Anda di halaman 1dari 3

Alkisah, hiduplah seorang pemuda yatim piatu, bernama Roby dengan kakeknya di tengah hutan belantara.

Mereka dikucilkan oleh warga desa karena penyakit kulit misterius yang diderita oleh sang kakek. Sampai
sekarang, tak ada yang tahu penyebab dan obat dari penyakitnya.

Suatu hari, Roby melihat persediaan makanan mereka sudah habis. Roby pun langsung mengambil busur serta
anak panah yang ia simpan di dalam sebuah peti khusus, lalu pergi ke kamar Sang Kakek dan meminta izin untuk
pergi berburu keluar, dengan lembut sang kakek pun mengizinkannya.
Roby langsung bergegas keluar mencari mangsa. Ia menjelajahi hampir seluruh dari hutan itu, hari sudah semakin
siang, namun tak ada satu pun hewan yang ia temukan. Ketika ia sampai di sebuah danau, ia melihat seekor
kelinci berbulu cantik nan berkilau yang sedang terjepit di berbatuan dekat danau. Roby langsung menolong dan
membawa nya pulang.
Sekembalinya dari danau, ia menuju kamar kakeknya dan menceritakan semua kejadian yang ia alami waktu di
sana. Akhirnya, Sang Kakek yang cukup handal dalam meracik obat, mencoba untuk menyembuhkan luka kelinci
itu. Di saat Sang Kakek tengah mengobati kelinci itu, sinar terang tiba-tiba timbul dan muncul seorang bidadari
berparas cantik sambil berkata,
“Wahai anak muda, terima kasih telah menolongku di danau tadi, terima kasih juga Kakek”.
“T-tidak mungkin, a-apakah engkau kelinci yang tadi?”, tanya Roby dengan nada bergetar.
“Iya, namaku Bidadari Cahayu, aku berasal dari kayangan, siapa namamu?”
“Aku Roby dan ini kakekku, kakek Jagat” sambil menunjuk sang kakek.
“Karena kalian telah menolongku, aku akan membalasnya, apa yang kalian inginkan?”,
selang beberapa detik, Roby menjawab,
“Bidadari Cahayu, aku hanya ingin kakekku bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya, itu saja”.
Bidadari Cahayu terkesan mendengar permintaan itu, ia pun mencoba untuk mengabulkan keinginan Roby, segala
kemampuan telah ia keluarkan, namun usaha itu sama sekali tidak berhasil. Roby yang bersedih mendengar hal
itu langsung memeluk erat kakeknya sambil menangis. Beberapa saat kemudian, Bidadari Cahayu teringat akan
sesuatu, ia menyuruh Roby untuk memandikan Kakek nya di sebuah danau yang ada di puncak bukit Kashaya.
Awalnya sang Kakek menolak permintaannya itu, namun karena ia melihat keikhlasan hati dari Roby, ia pun
mengiakan permintaan cucunya.
Keesokan harinya, mereka pun berangkat menuju puncak Bukit Kashaya dengan membawa bekal yang diberikan
oleh Bidadari Cahayu. Tak lama kemudian, mereka sampai di puncak Bukit Kashaya, mereka melihat sebuah
danau yang sangat jernih. Sesuai perintah Bidadari Cahayu, Roby pun memandikan Kakeknya dengan penuh
keikhlasan dan kesabaran. Perlahan sang Kakek mulai sembuh dari penyakitnya. Lalu, sinar terang kembali muncul
dan itulah Bidadari Cahayu. Ia menjelaskan bahwa obat dari penyakit sang Kakek adalah kasih sayang, keikhlasan,
dan kesabaran yang ada pada diri Roby. Mendengar perkataan Bidadari Cahayu, sang Kakek pun menangis sambil
memeluk erat cucu kesayangannya itu. Akhir cerita, mereka pulang ke rumah dan menjalani hidup yang lebih baik
di hutan belantara itu.

Hkkkkakaka
MEANING

Once upon a time, there lived an orphaned young man named roby with his grandfather in the wilderness. They
were ostracized by the villagers because of a mysterious skin disease suffered by his grandfather. To this day, no
one knows the cause and the cure of his illness.

One day, roby saw that their food supply was exhausted. Right away, roby took a bow and arrow that he had
stored in a special chest, went to his room and asked him for permission to go out hunting, and he gently let him
go.

Roby rushed out looking for prey. He explored almost every part of the forest, but it was getting late, and yet
none of the animals he had found. When he reaches a lake, he sees a beautifully feathered rabbit wedged in a
rocky spot near the lake. Robbie took immediate help and brought her home.

When he returned from the lake, he went to his grandfather’s room and told him all that had happened to him
there. Finally, the grandfather, who was a good doctor, tried to heal the rabbit wound. As grandpa was tending to
the rabbit, a bright light suddenly appeared and a beautiful angel appeared and said,

"Young man, thank you for helping me out at the lake, thank you grandpa".

"N-no way, a-are you the rabbit from before?" roby inquired, his voice quivering.

“Yes, my name is Cahayu, I'm from heaven, what's your name?”

“I'm Roby and this is my Grandfather, Grandfather Jagat”, pointing at him.

"Well, now that you've helped me, I'm gonna pay you back, what do you want?"

“Bidadari Cahayu, I just want my grandfather can get well

The angel cahayu was impressed to hear the request, and tried to grant roby's wish, all his might, but it didn't
work out. Roby, who was saddened by this, quickly embraced his grandfather in tears. Moments later, the cahayu
angel remembered something, asking roby to bathe his grandfather in a lake on the top of kashaya's hill. At first
he refused his request, but because he saw the depth of hope of the hearts of roby, he answered the request of
his grandson.

The next day they set out for the top of the hill in kashaya with the lunch provided by the cahayu angel. Before
long, they reached the top of the kashaya hill, where they saw a clear lake. As per the orders of the angel cahayu,
roby gave his grandfather a bath of grace and patience. Slowly the grandfather began to recover from his
sickness. Then, another bright light appeared and there was the cahayu angel. He explained that the cure for his
sickness was the compassion, grace, and patience that the roby had. At the words of the angel cahayu, the
grandfather burst into tears, hugging his beloved grandchild tightly. At the end of the story, they returned home
and had a better life in that wilderness.
Alkisah, hiduplah seorang pemuda yatim piatu, bernama Roby dengan kakeknya di tengah hutan belantara.
Mereka dikucilkan oleh warga desa karena penyakit kulit misterius yang diderita oleh sang kakek. Sampai
sekarang, tak ada yang tahu penyebab dan obat dari penyakitnya.

Suatu hari, Roby melihat persediaan makanan mereka sudah habis. Roby pun langsung mengambil busur serta
anak panah yang ia simpan di dalam sebuah peti khusus, lalu pergi ke kamar Sang Kakek dan meminta izin untuk
pergi berburu keluar, dengan lembut sang kakek pun mengizinkannya.
Roby langsung bergegas keluar mencari mangsa. Ia menjelajahi hampir seluruh dari hutan itu, hari sudah semakin
siang, namun tak ada satu pun hewan yang ia temukan. Ketika ia sampai di sebuah danau, ia melihat seekor
kelinci berbulu cantik nan berkilau yang sedang terjepit di berbatuan dekat danau. Roby langsung menolong dan
membawa nya pulang.
Sekembalinya dari danau, ia menuju kamar kakeknya dan menceritakan semua kejadian yang ia alami waktu di
sana. Akhirnya, Sang Kakek yang cukup handal dalam meracik obat, mencoba untuk menyembuhkan luka kelinci
itu. Di saat Sang Kakek tengah mengobati kelinci itu, sinar terang tiba-tiba timbul dan muncul seorang bidadari
berparas cantik sambil berkata,
“Wahai anak muda, terima kasih telah menolongku di danau tadi, terima kasih juga Kakek”.
“T-tidak mungkin, a-apakah engkau kelinci yang tadi?”, tanya Roby dengan nada bergetar,
“Iya, namaku Bidadari Cahayu, aku berasal dari kayangan, siapa namamu?”,
“Aku Roby dan ini kakekku, kakek Jagat”, sambil menunjuk sang kakek.
“Baiklah, karena kalian telah menolongku, aku akan membalasnya, apa yang kalian inginkan?”,
selang beberapa detik, Roby menjawab “Bidadari Cahayu, aku hanya ingin kakekku bisa sembuh dari penyakit
yang dideritanya, itu saja”. Bidadari Cahayu terkesan mendengar permintaan itu, ia pun mencoba untuk
mengabulkan keinginan Roby, segala kemampuan telah ia keluarkan, namun usaha itu sama sekali tidak berhasil.
Roby yang bersedih mendengar hal itu langsung memeluk erat kakeknya sambil menangis. Beberapa saat
kemudian, Bidadari Cahayu teringat akan sesuatu, ia menyuruh Roby untuk memandikan Kakek nya di sebuah
danau yang ada di puncak bukit Kashaya. Awalnya sang Kakek menolak permintaannya itu, namun karena ia
melihat keikhlasan hati dari Roby, ia pun mengiakan permintaan cucunya.
Keesokan harinya, mereka pun berangkat menuju puncak Bukit Kashaya dengan membawa bekal yang diberikan
oleh Bidadari Cahayu. Tak lama kemudian, mereka sampai di puncak Bukit Kashaya, mereka melihat sebuah
danau yang sangat jernih. Sesuai perintah Bidadari Cahayu, Roby pun memandikan Kakeknya dengan penuh
keikhlasan dan kesabaran. Perlahan sang Kakek mulai sembuh dari penyakitnya. Lalu, sinar terang kembali muncul
dan itulah Bidadari Cahayu. Ia menjelaskan bahwa obat dari penyakit sang Kakek adalah kasih sayang, keikhlasan,
dan kesabaran yang ada pada diri Roby. Mendengar perkataan Bidadari Cahayu, sang Kakek pun menangis sambil
memeluk erat cucu kesayangannya itu. Akhir cerita, mereka pulang ke rumah dan menjalani hidup yang lebih baik
di hutan belantara itu.

087755795311

Anda mungkin juga menyukai