Anda di halaman 1dari 102

TUGAS AKHIR (612502A)

PURWARUPA SISTEM PENJEJAK MATAHARI DILENGKAPI


REFLEKTOR MENGGUNAKAN KENDALI PID
(STUDI KASUS: PENERAPAN UNTUK KONSUMEN LISTRIK
DENGAN KEBUTUHAN DAYA 900VA NON-SUBSIDI)

DANA HARTONO
NRP 0414040006

DOSEN PEMBIMBING
SRYANG TERA SARENA, S.T.,M.Sc.
RYAN YUDHA ADHITYA, S.ST.,M.T.

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL


JURUSAN TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2018

i
FINAL PROJECT (612502A)

DESIGN AND IMPLEMENTATION OF SOLAR TRACKER


SYSTEM WITH REFLECTOR USING PID CONTROLLER
(CASE STUDY: APPLICATION FOR NON-SUBSIDIZED
900VA CUSTOMER)

DANA HARTONO
NRP 0414040006

ADVISOR
SRYANG TERA SARENA, S.T.,M.Sc.
RYAN YUDHA ADHITYA, S.ST.,M.T.

DIPLOMA 4 OF MARINE ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM


MARINE ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SHIPBUILDING INSTITUTE OF POLYTECHNIC SURABAYA
SURABAYA
2018
i
ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Salam Sejahtera

Bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahirrobilalamin segala puji syukur


penulis panjatkan kehadirat Allah subhana wa ta’ala. Tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
yang berjudul “Purwarupa Sistem Penjejak Matahari Dilengkapi Reflektor
Menggunakan Kendali PID (Studi Kasus : Penerapan untuk Konsumen Listrik
dengan Kebutuhan Daya 900VA Non-Subsidi” ini dengan baik. Sholawat salam
selalu tercurah untuk Rasulullah Shallallahu alaihi wassalalam beserta keluarga,
sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
kelulusan program studi D4 Teknik Kelistrikan Kapal di Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya. Penulis menyadari bahwa begitu banyak pihak yang turut
membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Melalui kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kepada :

1. Bapak Ir. Eko Julianto, M.Sc,.MRINA selaku Direktur Politeknik Perkapalan


Negeri Surabaya.
2. Bapak Lilik Subiyanto, ST.,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Kelistrikan
Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
3. Ibu Sryang Tera Sarena, ST.,M.Sc selaku dosen pembimbing 1, yang dengan
sabar membimbing, mengarahkan dan memberi solusi yang terbaik kepada
penulis selama pengerjan tugas akhir ini.

iii
4. Bapak Ryan Yudha Aditya,ST.,MT selaku dosen pembimbing 2, yang dengan
sabar membimbing,mengarahkan dan memberi solusi yang terbaik kepada
penulis selama pengerjan tugas akhir ini.
5. Bapak dan Ibu dosen pengajar serta seluruh staf jurusan Teknik Kelistrikan
Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang telah membekali ilmu
yang bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan.
6. Orang tua penulis (Bapak Binariono dan Ibu Marinah) beserta anggota
keluarga penulis lainnya atas semua dukungan doa dan kasih sayang yang
telah diberikan selama berkuliah dan mengerjakan tugas akhir ini.
7. Semua teman-teman khususnya D4 Teknik Kelistrikan Kapal yang telah
membantu dan memberikan masukan kepada penulis selama masa
perkuliahan sampai pengerjaan tugas akhir.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala selalu mengkaruniakan kebaikan dan


mengganti dengan sesuatu yang lebih baik dari yang pernah diberikan. Apabila
terdapat kekurangan dalam laporan tugas akhir ini, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk menyempurkan laporan tugas akhir ini. Tiada
kebahagiaan yang begitu besar kecuali semua ikhtiar ini dapat bermanfaat dan tidak
meninggalkan kesia-sian. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala meridhoi. Aaminn.

Wassalamualaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Surabaya, 5 Juli 2018

Penulis

iv
PURWARUPA SISTEM PENJEJAK MATAHARI DILENGKAPI
REFLEKTOR MENGGUNAKAN KENDALI PID
(STUDI KASUS: PENERAPAN UNTUK KONSUMEN LISTRIK
DENGAN KEBUTUHAN DAYA 900VA NON-SUBSIDI)

ABSTRAK

.
Salah satu kelemahan teknis panel surya adalah memiliki efisiensi daya rendah.
Penggunaan penjejak matahari menjadi salah satu cara untuk meningkatkan daya
output panel surya. Penelitian ini membahas pembuatan penjejak matahari yang
dilengkapi dengan reflektor dan kendali PID. Reflektor digunakan untuk
memperbesar intensitas cahaya pada permukaan panel surya sehingga dapat
meningkatkan daya listrik yang dihasilkan. Berdasarkan hasil pengujian penentuan
reflektor, penggunaan reflektor aluminium foil dengan sudut kemiringan sebesar 70ᶿ
menghasilkan daya panel surya 3,2% lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan
reflektor cermin datar. Panel surya yang dilengkapi dengan penjejak matahari dan
reflektor aluminium foil menghasilkan daya output rata-rata sebesar 60,95W
sedangkan panel surya statis sebesar 42W. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
penambahan penjejak matahari dan reflektor telah berhasil meningkatkan daya listrik
rata-rata sebesar 44,47% lebih tinggi dibandingkan dengan panel surya statis. Hasil
penelitian ini berhasil mengungguli penelitian terdahulu yang hanya menghasilkan
selisih daya sebesar 6,79%. Hasil perhitungan penerapan teknologi PLTS dilengkapi
penjejak matahari dan reflektor untuk pelanggan listrik 900VA membutuhkan biaya
investasi sebesar Rp.13,178,000 pada tahun pertama. Berdasarkan perbandingan
dengan biaya pemakaian listrik dari PT.PLN, selama dua puluh tahun diperoleh biaya
penghematan sebesar Rp.48,953,061 yang mana dapat digunakan untuk re-investasi
perlengkapan PLTS sebesar Rp.26,356,000 dengan keuntungan nilai manfaat sebesar
Rp.29,788,888.

Kata kunci : Panel Surya, PID, Reflektor

v
DESIGN AND IMPLEMENTATION OF SOLAR TRACKER
SYSTEM WITH REFLECTOR USING PID CONTROLLER
(CASE STUDY : APPLICATION FOR NON-SUBSIDIZED
900VA CUSTOMER)

ABSTRACT

One technical disadvantage of solar panels is it has low power efficiency.


Setting-up a solar tracking system is one way to increase output power of solar
panels. This study discusses the manufacture of solar tracking system that equipped
with reflectors and PID controls. Reflectors are used to increase the intensity of light
on surface of solar panel, so it can increase the electrical power produced. Based on
the experiment of reflector determination, aluminum foil reflector with a tilt angle of
70ᶿ produces a solar panel power of 3.2% higher than using a flat mirror reflector.
Solar panels that equipped with solar tracking and aluminum foil reflectors produce
average output power of 60.95W while a static solar panel of 42W. These results
indicate that the addition of solar trackers and reflectors has succeeded in increasing
electrical power by an average of 44.47% higher than that of static solar panels. The
results of this study successfully outperformed the previous research which only
produced a power difference of 6.79%. The results of the calculation of the
application of PLTS technology equipped with solar tracking and reflectors for
900VA electricity customers require an investment cost of Rp. 13,178,000 in the first
year. Based on the comparison with the electricity usage cost of PT. PLN, for twenty
years the cost of savings amount of Rp.48,953,061 which could be used to re-invest
the solar panel power plant equipment in the amount of Rp.26,356,000 with the
benefit of Rp.29,788,888.

Keyword : Photovoltaic, PID, Reflector

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.........................................................................ii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................iii
ABSTRAK .................................................................................................................v
ABSTRACT.................................................................................................................vi
DAFTAR ISI..............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL......................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian ...............................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................5
2.1 Potensi Tenaga Surya di Indonesia ......................................................................5
2.2 Pelanggan Listrik Kelompok Rumah Tangga ......................................................8
2.3 Literatur Penelitian Terdahulu .............................................................................8
2.3.1 Dual Axis Solar Tracker.................................................................................8
2.3.2 Reflektor Panel Surya ....................................................................................10
2.4 Kontroler PID.......................................................................................................11
2.5 Arduino Mega 2560 ............................................................................................14
2.6 Light Dependent Resistor (LDR) .........................................................................15
2.7 Motor DC .............................................................................................................16
2.8 Panel Surya ..........................................................................................................19
2.9 Dasar Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ........................................21

vii
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................25
3.1 Identifikasi Masalah .............................................................................................26
3.2 Studi Literatur ......................................................................................................26
3.3 Perumusan Masalah .............................................................................................26
3.4 Pembatasan Masalah ............................................................................................26
3.5 Pengumpulan Data ...............................................................................................26
3.6 Pembuatan Desain Sistem ....................................................................................27
3.6.1 Diagram Blok Sistem Penjejak Matahari.......................................................27
3.7 Pembuatan Hardware Sistem Penjejak Matahari ................................................28
3.8 Perancangan Kontroler PID .................................................................................29
3.9 Pembuatan Program Kontrol................................................................................31
3.10 Prosedur Pengambilan Data Penelitian ..............................................................34
3.10.1 Penentuan Reflektor .....................................................................................34
3.10.2 Pengujian Sensor..........................................................................................36
3.10.3 Pengujian Respon Kontroler PID.................................................................38
3.10.4 Pengujian Daya Panel Surya ........................................................................39
BAB 4 DATA DAN PEMBAHASAN ......................................................................41
4.1 Pengujian Reflektor..............................................................................................41
4.2 Pengujian Kontroler PID.....................................................................................43
4.3 Pengujian Prototipe Sistem Penjejak Matahari Dilengkapi Reflektor .................44
4.3.1 Waktu Tempuh Mendekati Keadaan Daya Maksimal ...................................46
4.3.2 Perbandingan Penurunan Tegangan Panel Surya...........................................47
4.3.3 Perbandingan Arus yang Mengalir dalam Rangkaian....................................48
4.3.4 Perbandingan Daya Panel Surya ....................................................................49
4.3.5 Perbandingan Produksi dan Konsumsi Energi Listrik ...................................50
4.4 Perencanaan PLTS Sistem Off Grid untuk Konsumen Kebutuhan Daya
900VA.................................................................................................................51
4.4.1 Identifikasi Konsumsi Energi Listrik pada Konsumen dengan Daya
900VA ............................................................................................................51
4.4.2 Penentuan Kapasitas Perangkat PLTS ...........................................................53

viii
4.4.3 Estimasi Produksi Energi Listrik PLTS ........................................................57
4.4.4 Biaya Pemakaian Listrik dari PT. PLN..........................................................57
4.4.5 Perbandingan Biaya Pemakaian Energi Listrik PT. PLN dan PLTS .............58
4.5 Pembahasan..........................................................................................................60
BAB 5 PENUTUP .....................................................................................................63
5.1 Kesimpulan .........................................................................................................63
5.2 Saran....................................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................65
LAMPIRAN...............................................................................................................69

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Potensi Tenaga Surya Per Provinsi di Indonesia .......................................5


Tabel 2.2 Tarif Dasar Listrik Golongan R-1/TR dengan Batas Daya 900VA-RTM .8
Tabel 2.3 Data Teknis Penjejak Matahari Dua Sumbu ..............................................9
Tabel 2.4 Efek Memperbesar sebuah Parameter PID ................................................13
Tabel 2.5 Data Teknis Arduino Mega 2560...............................................................14
Tabel 2.6 Parameter Fisik Motor DC.........................................................................19
Tabel 3.1 Format Tabel Pengambilan Data Pengujian Reflektor ..............................35
Tabel 3.2 Format Tabel Pengambilan Data Pengujian Sensor Tegangan..................37
Tabel 3.3 Format Tabel Pengambilan Data Pengujian Sensor Arus..........................38
Tabel 3.4 Format Tabel Pengambilan Data Respon Kontroler PID...........................39
Tabel 3.5 Format Tabel Pengambilan Data Pengujian Panel Surya Dinamis dan
Statis ..........................................................................................................40
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Reflektor ..........................................................................41
Tabel 4.2 Data Hasil Respon Kontroler PID..............................................................43
Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Panel Surya Berpenjejak Matahari dengan Reflektor
dan Panel Surya Statis Tanpa Reflektor ....................................................45
Tabel 4.4 Estimasi Kebutuhan Daya Listrik Peralatan Rumah Tangga pada
Konsumen dengan Daya 900VA ...............................................................51
Tabel 4.5 Konsumsi Energi Listrik Berdasarkan Waktu ...........................................52
Tabel 4.6 Spesifikasi Teknis Panel Surya 300Wp .....................................................53
Tabel 4.7 Spesifikasi Teknis Baterai..........................................................................55
Tabel 4.8 Spesifikasi Teknis Solar Charge Controller..............................................55
Tabel 4.9 Spesifikasi Teknis Inverter ........................................................................56
Tabel 4.10 Spesifikasi Teknis Penjejak Matahari Dilengkapi Reflektor ...................56
Tabel 4.11 Produksi Energi Listrik PLTS Dinamis ...................................................57
Tabel 4.12 Biaya Pemakaian Listrik dari PT. PLN....................................................57
Tabel 4.13 Biaya Pemakaian Energi Listrik dari PT. PLN dan PLTS.......................59

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya pada PJU ...........7
Gambar 2.2 Tampilan Penjejak Matahari Dua Sumbu ..............................................9
Gambar 2.3 Eksperimen Penggunaan Reflektor pada Modul Surya..........................11
Gambar 2.4 Diagram Blok Kontroler PID .................................................................12
Gambar 2.5 Tampilan Arduino Mega 2560 ...............................................................15
Gambar 2.6 Sensor Light Dependent Resistor atau LDR ..........................................15
Gambar 2.7 Bentuk Gelombang pada Variasi Duty Cycle.........................................17
Gambar 2.8 Rangkaian Ekuivalen Motor DC ............................................................17
Gambar 2.9 Susunan Semikonduktor P-N .................................................................20
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .........................................................................25
Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem Penjejak Matahari ...............................................27
Gambar 3.3 Panel Surya Dilengkapi Sistem Penjejak Matahari dan Reflektor.........28
Gambar 3.4 Panel Surya Tanpa Penjejak Matahari ...................................................29
Gambar 3.5 Blok Diagram pada Simulink Mathlab ..................................................30
Gambar 3.6 Perbandingan Respon Plant ...................................................................31
Gambar 3.7 Flowchart Sistem Penjejak Matahari ....................................................32
Gambar 3.8 Lanjutan Flowchart Sistem Penjejak Matahari .....................................33
Gambar 3.9 Rangkaian Pengujian Panel Surya dengan Reflektor.............................34
Gambar 3.10 Pengaturan Letak Komponen ...............................................................35
Gambar 3.11 Rangkaian Pengujian Sensor Tegangan ..............................................36
Gambar 3.12 Rangkaian Pengukuran Arus dengan Amperemeter ............................37
Gambar 3.13 Rangkaian Pengukuran Arus dengan Sensor Arus...............................37
Gambar 3.14 Posisi Perangkat Pengujian Respon Kontroler PID .............................39
Gambar 3.15 Rangkaian Pengujian Panel Surya........................................................40
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Variasi Sudut Kemiringan Reflektor Terhadap
Iluminasi dan Daya Output Panel Surya .................................................42
Gambar 4.2 Grafik Respon Kontroler PID ................................................................43

xi
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Waktu Tempuh Mendekati Daya Maksimal.......46
Gambar 4.4 Grafik Tegangan Rata-Rata Panel Surya ..............................................47
Gambar 4.5 Grafik Arus Panel Surya .......................................................................48
Gambar 4.6 Grafik Daya Panel Surya ......................................................................49
Gambar 4.7 Grafik Produksi dan Konsumsi Energi ................................................50
Gambar 4.8 Pola Konsumsi Energi Listrik Harian Pelanggan Listrik 900VA ........52
Gambar 4.9 Skema Kerja PLTS Berpenjejak Matahari Dilengkapi Reflektor ........60

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terus
dilakukan di Indonesia. Kapasitas daya terpasang PLTS yang semula pada
tahun 2011 sebesar 1,16MW bertambah menjadi 9,02MW pada tahun 2015
(Dirjen Ketenagalistrikan, 2016). Berdasarkan data statistik EBTKE tahun
2016, potensi sumber tenaga surya di Indonesia mencapai 207,9GW (Dirjen
EBTKE, 2016). Namun persentase pemanfaatan tenaga surya di Indonesia
masih tergolong rendah yaitu sebesar 0,004%, sehingga masih terdapat
99,996% sumber tenaga surya yang potensial untuk dimanfaatkan menjadi
tenaga listrik. Meski sumber tenaga surya tersedia melimpah, belum banyak
masyarakat yang membangun PLTS secara mandiri. Penyebabnya adalah
biaya produksi energi listrik atau Levelised Cost of Energy (LCOE) dari
PLTS relatif tinggi dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik lain.
Faktor yang menyebabkan nilai LCOE relatif tinggi adalah biaya
pembangunan unit PLTS masih mahal dan efisiensi PLTS rendah. Nilai
efisiensi menunjukkan rasio perbandingan antara daya yang dihasilkan PLTS
dibagi dengan daya yang diterima oleh panel surya. Semakin besar efisiensi
panel surya maka energi listrik yang dihasilkan akan semakin besar dan harga
produksi energi listrik PLTS akan semakin rendah. Menurut Yu’a (2017),
terdapat tiga cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi panel
surya antara lain meningkatkan kualitas bahan sel surya, merekayasa daya
output sel surya dan menerapkan penggunaan sistem penjejak matahari..
Penggunaan sistem penjejak matahari menjadi salah satu cara yang
sering dikembangkan oleh peneliti. Panel surya yang dilengkapi dengan
sistem penjejak matahari akan mendapatkan intensitas cahaya yang cukup
setiap waktu. R.Y. Adhitya dan S.T. Sarena merupakan peneliti yang telah
membuat dan menguji coba penjejak matahari dua sumbu (dual axis solar

1
tracker). Hasil pengujian menunjukkan penggunaan penjejak matahari dapat
meningkatkan daya ouptut rata-rata panel surya sebesar 6,79% lebih tinggi
dibandingkan panel surya tanpa penjejak matahari. Kenaikan daya tersebut
masih tergolong rendah dan belum memperhitungkan konsumsi energi listrik
untuk penggerak penjejak matahari. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
dilakukan perancangan dan pembuatan ulang sistem penjejak matahari
dilengkapi reflektor dan menggunakan kendali PID. Hasil penelitian
diharapkan mampu meningkatkan produksi energi listrik sehingga dapat
menurunkan biaya produksi PLTS. Hasil penelitian juga dijadikan sebagai
bahan analisis dalam mengimplementasikan PLTS berpenjejak matahari bagi
konsumen listrik dengan kebutuhan daya 900VA non subsidi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Penentuan bahan reflektor yang optimal untuk meningkatkan daya output
panel surya.
2. Penentuan posisi sudut kemiringan reflektor yang optimal untuk
meningkatkan daya output panel surya.
3. Penentuan konstanta PID yang tepat untuk sistem penjejak matahari.
4. Perhitungan daya output rata-rata antara panel surya yang dilengkapi
penjejak matahari dengan panel surya statis.
5. Perhitungan biaya pemakaian listrik PLTS berpenjejak matahari
dilengkapi reflektor.

1.3 Batasan Masalah


1. Penentuan jenis reflektor menggunakan cahaya buatan dengan skala
perbandingan 1 : 20 terhadap irradiasi matahari.

1.4 Tujuan Penelitian


1. Mengidentifikasi dan menentukan jenis reflektor.
2. Mengidentifikasi dan menentukan sudut kemiringan reflektor.
3. Menentukan nilai konstanta PID.

2
4. Menganalisis secara teknis pengaruh penggunaan penjejak matahari pada
panel surya.
5. Menganalisis secara teknis dan ekonomi penerapan PLTS berpenjejak
matahari pada konsumen listrik dengan kebutuhan daya 900VA non-
subsidi.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Hasil penelitian dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti lain untuk
mengembangkan teknologi PLTS berpenjejak matahari yang lebih efektif
dan efisien.
2. Hasil penelitian dapat menjadi peluang penerapan teknologi PLTS
berpenjejak matahari untuk konsumen listrik dengan kebutuhan daya
900VA non-subsidi.

3
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Potensi Tenaga Surya di Indonesia


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber tenaga
surya cukup melimpah. Berdasarkan data statistik EBTKE, potensi sumber
tenaga surya Indonesia mencapai 207,9GW. Setiap wilayah memilki potensi
yang berbeda-beda tergantung dari luas dan letak suatu wilayah terhadap garis
khatulistiwa. Persebaran potensi tenaga surya dibeberapa wilayah Indonesia
diperlihatkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Potensi Tenaga Surya Per Provinsi di Indonesia

Potensi Potensi
No Provinsi No Provinsi
(MW) (MW)
1 Kalimantan Barat 20,113 18 Sumatera Barat 5,898
2 Sumatera Selatan 17,233 19 Kalimantan Utara 4,643
3 Kalimantan Timur 13,479 20 Sulawesi Tenggara 3,917
4 Sumatera Utara 11,851 21 Bengkulu 3,475
5 Jawa Timur 10,335 22 Maluku Utara 3,036
6 Nusa Tenggara Barat 9,931 23 Bangka Belitung 2,810
7 Jawa Barat 9,099 24 Banten 2,461
8 Jambi 8,847 25 Lampung 2,238
9 Jawa Tengah 8,753 26 Sulawesi Utara 2,113
10 Kalimantan Tengah 8,459 27 Papua 2,035
11 Aceh 7,881 28 Maluku 2,020
12 Kepulauan Riau 7,763 29 Sulawesi Barat 1,677
13 Sulawesi Selatan 7,588 30 Bali 1,254
14 Nusa Tenggara Timur 7,272 31 Gorontalo 1,218
15 Papua Barat 6,307 32 D.I. Yogyakarta 996
16 Sulawesi Tengah 6,187 33 Riau 753
17 Kalimantan Selatan 6,031 34 DKI Jakarta 225
Sumber : Dirjen EBTKE, 2016

Provinsi Kalimantan Barat memiliki potensi tenaga surya tertinggi sebesar


20.113GW. Provinsi DKI Jakarta memiliki potensi tenaga surya terendah
sebesar 225GW. Rata-rata potensi energi surya dari setiap wilayah Indonesia
sebesar 4.800Wh/m2/hari. Apabila dibangun PLTS dengan luas panel surya
sebesar 1km2, dapat menghasilkan energi listrik sebesar 4.800kWh per hari
atau 1.752.000kWh per tahun. Energi tersebut dapat digunakan untuk

5
kebutuhan listrik sebanyak 2.195 jiwa dengan asumsi konsumsi energi listrik
sebesar 798kWh/Kapita (BPPT, 2016).
Pemanfaatan sumber energi surya untuk pembangkit listrik dapat
menjadi solusi alternatif guna meratakan dan meningkatkan rasio elektrifikasi
diseluruh wilayah Indonesia. Letak negara Indonesia yang dilalui garis
khatulistiwa menyebabkan hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki potensi
sebaran yang cukup luas. Selain itu pemanfaatan energi surya dapat menjadi
energi alternatif untuk menggantikan bahan bakar fosil yang terus mengalami
penurunan kuantitas. Cadangan energi fosil Indonesia saat ini terdiri dari
minyak bumi sebesar 3,7 miliar barel, gas alam sebesar 100,3TSCF, dan
batubara sebesar 32,27 miliar ton (BPPT,2017). Disisi lain pemanfaatan energi
terbarukan seperti tenaga surya masih terkendala oleh teknologi panel surya
yang memiliki efisiensi rendah dan harga yang relatif mahal, sehingga
menyebabkan biaya produksi energi listrik dari tenaga surya relatif tinggi dan
tidak kompetitif dibandingkan listrik dari bahan bakar fosil.
Contoh sederhana pemanfaatan tenaga surya diperlihatkan pada Gambar
2.1 yaitu penerangan jalan tenaga surya. Menurut Limbong (2014) persentase
biaya pembangunan penerangan jalan tenaga surya 112% lebih tinggi
dibandingkan penerangan jalan konvensional. Biaya tersebut dapat menjadi
gambaran dalam pembangunan sistem pembangkit listrik dengan daya yang
besar seperti PLTS terpusat. Selain itu, efisiensi panel surya yang rendah juga
menjadi salah satu kelemahan dari penerapan pembangkit listrik tenaga surya.
Secara umum efisiensi panel surya crystaline sekitar 15 % (Salmi, 2012), hal
serupa diungkapkan oleh Binetti (2010) yang menyatakan efisiensi panel surya
jenis silikon sebesar 15%-20%. Efisiensi yang rendah menjadi salah satu
faktor yang menyebabkan produksi energi listrik rendah. Rendahnya energi
listrik yang diproduksi panel surya akan berdampak terhadap tingginya biaya
produksi. Sebab penentuan harga produksi dihitung berdasarkan biaya yang
dikeluarkan selama masa operasional dibagi dengan jumlah energi listrik yang
dihasilkan. Menurut Liun (2014) dari Badan Teknologi Nuklir Nasional harga
energi listrik dari PLTS di Indonesia mencapai sen USD 37,7. Harga tersebut

6
merupakan yang tertinggi dibandingkan harga energi listrik dari PLTB, PLTN,
PLTU (Batubara) dan PLT Biomasa.

Gambar 2.1. Contoh Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya pada PJU
(Surya Energi Indonesia, 2017)

Untuk menurunkan harga produksi energi listrik yang dihasilkan


PLTS, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
daya output panel surya. Peningkatan daya output akan meningkatkan
produksi energi listrik sehingga dengan biaya instalasi dan pemeliharaan yang
sama akan didapat harga energi listrik yang lebih rendah. Hal ini sesuai
dengan rumus LCEO (Levelized Cost of Energy) yang dapat dilihat pada
Persamaan 2.1.

(2.1)

Dengan
LCOEpv = biaya produksi energi listrik (USD/kWh)
∑Cpv = biaya instalasi, konstruksi , operasional dan lain-lain selama life time (USD)
∑Eoutpv = produksi energi panel surya selama life time (kWh)

7
2.2 Pelanggan Listrik Kelompok Rumah Tangga
Di Indonesia terdapat beberapa kelompok pelanggan listrik antara lain
industri, usaha, sosial, gedung kantor pemerintahan dan penerangan jalan
umum. Untuk pelanggan rumah tangga masih dibagi lagi menjadi beberapa
golongan yang diperlihatkan pada bagian Lampiran 1. Masing-masing
golongan ditentukan berdasarkan batas daya maksimal yang ditentukan oleh
PT. PLN. Tabel 2.2 memperlihatkan tarif dasar listrik untuk pelanggan rumah
tangga dengan batas daya 900VA non subsidi sesuai dengan studi kasus
penelitian ini.

Tabel. 2.2 Tarif Dasar Listrik Golongan R-1/TR dengan Batas Daya 900VA-RTM
Golongan Biaya
Biaya Beban Prabayar
Tarif Batas Daya Pemakaian
(Rp/KVA/bulan) (Rp/kWh)
(Rp/kWh)

R-1/TR 900VA-RTM RM1* 1.352 1.352

Sumber : Kementerian ESDM, 2016

Pelanggan rumah tangga pada umumnya menggunakan energi listrik


untuk menunjang kegiatan pribadi bukan untuk kegiatan usaha produksi
barang. Menurut Putra (2016) beberapa peralatan yang sering digunakan pada
pelanggan rumah tangga antara lain pompa air, mesin cuci, dispenser, kulkas,
rice coocker, kipas angin TV dan lampu. Besar daya dari masing-masing
peralatan disesuaikan dengan kebutuhan pribadi pelanggan.

2.3 Literatur Penelitian Terdahulu


Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dari penelitian
terdahulu yang berasal dari jurnal ilmiah antara lain :
2.3.1 Dual Axis Solar Tracker
Beberapa penelitian untuk meningkatkan efisiensi panel surya telah
dilakukan. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan membuat alat
penjejak matahari. Fungsi dari penjejak matahari adalah merekayasa panel
surya untuk selalu menghadap ke arah datang cahaya matahari. Dampak
yang ditimbulkan adalah intensitas cahaya yang diterima panel surya akan

8
lebih tinggi sehingga daya listrik yang dihasilkan akan semakin besar. Salah
satu penelitian tentang penjejak matahari dilakukan oleh R.Y Adhitya dan
S.T Sarena yang membuat dual axis solar tracker dengan metode
constructive back propagation neural network (CPB-NN). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan panel surya yang dilengkapi dengan penjejak
matahari mampu menghasilkan daya rata-rata 6,79% lebih tinggi
dibandingkan dengan panel surya statis (Adhitya, 2016). Tampilan fisik dari
penjejak matahari tersebut diperlihatkan pada Gambar 2.2 sedangkan data
teknisnya diperlihatkan pada Tabel 2.3.

Gambar 2.2. Tampilan Penjejak Matahari Dua Sumbu


(Adhitya, 2016)

Tabel 2.3. Data Teknis Penjejak Matahari Dua Sumbu


No Uraian Spesifikasi Jumlah
1 Panel Surya 10 Watt Peak 2 Buah
2 Motor DC 12 V 3 A Torsi = 7 Kg/cm 2 Buah
3 Sensor Arus ACS712 Kapasitas 5 A 2 Buah
4 Sensor Tegangan Maksimal 25 V DC 2 Buah
5 Sensor LDR -:- 2 Buah
6 Kontroler Arduino Uno 1 Buah
7 Baterai 12 V 6 Ah 2 Buah
8 Driver Motor IBT 2 1 Buah
:P = 25 cm ; L=25 cm ; T=
9 Dimensi 1 Buah
30cm
Direct Motor-Gear
10 Sistem Mekanik 2 Buah
Connection
(Sumber : Adhitya, R.Y., 2016)

9
2.3.2 Reflektor Panel Surya
Selain mengumpulkan data dan informasi terkait dengan sistem
penjejak matahari, juga dilakukan studi literatur lain tentang pengaruh
penggunaan reflektor terhadap kenaikan daya output panel surya. Reflektor
merupakan alat yang digunakan untuk memantulkan cahaya sehingga suatu
cahaya dapat terfokus atau tersebar pada suatu benda. Reflektor biasa
digunakan pada armature lampu rumah, lampu sepeda motor dan mobil
dengan tujuan cahaya lampu dapat menyebar luas. Seiring perkembangan
zaman penggunaan reflektor semakin luas termasuk digunakan pada panel
surya. Beberapa dekade terakhir telah dilakukan penelitian penggunaan
reflektor pada panel surya yang biasa disebut Concentrator Solar
Photovoltaic (CSP). Srisailam (2015) mengemukakan bahwa reflektor dapat
membantu memaksimalkan penangkapan cahaya matahari ketika panel
surya tidak mencapai kemampuan puncak (peak perfomance) sehingga
efisiensi panel surya akan meningkat. Pernyataan tersebut dibuktikan oleh
Huang (2007) yang menyatakan terjadi kenaikan efisiensi sebesar 56% pada
panel surya yang dilengkapi reflektor dan single axis tracking system untuk
memfokuskan panel surya pada waktu pagi, siang dan sore hari. Abubakar
(2017) dari Bayero University Nigeria juga telah melakukan penelitian
penggunaan reflektor pada panel surya jenis polycrystaline 15 Watt. Hasil
percobaan menunjukkan peningkatan daya output panel surya hingga 42 %
dibandingkan dengan panel surya statis.
Berdasarkan tinjauan yang dilakukan oleh Khamooshi (2014) dari
Eastern Mediterranean University terdapat beberapa jenis reflektor dan
konsentrator antara lain fresnel lens, quantum dot concentrator, parabolic
trough, compound parabolic, dielectric internally reflecting concentrator,
hyperboloid concentrator, dan flat-plate system. Salah satu reflektor yang
sering digunakan dalam penelitian adalah jenis flat-plate system yaitu
reflektor yang menggunakan bidang datar sebagai pemantul cahaya.
Beberapa material yang pernah digunakan untuk membuat reflektor adalah
thin-film plastic, aluminium dan cermin datar. Menurut Poulek (2000)
reflektor cermin datar memiliki keunggulan dari segi murah dan mudah

10
dalam pemasangan, sedangkan menurut Pathmika (2016) reflektor
aluminium lebih unggul dari segi efisiensi. Penggunaan reflektor aluminum
pernah dilakukan oleh Palaskar (2014) yang menyatakan efisiensi panel
surya naik 22 % setelah dipasang reflektor aluminum. Penelitian lain
dilakukan oleh Syafawati (2014) yang menggunakan reflektor aluminium
dan cermin datar pada panel surya. Hasil penelitian menunjukkan reflektor
cermin datar mampu menaikkan efisiensi sebesar 23,58% dibandingkan
fixed panel surya dan 6% dibandingkan panel surya dengan reflektor
aluminium. Salah satu penelitian penggunaan reflektor panel surya
diperlihatkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Eksperimen Penggunaan Reflektor pada Panel Surya


(Pathmika, 2016)

2.4 Kontroler PID

Kontroler PID atau biasa disebut PID controller merupakan kepanjangan


dari proportional, integral and derivative controller yang digunakan untuk
pengaturan sistem kontrol motor di industri. Kontroler PID pada umumnya
digunakan untuk mengatur kecepatan dari sebuah motor DC. Prinsip kerja
kontroler PID adalah menghitung nilai error yang didapat dari proses
pengukuran (feedback) dan melakukan aksi kontrol untuk mengurangi nilai
error tersebut. Mekanisme pengurangan nilai error dilakukan dengan
memanipulasi nilai input yang diberikan pada aktuator sehingga aktuator akan
beroperasi pada kondisi yang diinginkan. Namun, tidak semua aktuator
membutuhkan kontrol PID, sistem tertentu saja yang membutuhkan kontroler
ini seperti pengaturan kecepatan motor DC, pengaturan suhu boiler,

11
pengaturan tank water level dan sistem lain yang membutuhkan kondisi range
nilai tertentu. Gambaran implementasi
i dari kontroler PID diperlihatkan pada
Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Diagram Blok Kontroler PID (Deb, 2017)

Pengaturan
engaturan kecepatan motor dc, nnilai error didapat dari nilai referensi
kecepatan dan nilai aktual kecepatan yang kemudian menjadi input untuk
perhitungann kontroler PID. Aksi kontroler PID tergantung
tergantung dari perubahan
output aktuator yang juga akan menyebabkan nilai error. Semakin kecil nilai
error maka nilai sinyal kendali
ke PID juga akan mendekati nol. Menurut
Venkateswarlu (2013),, bentuk fungsi transfer dari kontroler PID adalah
sebagai berikut.

(2.2
(2.2)

Dengan

c(s) = permasaan fungsi transfer

Kp = konstanta proportional

Ti = waktu integral

Td = waktu derivative

Keandalan (realibility
realibility) dari sistem otomasi yang menggunakan kontroler
PID tergantung dari tiga parameter PID yaitu proportional (P), integral (I) dan
derivative (D). Parameter P ditentukan dari error sekarang ((current error),
error

12
parameter I ditentukan dari akumulasi errror sekarang dan error terdahulu,
dan parameter D ditentukan dari perkiraan error kedepan berdasarkan dari
range perubahan error. Penjumlahan dari masing-masing parameter tersebut
akan digunakan untuk proses pengendalian motor DC. Parameter P akan
menghasilkan penguatan nilai error. Respon dari parameter ini dapat
dimodifikasi dengan cara merubah konstanta proporsional (Kp). Nilai Kp yang
terlalu besar akan menimbulkan overshoot sehingga sistem menjadi tidak
stabil dan sebaliknya jika nilai Kp terlalu kecil akan menimbulkan offset pada
sistem. Cara menghindari terjadinya offset dapat ditambahkan parameter I dan
untuk meredam osilasi digunakan parameter D yang besarnya dapat
disesuaikan melalui pengaturan konstanta integral (Ki) dan (Kd).

Konstanta dari masing-masing parameter (Kp, Ki, Kd) dapat dicari


dengan proses tuning PID menggunakan cara coba-coba (trial and error),
metode Zieghler-Nichols (ZN) dan lain-lain. Menurut Kumar (2014), efek dari
perubahan konstanta tersebut akan berpengaruh terhadap nilai rise time,
overshoot, settling time, steady-state error dan stability yang dapat
diperlihatkan pada Tabel 2.4.

Tabel. 2.4 Efek Memperbesar sebuah Parameter PID

Parameter Settling Steady-state


Rise Time Overshoot Stability
Time error
Kp Small
Decrease Increase Decrease Degrade
change
Ki Decrease
Decrease Increase Increase Degrade
significantly
Kd Small Minor Minor No effect in Improver if Kd
Decrease decrease decrease theory Small
Sumber : Kumar, 2014

Keterangan pada Tabel 2.4 dapat dijadikan tolok ukur dalam menentukan
nilai konstanta dari masing-masing parameter PID. Penentuan nilai konstanta
parameter PID sangat penting dilakukan karena menjadi bagian inti dari
kontroler PID sehingga menjadi suatu tantangan tersendiri dalam
menentukannya. Konstanta yang tidak tepat akan menyebabkan kerja atau
respon sistem menjadi tidak stabil. Begitu sebaliknya, ketika nilai konstanta
tepat maka sistem akan bekerja stabil sesuai dengan setpoint yang diinginkan.

13
Penentuan konstanta yang tepat dibutuhkan pengalaman dan pengetahuan
programmer terhadap respon aktuator dan kontroler PID.

2.5 Arduino Mega 2560


Arduino mega 2560 merupakan salah satu jenis mikrokontroler berbasis
IC ATmega 2560. Arduino mega tipe 2560 memiliki tujuh puluh kemampuan
data input yang terdiri dari 54 digital input dan 16 analog input. Selain itu
juga memilki 4 UARTSs (hardware serial ports), dan sebuah pembangkit
sinyal frekuensi sebesar 16MHz. Proses pemrograman menggunakan sebuah
port USB sebagai terminal pertukaran data dan pemrograman yang berjumlah
satu. Tombol reset juga dipasang sebagai jalan untuk mereset program secara
eksternal. Semua jenis peralatan tambahan berupa modul seperti ethernet
shield dan modul lain yang dibuat untuk arduino sangat competible untuk
dipasang pada board arduino mega 2560. Spesifikasi dari mikrokontroler
arduino mega 2560 diperlihatkan pada Tabel 2.5 sedangkan bentuk dan
tampilan board arduino mega 2560 diperlihatkan pada Gambar 2.5.

Tabel 2.5 Data Teknis Arduino Mega 2560


Mikrokontroler ATmega 2560
Tegangan Operasi 5V
Tegangan Masukan (Rekomendasi) 7-12 V
Batas Tegangan (Rekomendasi) 6-20 V
Input Digital 54 ( Teredia 14 PWM Output)
Input Analog 16
Arus DC per I/0 Pin 40mA
Arus DC untuk 3.3 V pin 50mA
Flash Memory 256 KB
SRAM 8 KB
EEPROM 4 KB
Clock Speed 16 MHz
Sumber : www.mantech.com ,2018

14
Gambar 2.5. Tampilan Ardunino Mega 2560 (www.mantech.com, 2018)

2.6 Light Dependent Resistor (LDR)


Light Dependent Resistor atau disingkat LDR merupakan salah satu jenis
resistor yang memiliki nilai resistansi berubah-ubah tergantung dari iluminasi
cahaya pada permukaan LDR. Oleh karena itu, sering dimanfaatkan sebagai
sensor pada alat yang bekerja berbasis kondisi gelap atau terang seperti lampu
taman dan lampu penerangan jalan. Nilai resistansi suatu LDR dapat mencapai
1.000.000Ω pada kondisi gelap dan secara dramatik akan turun ketika terdapat
cahaya yang menyinari permukaan LDR (Gouthmi, 2016). Tampilan dari
sensor LDR diperlihatkan pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Sensor Light Dependent Resistor atau LDR (Gouthami, 2016)

15
2.7 Motor DC
Motor dc (direct current) merupakan salah satu jenis aktuator yang
banyak digunakan di industri. Kelebihan motor dc dibandingkan motor ac
(alternating current) adalah motor dc lebih mudah untuk dikontrol karena
memiliki karakteristik yang linier dengan tegangan listrik. Prinsip kerja motor
dc adalah berdasarkan interaksi antara dua fluks magnetik. Pada motor dc
terdapat dua kumparan yaitu kumparan medan dan jangkar. Ketika kedua
kumparan diberi sumber tegangan maka pada kumparan medan akan timbul
arus sehingga menghasilkan fluks magnet yang memilki arah dari kutub utara
ke selatan. Pada kumparan jangkar menghasilkan arus jangkar sehingga pada
kumparan jangkar timbul arus dan fluks magnetik yang melingkar. Fluks
magnet jangkar ini akan memotong fliuks medan sehingga menyebabkan
perubahan kecepatan fluks. Terdapat berbagai tipe motor dc antara lain: motor
dc magnet permanen, motor dc seri, motor dc shunt dan motor dc compound
masing-masing memiliki prinsip kerja yang sama yaitu berdasarkan aturan
kaidah tangan kiri Fleming (Shrivastawa, 2016).
Kecepatan putaran motor dc dapat diatur melalui mekanisme pengubahan
nilai tegangan yang masuk pada motor dc. Semakin besar tegangan pada
motor dc maka kecepatan putaran rotor akan semakin cepat begitu pula saat
tegangan motor dc turun kecepatan rotor akan lambat. Cara lain mengatur
kecepatan motor dc tanpa mengubah tegangan adalah menggunakan teknik
modulasi lebar pulsa atau pulse width modulation (PWM). Mekanisme PWM
adalah mengatur kondisi high dan low pada motor dc tanpa menurunkan
amplitudo dan frekuensi pulsa. Perbandingan kondisi high dan low
membentuk persentase duty cycle seperti diperlihatkan pada Gambar 2.7.
Semakin besar persentase duty cycle maka kecepatan motor akan semakin
cepat dan semakin kecil duty cycle kecepatan motor dc akan lambat.
Pengaturan kecepatan motor dc menggunakan teknik PWM ini lebih stabil dan
efisien dibandingkan teknik pengaturan lain (Raza, 2016).

16
Gambar 2.7. Bentuk Gelombang pada Variasi Duty Cycle (Raza, 2016)

Pengaturan besar dan kecilnya nilai PWM dapat dilakukan melalui


mekanisme kontrol PID (proportional, integral, derivative). Untuk mendesain
kontrol PID pada motor dc perlu dilakukan simulasi terlebih dahulu
menggunakan software Simulinnk Mathlab. Langkah awal yang perlu
dilakukan adalah mencari fungsi transfer dari aktuator motor dc. Fungsi
transfer ini dapat diperoleh dari pemodelan matematis rangkaian motor dc.
Model matematis ini terdiri dari persamaan differential dari bagian elektrik,
bagian mekanik serta hubungan keduanya. Gambar 2.8 memperlihatkan
diagram bagian dari armatur dan rotor dari sebuah motor dc. V adalah
tegangan input armatur motor dc sedangkan output motor dc berupa
kecepatan putar rotor bω. Fungsi transfer dari motor dc berisi perbandingan
antara output kecepatan rotor terhadap tegangan input.

Gambar 2.8 Rangkaian Ekuivalen Motor DC (Darsun,2016)

17
Besarnya torsi T tergantung dari besarnya arus armatur i dan konstanta K.

T =Ki (2.3)

Dengan

T = Torsi

K = Konstanta

i = Arus

Tegangan dari motor dc ea , berhubungan dengan kecepatan putar rotor ;

ea = Kωm = Kdθ/dt (2.4)

Dengan

ea = Tegangan armatur motor

ωm = Kecepatan sudut motor

Menurut Deb (2017), dari Gambar 2.8 dapat dituliskan persamaan


berdasarkan hukum Newton dan Kirchoff sebagai berikut ;

(2.5)

(2.6)

Dengan menggunakan transformasi laplace, persamaan (2.5) dan (2.6)


dapat ditulis sebagai berikut :

Js2θ(s) + bsθ(s) = KI (s) (2.7)

LsI(s) + RI (s) = V (s) - Ks θ(s) (2.8)

Yang mana s sebagai operator Laplace, sehingga persamaan (2.6) dapat


ditulis menjadi

18
(2.9)

Dan kemudian disubtitusikan ke persamaan (2.5) sehingga menjadi :

(2.10)

Sehingga dari persamaan (2.10) tersebut dapat diperoleh fungsi transfer


motor dc dari input V (s) dan output θ (s) sebagai berikut :

(2.11)

Parameter fisik dari sebuah motor dc dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Parameter Fisik Motor DC


Simbol Besaran Nilai Parameter
J Mechanical Inertia 0.1 Kg.m
B Friction Coeficient 0.008 N.m/rad/sec
K Back emf constant 1.25 V/rad/sec
R Armature resistance 0.5 Ohm
L Inductance resistance 0.02 H
Sumber : Kumar, 2014

Parameter fisik motor dc tersebut digunakan untuk menentukan nilai


fungsi transfer yang kemudian digunakan untuk proses simulasi. Nilai
parameter yang digunakan dapat berbeda-beda sesuai dengan spesifikasi
pabrik sebuah motor dc atau dapat ditentukan melalui perkiraan (estimation).

2.8 Panel Surya


Panel surya merupakan peralatan elektronik yang terdiri dari hubungan
semikonduktor tipe p dan n yang dapat mengkonversi energi matahari
menjadi energi listrik. Semikonduktor tipe p diperoleh dari proses doping
silikon dengan boron sedangkan semikonduktor tipe n diperoleh dari proses
doping silikon dengan zat arsenik dan atau kadmium sulfida. Gambar 2.9
memperlihatkan susunan sebuah sel surya yang terdiri dari semikonduktor
tipe p dan n. Menurut El-Wakil (1985:579), ketika semikonduktor jenis p dan
n tersambung maka akan terjadi difusi hole dari tipe-p menuju tipe-n dan

19
difusi elektron dari tipe-n menuju tipe-p. Difusi tersebut akan meninggalkan
daerah yang lebih positif pada batas tipe-n dan daerah lebih negatif pada
batas tipe-p. Batas tempat terjadinya perbedaan muatan pada p-n junction
disebut dengan daerah deplesi. Terdapat perbedaan muatan pada daerah
deplesi mengakibatkan munculnya arus drift. Arus ini diimbangi oleh arus
difusi sehingga secara keseluruhan tidak ada arus listrik mengalir pada
semikonduktor p-n junction tersebut.

Gambar 2.9 Susunan Semikonduktor P-N (El-Wakil, 1985)

Ketika junction disinari, photon yang memiliki energi sama atau lebih
besar dari lebar pita energi material tersebut akan menyebabkan eksitasi
elektron dari pita valensi ke pita konduksi dan akan meninggalkan hole pada
pita valensi. Elektron dan hole ini dapat bergerak dalam material sehingga
dapat menghasilkan pasangan electron hole. Jika ditempatkan hambatan pada
terminal sel surya, maka elektron dari area-n akan kembali ke area-p sehingga
menyebabkan perbedaan potensial dan arus akan mengalir. Kedua besaran
tersebut menentukan kapasitas daya dari sebuah panel surya. Menurut
penelitian Arjyadharal (2013), terdapat hubungan antara irradiance, intensitas
cahaya dan fill factor terhadap daya yang dihasilkan pada panel surya. Ketiga
faktor tersebut memiliki hubungan yang linier yaitu semakin besar nilai
irradiance maka intensitas cahaya matahari juga semakin besar. Kenaikan
kedua faktor tersebut menyebabkan nilai fill factor juga meningkat yang
berarti daya yang dihasilkan panel surya akan semakin besar sesuai dengan
persamaan 2.12

20
(2.12)
Dengan
P = Power (Watt)
FF = Fill factor
Voc = Open Circuit Voltage
Isc= I Short Circuit

2.9 Dasar Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Setiap pembangunan sebuah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)
diperlukan perencanaan yang tepat. Perencanaan yang tepat akan
menghasilkan sebuah sistem PLTS yang handal dalam menghasilkan dan
mensuplai energi listrik ke peralatan listrik yang digunakan. Perencanaan
selalu diawali dengan melakukan pendataan terhadap kebutuhan daya yang
dikonsumsi suatu peralatan listrik beserta waktu penggunaan dalam 24 jam.
Total perkalian daya dan waktu penggunaan akan menghasilkan total nilai
konsumsi energi dari peralatan listrik dalam waktu sehari. Penentuan total
konsumsi energi listrik penting dilakukan karena digunakan sebagai acuan
dalam menentukan kapasitas panel surya. Menurut Suriadi (2010),
perhitungan komponen PLTS secara berurutan adalah menentukan kapasitas
panel surya, menentukan kapasitas baterai, menentukan kapasitas solar
charger controller, dan menentukan kapasitas inverter. Penentuan besar
kapasitas panel surya dihitung berdasarkan persamaan 2.13.

= . (2.13)

Dengan
P ps = kapasitas daya panel surya (kWp)
Eo = Energi yang ingin diproduksi (kWh)
PSH = Peak sun hour (jam/hari)
Cf = Faktor koreksi temperatur ( 1,1-1,5)

Untuk mendapatkan tegangan yang diinginkan, panel surya disusun


secara seri sedangkan untuk mendapatkan kemampuan daya/arus yang
diinginkan panel surya dipasang secara paralel. Penentuan tegangan yang

21
dibutuhkan untuk hubungan seri disesuaikan dengan kebutuhan tegangan
masukan dari perangkat solar charge controller atau inverter. Setelah
mengetahui besar kapasitas panel surya kemudian melakukan perhitungan
kapasitas baterai yang diperlukan menggunakan persamaan 2.14.

= (2.14)

Dengan
Ea = Kapasitas baterai sebelum dihitung dengan Dod (AH)
Eo= Energi yang akan disuplai (kWh)
Vs= Tegangan sistem (Volt)

Baterai tidak sepenuhnya dipakai karena terdapat batas maksimal energi


yang boleh dikeluarkan yang disebut DoD (deep of discharge). Nilai DoD
bervariasi semakin besar nilainya maka umur baterai semakin pendek.
Menurut Sianipar (2014), umumnya baterai PLTS direncanakan untuk DoD
sebesar 30% agar baterai dapat digunakan selama 5 tahun sehingga kapasitas
baterai sebenarnya dihitung menggunakan persamaan 2.15.

= (2.15)

Dengan
Eb = Kapasitas baterai setelah dihitung dengan Dod (AH)
Cf bat = Faktor koreksi baterai ~ 1

Untuk melakukan proses charging dari panel surya ke baterai diperlukan


suatu perangkat solar charger controller yang mana besar kapasitas hantar
arusnya dapat dihitung menggunakan persamaan 2.16.

= (2.16)
Dengan
I maks = Arus maksimal pada solar charge contrller (Ampere)
Imp = Arus output panel surya (A)
n = Banyaknya array (Volt)

22
Agar dapat digunakan untuk jenis beban AC (arus bolak-balik) diperlukan
sebuah perangkat yang dapat mengubah dari jenis arus searah (DC) menjadi
arus bolak-balik (AC). Perangkat tersebut adalah inverter yang besar
kapasitasnya sama dengan daya maksimal panel surya.

23
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

24
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 memperlihatkan tahap-tahap penelitian yang dilakukan


untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

25
3.1 Identifikasi Masalah
Kegiatan penelitian diawali dengan proses berfikir ilmiah untuk
memperoleh gambaran masalah penelitian yang akan dilakukan. Selama
proses berpikir tersebut dilakukan kegiatan identifikasi masalah dengan cara
membaca jurnal dari penelitian terdahulu untuk mengetahui kelemahan dari
alat hasil penelitian yang dilakukan.
3.2 Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan berbagai referensi
yang relevan untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan pada tahap
identifikasi masalah. Secara umum referensi tersebut berisi teori tentang
motor listrik dc, reflektor, kontrol PID dan teori sel surya. Referensi yang
digunakan bersumber dari buku, laporan penelitian, jurnal ilmiah, artikel
ilmiah, laporan kerja, situs internet dan sumber lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3.3 Perumusan Masalah
Setelah tahap identifikasi masalah dan studi literatur selesai, tahap ketiga
yang dilakukan adalah merumuskan pokok permasalahan penelitian.
Rumusan masalah yang dimaksud tertulis pada bagian bab pendahuluan.
3.4 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan untuk membatasi ruang lingkup masalah
penelitian. Hal ini dilakukan agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus
dan tidak melebar ke aspek lain. Batasan masalah dalam penelitian ini
disajikan pada bagian bab pendahuluan.
3.5 Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan untuk menentukan beberapa
parameter sebelum melakukan penelitian. Data yang dikumpulkan berupa
dimensi dari alat dan tahap-tahap pengerjaan serta pengambilan data yang
dilakukan pada penelitian terdahulu. Data yang diperoleh dijadikan sebagai
acuan dalam merancang dan meneliti ulang alat yang telah dibuat.

26
3.6 Pembuatan Desain Sistem
Pembuatan desain sistem dimaksudkan untuk memudahkan pembuatan
hardware dan program (software) dari sistem penjejak matahari yang dibuat.
Berikut ini dipaparkan hasil dari pembuatan desain sistem tersebut.
3.6.1 Diagram Blok Sistem Penjejak Matahari
Gambar 3.2 menunjukkan diagram blok atau skema kerja dari sistem
penjejak matahari yang secara implisit dapat dibagi menjadi tiga bagian
utama yaitu bagian input, proses dan output.

Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem Penjejak Matahari

Bagian input sistem terdiri dari sensor LDR arah timur dan barat
Bagian pemroses terdiri dari mikrokontroler dan bagian output terdiri dari
aktuator linier. Sensor LDR timur dan barat digunakan untuk menentukan
posisi matahari selama pagi hingga sore hari dari arah timur dan barat.
Pembacaan sensor LDR diproses oleh mikrokontroler untuk menentukan
arah gerak aktuator linier yang juga menentukan arah putaran panel surya.

27
3.7 Pembuatan Hardware Sistem Penjejak Matahari
Pada penelitian ini untuk keperluan perbandingan pengambilan data
telah dibuat dua buah perangkat hardware. Hardware pertama merupakan
panel surya yang dilengkapi dengan sistem penjejak matahari dan reflektor
yang disebut panel surya dinamis sedangkan hardware kedua hanya berupa
perangkat panel surya yang disebut panel surya statis. Proses pembuatan
dilakukan menggunakan alat dan bahan berikut:
Alat :
1. Gerinda 4. Palu 7. Mesin Las
2. Bor 5. Gunting 8. Mistar
3. Tang 6. Obeng 9. Solder
Bahan :
1. Cat 4. Mur dan Baut 7. Reflektor
2. Panel Surya 5. Baterai 8. Logam Siku dan plat
3. Kabel 6. Mikrokontroler 9. Battery Charger

Langkah selanjutnya adalah pengerjaan hardware. Pengerjaan tersebut


dilakukan di sebuah rumah kos di Jalan Gebang Wetan No. 23 Blok D
Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. Tampilan dari hardware yang dibuat
dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4.

Gambar 3.3. Panel Surya Dilengkapi Sistem Penjejak Matahari dan Reflektor

28
Gambar 3.4. Panel surya tanpa penjejak matahari

3.8 Perancangan Kontroler PID


Program utama yang dibuat merupakan representasi dari pengendali PID.
Pengendali PID dipilih karena bekerja berdasarkan nilai error yang terjadi
yaitu selisih antara nilai aktual sensor dengan nilai set point yang telah
ditentukan. Penelitian penjejak matahari yang dibuat memiliki input sensor
berupa intensitas cahaya matahari dan aktuator berupa aktuator linier.
Perancangan kontroler PID diawali dengan mencari fungsi alih dari rangkaian
motor dc sebab aktuator linier yang digunakan digerakkan oleh motor dc.
Fungsi alih yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Kumar (2014). Penentuan fungsi transfer
memerlukan parameter dari motor dc yang digunakan. Dikarenakan motor dc
pada aktuator linier yang digunakan tidak memiliki data teknis yang spesifik
digunakalah parameter motor dc secara umum yang diperlihatkan pada Tabel
2.6.

(3.1)

Nilai parameter tersebut kemudian disubtitusikan pada rumus fungsi alih


diatas, sehingga diperoleh nilai persamaan fungsi alih sebagai berikut :

29
(3.2)

Nilai persamaan fungsi alih tersebut kemudian disimulasikan pada


simulink mathlab. Gambar 3.5 memperlihatkan blok diagram dari simulasi
yang digunakan.

Gambar 3.5 Blok Diagram pada Simulink Mathlab

Nilai konstanta PID diperoleh menggunakan metode Ziegler- Nichols


dengan prosedur sebagai berikut :
- Membuat sistem loop tertutup dari plant yang akan dikontrol.
- Menambahkan nilai Kp hingga respon tampak stabil berosilasi.
- Menentukan nilai Kcr dan Pcr.
- Menentukan nilai Kp, Ti dan Td
- Menentukan nilai Kp, Ki dan Kd.
Berdasarkan simulasi yang dilakukan didapatkan nilai Kp = 6, Ki = 20
dan Kd =1. Grafik respon simulasi diperlihatkan pada Gambar 3.6.

30
Gambar 3.6. Perbandingan Respon Plant

Gambar 3.6 memperlihatkan perbandingan respon aktuator antara


menggunakan kontroler PID (close loop) dan tidak menggunakan kontroler
PID (open loop). Grafik berwarna merah menunjukkan respon plant yang
tidak menggunakan kontroler PID dan terlihat tidak dapat mencapai set point
yang ditentukan. Oleh karena itu, perlu digunakan tambahan kontroler PID.
Setelah kontroler PID ditambahakan respon plant mampu mencapai set point
yang ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari grafik berwarna hitam. Hasil dari
simulasi ini adalah mendapatkan nilai parameter PID yang baik untuk
diaplikasikan dalam program kontroler arduino.
3.9 Pembuatan Program Kontrol
Mikrokontroler yang digunakan adalah arduino mega tipe 2560.
Penulisan sketch program menggunakan software arduino IDE versi 1.6.9 for
windows. Program dibuat untuk mengendalikan aktuator linier penjejak
matahari guna mengatur arah pergerakan panel surya secara otomatis. Alur
logika pemrograman yang dibuat diperlihatkan pada Gambar 3.7 dan 3.8.

31
Mulai
a

Pembacaan Kondisi Limit Switch 1

Ya
Apakah Limit Switch
A
1 Tertekan ?

Tidak

Pembacaan Data Nilai LDR


Timur dan Barat

Ya

Apakah Nilai LDR


Timur = Barat ?

a
Tidak

Kontrol PID

Sinyal PWM pada


aktuator linier

Gambar 3.7 Flowchart Sistem Penjejak Matahari

32
A

Sinyal PWM pada


aktuator linier

Pembacaan Kondisi Limit Switch 2

Tidak

Apakah Limit Switch


2 Tertekan ?

Ya

Reset Program

Selesai

Gambar 3.8 Lanjutan Flowchart Sistem Penjejak Matahari

Permulaan arah sistem penjejak matahari (panel surya) diasumsikan


menghadap kearah timur pada pagi hari. Kemudian, sistem menerima input data
dari sensor LDR timur dan barat, serta limit switch 1 dan 2. Data sensor pertama
yang dibaca adalah kondisi limit switch 1. Apabila limit switch 1 tidak tertekan
maka dilanjutkan pembacaan data sensor LDR arah timur dan barat. Apabila nilai
pembacaan kedua sensor tidak sama maka terdapat proses pengolahan nilai PID
dan sinyal PWM yang kemudian digunakan untuk mengendalikan arah pergerakan
aktuator linier. Aktuator linier akan berhenti bergerak ketika nilai pembacaan
sensor LDR sama, yang mengindikasikan panel surya menghadap tegak lurus
terhadap arah datang cahaya matahari. Ketika nilai pembacaan data dari sensor
sudah sama maka sistem akan kembali membaca kondisi limit switch 1, jika tidak
tertekan maka proses tracking akan terus berlangsung hingga limit switch 1
tertekan. Aktuator akan mendapat sinyal PWM untuk mengarahkan panel surya ke
posisi semula (arah timur) hingga menekan limit switch 2 untuk me-reset program
sehingga penjejak matahari akan bekerja seperti semula.

33
3.10 Prosedur Pengambilan Data Penelitian
Terdapat 4 tahap pengujian yang dilakukan. Pertama, pengujian
penentuan bahan reflektor antara reflektor cermin datar atau aluminum foil.
Kedua, pengujian performa sensor tegangan dan arus. Ketiga, pengujian
respon kontroler PID. Keempat, pengujian performa antara panel surya statis
dengan panel surya yang dilengkapi penjejak matahari dan reflektor.
3.10.1 Penentuan Reflektor
Pengujian dilakukan dengan alat dan bahan sebagai berikut :
1. AVO meter merk Sinwa tipe DT 9205 sebanyak 2 buah
2. Lampu halogen merk Philips 100 Watt sebanyak 1 buah
3. Lux meter sebanyak 1 buah
4. Perangkat panel surya dilengkapi reflektor
5. Reflektor cermin datar dan aluminium foil (35mm x 20mm x 2 mm)
6. Beban lampu LED 12 Volt 3 Watt dan kabel secukupnya
Data yang diambil antara lain tingkat iluminasi pada permukaan
panel surya, tegangan dan arus keluaran panel surya. Prosedur
pengambilan data yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Rangkai panel surya, alat ukur dan beban listrik seperti diperlihatkan
pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Rangkaian Pengujian Panel Surya dengan Reflektor

2. Posisikan lampu halogen, panel surya, reflektor cermin datar dan alat
ukur seperti diperlihatkan pada Gambar 3.10.

34
Gambar 3.10 Pengaturan Letak Komponen

3. Nyalakan lampu halogen


4. Ubah posisi sudut kemiringan reflektor dari sudut 45ᶿ sampai dengan
90ᶿ.
5. Catat setiap nilai pembacaan alat ukur seperti contoh pada Tabel 3.1:
6. Ulangi kegiatan nomor 1 sampai 5 dengan menggunakan reflektor
aluminium foil.

Tabel 3.1 Format Tabel Pengambilan Data Pengujian Reflektor

Tingkat
Sudut Tegangan Arus Daya
No Pencahayaan
Reflektor (V) (A) (W)
(lx)
1 45ᶿ
2
50ᶿ
3
55ᶿ
4 60ᶿ
5
65ᶿ
6
70ᶿ
7 75ᶿ
8
80ᶿ
9
85ᶿ
10 90ᶿ

35
3.10.2 Pengujian Sensor
Sensor yang diuji adalah sensor tegangan dan sensor arus tipe
ACS712. Sensor tersebut digunakan untuk mengukur tegangan dan arus
baterai sehingga dapat diketahui daya dan energi yang dikonsumsi
kontroler penjejak matahari selama pengujian. Alat dan bahan yang
digunakan antara lain ;
1. AVO meter
2. Rangkaian mikrokontroler arduino 2560 dengan sensor dan program.
3. Beban resistor
4. Kabel secukupnya.
5. Busur derajat
6. Adjustable buck converter
Pengujian dilakukan satu persatu terhadap sensor yang diuji dengan
prosedur sebagai berikut:
1. Pengujian Sensor Tegangan
- Tegangan yang diuji adalah tegangan baterai yang mana nilainya
dapat diubah-ubah menggunakan adjustable buck converter..
- Tegangan uji yang digunakan sebanyak 10 jenis dengan
pembacaan masing-masing sebanyak 10 kali.
- Rangkaian pengujian diperlihatkan pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11 Rangkaian Pengujian Sensor Tegangan

- Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai pembacaan


sensor pada serial monitor dengan nilai pembacaan alat ukur.
- Data hasil pembacaan kemudian dicatat seperti pada contoh
format Tabel 3.2.

36
Tabel 3.2 Format Tabel Pengambilan Data Pengujian Sensor Tegangan

Nilai Pembacaan Tegangan Tingkat


No Voltmeter Sensor Ketelitian
(V) Tegangan (V) (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata

2. Pengujian Sensor Arus ACS712


- Pengujian dilakukan dengan memberikan beban pada sumber
tegangan. Tegangan yang digunakan sebesar 5 Volt dengan
beban resistor.
- Rangkaian pengujian diperlihatkan pada Gambar 3.12 dan
3.13.

Gambar 3.12 Rangkaian Pengukuran Arus dengan Amperemeter

Gambar 3.13 Rangkaian Pengukuran Arus dengan Sensor Arus

37
- Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai
pembacaan sensor pada serial monitor dengan nilai
pembacaan alat ukur.
- Data hasil pembacaan kemudian dicatat pada contoh format
Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Format Tabel Pengambilan Data Pengujian Sensor Arus

Nilai Pembacaan Arus


Tingkat
No Amperemeter Sensor Arus Ketelitian
(A) (A) (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata

3.10.3 Pengujian Respon Kontroler PID

Pengujian respon kontroler PID dilakukan untuk memastikan dan


mengetahui respon sinyal kendali yang diberikan pada aktuator. Pengujian
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

- Posisikan prototipe penjejak matahari dilengkapi dengan reflektor


seperti tampak pada Gambar 3.14..
- Hubungkan kontroler ke PC melalui serial cable dan buka serial
monitor
- Arahkan cahaya senter ke kanan panel surya dan tunggu hingga panel
surya berhenti.
- Ulangi untuk arah tengah dan arah ke kiri.

38
- Masukkan data sesuai dengan format Tabel 3.6.

Gambar 3.14 Posisi Perangkat Pengujian Respon Kontroler PID

Tabel 3.4 Format Tabel Pengambilan Data Respon Kontroler PID


Sinyal PWM
No Error Sinyal PID
Pin 6 Pin 7

Dan
seterusnya

3.10.4 Pengujian Daya Panel Surya


Data daya yang diambil diperoleh dari dua buah panel surya. Panel
surya pertama dilengkapi dengan penjejak matahari dan reflektor/panel
surya dinamis sedangkan panel surya kedua tidak dilengkapi dengan
penjejak matahari maupun reflektor/panel surya statis. Rangkaian
pengujian dapat dilihat pada Gambar 3.15 dan data yang diperoleh
kemudian dimasukkan dalam format Tabel 3.5. Simbol Voc-1, VL-1,IL-1
dan P-1 berurutan menunjukkan tegangan rangkaian terbuka, tegangan saat
berbeban, arus saat berbeban dan daya dari panel surya dinamis begitu pula
simbol Voc-2, VL-2, IL-2 dan P-2 menunjukkan besaran yang sama pada

39
panel surya statis. Tegangan rangkaian terbuka diukur ketika beban tidak
terhubung dengan terminal positif panel surya, sedangkan tegangan
berbeban diukur pada saat beban terhubung dengan terminal positif panel
surya. Pada saat beban terhubung maka arus akan mengalir dalam
rangkaian.

Gambar 3.15 Rangkaian Pengujian Panel Surya

Tabel 3.5 Format Tabel Pengambilan Data Pengujian Panel Surya Dinamis dan Statis

Panel Surya Dinamis Panel Surya Statis


No. Waktu Voc-1 VL-1 IL-1 P-1 Voc-2 VL-2 IL-2 P-2
(V) (V) (A) (W) (V) (V) (A) (W)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dan
seterus
-nya

40
BAB 4

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Reflektor


Pengujian reflektor bertujuan mengetahui pengaruh bahan reflektor
terhadap karakteristik fisis dan elektris panel surya. Bahan reflektor yang
digunakan adalah cermin datar dan aluminium foil. Pengambilan data
dilakukan pada hari Senin tanggal 13 Mei 2018 di Laboratorium Reparasi
Listrik Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Data yang diambil adalah
tingkat iluminasi dan daya output panel surya. Pengujian dilakukan dengan
memvariasikan posisi kemiringan reflektor dari sudut 45ᶿ sampai dengan 90ᶿ
terhadap permukaan panel surya. Hasil pengambilan data yang telah diolah
diperlihatkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Reflektor

Tingkat Iluminasi Daya Listrik (W)


Sudut
No Reflektor (lx)
Reflektor Cermin Aluminium Cermin Aluminium
Datar Foil Data Foil
1 45ᶿ 546.0 545.9 0.043 0.044
2 50ᶿ 565.1 546.0 0.043 0.043
3 55ᶿ 590.3 576.2 0.045 0.044
4 60ᶿ 668.7 671.7 0.049 0.050
5 65ᶿ 782.8 735.6 0.058 0.057
6 70ᶿ 767.9 741.9 0.060 0.063
7 75ᶿ 688.4 682.7 0.061 0.061
8 80ᶿ 542.6 559.6 0.049 0.051

9 85ᶿ 512.6 527.2 0.041 0.045

10 90ᶿ 518.3 500.8 0.044 0.040

Keseluruhan data berjumlah 10 buah kemudian direpresentasikan dalam


bentuk grafik yang diperlihatkan pada Gambar 4.1.

41
900 0.06308 0.07
800 0.061346 0.06
700
0.05
600

Iluminasi
500 0.04 Daya

(lx) 0.03 (W)


400
300
0.02
200
100 0.01
0 0
45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
Sudut Kemiringan (ᶿ)

Iluminasi 1 Iluminasi 2 Daya 1 Daya 2

Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Variasi Sudut Kemiringan Reflektor terhadap Iluminasi
dan Daya Output Panel Surya.

Iluminasi 1 dan Iluminasi 2 secara berurutan merepresentasikan tingkat


iluminasi dari reflektor cermin datar dan aluminium foil. Daya 1 dan Daya 2
merepresentasikan daya output panel surya yang dilengkapi reflektor cermin
datar dan aluminium foil. Grafik membentuk pola yang sama antara iluminasi
dan daya output panel surya. Semakin besar iluminasi maka daya yang
dihasilkan panel surya akan semakin besar dan berlaku sebaliknya. Pola dari
grafik tersebut juga diamati untuk menentukan jenis reflektor yang paling
optimal dalam meningkatkan daya output panel surya. Tolok ukur yang
digunakan adalah mencari reflektor mana diantara cermin datar dan
aluminium foil yang mampu mencapai daya tertinggi. Berdasarkan
pengamatan dapat diketahui bahwa daya tertinggi yang dihasilkan reflektor
cermin datar sebesar 0.061W pada sudut kemiringan 75ᶿ sedangkan daya
tertinggi yang dihasilkan reflektor aluminium foil sebesar 0.063W dengan
sudut kemiringan 70ᶿ. Penggunaan reflektor aluminium foil pada panel surya
menghasilkan daya listrik 3,2% lebih tinggi dibandingkan dengan reflektor
cermin datar. Berdasarkan hasil tersebut diputuskan bahwa penjejak matahari
yang dibuat, dilengkapi reflektor aluminium foil dengan sudut kemiringan
sebesar 70ᶿ terhadap permukaan panel surya.

42
4.2 Pengujian Kontroler PID
Pengujian kontroler PID dilakukan untuk mengetahui respon prototipe
ketika terjadi error. Pengujian dilakukan didalam ruangan menggunakan
cahaya buatan berupa lampu. Sebagian data hasil pengujian diperlihatkan
pada Tabel 4.2 dan data lengkap diperlihatkan pada bagian Lampiran 2.

Tabel 4.2 Data Hasil Respon Kontroler PID


Sinyal PWM
No Error Sinyal PID
Pin 6 Pin 7
1 514 -8.1 LOW HIGH
2 531 -10 LOW HIGH
3 521 -10 LOW HIGH
4 506 -10 LOW HIGH
5 526 -10 LOW HIGH
6 .......... ..... .... .....
287 -3 0 LOW HIGH

Jumlah data yang diperoleh sebanyak 287 buah yang diambil secara acak.
Gambar 4.2 memperlihatkan respon prototipe penjejak matahari. Garis
berwarna biru menunjukkan nilai error sedangkan garis berwarna merah
menunjukkan sinyal kontroler PID. Setiap terjadi gangguan error, kontroler
PID akan mengeluarkan sinyal PID dan PWM untuk mengarahkan penjejak
matahari kembali ke set point.

600
500
400
300
200
Error 100 Error
0 Sinyal PID
1
18
35
52
69
86
103
120
137
154
171
188
205
222
239
256
273

-100
-200
-300
-400
Waktu

Gambar 4.2 Grafik Respon Kontroler PID

43
4.3 Pengujian Prototipe Sistem Penjejak Matahari Dilengkapi Reflektor

Pengujian prototipe dilakukan pada tanggal 19 Juli 2018 dimulai pukul


06:30 WIB sampai dengan 17:10 WIB. Lokasi pengujian berada di atap
gedung Masjid Baitur Ro’uf Jalan Gebang Wetan, Kelurahan Gebang Putih,
Sukolilo, Kota Surabaya. Pengujian dilakukan untuk mengetahui performa
dari purwarupa sistem penjejak matahari yang telah dibuat. Pengujian juga
dilakukan pada panel surya statis tanpa dilengkapi penjejak matahari dan
reflektor. Penggunaan panel surya statis dimaksudkan untuk memperoleh data
pembanding, sehingga akan diketahui perbedaan daya listrik serta energi
listrik yang dihasilkan.

Pengambilan data dilakukan setiap 10 menit yang mana hasil


pengukuran dapat dilihat pada Lampiran 4. Total kesuluruhan data mentah
sebanyak 64 buah dan dicari nilai rata-rata dari masing-masing variabel. Hasil
pengolahan data tersebut diperlihatkan pada Tabel 4.3. Kolom tabel VOC-1,
VL-1, IL-1 dan P-1 secara berurutan merepresentasikan besaran tegangan
tanpa beban, tegangan saat berbeban, arus beban dan daya yang dihasilkan
dari panel surya yang dilengkapi penjejak matahari dan reflektor, sedangkan
VOC-2, VL-2, IL-2 dan P-2 secara berurutan merepresentasikan besaran
tegangan tanpa beban, tegangan saat berbeban, arus beban dan daya yang
dihasilkan dari panel surya statis. Terdapat pula nilai konsumsi daya rata-rata
sistem kontroler yaitu sebesar 0,52Watt yang mana diukur menggunakan
sensor tegangan dan arus yang kemudian direkam selama 10,6 jam, sehingga
didapat total konsumsi energi untuk sistem kontroler sebesar 5,6Wh.

44
Tabel 4.3 Data hasil Pengujian Panel Surya Berpenjejak Matahari dengan Reflektor dan
Panel Surya Statis Tanpa Reflektor

Pengukuran Panel Surya


Dinamis Statis
No Waktu
VOC-1 VL-1 IL-1 P-1 VOC-2 VL-2 IL-2 P-2
(V) (V) (A) (W) (V) (V) (A) (W)
1 06:30-08:00 20.50 11.51 0.34 4.08 19.91 9.33 0.13 1.21
2 08:00-09:00 20.47 14.10 0.59 8.40 20.44 11.15 0.29 3.24
3 09:00-10:00 20.64 14.26 0.62 8.84 20.63 12.49 0.41 5.11
4 10:00-11:00 20.79 14.16 0.57 8.13 20.67 13.29 0.48 6.42
5 11:00-12:00 20.67 14.21 0.58 8.27 20.56 13.64 0.51 6.99
6 12:00-13:00 20.79 13.63 0.53 7.18 20.64 13.34 0.50 6.65
7 13:00-14:00 20.89 12.93 0.45 5.77 20.61 12.84 0.44 5.62
8 14:00-15:00 20.77 11.90 0.35 4.12 20.51 11.86 0.33 3.89
9 15:00-16:00 20.66 10.96 0.26 2.88 20.20 10.46 0.21 2.22
10 16:00-17:10 20.19 9.86 0.16 1.65 18.66 8.81 0.07 0.59
Rata-rata 20.62 12.62 0.43 5.75 20.22 11.53 0.32 3.98

Data pada Tabel 4.3 merupakan hasil pengolahan data mentah yang mana
merupakan hasil pengelompokan data dalam setiap satu jam pengambilan data,
sehingga diperoleh 10 data baru. Guna mengetahui beberapa karakteristik
perbedaan panel surya dinamis dan statis, telah dilakukan pembuatan grafik
yang menunjukkan beberapa perbandingan. Perbandingan yang dimaksud
meliputi waktu tempuh mendekati daya spesifikasi, perbandingan penurunan
tegangan, perbandingan arus, perbandingan daya bangkitan dari masing-
masing panel surya dan perbandingan antara energi yang dihasilkan panel
surya dengan energi yang dikonsumsi oleh motor penggerak. Pembuatan grafik
tersebut digunakan untuk memudahkan proses analisis data hasil pengujian
yang telah diperoleh.

45
4.3.1 Waktu Tempuh Mendekati Keadaan Daya Maksimal

12
10 W
10 9.94 W
8 7.12 W
Daya 6
(W)
4
2
0

12:10:00 PM
12:40:00 PM
1:10:00 PM
1:40:00 PM
2:10:00 PM
2:40:00 PM
3:10:00 PM
3:40:00 PM
4:10:00 PM
4:40:00 PM
5:10:00 PM
6:30:00 AM
7:10:00 AM
7:40:00 AM
8:10:00 AM
8:40:00 AM
9:10:00 AM
9:40:00 AM
10:10:00 AM
10:40:00 AM
11:10:00 AM
11:40:00 AM
Waktu

Panel Surya Dinamis Panel Surya Statis P Max

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Waktu Tempuh Mendekati Daya Maksimal

Panel surya yang digunakan dalam pengujian memiliki spesifikasi 10 Watt


peak (Wp) yang dapat menghasilkan daya maksimum sebesar 10 Watt pada
kondisi tertentu. Tujuan pembuatan grafik pada Gambar 4.3 adalah
memperlihatkan perbandingan panel surya mana yang lebih cepat mendekati
kondisi daya maksimum sesuai dengan data spesifikasi. Panel surya dinamis
memiliki waktu yang lebih cepat dalam mendekati kondisi daya maksimum
dibandingkan dengan panel surya statis. Kondisi tersebut terjadi pada pukul
09:10 WIB dengan daya bangkitan sebesar 9,94 Watt sedangkan pada panel
surya statis terjadi pada pukul 11:30 WIB dengan daya bangkitan sebesar
7,12 W. Selisih waktu kedua panel surya dalam mendekati daya maksimum
adalah 2,66 jam lebih cepat panel surya dinamis. Hal ini membuktikan bahwa
penggunaan penjejak matahari dan reflektor membantu mempercepat panel
surya dalam mencapai daya maksimum sesuai dengan spesifikasi teknis.

46
4.3.2 Perbandingan Penurunan Tegangan Panel Surya

25
20.6 V
20
20.2 V
Tegangan 15 12.6 V
(V)
10 11.4 V
5

12:10:00 PM
12:40:00 PM
6:30:00 AM
7:10:00 AM
7:40:00 AM
8:10:00 AM
8:40:00 AM
9:10:00 AM
9:40:00 AM
10:10:00 AM
10:40:00 AM
11:10:00 AM
11:40:00 AM

1:10:00 PM
1:40:00 PM
2:10:00 PM
2:40:00 PM
3:10:00 PM
3:40:00 PM
4:10:00 PM
4:40:00 PM
5:10:00 PM
Waktu

Voc-1 Rata-rata Voc-2 Rata=rata


VL-1 Rata-rata VL-2 Rata-rata

Gambar 4.4 Grafik Tegangan Rata-Rata Panel Surya

Kondisi penurunan tegangan atau voltage drop panel surya terjadi


ketika panel surya dihubungkan dengan beban listrik. Saat kondisi
rangkaian terbuka atau tidak berbeban, tegangan panel surya memiliki
nilai yang lebih besar dibandingkan saat kondisi berbeban. Tujuan dari
pembuatan grafik pada Gambar 4.4 adalah memperlihatkan perbandingan
tegangan rata-rata saat panel surya tidak berbeban dengan tegangan rata-
rata saat panel surya berbeban. Panel surya dinamis memiliki tegangan
rata-rata saat tidak berbeban sebesar 20,6 Volt sedangkan saat berbeban
sebesar 12,6 Volt dengan selisih 8 Volt. Panel surya statis memiliki
tegangan rata-rata saat tidak berbeban sebesar 20,2 Volt sedangkan saat
berbeban sebesar 11,4 Volt dengan selisih 8,8 Volt. Rata-rata persentase
penurunan tegangan pada panel surya dinamis sebesar 64 % sedangkan
pada panel surya statis sebesar 77 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan penjejak matahari dan reflektor dapat memperkecil
persentase penurunan tegangan panel surya. Semakin kecil persentase
penurunan tegangan yang terjadi maka akan semakin baik kualitas daya
listrik yang dihasilkan.

47
4.3.3 Perbandingan Arus yang Mengalir dalam Rangkaian

0.8
0.7
0.6
0.5
(Daya) 0.4 0.43 A
W 0.32 A
0.3
0.2
0.1
0

10:10:00 AM
10:40:00 AM
11:10:00 AM
11:40:00 AM
12:10:00 PM
12:40:00 PM
1:10:00 PM
1:40:00 PM
2:10:00 PM
2:40:00 PM
3:10:00 PM
3:40:00 PM
4:10:00 PM
4:40:00 PM
5:10:00 PM
6:30:00 AM
7:10:00 AM
7:40:00 AM
8:10:00 AM
8:40:00 AM
9:10:00 AM
9:40:00 AM

Waktu

IL-1 IL-2 IL-1 Rata-rata IL-2 Rata-rata

Gambar 4.5 Grafik Arus Panel Surya

Arus maksimum (Imp) dari spesifikasi teknis panel surya yang


digunakan adalah sebesar 0,58 A. Nilai tersebut menunjukkan
kemampuan panel surya mengalirkan arus saat kondisi daya
maksimum. Tujuan dari pembuatan grafik pada Gambar 4.5 adalah
memperlihatkan panel surya mana yang dapat mengalirkan arus terbesar
mendekati data spefisikasi teknis. Panel surya dinamis mampu
mengalirkan arus rata-rata sebesar 0.43 A sedangkan pada panel surya
statis sebesar 0.32 A. Selisih arus antara data spesifikasi dengan panel
surya dinamis sebesar 0,15 A sedangkan pada panel surya statis sebesar
0.26 A. Panel surya dinamis memiliki selisih arus yang lebih kecil
dibandingkan dengan panel surya statis. Hal ini menunjukkan
penggunaan penjejak matahari dan reflekor mampu memperkecil selisih
arus yang terjadi. Semakin kecil selisih arus antara data spesifikasi
teknis panel surya dengan hasil pengukuran maka semakin baik dalam
menghasilkan daya listrik yang berkualitas.

48
4.3.4 Perbandingan Daya Panel Surya

12
Daya Panel Surya
10 Dinamis
8 Daya Panel Surya
Daya 6 5,75 W Statis
(Watt)
4
3,98 W
2

0 6:30:00 AM
7:00:00 AM
7:20:00 AM
7:40:00 AM
8:00:00 AM
8:20:00 AM
8:40:00 AM
9:00:00 AM
9:20:00 AM
9:40:00 AM
10:00:00 AM
10:20:00 AM
10:40:00 AM
11:00:00 AM
11:20:00 AM
11:40:00 AM
12:00:00 PM
12:20:00 PM
12:40:00 PM
1:00:00 PM
1:20:00 PM
1:40:00 PM
2:00:00 PM
2:20:00 PM
2:40:00 PM
3:00:00 PM
3:20:00 PM
3:40:00 PM
4:00:00 PM
4:20:00 PM
4:40:00 PM
5:00:00 PM
Waktu

Gambar 4.6 Grafik Daya Panel Surya

Daya yang dibangkitkan panel surya tidak setiap waktu sesuai


dengan data spesifikasi teknis dari sebuah panel surya. Kondisi tersebut
dipengaruhi oleh besar dan kecilnya intensitas cahaya matahari. Tujuan
dari pembuatan grafik pada Gambar 4.6 adalah memperlihatkan
perbandingan daya output dari panel surya dinamis dan statis pada setiap
waktu. Tampak pada Gambar 4.6 bahwa panel surya dinamis lebih
dominan dalam membangkitkan daya listrik dengan rata-rata sebesar
5.75Watt sedangkan panel surya statis hanya sebesar 3.98 Watt. Selisih
daya yang dibangkitkan sebesar 1,77 Watt atau 44,47 % lebih besar
dibandingkan dengan panel surya statis. Persentase tersebut
membuktikan bahwa penggunaan penjejak matahari dan reflektor dapat
memperbesar daya rata-rata yang dibangkitkan panel surya mendekati
daya spesifikasi teknis yang digunakan. Kondisi tersebut terjadi karena
pada waktu matahari berada di posisi sebelah timur dan barat permukaan
panel surya dinamis lebih banyak menerima intensitas cahaya
dibandingkan dengan panel surya statis. Semakin besar daya rata-rata
yang dihasilkan panel surya dinamis maka akan semakin besar energi
listrik yang akan dihasilkan.

49
4.3.5 Perbandingan Produksi dan Konsumsi Energi Listrik
70

60
5.6Wh

50 Konsumsi Energi
Motor Penggerak
40 Produksi Energi Panel
Energi
(Wh) Surya Statis
30
55.35Wh Produksi Energi Panel
Surya Dinamis
20 42.18Wh

10

Gambar 4.7 Grafik Produksi dan Konsumsi Energi

Sistem penjejak matahari dibuat untuk meningkatkan efisiensi


produksi energi listrik panel surya. Apabila jumlah energi listrik yang
dikonsumsi sistem penggerak lebih besar dibandingkan energi yang
diproduksi panel surya maka penggunaan penjejak matahari akan sia-sia.
Gambar 4.7 memperlihatkan perbandingan jumlah energi listrik yang
diproduksi panel surya dengan energi yang dikonsumsi sistem kontroler
selama 10,6 jam. Panel surya dinamis mampu menghasilkan energi
sebesar 60,95 Wh, panel surya statis sebesar 42,18 Wh sedangkan
konsumsi energi listrik motor penggerak sebesar 5,6Wh. Selisih energi
yang tersisa sebesar 55,95Wh dan masih lebih besar dibandingkan
dengan energi yang dihasilkan panel surya statis. Persentase konsumsi
energi listrik motor penggerak hanya sebesar 9% dari energi yang
dihasilkan Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan penjejak
matahari dan reflektor dapat meningkatkan energi yang diproduksi oleh
panel surya.

50
4.4 Perencanaan PLTS Sistem Off Grid untuk Konsumen Daya 900VA
PLTS sistem off grid merupakan salah satu model pembangkit listrik
tenaga surya yang tidak terkoneksi dengan jaringan pembangkit listrik lain.
Komponen yang digunakan untuk membangun sebuah sistem PLTS off grid
antara lain panel surya, solar charge controller, baterai dan inverter. Sub bab
4.4 membahas perencanaan PLTS sistem off grid yang dilengkapi dengan
penjejak matahari dan reflektor. Perencanaan dilakukan dengan menentukan
kebutuhan energi listrik, menentukan kapasitas komponen PLTS dan
melakukan perbandingan secara ekonomi antara PLTS yang dilengkapi
penjejak matahari dan reflektor dengan dengan tarif dasar listrik PT.PLN.

4.4.1 Identifikasi Konsumsi Energi Listrik pada Konsumen dengan


Kebutuhan Daya 900VA
Kebutuhan peralatan di setiap rumah tinggal dapat berbeda-beda.
Kebutuhan daya listrik pada Tabel 4.4 merupakan hasil perkiraan dengan
asumsi bahwa peralatan tersebut paling sering digunakan oleh konsumen
dengan daya 900VA.

Tabel 4.4 Estimasi Kebutuhan Daya Listrik Peralatan Rumah Tangga pada Konsumen
dengan Daya 900VA
Konsumsi
Daya Waktu
No Nama Alat Jumlah Lokasi Energi
(W) Pakai (h)
(Wh)
1 Pompa air 1 Dapur 130 1 130
2 TV LED 1 R. Keluarga 60 4 240
1 Teras 30 12 360
3 R. Tidur 15 4 180
3 Lampu LED 1 Dapur 20 4 80
1 WC 10 12 120
1 R. Tamu 20 4 80
4 Kipas angin 2 R. Tamu 45 4 360
1 Sesuai
5 Setrika 300 0,5 150
Kebutuhan
1 Sesuai
6 Laptop 48 2 96
Kebutuhan
7 Mesin Cuci 1 Dapur 300 1 300
8 Kulkas 1 Dapur 90 24 2.160
300 0,5 150
(cooking)
8 Penanak nasi 1 Dapur
50 12 600
(warming)

51
Total energi yang dikonsums
dikonsumsi peralatan listrik sebesar 5.006Wh
5.006
dalam sehari. Peralatan lis
listrik yang tertera pada Tabel 4.4 digunakan
pada waktu yang berbeda-beda
berbeda dalam sehari.. Perbedaan waktu
menyebabkan energi yang dikonsumsi juga berbeda. Perbedaan
konsumsi energi listrik berdasarkan waktu penggunaan peralatan listrik
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.5
4.5.

Tabel 4.5 Konsumsi Energi Listrik Berdasarkan Waktu


Konsumsi
No Waktu Energi
(Wh)
1 12:00 AM - 02:00 AM 260
2 02:00 AM - 04:00 AM 260
3 04:00 AM - 06:00 AM 260
4 06:00 AM - 08:00 AM 620
5 08:00 AM -10:00
10:00 AM 280
6 10:00 AM -12:00
12:00 AM 280
7 12:00 PM - 14:00 PM 280
8 14:00 AM - 16:00 PM 430
9 16:00 PM - 18:00 PM 495
10 18:00 PM - 20:00
:00 PM 851
11 20:00 PM - 22:00
:00 PM 730
12 22:00 PM - 12:00
:00 PM 260
Total 5.006

Pola konsumsi energi listrik harian pada Tabel 4.5 divisualisasikan


dalam bentuk grafik dan diperlihatkan pada Gambar 4.8.

1000
851
800
620
Energi 600
(Wh) 417
400 Konsumsi Energi
200 Rata-rata
rata Konsumsi Energi

0
0:00
2:00
4:00
6:00
8:00
10:00
12:00
14:00
16:00
18:00
20:00
22:00

Waktu (h)

Gambar 4.8 Pola Konsumsi Energi Listrik Harian Pelanggan Listrik 900VA

52
Gambar 4.8 memperlihatkan pola konsumsi energi listrik harian
pada konsumen listrik dengan daya 900VA. Konsumsi energi tertinggi
sebesar 851Wh terjadi pada malam antara pukul 18:00 sampai 20:00
yang mana berbagai peralatan listrik digunakan untuk menunjang
aktivitas dimalam hari. Selain itu, pada pagi hari juga terjadi konsumsi
energi listrik mendekati puncak tertinggi antara pukul 06:00 sampai
08:00 yang mana peralatan listrik yang digunakan memiliki daya yang
besar antara lain penanak nasi, mesin cuci dan pompa air. Konsumsi
energi listrik terendah sebesar 260Wh terjadi pada pukul 22:00 sampai
04:00 yang mana peralatan listrik yang digunakan hanya lampu
teras,lampu toilet dan kulkas. Total energi listrik yang digunakan
sebesar 5006Wh dengan rata-rata sebesar 417Wh dalam waktu 24 jam.

4.4.2 Penentuan Kapasitas Perangkat PLTS


a. Kapasitas dan Kuantitas Panel Surya
Penentuan kapasitas perangkat PLTS diperlukan supaya
pembangkit listrik mampu menghasilkan energi listrik sesuai dengan
kebutuhan konsumsi energi dalam sehari pemakaian. Perangkat pertama
yang ditentukan kapasitas dan kuantitasnya adalah panel surya.
Kapasitas per unit panel surya yang digunakan sebesar 300Wp dengan
spesifikasi yang tercantum pada Tabel 4.6. Usia pemakaian panel surya
adalah 20 tahun.

Tabel 4.6 Spesifikasi Teknis Panel Surya 300 Wp


Spesifikasi Produk Keterangan
Merk/Type Shinefar / SF-P672300W
P max 300 W
Imp 8.29A
Vmp 36.19 V
Isc 8.74A
Voc 45.67V
Max. System Voltage 1000 V
Weight 23 Kg
Dimension (1956 x 992 x 40) mm3
Price Rp. 1.392.000
Sumber : Lampiran 7

53
Penentuan kapasitas total panel surya dilakukan dengan
menambahkan konsumsi energi listrik sebesar 15% dari energi yang
dikonsumsi peralatan listrik. Penambahan tersebut digunakan untuk
konsumsi energi listrik komponen PLTS seperti solar charger
controller dan inverter. Total konsumsi energi listrik menjadi 5.757Wh.
Kuantitas panel surya yang digunakan dihitung berdasarkan kebutuan
energi listrik dibagi dengan energi yang dihasilkan dari hasil penelitian.
Energi yang dihasilkan panel surya dinamis 10Wp sebesar 60,95Wh,
sehingga untuk kapasitas panel surya 300 Wp menghasilkan energi
sebesar 1.829Wh.
5.757Wh
Kuantitas Panel Surya Dinamis = = 3.14~ 4 unit
1.829Wh

b. Kapasitas dan Kuantitas Baterai


Baterai merupakan komponen PLTS yang digunakan untuk
menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya. Penggunaan
baterai pada sistem PLTS memungkinkan masyarakat untuk tetap bisa
menggunakan energi listrik meskipun tidak ada sinar matahari.
Kebutuhan baterai untuk PLTS dinamis dihitung berdasarkan
persamaan 2.14 dan 2.15.

.
= = 479.75 ~ 480 AH

= %
1 = 1200 AH

Sehingga kapasitas baterai yang dibutuhkan untuk PLTS dinamis


sebesar 600AH 12 V berjumlah 2 unit. Perkiraan umur baterai adalah 5
tahun dikarenakan nilai DoD (deep of discharge) yang digunakan
sebesar 4%. Spesifikasi baterai yang digunakan dapat dilihat pada Tabel
4.7.

54
Tabel 4.7 Spesifikasi Teknis Baterai
Spesifkasi Produk Keterangan
Merk AROSI
Type Sealed
Voltage 12 V
Capacity 600AH
Weight 42 Kg
Dimension (488 x 170 x 242 )mm3
Price / Unit Rp.2.350.000
Sumber : Lampiran 8
c. Kapasitas Solar Charger Controller (SCC)
Solar Charge Controller digunakan untuk mengatur proses
charging antara panel surya dengan baterai. Kapasitas SCC dapat
dihitung menggunakan persamaan 2.16 atau untuk kapasitas minimum
dapat digunakan arus short circuit dari spesifikasi teknis panel surya.

= ℎ
= 8,74 4 = 34,96 ~ 50

Sehingga dapat diketahui kapasitas solar charge controller adalah


sebesar 50A. Spesifikasi Solar Charge Controller yang digunakan dapat
dilihat pada Tabel 4.8. Solar charge controller termasuk alat pasif yang
tidak bergerak sehingga secara teoritis diperkirakan usia pemakaiannya
dapat mencapai 10 tahun.

Tabel 4.8 Spesifikasi Teknis Solar Charge Controller


Spesifkasi Produk Keterangan
Merk Sako
Type SC-MT 12V/24V
Voltage 12V/24V Auto
Capacity 50A
Weight 3Kg
MPPT Efficiency 99,%
Size 270mm x 185mm x 90mm
Price Rp. 450,000
Sumber : Lampiran 9

55
d. Kapasitas Inverter
Inverter digunakan untuk mengubah tegangan arus searah menjadi
tegangan arus bolak-balik. Jenis inverter yang digunakan adalah pure
sine wave dengan kapasitas 1000W. Alat ini merupakan alat tidak
bergerak sehingga diasumsikan dapat digunakan selama 10 tahun.
Spesifikasi dari inverter yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Spesifikasi Teknis Inverter


Spesifkasi Produk Keterangan
Merk KBM Power Inverter
Type M12-1000s/PSW
Input Voltage 10,5-15 VDC
Output Voltage 220 VAC
Capacity 1000W
Frequency 50Hz
Weight 2,3Kg
Dimension 387mm x 164mm x 56mm
Price / Unit Rp. 1,800,000
Sumber : Lampiran 10

e. Spesifikasi Alat Penjejak Matahari dan Reflektor


Spesifikasi teknis alat penjejak matahari dan reflektor pada Tabel
4.10 merupakan hasil perhitungan berdasarkan kondisi nyata alat yang
dibuat. Usia pemakaian alat penjejak matahari ini diasumsikan dapat
bertahan hingga 5 tahun.

Tabel 4.10. Spesifikasi Teknis Penjejak Matahari Dilengkapi Reflektor


Spesifkasi Produk Keterangan
Dimensi Frame Panel
1,956m x 0, 992m
Surya/300Wp
Dimensi Frame
0,97m x 0,4m
Reflector
Harga Frame /300Wp Rp.50,000
Harga Kontroler (all) Rp.300.000
Harga Reflektor/300Wp Rp.40,000

Kebutuhan panel surya PLTS berdasarkan perencanaan sebesar


1200Wp sehingga biaya untuk sistem penjejak matahari dan reflektor
sebesar Rp.660,000. Perhitungan kapasitas untuk masing-masing
komponen PLTS telah dilakukan disertai dengan spesifikasi teknis dari
masing-masing komponen.

56
4.4.3 Estimasi Produksi Energi Listrik PLTS
Perhitungan jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS mengacu
pada hasil penelitian yang telah dilakukan. Jumlah energi listrik dihitung
untuk produksi selama 20 tahun dengan asumsi PLTS berproduksi terus-
menerus. Tabel 4.11 menunjukkan hasil perhitungan siklus energi listrik
berdasarkan komponen yang telah dihitung pada bagian sub bab 4.4.2. Total
bruto produksi energi listrik mencapai 53,436kWh.

Tabel 4.11 Produksi Energi Listrik PLTS Dinamis

Waktu Siklus Energi


Produksi
dalam- Konsumsi Netto Energi
Produksi (kWh)
Kontroler (kWh) (kWh)
Hari 7,32 0,65 6,67
Tahun 2,672 237 2,435
20 Tahun 53,436 4,740 48,696

4.4.4 Biaya Pemakaian Listrik dari PT. PLN

Biaya pemakaian listrik dari PT.PLN dihitung berdasarkan tarif dasar


listrik yang diperlihatkan pada Tabel 2.1. Biaya pemakaian listrik dari PT.
PLN masih ditambah dengan pajak penerangan jalan umum (PJU) sebesar
10% dari biaya pemakaian dan biaya administrasi pembayaran sebesar
Rp.2500 setiap kali transaksi. Perhitungan biaya pemakaian listrik dari PT.
PLN dihitung untuk masa 20 tahun atau 240 bulan menyesuaikan dengan
lifetime dari PLTS. Hasil perhitungan diperlihatkan pada Tabel 4.12. Biaya
pemakaian energi listrik untuk konsumsi 5.006kWh/hari atau 151kWh/
bulan selama 20 tahun adalah Rp. 54,210,480.

Tabel. 4.12 Biaya Pemakaian Listrik dari PT.PLN


Sumber Listrik PT. PLN
Konsumsi Energi Listrik(kWh) 151
Tarif Pemakaian (Rp/kWh) 1,352
Biaya Pemakaian (Rp/Bulan) 203,070
Waktu Pemakaian(Bulan) 240
Pajak PJU 10% Biaya Pemakaian(Rp/Bulan) 20,307
Biaya Administrasi Pembayaran (Rp) 2,500
Biaya pemakaian selama 20 tahun (Rp) 54,210,480

57
4.4.5 Perbandingan Biaya Pemakaian Energi Listrik PT.PLN dan PLTS
Perhitungan biaya pemakaian listrik meliputi seluruh biaya yang
dikeluarkan dari pemakaian listrik PT.PLN dan PLTS selama 20 tahun.
Perhitungan tersebut berdasarkan usia pemakaian komponen PLTS yang
mana usia pakai panel surya menjadi acuan perhitungan dikarenakan
memiliki lifetime paling lama dibandingkan komponen PLTS lainnya.
Estimasi waktu penggantian baterai, solar charger controller, penjejak
matahari dan inverter dilakukan setiap 5 tahun sekali.
Hasil perhitungan biaya pemakaian dari masing-masing sumber listrik
diperlihatkan pada Tabel 4.13 dengan asumsi terjadi inflasi sebesar 5%
setiap tahun. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa biaya
investasi pada tahun pertama pembuatan PLTS dilengkapi penjejak matahari
dan reflektor sebesar Rp.13,178,000 sedangkan biaya pemakaian listrik dari
PT.PLN pada tahun pertama sebesar Rp.2,710,524. Konsumen listrik yang
menggunakan PLTS diasumsikan menerima uang senilai dengan biaya
pemakaian listrik dari PT. PLN sehingga terdapat biaya penghematan
pemakaian listrik. Penghematan biaya tersebut diperoleh dari penjumlahan
biaya yang diterima dari pemakaian listrik PT. PLN dengan biaya yang
harus dikeluarkan untuk investasi komponen PLTS. Tahun pertama
pemakaian listrik PLTS penghematan biaya pemakaian listrik masih bernilai
negatif hal ini disebabkan biaya investasi PLTS lebih besar dibandingkan
dengan biaya pemakaian listrik dari PT. PLN. Penghematan biaya pertama
kali bernilai positif terjadi pada tahun ke-5 dengan jumlah Rp.1,799,356.
Namun, pada tahun ke-6 penghematan biaya kembali bernilai negatif, hal ini
disebabkan terdapat biaya pengeluaran untuk investasi penggantian baterai
dan penjejak matahari. Pengeluaran biaya untuk investasi penggantian
komponen PLTS juga terjadi pada tahun ke-11 untuk penggantian baterai,
penjejak matahari, solar charge controller dan inverter. Penggantian baterai
dan penjejak matahari juga dilakukan pada tahun ke-16. Hingga tahun ke-
20 terjadi penghematan biaya sebesar Rp.48,953,061. Penghematan biaya
tersebut kemudian digunakan untuk re-investasi pembangunan PLTS
dengan biaya sebesar Rp.26,356,000 atau 200% dari biaya investasi PLTS

58
pada tahun ke-1. Sisa penghematan biaya setelah dikurangi dengan biaya re-
investasi PLTS adalah sebesar Rp. 29,788,888 yang mana menjadi nilai
manfaat untuk konsumen listrik yang menggunakan PLTS.

Tabel 4.13 Biaya Pemakaian Listrik dari PT. PLN dan PLTS
Biaya pemakaian listrik menurut
Tahun sumber Penghematan Biaya
ke- Pemakaian Listrik
PT. PLN PLTS
1 Rp.2,710,524 Rp. 13,178,000 - Rp. 10,467,476
2 Rp.2,846,050 Rp.0 - Rp.7,621,426
3 Rp.2,988,353 Rp.0 - Rp.4.633,073
4 Rp.3,137,770 Rp.0 - Rp.1,495,303
5 Rp.3,294,659 Rp.0 Rp.1,799,356
6 Rp.3,459,392 Rp.6,700,000 - Rp.1,441,252
7 Rp.3,632,361 Rp.0 Rp.2,191,109
8 Rp.3,813,979 Rp.0 Rp.6,005,088
9 Rp.4,004,678 Rp.0 Rp.10,009,766
10 Rp.4,204,912 Rp.0 Rp.14,214,678
11 Rp.4,415,158 Rp.11,415,000 Rp.7,214,836
12 Rp.4,635,916 Rp.0 Rp.11,850,752
13 Rp.4,867,712 Rp.0 Rp.16,718,464
14 Rp.5,111,097 Rp.0 Rp.21,829,561
15 Rp.5,366,652 Rp.0 Rp.27,196,213
16 Rp.5,634,985 Rp.9,380,000 Rp.23,451,198
17 Rp.5,916,734 Rp.0 Rp.29,367,932
18 Rp.6,212,571 Rp.0 Rp.35,580,503
19 Rp.6,523,199 Rp.0 Rp.42,103,702
20 Rp.6,849,359 Rp.0 Rp.48,953,061
21 Rp.7,191,827 Rp.26,356,000 Rp.29,788,888

59
4.5 Pembahasan
Pembangkit listrik tenaga surya terdiri dari beberapa buah komponen
yang saling terhubung membentuk satu sistem pembangkit listrik. Komponen
yang digunakan antara lain panel surya, baterai, solar charger controller dan
inverter. Komponen tersebut berperan penting dalam proses produksi energi
listrik hingga penyaluran ke beban. Selain itu, terdapat komponen tambahan
berupa penjejak matahari dan reflektor untuk memaksimalkan penangkapan
energi matahari. Panel surya berfungsi mengubah energi matahari menjadi
energi listrik. Baterai berfungsi menyimpan energi listrik dari panel surya.
Solar Charge Controller (SCC) berfungsi mengatur proses charging dan
discharging baterai. Inverter berfungsi mengubah arus listrik searah menjadi
arus listrik bolak-balik. Penjejak matahari berfungsi untuk mengarahkan
panel surya terhadap arah datang cahaya matahari sedangkan reflektor
berfungsi untuk merefleksikan cahaya ke permukaan panel surya. Gabungan
penjejak matahari dan reflektor berguna untuk mengoptimalkan sejumlah
intensitas cahaya matahari atau irradiasi matahari pada permukaan panel
surya terutama saat pagi dan sore hari. Gambar 4.9 memperlihatkan skema
kerja dari pembangkit listrik tenaga surya yang dilengkapi dengan sistem
penjejak matahari dan reflektor.

Gambar 4.9 Skema Kerja PLTS Berpenjejak Matahari dan Reflektor

60
Panel surya menerima energi input dari matahari berupa panas dan
cahaya. Energi tersebut memicu hubungan semikonduktor pada sel surya
untuk menggerakkan elektron yang mana jika ditempatkan hambatan akan
menyebabkan beda potensial dan arus akan mengalir sehingga timbul daya
listrik. Besarnya daya listrik yang dihasilkan panel surya linier dengan
irradiasi matahari pada permukaan panel surya. Intensitas cahaya atau
irradiasi pada siang hari akan lebih besar dibandingkan pada saat pagi dan
sore hari. Kondisi tersebut menyebabkan perbedaan daya output panel surya
pada ketiga waktu tersebut. Secara visual perbedaan daya output panel surya
dari waktu pagi hingga sore hari diperlihatkan pada Gambar 4.6. Selain itu
juga dapat diketahui efektivitas penggunaan penjejak matahari dan reflektor
pada panel surya. Panel surya yang dilengkapi penjejak matahari dan reflektor
menghasilkan daya output lebih besar dibandingkan dengan panel surya
statis. Hasil tersebut menunjukkan bahwa alat penjejak matahari dan reflektor
telah berperan untuk meningkatkan intensitas cahaya atau irradiasi pada panel
surya sehingga daya output rata-rata panel surya juga menjadi lebih besar.
Daya yang dihasilkan dalam setiap satuan waktu menghasilkan energi
listrik yang kemudian disimpan dalam baterai. Penggunaan baterai
memungkinkan penggunaan energi listrik dimalam hari. Energi yang
disimpan sudah dapat digunakan untuk beban yang termasuk kategori beban
arus searah. Supaya dapat digunakan untuk beban arus bolak-balik maka
digunakan alat inverter.
Hasil penelitian kemudian diterapkan secara teoritis untuk pelanggan
listrik dengan golongan 900VA non-subsidi. Estimasi kebutuhan energi listrik
yang digunakan sebesar 151kWh/bulan. Biaya investasi tahun pertama yang
digunakan untuk pembangunan PLTS adalah sebesar Rp.13,178,000.
Pemakaian listrik PLTS mulai dapat dirasakan manfaatnya pada tahun ke-7
yang mana penghematan biaya pemakaian listrik bernilai positif. Hingga
tahun ke-20 terdapat penghematan biaya pemakaian listrik sebesar
Rp.48,953,061 yang mana setelah dikurangi dengan biaya re-investasi PLTS
masih tersisa Rp. 29.788,888 sebagai nilai manfaat bagi konsumen.

61
Halaman ini sengaja dikosongkan

62
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan perbandingan pada Gambar 4.1, penggunaan reflektor
aluminium foil pada panel surya menghasilkan daya listrik 3,2% lebih
tinggi dibandingkan dengan reflektor cermin datar.
2. Berdasarkan pengujian reflektor aluminium foil dengan variasi sudut
45ᶿ-90ᶿ, kemiringan dengan sudut 70ᶿ lebih optimal dalam meningkatkan
daya output panel surya.
3. Parameter PID yang digunakan memiliki nilai KP = 6, Ki=20 dan KD =1.
4. Berdasarkan perbandingan daya pada Gambar 4.6, penggunaan penjejak
matahari dan reflektor pada panel surya dapat meningkatkan daya output
rata-rata panel surya sebesar 44,47% lebih tinggi dibandingkan dengan
panel surya statis.
5. Berdasarkan perbandingan biaya pemakaian listrik pada Tabel 4.13, PLTS
berpenjejak matahari dilengkapi reflektor kompetitif untuk diterapkan pada
konsumen listrik dengan kebutuhan daya 900VA non-subsidi.

5.2 Saran

Perlu penambahan satu sumbu/axis untuk arah utara dan selatan pada
penjejak matahari yang dibuat. Penambahan satu sumbu tersebut akan
memaksimalkan penyerapan energi matahari pada waktu menjelang sore
hari.

63
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

64
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, A. dan M.H Ali.(2017). Perfomance Improvement of Photovoltaic


Module Using Plane Mirror. International Journal of Scietific and
Research Publications, Vol.7, Issue 4,pp 182-91.
Adhitya, R.Y. dan S.T Sarena (2016). Smart Dual PV Solar Tracking System
Menggunakan Metode CBP- NN ( Constructive Back Propagation Neural
Network). Seminar Nasional Maritim, Sains dan Teknologi
Terapan 2016. 21 November 2016. Surabaya-Indonesia.
Arjyadhara, P.,et al.(2013). Analysis of Solar PV Cell Perfomance with Changing
Irradiance and Temperature. International Journal of Engineering and
Computer Science, Vol. 2, Issue 1 pp.5225-5227
Binetti, S.(2010). Silicon Based Solar Cells: Research Progress and Future
Perspective. 7 th IEEE International Conference on Group IV
Photonics (GFP), Vol.6, Issue. 10, pp. 189-191
BPPT.(2016).Outlook Energi Indonesia 2016 (Pengembangan Energi untuk
Mendukung Energi Hijau) .Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi ,Jakarta.
Deb,Pratyusha B.,et al.(2017). Dynamic Model Analysis of a DC Motor in
MATLAB. International Journal of Scientific & Engineering Research.
Vol 8,Issue 3, pp 57-60
Dirjen EBTKE.(2016). Statistik EBTKE 2016. Direktorat Jenderal Energi
Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Jakarta.
Dirjen Ketenagalistrikan.(2012).Statistik Ketenagalistrikan Tahun 2011.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta.
Dirjen Ketenagalistrikan. (2016). Laporan Kinerja Direktorat Jenderal
Ketenagalistrikan Tahun 2016.Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, Jakarta.
Darsun, Emre Hasan.(2016).Speed Control of a DC Motor with Variable Load
Using Sliding Mode Control. International Journal of Computer and
Electrical Engineering.Volume 8.Number 3,pp.219-226
El-Wakil, M.M.(1985). Power Plant Tachnology. McGraw-Hill Book Company,
New York
Gouthami, C., et al.(2016). Design and Implementation of Automatic Street Light
Control System Using Light Dependent Resistor. International Journal of
Engineering and Technology,Vol.35, No.10. pp.465-70

65
Huang, B.J dan F.S Sun.(2006). Feasibility Study of One Axis Three Positions
Tracking Solar PV with Low Concentration Ratio Reflector. Energy
Conversion and Management, Vol 2007,No 48, pp. 1273-80
Khamoosi, M.,et al.(2014). A Review of Solar Photovoltaic Concentrators.
International Journal of Photoenergy. Vol 2014,pp 1-15
Kumar, Purushotam.,et al.(2014). Speed Control of DC Motor Using PID & Smart
Controller. International Journal of Scientific & Engineering
Research.Vol 5,Issue 11, pp 1044-1053
Limbong, D.B. dan S.T Kasim.(2014). Perbandingan Teknik dan Ekonomis
Penggunaan Penerangan Jalan Umum Solar Cell dengan Penerangan
Jalan Umum Konvensional. Singuda Ensikom,Vol 8,No.3,pp.146-
151
Liun, E dan Sunardi.(2014). Perbandingan Harga Eneri dari Sumber Energi Baru
Terbarukan dan Fosil. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir,Vol.16,No.
2 pp 119-30
Palaskar, V.N dan S.P Deshmukh.(2014). Design and Perfomance Analysis of
Reflector Attched to Commercial PV Module. International Journal of
Renewable Energy Research, Vol.4,No.1 pp.240-45
Pathmika, G.D.M dan M.V Gamage.(2016). Efficiensy Improvement of a Typical
Solar Panel with the Use of Reflectors. European Journal of Advances
in Engineering and Technology, Vol. 3,Issue 3,pp.1-13
Poulek,V dan M. Libra.(2000). A New Low-Cost Tracking Ridge Concentrator.
Solar Energy Materials & Solar Celss Vol 2000,N. 61,pp. 199-202
Putra, D.H.Y. dan R. Dinzi (2014).Studi Pengaturan Kecepatan MotorDC Shunt
dengan Metode Ward Leonard (Aplikasi pada Laboratorium
Konversi Energi Listrik FT-USU).Singuda Ensikom,Vol 6 No 1 pp.13-
18
Raza, K.M., et al.(2016). Speed Control of DC Motor by Using PWM.
International Journal of Engineering Research and General
Science,Vol. 5 , Issue 4,pp.307-09
Salmi, Tarak.,et al.(2012). Mathlab/Simulink Based Modelling of Solar
Photovoltaic Cell. Interntional Journal of Reneable Energy
Research,Vol 2,No.2,pp.213-218
Shrivastawa, K dan Prof. M.D Pawar.(2016). A Review on Types of DC Motors
and the Necessity of Starter for Its Speed Regulation. International
Journal of Engineering Research and General Science,Vol.15, Issue
4,pp.161-63

66
Sianipar, Rafael.(2014).Dasar Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
JETRI. Vol 1,No. 2.pp.61-78.
Srisailam, CH., et al.(2015). Improvement of Solar Energy by Mirror Reflection
Technique. International Journal of Engineering Research and
General Science, Vol. 2, Issue 3, pp.54-8
Surya Energi Indonesia. (2017). PJU Tenaga Surya.
URL: http://www.suryaenergiindonesia.web.indotrading.com .
Suriadi dan Mahdi Syukri.2010. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) Terpadu Menggunakan Software PVSYST pada Komplek
Perumahan di Banda Aceh. Jurnal Rekayasa Elektrika.Vol 9 No.2.
pp 77-80

Syafawati, A.N.,et al.(2014). Perfomance Studies of Photovoltaic Power Output


Through Reflector under Perlis climate Condition in Perlis. International
Journal of Enhanced Reserach in Science Technology &
Engineering,Vol.3, Issue 7,pp.133-36
Vankateswarlu, K dan Dr. Ch. Chengaiah.(2013). Comparative Study on DC
Motor Speed Control using Various Controlers. Global Journal of
Researches in Engineering Electrical and andElectronics
Engineering. Volume 13.Issue 17
Yu'a, Muhammad Jamilu.(2017). A Review on Solar Tracking Systems and Their
Classifications. Journal of Energy, Environmental & Chemical
Engineering, Vol.2, Issue.3, pp. 46-50

67
Halaman ini sengaja dikosongkan

68
Lampiran 1. Tarif Dasar Listrik untuk Keperluan Rumah Tangga Berlaku
Mulai 1 Mei 2017
Tabel 1 Tarif Dasar Listrik PT. PLN

69
Lampiran 2. Data Respon Kontroler PID
Tabel 2. Data Respon Kontroler PID

Sinyal PWM
Sinyal
No Error
PID
Pin 6 Pin 7

1 514 -8.1 0 255


2 531 -10 0 255
3 521 -10 0 255
4 506 -10 0 255
5 526 -10 0 255
6 517 -10 0 255
7 521 -10 0 255
8 535 -10 0 255
9 529 -10 0 255
10 495 -10 0 255
11 312 -10 0 255
12 249 -10 0 255
13 -23 -10 0 255
14 -258 6.2 255 0
15 -273 10 255 0
16 -258 10 255 0
17 -261 10 255 0
18 -257 10 255 0
19 -259 10 255 0
20 -254 10 255 0
21 -254 10 255 0
22 -246 10 255 0
23 -240 10 255 0
24 -233 10 255 0
25 -223 10 255 0
26 -217 10 255 0
27 -207 10 255 0
28 -196 10 255 0
29 -194 10 255 0
30 -185 10 255 0
31 -179 10 255 0
32 -172 10 255 0
33 -161 10 255 0
34 -156 10 255 0
35 -149 10 255 0
36 -143 10 255 0

70
Tabel 3. Data Respon Kontroler PID (Lanjutan)

Sinyal Sinyal PWM


No Error
PID
Pin 6 Pin 7

37 -138 10 255 0
38 -129 10 255 0
39 -124 10 255 0
40 -118 10 255 0
41 -112 10 255 0
42 -107 10 255 0
43 -102 10 255 0
44 -100 10 255 0
45 -94 10 255 0
46 -90 10 255 0
47 -87 10 255 0
48 -80 10 255 0
49 -81 10 255 0
50 -76 10 255 0
51 -73 10 255 0
52 -70 10 255 0
53 -67 10 255 0
54 -67 10 255 0
55 -63 10 255 0
56 -62 10 255 0
57 -59 10 255 0
58 -54 10 255 0
59 -55 10 255 0
60 -55 10 255 0
61 -52 10 255 0
62 -55 10 255 0
63 -50 10 255 0
64 -43 10 255 0
65 -43 10 255 0
66 -39 10 255 0
67 -37 10 255 0
68 -38 10 255 0
69 -35 10 255 0
70 -31 10 255 0
71 -34 10 255 0
72 -31 10 255 0
73 -29 10 255 0
74 -25 10 255 0
75 -29 10 255 0

71
Tabel 4. Data Respon Kontroler PID (Lanjutan)

Sinyal Sinyal PWM


No Error
PID
Pin 6 Pin 7

76 -24 10 255 0
77 -20 10 255 0
78 -20 10 255 0
79 -20 10 255 0
80 -17 10 255 0
81 -14 10 255 0
82 -15 10 255 0
83 -14 10 255 0
84 -10 1.9 255 0
85 -7 0 ー-9 0
86 -7 0 0 0
87 -10 0 0 0
88 -5 0 0 0
89 116 -8.1 0 255
90 79 -10 0 255
91 44 -10 0 255
92 47 -10 0 255
93 51 -10 0 255
94 50 -10 0 255
95 44 -10 0 255
96 41 -10 0 255
97 41 -10 0 255
98 39 -10 0 255
99 32 -10 0 255
100 28 -10 0 255
101 29 -10 0 255
102 26 -10 0 255
103 21 -10 0 255
104 19 -10 0 255
105 21 -10 0 255
106 16 -10 0 255
107 12 -10 0 255
108 11 -10 0 255
109 11 -10 0 255
110 8 -1.9 0 255
111 3 0 0 0
112 7 0 0 0
113 4 0 0 0
114 4 0 0 0

72
Tabel 5. Data Respon Kontroler PID (Lanjutan)

Sinyal Sinyal PWM


No Error
PID
Pin 6 Pin 7

115 5 0 0 0
116 6 0 0 0
117 8 0 0 0
118 6 0 0 0
119 2 0 0 0
120 104 -8.1 0 255
121 141 -10 0 255
122 141 -10 0 255
123 139 -10 0 255
124 132 -10 0 255
125 119 -10 0 255
126 108 -10 0 255
127 108 -10 0 255
128 107 -10 0 255
129 100 -10 0 255
130 92 -10 0 255
131 78 -10 0 255
132 71 -10 0 255
133 68 -10 0 255
134 63 -10 0 255
135 60 -10 0 255
136 53 -10 0 255
137 45 -10 0 255
138 37 -10 0 255
139 32 -10 0 255
140 32 -10 0 255
141 30 -10 0 255
142 29 -10 0 255
143 24 -10 0 255
144 22 -10 0 255
145 17 -10 0 255
146 10 -1.9 0 255
147 7 -1.9 0 0
148 -48 8.1 255 0
149 -145 10 255 0
150 -155 10 255 0
151 -154 10 255 0
152 -141 10 255 0
153 -142 10 255 0

73
Tabel 6. Data Respon Kontroler PID (Lanjutan)

Sinyal Sinyal PWM


No Error
PID
Pin 6 Pin 7

154 -143 10 255 0


155 -145 10 255 0
156 -137 10 255 0
157 -129 10 255 0
158 -129 10 255 0
159 -132 10 255 0
160 -126 10 255 0
161 -130 10 255 0
162 -125 10 255 0
163 -125 10 255 0
164 -93 10 255 0
165 -84 10 255 0
166 -75 10 255 0
167 -68 10 255 0
168 -66 10 255 0
169 -67 10 255 0
170 -62 10 255 0
171 -61 10 255 0
172 -50 10 255 0
173 -58 10 255 0
174 -58 10 255 0
175 -56 10 255 0
176 -55 10 255 0
177 -48 10 255 0
178 -46 10 255 0
179 -43 10 255 0
180 -39 10 255 0
181 -44 10 255 0
182 -37 10 255 0
183 -36 10 255 0
184 -35 10 255 0
185 -31 10 255 0
186 -32 10 255 0
187 -32 10 255 0
188 -29 10 255 0
189 -27 10 255 0
190 -23 10 255 0
191 -22 10 255 0
192 -22 10 255 0

74
Tabel 7. Data Respon Kontroler PID (Lanjutan)

Sinyal Sinyal PWM


No Error
PID
Pin 6 Pin 7

193 -21 10 255 0


194 -20 10 255 0
195 -18 10 255 0
196 -15 10 255 0
197 -11 10 255 0
198 -12 10 255 0
199 -12 10 255 0
200 -11 10 255 0
201 -9 1.9 255 0
202 -7 0 ー-6 0
203 -6 0 0 0
204 -5 0 0 0
205 17 0 0 0
206 18 0 0 0
207 25 0 0 0
208 11 0 0 0
209 14 0 0 0
210 12 0 0 0
211 35 -8.1 0 255
212 36 -10 0 255
213 34 -10 0 255
214 64 -10 0 255
215 66 -10 0 255
216 67 -10 0 255
217 71 -10 0 255
218 72 -10 0 255
219 68 -10 0 255
220 64 -10 0 255
221 61 -10 0 255
222 60 -10 0 255
223 60 -10 0 255
224 62 -10 0 255
225 63 -10 0 255
226 66 -10 0 255
227 68 -10 0 255
228 71 -10 0 255
229 66 -10 0 255
230 63 -10 0 255
231 58 -10 0 255

75
Tabel 8. Data Respon Kontroler PID (Lanjutan)

Sinyal Sinyal PWM


No Error
PID
Pin 6 Pin 7

232 55 -10 0 255


233 56 -10 0 255
234 57 -10 0 255
235 57 -10 0 255
236 60 -10 0 255
237 62 -10 0 255
238 65 -10 0 255
239 62 -10 0 255
240 57 -10 0 255
241 55 -10 0 255
242 51 -10 0 255
243 51 -10 0 255
244 52 -10 0 255
245 52 -10 0 255
246 54 -10 0 255
247 56 -10 0 255
248 58 -10 0 255
249 58 -10 0 255
250 51 -10 0 255
251 47 -10 0 255
252 44 -10 0 255
253 45 -10 0 255
254 46 -10 0 255
255 49 -10 0 255
256 52 -10 0 255
257 48 -10 0 255
258 41 -10 0 255
259 38 -10 0 255
260 39 -10 0 255
261 41 -10 0 255
262 44 -10 0 255
263 46 -10 0 255
264 38 -10 0 255
265 33 -10 0 255
266 29 -10 0 255
267 30 -10 0 255
268 32 -10 0 255
269 36 -10 0 255
270 30 -10 0 255

76
Tabel 9. Data Respon Kontroler PID (Lanjutan)

Sinyal Sinyal PWM


No Error
PID
Pin 6 Pin 7

271 22 -10 0 255


272 17 -10 0 255
273 16 -10 0 255
274 16 -10 0 255
275 18 -10 0 255
276 12 -10 0 255
277 2 -1.9 0 255
278 7 0 0 0
279 0 0 0 0
280 -5 0 0 0
281 -5 0 0 0
282 -2 0 0 0
283 1 0 0 0
284 7 0 0 0
285 6 0 0 0
286 1 0 0 0
287 -3 0 0 0

77
Lampiran 3. Pengujian Komponen Elektronika
A. Pengujian Komponen Elektronika

Pengujian komponen elektronika dilakukan pada sensor tegangan, sensor


arus dan motor servo yang bertujuan memastikan komponen tersebut dapat
bekerja dengan baik.

A.1 Hasil Pengujian Sensor Tegangan


Sensor tegangan pada Gambar 2 yang digunakan tidak memiliki tipe
IC khusus tetapi menggunakan prinsip pembagi tegangan.

Gambar 2. Sensor Tegangan


Sensor ini digunakan untuk mengukur beda potensial baterai (power
supply). Sumber tegangan yang digunakan berupa baterai yang
dilengkapi variabel step down dc dan pencatatan nilai pengukuran
dilakukan setiap 5 detik. Hasil pengujian kedua sensor dapat dilihat pada
Tabel 10.
Tabel 10. Data Hasil Pengujian Sensor Tegangan
Pengambilan Nilai Pembacaan Tegangan
Data Voltmeter Sensor Tegangan
1 9,51 V 9.59 V
2 9.51 V 9.59 V
3 9.51 V 9.59 V
4 9.51 V 9.59 V
5 9.51 V 9.56 V
6 9.51 V 9.56 V
7 9.51 V 9.59 V
8 9.51 V 9.61 V
9 9.51 V 9.59 V
10 9.51 V 9.59 V

78
Data pada Tabel 10 kemudian diolah untuk menentukan rata-rata ,
simpangan, persentase error¸ dan standart deviasi.

a. Rata-rata ( x )

x = (9,59 V + 9,59 V+ 9,59 V+ 9,59 V+ 9,56 V+ 9,56 V+ 9,59 V+


9,61 V+ 9,59 V+ 9,59 V)/10

x = 9, 586 V
b. Simpangan
Simpangan = 9,586 V– 9,51 V = 0,076 V
c. Persentase Error
,
Persentase error = ,
100% = 0,79 %

d. Standart Deviasi (σ)


Standart Deviasi = √ (((9,59–9,586)2+(9,59 – 9,586)2+
(9,59 – 9,586)2+(9,59 – 9,586)2+
(9,59–9,586)2+ ( 9,59 – 9,586)2 +
(9,59–9,586)2+ (9,59 – 9,586)2+
( 9,59 – 9,586)2+( 9,59 – 9,586)2) /9)
= 0,015

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data pada Tabel 10 ,


dapat dIketahui bahwa nilai rata-rata pembacaan sensor sebesar 9,586 V
dengan nilai simpangan sebesar 0,076 V dalam setiap pembacaan.
Persentase tingkat ketelitian nilai pembacaan sebesar 99,21 % dan standart
deviasi sebesar 0,015. Nilai standart deviasi yang mendekati angka 0
tersebut menunjukkan nilai pembacaan sensor telah stabil dan
mengindikasikan sensor layak untuk digunakan.

79
A.2 Hasil Pengujian Sensor Arus ACS712

Gambar 3 merupakan sensor arus ACS712 yang digunakan untuk


mengukur arus dari baterai ke sistem kontrol dan aktuator. Pengujian
dilakukan dengan beban berupa resistor dan sebagai nilai pembanding
dalam pengujian juga dilakukan pengukuran arus dengan menggunakan
amperemeter. Pencatatan nilai pengukuran dilakukan setiap 5 detik.

Gambar 3 Sensor Arus AC2 712

Tabel 11. Data Hasil Pengujian Sensor Arus


Pengambilan Nilai Pembacaan Arus
Data ke Amperemeter Sensor Arus

1 0.25 A 0.26
2 0.25 A 0.26
3 0.25 A 0.25
4 0.25 A 0.27
5 0.25 A 0.27
6 0.25 A 0.26
7 0.25 A 0.26
8 0.25 A 0.26
9 0.25 A 0.26
10 0.25 A 0.25

Data pada Tabel 11 kemudian diolah untuk menentukan rata-rata ,


simpangan, persentase error¸ dan standart deviasi dari hasil
pengukuran.

80
a. Rata-rata ( x )

x = (0,26 A + 0, 26 A + 0,25 A+ 0,27 A + 0,27A + 0,26A +


0,26 A+0,26 A+ 0,26 A + 0,25A)/10

x = 0,26 A
b. Simpangan
Simpangan = 0,26 A– 0,25 A = 0,01 A
c. Persentase Error
,
Persentase error = ,
100% = 4 %

d. Standart Deviasi (σ)


Standart Deviasi = √ (((0,26 – 0,26)2 + (0,26 – 0,26)2+
(0,25 – 0,26)2 + (0,27 – 0,26)2+
( 0,27 – 0,26)2 + ( 0,26 – 0,26)2 +
(0,26 – 0,26)2 + (0,26 – 0,26)2+
( 0,26 – 0,26)2 + ( 0,25 – 0,26)2)/9)

= 0.0066

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data pada Tabel 11 ,


dapat diputuskan bahwa nilai rata-rata pembacaan sensor sebesar 0,26 A
dengan nilai simpangan sebesar 0,01 A. Persentase tingkat ketelitian nilai
pembacaan sebesar 96 % dan standart deviasi sebesar 0,0066. Nilai standart
deviasi yang mendekati angka 0 tersebut menunjukkan nilai pembacaan
sensor telah stabil dan mengindikasikan sensor layak untuk digunakan.

81
Lampiran 4. Data Pengujian Panel Surya Dinamis dan Statis
Tabel 12. Data Pengukuran Panel Surya

VOC-1 VL-1 IL-1 P-1 VOC-2 VL-2 IL-2 P-2


No. Waktu
(V) (V) (A) (W) (V) (V) (W) (W)
1 6:50:00 AM 20.80 10.20 0.20 2.04 19.50 8.59 0.06 0.52
2 7:00:00 AM 20.80 11.00 0.29 3.19 19.70 8.90 0.08 0.71
3 7:10:00 AM 20.60 11.70 0.33 3.86 19.90 9.00 0.10 0.90
4 7:20:00 AM 20.50 11.60 0.37 4.29 20.00 9.20 0.12 1.10
5 7:30:00 AM 20.40 12.30 0.42 5.17 20.10 9.60 0.15 1.44
6 7:40:00 AM 20.50 12.50 0.45 5.63 20.10 9.80 0.17 1.67
7 7:50:00 AM 20.50 12.50 0.45 5.63 20.20 9.90 0.19 1.88
8 8:00:00 AM 20.20 13.10 0.49 6.42 20.30 10.32 0.22 2.27
9 8:10:00 AM 20.30 13.80 0.57 7.87 20.30 10.50 0.24 2.52
10 8:20:00 AM 20.30 14.30 0.61 8.72 20.40 11.00 0.28 3.08
11 8:30:00 AM 20.50 14.50 0.63 9.14 20.45 11.10 0.29 3.22
12 8:40:00 AM 20.70 14.30 0.63 9.01 20.50 11.40 0.30 3.42
13 8:50:00 AM 20.70 14.40 0.62 8.93 20.50 11.80 0.34 4.01
14 9:00:00 AM 20.60 14.30 0.61 8.72 20.60 11.90 0.35 4.17
15 9:10:00 AM 20.50 14.40 0.69 9.94 20.50 12.10 0.38 4.60
16 9:20:00 AM 20.60 13.60 0.62 8.43 20.60 12.30 0.40 4.92
17 9:30:00 AM 20.70 14.30 0.61 8.72 20.70 12.60 0.41 5.17
18 9:40:00 AM 20.70 14.40 0.61 8.78 20.60 12.70 0.43 5.46
19 9:50:00 AM 20.70 14.50 0.61 8.85 20.70 12.90 0.44 5.68
20 10:00:00 AM 20.70 14.30 0.59 8.44 20.70 12.90 0.45 5.81
21 10:10:00 AM 20.80 14.10 0.58 8.18 20.70 13.00 0.48 6.24
22 10:20:00 AM 20.80 14.10 0.57 8.04 20.70 13.40 0.48 6.43
23 10:30:00 AM 20.80 13.70 0.53 7.26 20.70 13.40 0.49 6.57
24 10:40:00 AM 20.80 14.40 0.59 8.50 20.60 13.30 0.48 6.38
25 10:50:00 AM 20.80 14.30 0.58 8.29 20.70 13.40 0.49 6.57
26 11:00:00 AM 20.80 14.20 0.58 8.24 20.60 13.60 0.51 6.94
27 11:10:00 AM 20.80 13.59 0.54 7.34 20.60 13.60 0.51 6.94
28 11:20:00 AM 20.50 14.50 0.60 8.70 20.40 13.70 0.51 6.99
29 11:30:00 AM 20.60 14.40 0.60 8.64 20.50 13.70 0.52 7.12
30 11:40:00 AM 20.60 14.30 0.58 8.29 20.60 13.70 0.52 7.12
31 11:50:00 AM 20.80 14.30 0.59 8.44 20.70 13.60 0.51 6.94
32 12:00:00 PM 20.60 14.20 0.58 8.24 20.51 13.60 0.51 6.94
33 12:10:00 PM 20.70 14.10 0.56 7.90 20.60 13.60 0.51 6.94
34 12:20:00 PM 20.80 13.90 0.55 7.65 20.70 13.50 0.51 6.89
35 12:30:00 PM 20.70 13.60 0.53 7.21 20.60 13.50 0.50 6.75
36 12:40:00 PM 20.80 13.50 0.51 6.89 20.60 12.60 0.49 6.17
37 12:50:00 PM 20.90 13.10 0.48 6.29 20.70 13.40 0.49 6.57

82
Tabel 13. Data Pengukuran Panel Surya (Lanjutan)

VOC-1 VL-1 IL-1 P-1 VOC-2 VL-2 IL-2 P-2


No. Waktu
(V) (V) (A) (W) (V) (V) (W) (W)
38 1:00:00 PM 21.00 13.00 0.47 6.11 20.80 13.20 0.48 6.34
39 1:10:00 PM 20.80 13.30 0.49 6.52 20.50 13.10 0.46 6.03
40 1:20:00 PM 20.90 13.10 0.47 6.16 20.60 13.00 0.45 5.85
41 1:30:00 PM 21.00 13.00 0.46 5.98 20.70 12.90 0.44 5.68
42 1:40:00 PM 20.90 13.00 0.42 5.46 20.60 12.70 0.43 5.46
43 1:50:00 PM 20.80 12.70 0.41 5.21 20.60 12.60 0.41 5.17
44 2:00:00 PM 20.80 12.40 0.40 4.96 20.50 12.40 0.39 4.84
45 2:10:00 PM 20.90 12.10 0.38 4.60 20.60 12.30 0.30 3.69
46 2:20:00 PM 20.70 11.90 0.34 4.05 20.50 12.10 0.36 4.36
47 2:30:00 PM 20.80 11.90 0.35 4.17 20.50 11.90 0.34 4.05
48 2:40:00 PM 20.80 11.90 0.33 3.93 20.60 11.60 0.32 3.71
49 2:50:00 PM 20.70 11.70 0.32 3.74 20.50 11.40 0.30 3.42
50 3:00:00 PM 20.70 11.40 0.30 3.42 20.40 11.30 0.28 3.16
51 3:10:00 PM 20.60 11.20 0.28 3.14 20.30 10.90 0.25 2.73
52 3:20:00 PM 20.80 11.00 0.27 2.97 20.40 10.70 0.24 2.57
53 3:30:00 PM 20.60 10.80 0.27 2.92 20.20 10.50 0.21 2.21
54 3:40:00 PM 20.60 10.60 0.24 2.54 20.10 10.20 0.19 1.94
55 3:50:00 PM 20.60 10.70 0.21 2.25 20.00 9.90 0.16 1.58
56 4:00:00 PM 20.70 11.00 0.27 2.97 20.00 9.70 0.14 1.36
57 4:10:00 PM 20.60 10.90 0.25 2.73 19.80 9.20 0.11 1.01
58 4:20:00 PM 20.60 10.80 0.23 2.48 19.50 9.30 0.09 0.84
59 4:30:00 PM 20.50 10.40 0.20 2.08 19.20 8.90 0.07 0.62
60 4:40:00 PM 20.30 9.30 0.12 1.12 18.70 8.40 0.05 0.42
61 4:50:00 PM 20.00 9.10 0.09 0.82 18.30 8.20 0.03 0.25
62 5:00:00 PM 19.80 9.00 0.08 0.72 17.40 8.00 0.02 0.16
63 5:10:00 PM 19.00 8.40 0.04 0.34 16.40 7,90 0.01 0.08

83
Lampiran 5. Data Spesifikasi Teknis Panel Surya untuk Pengujian
Tabel 14 Spesifikasi Teknis Panel Surya 10 Wp

Uraian Spesifikasi Teknis


Model GH10M-18
Rated Maximum Power 10 Pm
Tolerance ± 3%
Voltage at P max (Vmp) 17,60 V
Current at P max (Imp) 0,58 A
Open Circuit Voltage (Voc) 21,70 V
Short Circuit Current (Isc) 0,64 A
Normal Operating Cell Temperature 47±2ᶿ
Maximum System Voltage 1.000 VDC
Maximum Series Rating 7A
Operating Temperature 40 t0 85ᶿ
Application Class Class A
Cell Technology Mono-Si
Weight 1.0Kg
Dimension 350mm x 255mm x 17 mm
Sumber : Dokumen pribadi

Lampiran 6.Data Spesifikasi Teknis Lampu Halogen


Tabel 15. Spesifikasi Teknis Lampu Halogen

Uraian Spesifikasi Teknis


Bentuk Linier
Kap/fitting R7s
Voltase 230 Volt
Efek Warm white
Output cahaya 1550 Lumen
Suhu warna 2800K
Dimensi Tinggi = 78,3mm ; Lebar = 12 mm
Sumber : Dokumen pribadi

84
Lampiran 7. Tabel Data Spesifikasi Panel Surya untuk Perhitungan Teoritis
Tabel 16. Spesifikasi Teknis Panel Surya 300Wp

Uraian Spesifikasi
Brand Name Shinefar
Model Number SF-P672300W
Size 1956mm x 992mm x 40/50mm
Number of Cells 76(6*12)pcs
Max Power 300W
Cell Type Grade A Poly 156*156mm
Front Glass 3.2mm tempered glass
Out Cable 4mm2, 1100lenght
Connector MC4 IP67
Weight 23Kgs
Max Power Voltage(Vmp) 36.19V
Max Power Currnet(Imp) 8.29A
Open Circuit Voltage(Voc) 45,67V
Short Circuit Currnret(Isc) 8,74A
Max. System Voltage DC 1000V
Maximum Fuse Rating 15A
Price USD $0,32/Watt = Rp. 4640/Watt
Sumber : https://m.alibaba.com diakses 19 Agustus 2018

Lampiran 8. Tabel Data Spesifikasi Baterai


Tabel 17. Spesifikasi Teknis Baterai

Uraian Spesifikasi
Brand Name AROSI
Model Number A12600
Voltage 12V
Sealed Type Sealed
Maintenance Type Free
Size 488mm x 170mm x 242mm
Weight 42 Kg
Nominal Capacity 600Ah
Battery Material Lead Acid
Working Temperature -35ᶿC-55ᶿC
Sumber : https://m.alibaba.com

85
Lampiran 9. Tabel Data Spesifikasi Solar Charger Controller
Tabel 18. Spesifikasi Teknis Solar Charge Controller

Uraian Spesifikasi
Brand Name Shinenovo
`Model Number SH-ESMART3-60A
Rated Voltage 12V/24V/36V/48V
Weight 2.6Kg
MPPT Efficiency 99,5%
Communication Port RS485
Maximum PV Input Voltage 150V
Size 270mm x 180mm x 85mm
Start the Charge Voltage point 3V
Low Input Voltage Protection 2V
Point
Price USD $ 87 = Rp. 1,261,500
Sumber : https://m.alibaba.com

Lampiran 10. Tabel Data Spesifikasi Inverter


Tabel 19. Spesifikasi Teknis Inverter

Uraian Spesifikasi
Brand Name Mean While (MW)
Model Number TS-1000-212B
Output Power 500-1000W
Output Type Single
Size 345mm x 184mm x70mm
Weight 4.3Kg
Input Voltage 12 VDC
Output Voltage 200 / 220 / 230 / 240 VAC
Type DC / AC Inverter
Efficiency 90%
DC Current 100A
Bat. Low Alarm 11,3
Bat Low Shutdown 10,5
Bat Polarity By Internal Fuse open
Working Humidty 20%-90% RH Non Condensing
Safety Standart U458
Frequency 50/60 Hz selectable
Price USD $175
Sumber : https://m.alibaba.com

86
Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Pembuatan Konstruksi dari Prototipe

Gambar 2. Pengujian Pemilihan Jenis Reflektor

87
Gambar 3. Posisi Panel Surya pada Pagi Hari

Gambar 4. Posisi Panel Surya pada Siang Hari

Gambar 5. Posisi Panel Surya pada Sore Hari

88

Anda mungkin juga menyukai