Proposal Desa Wisata
Proposal Desa Wisata
DESA SUKAASIH
KECAMATAN SINGAPARNA
KABUPATEN TASIKMALAYA
TAHUN 2023
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA
KECAMATAN SINGAPARNA
DESA SUKAASIH
Jln. Pahlawan K.H.Z.Mustopa No. 18 E-Mail :
desasukaasih01@gmail.com
Kp. Cariwuh Kode Pos 46415
KATA PENGANTAR
LEMBAR PERMOHONAN ditandatangani Kepala Desa dan diketahui oleh Camat
BAB I PENDAHULUAN
2.4. Pembiayaan
PENDAHULUAN
BAB. II
USULAN KEGIATAN
2.1. Bantuan Keuangan
c. Keswadayaan Masyarakat
Pada dasarnya masyarakat pada lokasi kegiatan tersebut dalam
pelaksanakan Bantuan Keuangan Khusu ini telah dipersiapkan
baik berupa tenaga maupun material yang ada di masyarakat.
2.4. Pembiayaan
BAB IV
BAB V
PENUTUP
Kepala Desa S u k a a s i h
TOTAL 100.000.000
Disetujui Oleh :
Kepala Desa Sukaasih
-
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN
2022 2023
JUMLAH JUMLAH
NO BULAN KETERANGAN NO BULAN KETERANGAN
KUNJUNGAN KUNJUNGAN
Semakin meningkatnya
kebutuhan Masyarakat
dalam menggunakan
sarana kolam renang
untuk rekreasi dan
bersantai-santai adalah
tujuan utama wisata
soeka membangun kolam renang yang berada di daerah yang berada di
tengah ibu kota kabupaten selain itu Desa Wisata Soeka Menanbahkan
fasilitas Penunjang dari mulai penyewaan ban dan area Tempat makan
yang bersih dengan harga terjangkau bagi pengunjung. Dengan
berjalannya waktu pihak pengelola menyesuaikan harga tiket bagi
pengunjungnya, agar berjalan terus menerus tanpa ada masalah. Intinya
dari pihak pengelola juga untung dan bagi masyarakat yang
menggunakannya juga puas dalam pelayanan yang diberikan kolam
renang Soeka.
B. WISATA RAFTING ARUNG JERAM
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemanfaatan dan perlindungan potensi daya tarik
wisata di Desa SUKAASIH, dipandang perlu untuk dilakukan upaya
Pemerintah Nomor 38
Negeri;
MEMUTUSKAN
Pasal 1
11. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan di bidang
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan
Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa;
13. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan
oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis;
14. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat, dan pemerintah
daerah.
15. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata, dan bersifat
multidimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan
negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.
16. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai
berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi
sarana atau tujuan kunjungan wisatawan.
17. Destinasi Wisata adalah tempat tujuan atau daerah tujuan wisata yang dipilih oleh
wisatawan.
18. Desa Wisata adalah wilayah pelestaraian alam lingkungan ekosistim serta simpul budaya
tradisional masyarakat dengan tidak menghambat perkembangan warganya untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui usaha kepariwisataan.
19. Atraksi Wisata adalah seni, budaya, warisan sejarah, tradisi, kekayaan alam, atau hiburan,
yang merupakan daya tarik wisatawan di daerah tujuan wisata.
20. Wisata Edukasi adalah perjalanan atau kegiatan wisata yang dilakukan untuk rekreasi atau
liburan yang di dalamnya terdapat aktivitas edukasi atau pendidikan.
21. Wisata Olahraga adalah kegiatan wisata yang bersifat aktivitas olah raga.
22. Agro Wisata adalah perpaduan antara pariwisata dan pertanian atau perkebunan
dikombinasikan menjadi destinasi wisata yang menarik bagi masyarakat untuk
beraktivitas di lingkungan perkebunan.
23. Wisata Budaya adalah kegiatan wisata sebagai upaya untuk melestarikan dan
menumbuhkan kembali nilai-nilai tradisional, yang dikemas sedemikian rupa sehingga
layak sebagai atraksi wisata.
24. Sapta Pesona adalah kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka menarik minat
wisatawan berkunjung ke suatu daerah atau wilayah di Negara kita. Sapta Pesona terdiri
dari tujuh unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah dan kenangan.
25. Sadar Wisata adalah kesadaran untuk mematangkan serta mengarahkan sikap dan
pengertian masyarakat yang positif terhadap perkembangan kepariwisataan yang
menggambakan suatu keadaan yang diinginkan (ideal) terjadi di tengah-tengah
masyarakat melalui penerapan unsur-unsur Sapta Pesona.
26. Pemanfaatan adalah segala upaya untuk memanfaatkan serta memberdayakan lingkungan
dan potensi yang ada untuk berbagai kepentingan yang diorientasi untuk kesejahteraan
masyarakat.
27. Pemangku Kepentingan adalah para pihak yang terkait baik langsung maupun tidak
langsung dalam penegmbagan Kepariwiastaan di Desa maupun yang terkena dampak dari
aktifitas wisata pedesaan.
28. Usaha adalah suatu bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap yang terus
menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan, baik yang di selenggarakan oleh
perorangan atau kelompok yang berbadan hukum atau yang tidak berbadan hukum;
29. Jenis usaha yang di maksud dalam hal ini adalah makan jadi, makanan yang di produksi
di tempat usaha, jasa;
30. Kawasan Pengembangan Pariwisata adalah Kawasan dengan luas tertentu yang di bangun
atau di sediakan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pariwisata;
Bagian Kedua
Maksud, Tujuan, Fungsi dan Prinsif Pasal 2
(1) Maksud pengaturan Desa Wisata adalah memberikan dasar hukum dan pedoman bagi
penyelenggaraan Desa Wisata.
(2) Tujuan pengembangan Desa Wisata, yaitu :
BAB II
PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN KAWASAN WISATA
Pasal 4
(1) Usaha Wisata yang di kelola oleh BUMDes Gemata SUKAASIH meliputi :
c. Kolam Renang;
f. Wisata Agro;
g. Home Stay;
h. Out Bound;
i. Dan usaha usaha lain dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Kepala
Desa.
a. Wisata Alam;
b. Wisata Budaya;
c. Wisata Edukasi;
(3) Setiap warga masyarakat dan atau badan usaha yang akan mengembangkan dan
membangun usaha wisata dan atau atraksi wisata wajib menjaga nilai-nilai Sapta
Pesona dan nilai-nilai kearifan lokal;
(4) Penetapan bentuk dan tata bangunan serta lokasi usaha wisata terlebih dahulu
wajib mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Desa;
(5) Dalam rangka menjaga dan mempertahankan kawasan/ area persawahan dan
perkebunan, maka luasan yang diperbolehkan untuk pendirian bangunan usaha
wisata/ atraksi wisata semi permanen maksimal seluas 10 % (sepuluh persen)
dari luas seluruh lahan yang dimiliki atau yang disewa;
Pasal 6
(1) Pembangunan dan Pengembangan Usaha Wisata dan atau Atraksi Wisata
seb
agaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) dan (4) bertujuan untuk:
a. Sebagai Daya tarik untuk pengunjung atau wisatawan yang datang ke
Desa Wisata SUKAASIH;
b. Membuka Lapangan kerja untuk masyarakat Desa Wisata SUKAASIH;
Pasal 7
a. Usaha Wisata dan atau atraksi Wisata di bangun dan di Kembangkan Oleh
Pemerintah Desa melalui penyertaan Modal kepada Badan Umum Milik Desa
(BUMDesa) SUKAASIH;
b. Usaha Wisata dan atau atraksi Wisata yang bukan milik Desa di lakukan
oleh masyarakat Desa SUKAASIH;
c. Segala bentuk Pembangunan dan pengembangan usaha wisata dan atraksi
wisata harus merujuk pada nilai nilai pembangunan dan pengembangan
Desa Wisata dan Perencanaan Pembangunan Desa Wisata SUKAASIH;
Pasal 8
(1) Pembangunan dan pengembangan usaha Wisata dan atau Atraksi Wisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 didasarkan atas prinsip:
f. Tidak merusak atau mencemari ekosistem yang ada serta merubah kearifan
Lokal dan adat istiadat Desa Wisata SUKAASIH
BAB IV
PENGELOLAAN
Pasal 9
(1) Pengelolaan Usaha Wisata dan atau Atraksi Wisata yang di dirikan di atas Tanah
Kas Desa yang anggarannya bersumber dari APBDesa, APBD kabupaten
Tasikmalaya, APBD Provinsi dan APBN di laksanakan oleh BUMDesa
SUKAASIH;
(2) Pengelolaan layanan ketertiban Parkir Wisata (parkir kendaraan pengunjung) dan
Tiket/Retribusi di laksanakan oleh BUMDes SUKAASIH;
(3) Besaran Nilai Tiket Masuk/ Retribusi dan Pengelolaan Parkir Wisata di tetapkan
Melalui Peraturan Kepala Desa;
(4) Pengelolaan Atraksi Wisata dan atau Usaha Wisata yang didirikan di atas tanah
masyarakat yang anggarannya bersumber dari Masyarakat, di laksanakan oleh
Masyarakat atau pemilik Usaha;
BAB V
KEWAJIBAN PENGELOLA USAHA WISATA DAN ATAU ATRAKSI WISATA
Pasal 10
(1) Mentaati Peraturan yang telah di tetapkan Oleh Pemerintahan desa;
(2) Hasil usaha unit usaha desa merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil
transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain,
serta penyusutan atas barang-barang inventaris dalam 1 (satu) tahun buku;
(3) Pembagian usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dikelola melalui
sistem akuntansi sederhana;
(4) Besaran hasil usaha unit usaha wisata desa untuk pendapatan asli desa selanjutnya
diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga BUM Desa yang
ditetapkan dengan keputusan kepala desa;
(5) Pengelolaan usaha wisata yang di lakukan oleh masyarakat desa SUKAASIH
berkewajiban untuk memberikan kontribusi sebesar 10 persen dari pendapatan
bersih untuk pembangunan Desa;
(6) Semua Pengelola Usaha wisata dan atau atraksi wisata wajib memasang harga
Paket/voucher yang di tawarkan ke Pengunjung atau Wisatawan ;
(7) Pengaturan standar harga Paket/Voucher sebagai mana di maksud pada pasal 10
ayat (4) harus di koordinasikan kepada Pemerintah Desa dan atau
penanggungjawab unit usaha desa wisata dibawah naungan BUMDes Gemeta
SUKAASIH;
(10) Bagi pengelola Usaha Wisata wajib menyediakan tempat sampah bagi wisatawan
dan usahanya sendiri
(11) Khusus untuk pengelola usaha (kamar mandi, toilet) di sekitar pesawahan di kelola
oleh BUMDes.
(12) Yang menyangkut kewajiban lain untuk kegiatan usaha wisata dan atau atraksi
wisata di luar ketentuan ini di laksanakan sesuai dengan perundang undangan
yang berlaku.
BAB VI
(4) Dilarang memutar musik atau bunyi bunyian terlalu keras yang dapat
menggangu kenyamanan pengunjung dan lingkungan sekitar ;
(5) Pengelola usaha dilarang menetapkan harga barang dan jasa di luar kewajaran;
(6) Pengelola usaha tidak diperkenankan untuk membuka lahan parkir di
sepanjang jalan menuju desa wisata, maupun di lokasi desa wisata;
(7) Dilarang mendirikan bangunan atau usaha di atas fasilitas umum desa meliputi
saluran irigasi, bibir jalan, dan lain lain;
(9) Dilarang memanfaatkan air bersih dan air irigasi sawah untuk kepentingan usaha
tanpa berkoordinasi dengan Pemerintahan Desa;
(10) Dilarang melanggar norma agama, sosial, budaya, adat istiadat setempat dan
hukum yang berlaku di Indonesia.
BAB VIII
SANKSI/ TEGURAN
Pasal 13
Sanksi diberikan bagi pengelola usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 melalui :
(2) Hal hal ini yang belum di atur dalam Peraturan desa ini sepanjang mengenai
pelaksanaanya di atur melalui Keputusan kepala Desa.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di Sukaasih
pada tanggal, 04 Maret 2022
LAMPIRAN
Keputusan Kepala Desa Sukaasih
Nomor :10 Tahun 2022
Tanggal : 04 Maret 2022
TASIKMALAYA
KEDUDUKANDALAM PANITIA
NO NAMA