Anda di halaman 1dari 109

IMPLEMENTASI EVALUASI PEMBELAJARAN PAI & BUDI PEKERTI

BERBASIS GOOGLE FORM DI KELAS IX SMPN 16 KOTA CIREBON

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (S. Pd)
pada program studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:
MUTIARA HIKMAH
2019.1.22.1.02674

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTASTARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM BUNGA BANGSA
CIREBON TAHUN 2022/2023

i
NOTA DINAS

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Mutiara Hikmah
NIM : 2019.1.22.1.02674
Prodi : Pendidikan Agama Islam

Saya Menyatalan bahwa Skripsi yang berjudul “Implementasi evaluasi


pembelajaran berbasis Google form terhadap respon belajar siswa pada mata
pelajaran PAI & Budi Pekerti di kelas IX SMPN 16 Kota Cirebon” beserta
isinya adalah benar – benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau mengutip yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat akademik.

Atas pernyataan di atas, saya siap menanggung resiko atau sanksi apapunyang di
jatuhkan kepada saya sesuai dengan peraturan yang berlaku , apabila dikemudian
hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau klaim terhadap
keaslian karya saya ini.

Cirebon, 30 Agustus 2023


Yang Membuat
Pernyataan,

Mutiara Hikmah
NIM : 2019.1.22.1.02674
iii
PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Implementasi evaluasi pembelajaran berbasis Google


form terhadap respon belajar siswa pada mata pelajaran PAI & Budi Pekerti
di kelas IX SMPN 16 Kota Cirebon” oleh Mutiara Hikmah NIM.
2019.1.22.1.02674 telah diajukan dalam sidang munaqosah Program Studi
Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon Pada tanggal
………

Cirebon,
Sidang Munaqosah

Ketua, Sekretaris
Merangkap Anggota Merangkap Anggota

Dr. H. Oman Fathurohman, M.A. Drs.Sulaiman, M.M.Pd


NIDK.8886160017 NIDN. 2118096201

Penguji I Penguji II

Muhammad Iqbal Al Ghozali, M.pd. Ratna Purwati, M.Pd

NIDN. 2105049401 NIDN. 2112029101

iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING

v
ABSTRAK

MUTIARA HIKMAH. NIM. 2019.1.22.1.02674: IMPLEMENTASI EVALUASI


PEMBELAJARAN BERBASIS GOOGLE FORM DALAM PENINGKATAN
RESPON BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI & BUDI
PEKERTI DI KELAS IX SMPN16 KOTA CIREBON.
Penelitian ini membahas tentang implementasi evaluasi pembelajaran berbasis
google form dalam peningkatan respon belajar siswa pada mata pelajaran PAI &
Budi Pekerti, yang dilatar belakangi oleh adanya pandemi COVID-19 sehingga
mengharuskan para guru untuk berinovasi dalam pembuatan media pembelajaran
berbasis tekhnologi, salah satu yang digunakan adalah pemilihan media evaluasi
pembelajaran berbasis google form sebagai alat pembelajaran pada mata pelajaran
PAI di SMPN 16 Kota Cirebon.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) untuk mendeskripsikan perencanaan evaluasi
pembelajaran berbasis Google form pada mata pelajaran PAI & Budi pekerti (2)
untuk mendeskripsikan implementasi evaluasi pembelajaran berbasis Google form
pada mata pelajaran PAI & Budi pekerti di SMPN 16 Kota Cirebon (3) untuk
mendeskripsikan sistem penilaian yang digunakan selama proses evaluasi
pembelajaran berbasis Google form berlangsung.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitiannya yaitu,
penelitian deskriptif. Data dan sumber data diambil dari Guru dan Siswa SMPN 16
Kota Cirebon. Tekhnik pengumpulan data menggunakan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data.
Tekhnik analisis data dilakukan dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini yaitu, menunjukkan bahwa : (1) Perencanaan
pembelajaran meliputi beberapa tahapan yaitu, menyiapkan RPP yang memenuhi
standar KI, KD, Indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam
materi (2) pengimplementasian evaluasi pembelajaran digunakan ketika akan
melaksanakan ulangan harian, UTS dan UAS (3) Sistem penilaian yang digunakan
yaitu penilaian kemampuan siswa, penilaian dari soal-soal, penilaian hafalan,
penilaian sikap.
Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya implementasi pembelajaran dengan
menggunakan google form dalam proses evaluasi bukan hanya dapat menunjang
belajar siswa melainkan memberikan kemudahan bagi para guru dalam
mengevaluasi siswa.

vi
Kata kunci : Evaluasi, Google form, Respon belajar
ABSTRACT

MUTIARA HIKMAH. NIM. 2019.1.22.1.02674: IMPLEMENTATION OF


GOOGLE FORM-BASED LEARNING EVALUATION IN INCREASING
STUDENT LEARNING RESPONSE IN PAI & CIVIL CIVIL SUBJECTS IN
CLASS IX SMPN 16 CIREBON CITY

This study discusses the implementation of Google Form-based learning


evaluation in increasing student learning responses in PAI & Moral Education
subjects, which is motivated by the COVID-19 pandemic which requires teachers to
innovate in making technology- based learning media, one of which is the selection
of learning evaluation media based on google form as a learning tool in PAI
subjects at SMPN 16 Kota Cirebon.
Based on the formulation of the problem that has been described, this study aims
to (1) describe the planning of Google form-based learning evaluation in PAI &
morals subjects (2) to describe the implementation of Google form-based learning
evaluation in PAI & morals subjects in SMPN 16 Cirebon City (3) to describe the
assessment system used during the Google form-based learning evaluation process.
The research method used is qualitative with the type of research that is,
descriptive research. Data and data sources were taken from Teachers and Students
of SMPN 16 Kota Cirebon. Data collection techniques using observation, interviews
and documentation. Data validity test was carried out by data triangulation. Data
analysis techniques were carried out with the stages of data collection, data
reduction, data presentation and drawing conclusions.
The results of this study show that: (1) Learning planning includes several
stages, namely, preparing lesson plans that meet KI,KD, indicators and learning
objectives that have been set in the material (2) implementing learning evaluation is
used when carrying out daily tests, UTS and UAS (3) The assessment system used is
the assessment of student abilities, assessment of questions, rote assessment, attitude
assessment.
It can be concluded that the implementation of learning using Google Forms in
the evaluation process can not only support student learning but also make it
easy for teachers to evaluate students

vii
Keyword : Evaluation, google form, response learning
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat
yang sangat luar biasa. Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan, akhirnya
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan judul : “Implementasi evaluasi
pembelajaran berbasis Google form terhadap respon belajar siswa pada mata
pelajaran PAI & Budi Pekerti di kelas IX SMPN 16 Kota Cirebon”. Penelitian
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana
Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah Universitas Bunga Bangsa Cirebon.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
tidak akan terselesaikan tanpa adanya bimbingan,dorongan, motivasi serta dukungan
baik moril maupun materil, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada banyakpihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada :
1. Dr. H. Oman Faturohman, MA. Rektor Universitas Islam BungaBangsa Cirebon
2. Bapak Agus Dian Alirahman, M.pd.I Ketua Program StudiAgama Islam
Universitas Bunga Bangsa Cirebon dan selaku dosen pembimbing 1
3. Bapak Angga Marzuki, MA. Selaku Dosen Pembimbing 2
4. Kepala Sekolah serta rekan-rekan staf dan Guru SMPN 16 Kota Cirebon, yang
telah memberikan izin dalam penelitian skripsi ini
5. Kedua orang tuaku yang hebat dan terkasih Alm. Bapak Sobirin dan Ibu Heni
risnaeni yang selalu menjaga penulis dalam tiap bait-bait do’a nya dan memberi
semangat serta motivasi kepada penulis selama berada di bangku kuliah sampai
sekarang hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu
6. Nursofiatun Khofifah sepupu tercinta yang sudah mau diganggu waktunya untuk
direpotkan dalam segala hal terutama ketika penyusunan skripsi ini berlangsung
7. Sausan Zulfiyyah Jinan, teman seperjuangan terbaik yang selalu membersamai
dan memberikan support dari awal perkuliahan hingga saat ini.
8. Mar’atus Saleha, Tiara Dwi Ningrum teman seperjuangan dari MAN, yang sudah
bersedia meluangkan waktu dan memberikan pundaknya untuk tempat bersandar
ketika dunia saya sedang tidak baik-baik saja. Terimakasih masih menetap ketika
yang lain meninggalkan.
9. Untuk Diriku, terimakasih telah berjuang, kuat dan sabar. Terimakasih karena
masih punya alasan untuk tetap hidup disaat berkali-kali melihat kesempatan
viii
untuk mengakhiri. Beribu maaf atas kesalahan, kelelahan, masalah serta
kesedihan yang selalu hadir. Tetap tersenyum, maafkan orang-orang yang telah
menyakiti dan percaya bahwa rasa sakitmu kali ini akan mengantarkanmu pada
derajat yang lebih tinggi di mata Allah Swt, Aamiin

ix
DAFTAR ISI

NOTA DINAS........................................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN..............................................................................iii
PENGESAHAN....................................................................................................iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT..........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Fokus Masalah............................................................................................3
C. Rumusan Masalah......................................................................................3
D. Tujuan Peneliti............................................................................................4
E. Kegunaan Penelitian...................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................6
A. Deskripsi Teoritik.......................................................................................6
1. Evaluasi Pembelajaran........................................................................6
2. Google form......................................................................................13
3. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti....................20
B. Hasil Penelitian yang Relevan..................................................................22
C. Kerangka Berpikir....................................................................................23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…..........................................25
A. Pendekatan, Jenis dan Desain Penelitian..................................................25
B. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................26
C. Data dan sumber data...............................................................................26
D. Pengumpulan data....................................................................................27
E. Teknik menguji keabsahan data...............................................................28
x
F. Teknik analisis data..................................................................................29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................25


A. Hasil Penelitian.........................................................................................30
B. Pembahasan..............................................................................................34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................39
a. Kesimpulan..................................................................................39
b. Saran.............................................................................................39
DAFTARPUSTAKA…............................................................................40
LAMPIRAN…..........................................................................................43

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 pembuatan akun gmail........................................................................15


Gambar 3.1 Tampilan setelah pembuatan akun gmail............................................15
Gambar 4.1 Tampilan awal pembuatan google form pembuatan akun gmail........16
Gambar 5.1 Tampilan awal google form...............................................................16
Gambar 6.1 Tampilan soal di google form............................................................17
Gambar 7.1 Kerangka berpikir...............................................................................23

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 waktu penelitian....................................................................................26

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Corona virus (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
virus. Virus ini merupakan keluarga virus Severe Acite Respiratory syndrom
(SARS) dan jenis virus flu biasa. Kasus pertama COVID-19 berasal dari
provinsi Hubei tepatnya di kota Wuhan, China sejak Desember 2019. Kasus
COVID-19 di Indonesia diumumkan pada tanggal 2 Maret 2020.(Southey,
2021)
Kasus tersebut mengalami peningkatan hingga diberlakukannya
Pembatasan Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan oleh pemerintah
sebagai upaya pencegehan COVID-19 (Levani et al., 2021). Dengan
diterapkannya PSBB, hampir semua pelayanan pemerintahan dan non-
pemerintahanuntuk sementara dihentikan. Tidak terkecuali pelayanan
pendidikan yang harus dilaksanakan kedalam bentuk pembelajaran dari
rumah (BDR) atau biasa dikenal dengan Pembelajaran daring
Adanya himbauan untuk dirumah saja, proses pembelajaran punberubah.
Baik itu dari media penyampaiannya dan evaluasi pembelajarannya. Hal ini,
bisa dilihat dari sisi medianya pasti berbeda karena dilaksanakan secara
terpisah yang dinamakan pembelajaran jarak jauh dan saat ini disebut
pembelajaran daring (dalam jaringan). Jadi, seluruh peserta didik dari PAUD
sampai SMA atau SMK, juga Mahasiswa harus melaksanakan pembelajaran
di rumah saja yang dilaksanakan secara daring atau online. Pembelajaran
online yang dilaksankan untuk anak usia SD atau MI suatu hal yang baru,
karena sebelumnya pembelajaran dilaksanakan tatap muka (Alfonsius, 2021)
Adanya pembelajaran daring ini seiring dengan perkembangan teknologi
informasi beberapa tahun belakangan ini dengan sangat tinggi,sehingga tidak
bisa dipungkiri bahwa pada generasi 4.0 ini sangat berkaitan erat dengan
teknologi yang ada, sehingga dengan adanya perkembangan ini mengubah
pandangan masyarakat dalam mencari dan mendapatkan sumber informasi
yang tidak terbatas untuk memudahkan pencarian informasi tersebut salah
satunya yaitu melalui jaringan internet.(Damanik, 2016).
Menghadapi abad ke-21, UNESCO (1996) melalui jurnal “The

1
International Commission on Education for the Twenty First Century”
merekomendasikan Pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang
dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran, yaitu : Learning
to know (belajar untuk menguasai pengetahuan), learning to do(belajar untuk
mengetahui keterampilan), learning to be (belajar untuk mengembangkan
diri), dan Learningto live together (belajar untuk hidupbermasyarakat), untuk
dapat mewujudkan empat pilar Pendidikan di era globalisasi informasi
sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu menguasai dan
menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran
(Ngafifi, 2014)
Perkembangan dalam dunia teknologi ini banyak memudahkanpekerjaan
manusia. Pekerjaan-pekerjaan yang dulunya membutuhkan banyak tenaga
manusia, sekarang hampir seluruh pekerjaan itu dikendalikan oleh mesin.
Sehingga perlu adanya penyesuaian terhadap keadaan yang serba teknologi
ini, termasuk dalam bidang pendidikan.(Ahmad, 2012)
Dunia pendidikan Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang
sangat signifikan seiring dengan berkembangnya teknologi yang sangat
pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya metode pembelajaran yang
memanfaatkan berbagai media teknologi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Penggunaan teknologi informasi bukan merupakan suatu
inovasi yang baru untuk digunakan. Maka melalui inovasi tersebut,
khususnya dalam bidang pendidikan diharapkan dapat meningkatkan
kualitas dan mutu pendidikan. (Maritsa et al., 2021)
Salah satu mata pelajaran yang juga memerlukan inovasi dalam
pembelajarannya yaitu Pendidikan Agama Islam. Tujuan dari diadakannya
mata pelajaran tersebut adalah untuk menanamkan wawasan religi, nilai
ketaqwaan, keimanan dan penghayatan agar menjadi manusia yang
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlakul karimah dalam kehidupannya
dengan masyarakat maupun negara. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
dibutuhkan proses pembelajaran yang efektif serta memiliki strategi
pembelajaran yang tepat.
Banyak jenis dan media yang dapat digunakan untuk menunjang proses
pembelajaran di era globalisasi ini, dari mulai media yang sederhana hingga
media yang kompleks . Dengan adanya pandemic covid-19 juga
memengaruhi evaluasi pembelajaran secara online, salah satunya dengan
2
menggunakan aplikasi berbasis web berupa platform yaitu google form,
karena didalamnya bisa membuat quiz, form, dan survey online. Fungsi dari
google form sendiri yaitu untuk menunjang pelaksanaan evaluasi secara
online. Dengan menggunakan evaluasi pembelajaran berbasis google form
pada pembelajara PAI, siswa dilatih untuk menanggapi atau menjawab soal-
soal dan diberi kebebasan untuk memulai waktu pengerjaan soal dan
menyelesaikannya dengan menggunakan computer atau handphone. Melalui
evaluasi pembelajaran berbasis google form ini sangat membantu guru dalam
membuat soal dan mengunggah nilai secara otomatis. Selain materi ajar,
skenario pembelajaran perlu dipersiapkan dengan matang untuk
mengundang keterlibatan peserta didik secara aktif dan konstruktif dalam
proses belajar mereka.
SMPN 16 Kota Cirebon telah menerapkan sistem evaluasi pembelajaran
dengan menggunakan Google form sebagai salah satu kebaharuan dari
sistem pembelajaran di era 4.0. Akan tetapi, dalam proses pelaksaaannya
pembelajaran ini masih perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui
bagaimana perkembangan belajar siswa ketika evaluasi pembelajaran
berbasis google form ini berlangsung.
Berdasarkan beberapa fakta yang telah dikemukakan diatas,dan
menyadari betapa pentingnya pembelajaran di era 4.0 ini, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “IMPLEMENTASI
EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS GOOGLE FORM DALAM
PENINGKATAN RESPON BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PAI & BUDI PEKERTI DI KELAS IX SMPN 16 KOTA
CIREBON”

B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti membatasi
ruang kajiannya yang berpusat mengenai pembahasan penggunaan teknologi
informasi dalam aktivitas belajar-mengajar, khususnya pada mata pelajara
PAI.

3
C. Rumusan Masalah
Sebagaimana latar belakang dan fokus masalah di atas, maka penulis
membatasi pembahasannya dengan rumusan masalah sebagi berikut:

1. Bagaimana perencanaan evaluasi pembelajaran berbasis Google form


pada mata pelajaran PAI & Budi pekerti ?
2. Bagaimana implementasi evaluasi pembelajaran berbasis Google
form pada mata pelajaran PAI & Budi pekerti di SMPN 16 Kota
Cirebon?
3. Bagaimana sistem penilaian yang digunakan selama proses evaluasi
pembelajaran berbasis Google form berlangsung?

D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan evaluasi pembelajaran berbasis
Google form pada mata pelajaran PAI & Budi pekerti
2. Untuk mendeskripsikan implementasi evaluasi pembelajaran berbasis
Google form pada mata pelajaran PAI & Budi pekerti di SMPN 16
Kota Cirebon
3. Untuk mendeskripsikan sistem penilaian yang digunakan selama
proses evaluasi pembelajaran berbasis Google form berlangsung

E. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan


pengetahuan tentang evaluasi pembelajaran berbasis google form dalam
proses pembelajaran sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan
mutu pendidikan, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam

2. Manfaat Empiris

a. Bagi Sekolah

4
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
sekolah untuk terus meningkatkan dan mengembangkan sistem
evaluasi pembelajaran berbasis google form secara maksimal

b. Bagi Guru PAI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan semangat


para guru, khususnya guru PAI untuk terus berinovasi dalam
memanfaatkan sistem evaluasi pembelajaran berbasis google form
secara maksimal.

c. Bagi Siswa SMPN 16 Kota Cirebon

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa SMPN 16


Kota Cirebon dalam memanfaatkan sistem evaluasi pembelajaran
berbasis google form PAI secara optimal.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Evaluasi Pembelajaran PAI


a. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi berasal dari kata evaluation yaitu suatu sistem otomatis
untuk melihat sudah sejauh mana tujuan program telah tercapai
(Hairun, 2020). Evaluasi merupakan salah satu komponen
pendidikan yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana
sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan
dicapai (Ismail, 2020).
Kegiatan evaluasi dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan
untuk memperoleh hasil mengenai keberhasilan belajar siswa dan
memberikan masukan kepada guru mengenai apa yang dia lakukan
dalam kegiatan pengajaran. Dengan kata lain, evaluasi yang
dilakukan oleh guru bertujuan untuk mengetahui bahan bahan
pelajaran yang disampaikan apakah sudah dikuasi oleh siswa
ataukah belum. Selain itu, apakah kegiatan pegajaran yang
dilaksanakannya itu sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau
belum.(., 2017)
Tiga konsep yang sering dipakai dalam melakukan evaluasi, yakni
tes,pengukuran, dan penilaian (test, measurement,and assessment).
Evaluasi dengan tes merupakan salah satu cara untuk menaksir
besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu respon
seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. (Akmalia, 2022)
Tes merupakan bagian tersempit dari evaluasi. Pengukuran
berkenaan dengan pengumpulan data deskriptif tentang produk
siswa dan/atau tingkah laku siswa, dan hubungannya dengan standar
prestasi atau norma. Bentuk tes ada 2, yaitu :
1. Tes subjektif, pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes
bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang
memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan.
2. Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat
6
dilakukan secara objektif. Adapun macam-macam tes
objektif antara lain tes benar salah (true-false), tes pilihan
ganda (multiple choice test), tes menjodohkan (matching
test), tes isian, dan tes jawaban singkat.(Basri, 2017)
Penilaian (assessment) memiliki makna yang berbeda dengan
evaluasi. Oemar Hamalik mendefenisikan assessment adalah
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur prestasi
belajar (achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program
intruksional. Depdikbud mengemukakan “penilaian merupakan
suatu kegiatan untuk memberikan informasi secara
berkesinambungan dan menyeluruh terkait proses dan hasil yang
telah dicapai peserta didik”. Kata “menyeluruh” mengandung arti
bahwa penilaian tidak hanya ditujukan pada penguasaan salah satu
bidang saja , tetapi mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik serta nilai-nilai. Selanjutnya, Gronlund mengartikan
“penilaian adalah suatu proses yang sistematis.(Miftha Huljannah,
2021)
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa assessment
atau penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data
hasil pengukuran. Menilai adalah mengambil keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik buruk. Secara teoritis evaluasi harus
menjangkau ketiga ranah yang menjadi acuan pengukuran
kompotensi hasil pembelajaran, yakni ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. (Suarga, 2019)

b. Tujuan Evaluasi Pembelajaran PAI


Tujuan dari pelaksanaan evaluasi pembelajaran adalah untuk
mendapatkan informasi yang akurat terkait tingkat pencapaian
tujuan instruksional oleh peserta didik sehingga dapat diupayakan
tindak lanjutnya. Tindak lanjut tersebut merupakan fungsi evaluasi
yang dapat berupa: (1) Penempatan pada tempat yang tepat, (2)
Pemberian umpan balik, (3) Diagnosis kesulitan belajar siswa, dan
(4) Penentuan kelulusan.

Tujuan utama dalam evaluasi pembelajaran khususnya pada

7
mata pelajaran PAI adalah diperolehnya sejumlah informasi tentang
nilai, arti, dan manfaat, kegiatan pembelajaran PAI, dan untuk
menentukan kualitas pembelajaran PAI secara komprehensif,
mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran PAI, pelaksanaan
proses pembelajaran PAI, dan penilaian hasil pembelajaran PAI.

c. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran PAI


Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek evaluasi
itu sendiri. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran akan ditinjau dari
berbagai perspektif, yaitu domain hasil belajar, sistem pembelajaran,
proses dan hasil belajar, serta kompetensi. Hal ini dimaksudkan agar
pendidik betul-betul dapat membedakan antara evaluasi pebelajaran
dengan penilaian hasil belajar sehingga tidak terjadi kekeliruan atau
tumpang tindih dalam penggunaannya.

d. Model Evaluasi Pembelajaran PAI


Model evaluasi formatif-sumatif, dikembangkan oleh Michael
Scriven. Model ini menunjuk adanya tahapan dan lingkup objek
yang dievaluasi, yakni evaluasi yang dilaksanakan ketika program
masih berjalan (disebut evaluasi formatif), dan pada waktu program
sudah selesai atau berakhir (disebut evaluasi sumatif). dengan model
Scriven yang Goal Free Evaluation Model, dimana dalam
melaksanakan evaluasi program evaluator tidak perlu
memperhatikan apa yang menjadi tujuan program, maka dalam
evaluasi formatif-sumatif ketika melaksanakan evaluasi, evaluator
tidak dapat melepaskan diri dari tujuan. Tujuan evaluasi formatif,
berbeda dengan evaluasi sumatif.
Dalam bidang pendidikan, para evaluator pendidikan termasuk
kepala sekolah dan para pendidik yang mempunyai tugas evaluasi,
tentunya sudah mengenal dengan baik apa yang dimaksud dengan
evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dapat dilakukan
pendidik sesuai dengan kebutuhan baik dalam bentuk ulangan harian
maupun ulangan blok. Tujuan dilaksanakannya evaluasi tersebut
adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat keberhasilan atau
8
ketercapaian tujuan untuk masingmasing kompetensi dasar.
Mengingat seberapa luas kajian materi yang tercakup di dalam
kompetensi dasar setiap mata pelajaran tidak sama, maka tidak dapat
ditentukan dengan pasti kapan evaluasi formatif dilaksanakan, dan
berapa kali untuk masing-masing mata pelajaran.
Sementara evaluasi sumatif dilakukan oleh para guru setelah
siswa megikuti proses pembelajaran dengan waktu tertentu,
misalnya pada akhir proses belajar mengajar, termasuk juga pada
akhir kuartal atau akhir semester. Evaluasi sumatif ini banyak
dilakukan di lembaga pendidikan formal maupun pendidikan dan
latihan diklat yang dibiayai oleh pihak sponsor. Fungsi evaluasi
sumatif ini adalah sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
proses pembelajaran, di samping juga untuk menentukan pencapaian
hasil beajar yang telah diikuti oleh para peserta didik.

e. Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes


Banyak alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan evaluasi. Salah satunya adalah tes. Istilah tes diambil
dari istilah testum suatu pengertian dalam bahasa Prancis Kuno yang
berarti piring atau menyisihkan logamlogam mulia. Ada pula yang
mengartikan sebagai sebuah piring yang berasal dari tanah.
Beberapa istilah yang berhubungan dengan tes diantaranya tes
yaitu alat yang dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian,
testing yaitu saat dilaksanakannya pengukuran dan penilaian, tester
yaitu orang yang melaksanakan tes, dan testee yaitu pihak yang
sedang dikenai tes, masing-masing mempunyai pengertian yang
berbeda..
Dalam perkembangannya, istilah tes diadopsi dalam psikologi
dan pendidikan. Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, tes dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes
tindakan. Tes tertulis ada dua bentuk yaitu bentuk uraian dan bentuk
objektif.
1) Pegembangan tes bentuk uraian
Bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur
kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk
9
objektif. Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta
didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan
menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam
bentuk, teknik dan gaya yang dengan satu dengan lainnya.
Dilihat dari luas-sempitnya materi yang dinyatakan, maka
tes bentuk uraian ini dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu
uraian terbatas dan uraian bebas. Uraian terbatas
menekankan peserta didik untuk menjawab soal dengan
mengemukakan hal tertentu dengan batas-batasnya
sedangkan uraian bebas menekankan peserta didik
menjawab soal sesuai dengan pendapat dan
kemampuannya.Untuk mengoreksi soal bentuk uraian dapat
dilakukan dengan tiga metode yaitu netode per nomor
(whole method) disini pendidik memeriksa hasil jawaban
peserta didik untuk setiap nomor, metode perlembar
(separated method) disini pendidik mengoreksi setiap
lembar jawaban peserta didik mulai dari nomor satu sampai
nomor terakhir, dan metode bersilang (cross method) disini
pendidik mengoreksi jawaban peserta didik dengan jalan
menukarkan hasil koreksi dari seorang korektor kepada
korektor yang lain.
2) Pengembangan tes bentuk objektif
Tes objektif sering disebut tes dikotomi. Tes objektif
menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar
diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan,
memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan
atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif terdiri
dari beberapa bentuk diantaranya: benar-salah yaitu
pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban
yaitu benar atau salah; pilihan ganda dapat digunakan untuk
mengukur hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan
dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi; menjodohkan digunakan untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam
mengidentifikasikan informasi berdasarkan hubungan yang
10
sederhana dan kemampuan menghubungkan antara dua hal;
jawaban singkat, biasanya dikemukakan dalam bentuk
pertanyaan. Dengan kata lain soal tersebutberupa satu
kalimat tanya yang dijawab dengan singkat berupa kata,
prase, nama, tempat, nama tokoh, lambangdan lain-lain

f. Ranah Penilaian Pembelajaran PAI


Hasil belajar peserta didik bisa diklasifikasikan berdasarkan
Taxonomy Bloom meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Oleh sebab itu, penilaian hasil belajar juga harus bersifat
komprehensif meliputi ketiga aspek tersebut.
1) Penilaian dalam Aspek Kognitif
Penilaian yang dilakukan untuk menilai proses dan hasil
belajar peserta didik dalam aspek kognitif adalah mencakup
semua materi unsur pokok pendidikan. Sekurang-kurangnya
ada dua macam kecakapan kognitif peserta didik yang amat
perlu dikembangkan segera khususnya pendidik, yakni
pertama, strategi belajar memahami isi materi pelajaran, dan
kedua starategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan
aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang
terkandung dalam materi pelajaran tersebut. Tanpa adanya
pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini, agaknya
pendidik sulit diharapkan mampu mengembangkan ranah
afektif dan psikomotoriknya sendiri.
Secara umum bentuk-bentuk soal yang digunakan untuk
menilai aspek kognitif dapat diklasifikasikan ke dalam lima
bentuk soal, yaitu soal bentuk pilihan ganda, soal bentuk
benar salah, soal menjodohkan, soal jawaban singkat, dan soal
bentuk uraian. Dilihat dari segi cara atau pola jawaban yang
diberikan, ada soal yang telah disediakan jawabannya, peserta
didik tinggal memilih jawaban tersebut dan ada soal yang
tidak disediakan jawabannya. Kemudian dilihat dari segi
pemberian, skornya, dibedakan ke dalam soal yang bersifat
objektif dan soal yang bersfat subjektif.

11
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk menilai pengetahuan,
pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran
khususnya PAI dapat dilakukan dengan memberikan tes
kepada peserta didik baik itu tes objektf maupun tes
subjektif.
2) Penilaian dalam Aspek Afektif
Strategi pembelajaran afektif adalah strategi yang bukan
hanya bertujuan untuk mencapai pedidikan kognitif saja,
akan tetapi juga bertujuan untuk mencapai dimensi yang
lainya yaitu sikap dan keterampilan afektif. Mengevaluasi
dalam aspek afektif menyangkut masalah “baik/ buruk
berdasarkan nilai atau norma yang diakui oleh subjek yang
diakui.
Sikap merupakan bagian dari hasil belajar, dengan
demikian sikap dapat dibentuk, diarahkan, dipengaruhi, dan
dikembangkan. Sikap seorang peserta didik ditentukan
bagaimana ia bereaksi terhadap situasi yang dihadapi dan
menentukan apa yang dicari dan diperjuangkan dalam
hidupnya. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan
sikap terhadap objek tersebut akan muncul setelah ia
mempelajari, mengamati dan mengenali objek itu. Ada dua
kemungkinan sikap individu terhadap suatu objek yang
dipelajarinya, sikap postif atau sikap negatif. Sikap positif
muncul apabila individu memandang objek tersebut bernilai
dan akan muncul sikap negative apabila peserta didik
memandang objek terebut bukan saja tidak bernilai tetapi
juga merugikan. Sikap peserta didik dapat dibentuk melalui
pengalaman yang berulangulang, imitasi, identifikasi, dan
sugesti.
3) Evaluasi dalam Aspek Psikomotorik
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan
berdampak positif terhadap perkembangan ranah
psikomotorik. Kecakapan psikomotorik adalah segala amal
jasmaniah yang kongkrit dan muda diamati baik

12
kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang
terbuka. Jadi kecakapan psikomotorik peserta didik adalah
merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan
kesadaran serta sikap mentalnya.
Evaluasi dalam aspek psikomotrik ini, dapat dibedakan
atas lima taraf, sebagai berikut; (1) persepsi, yakni
mencakup kemampuan menafsirkan rangsangan, peka
terhadap rangsangan, dan mendiskripminasikan
rangsangan;
(2) kesiapan, yakni mencakup tiga aspek, yaitu intelektual,
fisik, dan emosional; (3) gerakan terbimbing, yakni
kemampuan-kemampuan yang merupakan bagian dari
keterampilan yang lebih kompleks; (4) gerakan terbiasa,
yakni terampil melakukan suatu perbuatan; dan (5) gerakan
kompleks, yakni melakukan perbuatan motoris yang
kompleks dengan lancar, luwes, gesit, atau lincah.

2. Google Form
a. Pengertian Google Form
Google Form merupakan salah satu komponen layanan Google
Docs. Untuk seorang akademisi, Google Form dapat digunakan
untuk melakukan kuis online tentang efektivitas pengajaran,
mengumpulkan jawaban pertanyaan terbuka dan sebagainya.
Aplikasi ini sangat cocok. Fitur dari Google Form dapat dibagikan
ke orang lain secara terbuka atau khusus kepada pemilik akun
Google dengan pilihan aksebilitas, seperti : read only (hanya dapat
membaca) atau editable (dapat mengedit dokumen). Formulir
dapat dengan mudah diterbitkan di Web melalui url khusus yang
dihasilkan oleh Google dan dapat disematkan di blog dan situs web
Google Docs juga dapat menjadi alternatif bagi orang – orang yang
tidak memiliki dana untuk aplikasi berbayar menggunakan
programgratis (yoyo sudaryo, 2019).
Pada awalnya Google Form hanya merupakan sebuah fitur
yang terdapat pada Google Spreadsheet ditahun 2008. Setelah itu
sekitar 2 tahun kemudian, pihak Google memberikan tambahan
13
sebuah fitur formulir pada Spreadsheet pada lembar terpisah.
Setelah itu secara bertahan pihak Google telah memberikan banyak
fitur pada Form dan Google mengubahnya menjadi sebuah aplikasi
yang berdiri sendiri pada awal tahun 2016.(Ganaphty, n.d.).
Google Form merupakan salah satu aplikasi berupa template
formulir (lembar kerja) yang dapat dimanfaatkan secara mandiri
ataupun kolektif untuk tujuan mendapatkan informasi pengguna.
Perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
menuntut perubahan dalam proses belajarmengajar, termasuk
dalam pemberiantugas (penugasan) kemahasiswa Pada umumnya,
pemberian tugas dilakukan dengan menggunakan media (kertas),
namun dengan adanya Google Form pemberian tugas dapat
dilakukan secara online. Google Forms dapat digunakan sebagai
salah satu media pembelajaran yang inovatif dan efektif.
Jadi, yang dimaksud dengan google form yaitu pembelajaran
secara jarak jauh dengan basis internet yang dapat dilakukan antara
guru dengan peserta didik

b. Manfaat Google Form


Manfaat Google Form dalam dunia pendidikan dapat
digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran, khususnya pada
mata pelajaran PAI. Google Form dapat membantu guru dalam
persiapan maupun pelaksanaan ujian yang diadakan di Sekolah.
Melalui Google Form ini juga dapat mengolah hasil penilaian
peserta didik serta dapat mengetahui nilai yang diperoleh peserta
didik. Selain itu,dengan menggunakan Google Form juga dapat
menganalisis butir soal yandapat ditindak lanjut oleh guru untuk
mengetahui peserta didik yang kurang memahami materi pelajaran
yang diberikan sebelumnya.

c. Langkah-langkah Mengaplikasikan Google Form


Cara pengaplikasian google form yaitu,sbb (Brumbaugh, n.d.) :

1) Buka aplikasi Web Browser, kemudian buka halaman


14
Google Drive, yaitu drive.google.com/drive/my-drive,

2) Kemudian enter. Sebelum masuk pada Google Drive,


lakukan proses login terlebih dahulu menggunakan akun
gmail yang dimiliki. Apabila belum memiliki akun gmail,
bisa membuat akun gmail terlebih dahulu untuk login ke
Google Drive.

Gambar 2.2 pembuatan akun gmail

3) Kemudian klik menu “Baru” atau “New”, kemudian


“Lainnya”atau “Others”, kemudian klik “Google Formulir”

Gambar 2.3
Tampilan setelah google form pembuatan akun gmail

15
Gambar 2.4
Tampilan awal pembuatan

Berikut ini adalah tampilan utama Google Form, yang akan kita
jadikan sebagai aplikasi pengembangan evaluasi pembelajaran.

Gambar 2.5
Tampilan awal google form

16
Gambar 2.6
Tampilan soal di google form

Laman awal tersebut memuat judul formulir dan deskripsi


formulir, pengaturan tema formulir, pertanyaan, tanggapan/respons,
menu untuk mengirim, pengaturan model formulir, menu untuk
mempratinjau formulir yang telah dibuat, dan menu untuk memasukkan
soal melalui form builder. Saat masuk ke laman awal Googe Form,
isikan judul formulir pada bagian “Formulir tanpa judul”. Dalam laman
terdapat dua bagian, yaitu bagian atas dan bawah. Bagian atas akan
menjadi judul formulir sekaligus menjadi nama file dari formulir
tersebut, sedangkan pada bagian bawah akan menjadi deskripsi formulir.
File dari formulir yang dibuat akan secara otomatis tersimpan di Google
Drive

d Kelebihan dan Kekurangan Google Form

Kelebihan dan Kekurangan dari Penggunaan Gooble form, yaitu:

1) Kelebihan
a. Sangat mudah digunakan. Google Form sangat mudah
digunakan, mulai dari proses pembuatan hingga pemakaiannya.

17
Dengan kemudahannya tersebut, Google Form cocok digunakan
oleh pengguna, walaupun masih pengguna pemula. Google
Form digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran karena
aplikasi inidapat diakses dengan mudah oleh semua orang

b. Gratis. Pengguna dapat menikmati layanan Google Form secara


gratis. Dengan kelebihan ini, pengguna tidak perlu membuang
uang untuk membeli aplikasi maupun layanan seperti pembuatan
Google Form. Karena Google Form tersedia secara gratis atau
bebas biaya

c. Programnya cukup ringan, tidak seperti program lainnya. Google


Form termasuk memiliki program yang ringan, sehingga
pengguna dapat menggunakannya tanpa ada kendala.

d. Bisa dibagikan. Kelebihan Google Form yang dapat digunakan


yaitudapat dibagikan ke berbagai platform. Kelebihan ini sangat
bermanfaat, karena dengan membagikannya, kita dapat membuat
semua orang bisa mengisi kuis maupun kuesioner yang telah kita
buat untuk mengumpulkan informasi.

e. Memiliki fitur SpreadSheets. Salah satu kelebihan Google Form


yang tidak kalah penting yaitu memiliki fitur SpreadSheets.
Pengguna dapat melihat tanggapan survey yang telah
dikumpulkan pada formulir secara rapi dan juga secara otomatis.
Selain itu pengguna dapat melihat info dari tanggapan waktu
serta dapat melihat grafik melalui fitur SpreadSheets ini.
Sehingga penilaian peserta didik dapat segera diolah dan
diketahui hasilnya.

f. Sistem yang ekonomis, baik dari segi waktu maupun biaya.

g. Guru tidak perlu membuat soal evaluasi pembelajaran dalam


beberapa paket, karena Google Form secara otomatis akan
mengacak urutan soal dan opsi jawaban.

h. Khusus untuk soal pilihan ganda dan isian singkat, Google Form
dapat mengoreksi jawaban secara otomatis dan peserta didik

18
dapat mengetahui nilai hasil evaluasi pembelajaran setelah
selesai mengerjakan.

i. Google Form secara otomatis menyimpan hasil pekerjaan peserta


didik dan guru dapat mengunduh dalam bentuk dokumen Excel
lengkap dengan nilai yang diperoleh dan jawaban yang dipilih
oleh peserta didik.(Wulandari, 2020)

2) Kekurangan
a. Belum bisa dilakukan pembatasan waktu pengerjaan soal. Karena
pada umumnya aplikasi CBT mempunyai petunjuk waktu
mengerjakan soal yang berjalan mundur, sehingga peserta didik
mengetahui sisa waktu yang dimiliki untuk menyelesaikan tes
atau ujian tersebut. Pada Google Form sebagai alat evaluasi
pembelajaran ini belum terdapat menu tersebut. Akan tetapi,
admin bisa membatasi waktu akses terhadap link tes atau ujian
tersebut.

b. Tidak ada menu untuk menandai soal mana yang sudah


dikerjakan, belum dikerjakan, atau sudah dikerjakan tapi ragu-
ragu. Cara menyiasatinya yaitu dengan cara mengaktifkan menu
“wajib dijawab” pada setiap soal. Saat menu ini aktif, maka saat
peserta didik akan mengirim jawaban dan apabila ada soal yang
belum dijawab, formulir tidak bisa dikirim. Sehingga peserta
didik harus mengecek satu per satu soal yang tersedia untuk
mengetahui soal mana yang belum dijawab.

c. Tidak bisa digunakan pada forum diskusi online


(https://www.nesabamedia.com/kelebihan-dan
kekurangangoogle -form/, diakses 25 Februari 2020).

d. Tidak bisa digunakan equation secara langsung, misalnya pada


soal matematika maupun jawabannya yang memerlukan adanya
equation atau simbol Matematika. Akan tetapi, penelitian ini
GoogleForm digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran mata
pelajaran PAI, bukan Matematika.(Suwarya, 2020)

15
Gambar 2.4
Tampilan awal pembuatan

Berikut ini adalah tampilan utama Google Form, yang akan kita
jadikan sebagai aplikasi pengembangan evaluasi pembelajaran.

Gambar 2.5
Tampilan awal google form

16
Gambar 2.6
Tampilan soal di google form

Laman awal tersebut memuat judul formulir dan deskripsi


formulir, pengaturan tema formulir, pertanyaan, tanggapan/respons,
menu untuk mengirim, pengaturan model formulir, menu untuk
mempratinjau formulir yang telah dibuat, dan menu untuk memasukkan
soal melalui form builder. Saat masuk ke laman awal Googe Form,
isikan judul formulir pada bagian “Formulir tanpa judul”. Dalam laman
terdapat dua bagian, yaitu bagian atas dan bawah. Bagian atas akan
menjadi judul formulir sekaligus menjadi nama file dari formulir
tersebut, sedangkan pada bagian bawah akan menjadi deskripsi formulir.
File dari formulir yang dibuat akan secara otomatis tersimpan di Google
Drive

d Kelebihan dan Kekurangan Google Form

Kelebihan dan Kekurangan dari Penggunaan Gooble form, yaitu:

3) Kelebihan
a. Sangat mudah digunakan. Google Form sangat mudah
digunakan, mulai dari proses pembuatan hingga pemakaiannya.

17
Dengan kemudahannya tersebut, Google Form cocok digunakan
oleh pengguna, walaupun masih pengguna pemula. Google
Form digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran karena
aplikasi inidapat diakses dengan mudah oleh semua orang

b. Gratis. Pengguna dapat menikmati layanan Google Form secara


gratis. Dengan kelebihan ini, pengguna tidak perlu membuang
uang untuk membeli aplikasi maupun layanan seperti pembuatan
Google Form. Karena Google Form tersedia secara gratis atau
bebas biaya

c. Programnya cukup ringan, tidak seperti program lainnya. Google


Form termasuk memiliki program yang ringan, sehingga
pengguna dapat menggunakannya tanpa ada kendala.

d. Bisa dibagikan. Kelebihan Google Form yang dapat digunakan


yaitudapat dibagikan ke berbagai platform. Kelebihan ini sangat
bermanfaat, karena dengan membagikannya, kita dapat membuat
semua orang bisa mengisi kuis maupun kuesioner yang telah kita
buat untuk mengumpulkan informasi.

e. Memiliki fitur SpreadSheets. Salah satu kelebihan Google Form


yang tidak kalah penting yaitu memiliki fitur SpreadSheets.
Pengguna dapat melihat tanggapan survey yang telah
dikumpulkan pada formulir secara rapi dan juga secara otomatis.
Selain itu pengguna dapat melihat info dari tanggapan waktu
serta dapat melihat grafik melalui fitur SpreadSheets ini.
Sehingga penilaian peserta didik dapat segera diolah dan
diketahui hasilnya.

f. Sistem yang ekonomis, baik dari segi waktu maupun biaya.

g. Guru tidak perlu membuat soal evaluasi pembelajaran dalam


beberapa paket, karena Google Form secara otomatis akan
mengacak urutan soal dan opsi jawaban.

h. Khusus untuk soal pilihan ganda dan isian singkat, Google Form
dapat mengoreksi jawaban secara otomatis dan peserta didik

18
dapat mengetahui nilai hasil evaluasi pembelajaran setelah
selesai mengerjakan.

i. Google Form secara otomatis menyimpan hasil pekerjaan peserta


didik dan guru dapat mengunduh dalam bentuk dokumen Excel
lengkap dengan nilai yang diperoleh dan jawaban yang dipilih
oleh peserta didik.(Wulandari, 2020)

4) Kekurangan
a. Belum bisa dilakukan pembatasan waktu pengerjaan soal. Karena
pada umumnya aplikasi CBT mempunyai petunjuk waktu
mengerjakan soal yang berjalan mundur, sehingga peserta didik
mengetahui sisa waktu yang dimiliki untuk menyelesaikan tes
atau ujian tersebut. Pada Google Form sebagai alat evaluasi
pembelajaran ini belum terdapat menu tersebut. Akan tetapi,
admin bisa membatasi waktu akses terhadap link tes atau ujian
tersebut.

b. Tidak ada menu untuk menandai soal mana yang sudah


dikerjakan, belum dikerjakan, atau sudah dikerjakan tapi ragu-
ragu. Cara menyiasatinya yaitu dengan cara mengaktifkan menu
“wajib dijawab” pada setiap soal. Saat menu ini aktif, maka saat
peserta didik akan mengirim jawaban dan apabila ada soal yang
belum dijawab, formulir tidak bisa dikirim. Sehingga peserta
didik harus mengecek satu per satu soal yang tersedia untuk
mengetahui soal mana yang belum dijawab.

c. Tidak bisa digunakan pada forum diskusi online


(https://www.nesabamedia.com/kelebihan-dan
kekurangangoogle -form/, diakses 25 Februari 2020).

d. Tidak bisa digunakan equation secara langsung, misalnya pada


soal matematika maupun jawabannya yang memerlukan adanya
equation atau simbol Matematika. Akan tetapi, penelitian ini
GoogleForm digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran mata
pelajaran PAI, bukan Matematika.(Suwarya, 2020)

19
sebuah fitur formulir pada Spreadsheet pada lembar terpisah.
Setelah itu secara bertahan pihak Google telah memberikan banyak
fitur pada Form dan Google mengubahnya menjadi sebuah aplikasi
yang berdiri sendiri pada awal tahun 2016.(Ganaphty, n.d.).
Google Form merupakan salah satu aplikasi berupa template
formulir (lembar kerja) yang dapat dimanfaatkan secara mandiri
ataupun kolektif untuk tujuan mendapatkan informasi pengguna.
Perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
menuntut perubahan dalam proses belajarmengajar, termasuk
dalam pemberiantugas (penugasan) kemahasiswa Pada umumnya,
pemberian tugas dilakukan dengan menggunakan media (kertas),
namun dengan adanya Google Form pemberian tugas dapat
dilakukan secara online. Google Forms dapat digunakan sebagai
salah satu media pembelajaran yang inovatif dan efektif.
Jadi, yang dimaksud dengan google form yaitu pembelajaran
secara jarak jauh dengan basis internet yang dapat dilakukan antara
guru dengan peserta didik

d. Manfaat Google Form


Manfaat Google Form dalam dunia pendidikan dapat
digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran, khususnya pada
mata pelajaran PAI. Google Form dapat membantu guru dalam
persiapan maupun pelaksanaan ujian yang diadakan di Sekolah.
Melalui Google Form ini juga dapat mengolah hasil penilaian
peserta didik serta dapat mengetahui nilai yang diperoleh peserta
didik. Selain itu,dengan menggunakan Google Form juga dapat
menganalisis butir soal yandapat ditindak lanjut oleh guru untuk
mengetahui peserta didik yang kurang memahami materi pelajaran
yang diberikan sebelumnya.

e. Langkah-langkah Mengaplikasikan Google Form


Cara pengaplikasian google form yaitu,sbb (Brumbaugh, n.d.) :

1) Buka aplikasi Web Browser, kemudian buka halaman


Google Drive, yaitu drive.google.com/drive/my-drive,
20
2) Kemudian enter. Sebelum masuk pada Google Drive,
lakukan proses login terlebih dahulu menggunakan akun
gmail yang dimiliki. Apabila belum memiliki akun gmail,
bisa membuat akun gmail terlebih dahulu untuk login ke
Google Drive.

Gambar 2.2 pembuatan akun gmail

3) Kemudian klik menu “Baru” atau “New”, kemudian


“Lainnya”atau “Others”, kemudian klik “Google Formulir”

Gambar 2.3
Tampilan setelah google form pembuatan akun gmail

1
Gambar 2.4
Tampilan awal pembuatan

Berikut ini adalah tampilan utama Google Form, yang akan kita
jadikan sebagai aplikasi pengembangan evaluasi pembelajaran.

Gambar 2.5
Tampilan awal google form

16
Gambar 2.6
Tampilan soal di google form

Laman awal tersebut memuat judul formulir dan deskripsi


formulir, pengaturan tema formulir, pertanyaan, tanggapan/respons,
menu untuk mengirim, pengaturan model formulir, menu untuk
mempratinjau formulir yang telah dibuat, dan menu untuk memasukkan
soal melalui form builder. Saat masuk ke laman awal Googe Form,
isikan judul formulir pada bagian “Formulir tanpa judul”. Dalam laman
terdapat dua bagian, yaitu bagian atas dan bawah. Bagian atas akan
menjadi judul formulir sekaligus menjadi nama file dari formulir
tersebut, sedangkan pada bagian bawah akan menjadi deskripsi formulir.
File dari formulir yang dibuat akan secara otomatis tersimpan di Google
Drive

d Kelebihan dan Kekurangan Google Form

Kelebihan dan Kekurangan dari Penggunaan Gooble form, yaitu:

5) Kelebihan
a. Sangat mudah digunakan. Google Form sangat mudah
digunakan, mulai dari proses pembuatan hingga pemakaiannya.

17
Dengan kemudahannya tersebut, Google Form cocok digunakan
oleh pengguna, walaupun masih pengguna pemula. Google
Form digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran karena
aplikasi inidapat diakses dengan mudah oleh semua orang

b. Gratis. Pengguna dapat menikmati layanan Google Form secara


gratis. Dengan kelebihan ini, pengguna tidak perlu membuang
uang untuk membeli aplikasi maupun layanan seperti pembuatan
Google Form. Karena Google Form tersedia secara gratis atau
bebas biaya

c. Programnya cukup ringan, tidak seperti program lainnya. Google


Form termasuk memiliki program yang ringan, sehingga
pengguna dapat menggunakannya tanpa ada kendala.

d. Bisa dibagikan. Kelebihan Google Form yang dapat digunakan


yaitudapat dibagikan ke berbagai platform. Kelebihan ini sangat
bermanfaat, karena dengan membagikannya, kita dapat membuat
semua orang bisa mengisi kuis maupun kuesioner yang telah kita
buat untuk mengumpulkan informasi.

e. Memiliki fitur SpreadSheets. Salah satu kelebihan Google Form


yang tidak kalah penting yaitu memiliki fitur SpreadSheets.
Pengguna dapat melihat tanggapan survey yang telah
dikumpulkan pada formulir secara rapi dan juga secara otomatis.
Selain itu pengguna dapat melihat info dari tanggapan waktu
serta dapat melihat grafik melalui fitur SpreadSheets ini.
Sehingga penilaian peserta didik dapat segera diolah dan
diketahui hasilnya.

f. Sistem yang ekonomis, baik dari segi waktu maupun biaya.

g. Guru tidak perlu membuat soal evaluasi pembelajaran dalam


beberapa paket, karena Google Form secara otomatis akan
mengacak urutan soal dan opsi jawaban.

h. Khusus untuk soal pilihan ganda dan isian singkat, Google Form
dapat mengoreksi jawaban secara otomatis dan peserta didik

18
dapat mengetahui nilai hasil evaluasi pembelajaran setelah
selesai mengerjakan.

i. Google Form secara otomatis menyimpan hasil pekerjaan peserta


didik dan guru dapat mengunduh dalam bentuk dokumen Excel
lengkap dengan nilai yang diperoleh dan jawaban yang dipilih
oleh peserta didik.(Wulandari, 2020)

6) Kekurangan
a. Belum bisa dilakukan pembatasan waktu pengerjaan soal. Karena
pada umumnya aplikasi CBT mempunyai petunjuk waktu
mengerjakan soal yang berjalan mundur, sehingga peserta didik
mengetahui sisa waktu yang dimiliki untuk menyelesaikan tes
atau ujian tersebut. Pada Google Form sebagai alat evaluasi
pembelajaran ini belum terdapat menu tersebut. Akan tetapi,
admin bisa membatasi waktu akses terhadap link tes atau ujian
tersebut.

b. Tidak ada menu untuk menandai soal mana yang sudah


dikerjakan, belum dikerjakan, atau sudah dikerjakan tapi ragu-
ragu. Cara menyiasatinya yaitu dengan cara mengaktifkan menu
“wajib dijawab” pada setiap soal. Saat menu ini aktif, maka saat
peserta didik akan mengirim jawaban dan apabila ada soal yang
belum dijawab, formulir tidak bisa dikirim. Sehingga peserta
didik harus mengecek satu per satu soal yang tersedia untuk
mengetahui soal mana yang belum dijawab.

c. Tidak bisa digunakan pada forum diskusi online


(https://www.nesabamedia.com/kelebihan-dan
kekurangangoogle -form/, diakses 25 Februari 2020).

d. Tidak bisa digunakan equation secara langsung, misalnya pada


soal matematika maupun jawabannya yang memerlukan adanya
equation atau simbol Matematika. Akan tetapi, penelitian ini
GoogleForm digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran mata
pelajaran PAI, bukan Matematika.(Suwarya, 2020)

19
3. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti
Sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 dan Sisdiknas No.20
tahun 2003, mata pelajaran PAI ditujukan untuk meningkatkan kualitas
spiritual dan membentuk kepribadian peserta didik agar menjadi
manusia yang berakhlakul karimah. Akhlakul karimah meliputi etika,
budi pekerti dan moral sebagai perwujudan Pendidikan Agama Islam
(Abdul Rahman, wahyu naldi, Adiyatna Arifin, 2021). Peningkatan
kualitas spiritual diantaranya : pengenalan, pemahaman, dan
penananaman nilai- nilai keagamaan serta penerapan nilai-nilai
keagamaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan
sosial individu maupun kolektif. Peningkatan kualitas spiritual
bertujuan untuk mengoptimalkan berbagai karakter yang dimiliki tiap
individu yang dalam penerapannya mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Allah (Zaman et al., 2020)
Pembelajaran Agama Islam dan Budi pekerti disuguhkan dengan
mengikuti tuntunan agama yang diajarkan oleh Rasulullah kepada
manusia dengan tujuan untuk menciptakan kepribadian manusia yang
bertaqwa dan berakhlakul karimah serta menghasilkan manusia yang
jujur, berbudi luhur, adil, hormat, disiplin, beretikan, rukun dan
produktif. Dengan adanya tujuan tersebut mendorong tuntutan
pengembangan standar kompetensi sesuai dengan tingkatan sekolah,
dengan ciri-ciri Nasional sebagai berikut (Shidqi & Arifandi, 2019):
1) Lebih menekankan kepada pencapaian kompetensi menyeluruh
daripada penguasaan materi,
2) Mengakomodasikan keragaman kebutuhan pendidikan dan sumber
daya yang yang tersedia
3) Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di
lapangan untuk mengembangkan strategi dan program
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber
daya Pendidikan

Pendidikan merupakan proses belajar manusia secara terus menerus


dari mulai buaian (kandungan) sampai ke liang lahat. Bahkan
Muhammad Abd. Alim mengatakan bahwa pendidikan itu dimulai dari
ketika memilih perempuan sebagai isteri. Pendapat ini didasari dari
20
hadis Nabi Saw, yaitu “Takhayyaru li nutfikumfa innal „Irqa dassas”.
Artinya: “pilihlah olehmu tempat benih kamu, sebab akhlak ayah itu
menurun kepada anak”. oleh sebab itu Islam sangat memperhatikan
pendidikan, khususnya terhadap tumbuh kembang anak dimulai ketika
memilih tempat benih hingga membentuk individu dalam kehidupan.
Orang tua, masyarakat dan sekolah ikut berperan dalam membentuk
kepribadian dan pendidikan anak. Ayat lain yang menjelaskan tentang
pentingnya mencari ilmu juga terdapat pada Q.S Al-Mujadalah:11
ۡ
‫ َج ِل ِ س َفٱ ۡفسحواْللَّ َي َۡف ُسِح ۖۡ ٱ وإَِذا ِ قي َ ل‬² ‫َيََٰٓأ ُيّ َها ٱلَّ ِذي َ ن ءا َمُن َٰٓواْ َِ إذا ي سحوْا ِفي ٱ ل َم‬
‫َّ ُ ل ك ۡم‬
‫َل لَُك ۡم تَف‬
ُ َّ ‫ءا من ِ ذي َ ن أُ وتُ و ْا ٱ ۡل ِع ۡل َم وٱ‬
‫َّلل َما‬ ‫ٱنش ُزواْ فَٱنش ُزواْ َي ۡرفَ ِ ع ٱ ََّّ للُ ٱلَ ّ ِذي َ ن‬
َّ‫ت وٱل‬, ‫ َج‬² ‫دَ َر‬ ‫َمنُوا ُك ۡم‬
‫ر‬ٞ ‫تَ ۡع َملُو َ ن خ ِبي‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
"Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka
lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu”

Pendidikan merupakan suatu upaya dalam membina dan


mengembangkan kepribadian suatu individu. aspek rohaniah, dan
jasmaniah, juga berlangsung secara bertahap. Sebab tidak ada satupun
makhluk ciptaan Allah yang tercipta tanpa melalui suatu proses
Jadi,yang dimaksud Pendidikan Agama Islam yaitu suatu sistem
pendidikan yang memproses terbentuknya akhlak mulia peserta didik
dan mempunyai keterampilan berdasarkan nilai-nilai Islam. Sedangkan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan upaya menjadikan
peserta didik dapat belajar, tujuan belajar tersampaikan dan memproses
akhlak mulia peserta didik.

21
A. Hasil Penelitian yang Relevan

22
1. Muhammad Rizal Fauzi , (2018) yang berjudul “ Penggunaan
Google Form Sebagai Alat Evaluasi Pembelajaran Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia. ”
Berdasarkan penelitian tersebut, dapat di simpulkan bahwa
pengembangan google form dalam kegiatan evaluasi pembelajaran
memberikan dampak yang baik dari aspek efektif, efisiensi, daya tarik
dan desain tampilan.
Pada penelitian ini mempunyai persamaan dengan yang akan
peneliti lakukan yaitu sama-sama membahas mengenai pemakaian
google form. Adapun perbedaan dari penelitian yang dilakukan yaitu
terletak pada mata pelajaran yang berbeda

2. Ahmad Arif Dian Mulia, (2019) yang berjudul “ Implementasi E-


money Berbasis Google Form Untuk Penilaian Kinerja Guru di
SMKN 2 Depok .”

Berdasarkan penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwa sekolah


tersebut menggunakan e-money berbasis google form sebagai upaya
untuk meningkatkan dan mengevaluasi kinerja guru yang masih belum
memadai.
Terdapat beberapa persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dengan penulis yaitu mengenai pemanfaatan yang di gunakan
dengan sistem google form dalam suatu kegiatan yang dilakukan.
Adapun perbedaan dari penelitian yang dilakukan yaitu terletak pada
subjek yang dikaji

3. Oky khairul, (2019) dalam jurnal Vicratina yang berjudul


“Implementasi Tools Google form Pada Mata Kuliah Qowaidul
Fiqhiyah Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Malang.
Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa implementasi
tools geoogle form cukup memudahkan dosen maupun mahasiswa
dalampembelajaran.
Dalam penelitian ini memiliki persamaan dengan pada kajian yang

23
akan diteliti yaitu keduanya memiliki kesamaan mengenai implementasi
google form dalam suatu pembelajaran. Sedangkan perbedaan dari
penelitian ini yaitu tentang pemakaian google form untuk pembelajaran
yang berbeda

B. Kerangka Berfikir

Gambar 7.1
Kerangka berpikir

Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat disimpulkan bahwa dalam


proses pembelajaran pada mata pelajaran PAI & Budi pekerti guru harus
memilih media yang tepat sesuai dengan materi yang akan di ajarkan.
Mengingat saat ini media pembelajaran sudah sangat bervariatif, maka
seorang guru dituntut harus bisa terampil memilih media yang akan di
gunakan dalam mengajar.
Media yang menarik akan mendorong siswa untuk mengikuti pelajaran
dengan lebih semangat, tapi sebaliknya jika media yang di gunakan oleh
guru cenderung monoton maka siswa akan merasa bosan dalam proses
belajar, dan tidak memperhatikan materi yang di sampaikan oleh guru.
Salah satu media yang dapat digunakan yaitu google form. Media
Pemebelajaran sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, dimana hal
ini dapat dilihat dengan adanya kemauan dan keinginan siswa dalam
menerima pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Oleh Karena itu,
24
media sangatlah membantu guru dalam proses pembelajaran. Selain
memudahkan guru dalam mengajar, media yang menarik juga dapat
membangkitkan respon belajar siswa. Semakin efektif media yang
digunakan oleh guru, maka proses belajar juga akan berlangsung dengan
optimal.

BAB III

25
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan,Jenis dan Desain Penelitian


1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang dimana
penelitian kualitiatif sendiri bertujuan agar ditemukan serta memahami apa
yang ada dibalik sebuah fenomena yang akan dikaji dalam penelitian ini
dan dilakukan dengn melibatkan metode yang ada dalam penelitian
tersebut, dimana data yang dikumpulkan berupa naskah wawancara,
observasi, dokumentasi (Ulfa, 2022)
2. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dengan jenis
penelitan lapangan (field research). Karna metode penelitian ini dilakukan
dalam kondisi ilmiah (natural environment) maka sering disebut metode
penelitian naturalistik. Metode penelitian kualitatif adalah keadaan objek
yang alamiah, dimana peneliti sebagai sarana utamanya, metode
pengumpulan data bersifat triangulasi (gabungan) analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitiatif menekankan pentingnya bukan
generalisasi. dalam penelitiannya data yang didapatkan berupa kata-kata
atau gambaran tentang suatu yang dinyatakan dalam bentuk penjelasan.
Berdasarkan rumusan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis data
bermaksud untuk mengorganisasikan data. Setelah data dari lapangan
terkumpul, maka peneliti akan mengolah dan menganalsis data tersebut
dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif (Wijaya, 2019)
Desain dalam Penelitian ini adalah Desain Penelitian Deskriptif yaitu
berfokus pada penggambaran situasi yang ada. Desain ini bertujuan untuk
memberikan gambaran rinci tentang bahasa tertulis dan tindakan yang bisa
dipelajari dari perseorangan, golongan, serta komunitas dalam ranah
spesifik dari perspektif yang lengkap, komprehensif dan inklusif

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 April – 3 Juni 2023 di SMPN
16 Kota Cirebon yang beralamat di Jl. Kebumen Kota Cirebon.

26
Tabel 3.3
Waktu Penelitian

Tahun 2023
No. Kegiatan April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Surat Izin
Penelitian
2 Pengumpulan
Data
3 Pengolahan
Data

C. Data dan Sumber Data


Sumber data merupakan sebuah proses pengadaan data untuk menunjang
penelitian. Dalam penelitian kualitatif tekhnik pengambilan sumber data
dengan pertimbangan tertentu kepada orang yang dianggap tahu tentang apa
yang dibutuhkan untuk penelitian ini, sehingga akan memudahkan peneliti
untuk mencari tahu objek atau situasi yang akan diteliti.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder

1. Data Primer
Informan ( Subjek ) agar data yang diperoleh menjadi valid dan
lengkap, maka peneliti menggunakan informan yang sekaligus sebagai
responden (yaitu dengan melakukan wawancara kepada pengurus
sekolah, baik dengan Kepala Sekolah, Guru PAI, Siswa, serta orang-
orang terkait yang dianggap ada hubungannya dengan penelitian).
Dokumen yaitu setiap bahan tertulis maupun tidak tertulis berupa data
yang ada. Seperti dokumen bahan ajar, dan file lain yang berhubungan
dengan evaluasi pembelajaran berbasis google form

27
2. Data Sekunder
Data sekunder terdiri dari buku-buku terkait dengan penulisan
penelitian ini , artikel ilmiah, jurnal skripsi, dan arsip-arsip yang
mendukung bacaan lainnya

D. Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara, sebagai
berikut :

1. Observasi
Observasi merupakan proses pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematikgejala-gejala yang
diselidiki. Berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis melakukan
pengamatan dan pencatatan langsung di lokasi penelitian yaitu dengan
mengamati tentang :
a. Implementasi evaluasi pembelajaran berbasis google form di
kelas IX pada mata pelajaran PAI
b. Respon belajar siswa selama evaluasi pembelajaran berbasis
google form berlangsung

2. Metode wawancara (interview)


Metode wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data
dengan percakapan antar dua orang atau lebih yang pertanyaannya
diajukan oleh peneliti kepada narasumber untuk dijawab (Bandung: CV.
Pustaka setia 2002), hlm. 130 Metode ini digunakan untuk memperoleh
data atau informasi tentang perencanaan, pelaksanaan, dan umpan balik.
Untuk mendapatkannya mengadakan komunikasi langsung atau
wawancara kepada pengurus sekolah, baik dengan Kepala Sekolah, Staf,
Guru PAI, siswa serta orang-orang terkait yang dianggap ada
hubungannya dengan penelitian.

28
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sekumpulan data yang berupa tulisan,
dokumen, buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, catatan harian dan
sebagainya. Maka, dapat disimpulkan bahwa pengumpulan data dengan
menggunakan metode dokumentasi yang dilakukan peneliti adalah untuk
mengumpulkan data yang berasal dari hasil media cetak (Shidqi &
Arifandi, 2019)

E. Teknik Menguji Keabsahan Data


Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan
untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang
mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak
terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif. Agar data dalam
penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai peneltian ilmiah
perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uiji keabsahan data yang dapat
dilaksanakan.

1. Credibility (kepercayaan terhadap data).


Dengan perpanjangan berarti peneliti kembali kelapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
ditemui maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan
pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan
semakin terjalin, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga
informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap

2. Transferability (Uji transferabilitas)


Uji transferabilitas dimaksudkan agar orang lain dapat memahami
hasil penelitian kualitatif dan menerapkan hasil penelitian tersebut,
peneliti harus rinci, jelas dan sistematis dalam penyusunannya, serta
laporan yang harus memberikan penjelasan yang dapat dipercaya.

29
3. Confirmability (Obyektifitas)
Objektifitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji
confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil
penelitian telah disepakati oleh banyak orang. Penelitian kualitatif uji
confirmability berarti menguji hasil.Penelitian yang dikaitkan dengan
proses yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi
dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah
memenuhi standar confirmability

4. Depebdability ( Reliabilitas)
Dalam penelitiam kualitatif, Pengujian reliabilitas dilakukan dengan
mengaudit seluruh proses penelitian .Survei seringkali tidak
melakukan proses survei lapangan, tetapi menyediakan data.
Studi
semacam itu perlu diuji keandalannya. Jika proses penelitian belum
terjadi, tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tidak reliabel atau
tidak reliabel. Metode tersebut dilaksanakan oleh penguji yang
independent yaitu dosen pembimbing dan juga penulis mengamati
seluruh kegiatan peneliti dalam melaksanakan masalah, fokus,
memasuki lapangan, menentukan sumber data, serta menghasilkan
ketetapab yang bisa menyatakan petunjuk kegiatan lapangannya.

F. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan menggunakan
pendekatan kualitatif, dimana data yang dikumpulkan bukan berupa angka
melainkan berasal dari naskah wawacara, catatan lapangan, dan dari sumber
yang ada baik dari buku maupun ineternet. Sehingga tujuan dari penelitian
kualitatif ini adalah diaharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber infomasi
dan juga bahan acuan untuk menunjang pembelajaran khususnya pada mata

30
pelajaran PAI selama evaluasi pembelajaran berbasis google form
berlangsung.

31
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran Berbasis Google Form
Perencanaan pembelajaran merujuk pada proses merencanakan
kegiatan pembelajaran yang terstruktur dan terorganisir untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan ini melibatkan
pemilihan dan pengaturan materi pembelajaran, strategi
pengajaran, metode, sumber daya, dan evaluasi yang sesuai untuk
menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan bermakna bagi
siswa.
Sebagaimana yang di sampaikan oleh ibu Nining selaku guru
PAIkelas IX, menyampaikan bahwa :
“ Soal evaluasi pembelajaran dibuat sesuai dengan perencanaan
pembelajaran atau biasa yang kita kenal yaitu RPP yang memenuhi
standar KI, KD, Indikator dan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam materi. Sebelum evaluasi berlangsung, kita
biasanya ngasih kisi-kisi untuk dipelajari terlebih dahulu oleh
siswa dengan harapan dapat nilai yang memuaskan”.

Perencanaan evaluasi pembelajaran juga mengacu pada proses


merencanakan dan menentukan metode serta alat evaluasi yang
akandigunakan untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran
tercapai. Evaluasi pembelajaran adalah proses penilaian terhadap
pencapaian hasil belajar siswa, baik secara individu maupun
kelompok, dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang
tingkat pemahaman, kemampuan, dan keterampilan siswa dalam
memenuhi tujuan pembelajaran.

Hal ini serupa dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bu


Nining selaku guru PAI di Kelas IX SMPN 16 Kota Cirebon
“Evaluasi pembelajaran sudah pasti tujuannya adalah untuk
mengetahui sejauh mana sih siswa ini paham akan materi yang
32
disampaikan, tentu saja dalam pembuatan soal juga lebih
bervariatif. Variatif disini maksudnya mereka tidak hanya
diberikan soal PG (pilihan ganda) tapi juga ada soal essay nya,
tujuannya untuk mengetahui secara mendalam tentang pemahan
mereka terhadap materi yang pernah disampaikan’’

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMPN


16 Kota Cirebon, Karnadi S.Pd. M.Hum, bahwa sekolah tersebut
telah menerapkan kurikulum merdeka belajar, namun untuk kelas
IX kurikulum yang digunakan adalah KURTILAS (Kurikulum tiga
belas).
“kurikulum yang digunakan di kelas 7 dan kelas 8 itu
menggunakan kurikulum meredeka belajar, kalau kelas 9 masih
menggunakan kurtilas”.

2. Implementasi Evaluasi Pembelajaran Berbasis Google Form


pada mata pelajaran PAI dan Budi pekerti
Penerapan evaluasi pembelajaran berbasis google form
merupakan salah satu inovasi dalam dunia pendidikan khususnya
pada mata pelajaran PAI. Oleh karena itu pelaksanaan evaluasi
pembelajaran berbasis google form ini adalah salah satu
pemanfaatan media teknologi dalam kegiatan belajar mengajar di
SMPN 16 Kota Cirebon.
Evaluasi pembelajaran berbasis google form ini pada awalnya
merupakan dampak dari kasus pandemi COVID-19 yang
mengharuskan guru memilih alat evaluasi yang efektif dan efisien
dalam pembelajaran daring., sehingga pemilihan google form
dirasa salah satu alternatif yang tepat untuk digunakan dalam
kondisi tersebut.

Hal serupa juga terjadi di SMPN 16 Kota Cirebon, dimana


penerapan pembelajaran berbasis teknologi berkembang semenjak
adanya kasus pandemi COVID-19, sebagaimana yang di katakan
Bpk Karnadi sebagai Kepala Sekolah SMPN 16 Kota Cirebon:
“Mulai diterapkannya pembelajaran menggunakan teknologi ini
33
sebetulnya sudah lama, hanya saja cuma beberapa mata pelajaran
tidak semua contohnya seperti mata pelajaran TIK, itukan mau
ngga mau ya memang berbasis teknologi. Tapi semenjak ada
kasus pandemic kemarin jadi mengharuskan seluruhnya
menggunakan teknologi, termasuk mata pelajaranPAI.”

Penjelasan yang sama juga disampaikan oleh Indah dari kelas


9H sebagai salah satu siswa SMPN 16 Kota Cirebon. Mengatakan :
“ iya kak, belajar kaya gini tuh semenjak pandemi. Tapi
sebelumnya emang udah ada cuman ngga tiap hari kaya gini.”

Banyak tantangan yang dihadapi oleh pihak sekolah ketika


diharuskan untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh ini. Selain
tantangan dunia luar, kondisi siswa dan waktu pelaksanaan juga
menjadi tantangan bagi guru dalam menerapkan pembelajaran
jarak jauh. Disinilah para guru harus berinovasi sekreatif mungkin
dalam memanfaatkan teknologi dan situs-situs web yang ada,
sehingga menciptakan kegiatan belajar mengajar yang
menyenangkan dan menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Nining selaku guru Pai
kelas IX menjelaskan bahwa :

“kendala dari kegiatan pembelajaran jarak jauh ini adalah kita tidak
bisa mengontrol siswa dari dekat, selain itu kendala yang paling
sering dikeluhkan siswa adalah tidak ada kuota, terus ada juga
siswa yang Hp nya masih jadul jadi gabisa mengakses beberapa
web atau link yang diberikan oleh kami para guru”.

Mengantisipasi kendala tersebut, pihak sekolah memberikan


solusi dengan memberikan bantuan berupa kuota setiap sebulan
sekali kepada para siswa dan juga guru, namun kuota tersebut
merupakan kuota khusus belajar, sehingga hanya dapat digunakan
untuk membuka situs web yang berkaitan dengan media
pembelajaran. Hal ini dibenarkan oleh pernyataan dari Nadia yang
merupakan salah satu siswa kelas IX H SMPN 16 Kota Cirebon :
34
“ Dari sekolah selalu dikasih kuota tiap bulan ka, tapi kuotanya
gabisa buat buka instagram, tiktok. Jadi bisanya cuman buka
google form, google classroom, zoom, yaa gitu gitulah tapi kalau
buka yotube juga masih bisa sih”

Penggunaan media teknologi menjadi tantangan bagi guru


untuk terus berinovasi dalam penyampaian materi pada proses
pembelajaran. Untuk itu dengan adanya solusi yang diberikan oleh
pihak sekolah agar terciptanya keberlangsungan belajar mengajar
yang kondusif dan meminimalisir keterhambatan dalam
menyampaikan materi atau tugas kepada siswa.

3. Sistem penilaian yang dilakukan saat pmbelajaran berbasis


google form berlangsung
Sistem penilaian, atau disebut juga sebagai sistem evaluasi,
adalah suatu mekanisme atau proses yang digunakan untuk menilai
atau mengevaluasi kinerja atau prestasi seseorang, kelompok, atau
organisasi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Sistem penilaian
biasanya digunakan dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan,
bisnis, sumber daya manusia, dan penelitian.
Pada konteks pendidikan, sistem penilaian digunakan untuk
mengevaluasi prestasi siswa, baik dalam hal pengetahuan akademik
maupun keterampilan non-akademik. Sistem penilaian ini mencakup
berbagai metode, seperti ujian tertulis, tugas proyek, presentasi,
penilaianpraktik, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan observasi,
dokumentasi dan wawancara mengenai penilaian yang digunakan
selam pembelajaran berbasis google form ini berlangsung, dilakukan
dengan empat metode yaitu :
• Penilaian kemampuan siswa dalam mengingat
materi sebelumnya
• Penilaian dari soal-soal yang telah diberikan
• Penilaian hafalan Al-Qur,an dan hadist

35
• Penilaian akhlak siswa selama di sekolah

“Sebenarnya tujuan dari adanya pelajaran PAI adalah untuk


membentuk karakter siswa menjadi pribadi yang berakhlakul
karimah, oleh sebab itu penilaian utama bagi saya adalah akhlak
yang baik. Nilai- nilai dari soal ulangan, ataupun nilai yang lainnya
menurut saya ga begitu penting. Selama akhlak mereka baik di
sekolah, meskipun nilai kesehariannya kecil, maka itu akan terbantu.
Dan saya tidak rugi memberi nilai yang bagus”.

Hasil dari adanya evaluasi berbasis google form ini sangat


membantu para guru dalam memberi nilai, hal ini juga disampaikan
oleh Bu Nining selaku guru Mapel PAI
“Dengan adanya google form ini para guru sangat terbantu sekali
yaitu selain memudahkan dalam memberikan soal, sistem
penilaiannya pun otomatis dari sistem. Jadi kami hanya tinggal
menginput nilai tanpa harus buang-buang waktu buat ngoreksi
seperti dulu”

B. Pembahasan
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian diatas, sebagaimana telah
diuraikan bahwa hasil temuan penelitian di SMPN 16 Kota Cirebon ini
mengacu pada rumusan masalah :
1. Perencanaan evaluasi pembelajaran berbasis google form padamata
pelajaran Pai dan Budi pekerti
2. Implementasi pembelajaran berbasis google form pada mata
pelajaran Pai dan Budi pekerti
3. Sistem penilaian yang digunakan selama pembelajaran berbasis
google form berlangsung.

Sesuai dengan tekhnik analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif


kualitatif dengan menganalisis data dari hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi pada lembaga terkait yang dijadikan tempat penelitian. Data
yang telah didapatkan itu akan dipaparkan kembali sesuai dengan
rumusan masalah yang telah dibuat. Berikut ini adalah hasil pembahasan
dari data penelitian yang telah diperoleh :
36
a. Perencanaan evaluasi pembelajaran berbasis google form pada mata
pelajaran Pai dan Budi Pekerti
Berdasarkan penelitian yang didapat dari wawancara, observasi
dan dokumentasi menyatakan bahwa perencanaan evaluasi
pembelajaran berbasis google form dalam meningktakan respon
belajar siswa yaitu sesuai dengan RPP yang memenuhi standar KI,
KD, Indikator dan tujuanpembelajaran yang telah ditetapkan dalam
menyampaikan materi.
Setiap pendidik harusnya menyiapkan dan membuat RPP dengan
komplit serta terstruktur supaya aktifitas pembelajaran bisa
beroperasi dengan mengasyikan, inspiratif, interaktif, menantang
serta mendorong para siswa agar giat dan mempersiapkan ruang ide,
kemandirian, serta kreatifitas yang sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan siswa.
Pembuatan RPP yang baik harus diawali dengan menentukan
tujuan pembelajaran secara tepat. RPP pada mata pelajaran PAI di
SMPN 16 Kota Cirebon ini sudah disusun dengan memuat tujuan
pembelajaran yang disesuaikan berdasarkan modul atau buku materi
PAI kelas IX. Kemudian dari muatan tujuan pembelajaran tersebut
dirumuskan Kompetensi Inti (KI), Kompetisi Dasar (KD) dan
Indikator Pembelajaran sebagai target yang ingin dicapai dalam
kegiatan pembelajaran.
Hal ini senada dengan teori yang dikemukakan oleh Hidayat
dalam penelitian Noval dan Lilis, bahwa guru diharuskan untuk
memahami KI, KD serta indikator dengan baik ketika merancang
perencanaan pembelajaran, karna tanpa pemahaman yang baik,
maka ketika guru menerapkan tiap butir KI, KD, serta indikator
dalam RPP akan menjadi terhambat dan akan berpengaruh terhadap
pelaksanaan dan penilaian hasil belajar. (Harry & Sugiarti, 2022)
Dalam pembuatan RPP, guru SMPN 16 Kota Cirebon juga
merencanakan pemilihan media yang akan digunakan untuk
pelaksanaan evaluasi pembelajaran ini. Dari banyaknya media yang
tersedia, para guru SMPN 16 Kota Cirebon sepakat untuk memilih
google form sebagai media evaluasi pembelajaran di SMPN 16 Kota
Cirebon
37
Tujuan dari evalaluasi pembelajaran berbasis google form sendiri
yaitu untuk mengetahui pemahaman dan juga respon belajar siswa
terhadap materi yang telah disampaikan, sehingga dengan adanya
media tekhnologi yang dikaitkan dalam proses belajar mengajar
diharapkandapat menjadikan pembelajaran yang menyenangkan.

b. Implementasi evaluasi pembelajaran berbasis google form pada mata


pelajaran Pai dan Budi Pekerti
Data yang diperoleh dari tempat penelitian, menunjukan bahwa
penerapan evaluasi pembelajaran berbasis google form pada mata
pelajaran PAI dan Budi pekerti di kelas IX SMPN 16 Kota Cirebon,
telahberlangsung sejak pandemi COVID-19 yaitu tahun 2021.
Penerapan ini pada awalnya merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan untuk menunjang pembelajaran jarak jauh. Namun seiring
dengan perkembangan zaman dan maraknya dunia teknologi dalam
bidang Pendidikan, maka evaluasi pembelajaran berbasis google
form inimenjadi suatu inovasi yang menjadi kebiasaan di SMPN 16
Kota Cirebon.
Kaitannya dengan pelaksanaan evaluasi pembelajaran berbasis
google form menimbulkan kendala yang tidak bisa dihindari pihak
sekolah, karna ada beberapa juga siswa yang tidak memiliki gadget
dan juga beberapa guru yang belum melek dengan adanya
tekhnologi di bidang Pendidikan, sehingga masih menerapkan cara
manual dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
Kendala tersebut masih menjadi salah satu yang dijadikan bahan
evaluasi untuk kedepannya. Implementasi evaluasi pembelajaran
berbasis google form khususnya pada mata pelajaran PAI ini sudah
cukup baik dalam pelaksanaannya. Hanya saja masih perlu untuk
terus ditingkatkan dan diperbaharui Misalnya, Guru dapat
mengembangkan materi pembelajaran yang lebih menarik atau
memperbaiki metode evaluasi yang digunakan. Guru juga berdiskusi
dengan siswa mengenai hasil evaluasi untuk memberikan umpan
balik dan membangun kesadaran mereka tentang kekuatan dan
kelemahan dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti

38
Dengan mengimplementasikan evaluasi pembelajaran berbasis
Google Form, para guru dapat menghemat waktu dalam
mengumpulkan dan menganalisis data evaluasi, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memberikan umpan balik secara
anonim. Pendekatan ini juga membantu Guru dalam melacak
perkembangan siswa dari waktu ke waktu dan meningkatkan
efektivitas pembelajaran PAI dan Budi Pekerti.

C. Sistem penilaian yang dilakukan saat pembelajaran berbasis


google form berlangsung
Penilaian adalah suatu aktivitas yang digunakan untuk mengukur
dan mengukur kualitas pengetahuan siswa secara menyeluruh. Ini
termasuk dalam proses pembelajaran dan dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk.
Teknik atau metode penilaian cara yang digunakan untuk
memperoleh data dari peserta didik yang dilaksanakan kepada
pengajar. Metode evaluasi digolongkan menjadi dua macam,
yakni.
1. Teknik tes
Tes merupakan penilaian yang melibatkan tugas yang
harus dilakukan oleh anak atau kelompok anak untuk
menghasilkan suatu nilai yang mengarahkan tingkah laku
atau prestasi anak, yang dapat dibandingkan dengan nilai
atau standar yang ditetapkan oleh anak-anak lain atau
anakanak lainnya.
2. Teknik Penilaian non tes
Penilaian non test ialah penilaian yang memperkirakan
kemahiran murid secara langsung dengan tugas-tugas yang
nyata, dengan keuntungan sifatnya lebih menyeluruh,
maksudnya bisa diterapkan guna mengevaluasi berbagai
sudut pandang dari individu akibatnya tidak saja untuk
mengevaluasi sudut pandang kognitif, tetapi juga sudut
pandang efektif serta psikomotorik, yang dievaluasi saat
aktivitas belajar berjalan.

39
Sistem penilaian yang dilakukan saat pembelajaran berbasis
Google Form dapat bervariasi tergantung pada kebijakan dan
kebutuhan sekolah atau institusi Pendidikan.
Setiap sistem penilaian dapat dikombinasikan atau disesuaikan
dengan kebutuhan dan karakteristik mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti. Penting bagi guru untuk membuat instrumen penilaian yang
jelas, objektif, dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Selain itu, penggunaan variasi metode penilaian dapat
memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang pemahaman
dan kemampuansiswa dalam mata pelajaran tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dipaparkan diatas bahwa sistem
penilaian yang digunakan di SMPN 16 Kota Cirebon khususnya
pada mata pelajaran PAI sendiri memiliki 4 metode, yaitu Penilaian
kemampuan siswa dalam mengingat materi sebelumnya, penilaian
dari soal-soal yang telah diberikan, penilaian hafalan Al-Qur,an dan
hadist, penilaian akhlak siswa selama di sekolah, dan pada saat
pelaksanaan dengan menggunakan google form menggunakan jenis
tes bentuk objektif (pilihan ganda).
Salah satu metode penilaian yang utama adalah penilaian
sikap/akhlak siswa selama di lingkungan sekolah, Sesuai dengan visi
dan misi yang diterapkan di SMPN 16 Kota Cirebon sendiri, maka
penilaian tersebut menjadi penilaian utama pada mata pelajaran PAI.
Dengan diterapkannya penilaian utama berupa akhlak siswa
tersebut diharapkan dapat mewujudkan visi dan misi sekolah dan
agar nantinya akan menjadi kebiasaan bagi siswa itu sendiri, bukan
hanya di sekolah melainkan dapat menjadi kebiasaan juga di
lingkungan masyarakat.

40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap hasil
belajar siswa dengan evaluasi pembelajaran berbasis google form di
kelas IX SMPN 16 Kota Cirebon, maka peneliti dapat menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
Perencanaan evaluasi pembelajaran berbasis google form pada mata
pelajaran PAI dan Budi pekerti menyatakan bahwa perencanaan evaluasi
pembelajaran berbasis google form dalam meningkatkan respon belajar
siswa yaitu sesuai dengan RPP yang memenuhi standar KI, KD, Indikator
dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam menyampaikan
materi.
Implementasi evaluasi pembelajaran berbasis google form pada mata
pelajaran PAI dan Budi pekerti di kelas IXSMPN 16 Kota Cirebon, telah
berlangsung sejak pandemi COVID-19 yaitu tahun 2021
Berdasarkan penelitian yang dipaparkan diatas bahwa sistem penilaian
yang digunakan di SMPN 16 Kota Cirebon khususnya pada mata
pelajaran PAI sendiri memiliki 4 metode, salah satunya yaitu dari
penilaian dari soal-soal yang telah diberikan

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada beberapa masukan
yang dijadikan rujukan dan rekomendasi serta kontribusi kepada pihak
sekolah dan seluruh guru yang ada di SMPN 16 Kota Cirebon dan juga
untuk penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut :
a. Diharapkan pihak sekolah menyediakan pelatihan- pelatihan
yang berhubungan dengan pengintegrasian pembelajaran
menggunakan media tekhnologi, khususnya pada mata pelajaran
PAI.
b. Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan rujukan
atau referensi untuk penelitian selanjutnya.

41
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman, wahyu naldi, Adiyatna Arifin, F. M. R. (2021). Analisis UU


Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Dan Implikasi nya
Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Di indonesia. Jurnal Ipm2kpe, 4(20),
98–107.

Ahmad, A. (2012). 77415-ID-perkembangan-teknologi-komunikasi-dan-in.

Dakwah Tabligh, 13, 137–149.

Alfonsius, A. (2021). Penyelenggaraan Pembelajaran Perguruan Tinggi Swasta


di Masa Pandemi Covid-19. Journal of Accounting and Management,
5(1), 1– 10.

Brumbaugh, K. (n.d.). creating a google classroom the educators book cook.

Damanik, J. (2016). Jurnal Teknologi Informasi Dan komunikasi. Jurnal

Internasional Ti2, 5(1), i–viii.

Febriana, R. (2019). Evaluasi Pembelajaran (B. sari Fatmawati (ed.); 1st ed.).

Bumi aksara.

Ganaphty, R. (n.d.). learning googlescript app.

Hairun, Y. (2020). evaluasi dan penilaian dalam pembelajaran. 26.

Harry, S. C., & Sugiarti, R. (2022). KINERJA GURU DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA Oleh Cahyo Harry Sancoko 1 , Rini Sugiarti 2
Magister Psikologi, Universitas Semarang 1, Fakultas Psikologi
Universitas Semarang 2. p-ISSN. 2527-6018 e-ISSN. 2548-4141, 1–14.

Haryoko, S. (2020). ANALISIS DATA PENELITIAN. Universitas Negri


makasar. idrus L. (2019). Evaluasi Dalam Pembelajaran. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 9(2), 920–935.

Ismail, M. ilyas. (2020). evaluasi pembelajaran.

Levani, Prastya, & Mawaddatunnadila. (2021). Coronavirus Disease 2019


(COVID-19): Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi. Jurnal

42
Kedokteran Dan Kesehatan, 17(1), 44–57.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK/article/view/6340

Maritsa, A., Hanifah Salsabila, U., Wafiq, M., Rahma Anindya, P., & Azhar
Ma’shum, M. (2021). Pengaruh Teknologi Dalam Dunia Pendidikan. Al-
Mutharahah: Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan, 18(2),
91–100. https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v18i2.303

Ngafifi, M. (2014). Kemajuan Teknologi Dan Pola Hidup Manusia Dalam


Perspektif Sosial Budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi
Dan Aplikasi, 2(1), 33–47. https://doi.org/10.21831/jppfa.v2i1.2616

Shidqi, A., & Arifandi, D. (2019). Kajian Tiga Pembelajaran ( Tujuan ,


Kurikullum , dan Metode ) Dalam Pendidikan Agama Islam. Jurnal
Pemikiran Kesilaman, 13, 72–79.

Southey, C. T. (2021). Bab III Metode Penelitian. Chronicle History of the


West Indies, 2013, 467–468. https://doi.org/10.4324/9781315033747-
137

Suwarya, F. . (2020). dahsyatnya google drive.

Ulfa, R. (2022). Konsep Dasar Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian


Pendidikan. Al-Fathonah, 2853, 39–54.

Wijaya, H. (2019). Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori &


Praktik. Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.

Wulandari, E. (2020). sigooform sebagai alternatif di era pandemi.

yoyo sudaryo, D. (2019). metode penelitian survey online google forms. 1.

Zaman, W., Harahap, R. M., & Sirait, I. H. (2020). Pendidikan Pendidikan


Agama Islam Di Era Milenial. Jornal of Islamic Education, 2(1).

. M. B. (2017). Evaluasi Belajar Peserta Didik (Siswa). Idaarah: Jurnal


Manajemen Pendidikan, 1(2), 257–267.
https://doi.org/10.24252/idaarah.v1i2.4269

Akmalia, R. (2022). Pentingnya Evaluasi Peserta Didik dalam Proses


Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 5(1), 1349–1358.

43
Basri, I. (2017). Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar (SD) Berbasis Pendidikan
Karakter dan Multikultural. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 1(4), 247.
https://doi.org/10.23887/jisd.v1i4.12593

Miftha Huljannah. (2021). Pentingnya Proses Evaluasi Dalam Pembelajaran Di


Sekolah Dasar. Educator (Directory of Elementary Education Journal),
2(2), 164–180. https://doi.org/10.58176/edu.v2i2.157

Suarga, S. (2019). Hakikat, Tujuan Dan Fungsi Evaluasi Dalam Pengembangan


Pembelajaran. Inspiratif Pendidikan, 8(1), 327–338.
https://doi.org/10.24252/ip.v8i1.7844

44
Lampiran

45
Profil SMPN 16 Kota Cirebon

SMP Negeri 16 Kota Cirebon adalah SKKP Negeri Cirebon yaitu


sekolah kejuruan tingkat SMP yang menitikberatkan pada keahlian
Tata boga dan Tata busana. Dengan memperhatikan kondisi tersebut
maka SMP Negeri 16 Kota Cirebon memberlakukan KTSP Sekolah
berwawasan pariwisata, yaitu kurikulum yang menyiapkan para
lulusannya di samping memiliki kemampuan akademik juga memiliki
kemampuan keterampilan Tata boga dan Tata busana.
Secara administratif SMP Negeri 16 terletak di Kelurahan
Lemahwungkuk. Berada tidak jauh dari tiga Keraton utama Cirebon,
yaitu Keraton Kesepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton
Kecirebonan. Kondisi ini memperkuat kesan tersendiri, gedung
Sekolah yang termasuk dalam Bangunan cagar Budaya yang di
lindungi Negara. Bahkan menurut rencana Tata Ruang Kota Cirebon,
kawasan lapangan Kebumen adalah kawasan Kota tua Cirebon.
Keadaan demikian tentunya akan berpengaruh terhadap strategi yang
akan dikembangkan SMP Negeri 16 Kota Cirebon dalam
melaksanakan fungsinya sebagai penyelenggara layanan pendidikan di
Kota Cirebon.
Secara geografis SMP Negeri 16 Kota Cirebon berada tidak jauh
dari Pelauhan Cirebon dan juga terletak dalam perlintasan Jalur
Pantura yang menghubungkan kawasan Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Indramayu dengan Provinsi Jawa Tengah. Kondisi ini juga
akan berpengaruh terhadap input peserta didik yang ujung-ujungnya
juga akan berpengaruh pula pada pola pelayanan pendidikan yang
diberikan sekolah kepada masyarakat.
Secara demografi SMP Negeri 16 Kota Cirebon berada dalam
lingkungan masyarakat yang sangat heterogen. Tidak jauh dari
sekolah ada kawasan Cangkol dan Kesunean yang dominan
masyarakatnya adalah masyarakat nelayan. Sebelah barat dari sekolah
terdapat Pasar Kanoman dan Kawasan Jalan Karanggetas yang
merupakan kawasan bisnis perdagangan ramai. Hal ini tentunya
merupakan kekuatan sekaligus tantangan bagi sekolah dalam
pengembangan pembelajaran yang akan dilakukannya. Tuntutan
46
masyarakat sudah semakin kompleks mengingat perkembangan dan
perubahan yang cepat dalam bidang Teknologi Informasi.

1. Visi, Misi dan Tujuan SMPN 16 Kota Cirebon


Berdasarkan dokumen yang ada, maka saya mendapatkan rumusan
visi, misi, dan tujuan sekolah sebagai berikut:.

Visi tersebut
Visimencerminkan profil dan Sedap
“Sedap Dipandang cita-cita sekolah yang:
Didengar”
• berorientasi ke depan dengan tetap memperhatikan potensi
kekinian;
• Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.
• 3Santun dalam bertutur kata;
• Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah.
• Mendorong adanya perubahan yang lebih baik

Misi dalam rangka mencapai Visi tersebut, perlu dijabarkan


menjadi beberapa Misi. Adapun Misi SMP Negeri 16 Kota Cirebon
yakni, sebagai berikut :
a. Tandur Iman melalui Tadabur (baca Al- quran dan
terjemahannya setiap hari selasa sampai dengankamis);
b. MenguatkanTaqwa melalui sholat dhuha, dhuhur dan Ashar
berjamaah setiap hari;
c. Memelihara Akhlak melalui Bimbingan mental (Bintal) setiap
Jum’at pagi;
d. Menjaga Sehat Jasmani melalui senam bersama setiap sebulan2
kali dan dilaksanakan setiap hari Jum’at;
e. Memajukan Ilmu melalui pembelajaran di kelas setiap hari ;
f. Memajukan Terampil melalui kegiatan Ekstra kulikuler seperti
Pramuka, PMR dan Marchingband;
g. Mengasah Kreatif melalui pembelajaran Keterampilan Tata
Boga dan Tata Busana;
h. Memantapkan Mandiri melalui kegiatan perkemahan, Sinau

47
Wisata, LDKS dan ESQ;
i. Membiasakan Demokrasi melalui diskusi dalam PBM dan
kegiatan lain;
j. Mengukuhkan Tanggung Jawab melalui kegiatan lomba-lomba
yang rutin dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah

2. Tujuan Sekolah
BerdasarkanVisi Misi yang sudah ditetapkan, sekolah menentukan
tujuan sekolah yang akan dicapai pada akhir tahun pelajaran
2019/2020 sebagai berikut:
• Meningkatnya keimanan kepada Allah SWT sehingga
membentuk kepribadian perta didik yang mempunyai budi
pekerti ,sifat serta sikap yang sesuai dengan ajaran agama:
• Menjadi institusi pendidikan pelopor dalam kegiatan keagamaan
dan kepedulian sekolah;
• Memahamai dan melaksanakan wewenang dan keharusan untuk
berkreasi dalam memanfaatkan lingkungan sekolah;
• Memiliki daya juang sukses belajar sehingga naik kelas dan lulus
dengan nilai predikat baik.
• Dapat menunjukkan keseharian yang sopan, santun dan berbudi
pekerti sebagai gambaran dari iman, taqwa dan akhlak mulia.
• Menjalankan prilaku hidup bersih, bugar dan sehat
• Memiliki budaya ringkas, rapi, resik, rajin dan rawat terhadap
lingkungan.
• Menunjukan prilaku terpuji dalam 16 S {Semangat, selamat,
sahabat (SUKSES), sabar, sukur, senang (SEHAT), senyum,
sapa, salam (SOPAN), senandung, semarak, semerbak (SEJUK).

Rumusan visi sekolah di atas sebenarnya kelanjutan dari visi


sebelumnya yaitu Rumpon Ilmu,Salon Karakter. Pada visi ini
terkandung harapan bahwa sekolah adalah tempat yang subur untuk
menggali ilmu yang dibutuhkan dalam rangka mempercantik akhlak
untuk menggapai cita-cita yang mulia. Setelah karakter memperoleh

48
perawatan lewat salon SMP Negeri 16, maka harapan selanjutnya
adalah lahirnya pribadi-pribadi siswa yng sedap dipandang sesuai
dengan harapan dalam Profil Pelajar Pancasila.
Rumusan misi sekolah di atas, adalah rangkaan kegiatan
pembiasaan kepada siswa yang berujuan untuk mewujudkan pribadi
yangsedap dipandang, membanggakan orang tua dan guru. Aamiin.
Tandur ilmu adalah sarapan pagi anak-anak dan guru-guru lewat
lantunan ayat- ayat suci al Quran dan alunan suara merdu khas anak-
anak remaja melantunkan sholawat. Pagi yang indah di bumi
Spenaz. Menguatkan Taqwa, memelihara akhlak adalah rangkaian
pembiasaan dalam mengawali pelajaran di kelas. Menjaga sehat
jasmani adalah keceriaan bersama di setiap jumat pagi saat anak-
anak dan guru berolahraga bersama dalam memperkuat ikatan
silaturahmi. “Duhai Alloh Yang Maha Indah, hiasilah jasmani kami
dengan kesehatan yang Engkau ridhloi”. Aamiin. Memajukan ilmu,
memajukan terampil, mengasah kreatif, memantapkan mandiri,
membiasakan demokrasi, danmengukuhkan tanggung jawab, adalah
bentuk segala bentuk kegiatandi sekolah yang mempersiapkan
manusia-manusia yang akan bersaing secara global tetapi tetap
berakhlakul karimah

3. Kondisi Tenaga Kependidikan di SMPN 16 Kota Cirebon


Tenaga kependidikan adalah kriteria profesional yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik dan tenaga kependidikan, baik
prajabatan maupun dalam masa jabatan. Kondisi nyata Standar
Pendidik dan TenagaKependidikan SMP Negeri 16 memiliki 47 tenaga
pendidik yang terdiri dari 32 ASN dan 15 guru non PNS. Sebagian
besar kualifikasi S1 dan 4 orang S2. Kemudian ada dua orang guru
PNS menjelang pension. Sebagian besar guru PNS telah bersertifikat
dan 2 orang guru non PNS telah bersertifikat. Untuk tenaga
kependidikan SMP Negeri 16 memiliki1 orang PNS sebagai pembuat
daftar gaji, dan 6 orang non PNS yang diberi tugas sebagai operator
dapodik, operator BMD, SIPDA, SAMPEAN, Kesiswaan, Persuratan,
Kepegawaian, Teknisi dan Tenaga Layanan Khusus Kebersihan.
Kondisi ini berpengaruh pada jalannya proses administrasi, sehingga
49
ada beberapa guru yang diberi tugas tambahan dalam pendampingan
kegiatan operator BMD, SIPDA, SAMPEAN, dankepegawaian ( SKP
). Untuk tenaga laboran dan perpustakaan juga masih dirangkap oleh
tenaga guru. Kondisi ideal Standar Tenaga Pendidik dan Tenaga
Kependidikan berada pada nilai 6,64. Artinya 94,86% Pendidik dan
tenaga kependidikan telah memnuhi kualifikasi dan ketentuan yang
berlaku dan 5,14% Pendidik dan tenaga kependidikan. Adapun yang
belum sesuai dengan kualifikasi, yaitu: guru ( honorer) yang tidak
sesuai dengan kualifikasi pendidikannya, ada beberapa guru PNS yang
belum bersertifikat guru professional, dan Tenaga kependidikanstaf
TU hanya ada 1 orang PNS dan yang lainnya non PNS.

4. Fasilitas Sekolah
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber
belajar lain,dalam hal ini kondisi nyata SMP Negeri 16 memiliki 7
gedung yaitu:
• Gedung A berisi 2 ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang wakil
kepala sekolah, dan ruang staf tata usaha berikut 2 buah WC guru;
• Gedung B terdiri dari 2 buah laboratorium computer, 1 buah
laboratorium IPA, dan 7 ruang belajar;
• Gedung C terdiri 8 ruang belajar dan 1 gudang;
• Gedung D terdiri dari 8 ruang belajar;
• Gedung E terdiri dari ruang BP/BK, 1 ruang belajar dan gudang
ekskul;
• Gedung F terdiri dari raugn perpustakaan, mushollah, dan dapur
(tataboga)
• Gedung G diperuntukan sebagi raug sebaguna.

Kondisi ideal Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan berada pada


nilai 4,66. Ini berarti kekuatan sekolah dalah 66,57 % Kapasitas daya
tampung sekolah memadai, memiliki sarana dan prasarana pembelajaran
yang lengkap dan layak, dan memiliki sarana dan prasarana pendukung
50
yanglengkap dan layak. Sedangkan kelemahannya adalah 33,43 sarana
dan prasarana pembelajaran belum lengkap dan layak. Ada beberapa
ruang belajar yang perlu segera direhab. Ruang Laboratorium dan
perpustakaan masih berbagi peran untuk penggunaan kegiatan belajar
mengajar. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap kegiatan pokok
yang mustinya ada dilaboratorium maupun perpustakaan.

51
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SMP/MTS : SMP Negeri 16 Kota Cirebon


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas / Semester : IX (Sembilan) / 5
Materi Pokok : Menatap Masa Depan dengan Optimis, Ikhtiar, dan
Tawakkal
Pertemuan ke- : 3 dan 4
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit (2 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya yang terkait dengan fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

52
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

2.1 Menghargai sikap optimis, ikhtiar dan tawakkal sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Az-Zumar (39): 53, Q.S. An-Najm (53): 39-42, Q.S. Ali
Imran (3): 159 dan hadits terkait

3.1 Memahami Q.S. Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53):39-42; dan Q.S. Ali
Imran (3): 159 tentang optimis, ikhtiar, dan tawakal serta hadits terkait
Indikator:
3.1.1 Mendeskripsikan pengertian optimis dengan benar
3.1.2 Menyebutkan ciri-ciri optimis dengan benar
3.1.3 Menjelaskan cara menumbuhkan rasa optimis dengan benar
3.1.4 Menjelaskan manfaat optimis dengan benar
3.1.5 Mendeskripsikan pengertian ikhtiar dengan benar
3.1.6 Menyebutkan bentuk-bentuk ikhtiar dengan benar
3.1.7 Menjelaskan cara menumbuhkan semangat ikhtiar dengan benar
3.1.8 Menjelaskan manfaat ikhtiar dengan benar
3.1.9 Mendeskripsikan pengertian tawakkal dengan benar

4.1 Membaca Q.S. Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53): 39-42, dan Q.S. Ali
Imran (3): 159 sesuai dengan kaedah tajwid dan makhrajul huruf
Indikator:
4.1.1 Mencontohkan optimis, ikhtiar dan tawakkal sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. Az-Zumar (39): 53, Q.S. An-Najm (53):39-
42,
Q.S. Ali Imran (3): 159 dan hadits terkait dengan benar
4.1.2 Berperilaku optimis sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
Az-Zumar (39): 53, Q.S. An-Najm (53):39-42, Q.S. Ali Imran (3):
159 dan hadits terkait dengan benar
4.1.3 Berperilaku ikhtiar sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Az-

53
Zumar (39): 53, Q.S. An-Najm (53):39-42, Q.S. Ali Imran (3): 159
dan hadits terkaitd engan benar
4.1.4 Berperilaku tawakkal sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Az-
Zumar (39): 53, Q.S. An-Najm (53):39-42, Q.S. Ali Imran (3): 159
4.2
dan hadits terkaitdengan benar
Menunjukkan hafalan Q.S. Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53): 39-42,
dan Q.S. Ali Imran (3): 159

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran menggunakan saintifik, peserta didik dapat :

1. Mendeskripsikan pengertian optimis dengan benar


2. Menyebutkan ciri-ciri optimisd engan benar
3. Menjelaskan cara menumbuhkan rasa optimis dengan benar
4. Menjelaskan manfaat optimis dengan benar
5. Mendeskripsikan pengertian ikhtiar dengan benar
6. Menyebutkan bentuk-bentuk ikhtiar dengan benar
7. Menjelaskan cara menumbuhkans emangat ikhtiar dengan benar
8. Menjelaskan manfaat ikhtiar dengan benar
9. Mendeskripsikan pengertian tawakkal dengan benar
10.Menyebutkan ciri-ciri tawakkal dengan benar
11. Menjelaskan cara bertawakkal dengan benar
12. Menjelaskan manfaat tawakkal dengan benar
13. Mencontohkan optimis, ikhtiar dan tawakkal sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Az-Zumar (39): 53, Q.S. An-Najm (53):39-42, Q.S.
Ali Imran (3): 159 dan hadits terkait dengan benar
14. Berperilaku optimis sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Az-
Zumar (39): 53, Q.S. An-Najm (53):39-42, Q.S. Ali Imran (3): 159 dan
hadits terkait dengan benar
15. Berperilaku ikhtiar sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Az-
Zumar (39): 53, Q.S. An-Najm (53):39-42, Q.S. Ali Imran (3): 159 dan
hadits terkaitdengan benar
16. Berperilaku tawakkal sebagai implementasi daripemahamanQ.S. Az-

54
Zumar (39): 53, Q.S. An-Najm (53):39-42, Q.S. Ali Imran (3): 159 dan
hadits terkaitdengan benar

D. Materi Ajar

Menatap Masa Depan dengan Optimis, Ikhtiar, danTawakkal


1. Optimis
Sifat optimis adalah sifat orang yang memiliki harapan positif dalam
menghadapi segala hal atau persoalan. Kebalikan dari optimis adalah
pesimis. Orang yang memiliki sifat pesimis selalu berpandangan negatif
dalam menghadapi persoalan
Sifat optimis termasuk perilaku terpuji (akhlakkarimah) yang harus
dimiliki seorang muslim. Seorang muslim yang memilik isifat optimis
akan selalu berpikiran positif dan berprasangka baik kepada Allah Swt.
Nabi Muhammad saw. Memberikan teladan kepada kita agar senantiasa
memiliki sikap optimis.Perhatikan hadis berikut ini:

“Dari Abu Hurairahr.a., diaberkata: Rasulullah saw. bersabda:


Tidak ada rasa tiyarah (firasat buruk dan kesialan), dan yang lebih baik
dari itu adalah rasa optimis. Maka ditanyakanlah kepada beliau: Apa
yang dimaksud dengan rasa optimis? Beliau bersabda: Yaitu kalimat
baik yang sering didengaroleh salah seorang dari kalian.” (H.R. Ahmad)

Adapun contoh optimis, di antara nya adalah sbb:


ii. Raisa dan Joni mengikuti lomba menggambar di tingkat kabupaten.
Raisa yakin dalam lomba ini akan meraih hasil yang terbaik.
Sebaliknya, Jonimerasa bahwa dalam lomba kali ini ia tidak mungkin
bisa menang

55
iii. Doni dan Hasim sakit demam berdarah (DB). Mereka berdua dirawat
di rumah sakit. Doni memiliki semangat yang tinggi untuk sembuh,
sedangkanHasim takut kalau penyakitnya tidak dapat disembuhkan.

iv. Di dalam satukelas IX terdapat 30 Siswa. Sebanyak 29


Siswamenyongsongujiandengan rasa percayadiri, namun Nilna
merasa takutkalau nanti gagal dalam ujian

2. Ikhtiar

Ikhtiar adalah berusaha bersungguh – sungguh untuk mencapai


harapan, keinginan, atau cita-cita. Ketika seseorang menginginkan
sesuatu maka ia harusmau berusaha atau berupaya untuk meraihnya.

Allah Swt. Mengajarkan mengenai pentingnya ikhtiar, sabagaimana


firman-Nya berikut ini:

Contoh-contoh ikhtia radalah sebagai berikut:

a. Orang yang ingin pandai harus berusaha dengan rajin belajar.


b. Orang yang ingin hidup berkecukupan harus berusaha dengan rajin
bekerja.
c. Orang yang ingin memiliki tabungan harus berusaha hidup hemat
ataumengurangi pengeluaran.

56
d. Orang yang ingin sehat harus berusaha dengan rajin menjaga
kebersihan dan berolahraga.
e. Orang yang sedang sakit dan ingin sembuh harus berobat.

3. Tawakkal

Berserah diri atau menyerahkan segala perkara/urusan kepada Allah


SWT setelahikhtiar (berusaha).
Adapun dalil naqli tawakkal, yaitu sbb:

‫ل ’من ُك ۡم‬, ‫م ۡع روف وأَ ۡش ع ۡد‬


ُ َ ‫فَِإَذا َبلَ ۡغ َ ن أَ َ جلَ ُه َّ ن فََأ ۡم ِ س ُكو ُ ه َّ ن ِ ب َم ۡع ف أَ ۡو فَ ا ِرُقو‬
‫ِهدُواْ َذ َو ۡ ي‬ ‫ُه َّ ن‬ ‫ُر و‬
َٰٓ
َ ۡ ‫ٱ ۡۡل ِخ ِٖۚر و َمن ق ٱ َّللَ َي‬
‫جعل‬ ‫ َه َ دَة ِ َّ ٖۚ َِّلل ذَ ِل ُك ۡم ُيوع ِ ب ِۦه من كا َ ن ُي ۡؤ ِم‬² ‫وأَ ِقي ُمواْ ٱلش‬
‫َيتَّ وٱ ۡليَ ۡو ِم‬ ‫ُن ٱ َّ َِّلل‬
‫علَى ٱ َّ ح ۡسبُ ۥَُٰٖٓۚه ِإ بَ ِل ُ غ‬ َ ‫َر وَي ۡر ۡ ۡ ث َل َي ۡحتَ و َمن َيتَ َو َّك ۡل‬ ‫ل َ ّه‬
‫َّن ٱ ََّّ لل‬ ‫َِّلل َف ُه َو‬ ‫ِس ُ ب‬ ‫ٗجا م ُز ۡقه ن ي‬
‫ۡخ‬
‫م ح‬
‫ء َق ۡد ٗرا‬, ‫َأ ۡم ِر ِٖۚۦه َق ۡد جَع َ ل ٱ ََّّ للُ ش ۡي‬
‫ِل ُك ِ ’ل‬

“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan


mengadakan Baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari
arah yang tiada disangka- sangkanya. Dan barang siapa yang
bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan

57
(yang dikehendaki) Nya.Sesungguhnya Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap- tiap sesuatu.” (QS. Ath-Tholaq [65]: 2-3)

58
“Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-
benarnya tawakkal, niscaya kalian akan diberirizki sebagaimana
rizki burung-burung. Merekaberangkat pagi-pagi dalam keadaan
lapar, Dan pulang sore haridalam keadaan kenyang.” (HR.
Tirmidzi, IbnuMajah)

Adapun contoh tawakkal adalah sbb:

a. Apabila ia mendapat karunia selalu bersyukur


b. Tidak pernah berkeluh kesah
c. Orang bertawakkal tidak berarti meninggalkan usaha
d. Menerimasegalaketentuan Allah
e. Berusaha memperoleh sesuatu yang dapat memberikan manfaat
pada orang lain

1 MetodePembelajaran
1. Pendekatan Scientific
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Proyek ( Project
and Problem Based
Learning )
3. Metode pembelajaran yang digunakan adalah:
a. Tikror;
b. Picture and picture/videos;
c. Brain storming;
d. Think, pair, and share;
e. Metode Carousel;
f. Diskusi;
g. Menulis Catatan Kelompok (MCK);
h. Ceramah.

2. Sumber Belajar
1. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Medinah Munawarah: al-Malik Fahd
li Thiba’at

59
al-Mush-haf asy-Syarif, 1419H (QS. Al-Anbiyaa’[21]:19-20)
2. Muhammad Ahsan dan Sumiyati.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs
KelasIX,
Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, hlm: 24-41.
3.
Media Pembelajaran
1. Media
a. Rizal Dalil. DVD Multimedia PAI SMP, Bogor: MGMP PAI
SMP Kota Bogor,2008

b. Al-Kalam Digital Versi 1.0, Bandung: Penerbit Diponegoro,


www.al-kalam.info

2. Alat
a. Laptop dan LCD Projector
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
c. Kertas A4
d. Spidol berwarna
e. Isolatif

5 . Langkah-langkah Pembelajaran

 Pertemuan Pertama

NO. KEGIATAN WAKTU

1. PENDAHULUAN 20 menit

a. Tadarus QS. Al-Insyirah [94]: 1-8dan (10 menit)


menerjemahkan artinyaper kata
(MetodeTikror)
b. Mengadakan apersepsi (05 menit)
dan motivasi
c. Menjelaskan materi yang akan (05 menit)

60
diajarkan beserta kompetensi
dasar yang akan dicapai.
2. KEGIATAN INTI 85 menit

a. Mengamati
 Peserta didik mengamati beberapa
gambar dan video pembelajaran
tentang optimis,ikhtiar dan tawakkal
(10 menit)
(Metode Picture and picture /
videos)
b. Menanya
 Melalui motivasi dari guru, peserta
didik mengajukan pertanyaan kepada
(05 menit)
guru tentang hal-hal yang belum jelas
dari pengamatan terhadap
gambar/video tersebut (MetodeBrain
Storming)
c. Explore
 Secara berkelompok, peserta didik
mempelajari materi (pengertian, dalil
naqli, ciri-ciri,cara menumbuhkan
(20 menit)
dan manfaat dari optimis, ikhtiar dan
tawakkal) dari Al-Qur’an dan buku
paket serta mendiskusikannya
d. Asosiasi
 Secara berkelompok, peserta didik
membuat resume materiberupa Mind
Map dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) (20 menit)
e. Komunikasi
 Setiap kelompok menyampaikan
hasil belajarkelompoknya, serta
mendiskusikannya dengan (10 menit)
kelompok lain
d. Peserta didik memperhatikan
penjelasan materi yang disampaikan (20 menit)

61
oleh guru serta mendiskusikannya

3 PENUTUP
15 menit
a. Post Test tentang materi
yangtelah diberikan
(10 menit)
b. Di bawah bimbingan guru, peserta didik
menyimpulkan / merefleksi materi
pembelajaranpada saat itu
c. Guru menjelaskan materi
yangakan dipelajari pertemuan
(5 menit)
selanjutnya

NO. KEGIATAN WAKTU

1. PENDAHULUAN 20 menit

d. Tadarus QS. Al-Insyirah [94]: 1-8dan (10 menit)


menerjemahkan artinyaper kata
(MetodeTikror)
e. Mengadakan apersepsi dan motivasi (05 menit)
f. Menjelaskan materi yang akan diajarkan
(05 menit)
beserta kompetensidasar yang akan
dicapai.

62
2. KEGIATAN INTI
a. Mengamati
 Peserta didik mengamati beberapa gambar dan 85 menit
video pembelajaran tentang optimis, ikhtiar dan
tawakkal (Metode Picture and picture / videos)
b. Menanya
 Melalui motivasi dari guru, peserta didik (10 menit)
mengajukan pertanyaan kepada guru tentang hal-
hal yang belum jelas dari pengamatan terhadap
gambar/video tersebut (MetodeBrain Storming)
c. Explore
 Secara berkelompok, peserta didik mempelajari (5 menit)
materi (pengertian, dalil naqli, ciri-ciri, cara
menumbuhkan dan manfaat dari optimis, ikhtiar
dan tawakkal) dari Al-Qur’an dan buku paket
serta mendiskusikannya
d. Asosiasi
 Secara berkelompok, peserta didik membuat (20 menit)
resume materi berupa Mind Map dalam Lembar
Kerja Siswa (LKS)
e. Komunikasi
 Setiap kelompok menyampaikan hasil belajar (20 menit)
kelompoknya, serta mendiskusikannya dengan
kelompok lain
 Peserta didik memperhatikan penjelasan materi (10 menit)
yang disampaikan oleh guru serta
mendiskusikannya.
(20 menit)

63
3 PENUTUP
(15 menit)
i. Post Test tentang materi yang telah diberikan

ii. Di bawah bimbingan guru, peserta didik


menyimpulkan / merefleksi materi pembelajaran pada(10 menit)
saat itu

iii. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari


(05 menit)
pertemuanselanjutnya

 Pertemuan Kedua

NO KEGIATAN WAKTU
.
1. PENDAHULUAN 10 menit
a. Tadarus QS. Ath-Tholaq [65]: 2- (05 menit)
3danmenerjemahkanartinya perkata (MetodeTikror)
b. Mengadakan apersepsi dan motivasi
c. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta (03 menit)
kompetensidasar yang akan dicapai. (02 menit)

64
2. KEGIATAN INTI 90 menit
a. Mengamati
 Peserta didik mengamati beberap agambar dan video
pembelajaran tentang optimis, ikhtiar dan tawakkal (05 menit)
(Metode Picture and picture / videos)
b. Menanya
 Melalui motivasi dari guru,
pesertadidiksalingmengajukan pertanyaan kepada
teman pasangannya (MetodeThink, pair,andshare)
maupun kepada guru tentang hal-hal yang belum (05 menit)
jelas dari pengamatan terhadap gambar/video
tersebut
c. Explore
 Secara berkelompok, peserta didik membuat produk
untuk dijual
d. Asosiasi (40 menit)
 Secara berkelompok, peserta didik berusaha
menawarkan dan menjual produk yang telah
dibuatnya, serta mencatat transaksipenjualannya
e. Komunikasi (30 menit)
Setiap kelompok menceritakan pengalamannya
dalam berjualanproduk
Peserta didik memperhatikan penjelasan materi
yang disampaikanoleh guru serta mendiskusikannya (10 menit)

(10
menit)
3 PENUTUP 10 menit

a. Post Test tentang materi yang telah diberikan (05 menit)


b. Di bawah bimbingan guru, peserta didik
menyimpulkan /merefleksi materi pembelajaran (03 menit)
pada saat itu
c. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari (02 menit)
pertemuanselanjut nya

65
Penilaian

Penilaian dilakukan dalam proses pembelajaran maupun evaluasi akhir


(post test), yaitu :
1. Penilaian Sikap, yaitu penilaian terhadap sikap para peserta didik
selama proses Pembelajaran yang berdasarkan hasil penilaian
observasi (guru), yaitu dengan rubric penilaian sbb :

SIKAP
NO. NAMA Optimis Ikhtiar Tawakal Kerjasa TOTAL KETERANGAN
SISWA ma NILAI
1. Sangat Baik =
2. 25 Baik = 20
Cukup = 15 Kurang
3.
Baik = 10
4.
5.
6.

2. TesTertulis, yaitu berupa soal uraian sebagai pre test dan post test.
3. Unjuk Kerja / Praktek, yaitu berdiskusi, mengerjakan resume
materi berupa Mind Map (sebagaimana terlampir), serta
mempresentasikannya

66
2 mendukung evaluasi Berhubung belajarnya
pembelajaran berbasis google menggunakan media yang
form? diharuskan terkonek
dengan jaringan
internet,sekolah harus
meningkatkan kinerja
dengan memperluas
jaringan wifi agar semua
siswa bias menautkan
pada gadget nya, dan juga
menyiapkan proyektor

3 Kurikulum apa yang digunakan Kurikulum yang di


untuk menunjang pembelajaran gunakan sekolah ini sudah
berbasis tekhnologi ini? menerapkan kurikulum
merdeka, tetapi kurikulum
tersebut di gunakan pada
kelas 7 dan 8 saja. Kelas
9 masih menggunakan
KURTILAS (Kurikulum
tiga belas)

67
Cirebon, 23 Februari 2023
Mengetahui:
Kepala SMP Negeri 16 Kota Cirebon Guru Mata Pelajaran,

KARNADI, S.Pd. M.HUM. NINING , S.Pd.I


NIP.196650315 198703 1 010 NIP.
196509271986102003

68
Lampiran 2 Triangulasi Data

Data Hasil Wawancara

1. Instrument Wawancara 1

Nara sumber : Karnadi S. Pd. M.Hum.

Jabatan : Kepala sekolah SMPN 16 Kota

Cirebon Hari, tanggal : Rabu, 31 Mei

Tempat : SMPN 16 Kota Cirebon

No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah setiap guru selalu Dalam membuat RPP guru
berkonsultasi masalah tidak selalu
perencanaan pembelajaran mengkounsultasikan hasil
seperti RPP RPP nya, akan tetapi awal
semester RPP semua guru
selalu dikumpulkan untuk
mengetahui metode dan
media apa saja yang
digunakan oleh setiap guru
dalam menyampaikan materi

69
2 mendukung evaluasi Berhubung belajarnya
pembelajaran berbasis google menggunakan media yang
form? diharuskan terkonek
dengan jaringan
internet,sekolah harus
meningkatkan kinerja
dengan memperluas
jaringan wifi agar semua
siswa bias menautkan
pada gadget nya, dan juga
menyiapkan proyektor

3 Kurikulum apa yang digunakan Kurikulum yang di


untuk menunjang pembelajaran gunakan sekolah ini sudah
berbasis tekhnologi ini? menerapkan kurikulum
merdeka, tetapi kurikulum
tersebut di gunakan pada
kelas 7 dan 8 saja. Kelas
9 masih menggunakan
KURTILAS (Kurikulum
tiga belas)

70
4 Apa kendala yang dihadapi Minim kendala ya tapi pasti
ketika proses evaluasi berbasis ada, mungkin jika wifi di
google form ini berlangsung? sekolah sedang gangguan,
atau bisa jadi ketika
mengerjakan soal ulangan
dirumah ada siswa yang
tidak pumnya kuota dan
beberapa guru yang masih
gaptek. Namun untuk
meminimalisir kendala
tersebut pihak sekolah
memberikan bantuan berupa
kuota gratis tiap bulannya
dan juga memberikan
pelatihan kepada guru-guru
yang masih gaptek.

5 Apa manfaat dari pembelajaran Bukan hanya guru tetapi


menggunakan media berbasis siswa juga terkena akan
google form? manfaat dari pembelajaran
ini, guru menjadi lebih
mudah dan praktis ketika
membuat soal dan
menginput nilai, siswa juga
bisa mengerjakan dimana
saja dan kapan saja, serta
dapat melihat langsung nilai
yang di dapat

71
Data Hasil Wawancara

2. Instrument Wawancara 2

Narasumber : Nining, S.Pd.I

Jabatan : Guru Mata Pelajaran PAI dan Budi


Pekerti Hari, tanggal : Kamis, 01 Juni 2023

Tempat : SMPN 16 Kota Cirebon

No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah Bapak/Ibu membuat RPP Sudah pasti sebagai guru mata
dalam pembelajaran PAIdan Budi pelajaran kita membuatRPP
Pekerti ketika pembelajaran
berbasis tekhnologi ini
berlangsung?
2 Bagaimana penerapan yang Soal evaluasi pembelajaran
digunakan ketika evaluasi dibuat sesuai dengan
pembelajaran berbasis google form perencanaan pembelajaran atau
berlangsung? biasa yang kita kenal yaitu
RPP yang memenuhi standar
KI, KD, Indikator dan tujuan
pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam materi.
Sebelum evaluasi berlangsung,
kita biasanya
ngasih kisi-kisi untuk
dipelajari terlebih dahulu
oleh siswa dengan harapan
dapat nilai yang memuaskan
3 Bagaimana pelaksanaan evaluasi Evaluasi pembelajaran
pembelajaran dengan berbasis google form ini
menggunakan media berbasis mengharuskan siswa
google form? menggunakan hp atau
perangkat lainnya agar dapat
72
mengakses google form
dengan link yang sudah
disiapkan oleh guru.

5 Apa manfaat atas ada peningkatan minat,


diterapkannya evaluasi motivasi dan kemandirian
pembelajaran berbabsis google siswa dalam mengerjakan soal
form? evaluasi yang bisa di akses
dimana saja dan kapan saja,
seerta memudahkanguru dalam
membuat soal dan menginput
nilai hasil
belajar siswa.
6 Apa persiapan sebelum evaluasi Persiapan yang perlu disiapkan
pembelajaran yaitu perangkat pembelajaran
berlangsung? yang bisa tersambung ke
internet, seperti gadget atau
laptop. selanjutnya
memastikan koneksi internet
yang tersambung sudah baik,
memastikan paket internet
tersedia jika menggunakan
data internet pribadi
7 Bagaimana penilaian yang Penilaian yang digunakan
digunakan ketika evaluasi yaitu dengan menginput secara
pembelajaran berbasis google otomatis dari google form
form ini berlangsung? tersebut, kemudian di
kalkulasikan dengan nilai- nilai
yang lainnya, seperti penialain
sikap, latiahn soal, dan ulangan
harian, untuk kemudian akan
menjadi nilai akhir yang di
cantumkan di
rapot/ijazah.

73
8 Bagaimana cara ibu melak Dengan mengadakan
melaksanakan penilaian atas tidak remedial tentu saja.
tercapainya pembelajaran pai dan Remedialnya bisa berupa
Budi pekerti? mengerjakan soal-soal yang
ada di LKS atau mengerjakan
kembali soal
evaluasi sebelumnya.
9 Apa kendala yang dihadapi dalam Kendala yang dihadapi yaitu
melakukan pembelajaran keterbatasan akses internet
menggunakan web? serta arus listrik, dan kadang
siswa malah
menyalahgunakan handphone
untuk mencari
jawaban di internet.
10. Bagaimana pendapat ibu Banyak sekali manfaat positif
mengenai hasil belajar siswa pada yang dirasakan. Salah satunya
pembelajaran berbasis google yaitu dengan adanya evaluasi
form ini? pembelajaran berbasis google
form ini sangat memudahkan
guru dan juga siswa dalam
memberikan dan
mengerjakan soal serta
menginput nilai dari hasil
belajar siswa itu sendiri.

74
Data Hasil Wawancara

3. Instrument Wawancara 3
Narasumber : Indah, Safitri dan Nadia
Jabatan : Siswa kelas IX H
Hari, tanggal : Kamis, 1 Juni
Tempat : SMPN 16 Kota Cirebon

No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang kalian ketahui ketahui Media pembelajaran
tentang media pembelajaran berbasis google form itu
berbasis google form belajar menggunakan google
form, memanfaatkan google
form itu sendiri menjadi
kegiatan belajar mengajar

2 Sejak kapan dilaksanakannya Sebenernya udah lama, hanya


evaluasi pembelajaran berbasis saja jarang di gunakan.
google form ini? Namun semenjak ada
pandemi evaluasi berbasis
google form ini jadi lebih
sering digunakan

3 Apa yang harus dipersiapkan Harus bawa hp dan sedia


ketika evaluasi pembelajaran paket internet atau bisa juga
berbasis google form connect pada wifi sekolah
berlangsung?

4 Lebih menyukai ujian PAI menggunakan google form,


menggunakan kertas atau karena lebih praktis dan
menggunakan google form dan efisien dan mencegah teman-
mengapa? teman yang lain buat nyontek
ke kita

75
5 Fasilitas apa saja yang Fasilitas yang diberikan

diberikan sekolah untuk sekolah yaitu wifi, kuota,


terlaksananya evaluasi kompter di laboraturium
pembelajaran berbasis google
form?
6 Apa saja manfaat yang didapat Bisa digunakan kapan saja dan
ketika ujian menggunakan media dimana saja sesuai dengan
berbasis google form ketentuan dari guru. Dan lebih
enaknya lagi bisa langsung
keliatan nilai nya. Terus juga
temen-temen ga
bisa saling nyontek.

76
DOKUMENTASI LAPANGAN

77
78
79
80
81
82
83
84
85
RIWAYAT HIDUP

Mutiara Hikmah, lahir di Cirebon pada tanggal 08


November 2001, anak kedua dari tiga bersaudara,
buah kasih dari bapak “Sobirin (alm)” dan ibu “Heni
Risnaeni” beralamat di Kp. Cangkol Tengah, Gg.
Deli Raya Kec. Lemahwungkuk Kota Cirebon.
Penulis pertama kali menempuh pendidikan di SDN
Kesunean 1 pada tahun 2008 dan lulus tahun 2013.
Lalu melanjutkan study di SMPN 16 Kota
Cirebon kemudian lulus pada tahun 2015. Pada tahun 2016 melanjutkan ke
MAN 1 Kota Cirebon jurusan IPS hingga lulus tahun 2019. Pada tahun
2019 penulis mendaftar pada salah satu perguruan tinggi Institut Agama
Islam Bunga Bangsa Cirebon prodi Pendidikan Agama Islam fakultas
tarbiyah dan selesai pada tahun 2023
Berkat rahmat dari Allah SWT dan doa kedua orangtua penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir yaitu skripsi dengan judul “Implementasi
evaluasi pembelajaran berbasis Google form terhadap respon belajar siswa
pada mata pelajaran PAI & Budi Pekerti di kelas IX SMPN 16 Kota
Cirebon"

86

Anda mungkin juga menyukai