Anda di halaman 1dari 1

PENGANTAR GIS & LDD

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara,BukitBesar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengadaan sistem koordinat referensi ITRS, ITRF, SGRI, JKG, TKG
terutama yang terkait dengan aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi tentang
posisi. Permukaan bumi fisis (realita) tidak merupakan permukaan yang teratur. Oleh
karena itu dalam pemetaannya perlu dicari bidang referensi pemetaan yang teratur,
dalam arti besar dan bentuknya menyerupai bumi secara global. Bidang referensi yang
dimaksud adalah bidang matematik, di mana di atas permukaan bidang tersebut dapat
dilakukan hitungan matematik secara seragam terhadap besaran-besaran pengukuran,
seperti jarak, sudut dan asimut untuk menentukan posisi. Posisi obyek diatas, pada dan
dibawah permukaan bumi dinyatakan dengan nilai koordinat dan nilai koordinat ini
disusun berdasarkan sistem koordinat tertentu. Dalam mendefinisikan posisi di bumi
dari hasil pengukuran dan pemetaan menggunakan suatu sistem referensi tertentu
yang dinamakan dengan sistem referensi Geospasial.
Dalam realisasinya sistem referensi geospasial ini dinyatakan dalam bentuk
Jaring Kontrol Geodesi Nasional. Kualitas dari suatu pekerjaan pemetaan, pertama
dapat ditinjau dari Sistem Referensi Geospasial. Jika sistem refrensi geospasialnya
diselenggarakan dengan baik, dalam arti kualitasnya baik, maka kemungkinan peta
yang dihasilkan akan baik kualitasnya. Sebaliknya, jika Sistem Referensi berkualitas
tidak baik, maka peta yang dihasilkannya pun akan tidak baik kualitasnya. Pada
makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai sistem koordinat referensi
International Terrestrial Reference System (ITRS), International Terrestrial Reference
Frame (ITRF), Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI), Jaring Kontrol
Geodesi (JKG), Titik Kontrol Geodesi (TKG).

MUTIARA ZURRIANA ARIFAH


NPM: 062040112012 || 4 PJJ D

Anda mungkin juga menyukai