Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata
kuliah Pengantar Official Statistics dengan materi Konsep Dasar, Sejarah Perkembangan,
Peran, dan Penerapan dari Official Statistics. Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan
penyusunan, sehingga dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, penulis memperoleh
bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Agus Purwoto M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Official
Statistics yang sudah membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini
2. Orang tua yang selama ini telah mendukung dan memberi izin penulis dalam
penyusunan makalah ini

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, baik isi maupun
susunannya. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari
para pembaca.

Demikian makalah ini disusun. Semoga makalah yang penulis susun dapat
memberikan manfaat, tidak hanya bagi penulis, tetapi juga bagi para pembaca.

Jakarta, 19 Januari 2024

Penulis

1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II ISI
2.1 Konsep Dasar
2.2 Sejarah Perkembangan
2.3 Peran
2.4 Penerapan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan kantor statistik resmi Indonesia yang
bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS mempunyai
kepanjangan yang berbeda, yaitu Biro Pusat Statistik. Biro Pusat Statistik dibentuk
berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomor 7 Tahun 1960
tentang Statistik. Kemudian, UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik ditetapkan
sebagai pengganti kedua UU sebelumnya. Berdasarkan UU tersebut yang selanjutnya
ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan di bawahnya, secara formal nama Biro
Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik.
BPS mempunyai Visi untuk tahun 2020-2024 yaitu “Penyedia Data Statistik
Berkualitas untuk Indonesia Maju”. Visi ini dibuat dengan mempertimbangkan dan
mewujudkan Visi Presiden dan Wakil Presiden 2020-2024. Berdasarkan Visi tersebut,
BPS mempunyai tugas untuk menyediakan data dan informasi statistik nasional
maupun internasional yang berkualitas menjadi semakin penting yang menghasilkan
statistik yang mempunyai kebenaran akurat dan menggambarkan kondisi yang
sebenarnya. Statistik yang dihasilkan tersebut akan digunakan oleh berbagai pengguna
data, seperti digunakan oleh masyarakat, pihak swasta, juga para peneliti.
Statistik yang disediakan oleh BPS disebut juga dengan Official Statistics
(statistik resmi). Official Statistics menggambarkan fenomena ekonomi, demografi,
sosial, dan lingkungan. Penting untuk memastikan bahwa SSN (Sistem Statistik
Nasional) mampu menghasilkan data yang tepat dan andal, serta mematuhi standar
profesional dan ilmiah tertentu, baik dalam tingkat nasional, supranasional, maupun
internasional. Menurut Statgov.id, Official Statistics dapat didefinisikan melalui tiga
elemen kalimat interogatif, yaitu apa, siapa dan bagaimana. Official Statistics dapat
didefinisikan melalui pertanyaan seperti apa itu Official Statistics? Siapa yang
memproduksi Official Statistics? Bagaimana cara menghasilkan Official Statistics?

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka dapat dipaparkan
beberapa rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut.

3
1. Apakah yang dimaksud dengan Official Statistics?
2. Bagaimana sejarah perkembangan Official Statistics?
3. Apa sajakah peran Official Statistics?
4. Bagaimana penerapan Official Statistics saat ini?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui bahwa tujuan
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai definisi Official
Statistics
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai sejarah perkembangan
Official Statistics
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai peran Official
Statistics
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai penerapan Official
Statistics saat ini

4
BAB II
ISI

2.1 Konsep Dasar


Official Statistics tersusun dari dua kata bahasa Inggris, yaitu “Official” dan
“Statistics”. Dalam bahasa Indonesia, kata Official berarti resmi. Adapun dalam
bahasa Indonesia, kata “Statistics” berarti statistik. Statistik dapat didefinisikan dalam
arti sempit sebagai kumpulan angka ringkasan tentang suatu aspek atau fenomena
kehidupan. Statistik dalam arti luas dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang cara pengumpulan, pengolahan, penyajian,
analisis, dan diseminasi suatu data.
Berdasarkan penjelasan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Official Statistics merupakan suatu statistik yang diproduksi sesuai dengan standar
kualitas yang ketat, serta dirilis oleh lembaga pemerintah atau organisasi internasional
kepada publik. Official Statistics juga dapat didefinisikan sebagai suatu statistik yang
menggambarkan fenomena ekonomi, demografi, sosial, dan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam, baik pada tingkat geografis yang
berbeda dari sub-nasional, nasional, supranasional, maupun internasional.
Official Statistics dihasilkan oleh kantor statistik nasional atau NSO (National
Statistics Office) serta entitas atau lembaga pemerintah publik lain yang ditunjuk
sebagai produsen resmi dalam undang-undang, program, dan dokumen statistik yang
relevan. Official Statistics dihasilkan oleh produsen Official Statistics yang ditunjuk
melalui sertifikasi. Produsen Official Statistics tersertifikasi diidentifikasi dalam
undang-undang seperti Undang-Undang Official Statistics Nasional, Kode Praktik
Nasional, maupun undang-undang lainnya dengan seperangkat kriteria dan prinsip
yang spesifik dan jelas. Official Statistics diproduksi, dikembangkan, dan
disebarluaskan sesuai dengan Prinsip-Prinsip Dasar Statistik Resmi PBB atau
UNFPOS (UN Fundamental Principles for Official Statistics) A/RES/68/261, serta
standar statistik yang disepakati secara internasional untuk meningkatkan
kepercayaan, konsistensi, dan kualitas yang baik. Official Statistik dapat memberikan
infrastruktur informasi publik untuk memenuhi berbagai kebutuhan di masyarakat.

5
Suatu statistik dapat dianggap sebagai Official Statistics apabila memenuhi
tiga kriteria, yaitu:
a. Standar Kualitas (Quality), artinya suatu statistik dapat dianggap
sebagai Official Statistics apabila memenuhi standar kualitas yang
diperlukan, yaitu UNFPOS (UN Fundamental Principles of Official
Statistics) yang terdiri dari sepuluh prinsip dasar sebagai berikut.

b. Lembaga yang Merilis (Releasing Agency), artinya suatu statistik


dianggap sebagai Official Statistics apabila dihasilkan oleh kantor
statistik nasional atau NSO (National Statistics Office) serta entitas
atau lembaga lain yang ditunjuk sebagai produsen Official Statistics
seperti BPS (Badan Pusat Statistik).
c. Aksesibilitas Publik (Public Accessibility), artinya Official Statistics
harus dapat diakses oleh seluruh pengguna dari berbagai kalangan.

Adapun Official Statistics memiliki beberapa karakteristik, seperti independen,


profesional, konsisten, mudah diakses, dan konfidensial. Sementara itu, dikenal pula
istilah Non-Official Statistics. Non-Official Statistics merupakan suatu data yang
dihasilkan atau diproduksi sumber nasional non-publik seperti sektor pribadi, NGOs,
penelitian akademik, atau data yang disusun sesuai dengan IOs yang menggunakan
metode berbeda, seperti imputasi, estimasi, dan penyusunan indikator baru.

6
2.2 Sejarah Perkembangan
Awal perkembangan statistik secara umum diawali dengan statistik sebagai
ilmu yang membahas cara-cara mengumpulkan angka sebagai hasil pengamatan
menjadi bentuk yang mudah dipahami. Istilah statistika berasal dari istilah-istilah
bahasa latin modern statisticum collegium yang diartikan sebagai dewan negara dan
bahasa Italia statista yaitu negarawan atau politikus.
Menurut Spiegel (1961) statistika berasal dari kata “status” yang berarti
negara, sehingga pada awalnya statistika berkaitan dengan ilmu untuk angka-angka
atas perintah raja suatu negara yang ingin mengetahui kekayaan negaranya, jumlah
penduduk, hewan ternak, hasil pertanian, dan modal. Dimulai dari zaman kristiani,
Kaisar Agustus yang membuat pernyataan bahwa seluruh orang harus dikenai pajak,
sehingga setiap orang harus melapor kepada statistikawan terdekat (pengumpul
pajak). Kirenius (Publius Sulpicius Quirinius) adalah seorang bangsawan Romawi,
yang menduduki sejumlah jabatan di pemerintahan Kekaisaran Romawi, salah satunya
pernah menjadi legatus (jendral) wilayah Siria dengan instruksi menilai Provinsi
Ludaea untuk urusan pajak dan tugas pertamanya adalah mengadakan sensus.
Peristiwa lain di dalam sejarah yang dapat dikemukakan ialah sewaktu
William si Penakluk memerintahkan untuk mengadakan pencacahan jiwa dan
kekayaan di seluruh wilayah Inggris (1086) untuk pengumpulan pajak dan tugas
militer. Semua pengamatan dicatat di dalam sebuah buku yang dikenal dengan nama
Domesday Book. Survei itu dilakukan untuk mencatat kepemilikan dan kewajiban
yang berhutang kepada raja oleh setiap shire di Inggris. Nama manuskrip awalnya
dikenal dengan nama Liber de Wintonia yang berarti Buku Winchester, dimana
awalnya disimpan di dalam perbendaharaan kerajaan. Tujuan utama survei itu adalah
untuk mencatat nilai tahunan setiap properti tanah, sumber daya, tenaga kerja, dan
ternak, serta dari mana semua itu berasal. Nama Domesday Book sendiri mulai
digunakan pada abad ke-12, yang disimpan di The National Archives di Kew,
London.
Pada abad ke-16 dan ke-17 terdapat laporan statistik kematian yang diterbitkan
secara berkala di London, dikenal dengan “Bills of Mortality”. Laporan ini mencatat
dan menganalisis jumlah kematian yang terjadi di kota tersebut. John Graunt dikenal
sebagai salah satu pendiri ilmu demografi dan statistik. Pada tahun 1662, ia

7
menerbitkan karya terkenalnya yang berjudul “Natural and Political Observations
Made upon the Bills of Mortality”. Dalam karyanya, Graunt menganalisis data
kematian yang tercatat di “Bills of Mortality”. Ia menyajikan informasi mengenai
angka kematian dan membuat tabel kematian, yang menunjukan angka kematian
berdasarkan usia dan penyakit. Ia melakukan analisis statistik awal mengenai
karakteristik populasi dan mengidentifikasi pola-pola demografi.
Edmond Halley juga berkontribusi pada ilmu statistik. Pada tahun 1693,
Halley menerbitkan sebuah makalah yang berjudul "An Estimate of the Degrees of the
Mortality of Mankind". Dalam makalah itu, ia memperkenalkan konsep tabulasi meja
mortalitas yang kemudian berkembang menjadi tabel kematian. Keduanya, John
Graunt dan Edmond Halley memainkan peran penting dalam membentuk dasar-dasar
statistik demografi dan memperkenalkan konsep-konsep yang menjadi dasar bagi
pengembangan tabel kematian modern. Selain itu, ada juga William Petty seorang ahli
ekonomi politik dan statistik Inggris mengusulkan penggunaan data dan statistik
dalam pengambilan keputusan politik dan ekonomi. Konsep tersebut memprakarsai
pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan keuangan dan pemerintahan.
Walaupun Petty memperkenalkan ide-ide awal dalam analisis statistik demografi,
seperti penggunaan data numerik dan pendekatan kuantitatif dalam pemahaman
masyarakat, peranannya dalam pengembangan tabel kematian tidak sebesar peran
John Graunt dan Edmond Halley.
Istilah statistik pertama kali digunakan oleh Gottfried Achenwall (1719-1772)
seorang guru besar dari Universitas Marlborough dan Gottingen. Gottfried Achenwall
(1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman pertama kalinya sebagai nama
untuk kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai “ilmu
tentang negara”. Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi “ilmu
mengenai pengumpulan dan klasifikasi data”.
Sensus modern pertama di Amerika Serikat dilakukan pada tahun 1790.
Sensus ini merupakan upaya resmi pertama untuk menghitung jumlah penduduk, serta
untuk mengumpulkan informasi statistik lainnya mengenai negara tersebut. George
Washington, yang saat itu menjabat sebagai Presiden pertama Amerika Serikat,
menunjuk U.S. Marshals untuk mengumpulkan data sensus ini.
Masih pada abad ke-18, tepatnya pada tahun 1756 di Swedia-Finlandia yang
pada saat itu merupakan bagian dari Kesatuan Swedia-Norwegia, terbentuklah Badan
Statistik pertama yang dikenal dengan nama Tabellkommissionen. Lembaga ini

8
diterjemahkan secara harfiah sebagai "Komisi Tabel" dalam bahasa Inggris. Tabel
Komisioner bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menyusun, dan menerbitkan
data statistik resmi di Swedia. Didirikan oleh Anders Johann von Höpken, seorang
negarawan Swedia yang mendukung pembentukan lembaga tersebut. Tujuan utama
lembaga ini adalah untuk meningkatkan kebijakan ekonomi dan administratif negara
Swedia melalui pengumpulan dan analisis data statistik yang lebih baik.
Statistics Sweden (Statistika centralbyrån atau SCB) kemudian didirikan pada
tahun 1858. Pendirian Statistics Sweden mencerminkan kebutuhan pemerintah dan
masyarakat untuk informasi yang lebih terperinci dan akurat pada abad ke-19, yang
merupakan periode dimana badan statistik nasional mulai didirikan di berbagai negara
di Eropa. Meskipun Tabellkommissionen memiliki peran awal dalam perkembangan
statistik di Swedia, SCB menjadi badan statistik nasional yang lebih terstruktur dan
terorganisir, menggantikan peran utama dalam penyediaan data statistik resmi di
Swedia.
Pada abad ke-19 terdapat seorang ilmuwan sosial dan statistikawan Belgia
yang sangat berpengaruh bernama Adolphe Quetelet. Di tahun 1830, ia mulai
mengembangkan konsep statistik sosial dan memperkenalkan gagasan pentingnya
menggunakan statistik dalam memahami masyarakat. Ia memperkenalkan konsep
"l'homme moyen" atau "rata-rata manusia", yang kemudian menginspirasi konsep
statistik rata-rata. Kontribusinya ini membuka jalan bagi pemahaman yang lebih
mendalam tentang penggunaan statistik dalam ilmu sosial dan pengaruhnya terhadap
interpretasi data sensus. Pemikirannya menjadi dasar bagi para ilmuwan dan peneliti
selanjutnya dalam mengembangkan metode analisis data populasi.
Tahun 1895, sosiolog Charles Booth melakukan salah satu survei sampel skala
besar awal yang dikenal sebagai "Life and Labour of the People in London" atau
"Hidup dan Pekerjaan Orang-orang di London". Charles Booth adalah seorang
pembaharu sosial dan peneliti yang bertujuan untuk menyelidiki dan memahami
kondisi hidup dan struktur kelas sosial di London selama akhir abad ke-19. Survei ini
dianggap sebagai upaya pionir dalam bidang penelitian sosial dan membentuk dasar
bagi survei sosial skala besar di masa depan. Di tahun yang sama juga
dilaksanakannya survei sampel menggunakan metode representatif oleh Anders Kiaer,
Direktur Statistik Norwegia.
Kiaer mempresentasikan metodenya di Kongres Statistik Internasional di
Chicago pada tahun 1893. Ia juga merupakan salah satu pendiri Internasional

9
Statistical (ISI) pada tahun 1885. ISI adalah organisasi internasional yang didirikan
untuk mempromosikan pengembangan dan aplikasi statistik di seluruh dunia.
Kemudian pada tahun 1924 organisasi tersebut mempelajari kembali metode yang
telah digunakan oleh Kiaer.
Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa membentuk Komisi Statistik
PBB (UNSC) untuk mempromosikan pengembangan dan aplikasi statistik di seluruh
dunia. Di tahun 1950, UNSC membentuk subkomite pengambilan sampel statistik
yang dipimpin oleh Prasanta Chandra Mahalanobis, yaitu seorang statistikawan India
yang dikenal karena konstribusinya pada pengembagan statistik modern dan
penggunaannya dalam perencanaan ekonomi. Subkomite ini bertujuan untuk
mempromosikan penggunaan teknik pengambilan sampel dalam survei dan
pengumpulan data.
United Nations System of National Accounts (SNA) atau Sistem Neraca
Nasional Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah kerangka kerja internasional yang
dikembangkan oleh Divisi Statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations
Statistics Division - UNSD) untuk menyediakan pedoman dan standar dalam
penyusunan neraca nasional. SNA memberikan panduan tentang konsep, definisi,
klasifikasi, dan pengukuran ekonomi nasional. SNA pertama kali dikeluarkan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1953. Sejak itu, dokumen ini telah
mengalami beberapa revisi untuk memastikan kesesuaian dengan perkembangan
ekonomi global dan untuk meningkatkan akurasi dan konsistensi data ekonomi antar-
negara.
Pada tahun 1970, Komisi Statistik PBB bekerja sama dengan para anggota dari
berbagai negara untuk mengembangkan dan menyempurnakan sistem statistik sosial
dan demografi. Langkah-langkah ini bertujuan untuk memfasilitasi pemahaman yang
lebih baik tentang dinamika populasi, kondisi sosial, dan faktor-faktor demografis di
tingkat global. Sepanjang tahun 1970-an dan seterusnya, terdapat upaya yang
berkelanjutan dalam mengembangkan sistem statistik yang terkait dengan berbagai
aspek pembangunan dan kesejahteraan sosial. Komisi Statistik PBB, melalui lembaga-
lembaga seperti United Nations Statistics Division (UNSD), terus memainkan peran
penting dalam mendukung negara-negara anggota untuk menyusun dan menyajikan
data statistik yang andal dan relevan.
Pada tahun 1990-an, PBB terus melanjutkan upaya untuk mengembangkan
statistik lingkungan dalam rangka memberikan pemahaman yang lebih baik tentang

10
interaksi antara manusia dan lingkungannya. Sebelumnya, tahun 1992, terjadi
Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan (UNCED) diadakan di Rio de
Janeiro, Brasil. Konferensi ini menghasilkan Agenda 21, sebuah rencana tindakan
global untuk pembangunan berkelanjutan. Selain itu, muncul juga Komisi Ekonomi
untuk Eropa Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Economic Commission for
Europe - UNECE) yang mengembangkan Program Statistik Lingkungan Ekonomi
(Economic Environmental Programme - EEP). Program ini bertujuan untuk
meningkatkan pengumpulan, analisis, dan diseminasi statistik lingkungan ekonomi di
negara-negara anggota UNECE. Dari tahun 2010 hingga sekarang Big data telah
dikembangkan dan mulai digunakan dalam official statistics, sehingga dibentuk suatu
organisasi untuk menanganinya pada tahun 2014.
Di Indonesia sendiri perkembangan official statistics dimulai dari masa Hindia
Belanda hingga masa Setelah Kemerdekaan. Pada masa Hindia Belanda terbentuknya
Lembaga Statistik di Indonesia yang didirikan pada tahun 1920 dengan tugas
mengumpulkan data statistik Bea & Cukai, lembaga ini bernaung di bawah
departement Landbouw Nijverheid en Handel. Kemudian, pada tahun 1924 pusat
kegiatan pindah dari Bogor ke Jakarta dengan nama Centraal Kantoor Voor de
Statistiek (CKS).
Berlanjut pada masa Pemerintahan Jepang, tahun 1942-1945 CKS beralih ke
pemerintahan militer Jepang dan kegiatannya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
perang (data militer). Nama CKS sendiri diubah menjadi Chosasitsu Gunseikanbu.
Terakhir, pada masa Setelah Kemerdekaan dimulai sejak Proklamasi 17 Agustus 1945
Chosasitsu Gunseikanbu diubah menjadi Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum
(KAPPURI) dipimpin oleh Mr. Abdul Karim Pringgodigdo. Dari tanggal 1 Juli telah
diberlakukan Keputusan Presiden RI No. 172/1957, keputusan yang dimaksud berupa
Penyerahan Urusan Statistik Dari Menteri Perdagangan Kepada Perdana Menteri.
Dengan ini, KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik (BPS) dan langsung dibawah
Perdana Menteri. BPS kemudian menyelenggarakan sensus penduduk yang pertama
sejak masa kemerdekaan pada tahun 1961.
Pada tanggal 19 Mei 1997 ditetapkan UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik,
lalu Biro Pusat Statistik diubah namanya menjadi Badan Pusat Statistik. Setahun
setelahnya pada Keputusan Presiden No. 86 Tahun 1998 tentang Badan Pusat
Statistik, menetapkan bahwasannya perwakilan BPS di daerah merupakan Instansi

11
Vertikal dengan nama BPS Provinsi, BPS Kabupaten, dan BPS Kotamadya. Terakhir
pada tahun 1999 ditetapkan PP No. 51 tentang Penyelenggaraan Statistik di Indonesia.

2.3 Peran
● Alat Identifikasi Masalah (Problem Identification)
Official Statistics menyediakan alat untuk menganalisis pola dan trend
dalam data. Dengan menganalisis data official statistics secara menyeluruh,
dapat diidentifikasi apakah ada perubahan atau tren yang signifikan yang dapat
mengindikasikan adanya masalah atau perubahan dalam suatu keadaan.
Statistik resmi, yang biasanya dikeluarkan oleh lembaga statistik pemerintah
atau organisasi terkait, dapat membantu dalam mengenali, memahami, dan
mengatasi berbagai masalah dalam masyarakat. Dengan menggunakan statistik
resmi sebagai alat identifikasi masalah, pemerintah, organisasi, dan
masyarakat dapat bekerja sama untuk merumuskan solusi yang lebih efektif
dan berkelanjutan untuk masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

● Alat Perencanaan (Planning Tool)


Official Statistics membantu pemerintah dalam mengidentifikasi
kebutuhan yang ada dalam masyarakat, seperti kebutuhan infrastruktur,
layanan kesehatan, pendidikan, dan lainnya. Dengan pemahaman yang baik
tentang kondisi aktual, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya dengan
lebih efisien. Statistik resmi juga digunakan untuk meramalkan tren masa
depan berdasarkan data historis. Hal ini membantu dalam perencanaan jangka
panjang dan mengidentifikasi potensi masalah atau peluang di masa
mendatang. Penggunaan statistik resmi sebagai alat perencanaan sangat
penting untuk memastikan bahwa kebijakan dan tindakan yang diambil oleh
pemerintah atau lembaga terkait didasarkan pada informasi yang dapat
dipercaya dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

● Alat Identifikasi Kebijakan (Policy Identification Tool)


Penggunaan statistik resmi sebagai alat identifikasi kebijakan merujuk
pada penggunaan data statistik yang dikeluarkan oleh lembaga resmi
pemerintah atau badan statistik nasional untuk menganalisis, mengevaluasi,
dan merancang kebijakan. Official Statistics sangat berkualitas dalam analisis

12
dan pengambilan keputusan kebijakan yang terinformasi dalam mendukung
pembangunan berkelanjutan, perdamaian dan keamanan, serta menumbuhkan
hubungan timbal balik dan perdagangan antar negara dan masyarakat di
dunia. Official Statistics juga membantu pemerintah dan pembuat kebijakan
untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, baik itu dalam bidang
pendidikan, kesehatan, ekonomi, atau infrastruktur. Analisis yang digunakan
dalam Official Statistics membantu merumuskan kebijakan yang dapat
menangani kebutuhan riil masyarakat. Penggunaan statistik resmi sebagai alat
identifikasi kebijakan memerlukan keterlibatan dan kerjasama antara pembuat
kebijakan, analis kebijakan, dan badan statistik. Keakuratan, keandalan, dan
ketersediaan data statistik yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa
kebijakan yang diambil didasarkan pada pemahaman yang solid tentang situasi
yang dihadapi.

● Alat Monitoring dan Evaluasi (Monitoring and Evaluation Tools)


Official Statistics dapat digunakan untuk memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan. Penggunaan statistik sebagai alat
monitoring dan evaluasi memiliki peran penting dalam berbagai konteks,
termasuk di bidang pemerintahan, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan
lainnya. Dengan menggunakan statistik, dapat diidentifikasi masalah atau
tantangan yang mungkin timbul. Hal ini memungkinkan pihak terkait untuk
mengambil tindakan korektif atau merancang strategi perbaikan. Misalnya,
data SUSENAS dapat digunakan untuk memantau perkembangan sosial
ekonomi masyarakat. Data tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi
efektivitas kebijakan pembangunan sosial ekonomi dengan menggunakan
statistik sebagai alat monitoring dan evaluasi, pemerintah, organisasi, dan
lembaga dapat membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi,
dan memastikan bahwa tujuan-tujuan mereka tercapai dengan efektif.

● Bahan Simulasi dalam Kebijakan Publik (Public Policy Simulation)


Official Statistics dapat digunakan untuk memberikan informasi yang
akurat dan relevan kepada pemerintah dalam merumuskan kebijakan. Dengan
menggunakan data statistik, pemerintah atau lembaga terkait dapat melakukan
simulasi untuk memahami dampak potensial dari kebijakan tertentu. Ini

13
membantu dalam merencanakan kebijakan yang dapat memberikan manfaat
maksimal atau mengurangi risiko yang mungkin muncul. Misalnya, data
Sensus Penduduk dapat digunakan untuk menentukan jumlah penduduk,
persebaran penduduk, dan karakteristik penduduk. Data tersebut dapat
digunakan untuk merumuskan kebijakan di bidang kependudukan, seperti
kebijakan pembangunan keluarga berencana, kebijakan pendidikan, dan
kebijakan ketenagakerjaan. Penting untuk diketahui bahwa kebijakan publik
yang didasarkan pada data statistik harus mempertimbangkan kualitas data,
metodologi pengumpulan data, dan konteks sosial-ekonomi untuk memastikan
bahwa analisis dan keputusan yang diambil adalah akurat dan relevan.

● Zaman Dahulu
Dibutuhkan pemerintah untuk melindungi negara, menjaga keamanan
pangan dengan menghitung populasi, luas wilayah, hasil kebun, dan lain-lain.

● Zaman Modern
Dibutuhkan pemerintah untuk melindungi negara, menjaga keamanan
pangan dengan menghitung populasi, luas wilayah, hasil kebun, dan lain-lain.

2.4 Penerapan Official Statistics

Penerapan statistik resmi atau Official Statistics merujuk pada pengumpulan,


analisis, interpretasi, presentasi, dan penyebarluasan data statistik yang dikeluarkan
oleh badan statistik resmi suatu negara. Tujuan utama dari Official Statistics adalah
menyediakan informasi yang akurat, objektif, dan dapat dipercaya untuk mendukung
pengambilan keputusan pemerintah, sektor swasta, masyarakat umum, dan lembaga
lainnya. Berikut adalah beberapa contoh penerapan Official Statistics:

a. Pengukuran Ekonomi: Badan statistik resmi mengumpulkan data tentang


pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat pengangguran, dan sektor ekonomi
lainnya. Data ini membantu pemerintah dan pelaku ekonomi lainnya untuk
memahami kondisi ekonomi negara dan merencanakan kebijakan ekonomi.
b. Demografi: Data statistik digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang
populasi, distribusi usia, struktur keluarga, migrasi, dan tren demografi

14
lainnya. Ini membantu dalam perencanaan populasi, pelayanan kesehatan, dan
pendidikan.
c. Lingkungan: Badan statistik dapat mengumpulkan data terkait lingkungan
seperti emisi gas rumah kaca, penggunaan energi, dan penggunaan sumber
daya alam. Informasi ini membantu pemerintah dan organisasi lingkungan
untuk merancang kebijakan yang berkelanjutan.
d. Keamanan: Data statistik dapat digunakan untuk memantau tingkat kejahatan,
perbandingan keamanan antar daerah, dan evaluasi efektivitas program
keamanan. Hal ini membantu pemerintah dan lembaga penegak hukum dalam
perencanaan strategi keamanan.
e. Perdagangan dan Investasi: Statistik ekonomi seperti neraca perdagangan,
investasi asing langsung, dan data perdagangan luar negeri membantu
pemerintah dan pelaku bisnis dalam merencanakan kebijakan ekonomi dan
strategi bisnis.
f. Pendidikan: Data statistik digunakan untuk memantau perkembangan sistem
pendidikan, termasuk tingkat partisipasi, tingkat kelulusan, dan kualitas
pendidikan. Ini membantu dalam perencanaan dan evaluasi kebijakan
pendidikan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Official Statistics merupakan suatu statistik yang diproduksi sesuai dengan
standar kualitas yang ketat, serta dirilis oleh lembaga pemerintah atau
organisasi internasional kepada publik.
b. Statistik berkembang diawali sebagai ilmu yang membahas mengenai cara
pengumpulan angka-angka sebagai hasil pengamatan menjadi bentuk yang
mudah dipahami.
c. Official Statistics dapat berperan sebagai alat identifikasi masalah (problem
solving tools), alat perencanaan (planning tools), alat identifikasi kebijakan
(policy identification tools), alat monitoring dan evaluasi (monitoring and
evaluation tools), serta bahan simulasi dalam kebijakan publik (public policy
simulation).
d. Penerapan Official Statistics merujuk pada pengumpulan, analisis, interpretasi,
presentasi, dan penyebarluasan data statistik yang dikeluarkan oleh badan
statistik resmi suatu negara.
3.2 Saran
Adanya makalah mengenai Official Statistics, diharapkan pembaca dapat lebih
memahami mengenai materi tersebut dan pemanfaatannya dalam kehidupan.
Tentunya masih dibutuhkannya penyempurnaan materi sehingga dalam praktik
penerapan mengenai Official Statistics dapat dilakukan secara maksimal. Penerapan
materi Official Statistics tentunya juga butuh pendalaman dan pemahaman lebih lanjut
agar setiap materi yang ada dapat diimplementasikan dengan baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Radermacher, W. J. Official Statistics 4.0 Verified Facts for People In The 21st

Century. Tidak ada tahun penerbit.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Jakarta:

Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Statistik. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat

Statistik. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Sunaryo, S., Setiawan, S., Djuraidah, A., & Saefuddin, A. “Sejarah Perkembangan

Statistika dan Aplikasinya.” Indonesia Journal of Statistics and Its

Applications, 2003, http://journal.stats.id.

17

Anda mungkin juga menyukai