Ciri-ciri yang pertama yaitu merupakan satu industri atau perusahaan saja. Kemudian
barang dan jasa yang sudah terproduksi tidak bisa kamu dapatkan di tempat lain.
Segala macam persyaratan sudah mereka tentukan sendiri dan bagi pelanggan yang
ingin membelinya tidak bisa melakukan sesuatu saat jual beli seperti negosiasi.
Adanya barang produksi pada sebuah perusahaan monopoli tersebut tidak akan ditemukan
produk penggantinya di tempat lain. Sehingga para pembeli hanya bisa mendapatkannya
pada industri atau perusahaan tertentu. Produk tersebut contohnya seperti listrik dan
minyak bumi yang terdapat pada perusahaan khusus.
Dari keuntungan sebuah industri yang memonopoli pasar akan sulit bagi perusahaan lain
ikut di dalamnya. Hal tersebut terdapat penyebabnya seperti adanya legalitas atau undang –
undangnya, adanya teknologi canggih yang tidak bisa perusahaan lain contoh. Kemudian
tentunya pengeluaran modal yang sangat besar.
Tidak perlu heran lagi bahwa industri yang menguasai pasar monopoli akan bisa
menentukan harga dan jumlah penjualan sendiri. Penjual yang ada ini biasa menyebutnya
sebagai price maker atau price setter. Karena hal itu, membuat tidak ada perusahaan lain
yang masuk di dalamnya.
Sebuah perusahaan atau industri dalam pasar monopoli akan menjadi satu – satunya
produsen, sehingga para pembeli akan membeli secara otomatis. Dengan begitu
perusahaan tersebut tidak terlalu membutuhkan yang namanya iklan. Adanya iklan nantinya
menjaga baik hubungan dengan masyarakat dan bukan promosi.
Terjadinya pasar monopoli di sebabkan oleh 3 (tiga) faktor berikut ini : Produsen
pada pasar monopoli mempunyai sumber daya yang unik dan tidak dimiliki produsen lain.
Produsen pada pasar monopoli dapat menikmati economies of scale. Produsen pada pasar
monopoli diberi hak monopoli oleh pemerintah melalui Undang-undang.
Hal tersebut berkaitan dengan jumlah penjual yang cukup banyak. Sehingga muncul
berbagai kesulitan terkait koordinasi antar produsen atau penjual. Jadi kolusi harga hampir
tidak bisa dilakukan. Setiap pemilik usaha harus selalu aktif mencari target pasarnya sendiri.
Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk yang dimaksud disini adalah produk yang serupa mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda. Kita bisa melihat perbedaan tersebut dari bentuk, ukuran,
corak, kualitas, dan lainnya. Setiap produsen akan memberikan ciri khas dan sentuhan
khusus pada produk yang dihasilkan. Seperti halnya pabrikan apparel dan juga alat-alat
olahraga seperti Nike, Adidas, Fila, Skechers, dan juga Puma mempunyai produk yang
serupa. Dimana semua perusahaan tersebut mengeluarkan jenis sepatu yang sama. Tapi
produk yang mereka hasilkan memiliki karakteristik dan ciri masing-masing.
Oleh karena itu, setiap perusahaan atau produsen tidak bisa seenaknya sendiri menentukan
harga pasaran, baik itu menurunkan ataupun menaikkan harga. Apabila salah satu
produsen berusaha untuk merusak harga pasar, maka hal itu secara otomatis akan diikuti
oleh produsen lainnya. Akan tetapi, para produsen tetap tidak bisa menaikkan harga
produk. Sebab, jika ada yang nekat menaikkan harga namun kompetitor tetap
mempertahankan harga sebelumnya, maka perusahaan tadi akan mengalami kerugian.
Di dalam pasar persaingan monopolistik, produsen atau penjual cenderung tidak bisa
mempermainkan harga di pasaran. Kecuali ada suatu konsensus yang dilakukan secara
bersamaan dengan produsen lainnya. Oleh karena itu, persaingan yang terjadi di dalam
sistem pasar ini lebih mengarah kepada desain, kualitas, marketing, dan kelebihan dari
masing-masing produk.
Kalaupun ada yang ingin bermain harga, misalnya saja ada produsen yang ingin
menetapkan harga tinggi untuk produk yang ditawarkannya, maka produsen tersebut harus
bisa meyakinkan para konsumen terkait kualitas dan juga keunggulan dari produk tersebut
dibandingkan dengan produk serupa milik kompetitor.
Semua produsen yang ada di dalam sistem pasar ini memiliki kebebasan untuk masuk dan
keluar pasar. Sebab, produk-produk yang mereka tawarkan bisa digantikan oleh produk
serupa dari produsen lain yang masih bertahan di dalam pasar tersebut. Hal itu tentu tidak
akan menyebabkan kelangkaan produk dan menyusahkan konsumen yang ingin mencari
produk tersebut.
Sementara untuk produsen baru, mereka tidak perlu memiliki sejumlah modal yang besar
untuk dapat bergabung dan bersaing dalam memperebutkan pangsa pasar. Asalkan produk
yang ditawarkan memiliki harga yang terjangkau dan berkualitas baik serta dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan begitu, konsumen yang ada di dalam pasar akan
menerima kehadiran produsen baru itu.
Karena adanya persaingan yang ketat dan banyaknya kompetitor di dalamnya. Maka tiap
produsen atau penjual dituntut untuk dapat terus memberikan sebuah inovasi terhadap
produk yang mereka tawarkan. Hal tersebut juga menyebabkan teknologi dapat
berkembang dengan cepat untuk mengimbangi inovasi yang diinginkan oleh para produsen.
Saat sebuah produsen melakukan inovasi, makan hal itu akan mendatangkan keuntungan
yang lebih banyak dibandingkan dengan keuntungan normal saat menggunakan produk
lama. Dengan adanya pendapatan atau keuntungan yang meningkat, maka akan lebih
mudah menarik produsen lain untuk melakukan inovasi serupa atau lebih baik lagi. Oleh
sebab itu, konsep inovasi dan juga teknologi tak akan pernah putus selama ada persaingan
yang ketat antara produsen satu dan lainnya.
Kritik
Prinsip persaingan dalam sistem ekonomi liberal kerap disalahartikan dalam semata-
mata prinsip laissez-faire. Bahkan bapak ekonomi liberal Adam Smith menyadari
bahwa suatu perekonomian tidak akan dapat berkembang di dalam suatu wilayah
yang menihilkan keberadaan negara. Sebaliknya, menurut Adam Smith peran negara
diperlukan untuk membentuk kerangka hukum moral yang berfungsi sebagai
pembatas dan pengatur tindakan para pelaku ekonomi. Pada 1776 Adam Smith juga
pernah memperingatkan adanya potensi kecenderungan para pelaku ekonomi untuk
berkonspirasi membatasi pasar dan menaikkan harga-harga demi keuntungan
masing-masing korporasi.