DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6 XII.MEKA 2
1. Ahmad Aditya
2. Azril Fardan Welemuly
3. Riki Gunawan
4. Sayf Raffit Achmad
5. Susilowati
Sebelum itu, saya mengucapkan Terima Kasih kepada Bapak “Iyus Susanto, S.Pd”,
selaku guru PPKN yang telah membimbing kami selama kegiatan pembelajaran hingga
Pembuatan Makalah ini selesai.
Tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah sebagai alat pembelajara materi kasus –
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara, serta agar siswa mampu
Menyusun materi pembelajaran secara mandiri serta dapat memahami tentang Pemerintahan
Yang ada dan sedang berjalan di Indonesia ini.
Kami juga mengucapkan Terima Kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini sehingga makalah ini dapat terwujud. Saya menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna khususnya bagi Saya dan pada umumnya
bagi para pembaca yang berminat.
Penyusun
DAFTAR ISI
Hak warga negara adalah segala sesuatu yang harus didapatkan atau diterima
secara penuh bertanggung jawab oleh masing-masing warga negara. Bahkan, tak hanya
hak sebagai warga negara, setiap manusia pada dasarnya telah memiliki hak sebagai
individu, seperti hak asasi. Negara menjamin hak asasi setiap warga negaranya. Hal ini
tertuang dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
2. Pengertian Kewajiban
Kewajiban warga negara adalah segala sesuatu yang wajib dilakukan dengan
penuh tanggung jawab oleh warga negara kepada negara. Contoh kewajiban warga
negara adalah menaati sistem hukum dan perundang-undangan yang berlaku di negara
tersebut. Jika kewajiban warga negara terpenuhi, maka akan tercipta keharmonisan
dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Sebaliknya, jika kewajiban tidak
dilaksanakan maka bisa merugikan diri sendiri karena terkena sanksi dan merugikan
orang lain karena melanggar hak mereka.
Substansi kewajiban dan hak asasi manusia dalam Pancasila dibagi menjadi tiga
kelompok berdasarkan nilai-nilainya, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
1. Nilai Dasar
Nilai dasar adalah cita-cita atau tujuan yang bersifat universal atau menyeluruh.
Nilai-nilai dasar dari Pancasila tersebut meliputi nilai Ketuhanan yang Maha Esa, Nilai
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Nilai Kerakyatan yang
Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan dan Nilai
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental berarti, nilai-nilai turunan dari nilai dasar yang dituangkan
dalam berbagai ketentuan konstitusional, baik dalam UUD NRI Tahun 1945, UU,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, maupun Peraturan Daerah.
3. Nilai Praktis
Nilai praksis adalah nilai yang dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Kendati
begitu, nilai praktis dari pancasila selalu berubah-ubah seiring dengan perkembangan
zaman dan juga perkembangan dari nilai-nilai instrumental yang menjadi dasarnya.
Perubahan-perubahan ini tidak akan pernah memengaruhi fakta bahwa nilai praktis
merupakan perwujudan sikap dari nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila.
Terdapat beberapa contoh dari nilai praksis, yaitu: - Sikap menghormati seluruh agama
meski berbeda-beda, sesuai dengan sila pertama pancasila. - Setiap warga Indonesia
mampu memperlakukan orang lain secara adil tanpa pilih kasih ataupun mencurangi
orang lain, sesuai dengan sila kedua Pancasila.
a. Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya masih terjadi
kasus salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak hukum terhadap
para pelanggar hukum dengan dasar kekayaan atau jabatan masih terjadi, dan
sebagainya.
Hal itu merupakan bukti bahwa amanat Pasal 27 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945
yang menyatakan, "Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya", belum sepenuhnya dilaksanakan.
b. Saat ini, tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita masih tinggi,
padahal Pasal 27 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 mengamanatkan bahwa, "Tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan".
b. Melanggar aturan berlalu lintas, misalnya tidak memakai helm, mengemudi, tetapi
tidak mempunyai Surat Izin Mengemudi, tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas,
berkendara, tetapi tidak membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan
sebagainya.
d. Tidak membayar pajak kepada negara, seperti pajak bumi dan bangunan, pajak
kendaraan bermotor, retribusi parkir, dan sebaganya.
e. Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, misalnya
mangkir dari kegiatan siskamling