Anda di halaman 1dari 9

Tugas 1

Mata Kuliah “Manajemen Strategik Rumah Sakit”

Review
Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023

Oleh :

Nama : Firdayanti Hamzah


NIM : 22262001
Prodi : Administrasi Rumah Sakit

Dosen Pembimbing : H. MUHAMMAD TAKWA, S.KM,M.KES,CPPT,FISQUA

Semester III
Tahun Ajaran 2023-2024
UNIVERSITAS COKROAMINOTO MAKASSAR

Review Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 tahun 2023


Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 tahun 2023 merupakan Undang-Undang Kesehatan baru.
Undang-Undang ini merupakan peraturan yang mengatur berbagai aspek dalam sistem kesehatan di
Indonesia. Undang-undang ini mencakup hal-hal seperti upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, perlindungan bagi
masyarakat, serta mengatur kewenangan dan tanggung jawab tenaga kesehatan.

Adapun isi dari Undang-Undang ini terdiri atas 20 BAB dan 458 Pasal, yaitu :

BAB I Mengenai Ketentuan Umum

1. Kesehatan adalah keadaan sehat seseorang, baik secara fisik, jiwa, maupun sosial dan bukan
sekadar terbebas dari penyakit untuk memungkinkannya hidup produktif (pasal 1 ayat 1)
2. Pelayanan Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan dan/ atau serangkaian kegiatan
pelayanan yang diberikan secara langsung kepada perseorang€rn atau masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan dera-jat Kesehatan masyarakat dalam bentuk promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif (pasal 1 ayat 3)
3. Sumber Daya Kesehatan adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk menyelenggarakan
Upaya Kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan / atau
masyarakat (pasal 1 ayat 4)
4. Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah seseorang yang bekerja secara aktif di bidang
Kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal Kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan Upaya Kesehatan (pasal 1 ayat 5)
5. Tenaga Medis adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang Kesehatan serta
memiliki sikap profesional, pengetahuan, dan keterampilan melalui pendidikan profesi
kedokteran atau kedokteran gigi yang memerlukan kewenangan untuk melakukan Upaya
Kesehatan (pasal 1 ayat 6)
6. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang Kesehatan serta
memiliki sikap profesional, pengetahuan, dan keterampilan melalui pendidikan tinggi yang
untuk jenis tertentu memerlukannkewenangan untuk melakukan Upaya Kesehatan.
7. Sistem Informasi Kesehatan adalah sistem yang mengintegrasikan berbagai tahapan
pemrosesan, pelaporan, dan penggunaan informasi yang diperlukan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan Kesehatan serta mengarahkan tindakan atau
keputusan yang bergu.na dalam mendukung pembangunan Kesehatan. (Pasal 1 ayat 19)
8. Sistem Informasi Kesehatan Nasional adalah Sistem Informasi Kesehatan yang dikelola oleh
kementerian yang urusan pemerintahan di bidang kesehatan yang mengintegrasikan dan
menstandardisasi seluruh Sistem Informasi Kesehatan dalam mendukung pembangunan
Kesehatan. (Pasal 1 ayat 20)
9. Telekesehatan adalah pemberian dan fasilitasi layanan Kesehatan, termasuk Kesehatan
masyarakat, layanan informasi Kesehatan, dan layanan mandiri, melalui telekomunikasi dan
teknologi komunikasi digital. (Pasal 1 ayat 21)
10. Telemedisin adalah pemberian dan fasilitasi layanan klinis melalui telekomunikasi dan
teknologi komunikasi digital (pasal 1 ayat 22)

BAB II Hak Dan Kewajiban


Hak (Pasal 4 ayat 1)

a. Hidup Sehat Secara Fisik, Jiwa, Dan Sosial;


b. Mendapatkan Informasi Dan Edukasi Tentang Kesehatan Yang Seimbang Dan Bertanggung
Jawab;
c. Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Aman, Bermutu, Dan Terjangkau Agar Dapat
Mewujudkan Derajat Kesehatan Yang Setinggi-Tingginya;
d. Mendapatkan Perawatan Kesehatan Sesuai Dengan Standar Pelayanan Kesehatan;
e. Mendapatkan Alses Atas Sumber Daya Kesehatan;
f. Menentukan Sendiri Pelayanan Kesehatan Yang Diperlukan Bagl Dirinya Secara Mandiri Dan
Bertanggung Jawab;
g. Mendapatkan Lingkungan Yang Sehat Bagi Pencapaian Derajat Kesehatan;
h. Menerima Atau Menolak Sebagian Atau Seluruh Tindakan Pertolongan Yang Akan Diberikan
Kepadanya Setelah Menerima Dan Memahami Informasi Mengenai Tindakan Tersebut Secara
Lengkap;
i. Memperoleh Kerahasiaan Data Dan Informasi Kesehatan Pribadinya;
j. Memperoleh Informasi Tentang Data Kesehatan Dirinya, Termasuk Tindakan Dan Pengobatan
Yang Telah Ataupun Yang Akan Diterimanya Dari Tenaga Medis Dan/Atau Tenaga Kesehatan; Dan
k. Mendapatkan Pelindungan Dari Risiko Kesehatan

Kewajiban (Pasal 5 ayat 1)

a. mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi-


tingginya;
b. menjaga dan meningkatkan derajat Kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggung jawabnya;
c. menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat;
d. menerapkan perilaku hidup sehat dan menghormati hak Kesehatan orang lain;
e. mematuhi kegiatan penanggulangan KLB atau Wabah; dan
f. mengikuti program jaminan kesehatan dalam sistem jaminan sosial nasional.

BAB III Tanggung Jawab Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah

1. Merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan


Upaya Kesehatan yang bermutu, aman, elisien, merata, dan terjangkau oleh masyarakat.
(Pasal 6 ayat 1)
2. Meningkatkan dan mengembangkan Upaya Kesehatan dalam rangka meningkatkan akses
dan mutu Pelayanan Kesehatan (pasal 7 ayat 1)
3. Menyelenggarakan kegiatan kewaspadaan KLB atau Wabah, penanggulangan KLB atau
Wabah, dan pasca-KLB atau wabah (pasal 8)
4. Ketersediaan lingkungan yang sehat bagi masyarakat (pasal 9)
5. Ketersediaan Sumber Daya Kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat (pasal
10 ayat 1)
6. ketersediaan dan akses terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan serta informasi dan edukasi
Kesehatan (pasal 11)
7. Pengaturan perencanaan, pengadaan, serta pendayagunaan Tenaga Medis dan Tenaga
Kesehatan juga tenaga pendukung/penunjang kesehatan (pasal 12 a, b, c, d)
8. Perencanaan, pemenuhan, pendayagunaan, dan kesejahteraan tenaga pendukung atau
penunjang kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan wilayahnya (pasal 13)
9. Memberdayakan dan mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Upaya
Kesehatan (pasal 14)
10. Menetapkan kebijakan daerah dan wajib mengacu pada norrna, standar, prosedur, dan
kriteria pembangunan Kesehatan yang ditetapkan Pemerintah Pusat (pasal 15)
11. Wabah Penyalit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah meningkatnya Kejadian
Luar Biasa penyakit menular yang ditandai dengan jumlah kasus dan/ atau kematian
meningkat dan menyebar secara cepat dalam skala luas. (Pasal 1 ayat 30)
12. Kewaspadaan Wabah adalah serangkaian kegiatan sebagai sikap tanggap menghadapi
kemungkinan terjadinya Wabah.(pasal 1 ayat 31)
13. Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB adalah meningkatnya kejadian,
kesakitan, kematian, dan/atau kedisabilitasan akibat penyakit dan masalah kesehatan yang
bermalna secara epidemiologis di suatu daerah pada kurun waktu tertentu (pasal 1 ayat 32)

BAB IV Penyelenggaraan Kesehatan

a. Upaya Kesehatan ditujukan untuk mewujudkan derajat Kesehatan yang setinggi-tingginya


bagi masyarakat dalam bentuk upaya Kesehatan perseorangan dan Upaya Kesehatan
masyarakat. (Pasal 17 ayat 2)
a. Upaya kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/ atau
paliatif yang berdampak hanya kepada individu. (Pasal 18 ayat 1)
b. Upaya Kesehatan yang bersifat promotif, preventit kuratif, rehabilitatif, dan/ atau
paliatif yang berdampak pada masyarakat (Pasal 18 ayat 2)
b. Sumber Daya Kesehatan; dimanfaatkan untuk mendukung Penyelenggaraan Upaya
Kesehatan (pasal 17 ayat 3), yang terdiri atas :
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
b. Sumber Daya Manusia Kesehatan;
c. PerbekalanKesehatan;
d. Sistem Informasi Kesehatan;
e. Teknologi Kesehatan;
f. pendanaan Kesehatan; dan
g. sumber daya lain yang diperlukan (pasal 20)
c. Pengelolaan Kesehatan dilakukan terhadap Upaya Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan.
 Dilakukan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya dera.iat
Kesehatan yang setinggitingginya
 Dilakukan secara berjenjang di pusat dan daerah dalam suatu sistem kesehatan
nasional.

BAB V Upaya Kesehatan

Penyelenggaraan Upaya Kesehatan (pasal 22 ayat 1), meliputi:


a. Kesehatan ibu, bayi dan anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia; (pasal
40,41,50,51,52)
b. Kesehatan penyandang disabilitas; (pasal 53)
c. Kesehatan reproduksi; (pasal 54)
d. keluarga berencana; (pasal 63)
e. Gizi (pasal 64)
f. Kesehatan gigi dan mulut; (pasal 70)
g. Kesehatan penglihatan dan pendengaran; (pasal 71)
h. Kesehatan jiwa; (pasal 74)
i. penanggulangan penyakit menular dan penanggulangan penyakit tidak menular;
(pasal 86)
j. Kesehatan keluarga; (pasal 96)
k. Kesehatan sekolah; (pasal 97)
l. Kesehatan kerja; (pasal 98)
m. Kesehatan olahraga; (pasal 102)
n. Kesehatan lingkungan; (pasal 104)
o. Kesehatan matra; (pasal 108)
p. Kesehatan bencana; (pasal 109)
q. pelayanan darah; (pasal 114)
r. transplantasi organ dan/ atau jaringan tubuh, terapi berbasis sel dan/ atau sel
punca, serta bedah plastik rekonstruksi dan estetika; (pasal 123)
s. pengamanan dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan PKRT; (pasal
138)
t. pengamanan makanan dan minuman; (pasal 146)
u. pengamanan zat adiktif; (pasal 149)
v. pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum; (pasal 153)
w. Pelayanan Kesehatan tradisional; dan (pasal 160)
x. Upaya Kesehatan lainnya. (pasal

 Penyelenggaraan Upaya Kesehatan dilaksanakan sesuai dengan standar Pelayanan Kesehatan.


(pasal 24 ayat 1)
 Penyelenggaraan Upaya Kesehatan dalam bentuk Pelayanan Kesehatan dapat memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi, misal melalui Telekesehatan dan Telemedisin yang
terintegrasi dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional.
 Upaya Kesehatan dalam bentuk pelayanan diselenggarakan melalui:
A. Pelayanan Kesehatan primer menyelenggarakan Upaya Kesehatan perseorangan dan Upaya
Kesehatan masyarakat. (Pasal 31 ayat 1)
b. Pelayanan Kesehatan lanjutan. pelayanan spesialis dan/ atau subspesialis yang
mengedepankan pelayanan kuratif, rehabilitatif, dan paliatif tanpa mengabaikan promotif dan
preventif. Diselenggarakan oleh Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan sesuai dengan kompetensi
dan Kewenangan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat Lanjut. (Pasal 37 ayat 1 & 2)
BAB VI Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan

 Fasilitas Pelayanan Kesehatan memberikan Pelayanan Kesehatan berupa Pelayanan Kesehatan


perseorseorangan dan/ atau Pelayanan Kesehatan masyarakat (pasal 165 ayat 1)
 Fasilitas Kesehatan tingkat pertama meliputi : Puskesmas; klinik pratama; dan praktik mandiri
Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan. (pasal 167)
 Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat lanjut berupa: Rumah Sakit; klinik utama; balai Kesehatan;
dan praktik mandiri Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan.
 Fasilitas Pelayanan Kesehatan penunjang, antara lain, berupa laboratorium Kesehatan, apotek,
laboratorium pengolahan sel, serta bank sel dan/ atau bank jaringan. (pasal 169)

Penyelenggaraan Faskes

 Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat secara mandiri menyelenggarakan pelayanan Telemedisin


atau bekerja sama dengan penyelenggara sistem elektronik yang terdaftar, pelayanan
telemedisin yaitu: antar-Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan antara Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dan masyarakat. (Pasal 172 ayat 3)

 Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib:


a. memberikan akses yang luas bagi kebutuhan pelayanan, pendidikan, penelitian, dan
pengembangan pelayanan di bidang Kesehatan;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang bermutu dan mengutamakan
keselamatan Pasien;
c. menyelenggarakan rekam medis;
d. laporan hasil pelayanan, pendidikan, penelitian, dan pengembangan kepada Pemerintah
Pusat dengan tembusan kepada Pemerintah Daerah melalui Sistem Informasi
Kesehatan;
e. melakukan upaya pemanfaatan hasil pelayanan, pendidikan, penelitian, dan
pengembangan di bidang Kesehatan;
f. mengintegrasikanpelayanan, pendidikan, penelitian, dan pengembangan dalam suatu
sistem sebagai upaya mengatasi permasalahan Kesehatan di daerah; dan
g. membuat standar prosedur operasional dengan mengacu pada standar Pelayanan
Kesehatan.

 Wajib memberikan Pelayanan Kesehatan bagi seseoranrg yang berada dalam kondisi Gawat
Darurat untuk mendahulukan penyelamatan nyawa dan pencegahan kedisabilitasan. Dalam
kondisi gawat darurat fasilitas kesehatan dilarang menolak Pasien dan/atau meminta uang
muka serta dilarang mendahulukan segala urusan administratif sehingga menyebabkan
tertundanya Pelayanan Kesehatan. (pasal 174 ayat 1&2)

 Penyelenggaraan Rumah Sakit


Rumah Sakit yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dalam
memberikan layanan Kesehatan dapat menerapkan pola pengelola keuangan BLU, yang
didirikan oleh masyarakat harus berbentuk badan hukum.
 Organisasi di Rumah Sakit terdiri atas unsur pimpinan, unsur pelayanan medis, unsur
keperawatan, unsur penunjang medis dan nonmedis, unsur pelaksana administratif, dan unsur
operasional.
 Rumah Sakit wajib menerapkan Sistem Informasi Kesehatan Rumah Sakit yang terintegrasi
dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional. (pasal 190)
 Hak, kewajiban dan tanggung jawab rumah sakit

BAB VII Sumber Daya Manusia Kesehatan

BAB VIII Perbekalan Kesehatan

BAB IX Ketahanan Kefarmasian Dan Alat Kesehatan

BAB X Teknologi Kesehatan

BAB XI System Informasi Kesehatan

BAB XII Kejadian Luar Biasa Dan Wabah

BAB XIII Pendanaan Kesehatan

BAB XIV Koordinasi Dan Sinkronisasi Penguatan System Kesehatan

BAB XV Partisipasi Masyarakat

BAB XVI Pembinaan Dan Pengawasan

BAB XVII Penyidikan

BAB XVIII Ketentuan Pidana

BAB XIX Ketentuan Peralihan

BAB XX Ketentuan Penutup

Menurut Kementerian Kesehatan RI, terdapat sejumlah aspek yang akan


diperbaiki dengan diterapkan Undang-undang Kesehatan ini, antara lain:

 Mengubah fokus dari pengobatan menjadi pencegahan.


 Memudahkan akses layanan kesehatan.
 Mempersiapkan sistem kesehatan yang tangguh menghadapi bencana.
 Meningkatkan efisiensi dan transparansi pembiayaan kesehatan.
 Memperbaiki kekurangan tenaga kesehatan.
 Mendorong industri kesehatan untuk mandiri di dalam negeri dan
mendorong penggunaan teknologi kesehatan yang mutakhir.
 Menyederhanakan proses perizinan kesehatan.
 Melindungi tenaga kesehatan secara khusus.
 Mengintegrasikan sistem informasi kesehatan

Anda mungkin juga menyukai