Anda di halaman 1dari 5

Pedoman Label Perpustakaan

     Kegiatan organisasi koleksi atau yang biasa disebut juga sebagai kegiatan
klasifikasi adalah kegiatan pengelompokan bahan pustaka berdasarkan tingkat
persamaan dan memilahnya berdasarkan tingkat perbedaan. Perpustakaan
dalam mengorganisasikan koleksinya dapat menerapkan dua kategori klasifikasi,
yaitu :
1. Klasifikasi fundamental, yaitu pengelompokan bahan pustaka
berdasarkan isi (subjek) dokumen.
2. Klasifikasi artificial berdasar pada sifat-sifat dokumen tersebut, seperti
warna kulit buku, tinggi buku dan sebagainya.
     Kegiatan pengorganisasian koleksi atau kegiatan klasifikasi untuk
memberikan kemudahan bagi pengguna (pemustaka) dalam temu kembali
informasi (information retrieval), selain itu koleksi bahan pustaka yang
terorganisir dengan sistem klasifikasi tertentu dapat memberikan kemudahan
dalam melakukan penyimpanan dokumen ke dalam rak, karena buku-buku yang
memiliki kemiripan subyek terletak berdekatan sehingga memudahkan
penelusuran.
    Kegiatan katalogisasi di perpustakan dibagi menjadi dua yaitu katalogisasi
subyek dan katalogisasi deskriptif. Kegiatan katalogisasi subyek merupakan
klasifikasi fundamental dimana koleksi dianalisis dan kemudian dikelompokkan
berdasarkan isinya, sedangkan katalogisasi deskriptif adalah kegiatan
mendeskripsikan ciri fisik dokumen yang merupakan wakil dokumen terhadap
semua koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Wakil dokumen tersebut berupa
katalog perpustakaan, yang akan menjadi sarana temu balik terhadap semua
dokumen yang dimiliki. Fungsi katalog yaitu,
a. Sebagai sarana untuk menampilkan (query) seluruh koleksi yang
terdapat di perpustakaan.
b. Sebagai alat penelusur dalam memperoleh informasi.
c. Sebagai wakil semua koleksi yang dimiliki perpustakaan.
PROSEDUR PENGORGANISASIAN KOLEKSI
     Secara umum kegiatan pengorganisasian koleksi yang dilakukan di Pusat
Perpustakaan maupun di Perpustakaan-Perpustakaan Fakultas UIN Jakarta
mengacu pada standar Dewey Decimal Classification (DDC), yaitu system
persepuluhan yang dibagi berdasarkan disiplin ilmu. DDC ini digunakan sebagai
pedoman pembuatan notasi atau nomor kelas untuk subyek-subyek umum.
Secara garis besar pembagian disiplin ilmu berdasarkan Dewey Decimal
Classification pada First Summary (ringkasan pertama) adalah sebagai berikut :
000 Karya umum
100 Ilmu filsafat dan Psikologi
200 Agama-agama
300 Ilmu-ilmu Sosial
400 bahasa
500 Ilmu-ilmu Murni (eksakta)
600 Ilmu-ilmu terapan
700 Kesenian dan Olahraga
800 Kesusateraan
900 Geografi dan sejarah
Kemudian setiap ringkasan pertama dibagi menjadi 10 bagian yang disebut divisi
atau Ringkasan Kedua (Second Summary). Misalkan kelas utama teknologi
(600) terdiri dari divisi-divisi sebagai berikut:

600 Teknologi
610 Ilmu Kedokteran
620 Ilmu Teknik
630 Ilmu Pertanian
640 Kesejahteraan Rumah Tangga
650 Tatalaksana
660 Industri dan Teknologi Kimia
670 Pengolahan Bahan Industri dalam Pabrik
680 Industri-industri lain
690 Bangunan
Kemudian setiap divisi ini dibagi lagi menjadi 10 bagian yang disebut seksi atau
Ringkasan Ketiga (Third Summmary). Misal bidang ilmu Kedokteran, setiap
seksinya dapat dibagi sebagai berikut:

610 Ilmu Kedokteran


611 Anatomi Manusia
612 Fisiologi Manusia
613 Ilmu Kesehatan Umum
614 Kesehatan Masyarakat
615 Farmakologi dan ilmu-ilmu obat-obatan
616 Penyakit
617 Ilmu Bedah
618 Cabang ilmu kedokteran yang lain
619 Ilmu kedokteran hewan
Setiap seksi atau Ringkasan Ketiga, diperinci lagi menjadi sub seksi. Lihatlah
table di bawah ini :
530 Fisika (Ilmu Alam)
Teori fisika: relativitas, quantum elektromagnetik, fisika
530.1
matematika
530.7 Instrumentasi
531 Mekanika zat padat
532 Mekanika zat cair
533 Mekanika gas
534 Bunyi dan getaran-getaran lainnya
535 Cahaya (optic), lensa, sinar infra merah, ultra ungu
535.5 Sinar laser
535.6 Warna
Panas: teori, transmisi, pengaruh panas, temperature,
536
kalorimetri
537 Listrik dan elektronika
537.2 Elektrostatika
537.5 Elektronika
538 Magnit
539 Fisika modern
  Fisika molekuler, atom dan nuklir
     Sistem klasifikasi standar yang mengacu kepada sistem persepuluhan Dewey
Decimal Classification digunakan oleh seluruh perpustakaan di lingkungan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta baik Pusat Perpustakaan maupun Perpustakaan
Fakultas. Sedangkan bahan pustaka dengan subjek keIslaman, penentuan
notasi atau nomor kelas didasarkan atas Sistem klasifikasi dan Tajuk Subyek
Islam : Adaptasi dan Perluasan DDC seksi Islam yang diterbitkan oleh
Kementerian Agama. Bagan ini pada dasarnya merupakan
pengembangan Dewey Decimal Classification (DDC) seksi Islam (kelas 297),
kemudian dikembangkan menjadi kelas 2X0. Contoh klasifikasi buku kajian Islam
tersebut adalah sebagai berikut :

2X0 Islam Umum


2X1 Al-Qur’an dan ilmu yang berkaitan
2X2 Hadis dan Ilmu yang berkaitan
2X3 Aqidah dan Ilmu Kalam
2X4 Fiqih
2X5 Akhlak dan Tasawuf       
2X6 Sosial dan Budaya
2 X 7 Filsafat dan perkembangan
2 X 8 Aliran dan Sekte
2 X 9 Sejarah Islam dan Biografi
     Disamping kegiatan katalogisasi subjek yang akan menghasilkan notasi atau
nomor panggil sebagaimana yang telah disebutkan diatas, maka diperlukan juga 
kegiatan katalogisasi deskriptif atau pembuatan deskripsi bibliografi yang
mencatat ciri fisik dokumen yang berguna sebagai wakil dokumen yang dimiliki
oleh masing-masing Perpustakaan. Kegiatan deskripsi bibliografi ini didasarkan
kepada suatu standar yaitu AACR (Anglo-American Cataloging Rules) yang
diadaptasikan dengan Peraturan Katalogisasi Indonesia, kecuali untuk
penentuan tajuk nama pengarang. Penentuan Tajuk nama pengarang
didasarkan atas nama sebenarnya. Sedangkan teknik penyusunan dan
penempatan koleksi dirak didasarkan pada metode yang beragam. Pada
umumnya koleksi disusun berdasarkan susunan berkelas (classified order),
tetapi ada juga Perpustakaan Fakultas yang menyusun koleksinya berdasarkan
program studi yang ada di Fakultas sebagai koleksi inti (core collection). Koleksi
lainnya dikelompokkan sebagai koleksi umum atau koleksi pendukung.
Disamping teknik diatas, ada juga perpustakaan Fakultas yang menyusun
dokumennya di rak dengan memberikan ciri khas jenis koleksi yaitu selain dari
pemberian call number (nomor panggil) ditambahkan satu penciri lain berupa
warna untuk membedakan antara satu subyek dengan subyek yang lain.
Penambahan ciri khas ini dimaksudkan untuk lebih mengenali koleksi dan untuk
lebih memudahkan didalam penempatan koleksi. Contoh ciri khas tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Warna Kuning untuk koleksi program studi Pemikiran Politik
2. Warna Ungu untuk koleksi program studi Aqidah – Filsafat
3. Warna Biru Tua untuk koleksi program studi Perbandingan Agama
4. Warna Biru Muda untuk koleksi program studi Sosiologi Agama
5. Warna Hijau untuk koleksi program studi Tafsir – Hadits
6. Warna putih untuk koleksi umum atau pendukung
     Sedangkan penempatan dokumen dengan sistem berkelas (classified order)
dapat terlihat pada gambar dibawah ini. Pada punggung buku terlihat nomor
panggil buku yang dapat menjadi kode telusur bagi pengguna didalam
menemukan subyek yang ingin dia cari.

(sumber : buku pedoman panduan perpustakaan)

Anda mungkin juga menyukai