tahap ini siswa-siswa dituntut untuk
menunjukkan aturan secara kongkret dan lebih mengurutkan sifat-sifat konsep dan kemudian
membimbing dan menajamkan pengertian merumuskan sifat-sifat baru konsep tersebut,
matematika pada anak didik. sebagai contoh siswa yang telah mengenal
Menurut Dienes konsep-konsep dasar-dasar dalam struktur matematika seperti
matematika akan berhasil jika dipelajari dalam aksioma, harus mampu merumuskan.
tahap-tahap tertentu. Dienes membagi tahap- Mempertegas teori Brunner dan Dienes,
tahap belajar menjadi 6 tahap, yaitu: 1. menurut Kline (Pitadjeng, 2006) belajar akan
Permainan Bebas (Free Play) Permainan efektif jika dilakukan dalam suasana yang
bebas merupakan tahap belajar konsep yang menyenangkan. Sedangkan menurut Pitadjeng
aktifitasnya tidak berstruktur dan tidak (2006: 3) orang yang belajar akan merasa
diarahkan. Selama permainan pengetahuan senang jika memahami apa yang dipelajari.
anak muncul. 2. Permainan yang Pendapat keduanya juga berlaku bagi siswa

134
Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

Sekolah Dasar yang sedang belajar sambil bermain sehingga siswa menjadi aktif
Matematika. dan senang dalam belajar (Somakim, 2008).
Mengenai permainan pada anak-anak
Interaksi Sosial tingkat SD, Fosnot & Maarten Dolk (2001)
Menurut Vygotsky, setiap individu menyatakan bahwa children of all ages, across
berkembang dalam konteks sosial. Semua all cultures, love to play games. Board games,
perkembangan intelektual yang mencakup card games, and dice games provide rich
makna, ingatan, pikiran, persepsi, dan contexts for mathematical learning. Games
kesadaran bergerak dari wilayah interpersonal can also be made that will bring certain
ke wilayah intrapersonal. Mekanisme yang mathematical ideas to the surface for
mendasari kerja mental tingkat tinggi itu exploration. Anak-anak dari segala usia suka
merupakan salinan dari interaksi sosial. Selain bermain game. Permainan papan, permainan
itu Vygotsky sangat menekankan pentingnya kartu, dan permainan dadu menyediakan
peranan lingkungan kebudayaan dan interaksi konteks yang kaya untuk belajar matematika.
sosial dalam perkembangan sifat-sifat dan tipe- Games juga dapat dibuat untuk mengeksplor
tipe manusia (Slavin, 2000:46). ide-ide matematika tertentu ke permukaan.
Menurut Vygotsky siswa sebaiknya Permainan tradisional berikut merupakan
belajar melalui interaksi dengan orang dewasa contoh permainan yang dapat digunakan pada
dan teman sebaya yang lebih mampu. Interaksi pembelajaran matematika berbasis permainan
sosial ini memacu terbentuknya ide baru dan :
memperkaya perkembangan intelektual siswa. 1. Congklak (Dakon)
Jadi, dapat berupa orang dewasa atau kawan Permainan congklak merupakan
sebaya. Penekanan belajar siswa secara aktif permainan yang dimainkan oleh dua orang.
ini perlu dikembangkan.Kreativitas dan Alat yang digunakan terbuat dari kayu atau
keaktifan siswa akan membantu mereka untuk plastik. Pada kedua ujungnya terdapat lubang
berdiri sendiridalam kehidupan kognitif siswa yang disebut induk. Diantara keduanya
sehingga belajar lebih diarahkan pada terdapat lubang yang lebih kecil dari induknya
experimental learning yaitu merupakan berdiameter kira-kira 5 cm. Setiap deret
adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman berjumlah 7 buah lubang. Pada setiap lubang
konkrit. Secara singkat bisa dikatakan bahwa kecil tersebut diisi dengan kerang atau biji-
suatu proses belajar akan menjadi lebih efektif bijian sebanyak 7 buah. Cara bermainnya
dan efisien jika para pebelajar saling adalah dengan mengambil biji-bijian yang ada
mengkomunikasikan ide melalui interaksi di lubang bagian sisi milik kita kemudian
sosial. mengisi biji-bijian tersebut satu persatu ke
lubang yang dilalui termasuk lubang induk
milik kita (lubang induk sebelah kiri) kecuali
lubang induk milik lawan, jika biji terakhir
Pembahasan jatuh di lubang yang terdapat biji-bijian lain
Permainan Tradisional Dalam maka bijian tersebut diambil lagi untuk
Pembelajaran Matematika dan Interaksi diteruskan mengisi lubang-lubang selanjutnya.
sosial Begitu seterusnya sampai biji terakhir
Bermain merupakan salah satu ciri anak jatuh kelubang yang kosong.
usia SD yang dapat berinteraksi langsung
denganlingkungan. Dengan mengintegraksikan
permainan ke dalam proses pembelajaran,
berarti turut mengkondisikan siswa belajar

135
Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

Bagi anggota grup yang mendapatkan


tugas untuk menjaga garis batas vertikal
(umumnya hanya satu orang), maka orang ini
mempunyai akses untuk keseluruhan garis
batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.
Prinsip Matematika:
Gambar. 1(Permainan Dakon - Konsep garis sejajar dan garis berpotongan
Jika biji terakhir tadi jatuh pada lubang - Konsep bangun datar dengan melihat
yang kosong maka giliran pemain lawan yang bidang persegi panjang pada arena bermain.
melakukan permainan. Permainan ini berakhir Prinsip Interaksi: Kewaspadaan,
jika biji-bijian yang terdapat di lubang yang sportivitas dan kerjasama
kecil telah habis dikumpulkan Pemenangnya
adalah anak yang paling banyak 3. Kelereng
mengumpulkan biji-bijian ke lubang induk Permainan ini biasanya dimainkan di
miliknya. tanah. Dalam bermain, biasanya sejumlah
Prinsip Matematika: kelereng akan diletakkan di dalam sebuah
- Permainan ini merupakan sarana untuk lingkaran yang sudah dibuat sebelumnya
mengatur strategi dan kecermatan. ketika pemain menentukan urutan permainan.
- Konsep Pembagian, yaitu dengan membgai Pemain yang dapat melemparkan kelereng
biji secara adil untuk setiap lubang kecil dengan jarak paling dekat ke suatu lubang
- Konsep berhitung dan penjumlahan akan bermain paling awal.
Prinsip Interaksi: Prinsip Matematika:
Melatih konsentrasi, mendidik sifat - Konsep perbandingan( ketika perbedaan
sportifitas anak, melatih koordinasi 2 sisi jarak antar kelereng cukup jelas)
tubuh. - Konsep pengukuran (ketika perbedaan
jarak tidak begitu jelas)
2. Galah Asin (Gobak Sodor) - Berpikir Logis (strategi-strategi untuk
Galah Asin atau di daerah lain disebut memenangkan)
Galasin atau Gobak Sodor adalah sebuah - Konsep Berhitung
permainan grup yang terdiri dari dua grup, di
mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5
orang. Inti permainannya adalah menghadang
lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke
baris terakhir secara bolak-balik. Permainan ini
biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis
dengan acuan garis garis yang ada atau bisa Gambar. 3 (Permainan Kelereng)
juga dengan menggunakan lapangan persegi
dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 Prinsip Interaksi:
bagian. Kesenangan bermain bersama teman-
temannya, mempunyai jiwa berkomepetisi
(rasa untuk memenangkan dengan teknik yang
digunakan), kemampuan sosial (bagaimana
anak mampu menjalin pertemanan dengan
kawan mainnya, hubungan pertemanan akan
memberi kesempatan pada anak untuk
mempelajari konteks sosial yang lebih luas,
Gambar 2 (Gobak Sodor)
Jujur (Anak juga punya kesempatan

136
Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

mengembangkan karakter dan kepribadian - Sifat-sifat kubus


yang positif ketika bermain). Prinsip Interaksi: Kebersamaan,
kompetisi, sportif.
4. Layangan Pletokan
Layang-layang atau layangan merupakan Mainan ini seperti tembakan yang terbuat
lembaran bahan tipis berkerangkay ang dari bambu dengan menggunakan bermacam-
diterbangkan ke udara dan terhubungkan macam peluru. Ada yang menggunakan kertas
dengan tali atau benang ke daratan koran basah yang dibuat menjadi bola-bola
ataupengendali. Layang-layang yang kecil, menggunakan buah liar berukuran kecil,
memanfaatkan kekuatan hembusan angin dan daun.
sebagai alat pengangkatnya.Permainan ini bisa
dilalukan sendiri atau bersama.
Prinsip Matematika:
- Konsep bangun datar pada layang-layang
- Sifat-sifat yang ada pada layang-layang
- Konsep Luas layang-layang
Prinsip Interaksi: Kebersamaan Gambar. 6 (Permainan Pletokan)
Cara memainkannya dengan
menembak, pertama peluru dimasukkan
dengan batang penolak sampai ke ujung
laras. Tembakan ini akan menimbulkan
bunyi pletok dan peluru terlontar
berdasarkan jarak jatuhnya peluru, yang
menembakkan peluru lebih jauh pemain
Gambar. 4 (Permainan layangan)
tersebutlah yang menang.
5. Engklek Prinsip Matematika:
Jenis permainan tradisional ini dilakukan di - Konsep perbandingan (menghitung
pelataran dengan menggambar kotak. Cara perbandingan jarak jatuhnya peluru).
bermain engklek ; Para pemain harus - Konsep Volume dengan melihat mainan
melompat denga menggunakan satu kaki di pletok dari potongan bambu (volume
setiap kotak-kotak yang telah digambarkan tabung)
sebelumnya di tanah.Untuk dapat bermain, - Sifat-sifat yang dimiliki tabung
setiap anak harus mempunyai kereweng atau Prinsip Interaksi: Kebersamaan
gacuk yang biasanya berupa pecahan genting,
keramik lantai. 6. Lompat Tali.
Permainan lompat tali adalah permainan
yang menyerupai tali yang disusun dari karet
gelang. Jika bermain secara berkelompok
biasanya melibatkan minimal tiga anak, dua
anak akan memegang ujung tali; satu dibagian
kiri, satu lagi dibagian kanan, sementara anak
Gambar. 5 (Permainan Engklek) yang lainnya mendapat giliran untuk
Prinsip Matematika: melompati tali. Tali direntangkan dengan
- Konsep bangun ruang dengan melihat ketinggian bergradasi, dari paling rendah
kotak-kotak yang digambarkan merupakan hingga paling tinggi. Yang pandai melompat
kerangka kubus. tinggi,dialahyang keluar sebagai pemenang

137
Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

Gambar.7 (Permainan Lompat Tali) Gambar .9 (Permainan Dam-Dam’an)


Prinsip Matematika:
Prinsip Matematika: - Konsep Garis(horisontal, vertikal, diagonal)
- Konsep Perbandingan (Melompat dengan - Strategi dan Pengambilan keputusan
lompatan paling tinggi yang menang ) (berpikir logis agar dapat membuat garis
- Konsep Berhitung matematis (Saat - Konsep Bangun datar dengan melihat
melakukan lompatan, terkadang pemain gambar yang digunakan dalam permainan
perlu berhitung agar lompatannya sesuai - Konsep segitiga bisa dibuktikan dari
dengan jumlah yang telah ditentukan dalam konsep persegi
aturan permainan) - Konsep menghitung luas bangun datar.
- Konsep pengambilan keputusan (Disaat Prinsip Interaksi : Sportif, Kejujuran,
berani melakukan tindakan melompat atau toleransi dan menghargai (memberikan
tidak) kesempatan teman main untuk berpikir
Prinsip Interaksi: Kebersamaan mengatur strategi).
(Kenyamanan bermain dengan bentuk
kelompok), pemberani , sportif (siap menerima
menang dan kalah), ketangkasan, ketepatan 8. Gasing
dan ketelitian (bagaimana ketika tali Gasing adalah mainan yang bisa berputar
pada poros dan berkesetimbangan pada suatu
diayunkan, anak dapat melompat sedemikian
titik. Sebagian besar gasing dibuat dari kayu,
rupa sehingga tidak sampai terjerat tali dengan
berusaha mengikuti ritme ayunan) walaupun sering dibuat dari plastik, atau
bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk
hingga menjadi bagian badan gasing. Cara
7. Dam-Da’man
memainkan dengan menarik tali yang melilit di
Permainan Dam-Dam adalah permainan ini
gasing.
cukup dilakukan oleh dua anak yang saling
berhadap-hadapan. Setiap anak yang bermain,
sebaiknya mencari tiga buah gacuk (alat
bermain yang sama), misalnya kalau krikil,
krikil semua. Tujuannya agar dalam permainan
mudah membedakan gacuk sendiri dengan
gacuk lawan. 1) jika gacuk sudah dipegang
maka harus dijalankan/dipindah ke kotak lain,
2) tidak berlaku istilah “nas” (artinya maaf
Gambar. 9 (Permainan Gasing)
keliru). 3) Setiap gacuk hanya boleh
melangkah 1 kotak yang paling dekat. 4) Prinsip Matematika:
pemain dikatakan menang jika tiga gacuk telah Konsep pengukuran waktu
membentuk garis lurus (horisontal, vertikal, Prinsip Interaksi : Sportif, Kebersamaan
atau diagonal. (kenyamanan dalam bermain yang
berbentuk kelompok)

138
Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

Simpulan dan Saran oleh guru dalam pembelajaran dengan


1. Simpulan kesesuaian materi, sebagai variasai
Penggunaan permainan tradisional dalam pembelajaran yang dilakukan di kelas.
pembelajaran matematika SD mengajarkan siswa b. Permainan tradisional dalam pembelajaran ,
melakukan penemuan kembali konsep matematika siswa diharapkan kreatif, imajinatif serta
dari pengalaman yang dilaluinya, sehingga akan mengembangkan kemampuan berpikir logis
lebih melekat. Selain konsep matematika siswa
matematis dengan menggunakan
mendapatkan pembelajaran bagaiman belajar
pengetahuan yang sudah dimiliki
berintraksi dengan teman-temaan sebaya atau
dengan orang yang lebih dewasa karena mampu berdasarkan pengalaman diberikannya
mengkomunikasikan dengan baik dari ide-ide yang masalah-masalah dalam konteks yang
dimilki. Sehingga diharapkan siswa dengan usia SD disajikan serta mengimplementasikan
mampu mengembangkan kemampuan sosialnya. pembelajaran yang melibatkan keterkaitan
antara matematika dengan kehidupan siswa
2. Saran
a. Pembelajaran yang menyertakan permainan
tradisional diharapkan dapat diterapkan

Daftar Rujukan September 2005. Palembang : Percetakan


Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Unsri
Theory and Practice. Sixth Edition. Pitadjeng, 2006, Pembelajaran mtematika yang
Boston: Allyn and Bacon Menyenangkan, Jakarta, Depdiknas
Somakim. 2008. Teori Belajar Dienes,
Fosnot, Catherine Twomey &Maarten Dolk. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar,
2001. Young MATHEMATICIANS AT Jakrta, Depdiknas
WORK, Constructing Number Sense, Somakim. 2008. Teori Belajar Dienes,
Addition, and Subtraction. United States Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar,
of America: acid-free paper Jakrta, Depdiknas
Endaswara, Suwardi.2010. Folklor Jawa
Zulkardi. 2005. Pendidikan Matematika di Masam, Bentuk, dan Nilainya. Jakarta:
Indonesia : Beberapa Permasalahan dan Penaku
Upaya Penyelesaiannya. Disampaikan Dahar, R.W (2011), Teori-teori Belajar dan
pada Rapat Khusus Terbuka Senat Unsri Pembelajaran , Jakarta, Erlangga

139

Anda mungkin juga menyukai