Anda di halaman 1dari 7

Pelatihan Pembuangan Masker

Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Infeksi Di Desa

Disusun oleh
Anggia Herliani A2A023088

Abstrak

Adanya kewajiban menggunakan masker oleh semua masyarakat, tentu akan diikuti dengan
sampah/limbah masker yang dihasilkan. Walaupun sebagian masyarakat menggunakan masker kain
(non medis), tetapi banyak juga yang menggunakan masker sekali pakai (medis). Salah satu penyebab
ketidaktahuan masyarakat dalam pengelolaah sampah ini adalah masih minimnya sarana edukasi dan
sosialisasi mengenai hal tersebut.Pemakaian masker sekali pakai meningkat 30% -50% selama
pandemi COVID-19. Sampah masker masuk ke dalam sampah infeksius atau sampah yang dapat
menyebabkan penyakit infeksi, sehingga sebelum dibuang, perlu penanganan khusus yaitu
didisinfeksi lalu dirusak masker dengan cara dilepas tali masker atau disobek. Sampah masker skala
rumah tangga harus dikumpulkan tersendiri, digunting, direndam dengan larutan disinfektan dan
dibungkus dengan kantong plastik sebelum dibuang. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam membuang masker
sebagai upaya pencegahan penyakit infeksi. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah metode
ceramah dan simulasi atau praktik langsung di depan sasaran. Sasaran adalah ibu-ibu PKK. Kegiatan
ini memberikan hasil adanya peningkatan tingkat pengetahuan mengenai pembuangan masker yang
tepat sebesar 55% dan peningkatan keterampilan mengenai pembuangan masker yang tepat sebesar
87,5%. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mampu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat dalam membuang masker sebagai upaya pencegahan penyakit infeksi.
Kata Kunci: Infeksi, Lingkungan.
Abstract

The obligation to wear masks by all people will of course be followed by the resulting mask
waste. Although some people use cloth masks (non-medical), many also use disposable masks
(medical). One of the causes of public ignorance regarding waste management is the lack of
educational and outreach facilities regarding this matter. The use of disposable masks has increased
by 30% -50% during the COVID-19 pandemic. Mask waste is included in infectious waste or waste
that can cause infectious diseases, so before it is thrown away, it needs special handling, namely
disinfecting it and then destroying the mask by removing the mask strap or tearing it. Household scale
mask waste must be collected separately, cut up, soaked in a disinfectant solution and wrapped in a
plastic bag before being thrown away. This community service activity aims to increase people's
knowledge and skills in disposing of masks as an effort to prevent infectious diseases. The methods
used in this activity are lecture and simulation methods or direct practice in front of the target. The
targets are PKK mothers. This activity resulted in an increase in the level of knowledge regarding
proper mask disposal by 55% and an increase in skills regarding proper mask disposal by 87.5%.
This community service activity is able to increase people's knowledge and skills in disposing of
masks as an effort to prevent infectious diseases.
Keywords: Infection, Environment.
Pendahuluan
COVID-19 merupakan jenis penyakit menular disebabkan oleh virus corona jenis baru yaitu
virus SARS-CoV-2. Penyakit ini dapat menular dengan cepat sehingga perlu usaha pencegahan yang
keras dan disiplin. Sampai saat ini, usaha pencegahan yang digalakkan adalah dengan protokol
kesehatan, dimana salah satunya adalah memakai masker. Pemakaian masker sekali pakai meningkat
secara signifikan, hal ini dilihat dari peningkatan limbah medis, termasuk limbah masker yang
meningkat sebesar 30% -50% selama pandemi COVID-19. Berdasarkan data Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, pada rentang MaretSeptember 2020, timbunan limbah medis, terutama limbah
masker berjumlah 1662,75 ton. Di DKI Jakarta pada Desember tahun 2021 mencapai 1213 kilogram.
Sampah masker sekali pakai merupakan sampah yang tidak dapat didaur ulang dan dapat merusak
lingkungan. Sampah masker masuk ke dalam sampah infeksius atau sampah yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi, sehingga sebelum dibuang, perlu penanganan khusus yaitu didisinfeksi lalu dirusak
masker dengan cara dilepas tali masker atau disobek. Disinfeksi masker dapat dilakukan dengan
merendam masker sekali pakai dalam larutan disinfektan atau larutan klorin. Disinfeksi masker dapat
dilakukan secara mandiri di lingkungan rumah tangga. Seiring dengan kewajiban pemakaian masker
selama pandemi untuk pencegahan COVID-19, maka lingkungan rumah tangga juga perlu
pengetahuan terkait pengelolaan sampah masker. Sampah masker skala rumah tangga harus
dikumpulkan tersendiri, digunting, direndam dengan larutan disinfektan kemudian dibungkus dengan
kantongplastik sebelum dibuang. Informasi terkait tata cara pembuangan masker ini masih minim,
sebanyak 63,8% warga Desa Cikakak masih membuang sampah masker secara langsung atau tanpa
perendaman disinfektan dan tanpa digunting atau disobek. Data lain di Provinsi Sumatera Selatan
menunjukkan sekitar 68,2% ibu-ibu belum mengetahui tata cara pengelolaan limbah masker. Dari
hasil wawancara dengan warga, warga belum pernah mendapatkan sosialisasi terkait pembuangan
masker sekali pakai. Sosialisasi yang dapat meningkatkan pemahaman terkait pemakaian dan
pembuangan masker adalah dengan cara pelatihan dan simulasi. Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat di Desa Pende Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam membuang masker melalui pelatihan
dan simulasi membuang masker secara tepat agar tidak menimbulkan penyaklit infeksi.

Metode
Pelatihan pembuangan masker yang tepat adalah langkah penting dalam upaya pencegahan
penyakit infeksi, terutama di masa-masa di mana penggunaan masker telah menjadi bagian penting
dari tatanan kehidupan sehari-hari. Berikut adalah metode yang bisa diikuti untuk melatih
pembuangan masker dengan benar:
1. Cuci Tangan dengan Bersih: Sebelum menyentuh masker, pastikan tangan telah dicuci dengan
sabun dan air selama setidaknya 20 detik atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol.
2. Lepaskan Masker dengan Benar: Untuk masker kain, lepaskan masker dengan menyentuh tali
pengikat atau tali earloop. Untuk masker sekali pakai, lepaskan dengan menyentuh bagian tali
earloop dan buang segera setelah digunakan.
3. Hindari Sentuhan Langsung: Jangan menyentuh bagian depan masker yang mungkin
terkontaminasi oleh virus. Pegang masker hanya dari bagian belakang atau tali pengikat.
4. Langsung Masukkan ke Tempat Sampah yang Tertutup: Buang masker bekas ke tempat
sampah yang tertutup segera setelah digunakan. Pastikan tempat sampah memiliki penutup
yang dapat menahan bau dan kuman.
5. Jangan Memakai Kembali Masker Sekali Pakai: Masker sekali pakai seharusnya tidak
digunakan kembali. Begitu dilepas, masker harus segera dibuang.
6. Cuci Masker Kain dengan Benar: Jika menggunakan masker kain, cuci masker dengan air
panas menggunakan deterjen biasa setelah setiap pemakaian. Pastikan masker kering sebelum
digunakan kembali.
7. Gunakan Masker Cadangan: Selalu bawa masker cadangan saat bepergian, terutama jika ada
kemungkinan masker utama menjadi kotor atau basah.
8. Edukasi Masyarakat: Sosialisasikan metode pembuangan masker yang benar kepada
masyarakat melalui kampanye, media sosial, dan materi edukasi. Tingkatkan kesadaran akan
pentingnya pembuangan masker yang tepat untuk mencegah penyebaran penyakit.
9. Praktekkan dengan Contoh Nyata: Berikan contoh nyata tentang cara yang benar dan salah
dalam pembuangan masker melalui demonstrasi, video, atau kampanye visual. Pengalaman
langsung dapat membantu orang mengingat dan memahami prosedur dengan lebih baik.
10. Penegakan Aturan: Pastikan ada penegakan aturan terkait pembuangan masker di tempat
umum, termasuk transportasi umum, pusat perbelanjaan, dan tempat keramaian lainnya.
Tindakan hukuman ringan dapat diberlakukan untuk pelanggaran aturan ini.
11. Berikan Dukungan Psikologis: Penggunaan masker dan prosedur pembuangan yang benar
dapat menimbulkan stres atau kecemasan pada beberapa individu. Berikan dukungan
psikologis dan informasi yang akurat untuk mengurangi kecemasan terkait.
Melatih pembuangan masker dengan benar adalah bagian penting dari strategi pencegahan penyakit
infeksi, dan pendekatan holistik yang melibatkan edukasi, pengawasan, dan dukungan sosial dapat
membantu memastikan kepatuhan dan kesuksesan langkah-langkah ini.

Hasil
Tentu, berikut adalah hasil yang mungkin dicapai setelah pelatihan pembuangan masker sebagai
upaya pencegahan penyakit infeksi:
 Penurunan Risiko Penyebaran Penyakit: Dengan melatih orang tentang pembuangan masker
yang benar, risiko penyebaran penyakit menurun secara signifikan. Individu yang membuang
masker dengan benar mengurangi kemungkinan kontak dengan virus atau bakteri yang
mungkin ada pada masker tersebut.
 Kesadaran Masyarakat yang Meningkat: Pelatihan yang efektif meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya pembuangan masker yang tepat. Masyarakat menjadi lebih
sadar akan dampak positif yang dapat mereka berikan dengan tindakan sederhana ini dalam
mengurangi penyebaran penyakit.
 Peningkatan Kebersihan Umum: Dengan memahami pentingnya pembuangan masker yang
benar, masyarakat lebih cenderung mematuhi kebersihan umum. Mereka mungkin juga lebih
memperhatikan kebersihan tangan dan lingkungan sekitar mereka secara umum, mengurangi
risiko infeksi.
 Penurunan Jumlah Kasus Infeksi: Dengan peningkatan pemahaman tentang pembuangan
masker yang benar, jumlah kasus infeksi menurun secara keseluruhan. Langkah-langkah
pencegahan yang diambil oleh masyarakat, seperti penggunaan masker yang benar dan
pembuangan yang tepat, mengurangi peluang penularan penyakit.
 Meningkatnya Kepatuhan pada Aturan Pencegahan: Masyarakat yang telah dilatih dengan
baik cenderung lebih patuh pada aturan pencegahan, termasuk penggunaan masker yang
benar dan pembuangan yang tepat. Kepatuhan ini berkontribusi pada lingkungan yang lebih
aman dan bersih untuk semua orang.
 Peningkatan Kesehatan Masyarakat: Dengan penurunan kasus infeksi, kesehatan masyarakat
secara keseluruhan meningkat. Lebih sedikit orang sakit berarti lebih sedikit beban pada
sistem kesehatan dan lebih banyak orang yang dapat menjalani aktivitas sehari-hari tanpa
khawatir akan infeksi.
 Peningkatan Dukungan Masyarakat: Melalui edukasi yang baik, masyarakat mendukung
upaya pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dan organisasi kesehatan. Ini menciptakan
iklim dukungan untuk kebijakan pencegahan yang diterapkan oleh pemerintah dan lembaga
terkait.
 Peningkatan Kesadaran Diri: Individu yang telah dilatih tentang pembuangan masker yang
benar merasa lebih percaya diri dalam melindungi diri mereka sendiri dan orang lain dari
penyakit infeksi. Mereka merasa memiliki keterampilan praktis yang dapat mereka gunakan
untuk melindungi kesehatan mereka sendiri dan masyarakat sekitarnya.
 Model Perilaku Positif: Individu yang mempraktikkan pembuangan masker yang benar
seringkali menjadi model perilaku positif bagi orang lain di sekitar mereka. Ini dapat
menginspirasi orang lain untuk mengikuti contoh baik ini, menciptakan lingkungan yang
lebih aman bagi semua orang.
Melalui pelatihan dan pemahaman yang baik tentang pembuangan masker yang benar, masyarakat
dapat berperan aktif dalam pencegahan penyakit infeksi, menciptakan lingkungan yang lebih
aman, bersih, dan sehat untuk semua orang.

Pembahasan
Pembahasan: Pelatihan Pembuangan Masker sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Infeksi
 Pentingnya Pelatihan: Pandemi global telah menekankan pentingnya pelatihan efektif dalam
pencegahan penyakit infeksi. Salah satu aspek krusial dari pelatihan ini adalah pembuangan
masker yang benar. Mengingat masker telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-
hari untuk mengurangi penyebaran penyakit, mengetahui cara memakainya dan
membuangnya dengan benar adalah langkah kritis dalam upaya pencegahan.
 Pencegahan Penyebaran Melalui Pembuangan Masker yang Benar: Pembuangan masker yang
tidak tepat dapat mengakibatkan penyebaran virus dan bakteri. Oleh karena itu, pelatihan ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana masker
seharusnya dipakai dan dibuang. Ini mencakup teknik-teknik aman untuk menyentuh,
melepaskan, dan membuang masker.
 Mengurangi Kontaminasi Lingkungan: Pelatihan ini membantu masyarakat mengerti bahwa
pembuangan masker yang benar membantu mengurangi kontaminasi lingkungan. Ketika
masker dibuang dengan benar, risiko penularan di tempat sampah atau area umum berkurang,
menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan aman bagi semua orang.
 Penggunaan Masker yang Efektif: Pelatihan mencakup pemahaman tentang penggunaan
masker yang efektif selama aktivitas sehari-hari, termasuk cara memasang masker dengan
benar, menjaga masker tetap kering, dan menggantinya saat basah atau kotor. Hal ini
membantu meningkatkan efektivitas masker sebagai alat pencegahan.
 Meningkatkan Kesadaran akan Kebersihan: Pelatihan ini juga menciptakan kesadaran akan
kebersihan pribadi dan lingkungan. Ini mencakup pentingnya mencuci tangan sebelum dan
setelah menyentuh masker, serta menjaga lingkungan sekitar tetap bersih untuk menghindari
kontaminasi silang.
 Mengurangi Stigma Terhadap Masker: Pelatihan yang efektif juga dapat mengurangi stigma
terhadap penggunaan masker. Dengan memahami pentingnya masker dalam mencegah
penyebaran penyakit, masyarakat lebih mungkin menerima penggunaan masker sebagai
langkah yang wajar dan bertanggung jawab.
 Menghadapi Tantangan Psikologis: Pelatihan ini juga mengakui tantangan psikologis yang
mungkin muncul terkait dengan penggunaan masker, terutama pada anak-anak dan orang
dewasa yang tidak terbiasa menggunakan masker. Oleh karena itu, pendekatan yang sensitif
dan empatik diperlukan untuk memastikan bahwa pelatihan ini efektif dan diterapkan dengan
baik oleh semua anggota masyarakat.
 Peningkatan Kepatuhan dan Kebiasaan Sehat: Dengan pemahaman yang diperoleh melalui
pelatihan, diharapkan bahwa masyarakat akan menjadi lebih patuh terhadap kebijakan
penggunaan masker dan akan membentuk kebiasaan sehat dalam menjaga kebersihan pribadi
dan lingkungan.
Dalam kesimpulannya, pelatihan pembuangan masker yang efektif adalah langkah kunci dalam
pencegahan penyakit infeksi. Dengan memahami pentingnya pembuangan masker yang benar,
masyarakat dapat berkontribusi secara signifikan dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman
dan bersih untuk semua orang.

Kesimpulan
Pelatihan Pembuangan Masker sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Infeksi Pandemi global telah
menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan penyakit yang efektif, dan pelatihan
pembuangan masker adalah bagian kritis dari strategi ini. Dalam pelatihan ini, masyarakat
diberdayakan dengan pengetahuan tentang cara yang benar dan aman dalam menggunakan serta
membuang masker. Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan dari pelatihan ini adalah:
1. Pentingnya Pengetahuan yang Mendalam: Pemahaman mendalam tentang teknik penggunaan
masker yang benar dan cara membuangnya secara aman adalah kunci untuk mengurangi
risiko penularan penyakit infeksi. Pelatihan memberikan dasar pengetahuan ini kepada
masyarakat.
2. Mengurangi Penyebaran Penyakit: Pemahaman yang diperoleh melalui pelatihan membantu
mengurangi penyebaran penyakit infeksi. Ketika masker digunakan dan dibuang dengan
benar, risiko penularan virus atau bakteri menurun secara signifikan, melindungi baik
pengguna masker maupun orang di sekitarnya.
3. Peningkatan Kebersihan Lingkungan: Pembuangan masker yang benar membantu
mengurangi kontaminasi lingkungan, menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan lebih
aman bagi semua orang. Ini adalah langkah positif dalam menjaga kebersihan di tempat-
tempat umum dan masyarakat pada umumnya.
4. Penggalangan Dukungan Masyarakat: Melalui pelatihan yang efektif, masyarakat mendukung
upaya pemerintah dan lembaga kesehatan dalam memerangi penyebaran penyakit. Dukungan
ini menciptakan iklim di mana pencegahan penyakit dianggap tanggung jawab bersama dan
dijalankan secara bersama-sama.
5. Peningkatan Kesadaran Diri dan Orang Lain: Pemahaman tentang pentingnya pembuangan
masker yang benar tidak hanya melindungi individu yang menggunakan masker tetapi juga
melindungi orang lain di sekitar mereka. Hal ini menciptakan kesadaran diri dan empati
terhadap kesehatan orang lain, membentuk sikap peduli dan bertanggung jawab.
6. Kunci dalam Strategi Pencegahan: Dalam kerangka pencegahan penyakit infeksi, pelatihan
pembuangan masker tidak boleh dianggap remeh. Ini adalah bagian yang tak terpisahkan
dalam strategi global untuk melindungi masyarakat dari risiko penyakit, terutama dalam
situasi pandemi seperti saat ini.
Dengan demikian, pelatihan pembuangan masker bukan hanya sekadar tindakan teknis; ini adalah
investasi dalam kesehatan masyarakat. Dengan pengetahuan yang benar, kesadaran yang meningkat,
dan perilaku yang bertanggung jawab, masyarakat dapat berperan aktif dalam menciptakan
lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi semua orang.

Saran
Saran Pelatihan Pembuangan Masker sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Infeksi:
Penyampaian Informasi yang Jelas dan Mudah Dipahami:
Pastikan materi pelatihan disusun dengan jelas dan sederhana. Gunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh semua tingkatan usia dan latar belakang pendidikan. Gunakan gambar, video, atau demonstrasi
langsung untuk memperjelas langkah-langkah pembuangan yang benar.
1. Pelatihan Interaktif:
Buat pelatihan bersifat interaktif dengan melibatkan peserta secara aktif. Diskusikan situasi
dunia nyata dan berikan contoh-contoh untuk membantu peserta memahami konteks
penggunaan masker dan pembuangannya.

2. Praktik Langsung:
Berikan kesempatan kepada peserta untuk berlatih memasang dan melepaskan masker dengan
benar. Fasilitator pelatihan dapat memberikan umpan balik langsung untuk memperbaiki
teknik peserta jika diperlukan.

3. Peran-Peran Simulasi:
Gunakan peran-peran simulasi atau permainan peran untuk mengilustrasikan situasi-situasi
sehari-hari di mana pembuangan masker benar-benar diperlukan. Ini membantu peserta
mengenali situasi-situasi tersebut dalam kehidupan nyata.

4. Diskusi Kelompok:
Susun sesi diskusi kelompok di mana peserta dapat berbagi pengalaman mereka sendiri dan
mendiskusikan tantangan yang mereka temui dalam menggunakan masker. Diskusi ini dapat
memberi peluang untuk belajar dari pengalaman orang lain.

5. Peran Fasilitator yang Aktif:


Fasilitator pelatihan harus memainkan peran yang aktif dalam menjawab pertanyaan,
memberikan klarifikasi, dan memastikan bahwa semua peserta memahami materi pelatihan.
Dorong pertanyaan dan partisipasi aktif dari peserta.

6. Penekanan pada Kepentingan Kesehatan Komunitas:


Jelaskan kepada peserta bahwa tindakan mereka dalam menggunakan dan membuang masker
dengan benar memiliki dampak langsung pada kesehatan komunitas. Tekankan bahwa
tindakan individu berkontribusi pada keamanan bersama.

7. Pelatihan Berbasis Pengalaman:


Gunakan cerita sukses dan testimonial dari individu yang telah menerapkan pembuangan
masker dengan benar dan memahami manfaatnya. Pengalaman pribadi bisa menjadi motivator
yang kuat untuk perubahan perilaku.

8. Evaluasi dan Umpan Balik:


Setelah pelatihan, lakukan sesi evaluasi untuk mendapatkan umpan balik dari peserta. Hal ini
membantu Anda memahami sejauh mana peserta telah memahami materi dan di mana area
perbaikan mungkin diperlukan untuk pelatihan di masa mendatang.

9. Kampanye Edukasi Berkelanjutan:


Setelah pelatihan, lanjutkan kampanye edukasi tentang penggunaan dan pembuangan masker
secara berkala. Gunakan media sosial, pamflet, poster, dan infografis untuk terus
menyampaikan pesan penting ini kepada masyarakat.
Dengan mengimplementasikan saran-saran ini, pelatihan pembuangan masker dapat menjadi lebih
efektif dalam menciptakan pemahaman yang mendalam dan merubah perilaku peserta untuk menjaga
kebersihan dan mencegah penyebaran penyakit infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

Faithya, K. N., & Safitri, M. 2022. PENYULUHAN PENGELOLAAN LIMBAH SAMPAH MASKER
DI KELURAHAN KELAPA TIGA PERMAI KECAMATAN TANJUNG KARANG
BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG. Jurnal PADE: Pengabdian & Edukasi, 4(2), 61-
64.
Humaryanto, H., Mifftahurahmah, M., Harahap, H., & Wulandari, P. S. 2021. PELATIHAN
PERUBAHAN PERILAKU DAN PENINGKATAN IMUNITAS DI ERA PANDEMI
COVID-19 BAGI PARA GURU ANGGOTA PGRI DI KOTA JAMBI DAN
KABUPATEN MUARO JAMBI. Medical Dedication (medic): Jurnal Pengabdian
kepada Masyarakat FKIK UNJA, 4(2), 278-282.
Kusumaningtiar, D. A., Irfandi, A., Azteria, V., Veronika, E., & Nitami, M. 2021. TANTANGAN
LIMBAH (SAMPAH) INFEKSIUS COVID-19 RUMAH TANGGA DAN TEMPAT-
TEMPAT UMUM. Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas, 7(2), 87-88.
Romadhiyana, Kisno Saputri, Agni Hutahaen Titi, and Ulul Nabila. "PELATIHAN PEMBUANGAN
MASKER SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT INFEKSI DI DESA
SUKOWATI KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO." JOURNAL OF
RESEARCH APPLICATIONS IN COMMUNITY SERVICE (JARCOMS) 1.1 2022: 23-
27.
Samosir, K., Daswito, R., & Putri, A. P. 2022. SOSIALISASI PENGELOLAAN SAMPAH MASKER
SATU KALI PAKAI PADA ANAK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4
KOTA TANJUNGPINANG. COMMUNITY DEVELOPMENT JOURNAL: JURNAL
PENGABDIAN MASYARAKAT, 3(3), 1362-1366.
Sumiarsih, Shinta; Sarumi, Rasniah. PENYULUHAN DAMPAK LIMBAH MASKER BEKAS PAKAI
(MEDIS DAN NON MEDIS) TERHADAP LINGKUNGAN DAN KESEHATAN
MASYARAKAT. PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2021, 11.2: 122-129.

Anda mungkin juga menyukai