Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laksamana Tadashi Maeda lahir di kota Kajiki, prefektur Kagoshima Jepang

pada tanggal 3 Maret 1898 dan wafat pada tanggal 13 Desember 1977. Ayah Tadashi

Maeda merupakan seorang kepala sekolah di Kajiki dan keluarganya merupakan

keturunan kelas samurai. Tadashi Maeda masuk akademik Angkatan Laut Jepang

saat usianya 18 tahun. Di akademik tersebut, Tadashi Maeda mengambil spesialisasi

navigasi, dan pada tahun 1930 Tadashi Maeda telah berpangkat letnan satu dalam

Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Di dalam Angkatan Laut Jepang, Tadashi Maeda

awalnya merupakan staf khusus seksi urusan Eropa selama satu setengah tahun,

sebelum ditugaskan ke Markas Al Ominato pada tahun 1932 dan 1934. Tadashi

Maeda berspesialisasi dalam hal-hal yang terkait dengan Jerman. Istrinya meninggal

selama penugasan Tadashi Maeda, dan sepanjang sisa hidupnya Tadashi Maeda tetap

seorang duda.1

Tadashi Maeda ditunjuk menjadi ajudan Laksamana Muda Sonosuke

Kobayashi, dan menemaninya ke Britania Raya sebagai bagian kontingen perwakilan

Jepang ke koronasi Raja George VI. Pada tahun 1940, Tadashi Maeda ditunjuk

menjadi kedutaan Angkatan Laut untuk Belanda, dan setelah Jerman Nazi menyerbu

Norwegia dan Denmark, Tadashi Maeda memperingatkan pemerintah Belanda

Widhana, Dieqy Hasbi. Laksamana Maeda Dalam Detik-Detik Proklamasi


1

Kemerdekaan Indonesia, 2022. Vol. 12 No. 2, p. 7

1
2

bahwa Jerman akan menyerbu Belanda selanjutnya. Pada bulan Oktober 1940,

Tadashi Maeda ditugaskan ke Indonesia (saat itu masih Hindia Belanda) untuk

menegosiasikan perjanjian dagang dengan pemerintah kolonial, terutama untuk

membeli minyak untuk Jepang. Selain perdagangan, Tadashi Maeda juga ditugaskan

membangun jaringan mata-mata di Indonesia, dengan bantuan warga Jepang sipil

seperti Shigetada Nishijima. Tadashi Maeda dipanggil kembali ke Jepang

pertengahan 1941, dimana ia kembali bekerja di seksi urusan Eropa. Saat Jepang

menyerbu Hindia Belanda, Tadashi Maeda ditugaskan untuk mengatur operasi-

operasi Angkatan Laut di wilayah Irian Jaya. Setelah invasi usai dan pemerintah

kolonial Belanda jatuh, Tadashi Maeda ditugaskan ke Batavia/Jakarta sebagai

penghubung antara Angkatan Laut Jepang dan Angkatan darat ke-16 Jepang.

Sepanjang masa Jepang, Tadashi Maeda mengijinkan kapal selam Jerman Nazi untuk

beroperasi dan transit di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Sesuai diutarakannya

janji Koiso yang menjanjikan kemerdekaan Indonesia oleh perdana menteri Jepang

Kuniaki Koiso.2

Tadashi Maeda membentuk Asrama Indonesia Merdeka pada Bulan Oktober

1944, maksud asrama ini adalah untuk menciptakan pemimpin-pemimpin untuk

negara Indonesia yang merdeka. Setelah Jepang dibom atom Sekutu padatanggal 6

dan 9 Agustus 1945, kekalahan Jepang semakin dekat. Hal ini membangkitkan

semangat pemuda Indonesia untuk segera mencapai kemerdekaan. Pada tanggal 12

2
Ahmad Soebardjo. Lahirnya Republik Indonesia. 1970. Jakarta Times. Jakarta p. 11
3

Agustus 1945, tiga tokoh Indonesia yakni soekarno, Mohammad Hatta, dan

Radjirman Wedyodiningrat dipanggil oleh palima Tertinggi Jepang di Asia

Tenggara, Marsekal Terauchi di markas besarnya di Dalat (sekarang Ho Chi Minh) di

Vietnam. Dalam pertemuan itu, Marsekal Terauchi berjanji akan memberi bangsa

Indonesia kemerdekaan pada tanggal 24 Agustus. Pada tanggal 15 Agustus 1945,

Radio asia Raya mengumumkan kekalahan Jepang. Kaisar Jepang, Hirohito

menyerah kepada Sekutu. Berita ini kemudian tersebar luas di seluruh kalangan

pemuda dan rakyat Indonesia. Mereka ingin pelaksanaan kemerdekaan dilakukan

secepat mungkin. Mereka itulah yang termasuk golongan muda. Tetapi disisi lain,

golongan tua ingin agar kemerdekaan dilaksanakan sesuai janji Jepang agar

menghindari adanya pertumpahan darah. Akhirnya pada tanggal 16 Agustus 1945,

golongan muda seperti Sukarni dan Chaerul Saleh menculik Soekarno dan

Muhammad hatta ke Rengasdengklok dan mendesak mereka segera membacakan

proklamasi. Setelah melalui pembicaraan yang panjang, akhirnya semua setuju

proklamasi dibacakan diluar janji Jepang yakni 25 Agustus 1945. Di hari yang sama,

para pemuda mengantarkan Soekarno dan Mohammad Hatta kembali ke Jakarta

untuk segera merumuskan naskah proklamasi. Namun ketika tiba dari

Rengasdengklok ke Jakarta, hari sudah larut. Pada pukul 22.00, rombongan tiba di

Hotel Des Indes. Mereka akan memesan ruangan untuk dijadikan tempat

merumuskan naskah proklamasi. Sayangnya tempat itu sudah tutup. Para pemuda

tidak kehabisan akal. Mereka lalu menghubungi seorang perwira Angkatan Laut
4

Kekaisaran Jepang yang bersimpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia,

Laksamana Tadashi Maeda.3

Laksamana Tadashi Maeda pun mengizinkan rumahnya, yang beralamat di

Jalan Imam Bonjol no. 1 untuk dijadikan tempat perumusan naskah proklamasi dan

menjamin keamanan selama rapat karena Tadashi Maeda merupakan Kepala

Perwakilan Kaigun (Angkatan Laut Kekaisaran Jepang) sehingga rumahnya

merupakan extraterritorial dan harus dihormati oleh Rikugun (Angkatan Darat

Kekaisaran Jepang/Kempetai) maka rumah Tadashi Maeda dianggap aman. Rumah

Tadashi Maeda tersebut jini berubah menjadi Museum Perumusan Naskah

Proklamasi. Tadashi Maeda adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran

Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Selama pendudukan Indonesia

di bawah Jepang, Tadashi Maeda menjabat sebagai Kepala Penghubung Angkatan

Laut dan Angkatan darat Tentara Kekaisaran Jepang yang memimpin divisi militer di

Indonesia selama masa penjajahan Jepang. Laksamana Muda Tadashi Maeda

memiliki peran yang cukup penting dalam kemerdekaan Indonesia dengan

mempersilahkan kediamannya yang berada di Jl. Imam Bonjol, No 1, Jakarta Pusat

sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi oleh soekarno, Mohammad hatta dan

Achmad Soebardjo, ditambah sang juru ketik Sayuti Melik. Meskipun Tadashi

Maeda adalah bagian dari pasukan pendudukan jepang, Laksamana Tadashi Maeda

diyakini memiliki peran penting dalam membantu gerakan kemerdekaan Indonesia.

3
Mochtar Pabottinggi. Pemberontakan Indonesia di Masa Pendudukan Jepang. (Yayasan
Obor Indonesia, 1988), p. 3
5

Beberapa cacatan sejarah menunjukkan bahwa Laksamana Tadashi Maeda berusaha

memahami keinginan rakyat Indonesia untuk merdeka dan berupaya untuk

memfasilitasi perjuangan kemerdekaan Indonesia.4

Tadashi Maeda diketahui memiliki hubungan baik dengan beberapa tokoh

pergerakan kemerdekaan Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki

Hajar Dewantara. Selain itu, Laksamana Tadashi Maeda juga dikenal sebagai salah

satu pengarang “Dokumen Djawa” yang berisi permintaan kemerdekaan Indonesia

kepada pemerintah Jepang. Dokumen ini memberikan dasar bagi pemerintah Jepang

untuk memberikan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia dan memfasilitasi proses

kemerdekaan Indonesia setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia II. Namun,

peran Laksamana Tadashi Maeda dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia masih

menjadi topik yang kontroversial dan terus diperdebatkan oleh sejarawan. Oleh

karena itu, Skripsi tentang Peranan Laksamana Tadashi Maeda dalam membantu

perjuangan kemerdekaan Indonesia tahun (1942-1945) dapat memberikan kontribusi

yang berharga dalam pengembangan pengetahuan sejarah Indonesia.5

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk

mengkaji “Peranan Laksamana Tadashi Maeda Dalam Membantu Perjuangan

Kemerdekaan Indonesia Tahun (1942-1945)” mengingat Tadashi Maeda

merupakan salah seorang perwira Laksamana Angkatan Laut dan memiliki peranan

4
Syamsul Dwi maarif. Laksamana Maeda Dalam Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia. Tirto.id, 2022
5
Benedict Anderson. Revoloesi Pemoeda Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa
1944-1946. (Majinkiri. Cetakan I, Tangerang Selatan, 2018), p. 30
6

dalam membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia, bersimpati terhadap

kemerdekaan Indonesia, agar masyarakat luas bisa mengetahui tentang hal ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian dan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut,

maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Riwayat Hidup Laksamana Tadashi Maeda?

2. Bagaimana Masuknya Jepang ke Indonesia?

3. Bagaimana Sejarah Rumah Laksamana Tadashi Maeda di Menteng Jakarta?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah terwujudnya deskripsi yang dapat

menjelaskan tentang :

1. Untuk mengetahui Riwayat Hidup Laksamana Tadashi Maeda

2. Untuk mengetahui Masuknya Jepang Jepang ke Indonesia

3. Untuk mengetahui Sejarah Rumah Laksamana Tadashi Maeda di Menteng

Jakarta

D. Tinjauan Pustaka

Proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 merupakan buah dari segala

perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Namun, ada bantuan dari warga negara lain

dalam proses terjadinya proklamasi kemerdekaan Indonesia seperti Laksamana

Tadashi Maeda. Laksamana Tadashi Maeda adalah perwira Angkatan Laut Jepang di

Hindia Belanda, Laksamana Tadashi Maeda pernah menjabat sebagai Kepala


7

Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Tentara Kaisar Jepang (Kaigun

Bukanfu). Kaigun Bukanfu merupakan badan yang berguna untuk menjembatani dan

menjadi koordinator antara Angkatan Darat (Rikugun) yang bertugas di Jawa dan

Angkatan Laut (Kaigun) yang berkuasa di Indonesia bagian Timur supaya tidak

terjadi perseteruan kedua belah pihak.

Sebagai seorang pemimpin militer di wilayah Indonesia, Laksamana Tadashi

Maeda bertanggung jawab atas wilayah Sulawesi dan Maluku. Selama masa tugasnya

di indonesia, Tadashi Maeda dikenal karena memiliki sikap yang cukup baik

terhadap orang Indonesia, terutama terhadap para pejuang kemerdekaan.

Meskipun Tadashi Maeda masih setia pada pemerintahan Jepang, Tadashi

Maeda juga memilih untuk membantu para pejuang kemerdekaan Indonesia dalam

berbagai cara. Tadashi Maeda memberikan bantuan logistik dan persediaan senjata

kepada para pejuang kemerdekaan, dan bahkan membantu menyelundupkan pejuang

Indonesia ke luar negeri untuk mendapatkan pelatihan militer. Meskipun Tadashi

Maeda tidak memihak pada gerakan kemerdekaan Indonesia secara terang-terangan,

kontribusinya dalam membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia cukup signifikan

dan dihargai oleh banyak orang Indonesia. Namun, penting untuk dicatat bahwa

banyak juga orang Indonesia yang masih menyimpan perasaan negatif terhadap

Tadashi Maeda dan tentara Jepang secara umum, karena banyak tindakan kekerasan

dan penindasan yang dilakukan oleh tentara Jepang selama masa pendudukan mereka

di Indonesia. Tadashi Maeda terkenal karena membantu proklamasi kemerdekaan


8

Indonesia pada 17 Agustus dan memberikan dukungan kepada para pemimpin

Nasional Indonesia selama masa perang kemerdekaan. Tadashi Maeda awalnya

dianggap sebagai musuh oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia karena Tadashi

Maeda merupakan seorang perwira jepang yang bertugas di Indonesia. Namun,

ketika Tadashi Maeda melihat penderitaan rakyat Indonesia dan mulai memahami

cita-cita kemerdekaan Indonesia, Tadashi Maeda memutuskan untuk membantu

perjuangan tersebut. Salah satu peran Tadashi Maeda yang paling terkenal adalah

membantu proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Tadashi

Maeda memberikan dukungan logistik dan keamanan kepada para pemimpin

Nasional Indonesia yang berada di gedung Pegangsaan, Jakarta. Tadashi Maeda juga

memberikan senjata kepada para pejuang Indonesia dan mengumpulkan intelegen

yang berguna untuk perjuangan kemerdekaan.

Tadashi Maeda juga dikenal karena membantu perundingan antara Jepang

dan Indonesia tentang masa depan Indonesia setelah kemerdekaan. Tadashi Maeda

membantu membentuk konstitusi Indonesia dan membantu memastikan bahwa

Indonesia akan menjadi negara yang merdeka dan berdaulat. Setelah Indonesia

merdeka, Tadashi Maeda tetap tinggal di Indonesia dan membantu membangun

hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang. Tadashi Maeda juga membantu

membentuk Angkatan Laut Indonesia dan memberikan pelatihan kepada para perwira

Indonesia.

E. Kerangka Pemikiran
9

Jenis penelitian ini adalah kajian pustaka (Library research) yaitu penelitian

yang menggunakan Literature (kepustakaan) sebagai bahan dan penelitian, dan

kajian disajikan secara deskriptif dan analisis, yakni tentang Pemikiran Peranan

Laksamana Tadashi Maeda dalam membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia

tahun (1942-1945). Data-data yang menyangkut pemikiran, metodologi pemikiran

Laksamana Tadashi Maeda ditelusuri dari pemikirannya sendiri sebagai sumber

primer maupun pendapat dari tokoh yang lainnya yang berkaitan dengan

pembahasan. Penelitian ini berusaha mengkaji dan menganalisi seorang tokoh,

berusaha menulusuri ide dan gagasannya melalui karya-karya, peristiwa yang melatar

belakangi lahirnya karya tersebut. Langkah dalam penelitian ini, penulis mencari

bahan berupa buku karangan Laksamana Tadashi Maeda dan rujukan yang berkaitan

dengan pokok permasalahan yang di bahas. Lalu kemudian, penulis memahaminya

dengan pemikiran Laksamana Tadashi Maeda sebagai objek penelitian, namun tidak

hanya menggunakan rujukan berupa buku, penulis juga menggunakan rujukan

lainnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif yaitu

menjelaskan secara mendalam tentang objek permasalahan yang diteliti. Penulis

mencoba menyajikan pemikiran-pemikiran sesuai dengan pemikiran Laksamana

Tadashi Maeda. Kemudian dilakukan telaah mendalam atas karya-karya yang

memuat objek penelitian dengan menggunakan analisis isi, yaitu teknik sistematis

untuk menganalisis isi pesan dan mengolahnya, dalam artian menangkap pesan
10

tersirat dari satu atau bebearapa pernyataan. Selain itu di analisis isi dapat juga

berarti mengkaji bahan dengan tujuan spesifik yang ada dalam benak penulis.

Karena penelitian ini merupakan jenis Libary Research maka pengumpulan

data yang digunakan adalah dengan menulusuri buku-buku atau karya-karya yang

disusun oleh sejarawan. Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan bahan-bahan

dokumen yang ada, yaitu dengan melalui pencarian buku-buku atau karya-karyanya

dan mencatat sumber data yang terkait yang dapat digunakan dalam studi

sebelumnya.6 Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data

primer dan data sekunder, data primer data yang diperoleh dari sumber asli yaitu

subjek penelitian secara langsung pada objek sebagai sumber informasi yang dicari. 7

kemudian data sekunder data yang diperoleh dari sumber tambahan yaitu sumber-

sumber lain yang tidak secara langsung diperoleh oleh penelitian dari objek

penelitiannya.8 Data sekunder ini berupa buku yang berkaitan dengan topik yang

dibahas.

Sebagai fokus utama penelitian ini adalah upaya yang dilakukan Laksamana

Tadashi Maeda dalam membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebelum

pembahasan fokus tersebut, peneliti terlebih dahulu membahas tentang latar belakang

riwayat hidup Laksamana Tadashi Maeda sebagai input terhadap pembahasan ini,

baik menyangkut masalah kelahiran, wafatnya, peranan nya Laksamana Tadashi

Maeda. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, sejarah merupakan disiplin ilmu

6
Metika zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), p.6
7
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2003), p. 12
8
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2003), p. 74
11

yang secara sederhana mempelajari tentang asal-usul dan perkembangan peristiwa

yang terjadi begitu pula dengan sebab- akibatnya. Penelitian ini menggunakan data

kualitatif, yakni data yang di kaji berdasarkan kualitasnya. Data yang diperoleh dari

studi pustaka.

R. Moh. Ali menyimpulkan sejarah diberi tiga pengertian sebagai berikut:

Sejarah yaitu ilmu yang menyelidiki perkembangan-perkembangan mengenai

peristiwa dan kejadian di masa lampau. Sejarah merupakan kejadian dan peristiwa

yang berhubungan dengan manusia, yang menyangkut perubahan nyata di dalam

kehidupan manusia. Dan menurut Sartono Kartodirdjo sejarah adalah gambaran

tentang masa lalu manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun

secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan

penjelasan yang memberikan pengertian pemahaman tentang apa yang telah berlalu.

Sejarah dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai asal-usul (keturunan)

silsilah. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada massa lampau; tambo;

cerita. Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar

terjadi dalam masa lampau; ilmu sejarah.

F. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan didalam penyusunan skripsi ini adalah metode

historis dan bersifat deskriptif analitis. Metode historis adalah proses menguji dan

menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. 9 Dengan

menggunakan metode ini diharapkan dapat membantu untuk mengetahui fakta dan

9
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,, (Bandung: Remaja Rosdakarya), p. 23
12

data sejarah pada masa lampau. Adapun dalam melakukan penelitian ini penulis

menggunakan metode historis yang meliputi 4 tahapan yaitu: Heuristik, Verifikasi,

Interpretasi, Historiografi

1. Tahap Heuristik

Heuristik, yaitu kegiatan atau keterampilan dalam mencari, menemukan dan

mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Adapun dalam pengumpulan data-data dan

sumber yang akan digunakan dalam membuat skripsi ini penulis menggunakan buku-

buku di perpustakaan yang berhubungan dengan judul. Pengumpulan sumber ini

dapat ditempuh melalui beberapa langkah, yaitu observasi, dokumentasi, maupun

kajian literatur. Sumber yang digunakan tidak hanya berasal dari buku melainkan

juga berupa surat kabar, majalah serta artikel-artikel yang diperoleh dari internet.

Sumber-sumber tertulis tersebut ditemukan di Perpustakaan utama UIN Sultan

Maulana Hasanudin Banten, Perpustakaaan Nasional Republik Indonesia, dan

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah. Untuk memperkaya perbendaharaan penulis,

selain itu penulis juga menggunakan berbagai media cetak koleksi pribadi yang

berhubungan dengan tema sebagai sumber, baik sumber primer maupun sekunder.

2. Verifikasi Ilmiah

Verifikasi, yaitu melakukan kritik sumber. Setelah melakukan heuristik atau

pengumpulan sumber-sumber maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah

kritik sumber. Kritik sumber adalah usaha untuk mendapatkan sumber-sumber yang

relevan dangan cerita sejarah yang ingin disusun sesuai dengan judul. Setelah
13

mencari sumber-sumber dari perpustakan atau arsip nasional yang telah disebutkan,

penulis akan melakukan verifikasi.10

3. Tahap Interpretasi

Interpretasi (penafsiran), seringkali disebut juga dengan analisis sejarah.

Tujuannya agar data yang mampu untuk mengungkap permasalahan yang ada,

sehingga diperoleh pemecahannya. Tahapan penafsiran makna sebuah karyan seni

meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang

dikedepankan. Penafsiran ini bersifat sangat terbuka, dipengaruhi sudut pandang dan

wawasan seseorang.

4. Tahap Historiografi

Historiografi adalah penulisan sejarah, Historiografi adalah tahap yang

terakhir dalam melakukan penelitian ini. Setelah melakukan tahap heuristik,

verifikasi dan interpretasi, selanjutnya historiografi dengan menulis dalam suatu

urutan yang sistematik yang telah diatur dalam pedoman penelitian. Dalam hal ini

penulis berusaha menyusun peristiwa sejarah menurut urutan peristiwa, berdasarkan

kronologi waktu dan tema-tema tertentu.11

G. Sistematika Penulisan

10
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,, (Bandung: Remaja Rosdakarya), p. 28
11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitafif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), p. 308
14

Dalam sistematika penulisan, penulis membagi ke dalam lima bab, masing-

masing bab terdiri dari beberapa sub-bab yang merupakan penjelasan dari bab

tersebut. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut.

Bab I yang berisi pembahasan mengenai Rumusan Masalah, Manfaat

Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Biografi Laksamana Tadashi Maeda, riwayat hidup Laksamana

Tadashi Maeda, Laksamana Tadashi Maeda sebelum proklamasi kemerdekaan

Indonesia, simpati Laksamana Tadashi Maeda terhadap kemerdekaan Indonesia,

peran Laksamana Tadashi Maeda pada kemerdekaan Indonesia.

Bab III Masa pendudukan Jepang di Indonesia, masuknya Jepang ke

Indonesia, kebijakan pemerintah Jepang kepada bangsa Indonesia, pembentukan

pemerintahan militer di Indonesia oleh Jepang.

Bab IV Rumah Laksamana Tadashi Maeda di Menteng Jakarta, sejarah

rumah Laksamana Tadashi Maeda, deskripsi bangunan rumah Laksamana Tadashi

Maeda.

Bab V (Penutup) Kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan yaitu keputusan

yang diperoleh berdasarkan metode berfikir oleh penulis selanjutnya adalah saran

sebagai bahan acuan bagi perbaikan untuk berbagai hal yang dirasa kurang sempurna

dan menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan.

Anda mungkin juga menyukai