***
C. Imam Masjdilil Haram, Mekkah Gabung Jamaah Tabligh
Imam Besar Masjidil Haram (Syekh Abdurrahman As Sudais ) ketika
mgumumkan di publik bahwa beliau sudah ikut jamaah tabligh tiga hari, 40
hari dan 4 bulan. Beliau mengucapkan alhamdulillah ketika diajak untuk ikut
Khuruj Fii Sabilillah pertama kali bersama teman-teman di jamaah Tabligh.
‘’Saya rasakan betul bahwa ini bukan aliran seperti yg mereka katakan
sesat, bid'ah dan teroris.. justru yg mereka jalani ini sebagaimana Rasulullah
ﷺdan para sahabat ( )رضي هللا عنهjalani,’’ ujar Syekh Sudais..
Karena itu, lanjut Syekh Sudais, untuk saudaraku semua dimanapun
berada, walaupun kalian belum bisa ikut Khuruj karena beberapa problem,
minimal bantu mereka dan jangan sampai mencela mereka karena berkat
mereka اْلَح ْمُد ِهَّلِلdi Eropa banyak gereja sudah menjadi Masjid dan masyarakat
Eropa, Asia dan dimana saja sudah banyk memeluk Islam.
‘’Saya bersumpah, jika mereka dikatakan sesat dan bid'ah terhadap
mereka, wallahi kelak di akhirat saya akan menuntut kalian di hadapan Allah
ﷻdan rosul-Nya’’ tandasnya.
Kisah selingan dengan Syekh Sudais. Satu jamaah di dalam
perjalanan khuruj ke United Kingdom (Inggris) pesawat berhenti (sementara)
di lapangan terbang Moscow, Rusia. Seorang dari jamaah kami diputuskan
untuk mengumandangkan azan dan seorang lagi menjadi imam. Setelah
kami bermusyawarah dan menyempurnakan salat, kami melihat Imam
Masjidil Haram, Sheikh Abdur Rahman as Sudais turut bersama kami di
dalam salat itu.
Syekh tiba-tiba menepuk tangannya di bahu kami dan berkata."Antum
min Jama'ah Dakwah?" (Apakah anda semua daripada jemaah dakwah?')
Kami menjawab, "Alhamdulillah, kami sedang berada di jalan Allah dan kami
berhenti di sini buat sementara waktu (transit ke United Kingdom. Syekh
tersenyum kepada kami dan berdoa kemudian berkata; "Di dalam dunia ini
yang penuh dengan kemungkaran, masih ada jamaah yang membawa
kebaikan seperti kalian semua lakukan."
Setelah memberi merasakan kecintaan kepada jamaah tabligh,
sehingga beliau memberi kartu nama kepada kami dan berkata, "apabila
sewaktu-waktu kamu datang ke Mekah untuk Haji, umrah atau apa saja,
temuilah saya’’.
Beberapa lama setelah peristiwa itu, beberapa orang dari jamaah itu
pergi ke Mekah. Mereka hendak berjumpa dengan Syekh Sudais, tetapi
pengawal pribadinya telah menghadang mereka. Namun, setelah
menunjukkan kartu nama yg diberikan oleh Syekh, mereka mengizinkan
jamaah itu bertemu dengan Syekh. Syekh Abdur Rahman as Sudais
memeluk mereka satu persatu dan mengelu-elukan jamaah itu, dan
memperkenalkan para jamaah itu kepada ulama-ulama besar di sana dan
berkata, "Kami adalah Imam-imam bagi dunia ini dan mereka (jamaah itu)
adalah imam kami. Kami pernah salat di belakang mereka."
Pada suatu malam, Syekh Abdur Rahman Sudais, melihat baginda
Rasulullah ﷺdi dalam mimpinya. Satu jenazah sedang diangkat dan
baginda Rasulullah ﷺsedang menunggu jenazah itu. Syekh Sudais
bertanya jenazah siapakah itu, dan baginda Rasulullah ﷺberkata
kepadanya bahwa jenazah itu adalah jenazah Umar Palampuri al-Hind
(benua India).
Setelah bangun dari tidurnya, Syekh Sudais mencari-cari siapakah
Umar Palampuri dan belakangan mendapat kabar bahwa Umar Palampuri
adalah seorang Maulana besar di dalam barisan Jamaah Tabligh dan baru
saja meninggal dunia. Kemudian, beliau menulis satu surat takziah kepada
putra Maulana Umar Palampuri, yaitu Maulana Yunus, di mana beliau telah
meriwayatkan mimpi beliau itu.
Menerima surat dari Imam Masjid Haram, Syekh Sudais, maka
setelah Maulana Yunus Palampuri membaca surat tersebut kepada saudara-
saudara Arab yang berada di pertemuan di Nizamuddin, Delhi. Salah
seorang saudara Arab yang hadir di pertemuan itu meriwayatkan kisah ini
kepada saudaranya dan menceritakan kembali. Maksud dari tulisan ini
antara lain adalah menyebarkan kisah usaha dakwah dan ternyata lewat
mimpinya Syekh Sudais menjai yakin bahwa Jamaah Tabligh adalah jalan
menuju syurga, sehingga terdengar kabar Syekh As-Sudais pernah
menghadiri Ijtima Tinggi dan pernah khuruj 40 hari ke Afrika.