Anda di halaman 1dari 3

Sistem Klasifikasi DDC

Dewey Decimal Classification (disingkat DDC) adalah hasil karya Melvil Dewey (1851 -
1931). DDC adalah bagan klasifikasi sistem hirarki yang menganut prinsip desimal untuk
membagi semua bidang ilmu pengetahuan (Zen, 2009: 24).
DDC membagi ilmu pengetahuan manusia menjadi 10 klas utama, masing-masing kelas
utama di bagi menjadi 10 divisi, dan masing-masing divisi di bagi menjadi 10 seksi,
sehingga DDC mempunyai 10 kelas utama, 100 divisi dan 1000 seksi (Rahayuningsih,
2007:52).
DDC adalah sebuah sistem klasifikasi perpustakaan yang diciptakan oleh Melvil Dewey
(1851-1931) pada tahun 1876, edisi pertama berupa pamflet dengan judul “A
Classification and Subject Index for Cataloguing and Arranging the Books and
Phamplets of a Library” setebal 42 halaman yakni 12 halaman pendahuluan, 12
halaman bagan, 18 halaman indeks.
DDC yang pertama memuat 52 halaman dan sekarang sudah berkembang sampai edisi
22 tahun 2003, terdiri dari 4 volume dengan jumlah halaman 3.983. DDC juga
menerbitkan edisi ringkas sampai edisi ringkas ke-14 yang terbit pada tahun 2004.
Selain DDC terdapat juga UDC, UDC merupakan ekstensi dari DDC, diterbitkan kali
pertama tahun 1905 dengan nama classification Decimal. Bedanya UDC menggunakan
sekurang-kurangnya satu angka arab untuk notasi, sementara DDC menggunakan
sedikitnya 3 angka arab (Suwarno, 2007: 77).
DDC dibagi ke dalam 10 kelompok dengan menggunakan angka-angka
persepuluhan
000 – 099 Karya umum
100 – 199 Filsafat
200 – 299 Agama
300 – 399 Ilmu Sosial
400 – 499 Bahasa
500 – 599 Ilmu pengetahuan murni
600 – 699 Ilmu pengetahuan terapan/teknologi
700 – 799 Seni, olahraga, hiburan
800 – 899 Kesusasteraan
900 – 999 Biografi ilmu bumi, sejarah
Dapat disimpulkan bahwa perbandingan penelusuran subyek maupun notasi setiap
sistem klasifikasi mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Menurut
informan kunci bahwa jika dibandingkan antara NTIS dan DDC menyebutkan bahwa
NTIS lebih cepat dalam penelusuran baik itu subyek maupun notasinya.
Menentukan notasi bahan pustaka tidak sembarangan, karena butuh ketelitian tertentu
dalam menentukan subyek sehingga lebih memudahkan untuk menentukan notasi yang
digunakan. Klasifikasi yang digunakan pada perpustakaan sekarang ini menggunakan
klasifikasi fundamental suatu bahan pustaka, sehingga tidak mempengaruhi ukuran,
fisik, tinggi maupun lebar koleksi, tetapi subyek atau isi dari koleksi bahan pustaka
tersebut.
Tingkat efektifitas antara sistem klasifikasi NTIS dan DDC dalam segi notasi adalah
lebih singkat NTIS, karena NTIS minimal menggunakan 2 digit, sementara DDC minimal
menggunakan 3 digit. Sistem klasifikasi NTIS dan DDC masing-masing mempunyai
indeks, namun dalam NTIS istilah atau suatu daftar kata tidak terinci, dibandingkan
dengan DDC yang memang memuat banyak daftar istilah/subyek yang disajikan.
Tingkat efektifitas dalam penentuan notasi sebenarnya lebih efektif dengan
menggunakan sistem klasifikasi NTIS karena lebih sederhana. Sesuai dengan pendapat
informan mengenai kecepatan penelusuran, disebutkan NTIS lebih sederhana dan lebih
cepat dalam menemukan notasinya.
Sebagai contoh, sebuah buku berjudul “ Komunikasi Politik Indonesia Tahun 1998 yang
dikarang oleh Haris Rusly yang masuk pada bagian perpustakaan tahun 1998, dan buku
tersebut nomor urut 69 di bidangnya.
Maka cara pengolahannya dalam NTIS adalah
Buku B
Komunikasi Politik 45D
Tahun Masuk 98
No. Urut Induk 0069
Maka hasil dari NTIS: 45D 98.0069
B
45D
98.0069
Sedangkan cara pengolahan dalam DDC adalah
Komunikasi Politik 320.014
Haris Rusly HAR
Judul k
maka hasil dari DDC adalah
320.014
HAR
K
Berikut ini adalah sepuluh kelas utama dari DDC:

000 Karya umum

100 Filsafat

200 Agama

300 Ilmu sosial

400 Bahasa

500 Ilmu pengetahuan murni

600 Ilmu pengetahuan terapan/teknologi

700 Seni, olah raga

800 Kesusastraan

900 Sejarah, geografi

Anda mungkin juga menyukai