Anda di halaman 1dari 8

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

FRAKSI PARTAI SUNGAI MARTAPURA


MPR/DPR-RI, Nusantara I, Jl. Jend. Gatot Soebroto, Jakarta 10270
Telp. (021) 575 6087 – 575 6090, FAX, (021) 575 6086
Website: www.fpsb-dpr-ri.com

PENDAPAT
FRAKSI PARTAI SUNGAI MARTAPURA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PELINDUNGAN DATA PRIBADI

Disampaikan oleh: Riko Ardiansyah Selian, S.T., M.T., M.B.A.Ph.D


Nomor Anggota: A-200

Bismillahirrahmanirrahtim;

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Salam Sejahtera untuk kita semua

Yang kami hormati:


- Pimpinan dan Anggota Komisi III DPR-RI
- Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
-Rekan-rekan wartawan serta hadirin yang kami muliakan
Rasanya tiada kata yang pantas kita ucapkan pada hari ini, kecuali rasa syukur kehadirat Allah
SWT atas limpahan kasIh sayang dan rahmat-Nya, kita bisa menghadiri Rapat Kerja ini sebagai
bentuk tugas mulia kita dalam menjalankan amanah sebagai wakil rakyat. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
Dengan hormat,

Sebagai perwakilan dari fraksi sungai martapura, kami ingin menghadirkan pandangan fraksi
terkait Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) yang tengah
dibahas. Kami percaya bahwa perlindungan data pribadi adalah isu krusial dalam era digital ini
yang memerlukan perhatian dan tindakan serius.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

FRAKSI PARTAI SUNGAI MARTAPURA


MPR/DPR-RI, Nusantara I, Jl. Jend. Gatot Soebroto, Jakarta 10270
Telp. (021) 575 6087 – 575 6090, FAX, (021) 575 6086
Website: www.fpsb-dpr-ri.com

Dalam paparan ini, kami akan mengulas beberapa aspek kunci yang menjadi fokus
perhatian fraksi kami terhadap RUU PDP. Sejalan dengan nilai-nilai yang kami
junjung tinggi, kami berupaya untuk mengidentifikasi potensi dampak positif serta
memberikan kontribusi konstruktif guna perbaikan dan penyempurnaan regulasi demi
kepentingan bersama.

Terimakasih atas kesempatan ini, dan kami berharap bahwa pandangan fraksi kami dapat
memberikan wawasan yang berharga untuk mendukung diskusi dan pengembangan RUU PDP
yang seimbang dan progresif.
Sebagai perwakilan Fraksi Sungai Martapura, kami ingin menyampaikan pandangan dan
rekomendasi kami terhadap beberapa poin krusial dalam Draft Rancangan Undang-Undang
Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) yang tengah dibahas. Kami percaya bahwa pengaturan
perlindungan data pribadi adalah aspek yang sangat penting dalam menghadapi era digital saat
ini. Berikut adalah beberapa poin yang menjadi fokus perhatian Fraksi Sungai Martapura:
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

FRAKSI PARTAI SUNGAI MARTAPURA


MPR/DPR-RI, Nusantara I, Jl. Jend. Gatot Soebroto, Jakarta 10270
Telp. (021) 575 6087 – 575 6090, FAX, (021) 575 6086
Website: www.fpsb-dpr-ri.com

Dengan hormat,

Fraksi Sungai Martapura ingin menyampaikan pandangan konstruktif terkait dengan Pasal 1
Angka 5 dalam Draft Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP).
Poin-poin pandangan kami adalah sebagai berikut:

**1. Pasal 1 Angka 5 Draft RUU PDP:**


- Dalam pasal ini, definisi "Pemilik Data Pribadi" adalah orang perseorangan selaku subyek
data yang memiliki Data Pribadi yang melekat pada dirinya. Kami mengusulkan agar
formulasi ini diperjelas menjadi "Subjek Data Pribadi adalah orang perseorangan selaku
subjek data yang memiliki Data Pribadi yang melekat pada dirinya." Kami percaya bahwa
penggunaan istilah "subjek data" lebih sesuai dan konsisten dengan terminologi yang
digunakan secara internasional dalam konteks perlindungan data pribadi.
- Kami mencatat referensi Perpres 86/2021 yang menjelaskan bahwa "perseorangan"
merujuk pada orang perorangan atau sekelompok orang yang bukan merupakan suatu
organisasi. Hal ini perlu diperhatikan dalam merinci definisi agar tidak terjadi ambiguitas
yang dapat mempengaruhi interpretasi dan implementasi RUU PDP.

- Kami juga mencatat definisi "Pemilik Data Pribadi" dalam Pasal 1 Angka 3 Permen
20/2016, yang menyatakan bahwa "Pemilik Data Pribadi adalah individu yang padanya
melekat Data Perseorangan Tertentu." Sebagai bagian dari pembahasan RUU PDP, kami
mengusulkan agar harmonisasi definisi dengan regulasi yang ada untuk menciptakan
konsistensi dalam penegakan hukum.

Dengan pandangan ini, Fraksi Sungai Martapura berharap agar pembahasan RUU PDP dapat
mempertimbangkan usulan-usulan konstruktif ini, sehingga dapat menciptakan regulasi yang
jelas, konsisten, dan efektif dalam melindungi data pribadi masyarakat.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

FRAKSI PARTAI SUNGAI MARTAPURA


MPR/DPR-RI, Nusantara I, Jl. Jend. Gatot Soebroto, Jakarta 10270
Telp. (021) 575 6087 – 575 6090, FAX, (021) 575 6086
Website: www.fpsb-dpr-ri.com

Fraksi Sungai Martapura ingin menyampaikan pandangan terkait dengan Pasal 8


dalam Draft Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP).
Berikut adalah poin-poin pandangan kami:

**2. Pasal 8 Draft RUU PDP:**


- Dalam pasal ini, "Pemilik Data Pribadi" diberikan hak untuk mengakhiri pemrosesan,
menghapus, dan/atau memusnahkan Data Pribadi miliknya. Kami mengusulkan agar
formulasi ini diperjelas dan diganti dengan "Subjek Data Pribadi berhak untuk mengakhiri
pemrosesan, menghapus, dan/atau memusnahkan Data Pribadi miliknya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan." Hal ini bertujuan untuk memberikan kejelasan
mengenai batasan dan ketentuan yang mengatur hak tersebut, sehingga tidak menimbulkan
penafsiran yang salah.

- Sebagai dasar pemikiran usulan tersebut, kami merujuk pada Pasal 15 ayat (3) Permen No
20 Tahun 2016 yang mengatur jangka waktu penyimpanan data pribadi selama 5 tahun. Kami
mengingatkan bahwa regulasi terkait penyimpanan data pribadi perlu diakomodasi dengan
baik dalam RUU PDP agar terdapat keseimbangan antara hak subjek data pribadi dan
kebutuhan pengendali data.

- Kami juga mencatat Pasal 19 Permen No 20 Tahun 2016 yang mengatur penghapusan data
sesuai dengan jangka waktu, kecuali data masih dipergunakan sesuai tujuan awal. Hal ini
perlu diintegrasikan dengan prinsip-prinsip penghapusan data yang diatur dalam PP 71/2019,
terutama Pasal 15 yang menyebutkan penghapusan data yang tidak relevan sesuai permintaan
subjek data pribadi.

- Poin-poin dalam Pasal 14 ayat (1), Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 PP 71/2019 yang
mengatur prinsip dan mekanisme penghapusan data pribadi juga sebaiknya dipertimbangkan
dalam pembahasan RUU PDP untuk menjamin konsistensi dan efektivitas pelaksanaan hak
subjek data pribadi.

Dengan pandangan ini, Fraksi Sungai Martapura berharap agar pembahasan RUU PDP dapat
memperhitungkan saran-saran konstruktif ini guna menciptakan regulasi yang seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

FRAKSI PARTAI SUNGAI MARTAPURA


MPR/DPR-RI, Nusantara I, Jl. Jend. Gatot Soebroto, Jakarta 10270
Telp. (021) 575 6087 – 575 6090, FAX, (021) 575 6086
Website: www.fpsb-dpr-ri.com

Fraksi Sungai Martapura ingin memberikan pandangan terkait Pasal 58 ayat (2)
dalam Draft Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP).
Berikut adalah poin-poin pandangan kami:

**3. Pasal 58 ayat (2) RUU PDP:**


- Dalam pasal ini, dijelaskan bahwa penyelenggaraan pelindungan Data Pribadi dilaksanakan
oleh Menteri. Kami mengusulkan agar formulasi ini diperbarui menjadi "Penyelenggaraan
pelindungan Data Pribadi dilaksanakan oleh Lembaga Independen" atau "Penyelenggaraan
pelindungan Data Pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh badan
otoritas independen pelindungan data pribadi." Hal ini bertujuan untuk menegaskan
independensi lembaga tersebut, sehingga dapat beroperasi tanpa adanya intervensi langsung
dari pihak pemerintah.

- Kami meyakini bahwa keberadaan lembaga independen sebagai otoritas pelindungan data
pribadi akan lebih efektif dalam mengawasi dan menegakkan kepatuhan terhadap aturan.
Otoritas ini tidak hanya berfungsi untuk melayani kepentingan pemerintah, tetapi juga
mengawasi kepatuhan seluruh entitas pengendali data, termasuk pemerintah, terhadap hukum
yang berlaku.

- Sebagai contoh, kami merujuk pada model lembaga serupa di berbagai negara seperti
Komisi Pelindungan Data Pribadi di Singapura, Hong Kong, dan sebagainya yang berfungsi
sebagai badan independen tanpa keterkaitan langsung dengan kementerian atau
pemerintahan.

- Mengacu pada pengalaman lembaga non-kementerian sejak tahun 1998, kami menekankan
pentingnya pengembangan lembaga independen dalam menangani isu-isu perlindungan data
pribadi.

**Penting:**
- Kami memahami bahwa pengaturan perlindungan data pribadi tersebar di beberapa
peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, dalam pembahasan RUU PDP, penting
untuk memastikan bahwa regulasi yang dihasilkan dapat menggabungkan dan
mengkoordinasikan dengan baik ketentuan-ketentuan yang ada dalam peraturan lain, seperti
UU Nomor 11 Tahun 2008 jo UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik, UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, UU Nomor 14 Tahun
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

FRAKSI PARTAI SUNGAI MARTAPURA


MPR/DPR-RI, Nusantara I, Jl. Jend. Gatot Soebroto, Jakarta 10270
Telp. (021) 575 6087 – 575 6090, FAX, (021) 575 6086
Website: www.fpsb-dpr-ri.com

2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, dan UU Nomor 23 Tahun 2006 jo


UU Nomor 24 Tahun 2013.

Dengan pandangan ini, Fraksi Sungai Martapura berharap agar RUU PDP dapat memberikan
landasan yang kuat untuk perlindungan data pribadi dengan memperhatikan aspek
independensi dan koordinasi regulasi.

Terima kasih atas perhatian dan kerjasama yang baik.

Hormat kami,29 November 2023

D.r. Syahril Wailissa, S.H., LL.M. Riko Ardiansyah Selian, S.T., M.T., M.B.A.Ph.D
Ketua Fraksi Sungai Martapura Wakil Ketua Fraksi Sungai Martapura
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

FRAKSI PARTAI SUNGAI MARTAPURA


MPR/DPR-RI, Nusantara I, Jl. Jend. Gatot Soebroto, Jakarta 10270
Telp. (021) 575 6087 – 575 6090, FAX, (021) 575 6086
Website: www.fpsb-dpr-ri.com

**1. Pasal 1 Angka 5 Draft RUU PDP**

Pasal ini mendefinisikan "Pemilik Data Pribadi" dan "Subjek Data Pribadi". Kami mencatat
bahwa definisi dalam RUU PDP tampaknya berbeda dengan Perpres 86/2021 dan Permen
20/2016. Kami menyarankan agar definisi tersebut diharmonisasi dan diperjelas untuk
menghindari interpretasi yang salah.

**2. Pasal 8 Draft RUU PDP**

Pasal ini berkaitan dengan hak "Pemilik Data Pribadi" untuk mengakhiri pemrosesan,
menghapus, dan/atau memusnahkan data pribadinya. Kami mengusulkan agar istilah "Pemilik
Data Pribadi" diganti dengan "Subjek Data Pribadi" agar konsisten dengan definisi dalam pasal
sebelumnya. Selain itu, kami mencatat adanya ketentuan jangka waktu penyimpanan data
pribadi dalam Permen No 20 Tahun 2016 yang mungkin perlu dipertimbangkan.

**3. Pasal 58 Ayat (2) RUU PDP**

Kami mengusulkan agar penyelenggaraan pelindungan Data Pribadi dilaksanakan oleh


Lembaga Independen, seiring dengan prinsip-prinsip kebebasan dan netralitas. Kami
mencontohkan model otoritas perlindungan data pribadi di berbagai negara, seperti Komisi
Pelindungan Data Pribadi di Singapura dan Hong Kong. Kami percaya bahwa lembaga
independen akan dapat menjalankan fungsi pengawasan dengan lebih efektif dan objektif.

**Penting:**
Kami memahami bahwa regulasi perlindungan data pribadi tersebar di beberapa peraturan
perundang-undangan. Oleh karena itu, kami mendorong agar RUU PDP ini tidak hanya
menggantikan peraturan yang ada, tetapi juga secara jelas menetapkan landasan hukum yang
kuat dan konsisten dalam melindungi data pribadi.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

FRAKSI PARTAI SUNGAI MARTAPURA


MPR/DPR-RI, Nusantara I, Jl. Jend. Gatot Soebroto, Jakarta 10270
Telp. (021) 575 6087 – 575 6090, FAX, (021) 575 6086
Website: www.fpsb-dpr-ri.com

Dengan pandangan ini, kami berharap agar rekomendasi dari Fraksi Sungai
Martapura dapat memberikan kontribusi positif dalam pembahasan lebih lanjut
terkait RUU PDP. Terima kasih atas perhatian dan kerjasama yang baik.

Hormat kami,
[Fraksi Sungai Martapura]

Anda mungkin juga menyukai