Anda di halaman 1dari 22

DESAIN PROTOTYPE KAPAL MENGGUNAKAN PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA SURYA DENGAN SISTEM OFF GRID

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Oleh :

ILHAM ALRINO NUGROHO


D400160106

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

DESAIN PROTOYPE KAPAL MENGGUNAKAN PEMBANGKIT


LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN SISTEM OFF GRID

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

ILHAM ALRINO NUGROHO


D400160106

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

HASYIM ASY’ARI, S.T.,M.T.


NIK. 981
HALAMAN PENGESAHAN

DESAIN PROTOTYPE KAPAL MENGGUNAKAN PEMBANGKIT


LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN SISTEM OFF GRID

OLEH
ILLHAM ALRINO NUGROHO
D400160106

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari , 2020
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dosen Pembimbing ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Dosen Penguji ( )
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Dosen Penguji ( )
(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Ir. Sri Sunarjono S.T.,M.T.,Ph.D


NIK. 628
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan

saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 24 juni 2020

Penulis

ILHAM ALRINO NUGROHO


D400160106
DESAIN PROTOTYPE KAPAL MENGGUNAKAN PEMBANGKIT LISRIK
TENAGA SURYA DENGAN SISTEM OFF GRID

Abstrak

Kapal ikan merupakan elemen penting oleh para nelayan. Di Indonesia pada umumnya, kapal ikan yang digunakan
masih menggunakan energi bahan bakar minyak untuk menjalankan mesin kapal maupun mensuplai beban-beban
listrik yang ada di kapal. Sedangkan persediaan bahan bakar minyak yang semakin lama semakin menipis dan
pembaharuannya yang relaif lama. Hal tersebut harusnya menjadi sebuah acuan agar kapal ikan yang ada di
Indonesia harusnya beralih ke energi terbarukan terutama dalam pemanfaatan energi matahari. Intensitas sinar
matahari juga lebih besar saat berada di laut. Maka dari itu, penelitian ini melakukan desain prototype kapal yang
menggunakan pembangkit listrik dengan pemanfaatan energi matahari sebagai pengganti bahan bakar minyak.
Perancangan desain prototype kapal menggunakan pembangkit listrik tenaga surya sistem off grid kapasitas 20
wp dengan back up baterai. Prototype menggunakan motor dc sebagai penggerak kapal yang berkapasitas 12V -
1,2A dan pembangkit listrik solar cell sebagai sumber energinya. Penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan
kapasitas komponen yang diperlukan dan merancang komponen yang sudah diperhitungkan untuk pembangkit
listrik tenaga surya pada prototype kapal. Selanjutnya, melakukan sebuah pengujian serta pengambilan data
berupa daya yang dihasilkan oleh solar cell, kecepatan maksimal kapal yang dapat dihasilkan saat dioperasikan,
dan lama pengoperasian prototype. Hasil penelitian prototype ini nantinya diharapkan sebagai acuan pada inovasi
dalam pemanfaatan energy terbarukan pada kapal dan untuk mengurangi konsumsi penggunaan bahan bakar
minyak yang semakin lama persediaanya semakin menipis.

Kata kunci : solar cell, energi terbarukan, desain prototype, motor dc, bahan bakar minyak, sistem off grid.

Abstract

Fishing boats are an important element by an fishermen. In indonesia in general, the fishing vessels that are used
still use fuel energy to run the ship’s engine and supply the electrical loads on the ship. While the fuel oil supply
is increasingly depleting and its renewal is relatively long. This should be a vessels in Indonesia should switch to
renewable energy, especially in the utilization of solar energy. The intensity of sunlight is also greater when in
the sea. Therefore, this study conducted a prototype design of a ship that uses electricity generation with he use
of solar energy as a substitute for fuel oil. The design of the ship prototype uses a 20wp capacity off grid solar
power plant with back up battery. This prototype uses a dc motor as driving boat with a capacity of 12V – 1,2A
and a solar cell power plant as its energy source. This research was conducted by determining the required
component capacity and designing components that have been calculated for solar power plants on the prototype
ship. Futhermore, conducted a test and data retrieval in the form of power generated by the solar cell, the maximum
speed the ship can be generated when operated, and the duration of prototype operation. The results of the
prototype research will be expected as a reference to innovations in the use of renewable energy on ships and to
reduce the consumption of fuel oil which is increasingly thinning.

Keywords : solar cell, renewable energy, prototype design, dc motor, fuel oil, off grid system.
1. PENDAHULUAN
Energi saat ini masih menjadi salah satu prioritas utama bagi umat manusia dalam
melakukan kegiatan sehari – hari. Energi bagi sebagian manusia masih digunakan untuk
berbagai kegiatan seperti konsumsi kendaraan, pelaratan - peralatan, dan kebutuhan listrik
masyarakat. Energi sendiri terbagi menjadi dua jenis yakni energi terbarukan dan energi tak
terbarukan. Energi tak terbarukan ialah energi yang bersifat tidak dapat diperbarui sehingga
semakin hari kesediaan energi ini semakin menipis, contoh : energi fosil. Untuk energi
terbarukan ialah energi yang bersifat dapat diperbaharui atau energi yang tidak akan habis,
contoh : Air, angin, panas bumi, intensitas cahaya matahari, dll.
Di Indonesia sendiri untuk konsumsi energi sebagian besar masih menggunakan energi
fosil sebagai kebutuhan sehari – hari. Lebih mirisnya lagi, masyarakat Indonesia masih sangat
ketergantungan terhadap energi yang tak terbarukan ini. Ketergantungan tersebut harusnya
segera diganti dan beralih ke energi terbarukan karena harga energi fosil lambat laun bakalan
semakin melonjak karna energi nya semakin menipis, sedangkan demand terhadap energi juga
semakin lama juga semakin meningkat. Untuk perkiraan peningkatan kebutuhan energi listrik
dapat tumbuh rata-rata mencapai 6,5% pertahun hingga tahun 2020 (Asy’ari, Hasyim 2014).
Maka dari itu, dibutuhkan salah satu pengembangan dalam pemanfaatan energi
alternatif yaitu salah satunya memanfaatkan energi matahari sebagai pembangkit listrik atau
bisa disebut Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pembangkit tenaga surya selain
memiliki salah satu keunggulannya yaitu tidak pernah habis, pembangkit ini juga termasuk
pembangkit listrik yang ramah lingkungan karena dalam proses pembangkitannya tidak
menimbulkan polusi seperti pembangkit listrik konvesional (PLTU) yang menjadi pemasok
utama energi listrik bagi masyarakat saat ini (Asy’ari, Hasyim 2014).
Energi matahari sangat mudah di dapatkan karena sifatnya yang bisa dimanfaatkan di
berbagai lokasi yang memiliki potensi sinar matahari. Di Indonesia sendiri untuk mendapatkan
energi matahari cukup mudah karena Indonesia merupakan negara khatulistiwa yang memiliki
potensi intensitas radiasi matahari yang cukup tinggi dengan radiasi harian rata - rata (insolasi)
sebesar 4,5 kWh/m2/hari (Bachtiar, M., 2006). Untuk pembangkitan solar cell sendiri
menggunakan modul photovoltaic atau solar cell yang berfungsi untuk merubah intensitas
cahaya menjadi energi listrik.
Pemanfaatan pembangkit energi matahari ini bisa dilakukan oleh masyarakat salah
satunya ialah pada kapal ikan yang menggunakan pembangkitan energi solar cell sebagai
energi alternatif untuk pemasok kebutuhan energi listrik saat berlayar. Kapal juga cukup
berpotensi sekali dalam pemanfaatan energi matahari karena ketika kapal sedang berada di laut
intensitas cahaya matahari diperkirakan akan lebih optimal ketika berada di lautan daripada di
daratan.
Penulis merancang prototype pembangkit listrik tenaga surya pada kapal ikan dengan
menggunakan sistem off grid. Prototype perancangan pembangkit listrik tenaga surya ini
menggunakan sebuah motor tipe dc brushed sebagai penggerak kapal. Perancangan ini juga
ditambahkan back up battery yang pengisiannya diatur oleh solar charge controller agar arus
yang masuk dari modul sel surya ke baterai sesuai kebutuhan. Tujuan diberi back up baterai
ialah agar perancangan solar cell ini bisa memberi suplai energi listrik yang lebih efisien untuk
kebutuhan kapal. Penggunaan sistem pembangkitan tenaga matahari ini diharapkan para
nelayan ikan dapat menghemat biaya pembelian solar untuk suplai energi listrik pada kapalnya
dan juga sebagai bentuk inovasi terhadap perkembangan pembangkit listrik dengan energi
terbarukan.
1.1 Perancangan PLTS Sistem Off Grid Pada Kapal
Sistem PLTS off grid adalah sistem pembangkit yang hanya mengandalkan energi sinar
matahari sebagai penghasil energi listrik. Sistem off grid merupakan sistem pembakit mandiri
yang tidak memiliki back up energi dari listrik PLN. Maka dari itu, sistem off grid biasanya
menggunakan baterai untuk media penyimpanan energi listrik. Pengoperasian dan perawatan
sistem PLTS off grid relatif mudah diterapkan karena peralatan sistem off grid tidak
memerlukan perawatan yang rumit dan dapat berfungsi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Faktor – faktor pertimbangan dalam penerapan PLTS sistem off grid ialah pola pemukiman
antar rumah yang menyebar, sulitnya akses transportasi pada daerah tersebut, belum
terintegrasi dengan pembangkitan lain, dan potensi sinar matahari yang bagus (Naim, M.,
2017).
Perancangan PLTS sistem off grid back up battery dilakukan pada prototype kapal agar
kapal dapat menghasilkan energi listrik mandiri secara gratis dan ramah lingkungan. Energi
listrik yang dihasilkan oleh PLTS dimanfaatkan untuk mensuplai energi listrik pada
pengoperasian motor dc brushed, dimana motor tersebut berfungsi sebagai penggerak awak
kapal.
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah sebuah kerangka kerja pada sebuah penelitian, berikut
merupakan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti :
2.1 Studi Literatur
Melakukan browsing dan download di internet baik jurnal nasional, jurnal
internasional,maupun website yang berkaitan guna mendapatkan sebuah referensi dalam
sebuah penelitian. Mengumpulkan naskah publikasi yang sebelumnya dibuat untuk referensi
pembuatan tugas akhir.
2.2 Perkiraan Daya yang dihasilkan panel surya per hari :
Diasumsikan efektivitas rata-rata waktu matahari bersinar terik di Indonesia selama 4,5
jam/hari. Jadi,persamaan perhitungan daya keluaran panel surya ialah :
Pout = Wp panel x CE (1)
dimana :
Pout : daya keluaran/daya yang dihasilkan
Wp panel : total watt peak pada panel surya
CE : Charging effective solar cell(4,5 jam/hari)
2.3 Penentuan Kapasitas Baterai
Rumus dalam penentuan kapasitas baterai ialah :
𝑃
AH = (2)
𝑉 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚
dimana :
AH : Total kapasitas baterai (AH)
P out : Total daya yang disimpan
V sistem : tegangan baterai yang digunakan
2.4 Desain Prototype
Desain prototype merupakan sebuah rancangan bodi kapal yang akan digunakan dalam
penelitian. Pembuatan desainnya disesuaikan dengan ukuran solar cell 20 wp yang digunakan
oleh peneliti agar kapal yang dirancang bisa menopang solar cell tersebut.
Ukuran Prototype Kapal :
Deck atas : P = 80 cm, L= 40 cm
Deck Bawah : P = 50 cm, L= 30 cm
Tinggi : 20 cm
(a) (b)
Gambar 1. Desain prototype kapal (a) tampak samping, (b) tampak atas
2.5 Perancangan Prototype
Perancangan prototype yang terdiri dari solar cell 20 wp yang disangga oleh kapal kecil
yang terbuat dari seng. Di dalam dek kapal terdapat sebuah baterai dan solar charge controller
serta komponen-komponen pendukung yang digunakan untuk mensuplai motor DC yang
dirangkai secara paralel sebagai penggerak kapal prorotype. Blok diagram prototype kapal
ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2. Blok Diagram Perancangan Protoype Kapal


2.6 Pengambilan Data
Data yang diambil dari penelitian ini adalah data dari hasil perancangan protoype kapal
pembangkit tenaga surya pada tahap pengujian. Data yang diambil meliputi daya yang
dihasilkan oleh solar cell, kecepatan maksimal kapal yang dapat dihasilkan saat dioperasikan,
perentase pengurangan kapasitas baterai saat kapal dioperasikan .
2.7 Flowchart Penelitian :

Gambar 3. Flowchart

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Desain Prototype Kapal PLTS
Prototype kapal ini di desain dengan solar cell ditaruh di dek kapal, hal tersebut
bertujuan agar solar cell dapat menghasilkan daya yang optimal. Dek (atap) kapal juga di desain
bisa buka tutup dengan klep pengunci baik sisi depan maupun belakang agar setiap ada kendala
ataupun pemasangan komponen jadi lebih mudah. Gambar desain prototype kapal PLTS
ditunjukkan pada gambar 4, rangkaian listrik ditunjukkan pada gambar 5, dan penyangga motor
ditunjukkan pada gambar 6.

Gambar 4. Prototype kapal plts


Gambar 5. Rangkaian listrik prototype

Gambar 6. Penyangga motor


3.2 Daya yang Dihasikan oleh Solar Cell yang Digunakan
Pengukuran daya yang dihasilkan oleh solar cell berkapasitas 20 wp setiap jam 10 pagi
sebelum pengujian dengan pengujian selama 7 kali (7 hari berurut – turut). Pengujian dilakukan
di tempat yang sesuai dengan lokasi pengujian prototype kapal. Pengukuran dilakukan dengan
cara mengukur arus (I) dan tegangan (V), kemudian arus dan tegangan tersebut dikalikan dan
menghasilkan satuan daya yang dihasilkan. Hasil pengukurannya ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengukuran daya output solar cell 20 wp pada jam 10.00 pagi
pengujian ke- 1 2 3 4 5 6 7
V 19,9 18,48 19,24 16,85 20,02 20,01 21,4
I 1,12 0,7 1,06 0,82 0,93 1,08 0,98
P 22,288 12,936 20,3944 13,817 18,6186 21,6108 20,972
Grafik output V,I,P pada solar cell 20 WP
25

20

15

10

0
1 2 3 4 5 6 7
V I P

Gambar 7. Grafik V,I,P solar cell 20wp


Dari hasil pengukuran yang ditunjukkan pada gambar 7. Solar cell 20 wp memiliki
rata – rata Tegangan output (Vout) sebesar 19,4 V, Arus output (Iout) sebesar 0,95 A, dan
Daya output (Pout) sebesar 18,6 W.
3.3 Kecepatan Yang Dihasilkan Prototype Kapal
Metode pengujian kecepatan kapal yaitu kapal dijalankan dengan diikat tali yang
panjangnya 2 meter lalu disambung dengan tongkat yang ditancapkan di tambak. Hal tersebut
agar kapal dapat berjalan memutar seperti mengelilingi lingkaran dengan panjang satu
lingkaran kurang lebih 12,56 m. Penguunaan metode seperti itu penulis dapat dengan mudah
mengukur jarak tempuh dan kecepatan kapal.
Tabel 2. Hasil pengukuran setting 1/3 kecepatan
Setting pengoperasian 1/3 kecepatan(tiap 2 menit)
Pengujian ke- 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah keliling 5 4,5 4,5 5 4,5 4 3,75
total jarak(m) 62,8 56,52 56,52 62,8 56,52 50,24 47,1
Kecepatan(km/h) 1,884 1,6956 1,6956 1,884 1,6956 1,5072 1,413
Pengujian setting 1/3 kecepatan
70 62.8 62.8
60 56.52 56.52 56.52
50.24
47.1
50
40
Nilai

30 total jarak(M)
20 Kecepatan(km/h)
10
1.884 1.6956 1.6956 1.884 1.6956 1.5072 1.413
0
1 2 3 4 5 6 7
Pengujian ke -

Gambar 8. Grafik pengujian setting 1/3 kecepatan


Dari hasil tabel 2. Menunjukkan bahwa pada setting pengoperasian kapal dengan
setting 1/3 kecepatan dengan masing – masing sesi pengujian selama 2 menit. Hasil pengujian
mendapatkan keliling maksimum sebanyak 5 x dengan jarak tempuh 62,8 meter dan kelilling
minimum sebanyak 3,7 5x dengan jarak tempuh 47,1 meter. Hasil kecepatan pada setting 1/3
kecepatan mencatatkan kecepatan maksimum sebesar 1,884 km/h dan kecepatan minimum
sebesar 1,413 km/h. Dari hasil tersebut mendapatkan rata – rata kecepatan sebesar 1,68 km/h.
Tabel 3. Hasil pengukuran setting 1/2 kecepatan
Setting pengoperasian 1/2 kecepatan(tiap 2 menit)
Pengujian ke- 1 2 3 4 5 6 7
putaran 6,5 5,5 6,25 6 6,25 5,75 5,5
total jarak(m) 81,64 69,08 78,5 75,36 78,5 72,22 69,08
Kecepatan(km/h) 2,4492 2,0724 2,355 2,2608 2,355 2,1666 2,0724

Pengujian setting 1/2 kecepatan


90 81.64 78.5 75.36 78.5
80 69.08 72.22 69.08
70
60
50
Nilai

40 total jarak(M)
30
Kecepatan(km/h)
20
10 2.4492 2.0724 2.355 2.2608 2.355 2.1666 2.0724
0
1 2 3 4 5 6 7
Pengujian ke -

Gambar 9. Grafik pengujian setting 1/2 kecepatan


Dari hasil tabel 3. Menunjukkan bahwa pada setting pengoperasian kapal dengan
setting 1/2 kecepatan dengan masing – masing sesi pengujian selama 2 menit. Dari hasil
pengujian pada 1/2 kecepatan mendapatkan peningkatan hasil yang cukup signifikan. Terlihat
dari hasil keliling maksimum sebanyak 6,5 x dengan jarak tempuh 81,64 meter dan kelilling
minimum sebanyak 5,5 x dengan jarak tempuh 69,08 meter. Hasil kecepatan pada setting 1/2
kecepatan mencatatkan kecepatan maksimum sebesar 2,449 km/h dan kecepatan minimum
sebesar 2,072 km/h. Dari hasil tersebut mendapatkan rata – rata kecepatan sebesar 2,247 km/h.
Tabel 4. Hasil pengukuran setting 2/3 kecepatan
Setting pengoperasian 2/3 kecepatan(tiap 2 menit)
Pengujian ke- 1 2 3 4 5 6 7
Putaran 4,5 4 7,5 6,5 6,75 5,5 6,25
total jarak(m) 56,52 50,24 94,2 81,64 84,78 69,08 78,5
Kecepatan(km/h) 1,6956 1,5072 2,826 2,4492 2,5434 2,0724 2,355

Pengujian setting 2/3 kecepatan


100 94.2
81.64 84.78
78.5
80 69.08
56.52
60 50.24
Nilai

40 total jarak(M)
Kecepatan(km/h)
20
1.6956 1.5072 2.826 2.4492 2.5434 2.0724 2.355
0
1 2 3 4 5 6 7
Pengujian ke -

Gambar 10. Grafik pengujian setting 2/3 kecepatan


Dari hasil tabel 4. Menunjukkan bahwa pada setting pengoperasian kapal dengan
setting 2/3 kecepatan dengan masing – masing sesi pengujian selama 2 menit. Dari hasil
pengujian mendapatkan hasil dengan nilai yang cukup fluktuatif. Terkadang mendapatkan hasil
yang lebih besar dari setting 1/2 kecepatan dan terkadang mendapatkan hasil yang lebih kecil
juga. Dari analisa penulis, hasil fluktuatif tersebut disebabkan oleh overheat pada motor dc
nya sehingga mempengaruhi performa kapal, namun dari rata – rata kecepatan yang dihasilkan
pada setting 2/3 kecepatan mencatatkan hasil yang cukup baik yakni sebesar 2,206 km/h.
3.4 Pengujian Pengoperasian Kapal Sampai Berhenti
Pengujian kapal sampai berhenti ini di operasikan dengan setting 1/2 kecepatan
dengan metode pengujian yang sama dengan pengujian kecepatan kapal (diikat tali dengan
panjang 2 meter). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa lama waktu
pengoperasian kapal sampai berhenti. Berikut data yang dianalisa oleh penulis :
Tabel 5. Hasil pengujian prototype sampai berhenti
Menit ke- Total putaran Total jarak(m)
0-2 6,25 78,5
2-4 12,25 153,86
4-6 18,25 229,22
6-8 23,25 292,02
8-10 28 351,68
10-12 32,5 408,2
12-14 36,75 461,58
14-16 40,5 508,68
16-18 43,5 546,36
18-20 46,5 584,04
20-22 49,25 618,58
22-24 51,25 643,7
24-26 53,5 671,96
26-28 55 690,8
28-30 56,5 709,64

Tabel 6. Hasil kecepatan pengujian prototype sampai berhenti

Menit ke- Total Jarak(m) Kecepatan(Km/h)


0-6 229,22 2,2922
6-12 178,98 1,7898
12-18 138,16 1,3816
18-24 97,34 0,9734
24-30 65,94 0,6594
Total putaran
60

50
Total putaran 40

30

20

10

0
0-2 2-4 4-6 6-8 8-10 10-1212-1414-1616-1818-2020-2222-2424-2626-2828-30
waktu ke - (menit)

Gambar 11. Grafik total putaran per 2 menit

Total jarak tempuh


800
700
600
Total jarak (m)

500
400
300
200
100
0

waktu ke - (menit)

Gambar 12. Grafik total jarak per 2 menit

Perolehan Kecepatan
2.5

2
kecepatan (km/h)

1.5

0.5

0
0-6 6-12 12-18 18-24 24-30
waktu ke - (menit)

Gambar 13. Grafik perolehan kecepatan per 6 menit


Dari hasil pengujian pada tabel 5. dan tabel 6. Menandakan bahwa kapal dengan
settingan 1/2 kecepatan dapat beroperasi selama ± 30 menit. Pengujian selama 30 menit kapal
dapat menempuh total putaran sebanyak 56,5 x dengan jarak sejauh 709,64 meter dan
mendapatkan rata – rata kecepatan sekitar 1,41 km/h. Dari pencatatan per 2 menit baik dari
perolehan jumlah putaran, total jarak, maupun perolehan kecepatan hampir selalu mengalami
penurunan. Hal tersebut menandakan bahwa performa kapal bisa dipastikan kurang bagus
karena tidak bisa menjaga performa yang stabil pada waktu yang cukup lama. Dari analisa
penulis, jeleknya performa kapal disebabkan oleh overheat pada motor dan bukan disebabkan
oleh kapasitas baterai yang habis ataupun masalah pada komponen lainnya. Hal tersebut
diketahui karena pada saat kapal di istirahatkan dan suhu motor sudah kembali normal,
performa kapal dapat seperti semula.
3.5 Perbandingan Pengujian Kapal Sampai Berhenti Menggunakan kipas
Pada pengujian kali ini penulis menguji kembali prototype kapal dengan mengunakan
kipas dc sebagai alternatif pendingin pada motor. Pada pengujian sebelumnya performa kapal
yang terus menurun seiring berjalannya waktu pengoperasian yang diakibatkan oleh overheat
pada motor dc. Perbandingan kali ini berutujuan agar penulis dapat mengetahui seberapa
pengaruh performa kapal jika motor dc diberi kipas sebagai pendingin alternatif. Berikut hasil
perbandingannya :
Tabel 7. Hasil perbandingan dari perolehan total putaran
Menit ke- Total putaran tanpa kipas Total putaran dengan kipas
0-2 6,25 6,5
2-4 12,25 13
4-6 18,25 19
6-8 23,25 24,5
8-10 28 29,75
10-12 32,5 34,75
12-14 36,75 38,75
14-16 40,5 42,75
16-18 43,5 46,25
18-20 46,5 49,5
20-22 49,25 52,5
22-24 51,25 55,5
24-26 53,5 58
26-28 55 60,75
28-30 56,5 63,25
Perbandingan perolehan putaran
70
60
50
total putaran

40 Total putaran tanpa


kipas
30
20 Total putaran
dengan kipas
10
0

22-24
0-2
2-4
4-6
6-8
8-10
10-12
12-14
14-16
16-18
18-20
20-22

24-26
26-28
28-30
waktu ke - (menit)

Gambar 14. Grafik perbandingan perolehan total putaran


Hasil tabel 7. Menujukkan bahwa perolehan total putaran yang diperoleh oleh kapal
yang menggunakan kipas mendapat hasil yang lebih baik. Terlihat dari total pengujian selama
30 menit, kapal yang menggunakan kipas mampu memperoleh putaran sebanyak 63,25 x
sedangkan kapal yang tidak menggunakan kipas memperoleh putaran sebanyak 56,5 x. Hasil
rata – rata per 2 menit kapal yang menggunakan kipas juga memiliki perolehan yang lebih
tinggi yakni 4,21 x untuk perolehan menggunakan kipas dan 3,76 x untuk kapal tanpa kipas.
Tabel 8. Hasil perbandingan dari perolehan jarak tempuh
Menit ke- Total jarak tanpa kipas(M) Total jarak dengan kipas(M)
0-2 78,5 81,64
2-4 153,86 163,28
4-6 229,22 238,64
6-8 292,02 307,72
8-10 351,68 372,66
10-12 408,2 436,46
12-14 461,58 486,7
14-16 508,68 536,94
16-18 546,36 580,9
18-20 584,04 621,72
20-22 618,58 659,4
22-24 643,7 697,08
24-26 671,96 728,48
26-28 690,8 763,02
28-30 709,64 794,42
Perolehan jarak tempuh
900
800
700
jarak tempuh (m)

600 Total jarak tanpa


500 kipas(M)
400
300 Total jarak dengan
kipas(M)
200
100
0
2-4
0-2

4-6
6-8
8-10
10-12
12-14
14-16
16-18
18-20
20-22
22-24
24-26
26-28
28-30
waktu ke - (menit)

Gambar 15. Grafik perbandingan perolehan jarak tempuh


Hasil tabel 8. Menujukkan bahwa perolehan jarak tempuh yang diperoleh oleh kapal
yang menggunakan kipas mendapat performa yang lebih baik daripada kapal tanpa
menggunakan kipas. Terlihat dari hasil tabel 3.7, kapal yang menggunakan kipas mampu
memperoleh jarak tempuh sepanjang 794,42 m sedangkan kapal yang tidak menggunakan
kipas memperoleh jarak tempuh sepanjang 709,64 m. Secara kalkulasi performa kapal
menggunakan kipas mengalami peningkatan performa sebesar 11,9 %.
Tabel 9. Hasil perbandingan kecepatan per 6 menit
Menit ke- kecepatan tanpa kipas kecepatan dengan kipas
0-6 2,29 2,38
6-12 1,78 1,97
12-18 1,38 1,35
18-24 0,97 1,16
24-30 0,65 0,97
Perolehan kecepatan
2.5

kecepatan (km/h) 2

1.5
kecepatan tanpa kipas
1
kecepatan dengan
0.5 kipas

0
0-6 6-12 12-18 18-24 24-30
waktu ke - (menit)

Gambar 16. Grafik perbandingan kecepaatan


Hasil tabel 9. Menujukkan bahwa perolehan rata – rata kecepatan per 6 menit yang
diperoleh oleh kapal yang menggunakan kipas mencatatkan hasil yang lebih baik daripada
kapal tanpa menggunakan kipas (unggul 4 dari 5 sesi). Kapal tanpa kipas hanya unggul
perolehan kecepatan pada menit ke- 12 – 18 dengan selisih hanya 0,03 km/h. Untuk rata – rata
kecepatan kapal menggunakan kipas yakni sebesar 1,58 km/h dan kapal tanpa menggunakan
kipas hanya sebesar 1,41 km/h.
4. PENUTUP
Dari data yang sudah diperoleh dan dianalisa seperti diatas, Maka kesimpulan pada
penelitian ini yaitu :
1) Kapasitas daya output yang dihasilkan oleh solar cell 20 wp yang digunakan oleh
penelitian ini mampu menghasilkan rata – rata daya sebesar 18,6 W dengan 7 kali
pengujian.
2) Dari pengujian kecepatan, setting kecepatan 1/3 putaran memperoleh rata – rata kecepatan
1,68 km/h. Setting 1/2 kecepatan memperoleh rata - rata kecepatan paling tinggi yakni
sebesar 2,247 km/h. Rata – rata kecepatan dari setting 2/3 justru mengalami penurunan
dan memperoleh kecepatan sebesar 2,206 km/h. Selisih penurunan rata – rata kecepatan
setting 1/2 dan 2/3 cukup sedikit yakni hanya 0,041 km/h.
3) Kapal dapat beroperasi sampai berhenti selama ± 30 menit dengan setting 1/2 kecepatan.
Memperoleh total putaran sebanyak 56,5x (jarak 709,64 meter) dan kecepatan rata – rata
sebesar 1,41 km/h.
4) Perbandingan performa kapal menggunakan kipas mendapatkan hasil yang lebih baik
daripada kapal tanpa kipas dengan peningkatan performa sebesar 11,9 %.
5) Sirkulasi udara pada area mesin (motor dc) kurang baik, sehingga terjadi overheat.
Sehingga perlu desain sirkulasi yang baik (alami) atau ditambahkan sistem pendingin
dengan menambahkan kipas pada area mesin (motor dc).
PERSANTUNAN
Alhamdulillah, puji tuhan kepada Allah SWT dengan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang sudah terlibat pada proses pembuatan peneitian tugas akhir ini. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1) Tentunya penulis mengucapkan rasa syukur kepada ALLAH SWT. Alhamdulilah penulis
masih diberi kemudahan dalam melakukan penelitian walaupun di masa pandemi COVID
– 19.
2) Rasa terima kasih saya ucapkan kepada kedua orang tua saya terutama kepada ibu saya
karena selalu mendukung dan memberikan semangat dalam mengerjakan penelitian.
3) Bapak Hasyim Asy’ari ST.,MT sebagai dosen pembimbing yang selalu memberi masukan
dan arahan dalam proses penelitian.
4) Seluruh Dosen Jurusan Teknik Elektro beserta jajarannya yang telah memberikan banyak
sekali pelajaran ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis untuk kedepannya.
5) Awang Surya salah satu teman penulis yang sudah membantu dan memberikan solusi
terkait dengan prototype kapal.
6) Seluruh anggota grup kontrakan ceria, indoruwet, kelas c, akatsuki, dan seluruh Angkatan
Mahasiswa Teknik Elektro 2016 dimana telah menjadi kolega penulis selama masa
perkuliahan.
7) Teman – teman lama baik grup kumpulan maupun grup cos yang sudah menjadi kolega
sejak jaman sekolah.
8) Terima kasih kepada partner – partner penulis baik dulu maupun sekarang yang sudah
hadir memberi support dan semangat kepada penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Asy’ari, H., Rozaq, A., Putra, F.S., 2014. PEMANFAATAN SOLAR CELL DENGAN PLN
SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK RUMAH TINGGAL.
Bachtiar, M., 2006. PROSEDUR PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA SURYA UNTUK PERUMAHAN (SOLAR HOME SYSTEM).
Endro, C.P., Santoso, I.A., Hakim, J.A.R., 2014. Perancangan Kapal Penumpang Tenaga Surya
Untuk Penyeberangan Sungai Bengawan Solo.
Julisman, A., Sara, I.D., Siregar, R.H., 2017. PROTOTIPE PEMANFAATAN PANEL
SURYA SEBAGAI SUMBER ENERGI PADA SISTEM OTOMASI ATAP
STADION BOLA.
Raharjo, P., Sujanarko, B., Hardianto, T., Kalimantan, J., 2015. PERANCANGAN SISTEM
HIBRID SOLAR CELL - BATERAI – PLN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE
LOGIC CONTROLLERS.
Ramadhan, A.I., Diniardi, E., Mukti, S.H., 2016. Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Surya Kapasitas 50 WP.
Naim, M., 2017. RANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN PLTS OFF GRID 1000 WATT DI
DESA MAHALONA KECAMATAN TOWUTI.
Irawan, A.P., 2019. DESAIN APLIKASI SEL SURYA DAN KOMPOR LISTRIK UNTUK
PEDAGANG KAKI LIMA.

Anda mungkin juga menyukai