Anda di halaman 1dari 9

p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Vol. 15 No. 1 (2023)

Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan melalui


Koperasi Mahasiswa

L. Heny Nirmayani1, I Nengah Suastika2


1STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Indonesia
2Undiksha Singaraja, Indonesia

e-mail: henynirmayani@stahnmpukuturan.ac.id1, nengah.suastika@undiksha.ac.id2

Abstrak
Riwayat Artikel Jiwa kewirausahaan harus ditumbuhkan sejak dini. Melalui seni dan keterampilan
Tanggal diajukan: dalam berwirausaha mampu menciptakan lapangan usaha bagi diri sendiri dan
6 Januari 2023 masyarakat. Menciptakan lapangan usaha yang kreatif dan inovatif mampu
menumbuhhkan roda perekonomian keluarga, masyarakat dan Negara.
Tanggal diterima :
4 April 2023 Pembelajaran kewirausaahaan secara teori dan praktek dapat dimulai di
lingkungan sekolah. Melalui penerapan teori menuju praktek yang riil membuat jiwa
Tanggal wirausaha semakin aktif, berkembang bahkan maju. Di lingkungan perguruan
dipublikasikan: tinggi penerapan jiwa kewirausahaan diwujudkan melalui koperasi mahasiswa.
30 Juni 2023
Melalui koperasi mahasiswa diharapkan tumbuh jiwa-jiwa entrepreneurship yang
mumpuni. Pengelolaan dan manajemen yang baik dan professional akan mampu
menumbuhkembangkan koperasi mahasiswa yang sehat .

Kata kunci: Kewirausahaan; Koperasi Mahasiswa; Pertumbuhan


Ekonomi

Abstract
The entrepreneurial spirit must be cultivated from an early age. Through art and
skills in entrepreneurship, they are able to create business opportunities for
themselves and society. Creating creative and innovative business fields is able to
grow the wheels of the family, community and state economy. Entrepreneurship
learning in theory and practice can be started in a school environment. Through the
Pengutipan: application of theory towards real practice, the entrepreneurial spirit is increasingly
Nirmayani, L. H., active, developing and even advancing. In the college environment, the application
& Suastika, I. N.
(2023). of an entrepreneurial spirit is realized through student cooperatives. Through
Menumbuhkan student cooperatives, it is hoped that qualified entrepreneurial spirits will grow.
Jiwa Good and professional management and management will be able to develop a
Kewirausahaan healthy student cooperative.
melalui Koperasi
Mahasiswa.
Jurnal Pendidikan Keywords: Entretreneurship; Cooperation; Economic growth
Ekonomi
Undiksha, 15(1),
46-54
https://doi.org/10.
23887/jjpe.v15i1.
56901

46
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 15 No. 1 (2023)

PENDAHULUAN kemandirian usaha dengan pendekatan jiwa


Peraturan Menteri Negara Koperasi dan kewirausahaan, nilai kewirausahaan dan
UKM, Nomor: 06/Per/M.KUKM/VIII/ 2012 perilaku kewirausahaan.
tentang Kewirausahaan berisi tentang Secara harfiah kata “koperasi” berasal dari
harapan untuk mendorong dan Cooperation (latin) atau Cooperation
mengakselerasi pemberdayaan Koperasi (Inggris) atau Co-operatie (Belanda), dalam
dan UMKM serta meningkatkan daya saing. bahasa Indonesia diartikan sebagai bekerja
Usaha kecil merupakan salah satu tumpuan bersama, atau bekerja sama, atau kerja
yang diharapkan untuk mengambil strategi sama, merupakan koperasi. Menurut
dengan menjadikan usaha yang mandiri, undang-undang koperasi No.12 tahun 1967
sehat, kuat, berdaya saing serta koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat
mengembangkan diri untuk meningkatkan yang berwatak sosial, beranggotakan orang-
pertumbuhan ekonomi, serta mendukung orang atau badanbadan hukum koperasi
perluasan kesempatan kerja dalam yang merupakan susunan ekonomi sebagai
mewujudkan demokrasi ekonomi. usaha bersama berdasar atas azas
Peningkatkan kualitas kelembagaan kekeluargaan dan kegotongroyongan.
dilakukan secara berjenjang melalui upaya Organisasi koperasi adalah suatu cara atau
membangunkan (awakening), sistem hubungan kerja sama antara orang-
pemberdayaan (empowering), orang yang mempunyai kepentingan yang
pengembangan (developing), penguatan sama antara orang-orang yang mempunyai
(strengthening). Jiwa dan perilaku kepentingan yang sama dan bermaksud
kewirausahaan menunjukkan kemampuan mencapai tujuan yang ditetapkan
pengusaha untuk berfikir dan melihat ke bersamasama dalam suatu wadah koperasi.
depan penuh pertimbangan dan Sebagai organisasi koperasi mempunyai
perhitungan, mencari solusi dari berbagai tujuan organisasi yang merupakan
alternatif masalah dan pemecahannya kumpulan dari tujuan-tujuan individu dari
dirasa masih kurang (Suseno, 2008). Pelaku anggotanya, jadi tujuan koperasi sebisa
usaha kecil sudah memiliki sikap proaktif mungkin harus mengacu dan
dan inisiatif yang bagus dalam memperjuangkan pemuasan tujuan individu
mengembangkan usaha. Pengetahuan anggotanya, dalam operasionalnya harus
kewirausahaan, motif berprestasi, sinkron. Salah satu upaya mewujudkan jiwa
kemandirian pribadi mempunyai daya kewirausahaan dikalangan mahasiswa
dukung secara signifikan terhadap adalah berperan aktif pada koperasi yang
kemandirian usaha (Qamariyah & ada di lembaga tempat mereka menuntut
Dalimunthe 2012). Pelaku usaha kecil dalam ilmu. Melalui koperasi mahasiswa mereka
aspek orientasi prestasi dan komitmen mampu mengaplikasikan teori dan praktek
dengan pihak lain masih kurang baik, hal ini kewirausahaan. Koperasi mahasiswa
ditunjukkan dari tidak munculnya kemauan disusun sebagai organisasi usaha bersama
untuk mengembangkan produk baru serta berdasarkan azas kekeluargaan. Koperasi
ketergantungan pada pihak-pihak yang Mahasiswa adalah lembaga ekonomi yang
berkepentingan termasuk pemerintah berwatak sosial yang merupakan wadah
(Suseno 2008). Ketidakmampuan dalam transformasi nilai-nilai koperasi dalam usaha
persaingan serta rendahnya tingkat mensejahterakan anggota dan kehidupan
pengelolaan perilaku kewirausahaan bangsa. Dalam koperasi mahasiswa,
merupakan tantangan bagi pelaku usaha mahasiswa adalah aktor tunggal dalam
kecil untuk mampu tumbuh dan berkembang koperasi. Mahasiswa berperan ganda
menuju kemandirian usaha. Pada sisi lain sebagai subjek dan objek dalam koperasi.
diperlukan adanya pertumbuhan usaha kecil
yang didasari pada nilai-nilai kewirausahaan METODE
dan jiwa kewirausahaan dengan harapan Metode yang digunakan dalam penelitian ini
mampu membentuk perilaku usaha kecil adalah metode deskriptif. Penelitian dengan
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi metode deskriptif bertujuan
nasional. Oleh karena itu perlu adanya menggambarkan secara tepat sifat-sifat
strategi pemberdayaan usaha kecil menuju suatu individu, keadaan, gejala, atau

47
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 15 No. 1 (2023)

kelompok tertentu atau untuk menentukan 2.Hakikat dan Konsep Kewirausahaan


frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau Kewirausahaan pertama kali muncul pada
frekuensi adanya hubungan tertentu antara abad 18 diawali dengan penemuan-
suatu gejala lain dalam masyarakat (Silalahi, penemuan baru seperti mesin uap, mesin
2010: 28). Penelitian ini memperoleh dari pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah
sumber studi kepustakaan yang terpercaya pertumbuhan dan perluasan organisasi
dan dapat di pertanggungjawabkan, sumber melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan
tersebut yaitu artikel ilmiah, jurnal, skripsi, dan kekayaan bukan tujuan utama. Secara
dan buku. Adapun data yang peneliti sederhana arti wirausahawan (entrepreneur)
kumpulkan yaitu bertujuan untuk menjadi adalah orang yang berjiwa berani
sarana pendukung dan juga penguat dalam mengambil resiko untuk membuka usaha
penelitian ini. Langkah – langkah untuk dalam berbagai kesempatan, berjiwa berani
menganalisis menggunakan kualitatif mengambil resiko artinya bermental mandiri
deskriptif ialah sebagai berikut: dan berani memulai usaha, tanpa diliputi
1.Pengumpulan data : Arti dari pengumpulan rasa takut atau cemas, sekalipun dalam
data ini melalui cara mencari, lalu dicatat, kondisi tidak pasti (Kasmir, 2007). Beberapa
dan akhirnya dikumpulkan data - data definisi tentang kewirausahaan tersebut
dengan cara objektif dan tidak adanya diantaranya yaitu Richard Cantillon (1775):
manipulasi data yang dilakukan karena kewirausahaan didefinisikan sebagai
disesuaikan dengan hasil observasi yang bekerja sendiri (self-employment). Seorang
telah dilakukan yaitu mencatat data mana wirausahawan membeli barang saat ini pada
saja yang diperlukan untuk di lapangan lalu harga tertentu dan menjualnya pada masa
diturunkan peneliti untuk dijadikan catatan yang akan datang dengan harga tidak
lapangan. menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan
2. Reduksi data: Penelitian ini melakukan pada bagaimana seseorang menghadapi
sebuah pengumpulan data yang diperlukan, resiko atau ketidakpastian. Jean Baptista
lalu memilih dan menyeleksi data dari hasil Say (1816): seorang wirausahawan adalah
yang telah di observasi. Selanjutnya agen yang menyatukan berbagai alat-alat
adapaun hasil observasi dikaji. Oleh peneliti produksi dan menemukan nilai dari
dan diolah untuk menjadi hasil. produksinya. Zimmerer: kewirausahaan
Variabel penelitian ini terdiri dari jiwa sebagai suatu proses penerapan kreativitas
kewirausahaan, nilai kewirausahaan, dan inovasi dalam memecahkan persoalan
perilaku kewirausahaan dan kemandirian dan menemukan peluang untuk
usaha, dan koperasi mahasiswa. Adapun memperbaiki kehidupan. Kewirausahaan
indikator jiwa kewirausahaan adalah merupakan kemampuan kreatif dan inovatif,
percaya diri, optimisme, disiplin, komitmen, jeli melihat peluang dan Selalu terbuka untuk
berinisiatif, motivasi, memiliki jiwa setiap masukan dan perubahan yangpositif
kepemimpinan, suka tantangan, memiliki yang mampu membawa bisnis terus
tanggung jawab dan human relationship. bertumbuh serta memiliki nilai. Salah satu
Adapun indikator nilai kewirausahaan pendorong terciptanya inovasi selain
adalah kreativitas, pengambilan risiko, perubahan dan keharusan untuk
inovasi, berorientasi prestasi, ambisi dan beradaptasi adalah kesadaran akan adanya
kemerdekaan. Adapun indikator perilaku celah antara apa yang ada dan apa yang
kewirausahaan adalah pencarian usaha seharunya ada, diantara apa yang
baru, pembaharuan strategik, ketepatan diinginkan oleh masyarakat dengan apa
kerja dan transparansi. Adapun indikator yang sudah ditawarkan ataupun dilakukan
kemandirian usaha adalah mampu oleh pemerintah, sektor swasta maupun
memenuhi sendiri, tidak mudah menyerah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
berani mengambil keputusan, berani Kesimpulan yang bisa ditarik adalah bahwa
bersaing dan menerima keunggulan kewirausahaan dipandang sebagai fungsi
pesaing. yang mencakup eksploitasi peluang-peluang
yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut
sebagian besar berhubungan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN pengarahan dan atau kombinasi input yang

48
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 15 No. 1 (2023)

produktif. Seorang wirausahawan selalu tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena


diharuskan menghadapi resiko atau peluang kedua aspek itu sama pentingnya, maka
yang muncul, serta sering dikaitkan dengan pendidikan yang diberikan sekarang lebih
tindakan yang kreatif dan inovatif. cenderung dengan menggunakan kata
Wirausahawan adalah orang yang merubah wirausaha. Persepsi wirausaha kini
nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan mencakup baik aspek finansial maupun
faktor produksi lainnya menjadi lebih besar personal, sosial, dan profesional
daripada sebelumnya dan juga orang yang (Soesarsono, 2002).
melakukan perubahan, inovasi dan cara- 2.2 Perilaku
cara baru. Istilah wirausaha muncul Perilaku manusia adalah suatu aktivitas
kemudian setelah dan sebagai padanan manusia itu sendiri (Soekidjo,1993). Secara
wiraswasta yang sejak awal sebagian orang operasional, perilaku dapat diartikan suatu
masih kurang sesuai dengan kata swasta. respons organisme atau seseorang
Persepsi tentang wirausaha sama dengan terhadap rangsangan dari luar subjek
wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. tersebut. (Soekidjo,1993). Perilaku diartikan
Perbedaannya adalah pada penekanan sebagai suatu aksi-reaksi organisme
pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta terhadap lingkungannya. Perilaku baru
dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan
Istilah wirausaha saat ini makin banyak untuk menimbulkan reaksi, yakni yang
digunakan orang terutama karena memang disebut rangsangan. Perilaku adalah
penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun tindakan atau perilaku suatu organisme
demikian, mengingat tantangan yang yang dapat diamati dan bahkan dapat di
dihadapi oleh generasi muda pada saat ini pelajari. (Robert Kwik, 1974, sebagaimana
banyak pada bidang lapangan kerja, maka dikutip oleh Notoatmojo 1997) Perilaku
pendidikan wiraswasta mengarah untuk manusia pada hakikatnya adalah proses
survival dan kemandirian seharusnya lebih interaksi individu dengan lingkungannya
ditonjolkan. Sedikit perbedaan persepsi sebagai manifestasi hayati bahwa dia
wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, adalah makhluk hidup. (Sri Kusmiyati dan
terutama oleh para Pengajar agar arah dan Desminiarti, 1990) Perilaku manusia adalah
tujuan pendidikan yang diberikan tidak aktivitas yang timbul karena adanya stimulus
salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan dan respons serta dapat diamati secara
yang diberikan adalah sosok atau individu langsung maupun tidak langsung. (Sunaryo,
yang lebih bermental baja atau dengan kata 2004) Perilaku adalah respon individu
lain lebih memiliki kecerdasan emosional terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan
(EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang yang dapat diamati dan mempunyai
berperan untuk menghadapi tantangan frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik
hidup dan kehidupan, maka pendidikan disadari maupun tidak. Perilaku merupakan
wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika kumpulan berbagai faktor yang saling
arah dan tujuan pendidikan adalah untuk berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa
menghasilkan sosok individu yang lebih lihai interaksi tersebut amat kompleks sehingga
dalam bisnis, atau agar lebih memiliki kadang-kadang kita tidak sempat
kecerdasan financial (FQ) maka yang lebih memikirkan penyebab seseorang menerap-
tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kan perilaku tertentu. Karena itu amat
kedua aspek itu sama pentingnya, maka penting untuk dapat menelaah alasan dibalik
pendidikan yang diberikan sekarang lebih perilaku individu, sebelum ia mampu
cenderung dengan menggunakan kata mengubah perilaku tersebut. Penelitian
wirausaha. Persepsi wirausaha kini Rogers (1974) mengungkapkan bahwa
mencakup baik aspek finansial maupun sebelum orang mengadopsi perilaku baru
personal, sosial, dan profesional (berperilaku baru), didalam diri orang
(Soesarsono, 2002). Sebaliknya jika arah tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:
dan tujuan pendidikan adalah untuk 1. Awareness (kesadaran), yakni orang
menghasilkan sosok individu yang lebih lihai tersebut menyadari dalam arti
dalam bisnis, atau agar lebih memiliki mengetahui setimulus (objek) terlebih
kecerdasan financial (FQ) maka yang lebih dahulu.

49
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 15 No. 1 (2023)

2. Interest, yakni orang mulai tertarik pertanian, industri, manufaktur, produksi


kepada stimulus. atau jasa.
3. Evaluation (menimbang – nimbang baik 2. Tahap melaksanakan usaha atau
dan tidaknya stimulus bagi dirinya).Hal diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini
ini berarti sikap responden sudah lebih seorang wirausahawan mengelola
baik lagi. berbagai aspek yang terkait dengan
4. Trial, orang telah mulai mencoba usahanya, mencakup aspek-aspek:
perilaku baru. pembiayaan, SDM, kepemilikan,
5. Adoption, subjek telah berperilaku baru organisasi, kepemimpinan yang meliputi
sesuai dengan pengetahuan, bagaimana mengambil resiko dan
kesadaran, dan sikapnya terhadap mengambil keputusan, pemasaran,dan
stimulus. melakukan evaluasi.
Apabila penerimaan perilaku baru atau 3. Mempertahankan usaha, tahap di mana
adopsi perilaku melalui proses seperti ini wirausahawan berdasarkan hasil yang
didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan telah dicapai melakukan analisis
sikap yang positif maka perilaku tersebut perkembangan yang dicapai untuk
akan menjadi kebiasaan atau bersifat ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi
langgeng (long lasting). Notoatmodjo, 2003 yang dihadapi.
hal 122. 4. Mengembangkan usaha, tahap di mana
Dalam konteks bisnis, seorang entrepreneur jika hasil yang diperoleh tergolong positif
membuka usaha baru (new ventures) yang atau mengalami perkembangan atau
menyebabkan munculnya produk baru atau dapat bertahan maka perluasan usaha
ide tentang penyelenggaraan jasa-jasa. menjadi salah satu pilihan yang mungkin
Karakteristik entrepreneur (Schermerhorn, diambil.
1999) yaitu: Secara ringkas, model proses
1. Fokus Pengendalian Internal; kewirausahaan mencakup tahap-tahap
2. Tingkat energi tinggi; sebagai berikut (Alma, 2007):
3. Kebutuhan tinggi akan prestasi; 1. Proses Inovasi;
4. Tolerans iterhadap ambiguitas; 2. Proses Pemicu;
5. Kepercayaan Diri; 3. Proses Pelaksanaan;
6. Berorientasi pada action. 4. Proses Pertumbuhan.
Adapun karakteristik seorang wirausahawan Jiwa kewirausahaan merupakan
menurut Masykur W. adalah: kepercayaan dan penerimaan yang kuat
1. Keinginan untuk berprestasi; terhadap perilaku kewirausahaan, kemauan
2. Keinginan untuk bertanggung jawab; untuk bekerja keras, dan memelihara
3. Preferensi kepada resikomenengah; hubungan antar anggota, yang berarti ada
4. Persepsi kepada kemungkian berhasil; keinginan yang kuat dari anggota untuk
5. Rangsangan untuk umpan balik; tetap berada dalam ikatan psikologis
6. Aktivitas energik; terhadap perusahaan. Kemampuan dalam
7. Orientasi ke masa depan; menciptakan jiwa kewirausahaan akan
8. Ketrampilan pengorganisasian; meningkatkan perilaku kewirausahaan
9. Sikap terhadap uang. menjadi semakin tinggi. Jiwa kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan mempunyai pengaruh yang positif dan
wirausaha adalah sebagai berikut. signifikan terhadap perilaku kewirausahaan
1. Tahap memulai, tahap di mana (Silalahi, 2007). Organisasi yang
seseorang yang berniat untuk melakukan mempunyai pengetahuan kewirausahaan
usaha mempersiapkan segala sesuatu akan berkomitmen terhadap perilaku
yang diperlukan, diawali dengan melihat kewirausahaan untuk mendapatkan
peluang usaha baru yang mungkin kemandirian dalam mengelola usaha kecil.
apakah membuka usaha baru, Jiwa kewirausahaan mampu meningkatkan
melakukan akuisisi, atau melakukan terwujudnya perilaku kewirausahaan bagi
franchising. Juga memilih jenis usaha pelaku usaha kecil. Hubungan Nilai
yang akan dilakukan apakah dibidang Kewirausahaan dengan Perilaku
Kewirausahaan. Nilai-nilai kewirausahaan

50
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 15 No. 1 (2023)

terdiri atas kreativitas, pengambilan risiko, usaha kecil. Hubungan Perilaku


inovasi, berorientasi prestasi, ambisi, dan Kewirausahaan dengan Kemandirian Usaha
kemerdekaan mampu menciptakan perilaku Kebijakan strategis dalam mengembangkan
kewirausahaan yang kuat (Boohene et al., sektor usaha kecil untuk menjadikan usaha
2008). Kreativitas perusahaan akan kecil yang mandiri, dibutuhkan kemampuan
mempengaruhi perilaku usaha kecil dalam dalam meningkatkan penguatan perilaku
menciptgakan inovasi untuk menuju usaha dalam berbagai sektort. Perilaku
kenerhasilan usaha yang lebih baik. Dengan kewirausahaan mampu meningkatkan
argumentasi dan hasil riset terdahulu, maka terwujudnya kemandirian usaha bagi pelaku
hipotesis dua dinyatakan sebagai berikut: usaha kecil. Jiwa kewirausahaan akan
Nilai kewirausahaan mampu meningkatkan mengalami peningkatan secara signifikan
terwujudnya perilaku kewirausahaan bagi terhadap kemandirian usaha secara tidak
pelaku usaha kecil. Hubungan Jiwa langsung dengan dimoderasi oleh perilaku
Kewirausahaan dengan Kemandirian kewirausahaan, hasil ini sesuai dengan
Usaha. Kehidupan dalam berwirausaha penelitian yang dilakukan Amelia (2009).
pada prinsipnya merupakan sikap dan 2.3 Koperasi Mahasiswa
perilaku kewirausahaan dengan ditunjukkan Dalam jurnal (Munawar Thoharudin, 2017)
melalui karakter, dan watak seseorang yang Koperasi Mahasiswa merupakan bagian
memiliki kemauan dalam mewujudkan yang tidak terpisahkan dari kehidupan
gagasan inovatif kedalam dunia nyata kemahasiswaan. Salah satu fungsi koperasi
secara kreatif (Hartanti 2008). Karakter mahasiswa adalah bahwa fungsi koperasi
merupakan suatu kepribadian yang mampu sebagai ‘laboratorium’ kewirausahaan.
memberikan pengaruh positif dan signifikan Melalui operasi, mahasiswa memperoleh
terhadap kemandirian usaha bagi pelaku pengalaman berorganisasi, dan
usaha kecil (Astuti dan Sukardi 2013). Jiwa pengalaman berwirausaha. Hal ini
kewirausahaan yang tinggi diperlukan dalam mengindikasikan bahwa Kopeasi
menciptakan kemandirian usaha bagi pelaku Mahasiswa bermanfaat tidak hanya sebagai
usaha kecil. Berdasarkan argumentasi dan sarana mengaplikasikan ilmu
hasil riset terdahulu, maka disajikan perkoperasian, juga bermanfaat sebagai
hipotesis tiga sebagai berikut. Jiwa sarana mahasiswa dalam melatih dan
kewirausahaan mampu meningkatkan mengembangkan sikap mental
terwujudnya kemandirian usaha bagi pelaku kewirausahaannya. Pada akhirnya, lulusan
usaha kecil. Hubungan antara Nilai dari anggota Kopma diharapkan menguasai
Kewirausahaan dengan Kemandirian Usaha koperasi baik ilmu dan praktiknya serta
Nilai suatu kegiatan bisnis mengandung mampu menjadi wirausahawan, sehingga
unsur pertimbangan yang memperluas memberikan kontribusi bagi perekonomian
gagasangagasan seorang, sehingga negara yakni dengan membuka lapangan
merupakan bentuk perilaku dalam pekerjaan baru yang tidak hanya menyerap
menjalankan perusahaan menuju tenagakerja saja akan tetapi berimbas pula
kemandirian usaha. Dasar dalam pada penurunan angka pengangguran.
memahami sikap dan motivasi nilai Munawar berkesimpulan bahwa koperasi
kewirausahaan mampu mempengaruhi mahasiswa sebagai satuan pendidikan
perilaku dalam menjalankan bisnis, kewirausahaan, dan Koperasi Mahasiswa
sehingga nilai merupakan tingkah laku yang sebagai Proses Pendidikan Wirausaha.
sangat penting dalam mengelola Hasil peran koperasi mahasiswa dalam
kemandirian perusahaan (Robbins 2007). meningkatkan kesejahteraan anggota di
Nilai kewirausahaan mempunyai pengaruh bidang usaha adalah meningkatnya
positif dan signifikan terhadap kemandirian keinginan dan semangat anggota untuk
usaha, oleh sebab itu peningkatan nilai yang berwirausaha secara mandiri. Hal bisa
tinggi terhadap pelaku usaha kecil mampu dilihat oleh peneliti bahwa banyak para
meningkatkan tumbuhnya kemandirian anggota ataupun alumni yang sedang
usaha (Djodjobo dan Tawas 2016). Nilai merintis usaha pribadi. Mereka juga
kewirausahaan mampu meningkatkan bersaing dengan kompetitor lainnya yang
terwujudnya kemandirian usaha bagi pelaku juga satu bidang dengan produk ataupun

51
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 15 No. 1 (2023)

jasa yang mereka tekuni. Contoh kecil satu pola penciptaan wirausaha baru yang
warung kopi, warung es, pengadaan tangguh dapat dilakukan pada tataran
konsumsi berupa snack dan nasi kotak, penciptaan iklim yang mampu menanamkan
souvenir, tabungan hari raya, tabungan budaya wirausaha, dan pada tataran
berjangka, dan marketing online. Selain itu, operasional. Penelitian Husaini (2004) yang
dari beberapa kegiatan yang diadakan oleh mengatakan bahwa jiwa kewirausahaan
pengurus koperasi mahasiswa seperti berpengaruh positif dan signifikan terhadap
seminar/pelatihan, anggota koperasi perilaku kewirausahaan. Berarti pelaku
mahasiswa juga terlihat aktif dlam mengikuti usaha kecil diharapkan mengedepankan
kegiatan pelatihan/seminar tersebut. Hasil jiwa kewirausahaan dalam setiap kegiatan
peran kopma dalam bidang administrasi bisnis dengan sebaikbaiknya supaya dapat
umum yang sudah dirasakan oleh anggota membentuk perilaku kewirausahaan yang
adalah rajin dan tertib administrasi. Setelah kuat dan tangguh. Penelitian Basuki (2007)
mendapatkan training dari tim administrasi yang menunjukkan bahwa jiwa
umum, anggota koperasi juga merasakan kewirausahaan berpengaruh positif dan
tertibnya administrasi yang ini sudah signifikan terhadap kemandirianusaha.
melekat dan bisa berimplikasi pada Apabila jiwa kewirausahaan semakin
kehidupan sehari-hari anggota. Rajin bisa meningkat maka kemandirian usaha pelaku
dilihat dari semangatnya anggota dalam usaha kecil juga akan semakin kuat dan
melaksanakan tugas dan kewajiban di tangguh dalam menjalankan bisnis. Namun
koperasi secara rutin dan berkala. Pengaruh demikian walaupun jiwa kewirausahaan
dari sifat rajin dan tertib bisa dimungkinkan meningkat, tidak selalu akan menyebabkan
membawa kesuksesan anggota koperasi di terbentuknya kemandirian usaha bagi
masa depan. Kreativitas juga merupakan pelaku usaha kecil. Sehingga terbentuknya
hasil dari peran kopma dalam kemandirian usaha tidak tergantung pada
mensejahterakan anggota. Kreatif baik atau buruknya jiwa kewirausahaan bagi
merupakan akar dari semua persoalan yang pelaku usaha kecil. Hasil kajian ini sesuai
menjadi beban dan tanggung jawab dengan penelitian Haryono dan Khoiriyah
anggota. Kreatif juga bisa memunculkan (2012) yang menyatakan bahwa perilaku
pikiran-pikiran yang inovatif sehingga bisa kewirausahaan berpenaruh positif dan
melakukan suatu hal dengan positif signifikan terhadap terbentuknya
sehingga mampu berdaya saing, realistis, kemandirian usaha. Berdasar hasil
logis, dan optimal. penelitian Munawar dapat disarankan hal-
hal sebagai berikut:
a. Koperasi mahasiswa seyogyanya
SIMPULAN DAN SARAN menambah fasilitas dan pelayanan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan khususnya untuk anggota sehingga
bahwa, secara empiris bahwa jiwa banyak anggota yang bertransaksi di unit
kewirausahaan berpengaruh positif dan usaha Kopma.
signifikan terhadap perilaku kewirausahaan. b. Koperasi mahasiswa seyogyanya
Kondisi ini menunjukkan bahwa jiwa membuat program-program yang lebih
kewirausahaan yang dimiliki pelaku usaha kreatif sehingga mahasiswa lebih
kecil mampu meningkatkan terbentuknya termotivasi untuk berpartisipasi aktif di
perilaku kewirausahaan, mendoronga serta kegiatan-kegiatan yang dirancang
menumbuhkan semangat bagi pelaku usaha koperasi mahasiswa misal pekan
kecil dalam menjalankan kegiatan usaha. koperasi untuk menjual produk atau hasil
Dalam rangka penciptaan dan karya mahasiswa
pengembangan wirausaha yang tangguh c. Koperasi mahasiswa seyogyanya
(baik wirausaha baru maupun yang berawal bekerja sama dengan lembaga, instansi
dari wirausaha yang sudah ada) tidak dapat atau organisasi lain dengan
dilakukan tanpa kajian dan pertimbangan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
yang matang, Strategi dan program yang berkaitan dengan koperasi dan
dijalankan tanpa kajian yang matang tidak kewirausahaan, misalnya seminar atau
akan memberikan hasil yang optimal. Salah pelatihan.

52
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 15 No. 1 (2023)

d. Melalui Kopma dapat memperbaiki dan Sekitarnya). Eksplorasi Volume


manajemen dan sistem administrasi XX No. 1 tahun 2008. [Online].
sehingga perkembangan Kopma dapat Tersedia:
dipantau dan dikembangkan. sjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/20108
e. Bagi anggota Kopma dapat lebih 916.pdfFrederick, H. H., Kuratko,
meningkatkan partisipasinya baik dalam D.F.., & Hodgestts, R.M. (2006).
usaha dan transaksi serta aktif dalam Entrepreneurship: Theory, process
kegiatan yang diselenggarakan Kopma. and practice. Asia-Pacific Edition,
Cengage Learning
DAFTAR PUSTAKA Glendoh, S. H. (2013). Pembinaan dan
Alma, B. (2001). Kewirausahaan. Bandung: pengembangan usaha kecil. Jurnal
Alfa Beta. Manajemen dan Kewirausahaan,
Amelia. (2009). Pengaruh pengetahuan 3(1), pp. 1 – 13.
kewirausahaan dan kemandirian Haryono, Tulus, dan Siti Khoiriyah. 2012.
pribadi terhadap kinerja usaha (studi “Pengaruh perilaku kewirausahaan
kasus pada pedagang pakaian pajak terhadap kinerja usaha kecil dan
sore jalan jamin ginting). Tesis: FE menengah (studi kasus pada UMKM
Universitas Sumatera Utara. di Surakarta).” Jurnal Online
Astuti, S., & Sukardi, T. (2013). Faktor-faktor Universitas Negeri Sebelas Maret.
yang mempengaruhi kemandirian Husaini. (2004). Pengembangan jiwa
untuk berwirausaha pada siswa kewirausahaan melalui peningkatan
SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, pendidikan kejuruan di Kabupaten
3(3), pp. 334-346. Indragiri Hilir. Tesis. Sekolah
Bass, B. M., & Avolio, B.J. (1993). Pascasarjana IPB Bogor.
Tansformational leadership and Karsidi, R. (2007). Pemberdayaan
organizational culture. Public masyarakat untuk usaha kecil dan
Administration Quarterly, 17(1), pp. mikro (pengalaman empiris di
112-121. wilayah Surakarta Jawa Tengah).
Basuki, R. (2007). Analisis hubungan antara Jurnal Penyuluhan, 3(2), pp. 136-
motivasi, pengetahuan 145.
kewirausahaan, dan kemandirian Kasmir.2007. Manajemen Perbankan.
usaha terhadap kinerja pengusaha Jakarta: PT.RajaGraino Persada.
pada kawasan industri kecil didaerah Kusmiati dan Desminiarti. 1990. Dasar-
pulogadung. Jurnal Usahawan, Dasar Perilaku. Edisi I. Jakarta:
2(10), pp. 1-8. Pusdiknakes.
Boohene, R., A. Sheiridan, & Kotey, B. Masykur, R., Nofrizal, N., & Syazali, M.
(2008). Gender, personal values, (2017). Pengembangan Media
strategiesand small business Pembelajaran Matematika Dengan
performance: A Ghanaian case Macromedia Flash. Al-Jabar: Jurnal
study. Pendidikan Matematika, 8(2), 177-
Dalimunthe, J. (2012). Pengaruh 186.
pengetahuan kewirausahaan, motif Munawar Thoharudin, Yulia Suriyanti.
berprestasi, dan kemandirian pribadi (2017). Peranan Koperasi
terhadap daya saing usaha Mahasiswa Dalam Membentuk
(pengusaha kuliner skala kecil di Mental Enterpreneurship
jalan Dr. Mansur Medan). Jurnal Mahasiswa. Jurnal SOSIO
Ekonomi,14 (1), pp. 20-25. DIDAKTIKA: Social Science
Djoko Suseno. (2008). Pengaruh Education Journal, 4 (2), 2017.
Karakteristik Wirausaha dan Potensi Notoatmodjo, Soekidjo, 2003,
Kewirausahaan Terhadap Pengembangan Sumber Daya
Keberhasilan Usaha dengan Manusia, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kebijakan Pengembangan UKM Peraturan Menteri KUKM N0:
Sebagai Moderating (Studi Pada 02/Per/M.KUKM/I/2008. Tentang
Pengusaha Kecil di Kota Surakarta Pemberdayaan Business

53
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 15 No. 1 (2023)

Development Services-Provider
(BDS-P) untuk Pengembangan
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (KUMKM) Qamariyah, I.,
dan D. M.
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah
Nomor.06/Per/M.KUKM/VIII/ 2012
tentang Pedoman Penanganan
Benturan Kepentingan di Lingkungan
Kementerian Koperasi Dan Usaha
Kecil Dan Menengah.
Qamariyah, I. dan D. M. J. Dalimunthe.
2012. Pengaruh pengetahuan
kewirausahaan, motif berprestasi,
dan kemandirian pribadi terhadap
daya saing usaha (pengusaha
kuliner skala kecil di jalan Dr. Mansur
Medan). Jurnal Ekonomi 14 (1): 20–
25.
Rogers, R.W. (1975). A protection
motivation theory of fear appeals and
attitude change. Journal of
Psychology, 91, 93-114.
Schermerhorn, Jr., John R., 1999,
Manajemen, diterjemahkan oleh M.
Purnama Putranta dan Surya
Dharma, Edisi Pertama, Yogyakarta.
Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian
Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Soekidjo Notoatmodjo. 1993. Pengantar
Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Yogyakarta: Andi Offset.
Soesarsono.2002. Pengantar
Kewirausahaan. Bogor: IPB
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Pendidikan.
Jakarta: EGCCantillon, Richard.
2011. Essai Sur La Nature Du
Commerce En General. Paris:
Institut Coppet.
Suryana. (2009). Kewirausahaan, Pedoman
Praktis: Kiat dan Proses menjadi
Sukses, Salemba Empat.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok
Perkoperasian.
W, Thomas Zimmerer dan Norman
Scarborough. 2008. Essentials of
Entrepreneurship and Small
Business Management Terj. Deny
Arnos Kwary. Person Education Inc,

54

Anda mungkin juga menyukai