Anda di halaman 1dari 70

Bryan Suandoko & Istoso Art

ANTOLOGI PUISI
Harapan Dan
Persahabatan

Self Publishing
Bryansuandoko.blogspot.com
Antologi Puisi
Harapan dan Persahabatan
© 22 Desember 2023
Buku ini diterbitkan serta dipublikasikan secara mandiri dibawah perlindungan
hukum lisensi Creative Common Atribution 4.0 Non-Derivate. Tidak
diperkenankan untuk menyalin, menggunakan, mengubah sebagian atau
seluruh isi dari buku elektronik ini serta memperjual belikannya tanpa seizin
penulis.
Penulis: Bryan Suandoko & Istoso Art
Editor: Gabriella Pratiwi Triasari
Pembaca pertama: Mama Astuti, Gabriella Pratiwi Triasari, Sapa Menik
Pemrakarsa ebook: Canva
Penata letak: Bryan Suandoko
Desain sampul: Bravura Infinity Design
Ilustrasi sampul: Hotpot.ai, Nur Azizah (Vecteezy)
Ilustrasi sampulbab: Starline (Freepik), Hotpot.ai
Ilustrasi isi: PNG Tree, PNG Egg, Vecteezy, Freepik, Clipart Library,
Silhouette AC, Top PNG, Clean PNG, Fav PNG, Nice PNG,
dan Alamy
Kata Pembaca Pertama

"Puisi-puisi dalam buku ini mengajak pembaca


merenung, menyentuh inti perasaan, dan merangkai
kata-kata dengan keindahan yang memukau.
Dirangkum menjadi sebuah perjalanan nostalgia
emosional yang memikat.."

Gabriella Pratiwi Triasari (Editor)

"Seiring bertambahnya usia, puisinya semakin matang,


bukunya semakin terkonsep rapi, dan desainnya
semakin harmoni. Terima kasih sudah menulis buku
yang indah ini.."

Roro Prihandini Uji Astuti (Mama)

"Permainan kata-kata yang sederhana, tapi begitu


indah saat dibaca. Membangkitkan ingatan masa kecil,
membius pikiran yang sedang kerdil, mengejar mimpi
tanpa menyerah, menyadarkan diri lebih bersyukur,
dan semangat menjalani hidup walau makin berumur.
Seketika jadi pingin es gabus lagi!"

Sapa Menik
daftar Isi
Kata Pengantar [1] Aku dan Ayah (1997) [37]
BAB I: Keindahan Pagi Aku dan Ibu (2004) [38]
Anak Langit [4] Kepada Ayah di Timur [39]
Suasana Desa [5] Sang Pelindung Bidadari [40]
Hari Mencuci [7] Menuju Bahagia [41]
Sejenak Lebaran [8] Menghapus Batas [42]
Euonia nan Amerta [9] Secangkir Teh Thailand [43]
Kembali Ke Timur [10] BAB IV: Renungan Malam
Filosofi Tanaman: Sederhana [11] Surat Pelepas Rindu [45]
Filosofi Bambu: Bersahaja [12] Mainan Dambaan [46]
Bunga Dandelion [13] Hedon Picisan [47]
Pelangi Kelabu [14] Tangisan Seekor Burung [48]
Samudra Kehidupan [15] Pejuang Tangguh Dari Bekasi [49]
BAB II: Kebebasan Siang Pertemuan Terakhir [50]
Kapal Othok-Othok [17] Hey Malam [51]
Siang nan Santai [18] Semalam di Pos Ronda 1,2 [52]
Pulang Sekolah [19] Gadis Pohon Bambu [54]
Jl. Gotong Royong [20] Senyum Pahit [55]
Layang-layang Susah Terbang [21] Tidurlah [56]
Bagi Dua! [22] Membelenggu Jiwa [57]
Cinta Pada Meongan Pertama [23] Kawan, Ingatlah Aku! [58]
Keripik & Kolak [24] Peterpan Kesepian [59]
Bila Bersama Sahabat I, II [25] Penutup
Reuni Komedian [27] Kawan, Aku Rindu! [62]
Balada Kebocoran [28] Tentang Penulis [64]
Balada Mati Lampu [29]
Skateboard [30]
BAB III: Santainya Sore
Kumpul Sayur Asem [32]
Hanupis [33]
Hujan di Sore Hari [34]
Aliran Sungai - Stoa [35]
Perjalanan [36]
Kata Pengantar
Readers, waktu sungguh berlalu begitu cepat, seolah-olah baru kemarin aku merilis
"Antologi Kesunyian Hati." Kini, aku dengan senang hati kembali mempersembahkan
"Antologi Harapan dan Persahabatan." dengan kolaborasi bersama sahabatku, bang Istoso
Art!

Kisah kita dimulai di tahun 2012, ketika pertama kali aku bertemu bang Istoso di
Facebook. Beliau adalah seorang pelukis berbakat yang segera memukauku dengan karya-
karyanya yang luar biasa. Hubungan ini berkembang menjadi sebuah persahabatan yang
kuat. Seiring berjalannya waktu, kita hampir tidak pernah melewatkan hari tanpa berbicara,
berdiskusi, dan berbagi impian.

Pada suatu hari di tahun 2020, ide untuk berkolaborasi muncul secara iseng. Kita mulai
menulis puisi bersama, dan semuanya terasa begitu alami. Itulah saat aku mulai merasakan
hasrat untuk berkolaborasi lebih serius dengan bang Istoso.

Istoso Art adalah seorang animator yang juga terlibat dalam proyek Kolaktun, sebuah
kanal/studio animasi miliknya. Judul "Harapan dan Persahabatan" diambil dari lagu tema
animasinya yang menginspirasi kami, bernama "Supil dan Mbrot." Judul ini mewakili isi
buku ini, yang mengajak kita dalam perjalanan waktu imajinatif untuk mengeksplorasi
kenangan masa kecil kita yang indah.

Bersama-sama dengan bang Istoso, kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang
telah memberi kami semangat dan inspirasi. Aku juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada bang Nuli, sahabat kami teman nongkrong di pos ronda Waliyan. Meskipun tidak
terlibat dalam penulisan buku ini, namun selalu memberikan dukungan dan semangat.

Ini adalah kata pengantar yang sederhana dariku. Aku dengan lapang dada menantikan
masukan, saran, dan kritik dari pembaca sekalian. Semoga buku ini membawa kamu ke
dalam dunia puisi yang mempesona dan memberikan pengalaman yang berharga. Selamat
membaca!

Bogor Tengah, 1 November 2023 Antapani, 1 November 2023

Bryan H. Suandoko Istoso Art


Iyan.. Iwan..
Main yuk!
BAB I
Keindahan pagi

"..Kicau burung gereja di pagi hari


yang menari diantara tebalnya kabut
Berterbangan kesana-kemari
Menjatuhkan tetes embun dari rumput
Merdu menyanyikan sabda alam.."
Suasana Desa
Anak Langit
Bryan Suandoko

Aku terbang menyentuh awan-awan


Menyibak tipisnya kabut pagi
Berputar menari jauh di ketinggian
Menikmati indah sinar mentari

Biarkan saja aku disini menyendiri


Mendengarkan alam melagukan nadanya
Sejenak menikmati gemericik aliran sungai
Ditemani sepasang burung menari gembira

Hujan takkan hentikan kepak sayapku


Aku akan tetap melayang jauh
Menyisir derasnya rinai hujan
Berputar gembira menembus topan

Panas ataupun hujan, aku enggan peduli


Aku hanya ingin terbang tinggi
Menikmati segala rasa yang Ia beri
Aku nyaman bebas di langit ini

Bogor Tengah, 16 Juli 2023


(Terinspirasi "Sky: Children of Light" game favoritku)

4
Suasana Desa
Bryan Suandoko & Istoso Art

Kicau burung gereja di pagi hari


yang menari diantara tebalnya kabut
Berterbangan kesana-kemari
Menjatuhkan tetes embun dari rumput
Merdu menyanyikan sabda alam

Aku melangkah di atas bebatuan,


di tengah aliran sungai yang seolah menari..
Kami bercanda, berkejaran, melepas tawa
tanpa perasaan takut tergelincir
atau teriris tajamnya bebatuan

Gemerisik bambu di siang hari sunyi


Sepoy-sepoy angin terasa lembut
Namun berisik meniup lubang telinga
Helai rambut berkibaran tanpa arah
laksana layar kapal yg terbawa badai..
Kadang pula menutupi hidung dan mata

Cahaya matahari pagi yang hangat


didepan mataku, terasa menyengat
panas membakar kulit wajahku
juga tubuhku yang bertelanjang dada
Namun aku tak berkedip, nikmati indahnya

Ikan-ikan berenang di sungai jernih


lalu bersembunyi di balik bebatuan
juga para kepiting yang menggali lubang
mudah tertangkap tangan, meski melelahkan
Dengan semangat dari perut kelaparan

5
Terkadang kamu pun suka memanjat pohon
memetik ceri, jambu atau rambutan
atau sekedar menengok sarang burung
menengok bayi-bayi yang baru menetas
atau kabur setelah mencuri telur

Malamnya, akhiri hari dengan api unggun


Kami duduk bersama diatas tikar bambu
Menikmati pepes atau ikan bakar
Lalu cuci mulut dengan buah hasil petikan
Oh begitu sempurnanya hariku di desa..

Bogor Tengah - Antapani, 6 Juli 2021


Hari Mencuci
Bryan Suandoko

Matahari tersenyum di sudut langit pagi


Senyumnya merekah, memberi harapan
Sinarnya cerah, seperti takkan hujan
Sungguh hari yang tepat untuk mencuci

Segunung tinggi baju kotor menatapku


Seakan-akan ia menantangku bergulat
Tubuh lesu, tapi ya mau tidak mau
Kuhajar engkau nanti dengan jurus menyikat

Ditemani musik dari speaker bluetooth


Aku mencuci dengan bonus karaoke gila
Melepas duka lara dengan berdendang lagu
Melepas kekesalan dengan membanting baju

Dan akhirnya..

Tidur siang disaat tubuh sedang lelahnya


Semerbak aroma baju terpanggang matahari
Nikmat tak ada duanya, tak ada lawannya
Aahh.. Menguaplah lelahku di hari mencuci

Baru sebentar menikmati..

Namun sialan, hujan mengguyur tiba-tiba


Aku terhuyung seakan bangkit dari kubur
Darah rendah buatku pusing tak terkira
Aku pun telat, basahlah semua yang kujemur

Bogor Tengah, 17 April 2022

7
Sejenak Lebaran
Bryan Suandoko

Segala dendam dan dengki pun musnah


kala merdu suara takbir ramai menggema
Segala kesedihan, sesaat lenyap tertelan
saat menyantap ketupat yang disajikan

Saatnya untuk kita saling memaafkan


Saatnya untuk bergembira meski sesaat
Saatnya untuk saling mesra dalam pelukan
Sebelum kenyataan hidup kembali menjerat

Segala kelamnya dosa dan kesalahan


telah mencair menjadi penyesalan
lalu mengalir membasuh kedua pipi
dan bermuara di lidah menjadi ucapan

Sejenak lebaran, mari makan bersama


Sejenak liburan, tepikan dulu dietnya
Sejenak berpesta, nikmati amplopnya
Sejenak berkumpul bersama keluarga

Bogor Tengah, 27 Mei 2020

8
Euonia nan Amerta
Bryan Suandoko & Istoso Art

Setinggi langit di angkasa, serta jagad raya


Sedalam perut bumi dan segala misterinya
Tak dapat tergapai oleh imajinasi
Pun tak ternalar oleh ilmu pasti

Aku ingin terbang tinggi menembus batas


menjelajahi galaksi yang tak terlintas
menyaksikan rangkai peristiwa makroskopis
menyaksikan dimensi langit, lapis demi lapis

Aku ingin jelajahi dalamnya perut bumi


menyelami titik terdalam Palung Mariana
menembus lewati tebalnya mantel bumi
menyingkap inti bentala dan misterinya

Bogor Tengah - Antapani, 29 Maret 2021


(Terinspirasi obrolan tengah malam tentang Isra Mi'raj)

1
kembali ke Timur
Bryan Suandoko

Aku akan kembali ke timur


Ke tempat jiwaku memanggil
untuk menjemput kebebasan
yang kini hilang dalam kegelapan

Aku akan kembali ke timur


Ke tempat angin berhembus
Menghirup kembali udara segar
Menikmati lagi belai sang mentari

Aku akan kembali ke timur


Meski tak satu orang pun menyambut
Cukuplah kicau burung menari
dan nyanyian alam menyambutku

Bogor Tengah, 11 Januari 2021

10
filosofi Tanaman: Sederhana
Bryan Suandoko

Bukankah tanaman itu sederhana?


Ia hanya minta air dan setitik cahaya
Namun bila itu semua tak didapatkan
Ia akan mati pula dengan sederhana

Meski 1000 benalu memberatkan dahannya


Atau 1000 hama menggerogoti daunnya
Selama masih ada sisa air dan cahaya
Ia ikhlas untuk terus bertumbuh seadanya

Sepanjang waktu ia hanya tumbuh sendiri


Tanpa ada seorang pun yang peduli
Bahkan bila nanti saatnya mati
Ia akan menghilang tanpa disadari

Hey manusia, apakah seberat itu


untuk memberinya ruang bertumbuh?
Andai dia dapat hidup layaknya manusia
Dia pasti makhluk paling sabar yang kukenal

Bogor Tengah, 11 Juli 2021

11
Filosofi Bambu: Bersahaja
Bryan Suandoko

Sungai deras memisahkan kedua desa


Namun jembatan bambu menyambungnya
Mereka pun bisa berkumpul di pos ronda
yang seluruhnya dibangun dari bambu juga

Kuingin warga kita seperti anyaman bambu


Meski bersilangan, tetap kuat bersatu
Jadilah atap bambu saat langit mendung
Atau saling berbarislah jadi pagar pelindung

Bambu menjadi dipan untuk bersantai


Ditengah senja oranye yang terasa gontai
Kawan, mainkanlah angklung merdu
Kusambut engkau dengan seruling bambu

Saksikanlah riuh anak-anak bersepakbola


Tendangannya membentur gawang bambu
Sementara yang lain juga asik main peletokan
Senapan bambu, berisi kertas disumpalkan

Oh bambu, aku belajar banyak darimu..

Rumpunmu mampu tenangkan deras badai


Kau menyimpan air hujan cegah kekeringan
Namun makin tinggi engkau, makin merunduk
Kau tetap bersahaja, tak ada kesombongan

Bogor Tengah, 12 Desember 2023


(Terinspirasi puisi "Bambu" oleh Hadi Mulyadi)

12
Bunga Dandelion
Bryan Suandoko

Seperti bunga dandelion


Biarkan angin bertiup lembut
Menerbangkan angan indah
Bersama harapan kita

Langit cerah ataupun panas


Semuanya adalah takdir
Langit hujan ataupun badai
Kita hanya bisa menjalani

Memaki takkan mengubah


Menangis takkan membaik
Menyesal hanya menghambat
Mohon janganlah berhenti

Seperti bunga dandelion


Terbanglah jauh tinggi
Sampailah dengan selamat
Tumbuhlah dengan bahagia

Warnailah tempat yang gersang


Isilah tanah kosong nan hampa
Hiasilah taman bermain itu
Sampaikanlah pesanku pada dunia

Bogor, 12 Mei 2018

13
Pelangi Kelabu
Bryan Suandoko

Pelangi-pelangi, alangkah indahmu


Merah, kuning, hijau.. Tapi kini kelabu
Kini cerah warnamu telah ternoda
oleh perilaku menyimpang manusia
Pelangi oh pelangi, malang nasibmu..

Pelangi-pelangi, betapa indahmu


Semua mendambamu.. Namun itu dulu
Kini semua orang geli kepadamu
karena secuil sesatnya manusia
Pelangi oh pelangi, miris nasibmu..

Pelangi-pelangi, jangan bersedih


Anak-anak masih mencintaimu..
Warnamu indah digambar dalam buku
Anak-anak tahu sebenarnya engkau
Pelangi-pelangi, kembalilah seperti dulu..

Bajingan tersesat, mohon jauhlah pergi!!


Jangan nodai makna pelangi kami!!
Pelangi yang dilukis Tuhan untuk alam!!
Jangan ubah maknanya menjadi kelam!!
Pelangi-pelangi, mohon kembalilah murni!!

Bogor Tengah, 15 November 2023

14
Samudera Kehidupan
Bryan Suandoko

Bagai menulis diatas pasir


Terhapus segulung ombak pantai
Tersapu kencangnya badai
Masalah tak pernah berakhir

Bagai berenang di samudera


Melintasi hiruk pikuk lima benua
Terus berenang meski kaki lelah
Bertahanlah atau tenggelamlah

Bagai dandelion melintasi lautan


Terhempas kerasnya sapuan topan
Kesana-kemari mengembara
Semua ini takdir sang pencipta

Bogor, 2 Desember 2018

15
BAB II
Kebebasan Siang

"..Segala rasa takut tak ada lagi


kita jelajahi tempat tersembunyi
hutan pun tanpa takut kita masuki
asal aku bersamamu, aku pun jadi berani.."
Bila Bersama Sahabat
Kapal Othok-Othok
Bryan Suandoko

Kapal othok-othok yang Ibu beli di pantai


langsung aku mainkan di bak mandi
Kagum aku, kapalnya bergerak sendiri
aku tak tau caranya, tapi aku suka sekali

Kapal kertas sepupu tenggelam lebih dulu


namun kapal othok aku masih gagah melaju
Bangganya aku akan kapal yang paling bagus ini
semua sepupuku hanya memandang dengan iri

Tapi tiba-tiba kapalnya diam dan berhenti


aku pun mulai menagis sedih
Namun Ibu datang membawa minyak kelapa
bensin kapalnya diisi, terus bergerak lagi

Bahagianya aku saat itu memperhatikan


mainan sederhana ini, dari kaleng sisa lebaran
Sambil berkhayal menjadi kapten kapalnya
berlayar di samudera bak mandi khayalan

Bogor, 22 Desember 2018

17
Siang nan Santai
Bryan Suandoko & Istoso Art

Batang bambu melambai-lambai,


bergemerisik syahdu di kala santai..
Ke kiri, ke kanan, bagaikan mengipas
Dedaunan kuning melayang, terhempas

Kupandangi dengan mata menyipit


Warna-warni layangan di langit biru
Bagaikan ikan cupang berenang di langit
Tak henti-henti nya, saling beradu

Sayup merdu suara bende dipentung


oleh tukang es gerobak dung-dung
Seribu rupiah, tuk segelas es dan rotinya
Menemani santaiku, melepas dahaga

Sesaat aku menjadi manusia kejam


Kupamerkan sesendok es manisku
kepada para pasukan semut hitam
yang berbaris di lapuknya pagar bambu

Bogor Tengah - Antapani, 16 Januari 2022

18
Pulang Sekolah
Bryan Suandoko

Siang hari sepulang sekolah


Aku tak langsung pulang ke rumah
Tanpa ganti baju, atau menyimpan tas dulu
Aku berlari kencang ke rental PS Satu

Jauh perjalanan, tak melunturkan semangat


Dalamnya air sungai pun akan aku tempuh
Seraya menggenggam uang kertas erat
Senyumku merekah dibalik deras peluh

Aku bersemangat membakar uang jajan


Untuk satu jamnya menyewa permainan
Memang terasa seperti begitu singkat
Namun hingga kini memori itu melekat

Bahagianya balapan CTR dengan kawan


Lalu beradu gulat di game Smackdown
Tak ketinggalan bermain Tony Hawk
Namun bila sendiri, ku bermain Metal Slug

Sialnya emak datang tiba-tiba


Nilai jelek ulanganku jadi sumber amarahnya
Aku dijewer seperjalanan pulang ke rumah
Ditertawakan warga, oh sungguh mantapnya

Sampai jumpa game favoritku


Sampai emak berhenti memarahiku
Esok pasti aku akan datang lagi
Takkan kapok, meski dijewer emak berkali-kali

Bogor Tengah, 17 Agustus 2022

19
Jl. Gotong Royong
Bryan Suandoko

Siang yang santai dibawah pohon belimbing


yang telah berbuah, dan perlahan menguning
Aku menikmati lingkungan baru nan asing
Namun begitu damai, jauh dari suara bising

Kupandangi warga asli bertegur sapa


dengan ramah, tanpa memandang siapa
Anak-anak bermain bola dan mengajakku
Namun sayang aku masih malu-malu

Saluran tv siang hanya ada telenovela


Kartun sore masih lama tayangnya
Sambal tempe kesukaan tak meredakan bosanku
Aku pun berkeliling tuk kenali lingkungan baru

Sering aku duduk di warung Mama Ayu


Aku menggambar disana untuk habiskan waktu
Kadang pula di warung nasi goreng Babe Rawing
Menanti kapan tayangnya oh kartun favoritku

Adzan ashar akhirnya kencang terdengar


Aku pulang, meraih remot tv dengan tak sabar
Menyaksikan sajian mewah Nick on Lativi
Kenangannya tak terlupakan hingga kini

Bahagianya aku sangatlah sederhana


Menyaksikan kartun favorit, oh senangnya
Tak perlu mainan bagus, atau barang mewah
Cukup dengar intro Spongebob, senyumku pun merekah

Bogor Tengah, 12 Juli 2021

20
Layang-layang Susah Terbang
Bryan Suandoko

Oh gampang sekali apa yang kulihat


tarik-tarik sedikit langsung tinggi melesat
tertawa gembira, semangat mengadu layangan
tak lupa pakai benang tajam bernama gelasan

Tapi itu bukan aku..

Susahnya menerbangkan layang-layang


sebelum terbang aku nggak mau pulang
tapi memang dasar nggak bisa bikin terbang
aku pun jengkel, dan kutendang-tendang!

Kenapa setiap ditarik layangan jatuh lagi?


Apa aku ini orangnya memang nggak hoki?
Sudah sepuluh kali ngeyel mencoba terbang
dan semua layangannya rusak karena aku tendang!

Bogor, 29 Desember 2018

21
Bagi Dua!
Bryan Suandoko

Kawan, ingatkah sebatang es lilin


yang dipatahkan, kita makan berdua?
Secuil kemewahan tuk menutup hari
dari sisa kembalian uang jajan sekolah..

Tak dapat layangan pun tak apa


Es lilin meredakan lelahnya kita
Luka di lutut dan sikut tak lagi dirasa
Es lilin menyegarkan jiwa kita

Istirahat santai, sebelum maghrib tiba


Menyaksikan teman-teman bermain bola
Ikut bersorak sorai walau tak tahu skornya
Hingga es lilin ini tak terasa habisnya

Yang penting kita bisa tertawa bersama


Walau tak tahu, hari esok masihkah ada..
Pokoknya besok ayo main lagi!
Denganmu, aku merasa begitu gembira!

Bogor Tengah, 6 Oktober 2021

22
Cinta Pada Meongan Pertama
Bryan Suandoko

Kucing putih di tepi jalan


Kurus kering, pasti kelaparan
Matanya melihatku, imut berkilauan
Meongnya lirih, aku pun jadi kasihan

Ingin rasanya aku bawa pulang


Meski ku tau emak akan menentang
Tapi gimana lagi, terlanjur sayang
Aku tak mau si putih diambil orang

Senangnya main lidi bersamanya


Berlari, bergulat, berguling tak hentinya
Amarah emak tak lagi aku dengarkan
Bermain bersama putih menyenangkan

Namun tiba-tiba si putih beri hadiah


Sebongkah cokelat lunak diatas selimut
Emak semakin meledak marah-marah
Aku pun hanya bisa terduduk cemberut

Aku khilaf memaki "Dasar anjing!"


Sampai lupa si putih adalah kucing
Namun mata imutnya meluluhkan
Hingga akhirnya aku memaafkan

Malamnya, aku dan putih tidur bersama


Saling berpelukan di kasur yang sama
Kupandangi wajah tidurnya, oh imutnya
Terimakasih Tuhan, Kau berikan dia

Bogor Tengah, 17 Agustus 2022

23
Keripik dan Kolak
Bryan Suandoko

Kalian adalah dua sendok gula


Bagi segelas pahit kelamnya kopiku
Takkan jadi nikmat bila kalian tak ada
Takkan ada manis dalam hidupku

Waktu pun seakan berlalu cepat


Seiring dingin berubah hangat
Semerbak sudah aroma nikmat
Terimakasih segalanya sahabat

Bagaikan kolak di bulan ramadhan


Semoga rejekimu penuh kelimpahan!
Bagaikan keripik di kantin sekolahan
Semoga tokomu penuh antrian!

Bogor Tengah, 30 Juni 2020


(Untuk sahabatku di Pos Ronda:
Istoso si Kolak, Nuli si Keripik)

24
Bila Bersama Sahabat I
Bryan Suandoko

Segala hal yang biasa


jadi menyenangkan karenamu
Segala hal yang konyol
menjadi hal lucu luar biasa

Segelas teh tanpa gula


jadi manis saat bersamamu
Perut lapar keroncongan
jadi tak terasa bila bersamamu

Rambutan merah yang asam


jadi nikmat asalkan bersamamu
Buah kelapa yang pohonnya tinggi
jadi mudah dipetik bersamamu

Pohon manggis yang licin


jadi terasa mudah dipanjat karenamu
Ikan sawah yang gesit pun
jadi mudah tertangkap bila bersamamu

Segala rasa takut tak ada lagi


kita jelajahi tempat tersembunyi
hutan pun tanpa takut kita masuki
asal aku bersamamu, aku pun jadi berani

Bogor, 10 November 2008


(Untuk Gio, sahabatku yang entah dimana)

25
Bila Bersama Sahabat II
Bryan Suandoko

Saat ku sedih berteriak sendiri


Kau selalu datang untuk menemani
Saat tak ada yang percaya
Kau selalu hadir tuk dengarku bercerita

Orang lain selalu berkata:


Bahwa sahabat itu cuma dongeng belaka
Namun bukalah mata, lihatlah saja
Ikatan itu ada, terasa begitu nyata

Sahabat kau selalu setia


Kita ubah jeritan sendu, menjadi lagu
Sahabat kau selalu ada
Kita ubah tangisan, menjadi haru

Raga kita pasti akan menua


Rambut pun akan memutih semua
Gigi akan tanggal tersisa dua
Kuharap kita selalu terus bersama

Bogor Tengah, 16 Juli 2023


(Untuk para sahabatku di Pos Ronda dan kak Rida)

26
Reuni Komedian
Bryan Suandoko
Pinguin imut nan perkasa membawa palu
Berlarian mengejar patung moai dari batu
Kucing abu PON mengikuti pawang hujan
Namun karena ceroboh, malah masuk selokan

Semua naik mobil, ke pantai bertamasya


Tiba-tiba panik, karena tupai isekai supirnya
Alien cadel pun protes marah-marah
Tante merak antagonis ikut naik darah

Perjalanan panjang penuh cobaan..

Tupai isekai menyetir dengan kegilaan


Keris sakti tertawa, Zombie gila ketakutan
Tepuk jidatlah sang Dewi Bulan
Namun syukurlah, sampai juga di tempat tujuan

Ikan hiu lemot lama menunggu di pantai


Bebek karet memanggil seraya melambai
Kelinci biru sudah menyiapkan makanan
Pawang hujan langsung sigap makan duluan

Tak lama, datanglah juga malaikat maut


Bersama burung phoenix yang imut
Turut serta si asparagus biru Amerika
yang membawa anjing pintar dari Australia

Senangnya mereka berkumpul bersama


Setelah lama hanya bisa teleponan saja
Mereka bernyanyi dan menari gembira
Menghabiskan sisa hari dengan suka cita

Bogor Tengah, 7 Agustus 2023


(Untuk HoloKomedian yang membantuku
melewati masa kelam depresi. Terima kasih!)
Balada Kebocoran
Bryan Suandoko

Hujan deras mengguyur lagi


Siapkan ember, baskom, dan panci!
Ayo pantau setiap sudut ruangan!
Jangan ada satu tetes terlewatkan!

Sementara orang rumah kepanikan


Mengangkut barang tuk diselamatkan
Adik malah melompat kegirangan
Lantai basah dipakai seluncuran

Namun aku yang gila malah ikutan


Banjir bocoran pun jadi arena balapan
Kemarahan emak juga tidak dihiraukan
Tapi akhirnya berhenti berkat jeweran

Aku menggeret air ke selokan


Adik mengepel tuk mengeringkan
Tak lama, emak membawa gorengan
Aku dan adik langsung berebutan

Suatu saat ini akan jadi kenangan


Kehangatan ditengah kedinginan
Cerita indah untuk bernostalgia
Ditengah musibah masih tersisa tawa

Bogor Tengah, 9 November 2023

28
Balada Mati Lampu
Bryan Suandoko

Colokan listrik korset kebocoran


Akhirnya mati lampu seharian
Tak ada TV, hanya ada keheningan
Tak ada hiburan, hanya ada kebosanan

Matahari semakin terbenam


Sebatang lilin kecil mulai dinyalakan
Namun tak membendung gelap malam
Tubuh kedinginan, perut kelaparan

Aku yang gabut pun bermain bayangan


Bentuk hewan dengan telapak tangan
Adik yang sedih mulai kegirangan
Dia pun akhirnya mencoba ikut-ikutan

Serunya main bayangan sambil bercerita


Keheningan pecah oleh tawa canda
Tak peduli jalan cerita atau alurnya
Yang penting adik senang bergembira

Suatu saat ini akan jadi kenangan


Sepercik cahaya ditengah kegelapan
Cerita indah untuk bernostalgia
Ditengah cobaan masih tersisa tawa

Bogor Tengah, 10 November 2023

29
Skateboard
Bryan Suandoko

Aku rindu, terpapar matahari pagi


ditengah skatepark yang luas
Memacu skateboard, melompati ramp
Meski belum berani mencoba quarter pipe

Entah berapa kali aku terjatuh


Sungguh pantat linu tak dirasa
Namun tangan yang kena beton panas,
benar-benar ngilu gila melepuhnya!

Tapi sakitnya tak seberapa,


dibanding nikmat meluncur membelah angin..
Aku tak peduli, walau hanya bisa ollie
Yang penting aku melaju, dan menikmati..

Tapi kini aku harus ikhlas menerima


Jiwa membara, namun tubuh tak bisa
Hanya dua jempolku yang mampu berselancar
dengan joystick dan sebuah layar

Akankah suatu hari aku rasakan lagi.


Menyentuh skateboard asli,
di skate park asli, bersama manusia asli,
bukan hanya para NPC..

Bersama Tony Hawk dan Bam Margera,


Menjelajahi Amerika dan Eropa..
Melakukan trik-trik gila!
Aku tak peduli terjatuh lagi..
Yang penting bisa merasakan lagi..

Bogor Tengah, 15 Oktober 2023

30
BAB III
Santainya Sore

"..Lantunan album musik Payung Teduh


Menambah lengkapnya sore nan syahdu
Dilengkapi manisnya wedang jahe merah
Sungguh nyaman denganmu bercengkrama.."
Hujan di Sore Hari
Kumpul Sayur Asem
Bryan Suandoko
Bersama saudara, memetik dedaunan
Mengumpulkan bahan dan sayuran
Dan para saudari, serempak membantu ibu
Mengiris bahan, dan menyiapkan peralatan

Daun melinjo hijau segar menggoda


Beradu pesona buahnya merah merona
Kupetik juga sebuah pepaya muda
Siap menjadi sayur asem berselera

Sementara ibu mengulek sambal terasi


Kompor dinyalakan, sewajan minyak dipanasi
Tempe tahu sudah bermandikan marinasi
Ikan jambal asin pun juga sudah mengantri

Mamang tiba-tiba pulang dari pemancingan


Begitu banyak ikan yang ia bawakan
Bertambah lagi daftar antrian penggorengan
Makan sederhana, jadi serasa kemewahan

Oh bahagianya kumpul keluarga di desa


Nikmat aroma kayu bakar, tiada lawannya
Semoga kerukunan ini dipertahankan
Semoga keluarga kita guyub selamanya

Bogor Tengah, 16 Juli 2023


(Terinspirasi saat Istoso Art bercerita soal kumpul keluarganya)

32
Hanupis
Bryan Suandoko

Seiring sendok mulai mengaduk


Melarutkan gula dan kopi bubuk
Uap pun menari, aromanya merebak
Hitam manis, wanginya semerbak

Nikmat mewah, dalam cangkir biasa


yang mulai menghitam dipinggir bibirnya
Sepanjang hari, temaniku di sudut meja
seakan jadi batang lidi pengganjal mata

Tak mengapa lambung sedikit meraung


yang penting moodku kembali melambung
mengusir sekelumit awan mendung
mengeluarkan kreatifitas tak terbendung

Bogor Tengah, 13 November 2021

33
Hujan di Sore Hari
Bryan Suandoko

Rintik hujan sore mengetuk atap rumahku


dan jendela berkabut, dingin membeku
Tak ada yang lebih menghangatkan
dari senyumanmu di seberang meja makan

Sup ayam dengan sayuran warna-warni


dengan uap hangat yang menari-nari
ditemani tempe tahu goreng sederhana
Tak lebih hangat dari hadirmu disana

Lantunan album musik Payung Teduh


Menambah lengkapnya sore nan syahdu
Dilengkapi manisnya wedang jahe merah
Sungguh nyaman denganmu bercengkrama

Terimakasih hujan, kau telah menahannya


Aku menjadi semakin mengenalnya
juga sisi lainnya yang tak pernah aku tahu
Sungguh aku kini makin sayang padanya

Bogor Tengah, 4 Oktober 2021

34
Aliran Sungai
Bryan Suandoko

Aku hanya selembar dedaunan kering


Jatuh ke sungai, terombang-ambing
Bersama arusnya, aku ikut mengalir
Tanpa arah tujuan, tanpa ada akhir

Segala letih, sedih, perih, tak buatku bimbang


Aku tetaplah daun kering, ditengah alirannya
Mengambang sembari langit kupandang
Terang, gelap, panas, hujan, apa adanya

Bogor Tengah, 30 Juni 2022

Stoa
Bryan Suandoko

Aku menyesapi hangat teh di sore hari


dan meresapi damai di teras berfilosofi
Kini aku menerima dengan ringan hati
dan apapun yang terjadi, biarlah terjadi

Bogor Tengah, 9 Januari 2022

35
Perjalanan
Bryan Suandoko

Perjalanan melelahkan, penuh cerita


Perjalanan tanpa henti, sepanjang usia
Berjuta wajah, pun berjuta kisahnya
di beribu pemberhentian, sementara

Pemberhentian yang buatmu berfantasi


mengajarimu cara menggunakan kuas
Pemberhentian milik para pujangga
mengajarimu cara tuk merangkai kata

Esok selalu ada, dan selalu berubah


Entah hidupku ini akan jadi apakah
Aku hanya bisa terus berkarya
Aku hanya bisa terus mencoba

Bogor Tengah, 21 Oktober 2021

36
Aku dan Ayah (1996)
Bryan Suandoko

Kami menyusuri jalanan kota Surabaya


Pergi bersama, melaju diatas dua roda
Di punggungku terasa hangat dadanya
Seiring angin dingin menerpa wajah

Sejenak berhenti, di kuburan nan sepi


Namun banyak sekali monyet disana
Berlarian kesana kemari, menari-nari
Antusias merebut kacang yang kubawa

Lalu saat sore, melewati ladang tebu


Menghampar hijau, sejauh pandangku
Ada pula kereta tua yang memercikan api
Menarik, namun sungguh bising sekali

Malamnya, kami pulang melewati sawah


Jalanan gelap, banyak pohon di cat putih
Seakan menghipnotis badanku yang lelah
Mata ngantuk, pandanganku berpelangi

Bogor Tengah, 5 Januari 2021

37
Aku dan Ibu (2004)
Bryan Suandoko

Tak ada ibu yang seperti dirinya


Bukan seperti Mama, tapi seorang kakak
Ia membesarkanku dengan cara asyik
Bukan mengekangku dengan aturan klasik

Setiap harinya ia selalu bekerja keras


Seakan tenaganya tak ada batas
Semua itu demi diriku..
Demi akhir minggu, membeli buku baru

Lelah sepulang kerja tak dirasakannya


Kami langsung pergi, ke toko buku Karisma
Memilih judul apapun yang aku suka
Entah itu buku fisika, atau komik Tsubasa

Hari-hariku pun dipenuhi banyak bacaan


Entah majalah anak atau koran bola
Entah buku sains atau komik dan manga
Terimakasih banyak atas semuanya, Mama

Bogor Tengah, 10 Januari 2021

38
kepada Ayah di Timur
Bryan Suandoko

Ayah, aku sungguh menyayangimu


Namamu selalu kusebut dalam doa
Di kala bangun dan sebelum tidurku
Takkan sekalipun aku lupa

Ayah, meski jauh jarak kita berdua


dan betapa langkanya pertemuan
Membuat sosokmu makin istimewa
Membuat dirimu makin kurindukan

Ayah, aku mendambakan hari bersama


Sabtu pagi yang indah bersamamu
Sabtu pagi bersama sosok ayah
Sabtu berharga tuk sepanjang usia

Ayah, sehat dan panjang umurlah


Hanya itulah yang aku minta
Sisakanlah sabtu yang indah untukku
Sisakanlah sedikit usia untuk bersamaku

Bogor Tengah, 16 November 2022

39
Sang Pelindung Bidadari
Bryan Suandoko

Senyuman palsumu takkan bisa menutupi


Pahit pedih perih hidup yang kau jalani
Kau berjuang sendiri, tak ada yang peduli
Dia pun kini lepas tangan, lalu pergi

Kau adalah awan dikala mentari menyengat


Kau adalah angin sejuk meniup keringat
Kau adalah kesejukan, pun juga kehangatan
Bagi bidadari kecil yang butuh perlindungan

Kau sudah kuat tanpa perlu dikuatkan


Kau sudah tangguh, tak kenal kata rapuh
Apalah daya dari sedikit rangkaian kataku
Tapi kawan, semoga kau bahagia selalu

Bogor Tengah, 28 September 2020


(Untuk kak Kiky Risky: Kau hebat!)

40
Menuju Bahagia
Bryan Suandoko

Bahagia adalah suatu pilihan


Saat hidup tak beri ruang tuk senyuman
Dan setiap hela nafasmu berat tertekan
Jangan takut, kau bisa berbahagia kawan

Dunia boleh saja mencaci maki


Namun langkahmu janganlah berhenti
Hidupmu kelam tak seperti yang dikehendaki
Namun coba warnailah dengan mimpi

Lawanlah arus barisan manusia kaku


Selama engkau tak menyalahi kodratNya
Sebab, hidupmu dalam genggamanmu
Jangan pernah takut untuk jadi berbeda

Semua yang terjadi biar terjadi


Aku takkan pergi, selalu menemani
Segala rasa bisa kita cipta bersama
Beratnya dunia, ayo kita hadapi bersama

Bogor Tengah, 17 Oktober 2023

41
Menghapus Batas
Bryan Suandoko

Ingatlah, kapan terakhir kali kita berkarya


saat kita hanya murni asyik berkarya
tanpa beban ekspektasi, hanya berkarya
berkarya dengan ikhlas, penuh rasa cinta

Mari tanyakan pada diri kita..


kapan terakhir kali merasa bahagia
dan merasa bangga, namun bukan jumawa
setelah menyelesaikan sebuah karya?

Apakah karyamu telah kehilangan arti


sebab dari menghamba pada para pemuji
Apakah surutnya gelombang puja puji
juga menyurutkan semangat dalam diri?

Sobat.. Dengar..

Buang saja kanvas-kanvasmu!


Bakarlah semuanya, biar menjadi abu!
Bukanlah karya, bila tak mencerminkan hatimu!
Bila tak lagi mampu merefleksikan inginmu!

Mari mengulang dan berkaryalah lagi


dengan senyuman menghiasi, dan bahagia di hati
tanpa rasa tertekan, biarkan jiwa menari
penuh semangat tinggi, dan jadilah diri sendiri

Bogor Tengah, 20 Mei 2020

42
Secangkir Teh Thailand
Bryan Suandoko

Nikmatnya secangkir teh Thailand


untuk soreku yang menyedihkan
Harum bubuk cokelatnya menenangkan
memeluk diriku yang kehilangan

Deras hujan pun mengguyur tiba-tiba


seakan mengerti duka yang tengah aku rasakan
Dingin udara buatku merasakan hangatnya
secangkir teh panasku didalam genggaman

Uap di setiap teguknya aku resapi


wanginya lebih ringan dari aroma terapi
Namun itu mendamaikan hatiku yang hancur
juga meredam pedih yang takkan terukur

Manis, teh pahit ini sungguh manis


Aku nikmati setiap seruput sambil menagis
Segala anganku tentangmu menjadi manisnya
namun kehilanganku menambah pahitnya

Bogor, 19 Januari 2019

43
BAB IV
Renungan Malam

"..Hey malam, aku ingin bercerita


Namun aku tak ingin kau jadi sedih
Biarlah langit malammu tetap cerah
Biarlah kutelan segala rasa pedih.."
Hey Malam
Surat Pelepas Rindu
Bryan Suandoko

Mungkinkah karena kemajuan teknologi


Yang buat untaian kata tak lagi berarti
Kehangatan baitnya pun tak lagi dirasa
Ketika pesanku hanya selewat mata

Kawan, aku rindu kata-kata manismu


Aku rindu segala puja-pujimu
Saat kita dulu masih berkirim surat
Tak seperti kini, tak lagi hangat

Aku rindu saat itu, menanti pesanmu


Sepucuk surat dari pulau Kalimantan
Seminggu penuh, aku menunggu
Pelepas kerinduan, penuh kehangatan

Bogor Tengah, 13 November 2022

45
Mainan Dambaan
Bryan Suandoko

Hari ini aku lewat lagi didepanmu


yang indah terpenjara di etalase kaca
Label harga, setia jadi anjing penjagamu
seakan menghalangi cinta kita berdua

Tidakkah kau lihat mataku, berkaca-kaca


penuh sesal, penuh harap, inginkanmu
Jangan sampai segenap damba
hilang dipupuskan oleh waktu

Bogor Tengah, 6 November 2021

46
Hedon Picisan
Bryan Suandoko

Momen diskon bulanan datang lagi


Ku intip wishlist yang tercatat rapi
Begitu banyak hal yang ingin dibeli
Namun uang tak pernah mencukupi

Selalu keras hati kucoba menabung


Namun banyak sekali yang aku tanggung
Menggila, rasa dambaku tak terbendung
Seakan tak tergapai, hati jadinya murung

Hidup memang selalu punya kebutuhan


Namun aku manusia, punya keinginan
Uang memang tak menjamin bahagia
Namun saat ini aku membutuhkannya

Hey pesawat dilangit, berikanlah uang


Hujankanlah uang melayang-layang
Agar lepaslah dahaga hedonisku
Sejenak merasakan jadi orang kaya

Aku terjebak dalam kemiskinan struktural


Terpenjara oleh hukum kapitalis dunia
Aku lelah menyalahkan para elit global
Semoga kelak terbeli segala-galanya

Bogor Tengah, 14 November 2023

47
Tangisan Seekor Burung
Bryan Suandoko

Akulah burung didalam sangkar


Dengan rasa jenuh yang makin membesar
Sungguh aku rindukan sentuhan awan
Yang telah lama tak lagi kurasakan

Ingin rasanya aku bebas dari penjara ini


Sembuhkan hati dari segala rasa sakit
Membentangkan sayap, jelajahi bumi
Menari-nari menembus birunya langit

Namun sayapku pun mulai terasa kaku


Mungkin terlumpuhkan oleh waktu
Masihkah bisa aku terbang dan bebas?
Akankah belenggu ini dapat kulepas?

Bogor, 11 Juni 2016

48
Pejuang Tangguh dari Bekasi
Bryan Suandoko

Dari pagi ke malam ia tak kenal lelah


Menatap layar berkedip nan merah muda
Menganimasi hanya dengan sebuah tetikus
Namun dirinya begitu fokus dan serius

Komputer tua di sudut kamar gelap


Menemaninya berkarya di ruang lembab
Dibawah ancaman robohnya atap
Semangat berkaryanya selalu tetap

Dalam kamar yang sederhana, tanpa hiasan


Dindingnya hijau, tapi bercorak belang
Corak alami yang dilukis oleh musim hujan
juga jamur aspergillus yang berkembang

Sahabatku..

Semoga bibit perjuangan yang kau semai


dapat tumbuh jadi pohon yang berbuah
Agar kelak rindang daunnya jadi peneduhmu
dan lebat buahnya jadi berkah tuk hidupmu

Bogor Tengah, 9 Agustus 2021


(Untuk sahabatku bang Nuli, animator barbar Bekasi)

49
Pertemuan Terakhir
Istoso Art

Saat sinar mentari cerah menyengat


Pedal sepeda butut kukayuh cepat
Sambil bertelanjang kaki, berlumur tanah
Aku bersemangat untuk bertemu ayah

Kau menungguku di warung makan


Pertemuan kita penuh kecanggungan
Aku terdiam menatapmu, tak bisa berucap
Aroma jaket kulitmu selalu terkenang

Ayah, aku sudah masuk sekolah dasar


Aku punya banyak teman-teman
Ayah, aku sekarang sudah besar
Mohon jangan lagi kau tinggalkan

Ayah, mengapa kau malah berpamitan


Mengapa kau tak dengar jeritan hatiku?
Hingga ketika nasi terakhirku tersuap
Tak ada satupun tanyaku yang terjawab

Ayah mengayuh sepeda dengan berat


Aku memeluknya dengan erat-erat
Kurasakan punggung yang hangat
Membuat kedua mataku mengantuk berat

Esoknya, pagi yang suram pun telah tiba


Kau telah pergi, sebelum mataku terbuka
Dan sampai kini saat aku telah dewasa
Kau tak pernah kembali, tak ada kabarnya

Antapani, 2 November 2023

50
Hey Malam
Bryan Suandoko

Hey malam, aku ingin bercerita


Namun aku tak ingin kau menjadi sedih
Biarlah langit malammu tetap cerah
Biarlah kutelan segala rasa pedih

Cukuplah bintang dan bulan


Terang bersinar memberi harapan
Menemaniku dalam kesunyian
Tuk melalui hari yang menyakitkan

Aku tak ingin ada awan


Aku tak ingin datang hujan
Mohon sejenak biarkan cerah
Sinarilah jiwa ku yang lelah

Bogor Tengah, 15 April 2023

51
Semalam di Pos Ronda I
Bryan Suandoko

Kita menyusun bidak di papan hitam putih


Ditemani kopi panas, dan uap menari
Bulan bintang dan pos ronda jadi saksi
riuhnya pertempuran ditengah malam sunyi

Keempat mata nanar menatap petak


Kita berdua saling mengadu otak
Menyesap kopi, sambil mainkan bidak
Jangkrik pun mendukung, bersorak-sorak

Tak ada beban gelar: RT, RW ataupun warga


Hasil pertempuran diakhiri dengan tawa
Tak ada beban reputasi yang mengekang
Kalau kalah ya main lagi, tinggal ulang

Tak ada harga diri dipertaruhkan


Petak belang ini hanyalah sebuah papan
yang seharusnya hanyalah permainan
yang juga jadi tempat menjalin persahabatan

Bogor Tengah, 20 Maret 2021

52
Semalam di Pos Ronda II
Bryan Suandoko

Pos ronda dari bambu kuning tua


Beratapkan daun kiray sederhana
Tempat kami selalu kumpul bertiga
Berdiskusi, bercanda, dan bercerita

Caleg pun rakyat jelata, tak ada beda


Semua kumpul disini, tak ada kasta
Akan selalu ada masalah di kehidupan
Ayo sejenak bersama ringankan beban

Sembari adu otak di papan hitam putih


Ambillah cangkirmu, seduhlah kopi
Jangan lupakan pedasnya keripik ini
Cicipi juga kolak manis sepanci

Hingga saat tengah malam tiba


Kita pun kembali pulang ke rumah
Dengan semangat dan jiwa baru
Siap hadapi hari esok, tanpa ragu

Bogor Tengah, 2 September 2021

53
Gadis Pohon Bambu
Bryan Suandoko

Gadis pohon bambu, di malam itu


Dibalik rimbun dedaunan, mengintipku
Sayup tertawa, memecah sunyinya malam
Meninggalkan, satu kesan teramat dalam

Sang gadis melayang, menari gembira


Dan para pemain catur di pos ronda
terbirit, terkencing, berlari, berhamburan
Olahraga otak, pun jadi jogging dadakan

Si Iyan pucat, komat-kamit baca doa makan


Si Panji pasang badan, sok jagoan
Si Supil bawa ketapel, siap menembakkan
Sementara Mbrot celananya kedodoran

Bogor Tengah, 15 Mei 2022

54
Senyum Pahit
Bryan Suandoko

Melihatmu tersenyum saat itu


Air mataku tidak dapat tertahankan
Sungguh, aku takkan sanggup
Melihat luka yang kau sembunyikan

Kau tak lagi punya bulan


Bintang kecil pun hilang entah kemana
dan mataharimu sudah tak lagi terbit
Siang malammu hanya ada kehampaan

Senyumanmu indah laksana bendungan


Yang selalu menahan deras banjir air mata
Namun aku tahu, dibalik punggungmu
Tersimpan hitam kelamnya keputusasaan

Bogor Tengah, 2 Maret 2021


(Untuk temanku Windy Galuh Sekar Aji)

55
Tidurlah Kawan
Bryan Suandoko

Tidur nyenyaklah wahai kawanku


Tepislah semua resah gelisahmu
Pasti akan selalu ada esok hari
Pasti kau akan bisa memulai lagi

Segala impian dan cita-cita


Segala harap yang kita damba
Takkan hilang kemana-mana
Selalu ada kesempatan meraihnya

Tidurlah, ayo kawan tidurlah


Biarkan tubuhmu melepas lelah
Agar kembali menjadi sehat
Agar kau pulih dan bersemangat

Bogor Tengah, 30 Mei 2023


(Untuk sahabatku Istoso Art yang saat itu tengah sakit)

56
Membelenggu Jiwa
Istoso Art

Kemarin kau masih tertawa bahagia


Sebelum senyuman hilang entah kemana
Kemarin kau masih bicara manis padaku
Kini kau hanya diam, melotot kaku..

Dan tersudutlah aku di ruang gelap


Terkurung pula aku, sendiri tersekap
Kucoba mendobrak pintu kayu!
Begitu kerasnya bagaikan batu!

Namun akhirnya sayap malaikat datang


Menghancurkan segala penghalang
Melepas segala erat belenggu
yang sesak mengikat mati jiwaku

Sungguh langkahku terasa ringan


Kurayakan kebebasanku dengan berlari
Geli, telapak kakiku menapaki rerumputan
Sejuk, aku terbasuh embun pagi

Terimakasih Tuhan, Kau bebaskan aku


Tawa manisnya kembali melegakanku
Kumohon jangan lagi datangkan cobaan
Sumpah mati aku tak ingin kehilangan

Antapani, 7 November 2022


(Untuk anakku Habibah, terimakasih sudah pulih)
Kawan, Ingatlah Aku!
Bryan Suandoko

Kawan, aku ingin sesekali kau ingat


Bahwa aku masih hidup disini
Aku tak butuh seisi dunia mengingat
Namun mohon ingatlah temanmu ini

Seperti bunga tidur dalam mimpi


Ingatan sekelumit disudut memori
Tak selalu kau ingat saat terbangun
Namun suatu saat pasti kau ingat lagi

Yang seharusnya, memang tak terwujud


Yang berlalu biarlah, aku tak terlarut
Namun aku masih disini menunggu
Berharap aku ada dalam benakmu

Bogor Tengah, 16 Januari 2023

58
Peterpan Kesepian
Bryan Suandoko

Peterpan merasa kesepian


Saat Neverland mulai ditinggalkan
Para sahabatnya telah pergi
Surga dunia pun terlantar sepi

Di dalam pulau ini, orang takkan menua


Namun bila kedewasaan telah tiba
mereka hanya bisa menjalaninya
Bagi yang ingin pergi takkan bisa dicegah

Peterpan pun kini sendirian


Keras ia menolak untuk jadi dewasa
Pagi ke malam ia terpuruk kesedihan
Berjalan lesu entah menuju kemana

Air mata Peterpan berlinang


Saat sisa memori lampau terkenang
Keindahan Neverland tak lagi berarti
Bila hanya dirinya yang senang sendiri

Bogor Tengah, 11 Juni 2020


Setiap teman ada masanya..

Namun ingatlah..

Setiap masa pasti ada temannya..


Teman akan selalu datang dan pergi..

Namun ingatlah..

Sahabat akan selalu menemani..


Kawan, Aku Rindu!
Bryan Suandoko

Kawan, aku merindukan pagi!


Bangun bersemangat, penuh motivasi
Tersenyum secerah sang mentari
Tanpa satupun beban mengganjal di hati

Kawan, aku merindukan siang!


Kita bersama bermain layang-layang
Hutan pun sawah kita terjang
Bersama-sama asyik berpetualang

Kawan, aku merindukan senja!


Saat adzan maghrib merdu bergema
Langit oranye memamerkan sandikala
Tapi kita tak berani memandangnya

Tapi, kalau malam aku tidak suka..


Sebab kita harus pulang kerumah
Menata buku pelajaran esok hari
Hariku serasa kembali berat lagi..

Kawan, terimakasih segalanya


Atas pagi, siang, dan senja yang seru
Meski sejenak malam ini memisahkan kita,
Besok, ayo besok main lagi bersamaku!

Bogor Tengah, 6 Oktober 2023

62
Butuh waktu dan banyak rintangan. Tapi..

Terimakasih!

Untuk pembaca. Juga para teman dan sahabat yang


menemaniku dalam penjara depresi. Aku akan terus
melanjutkan hidup, dan sampai jumpa di buku
"Kemarau Dalam Jiwa" yang akan rilis berikutnya!

Terimakasih buat bang Istoso yang mau dipaksa kolab..


tentang Penulis

Bryan Suandoko
Penulis tamvan yang katanya mirip Genma
Shiranui. Ia lahir di Tulungagung, JawaTimur,
pada tanggal 27 Februari 1995 silam. Ia
mengaku sebagai introvert berkepribadian
INFP yang suka menggambar. Cita-cita
terbesarnya adalah bercita-cita. Selagi masih
ada impian, semangat di jiwa akan terus
membara.

Istoso Art
Desainer grafis dan animator kelahiran
Majalengka, 23 Desember 1992. Bukan penulis
tapi dipaksa kolab nulis. Bercita-cita menjadi
animator sukses. Lewat serial animasi Supil
dan Mbrot ia menebarkan semangat harapan
dan persahabatan. Tonton yuk animasinya
disini: https://youtube.com/@Kolaktun
Nantikan di 2024
Bryansuandoko.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai