Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 3

Nama Mahasiswa :MUHAMMAD ATHALLAH RAMADHAN


………………………………………………………………………………………..

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM :043840947


………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama Mata Kuliah :ESPA4111/ PENGANTAR EKONOMI MIKRO


………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama UPBJJ :71/ UT SURABAYA


………………………………………………………………………………………..

Masa Ujian : 2021/22.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. ciri – ciri yang ada dalam Pasar Monopoli, yang membedakan
dengan pasar lainnya, antara lain :
Merupakan Satu Industri atau Perusahaan

Ciri-ciri yang pertama yaitu merupakan satu industri atau perusahaan saja. Kemudian
barang dan jasa yang sudah terproduksi tidak bisa kamu dapatkan di tempat lain.
Segala macam persyaratan sudah mereka tentukan sendiri dan bagi pelanggan yang
ingin membelinya tidak bisa melakukan sesuatu saat jual beli seperti negosiasi.

Tidak Ada Barang Pengganti Serupa

Adanya barang produksi pada sebuah perusahaan monopoli tersebut tidak akan ditemukan
produk penggantinya di tempat lain. Sehingga para pembeli hanya bisa mendapatkannya
pada industri atau perusahaan tertentu. Produk tersebut contohnya seperti listrik dan
minyak bumi yang terdapat pada perusahaan khusus.

Perusahaan Lain Sulit Untuk Masuk Industri

Dari keuntungan sebuah industri yang memonopoli pasar akan sulit bagi perusahaan lain
ikut di dalamnya. Hal tersebut terdapat penyebabnya seperti adanya legalitas atau undang –
undangnya, adanya teknologi canggih yang tidak bisa perusahaan lain contoh. Kemudian
tentunya pengeluaran modal yang sangat besar.

Mempunyai Kekuasaan Menetapkan Harga

Tidak perlu heran lagi bahwa industri yang menguasai pasar monopoli akan bisa
menentukan harga dan jumlah penjualan sendiri. Penjual yang ada ini biasa menyebutnya
sebagai price maker atau price setter. Karena hal itu, membuat tidak ada perusahaan lain
yang masuk di dalamnya.

Kurang Penting Adanya Iklan dan Promosi

Sebuah perusahaan atau industri dalam pasar monopoli akan menjadi satu – satunya
produsen, sehingga para pembeli akan membeli secara otomatis. Dengan begitu
perusahaan tersebut tidak terlalu membutuhkan yang namanya iklan. Adanya iklan nantinya
menjaga baik hubungan dengan masyarakat dan bukan promosi.

Faktor pasar monopoli:

Terjadinya pasar monopoli di sebabkan oleh 3 (tiga) faktor berikut ini : Produsen
pada pasar monopoli mempunyai sumber daya yang unik dan tidak dimiliki produsen lain.
Produsen pada pasar monopoli dapat menikmati economies of scale. Produsen pada pasar
monopoli diberi hak monopoli oleh pemerintah melalui Undang-undang.

2. Ciri-ciri pasar monopolistik

Memiliki Jumlah Produsen atau Penjual yang Sangat Banyak


Produsen yang ada di dalam pasar monopolistik sangatlah beragam dan berjumlah banyak.
Sehingga tiap penjual atau produsen harus merasa puas dengan pembagian pasar ataupun
market share yang relatif kecil. Tak hanya itu saja, penjual yang ada di dalam pasar
monopolistik tidak mempunyai kekuasaan secara penuh untuk menentukan harga di
pasaran.

Hal tersebut berkaitan dengan jumlah penjual yang cukup banyak. Sehingga muncul
berbagai kesulitan terkait koordinasi antar produsen atau penjual. Jadi kolusi harga hampir
tidak bisa dilakukan. Setiap pemilik usaha harus selalu aktif mencari target pasarnya sendiri.

Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk yang dimaksud disini adalah produk yang serupa mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda. Kita bisa melihat perbedaan tersebut dari bentuk, ukuran,
corak, kualitas, dan lainnya. Setiap produsen akan memberikan ciri khas dan sentuhan
khusus pada produk yang dihasilkan. Seperti halnya pabrikan apparel dan juga alat-alat
olahraga seperti Nike, Adidas, Fila, Skechers, dan juga Puma mempunyai produk yang
serupa. Dimana semua perusahaan tersebut mengeluarkan jenis sepatu yang sama. Tapi
produk yang mereka hasilkan memiliki karakteristik dan ciri masing-masing.

Oleh karena itu, setiap perusahaan atau produsen tidak bisa seenaknya sendiri menentukan
harga pasaran, baik itu menurunkan ataupun menaikkan harga. Apabila salah satu
produsen berusaha untuk merusak harga pasar, maka hal itu secara otomatis akan diikuti
oleh produsen lainnya. Akan tetapi, para produsen tetap tidak bisa menaikkan harga
produk. Sebab, jika ada yang nekat menaikkan harga namun kompetitor tetap
mempertahankan harga sebelumnya, maka perusahaan tadi akan mengalami kerugian.

Persaingan Produsen Tidak Berdasar Pada Harga

Di dalam pasar persaingan monopolistik, produsen atau penjual cenderung tidak bisa
mempermainkan harga di pasaran. Kecuali ada suatu konsensus yang dilakukan secara
bersamaan dengan produsen lainnya. Oleh karena itu, persaingan yang terjadi di dalam
sistem pasar ini lebih mengarah kepada desain, kualitas, marketing, dan kelebihan dari
masing-masing produk.

Kalaupun ada yang ingin bermain harga, misalnya saja ada produsen yang ingin
menetapkan harga tinggi untuk produk yang ditawarkannya, maka produsen tersebut harus
bisa meyakinkan para konsumen terkait kualitas dan juga keunggulan dari produk tersebut
dibandingkan dengan produk serupa milik kompetitor.

Kebebasan Produsen Baru Untuk Keluar dan Masuk Pasar

Semua produsen yang ada di dalam sistem pasar ini memiliki kebebasan untuk masuk dan
keluar pasar. Sebab, produk-produk yang mereka tawarkan bisa digantikan oleh produk
serupa dari produsen lain yang masih bertahan di dalam pasar tersebut. Hal itu tentu tidak
akan menyebabkan kelangkaan produk dan menyusahkan konsumen yang ingin mencari
produk tersebut.

Sementara untuk produsen baru, mereka tidak perlu memiliki sejumlah modal yang besar
untuk dapat bergabung dan bersaing dalam memperebutkan pangsa pasar. Asalkan produk
yang ditawarkan memiliki harga yang terjangkau dan berkualitas baik serta dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan begitu, konsumen yang ada di dalam pasar akan
menerima kehadiran produsen baru itu.

Perkembangan Teknologi dan Inovasi

Karena adanya persaingan yang ketat dan banyaknya kompetitor di dalamnya. Maka tiap
produsen atau penjual dituntut untuk dapat terus memberikan sebuah inovasi terhadap
produk yang mereka tawarkan. Hal tersebut juga menyebabkan teknologi dapat
berkembang dengan cepat untuk mengimbangi inovasi yang diinginkan oleh para produsen.
Saat sebuah produsen melakukan inovasi, makan hal itu akan mendatangkan keuntungan
yang lebih banyak dibandingkan dengan keuntungan normal saat menggunakan produk
lama. Dengan adanya pendapatan atau keuntungan yang meningkat, maka akan lebih
mudah menarik produsen lain untuk melakukan inovasi serupa atau lebih baik lagi. Oleh
sebab itu, konsep inovasi dan juga teknologi tak akan pernah putus selama ada persaingan
yang ketat antara produsen satu dan lainnya.

3. A. Kurva kurva permintaan output belerang menurun karena berlakunya


hukum nilai guna marginal yang menurun. Untuk setiap satuan produk
yang dikonsumsi memberikan tambahan kepuasan kepada konsumen.
Jadi Konsumen akan membeli lebih banyak bila harga turun
B. Kurva-kurva penawaran output lereng menanjak. Hal ini didasarkan
pada hukum biaya Marginal yang menanjak, karena dalam periode
produksi jangka pendek berlaku hukum penambahan hasil yang
semakin berkurang.
C. Kurva permintaan input didasarkan pada hukum produktivitas
Marginal fisik yang semakin berkurang atau hukum pertambahan hasil
yang semakin menurun.
D. Kurva penawaran faktor produksi variabel tenaga kerja
mencerminkan preferensi individual untuk bermalas-malasan atau
bekerja. Perusahaan atau industri harus membayar tingkat upah lebih
tinggi agar bisa memperkerjakan lebih banyak tenaga kerja.

4. Persaingan menurunkan harga barang dan jasa, sekaligus meningkatkan kualitas


produksi. Pengimplementasian undang-undang persaingan yang benar pada
dasarnya mencegah perusahaan melakukan penetapan, memecah belah pasar,
menetapkan output dan perilaku "memangsa" lainnya. Perilaku-perilaku "memangsa"
oleh para pelaku pasar biasanya akan merugikan konsumen sebagai pihak ketiga.
Kerugian yang dialami oleh konsumen itu seperti harga-harga barang yang tinggi
dan output yang rendah.

Persaingan mendorong munculnya inovasi-inovasi. Hasil utama dari persaingan tentu


saja diharapkan adanya inovasi, yang bermuara pada produk-produk baru yang
disertai dengan turunnya harga=harga barang, khususnya harga barang lama. Dalam
pasar yang kompetitif, inovasi bukan merupakan pilihan, melaikan sebuah kewajiban
yang memaksa suatu perusahaan agar bisa bertahan hidup. Jikalau suatu
perusahaan tidak berinovasi, perlahan-lahan ia akan kehilangan kesetiaan dari
pelanggan (konsumen) yang pasti akan memilih barang-barang baru yang lebih
bagus dan murah. Karena itu preusahaan (produsen) yang enggan atau menolak
melakukan inovasi pada jangka panjang akan hancur dan lenyap.

Persaingan mengangkat mobilitas sosial dan memberdayakan sumber daya


manusia. Pada waktu jangka panjang, pemerintah tidak dapat menciptakan lapangan
kerja dalam suatu sistem perekonomian, tetapi bisnis dapat menyediakannya.
Persaingan memungkinkan pengusaha-pengusaha baru memasuki pasar, dengan
produk baru atau produk yang sudah ada tetapi dengan harga yang lebih murah
mupun kualitas yang lebih bagus. Dengan demikian persaingan dapat melahirkan
harga-harga dan kualitas barang yang kompetitif. Dinamika ini
memungkinkan manusia untuk memaksimalkan kemampuannya dalam sistem
ekonomi dan bisa membantu meningkatkan kesejahteraannya sendiri. Selain itu
manusia juga akan menjadi lebih dinamis, beberapa orang akan perlahan bergerak
naik dalam tatanan masyarakat.

Kritik

Prinsip persaingan dalam sistem ekonomi liberal kerap disalahartikan dalam semata-
mata prinsip laissez-faire. Bahkan bapak ekonomi liberal Adam Smith menyadari
bahwa suatu perekonomian tidak akan dapat berkembang di dalam suatu wilayah
yang menihilkan keberadaan negara. Sebaliknya, menurut Adam Smith peran negara
diperlukan untuk membentuk kerangka hukum moral yang berfungsi sebagai
pembatas dan pengatur tindakan para pelaku ekonomi. Pada 1776 Adam Smith juga
pernah memperingatkan adanya potensi kecenderungan para pelaku ekonomi untuk
berkonspirasi membatasi pasar dan menaikkan harga-harga demi keuntungan
masing-masing korporasi.

5. Anugerah sumber daya alam

Kehidupan umat manusia dianugerahi berbagai sumber daya alam. Ketersediaan


sumber daya alam bervariasi menurut jenis atau macamnya serta lokasi dan
waktunya. Ketersediaannya secara relatif terbatas bila dibandingkan dengan
kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi secara langsung maupun tidak langsung.

Klasifikasi sumber daya energi


Sumber daya energi dapat digolongkan menurut beberapa kriteria yaitu berdasar
kriteria komersialisasi, berdasar ketersediaan, dan berdasar kriteria pemakaian,
berdasar kriteria komersialisasi maka dibedakan antara komoditi energi komersial,
non komersial, dan energi baru. Berdasar kriteria ketersediaannya, dibedakan antara
sumber daya energi dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui. kriteria ini
mempunyai konsekuensi yang berbeda dalam pengelolaannya secara ekonomis agar
dapat diperoleh pemanfaatan sumber energi secara optimal dan berkelanjutan. Hal
ini akan mempunyai konsekuensi dalam mikroekonomika terutama dalam
perhitungan atau pembebanan biaya dan dalam penentuan harga. Berdasarkan
kriteria yang lain yaitu kriteria pemakaian maka dibedakan antara energi primer dan
energi sekunder.

Ekonomika termasuk dalam analisis kuantitatif serta aplikasinya di bidang sumber


daya alam dan energi. Ekonomika sumber daya alam terdapat sumber daya yang
terbarukan dan yang tidak terbarukan. Sedangkan pada ekonomika energi dibedakan
antara kelompok energi primer dan sekunder serta kelompok energi baru, energi
komersial, dan energi non-komersial.

Anda mungkin juga menyukai