Anda di halaman 1dari 24

i

Hak Cipta © pada:


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Pusat Statistik
Edisi Tahun 2022

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Pusat Statistik


Jl. Raya Jagakarsa N0. 70 Jakarta Selatan 12620

PENGUATAN SISTEM STATISTIK NASIONAL

TIM PENGARAH SUBSTANSI:


Dr. Eni Lestariningsih, S.Si, MA

REVIWER MODUL:
1. Tri Nugrahadi
2. Galih Sudrajat

EDITOR: Tri Nugrahadi


COVER: Else Huslijah

JAKARTA – PUSDIKLAT BPS – 2022


ISBN: nomor ISBN

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk sehingga Modul 1 tentang Penguatan Sistem
Statistik Nasional (SSN) ini dapat disusun. Modul ini
memberikan penjelasan kepada para peserta pelatihan
mengenai pengertian SSN, struktur SSN, perencanaan
kegiatan, jenis statistik, dan ragam kegiatan statistik.
Sehingga memiliki pengetahuan bagaimana peranan dan
kontribusi BPS dalam penyelenggaraan SSN dan mendukung pembangunan
nasional, dengan melakukan komunikasi dan koordinasi dengan unsur-unsur
yang terlibat dalam SSN.

Modul ini merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan dalam Pelatihan
Fungsional Statistisi. Adapun modul yang digunakan terdiri dari:
1. Modul 1: Penguatan Sistem Statistik Nasional
2. Modul 2: GSBPM (Umum, Specify Needs, dan Design & Build)
3. Modul 3: Pengumpulan dan Pengolahan Data
4. Modul 4: Analisis dan Diseminasi Data

Ucapan terima kasih dan apresiasi kami sampaikan kepada seluruh pihak yang
telah membantu dan memberikan masukan dalam penyusunan modul ini.
Tanggapan dan saran yang konstruktif kami harapkan guna perbaikan dan
pengembangan di masa mendatang. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi bidang statistik bagi para peserta pelatihan.

Jakarta, Maret 2022


Kepala Pusdiklat BPS

DR. Eni Lestariningsih, S.Si, M.A.


NIP. 197003101994012001

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………..………………………………………………………….. iii


Daftar Isi ………………………..……………………………………….…………………... iv
Daftar Tabel ……………………………..…………………………………………………… v
Daftar Gambar ………………………………..…………………………………………… vi

Bab I. Pendahuluan ……………………………………….…………………………..... 1


1.1. Latar Belakang ………………………………………………….…………. 1
1.2. Tujuan pembelajaran ……………………………………….………….. 2
1.3. Materi pokok dan sub materi pokok ………………….………….. 2

Bab II. Sistem Statistik Nasional ……………..……………….………………..... 3


2.1. Pengertian …………………………………….…………………………….. 3
2.2. Penyelenggara dan Struktur SSN …….……………………………. 4
2.3. Perencanaan Kegiatan Statistik ……….……………………………. 8

Bab III. Kegiatan Statistik ………..…………………….…………………………..... 10


3.1. Jenis-Jenis Statistik ……………………………….…………………….. 10
3.2. Kegiatan Statistik ………………………………………………………… 14

Bab IV. Kesimpulan ………..……………………..….………………………………..... 17

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pembidangan Jenis Statistik ……………..……………………..………. 11


Tabel 2. Contoh Statistik Dasar …………….………………………………..…….. 12
Tabel 3. Contoh Statistik Sektoral …………….…………………………………... 13
Tabel 4. Contoh Statistik Khusus …………….……………………………………. 14

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Sistem Statistik Nasional (SSN) …………….……………. 7

vi
Penguatan Sistem Statistik Nasional

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik menyebutkan


bahwa berdasarkan tujuan pemanfaatannya, jenis statistik terdiri atas
statistik dasar, statistik sektoral, dan statistik khusus. Badan Pusat Statistik
(BPS) sebagai pembina data statistik melakukan pembinaan terhadap
penyelenggara kegiatan statistik baik di tingkat pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kontribusi dan
apresiasi masyarakat terhadap statistik, mengembangkan Sistem Statistik
Nasional (SSN), dan mendukung pembangunan nasional. Dalam hal ini, BPS
sebagai pusat rujukan statistik bertindak selaku inisiator dalam koordinasi
dan kerjasama serta pembinaan statistik.

Dalam upaya memenuhi asas keterpaduan, keakuratan, dan


kemutakhiran data dalam kegiatan statistik perlu diatur mekanisme
penyelenggaraan statistik. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Statistik telah mengatur mekanisme
penyelenggaraan statistik baik untuk statistik dasar, statistik sektoral,
maupun statistik khusus. Penjelasan lebih detail untuk penyelenggaraan
masing-masing jenis statistik ini diatur melalui Keputusan Kepala BPS Nomor
5 Tahun 2000, Keputusan Kepala BPS Nomor 6 Tahun 2000, Keputusan Kepala
BPS Nomor 7 Tahun 2000, Keputusan Kepala BPS Nomor 8 Tahun 2000 dan
Peraturan BPS Nomor 4 Tahun 2019.

Data yang dihasilkan dari penyelenggaraan statistik sangat diperlukan


untukperencanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan nasional. Sehingga
data statistik yang dihasilkan oleh seluruh pengampu kegiatan statistik harus
akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah
diakses dan dibagipakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah. Semua

1
Penguatan Sistem Statistik Nasional

itu dapat terwujud jika data memenuhi prinsip-prinsip Satu Data Indonesia
sebagaimana diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019.

BPS senantiasa melakukan Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan


Standardisasi (KISS) dengan seluruh penyelenggara kegiatan statistik dalam
mewujudkan Sistem Statistik Nasional. Sebagai Pembina data statistik, BPS
melakukan pembinaan penyelenggara kegiatan statistik baik di tingkat
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Salah satu upaya BPS dalam
rangka pembinaan terhadap penyelenggaraan kegiatan statistik adalah
dengan menyediakan buku panduan yang dapat memberikan pemahaman
mengenai penyelenggaraan kegiatan statistik. Diharapkan seluruh
penyelenggara kegiatan statistik dapat berkontribusi dalam SSN guna
mendukung pembangunan nasional.

1.2. Tujuan pembelajaran

Secara umum, modul ini bertujuan untuk memberikan penjelasan


tentang konsep Sistem Statistik Nasional (SSN), keterkaitan aspek-aspek
dalam penyelenggaraan statistik di Indonesia, dan ragam kegiatan statistik.
Dengan demikian, setelah para peserta pelatihan mempelajari modul ini,
mereka mampu menjelaskan konsep dari SSN, mampu mengidentifikasi ragam
stakeholder yang berkaitan dalam penyelenggaraan suatu kegiatan statistik
sehingga lebih mudah dalam melakukan komunikasi dan koordinasi, serta
mampu mengidentifikasi dan mengimplementasi ragam kegiatan statistik
sesuai kebutuhan.

1.3. Materi pokok dan sub materi pokok

Terdapat dua materi pokok yaitu (1) SSN, yang mencakup pengertian,
penyelenggara & struktur SSN, serta perencanaan kegiatan statistik dan (2)
Kegiatan Statistik yang mencakup jenis-jenis statistic dan kegiatan statistik.

2
Penguatan Sistem Statistik Nasional

BAB II
SISTEM STATISTIK NASIONAL (SSN)

2.1. Pengertian

Berdasarkan panduan yang dikeluarkan oleh United Nation/


Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di dalam Handbook on Management and
Organization of National Statistical Systems, Sistem Statistik Nasional (SSN)
terdiri atas semua lembaga publik yang menghasilkan official statistics, yang
umumnya diproduksi seluruhnya oleh sebagian besar National Statistical
Office (NSO) atau ada juga yang dihasilkan oleh kementerian atau lembaga
pemerintah lainnya. SSN harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Memiliki dasar hukum yang sama yaitu Undang-Undang (UU) statistik,


yang berlaku untuk NSO dan semua lembaga publik yang merupakan
bagian dari SSN.
2) UU statistik dan peraturan perundang-undangan dibawahnya
menempatkan Prinsip-Prinsip Dasar Statistik Resmi PBB (United Nation
Fundamental Principles of Official Statistics/UNFPOS) sebagai modalitas
tentang bagaimana SSN dioperasikan terutama prinsip kemandirian yang
professional; dan
3) UU statistik harus mewajibkan semua produsen official statistics untuk
menerapkan perangkat standar, metode, dan definisi yang sama
berdasarkan rekomendasi internasional.

Dalam Keputusan Kepala BPS Nomor 5 Tahun 2000 tentang Sistem


Statistik Nasional, disebutkan pengertian SSN adalah suatu tatanan yang
terdiri atas unsur-unsur kebutuhan data statistik, sumber daya, metode,
sarana dan prasarana, ilmu pengetahuan dan teknologi, perangkat hukum,
serta masukan dari Forum Masyarakat Statistik (FMS). Unsur-unsur tersebut
secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk totalitas dalam
penyelenggaraan statistik. Tujuan perwujudan dan pengembangan SSN adalah

3
Penguatan Sistem Statistik Nasional

agar penyelenggara kegiatan statistik memanfaatkan sumber daya yang


tersedia secara optimal, menghindari kemungkinan terjadinya duplikasi
kegiatan oleh para penyelenggara kegiatan statistik, dan terciptanya sistem
yang andal, efektif, dan efisien. Adapun aspek-aspek yang ada dan saling
terkait dalam tatanan SSN adalah:

1) Aspek kebutuhan data statistik.


2) Saran dan pertimbangan dari Forum Masyarakat Statistik.
3) Ketersediaan sumber daya manusia dan sumber dana, metode yang tepat,
sarana dan prasarana yang memadai, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, aspek penyebarluasan data yang dihasilkan, serta kelengkapan
perangkat hukum.

4) Aspek Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Standardisasi (KISS) yang


dilakukan oleh BPS dengan seluruh penyelenggara kegiatan statistik, baik
instansi pemerintah maupun unsur masyarakat dalam mengatur dan
menetapkan:
a) Pembidangan jenis statistik, dimana jenis statistik dibedakan menjadi
3 (tiga) yaitu statistik dasar, statistik sektoral, dan statistik khusus.
Penjelasan detail mengenai ketiga jenis statistik ini akan dijelaskan
pada subbab berikutnya;
b) Penetapan penyelenggaraan kegiatan statistik;
c) Cara pengumpulan data yang dilakukan;
d) Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil statistik;
e) Pengelolaan rujukan statistik.

Aspek penyediaan informasi statistik kepada konsumen sesuai dengan


kebutuhannya sehingga dapat memberikan masukan atau umpan balik output
kegiatan statistik yang perlu disempurnakan untuk penyelenggaraan
berikutnya, serta untuk semakin memantapkan SSN.

2.2. Penyelenggara dan Struktur SSN

SSN terdiri dari semua organisasi yang menghasilkan official statistics

4
Penguatan Sistem Statistik Nasional

dan merupakan bagian dari administrasi publik di suatu negara, yang terdiri
atas:

1) NSO sebagai produsen inti; dan


2) Produsen statistik nasional lainnya, misalnya: unit organisasi
penyelenggara statistik instansi pemerintah pusat maupun instansi
pemerintah daerah.

Kriteria utama yang harus dipenuhi oleh setiap produsen official


statistics adalah apakah ia memiliki kemampuan dan kemauan untuk
menghormati semua UNFPOS sepenuhnya dan berkelanjutan, tidak terkecuali
mereka yang berada dalam kerahasiaan dan kemandirian profesional, dan
ketentuan lain dari undang-undang statistik.
Kriteria lainnya meliputi:

1) Produksi dan diseminasi produk statistik secara teratur

2) Bebas dari benturan kepentingan

Unit organisasi penyelenggara statistik yang bertanggung jawab atas


produksi harus bebas dari konflik kepentingan yang mungkin timbul dari
tugas non-statistik yang diberikan oleh badan induk (Kementerian/
Lembaga/Instansi/Pemerintah Daerah atau K/L/PD), antara lain seperti
pengambilan keputusan administratif mengenai perorangan atau badan
usaha atau pemeliharaan daftar administratif.
Unit organisasi penyelenggara statistik resmi tidak dapat menjadi bagian
dari pembuat kebijakan di badan induk karena ini dapat merusak
kredibilitas ketidakberpihakan. Juga tidak dapat bertindak dan
dipertimbangkan sebagai bagian dari kegiatan pemantauan badan
induk. Namun, unit organisasi penyelenggara statistik dapat melakukan
berbagai kegiatan statistik terbatas yang tidak memenuhi syarat sebagai
official statistics yang sifatnya eksperimental, berbasis skenario, atau
untuk keperluan internal.

5
Penguatan Sistem Statistik Nasional

3) Otonomi

Unit organisasi penyelenggara statistik harus otonom dari badan induk


dalam hal memilih metode, definisi dan waktu serta isi dari semua bentuk
diseminasi.

4) Penggunaan data administrasi

Unit organisasi penyelenggara statistik harus memiliki pengetahuan dan


kewenangan untuk membuat adaptasi yang diperlukan terhadap data
yang dikumpulkan oleh badan induk untuk tujuan administratif dan
membuat data tersebut memiliki konsep, definisi, dan target yang sesuai
dengan official statistics.

5) Manajemen mutu

Unit organisasi penyelenggara statistik menerapkan proses manajemen


mutu yang sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk keseluruhan SSN.

6) Partisipasi internasional

Unit organisasi penyelenggara statistik memiliki sarana untuk


berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan statistik internasional yang
relevan dengan tanggung jawabnya dan untuk mengimplementasikan
standar-standar statistik internasional yang baru.

Beberapa pihak yang terlibat dalam SSN beserta fungsi dan perannya,
meliputi:

1) BPS

BPS di dalam SSN berperan sebagai penyelenggara kegiatan statistik dasar


sekaligus inisiator dalam rangka KISS. Langkah-langkah dalam KISS
dilakukan dengan cara senantiasa mengadakan komunikasi timbal balik
antara berbagai penyelenggara kegiatan statistik, yang selanjutnya
mampu melaksanakan pembidangan menurut jenis statistik yang telah
ditetapkan/disepakati termasuk dalam hal cara pengumpulan,
pengolahan, penyebarluasan, dan pemanfaatan data yang dihasilkan. BPS
juga berperan sebagai penyelenggara kegiatan statistik dasar.

6
Penguatan Sistem Statistik Nasional

2) Kementerian/Lembaga/Dinas/Instansi Pemerintah

Kementerian/Lembaga/Dinas/Instansi Pemerintah atau K/L/D/IP


memiliki peran sebagai penyelenggara kegiatan statistik sektoral. Dalam
penyeleng-garaan kegiatan statistik sektoral, K/L/D/IP wajib mengikuti
rambu-rambu yang telah ditetapkan di dalam peraturan perundang-
undangan. K/L/D/IP yang akan menyelenggarakan kegiatan statistik dan
hasilnya akan dipublikasikan diwajibkan untuk memberitahukan
rancangan kegiatan statistik tersebut kepada BPS sebelum penyeleng-
garaan statistik dan selanjutnya mengikuti rekomendasi dari BPS.

3) Masyarakat

Di dalam SSN, masyarakat maupun organisasi selain pemerintah memiliki


peran yang tidak kalah penting, yaitu sebagai penyelenggara kegiatan
statistik khusus. Penyelenggaraan kegiatan statistik khusus pun harus
tunduk pada peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Salah
satu kewajiban penyelenggara kegiatan statistik khusus adalah
menyerahkan sinopsis kegiatan statistik khusus yang telah diselesaikan
dan dipublikasikan kepada BPS.

Gambar 1. Bagan Sistem Statistik Nasional (SSN)

7
Penguatan Sistem Statistik Nasional

2.3. Perencanaan Kegiatan Statistik

Perencanaan kegiatan statistik secara garis besar dapat dibagi menjadi


dua, program kerja tahunan dan rencana strategis multi tahunan. Rencana
peningkatan kapasitas personil di dalam SSN termasuk dalam program multi-
tahunan. Program kerja tahunan dan rencana strategis multi tahunan disusun
dalam kerangka SSN dan dipimpin oleh NSO. Perencanaan kegiatan statistic
tersebut harus mencakup kegiatan dan output dari semua official statistics
yaitu semua anggota SSN. Tujuan utama dari perencanaan statistik adalah
sebagai berikut:

1) Merencanakan kegiatan sistem statistik nasional secara terkoordinasi


untuk memastikan cakupan kegiatan statistik dan menghindari duplikasi
serta tumpang tindih.
2) Menetapkan prioritas untuk periode yang sesuai dengan cakupan sumber
daya keseluruhan yang realistis untuk official statistics. Untuk membuat
keputusan ini, perlu diukur ketersediaan sumber daya manusia untuk
kegiatan official statistics dan untuk kegiatan baru lainnya
3) Mendapatkan mandat perihal kegiatan statistik dari pemerintah
4) Memberikan mandat profesional untuk melaksanakan serangkaian
kegiatan official statistics tertentu kepada produsen nasional di dalam
SSN.
5) Menentukan sejauh mana daerah harus berkontribusi pada proses
produksi kegiatan official statistics tertentu di tingkat nasional
6) Menetapkan tolok ukur terhadap kinerja sistem statistik dan yang akan
digunakan untuk mengevaluasi para produsen
7) Berfungsi sebagai kerangka kerja yang koheren untuk meminta dukungan
pihak luar, terutama bagi negara-negara berkembang.

Contoh utama dari rencana strategis adalah Strategi Nasional


Pembangunan Statistik (SPNS-National Strategies for the Development of
Statistics-NSDS). SPNS mencakup analisis terhadap situasi terkini, tujuan dan

8
Penguatan Sistem Statistik Nasional

prioritas yang ingin dicapai, serta pembahasan dan pemilihan strategi.


Rencana implementasi sering juga disertakan untuk memberikan informasi
tentang waktu pelaksanaan aktivitas-aktivitas penting dan langkah-langkah
yang penting, yang nantinya akan dikembangkan secara rinci bekerja sama
dengan mitra pembangunan yang terlibat.

SPNS atau masterplan berfokus pada tantangan jangka panjang dan


pengembangan strategis dari SSN secara keseluruhan yang mencakup aspek-
aspek sebagai berikut:
1) Strategi dan prioritas untuk mengembangkan statistik dalam kerangka
SSN.
2) Isu spesifik yang diidentifikasi untuk perbaikan, khususnya isu-isu terkait
sistem.
3) Analisis perubahan kebutuhan kelompok pengguna yang berbeda dan
perubahan konteks di mana produsen official statistics bekerja.
4) Perbandingan kebutuhan pembangunan dengan kebutuhan proyeksi
sumber daya yang tersedia saat ini.

9
Penguatan Sistem Statistik Nasional

BAB III
KEGIATAN STATISTSIK

3.1. Jenis-Jenis Statistik

Penyelenggaraan kegiatan statistik di Indonesia masih merujuk pada


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
Kegiatan statistik tersebut bertujuan untuk menyediakan data statistik yang
lengkap, akurat, dan mutakhir dalam rangka mewujudkan SSN yang andal,
efektif, dan efisien guna mendukung pembangunan nasional. Selain itu,
kegiatan statistik juga diarahkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang arti dan kegunaan statistik, dan mendukung pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Dalam undang-undang ini dinyatakan bahwa berdasarkan tujuan


pemanfaatannya, jenis statistik terdiri atas statistik dasar, statistik sektoral,
dan statistik khusus. Penjelasan lebih detail untuk penyelenggaraan masing-
masing jenis statistik ini diatur melalui Keputusan Kepala BPS Nomor 5 Tahun
2000, Keputusan Kepala BPS Nomor 6 Tahun 2000, Keputusan Kepala BPS
Nomor 7 Tahun 2000, Keputusan Kepala BPS Nomor 8 Tahun 2000 dan
Peraturan BPS Nomor 4 Tahun 2019.

10
Penguatan Sistem Statistik Nasional

Tabel 1 Pembidangan Jenis Statistik

Rincian Statistik Dasar Statistik Sektoral Statistik Khusus


Tujuan Untuk keperluan Untuk memenuhi Untuk memenuhi
Pemanfaatan yang bersifat luas, kebutuhan instansi kebutuhan spesifik
bagi pemerintah tertentu dalam rangka dunia usaha,
atau masyarakat, penyelenggaraan pendidikan, sosial
yang memiliki ciri- tugas-tugas budaya, dan
ciri lintas sektoral, pemerintahan dan kepentingan lain
berskala nasional, pembangunan yang dalam kehidupan
makro merupakan tugas masyarakat.
pokok instansi yang
bersangkutan.

Penyelenggara BPS Kementerian/Lembaga Lembaga, organisasi,


/ Instansi Pemerintah/ perorangan, dan atau
Dinas unsur masyarakat
lainnya

a. Statistik Dasar

Statistik dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk


keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat, yang
memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro, dan yang
penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab BPS. Statistik dasar diperoleh
melalui pengumpulan data dengan cara sensus, survey, kompilasi produk
administrasi, dan cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Statistik dasar dapat dilakukan secara berkala, terus menerus,
dan atau sewaktu-waktu yang periode pelaksanaannya ditetapkan oleh Kepala
BPS dengan memperhatikan kebutuhan data baik dari pemerintah maupun
masyarakat. Statistik dasar mencakup statistik di bidang ekonomi, bidang
kesejahteraan rakyat, dan bidang-bidang lainnya yang jenis dan ragamnya
telah dan akan dikembangkan oleh BPS.

Statistik bidang ekonomi mencakup statistik pertanian, statistik industri,


statistik perdagangan dan jasa, statistik keuangan dan harga, serta statistik
lintas sektor yang dikumpulkan melalui beberapa ragam kegiatan sensus,
survei antar sensus, dan survei, seperti Sensus Pertanian (ST), Sensus
Ekonomi (SE), Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS), Survei Tahunan

11
Penguatan Sistem Statistik Nasional

Perusahaan Industri Besar dan Sedang, Survei Sosial Ekonomi Nasional


(SUSENAS), Survei Statistik Harga Konsumen, dan sebagainya.

Statistik bidang kesejahteraan rakyat (Kesra) mencakup statistik


kependudukan dan ketenagakerjaan, statistik sosial ekonomi, dan statistik
lintas sektoral yang dikumpulkan melalui beragam kegiatan sensus, survei
antar sensus, dan survei, antara lain Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS), Kompilasi Data Hasil Registrasi Penduduk, Survei
Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dan sebagainya.

Hasil statistik dasar diumumkan dalam Berita Resmi Statistik atau media
lain yang tersedia, dengan maksud agar data tersebut dapat dimanfaatkan
secara optimal oleh para pengguna data baik instansi pemerintah maupun
masyarakat luas. BPS menyebarluaskan hasil kegiatan statistik dasar melalui
berbagai bentuk media seperti media cetak, media elektronik, dan atau media
lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tabel 2 Contoh Statistik Dasar

No Statistik Dasar Kegiatan Statistik yang Menghasilkan


1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Survei Harga Konsumen
2. Indeks Kedalaman Kemiskinan Survei Sosial Ekonomi Nasional
(P1) (Susenas)
3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Survei Angkatan Kerja Nasional
(TPAK) (Sakernas)
4. Indeks Pembangunan Manusia Kompilasi Data Statistik Indeks
(IPM) Pembangunan Manusia

b. Statistik Sektoral

Dalam rangka memenuhi kebutuhan suatu instansi tertentu dalam


rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang
merupakan tugas pokok instansi yang bersangkutan, maka instansi tersebut
dapat melakukan kegiatan statistik sektoral. Dalam penyelenggaraan stastistik
sektoral, instansi pemerintah dapat memperoleh data melalui survei,
kompilasi produk administrasi dan cara lain sesuai dengan perkembangan

12
Penguatan Sistem Statistik Nasional

ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Dalam penyelenggaraan suatu survei


statistik sektoral, penyelenggara dari instansi wajib:

• Memberitahukan rencana penyelenggaraan survei kepada BPS,


• Mengikuti rekomendasi yang diberikan
• Menyerahkan hasil penyelenggaraan survei yang dilakukan kepada BPS

Dalam rangka mendukung pelaksanaan statistik sectoral, maka BPS


sebagai pembina data statistik melakukan pembinaan terhadap
penyelenggara kegiatan statistik baik di tingkat pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kontribusi dan
apresiasi masyarakat terhadap statistik, mengembangkan Sistem Statistik
Nasional (SSN), dan mendukung pembangunan nasional.

Tabel 3 Contoh Statistik Sektoral

No Statistik Sektoral Kegiatan Statistik yang Menghasilkan

1. Indeks Kepuasan Jamaah Survei Kepuasan Jamaah Haji Indonesia, oleh


Kementerian Agama
Haji Indonesia
2. Jumlah Sekolah Dasar (SD) Kompilasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik),
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
3. Jumlah Kendaraan Kompilasi Data Kendaraan, oleh Kepolisian
Republik Indonesia
4. Jumlah Penumpang di Kompilasi Data Statistik Perhubungan Darat,oleh
Kementerian Perhubungan
Terminal

c. Statistik Khusus

Statistik khusus adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk


memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan
kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang penyelenggaraannya
dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat
lainnya. Statistik khusus ini dapat diselenggarakan secara mandiri atau
bersama dengan BPS, berupa survei, kompilasi produk administrasi, dan atau
cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal
ini menunjukkan bahwa masyarakat maupun organisasi selain pemerintah
memiliki peran yang tidak kalah penting dalam SSN. Namun, mereka juga

13
Penguatan Sistem Statistik Nasional

harus tunduk pada peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan.


Salah satu kewajibannya adalah menyerahkan sinopsis kegiatan statistik
khusus yang telah diselesaikan dan dipublikasikan kepada BPS.

Tabel 4 Contoh Statistik Khusus

No Statistik Khusus Kegiatan Statistik yang Menghasilkan


1. Jumlah Pemilih Capres Hitung Cepat (Quick Count) Pilihan Presiden, oleh
dan Cawapres Lingkaran Survei Indonesia (LSI)

2. Jumlah Mahasiswa Kompilasi Data Statistik UNSOED Dalam Angka, oleh


UNSOED Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

3.2. Kegiatan Statistik

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997, kegiatan statistik


adalah tindakan yang meliputi upaya penyediaan dan penyebarluasan data,
upaya pengembangan ilmu statistik, dan upaya yang mengarah pada
berkembangnya Sistem Statistik Nasional. Kegiatan statistik bertujuan untuk
menyediakan data statistik yang lengkap, akurat, dan mutakhir dalam rangka
mewujudkan SSN yang andal, efektif, dan efisien guna mendukung
pembangunan nasional. Berdasarkan cara pengumpulan data, kegiatan
statistik dibedakan menjadi:

a. Sensus

Populasi adalah keseluruhan unit yang menjadi objek kegiatan statistik


baik yang berupa instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, benda
maupun objek lainnya. Sensus memiliki kelebihan dapat menyajikan data pada
wilayah kecil dan hasilnya dapat dijadikan kerangka sampel (frame). Namun
cara pengumpulan data dengan sensus juga memiliki kekurangan antara lain:
cakupan variabel yang dikumpulkan terbatas, waktu dan biaya yang
dibutuhkan besar, dan tingkat ketelitiannya kurang. Contoh kegiatan sensus
adalah Sensus Penduduk (dilaksanakan pada tahun berakhiran ‘0’), Sensus

14
Penguatan Sistem Statistik Nasional

Pertanian (dilaksanakan pada tahun berakhiran ‘3’), dan Sensus Ekonomi


(dilaksanakan pada tahun berakhiran ‘6’).

b. Survei

Survei adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui


pencacahan sampel untuk memperkirakan karakteristik suatu populasi pada
saat tertentu. Dengan kata lain, survei dilakukan dengan cara mengumpulkan
data dari sebagian elemen dalam populasi. Kelebihan survei jika dibandingkan
dengan sensus antara lain: lebih hemat biaya, lebih cepat dalam penyajian,
cakupan lebih luas, informasi yang ditangkap bisa lebih detail, dan
ketelitiannya lebih tinggi.

Namun cara pengumpulan data melalui survei juga memiliki


kekurangan, antara lain: penyajian statistik sampai wilayah kecil sulit
dipenuhi karena keterbatasan jumlah sampel yang dapat mewakili populasi di
wilayah atau domain yang lebih kecil. Misalnya, ketika survei dirancang untuk
penyajian hasil pada tingkat kabupaten, maka jumlah sampel survei tersebut
tidak cukup untuk penyajian indikator pada tingkat kecamatan atau pun desa.
Contoh kegiatan survei adalah Survei Harga Konsumen, yaitu pengumpulan
data harga barang dan jasa di tingkat konsumen yang diselenggarakan di
sebagian Kabupaten/Kota di Indonesia.

c. Kompilasi Produk Administrasi (Kompromin)

Kompilasi produk administrasi adalah cara pengumpulan, pengolahan,


penyajian,dan analisis data yang didasarkan pada catatan administrasi yang
ada pada pemerintah dan atau masyarakat. Kompromin tidak bersumber dari
data primer (data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti), melainkan
berdasarkan catatan administrasi yang sudah ada di pemerintah dan atau
masyarakat. Catatanadministrasi ini dapat diartikan sebagai laporan ataupun
catatan-catatan yang selama ini sudah ada dan dikerjakan oleh suatu instansi/
organisasi dalam rangka menjalankan memenuhi kebutuhan tugas fungsi

15
Penguatan Sistem Statistik Nasional

instansi/organisasinya masing-masing. Contoh kompilasi produk administrasi


adalah Kompilasi Data Statistik Perhubungan.

d. Cara Lain sesuai Perkembangan Teknologi

Adanya perkembangan teknologi, seperti adanya internet dan media


sosial, dapat dimanfaatkan untuk pengumpulan data. Salah satu contohnya,
data diperoleh melalui hasil registrasi akun media sosial, web crawling, dan big
data mining. Big data merupakah cara pengumpulan data dari sekumpulan
data besaryang (pada umumnya) tidak terstruktur.

Keempat kegiatan statistik tersebut dapat dilakukan jika datanya


memang sudah tersedia di populasi yang diteliti. Namun jika data tersebut
tidak tersedia, cara pengumpulan data dilakukan melalui percobaan, yaitu
serangkaian tindakan dan pengamatan secara rasional terhadap objek yang
diteliti dan bertujuan untuk mendapatkan informasi baru. Hasil suatu
percobaan dapat digunakan untuk mengembangkan teori baru dan bahkan
dapat menyangkal pendapat atau teori lama.

16
Penguatan Sistem Statistik Nasional

BAB IV
KESIMPULAN

Sistem Statistik Nasional merupakan suatu tatanan yang terdiri atas


unsur-unsur kebutuhan data statistik, sumber daya, metode, sarana dan
prasarana, ilmu pengetahuan dan teknologi, perangkat hukum, serta masukan
dari Forum Masyarakat Statistik (FMS). Unsur-unsur tersebut secara teratur
saling berkaitan sehingga membentuk totalitas dalam penyelenggaraan
statistik. Perwujudan dan pengembangan SSN berujuan agar penyelenggara
kegiatan statistik dapat memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara
lebih optimal, menghindari kemungkinan terjadinya duplikasi kegiatan oleh
para penyelenggara kegiatan statistik, dan terciptanya sistem yang andal,
efektif, dan efisien.

Pihak-pihak yang terlibat dalam SSN terdiri dari BPS yang berperan
sebagai penyelenggara kegiatan statistik dasar sekaligus sebagai inisiator
KISS, K/L/D/IP sebagai penyelenggara kegiatan statistik sektoral, dan
masyarakat maupun organisasi selain pemerintah yang berperan sebagai
penyelenggara kegiatan statistik khusus.

Penyelenggaraan kegiatan statistik di Indonesia masih merujuk pada


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
Kegiatan statistik didefinisikan sebagai tindakan yang mencakup upaya
penyediaan dan penyebarluasan data, upaya pengembangan ilmu statistik,
dan upaya yang mengarah pada berkembangnya SSN. Kegiatan statistik ini
bertujuan untuk menyediakan data statistik yang lengkap, akurat, dan
mutakhir dalam rangka mewujudkan SSN yang andal, efektif, dan efisien guna
mendukung pembangunan nasional. Kegiatan statistik dapat berupa sensus,
survei, kompromin, dan cara lain sesuai perkembangan teknologi.

17
Penguatan Sistem Statistik Nasional

Anda mungkin juga menyukai