Anda di halaman 1dari 2

NAMA: M.

ROBBI KURNIAWAN

NIM: 2202113578

MATA KULIAH: TATA KELOLA PERUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU: Dr. NASRIZAL, SE., M.Si., Ak., CA

Materi Kelompok 2 mengenai “PENGANTAR ETIKA BISNIS”

Etika, dalam segala bentuknya, berkaitan dengan benar atau salah, baik atau buruk. Itu bisa
berupa seperangkat prinsip yang dipegang oleh individu atau kelompok atau disiplin ilmu yang
mempelajari prinsip-prinsip etika tersebut. Bagaimana jika Etika Bisnis tidak di lakukan atau di
jalankan di dalam sebuah perusahaan? Di sini saya akan meriview sebuah Kasus terkait dengan
pelanggaran Etika Bisnis untuk memenuhi tugas mata kuliah tata kelola perusahaan

CONTOH KASUS: Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntansi Kecurangan dalam


Laporan Keuangan PT KAI

Kasus yang terjadi pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) tahun 2006, yaitu adanya
keterlibatan auditor dalam melakukan rekayasa keuangan BUMN tersebut. Selaku Komisaris dari
PT Kereta Api saat itu mengatakan adanya manipulasi laporan keuangan, di mana seharusnya
perusahaan merugi namun dilaporkan memperoleh keuntungan. Menurutnya, sejumlah pos yang
seharusnya dinyatakan sebagai beban bagi perusahaan tetapi masih dinyatakan sebagai aset
perusahaan, sedangkan laporan keuangan tersebut telah diperiksa oleh akuntan publik. Sehingga,
seharusnya dapat terdeteksi apabila adanya ketidakbenaran dalam laporan keuangan BUMN
tersebut. Dari kasus PT KAI tersebut, menunjukkan akuntan yang terlibat tidak mampu memegang
teguh Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), yaitu terciptanya akuntan publik yang jujur
berkualitas dan dapat dipercaya.

REVIEW:

Menurut saya, di dalam kasus manipulasi laporan keuangan PT.KAI, terdeteksi adanya
kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Ini merupakan suatu bentuk penipuan yang dapat
menyesatkan investor dan stakeholder lainnya. Komisaris PT KAI Hekimus Manao yang juga
sebagai Direktur Informasi dan Akuntansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara
Departemen Keuangan mengatakan, laporan keuangan itu telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik S. Manan. Diduga terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT KAI tahun 2005,
perusahaan BUMN itu dicatat meraih keutungan sebesar Rp 6,9 Miliar. Padahal apabila diteliti
dan dikaji lebih rinci, perusahaan seharusnya menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar. Perbedaan
pendapat terhadap laporan keuangan antara komisaris dan auditor akuntan publik terjadi karena
PT KAI tidak memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Ketiadaan tata kelola yang baik itu juga
membuat komite audit (komisaris) PT KAI baru bisa dibuka akses terhadap laporan keuangan
setelah diaudit akuntan publik. Akuntan publik yang telah mengaudit laporan keuangan PT KAI
tahun 2005 segera diperiksa oleh Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik.

Sesuai dengan materi pada bab ini setiap profesi yang dijalani pastilah memiliki etika atau
hal-hal yang harus dipatuhi. Dengan adanya etika, setiap tindakan atau perbuatan yang akan
dilakukan harus dipikirkan terlebih dahulu agar tidak terjadinya kasus pelanggaran etika dalam
suatu profesi dan setiap individu tidak dapat bertindak semena-mena dengan profesi yang
dijalaninya.

Jika terjadi kasus pelanggaran etika profesi yang mana dalam kasus ini adalah profesi
akuntansi atau kecurangan dalam laporan keuangan, hal tersebut merupakan serius dan dapat
merugikan pemangku kepentingan seperti investor, karyawan, dan pihak lainnya yang terlibat.
Dalam kasus semacam ini, biasanya dilakukan investigasi oleh otoritas terkait dan tindakan hukum
dapat diambil tergantung pada keparahan pelanggaran. Penting untuk dicatat bahwa dalam praktik
akuntansi, integritas dan kepatuhan terhadap etika profesi sangat penting. Profesional akuntan
diharapkan untuk mentaati standar etika dan memastikan laporan keuangan yang akurat dan
transparan. Jika terdapat pelanggaran, ini dapat merusak reputasi perusahaan dan mempengaruhi
kepercayaan publik.

Anda mungkin juga menyukai