Anda di halaman 1dari 95

Machine Translated by Google

DESAIN TATA LETAK TOKO MENGGUNAKAN ALGORITMA BLOCPLAN UNTUK MENGURANGI

KEGIATAN TRANSPORTASI LIMBAH PADA PRODUK BIOFERTILIZER

PT. CENTRA BIOTECH INDONESIA KLATEN JAWA TENGAH

TESIS SARJANA

Dikirim ke Program Internasional

Jurusan Teknik Industri

Persyaratan untuk derajat

Sarjana Teknik Industri


Universitas Islam Indonesia

Disusun oleh:

Krisna Mu'tashim Azhar (17522217)

PROGRAM INTERNASIONAL

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2021

1
Machine Translated by Google

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

2
Machine Translated by Google

PERSETUJUAN TESIS DARI PEMBIMBING

DESAIN TATA LETAK TOKO MENGGUNAKAN ALGORITMA BLOCPLAN UNTUK MENGURANGI SAMPAH
KEGIATAN TRANSPORTASI PRODUK BIOFERTILIZER

(CASE STUDY: PT. CENTRA BIOTECH INDONESIA)

TESIS SARJANA

Ditulis oleh:

Nama : Krisna Mu'tashim Azhar


Nomor Siswa : 17522043

Yogyakarta, Agustus 2021

Pengawas

(Winda Nur Cahyo, ST, MT, Ph.D.)

3
Machine Translated by Google

4
Machine Translated by Google

HALAMAN DEDIKASI

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Al-hamdu lillahi rabbil 'alamin dan Syukur kehadirat Allah Subÿÿnahu wataÿÿlÿ atas

berkah, cinta, kesempatan, kesehatan, rahmat, yang memberikan inspirasi dan stamina utama bagi penulis

untuk menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Desain Tata Letak Lantai Toko Menggunakan

Algoritma BLOCPLAN untuk mengurangi aktivitas Pengangkutan Limbah pada produk Pupuk Hayati (Case

Studi : PT. Centra Bioteknologi Indonesia”. Salam hormat untuk Nabi kita tercinta Muhammad Salla

-llÿhu ÿalayhÿ wa-ÿÿlihÿ wa-sallam, yang telah mengantarkan umat manusia ke dunia yang penuh ilmu pengetahuan sebagaimana

itu hari ini.

Laporan ini saya persembahkan untuk keluarga penulis dan seluruh pembaca khususnya Industri

Mahasiswa Jurusan Teknik sebagai salah satu koleksi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah dengan tulus memberikan dukungannya

dan motivasi dalam penyelesaian laporan magang ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas segala nikmat-Nya dan Nabi Muhammad SAW atas nikmat-Nya

bimbingan dengan cara yang benar.

2. The author’s beloved father, Mohmmad Bekti Hendrianto, Se., M, Sc, mother, Zahara

Febriyanti, S.T., M.M, sister, dr. Afifah Khoiru Nisa, Aisha Sophie Nabiha, Zafira Cheysa

Azzahra, dan keluarga lainnya yang telah mendoakan dan memberikan semangat serta moral juga

dukungan material selama proses penyelesaian laporan.

3. Winda Nur Cahyo, ST, MT, Ph.D. sebagai dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan

ilmu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

4. Prof.Dr.Ir. Hari Purnomo, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri.

5. Dr. Taufiq Immawan, ST, MM selaku Ketua Departemen Program Sarjana

Industrial Engineering Faculty of Industrial Technology Universitas Islam Indonesia.

5
Machine Translated by Google

6.Ir. Ira Promasanti Rachmadewi, M.Eng. selaku sekretaris Program Sarjana

Jurusan Teknik Industri – Program Internasional Universitas Islam

Indonesia.

7. Ibu Devy, pengurus IP yang dengan sabar membantu para mahasiswa IP khususnya penulis.

8. Mr. Luhur Sediyoadi, drh. as Head of Director PT Centra Biotech Indonesia who has been

diizinkan untuk melakukan Penelitian tentang analisis tata letak.

9. Mr. Sigit Budianto as Operational Manager of Production Department at PT. Centra

Biotech Indonesia yang telah membantu selama melakukan penelitian ini.

10. Bapak Adam Sediyoadi Putra, S. Ant adalah pembimbing saya yang selalu membimbing penulis selama ini

penelitian.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyelesaian ini

penelitian yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan yang mereka lakukan dengan rahmat

dan tambahan bimbingan agar mereka dapat menerima kebaikan untuk kita semua. Penulis menyadari hal itu

Laporan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan serta kelemahan, oleh karena itu bersifat membangun

kritik dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Penulis mengharapkan laporan ini

Ini akan membawa manfaat bagi semua orang yang membaca ini.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta, Agustus 2021

Krisna Mu'tashim Azhar

6
Machine Translated by Google

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”

(QS Al-Insyrah [94]: 5-6)

“Sesungguhnya Kami jadikan apa saja yang ada di bumi sebagai hiasannya, agar Kami dapat

cobalah mereka (untuk mengetahui) manakah di antara mereka yang paling baik amalnya.”

(QS. Al-Kahfi [18]: 7)

“Sedekah (Shadaqah) akan menutup 70 pintu keburukan.”

(HR.Thabrani).

7
Machine Translated by Google

ABSTRAK

PT. Centra Biotech Indonesia adalah perusahaan nasional yang memproduksi dan memasarkan ramah lingkungan

produk bioteknologi ramah lingkungan dengan bahan dasar mikroba khusus sebagai komposisi utamanya.

PT. Centra Biotech Indonesia menyediakan berbagai produk bioteknologi di bidang pertanian, peternakan,

perikanan, dan sebagainya, untuk mendukung kesehatan dan produktivitas. Saat ini, tata letak Fasilitas di PT. Pusat

Biotech Indonesia belum menggunakan aturan khusus dalam penempatan peralatan dan mesin yang digunakan

untuk proses produksi dan tidak memperhatikan alur proses produksi. Ini

mengakibatkan terbatasnya ruang bagi pekerja, serta pengulangan aktivitas yang mengakibatkan terbuangnya waktu,

proses produksi yang tidak efisien sehingga menurunkan produktivitas. Perencanaan tata letak fasilitas

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah BLOCPLAN. BLOCPLAN adalah program yang dikembangkan untuk tata letak fasilitas

desain menggunakan algoritma hybrid yang menggabungkan algoritma konstruktif dan algoritma perbaikan.

Fungsi tujuan BLOCPLAN adalah meminimalkan jarak antar fasilitas atau memaksimalkannya

hubungan yang erat antar masing-masing workstation. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat

menyimpulkan bahwa kegiatan Limbah yang berdampak langsung terhadap aliran material handling adalah pada

Kategori Sampah Transportasi yaitu jarak antar stasiun kerja. Tata letak yang diusulkan

dapat mengurangi jarak antar stasiun kerja sebesar 32% dan jarak Traveling Distance sebesar

Penanganan Material sebesar 27%. Hal ini menunjukkan bahwa tata letak proposal dapat diterapkan di PT.

Centra Biotech Indonesia karena dapat mengurangi 32% Limbah Transportasi yang dibutuhkan

transfer Material handling dan jarak untuk setiap workstation.

Kata Kunci: Tata Letak Fasilitas, BLOCPLAN, Jarak Perjalanan, Limbah Transportasi.

8
Machine Translated by Google

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN................................................ ........................................ 2

PERSETUJUAN TESIS DARI PEMBIMBING ............................................. ........................................ 3

PERSETUJUAN TESIS PANITIA PEMERIKSAAN .....Error! Bookmark tidak ditentukan.4

HALAMAN DEDIKASI ................................................ ................................................. .................. 5

MOTTO ................................................. ................................................. ........................................ 7

ABSTRAK................................................. ................................................. ................................ 8

DAFTAR ISI............................................... ................................................. ................. 9

DAFTAR GAMBAR.................................................. ................................................. ............... 11

LAMPIRAN................................................. ................................................. ................................ 12

DAFTAR TABEL............................................... ................................................. ........................ 13

BAB I................................................. ................................................. ................................ 14

1.1. Latar belakang ................................................. ................................................. ................. 14

1.2. Formulasi masalah................................................ ................................................. .... 17

1.4. Objek penelitian................................................ ................................................. ....... 17

1.5. Manfaat Penelitian................................................. ................................................. ......... 17

BAB II................................................. ................................................. ................................... 19

2.1. Studi Induktif ................................................. ................................................. ............ 19

2.2. Jenis produksi ................................................. ................................................. ............ 21

2.3. Pemetaan Aliran Nilai............................................ ................................................. ..22

2.3. Konsep Dasar Lean Manufacturing................................................ ...................... 24

2.4. Sembilan Limbah ................................................. ................................................. ............... 2524

9
Machine Translated by Google

2.5. Tata Letak Fasilitas ................................................. ................................................. ......... 2625

BAB III ................................................. ................................................. ........................... 36

3.1. Objek Penelitian ................................................. ................................................. ........ 36

3.2. Tipe data ................................................ ................................................. ............... 36

3.3. Pengumpulan data................................................ ................................................. ............ 36

BAB IV ................................................. ................................................. ................................ 42

4.1. Pengumpulan data................................................ ................................................. ............ 42

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan .................................................. ........................................ 43

4.1.3. Produk Pemasaran ................................................. ................................................. .... 43

4.1.4. Location of PT. Centra Biotech Indonesia ................................................................. 44

4.2. Pengolahan data................................................ ................................................. ............ 67

4.2.1. Pemetaan Aliran Nilai................................................ ................................................ 67

4.2.3. Bagan Hubungan Aktivitas................................................ ................................. 70

BAB V ................................................. ................................................. ........................ 7978

5.1 Analisis Pemetaan Arus Nilai dan Aktivitas Pemborosan.................................. ... 7978

5.2 Analisis desain tata letak BLOCPLAN ............................................ ................................ 7978

5.3 Analisis usulan tata letak fasilitas................................................ ................................... 8079

5.4 Analisis jarak tata letak ................................................ ................................................... 8180

BAB VI................................................. ... ............................................... ............................. 8281

LAMPIRAN................................................. ................................................. ................................ 8786

10
Machine Translated by Google

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Permintaan produk ................................................ ................................................. ........ 15

Gambar 2.2 Jarak Euclidean .................................................. ................................................. ..... 30

Gambar 2.3 Jarak Lurus.................................................. ................................................. 3130

Gambar 2.4 Jarak Lorong.................................................. ................................................. ......... 3231

Gambar 2.5 Perangkat lunak antarmuka BLOCPLAN ............................................. ................................... 33

Gambar 3.6 Diagram Alir Penelitian ............................................. ................................................. ..... 41

Gambar 4.1 Logo Perusahaan................................................ ................................................. ............ 43

Gambar 4.2 Letak Geografis PT. Centra Biotech Indonesia................................................ 45

Gambar 4.3 Gedung Perusahaan................................................ ................................................. ..... 45

Gambar 4.4 Struktur Organisasi ................................................ ................................................... 46

Gambar 4.5 Contoh Produk Perusahaan................................................ ........................................ 49

Gambar 4.6 Alur Proses Serbuk ................................................ ................................................. ... 52

Gambar 4.7 Diagram prioritas produk bubuk............................................ ................................ 54

Gambar 4.8 Aliran proses cair................................................ ................................................. ..... 55

Gambar 4.9 Diagram Preseden Pupuk Cair................................................ ................................ 57

Gambar 4.10 Tata Letak Awal ................................................ ................................................. ............ 60

Gambar 4.11 Hasil Bagan Hubungan Aktivitas................................................ ................................... 70

Gambar 4.12 Input BLOCPLAN Workstation................................................. ................................. 72

Gambar 4.13 Input ARC menggunakan BLOCPLAN................................................ ............................... 73

Gambar 4.14 Menyesuaikan tata letak yang diusulkan................................................ ................................................... 73

Gambar 4.15 Usulan iterasi tata letak................................................ ............................................ 74

Gambar 4.16 Analisa tata letak nomor-15................................................ ................................................... 74

Gambar 4.17 Usulan Tata Letak................................................ ................................................. ... 7675

Gambar 5.1 Analisis ARC menggunakan BLOCPLAN................................................ ................................ 8079

11
Machine Translated by Google

LAMPIRAN

Lampiran 1................................................ ................................................. ................................ 8786

Lampiran 2................................................. ................................................. ................................ 8887

Lampiran 3................................................ ................................................. ................................ 8887

Lampiran 4................................................ ................................................. ................................ 8988

Lampiran 5................................................. ................................................. ................................ 9089

Lampiran 6................................................. ................................................. ................................ 9190

Lampiran 7................................................ ................................................. ................................ 9291

Lampiran 8................................................. ................................................. ................................ 9392

Lampiran 9................................................. ................................................. ................................ 9493

Lampiran 10 tata letak yang diusulkan AutoCAD 2021............................................ ................................ 9594

12
Machine Translated by Google

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan VSM dan WRM ................................................ ................................................... 23

Tabel 2.2 Peringkat Kedekatan ARC................................................ ................................................. 3433

Tabel 2.3 Alasan di balik peringkat Kedekatan ........................................ ................................ 3534

Tabel 4.1 Jenis Produk................................................ ................................................. ................. 47

Tabel 4.2 Kategori Produk................................................ ................................................. .......... 50

Tabel 4.3 Analisa Produk Pupuk Cair.................................. ............................... 50

Tabel 4.4 Analisa Produk Pupuk Serbuk................................................ ................................. 51

Tabel 4.5 Proses produksi bubuk.................................................. ........................................ 5453

Tabel 4.6 Proses produksi cairan ............................................ ................................................... 57


Tabel 4.7 Data Produksi Tahun 2020 ................................................. ........................................ 58

Tabel 4.8 Jumlah Produksi Tahun 2020 ................................................. ............................................ 58

Tabel 4.9 Kegiatan persampahan................................................ ................................................. ............ 59

Tabel 4.10 Kode Stasiun Kerja ................................................ ................................................. ....... 61

Tabel 4.11 Tata Letak Awal Area ............................................. ................................................. ...... 61

Tabel 4.12 Frekuensi Produk Penanganan Material ........................................ ........................ 62

Tabel 4.13 Koordinat Tata Letak Awal................................................. ................................................... 63

Tabel 4.14 Jarak tata letak awal................................................ ................................................. ... 64

Tabel 4.15 Jarak Perjalanan Awal ............................................. ................................................... 65


Tabel 4.16 Pengumpulan data ARC................................................ ................................................. .... 66

Tabel 4.17 Value Stream Mapping Produk Pupuk Cair.................................. ............ 67

Tabel 4.18 Value Stream Mapping Produk Pupuk Serbuk.................................. ............ 68

Tabel 4.19 Tabel Pemetaan Value Stream ............................................ ................................. 68

Tabel 4.20 Limbah Transportasi................................................ ................................................. ..69

Tabel 4.21 Total Peringkat Kedekatan ............................................ ................................................. 71

Tabel 4.22 Koordinat Usulan Tata Letak .................................. ................................ 7776

Tabel 4.23 Jarak dan Jarak Perjalanan dari Usulan Tata Letak.................................. ... 7877

Tabel 5.2 Analisis Perbandingan................................................ ................................................. 8180

13
Machine Translated by Google

Perancangan Tata Letak Shopfloor Menggunakan algoritma BLOCPLAN untuk mengurangi Transportasi Limbah

kegiatan pada produk pupuk hayati

(Case study: PT Centra Biotech Indonesia)

BAB I
PERKENALAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan bisnis beberapa tahun terakhir ini sangat pesat, terutama bisnis di bidang

industri manufaktur. Selama lebih dari dua puluh tahun, peran industri manufaktur dalam

Perekonomian Indonesia mengalami peningkatan yang cukup besar (Kurniati, 2010). Di Indonesia, manufaktur

Industri merupakan salah satu sektor andalan penggerak pertumbuhan ekonomi, dalam 10 tahun terakhir pertumbuhannya

industri manufaktur Indonesia berada pada kisaran 2,2-6,1% (Lestari, 2017). Cepat

Perkembangan dunia usaha berdampak pada persaingan usaha yang sangat tajam dan ketat di kedua negara tersebut

pasar domestik dan internasional. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

menuntut perusahaan untuk turut serta mengembangkan usahanya agar mampu bersaing

dengan perusahaan lain. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk menerima perkembangan tersebut karena mereka

menyebabkan meningkatnya persaingan antar perusahaan. Meningkatnya persaingan antar perusahaan bisa

menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di masa sekarang ini

teknologi. Untuk meningkatkan produktivitas, perusahaan harus mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan atau

dikategorikan sebagai kegiatan Pemborosan sehingga waktu yang dibutuhkan dapat lebih optimal. Oleh karena itu, kita harus

mengubah pandangan rantai pasokan tradisional menjadi lebih modern berdasarkan orientasi pelanggan

dengan tujuan jangka panjang yang didukung oleh teknologi yang memadai dan komunikasi yang baik. (Murphy &

Kayu, 2003). Selain itu, value atau nilai tambah pada suatu produk menjadi sangat penting. Sehingga

produk dapat bersaing dengan pesaing lainnya dan harus dilakukan secara efektif dan efisien.

(Virginia, 2013).

PT. Centra Biotech Indonesia merupakan perusahaan nasional yang memproduksi dan memasarkan

produk bioteknologi ramah lingkungan dengan bahan dasar mikroba khusus sebagai bahan pembuatnya

komposisi utama. PT. Centra Biotech Indonesia menyediakan berbagai produk bioteknologi

14
Machine Translated by Google

pertanian, peternakan, perikanan, dan sebagainya, untuk menunjang kesehatan dan produktivitas. Selama

proses perkembangan perusahaan, PT. Centra Biotech Indonesia sedang mengalami permasalahan dalam hal ini

berupa semakin banyaknya permintaan produk sehingga tata letak di PT. Pusat Bioteknologi

Indonesia belum sepenuhnya tertata secara maksimal, dan penempatan fasilitas yang belum masuk

Sesuai dengan hubungan antar aktivitas menyebabkan ketidaknyamanan dan gerakan tidak efektif

untuk berkoordinasi secara langsung. Di bawah ini adalah tabel peningkatan permintaan produk sepanjang tahun 2020 berdasarkan

pada PT. Centra Biotech Indonesia, antara produk pupuk cair dan pupuk bubuk

produk.

Permintaan produk tahun 2020

120.000
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
-

JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGS SEP OKT NOP DES

Produk cair Produk bubuk

Gambar 1.0.1 Permintaan produk

Saat ini, tata letak Fasilitas di PT. Centra Biotech Indonesia belum menggunakan aturan khusus dalam hal ini

penempatan peralatan dan mesin yang digunakan untuk proses produksi dan tidak membayar

memperhatikan alur proses produksi. Hal ini juga mengakibatkan terbatasnya ruang bagi pekerja

sebagai pengulangan kegiatan yang mengakibatkan terbuangnya waktu, tidak efisiennya proses produksi

mengurangi produktivitas. Menurut Susetyo dkk. (2010), sistem material handling yang kurang

sistematis dapat menjadi masalah besar dan mengganggu proses produksi secara keseluruhan. Sebagai hasil dari

perencanaan yang tidak sistematis terhadap tata letak fasilitas produksi, alur proses produksi

terhambat dan terdapat kemungkinan bahaya yang timbul akibat risiko proses produksi.

Bahaya yang timbul dari kegiatan produksi dapat berupa kecelakaan atau gangguan kesehatan

karyawan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yuliantoro dkk. (2014) bahwa semakin kecil

nilai jarak perjalanan yang dihasilkan, semakin dekat jarak tempuh pekerja untuk berpindah ke fasilitas lain,

15
Machine Translated by Google

dan semakin kecil nilai indeks keselamatan maka semakin rendah pula tingkat kecelakaan yang dialami pekerja

melewati zona bahaya.

Selain itu, peneliti menemukan adanya kegiatan yang dikategorikan sebagai Transportasi

Pemborosan yang diakibatkan oleh Material Handling sehingga memakan waktu yang lama untuk melakukan proses produksi

menjadi lebih lambat. Saat ini total jarak antar workstation yang ditemukan peneliti adalah 273,7

meter dan total Jarak Perjalanan yang harus dilakukan perusahaan untuk melaksanakan material tersebut

proses penanganannya adalah 9117,6 meter atau lebih dari 9 kilometer, hal ini dapat dikategorikan sebagai sampah pada

segi transportasi sehingga dapat dilakukan perbaikan dengan merancang tata letak fasilitas.

Oleh karena itu, perancangan fasilitas perlu dilakukan dengan strategi yang tepat agar dapat terwujud

menguntungkan perusahaan. Perancangan ulang tata letak dilakukan dengan mempertimbangkan keterkaitan

dan mengoptimalkan jarak antar area sehingga dapat mengurangi Limbah. Dalam mendesain ulang tata letak

yang memperhatikan hubungan antar area dengan menggunakan metode Activity Relationship.

Dimana metode ini akan membantu mempertimbangkan betapa pentingnya hubungan antar wilayah, aliran sungai

proses produksi, dan optimalisasi penggunaan ruang sehingga dapat tercipta tata letak yang optimal

(Mayers & Stephens, 2005). Fasilitas yang berhubungan langsung dengan produk adalah produksi

lantai. Desain lantai produksi adalah kunci lingkungan produksi yang efisien. Itu

Efisiensi suatu proses produksi dapat dicapai dengan desain yang tepat. Beberapa metode bisa dilakukan

digunakan untuk melakukan perencanaan tata letak fasilitas, seperti Perencanaan Tata Letak Sistematis (SLP),

Perencanaan Tata Letak Hubungan Terkomputerisasi (CORELAP), Alokasi Relatif Terkomputerisasi

Fasilitas Teknik (CRAFT), BLOCPLAN, dan lain-lain. Metode perencanaan tata letak fasilitas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah BLOCPLAN. BLOCPLAN adalah program yang dikembangkan untuk desain tata letak fasilitas

menggunakan algoritma hybrid yang menggabungkan algoritma konstruktif dan algoritma perbaikan. Itu

fungsi tujuan BLOCPLAN adalah meminimalkan jarak antar fasilitas atau memaksimalkannya

hubungan yang erat antar masing-masing stasiun kerja.

Konsep Lean Production merupakan konsep perampingan proses produksi dengan membayar lebih

memperhatikan TQC (waktu, kualitas, dan biaya) (Rabbani, 2017). Lean Manufacturing (LM) adalah sebuah

metode produksi yang pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan Jepang Toyota. (Khani, dkk,

2018). Penerapan prinsip dan praktik Lean Manufacturing telah meluas,

16
Machine Translated by Google

bahkan dalam konteks meningkatnya permintaan tenaga kerja saat ini, untuk mencapai tingkat kualitas yang lebih tinggi

dan fleksibilitas dengan biaya lebih rendah (Tortorella, dkk, 2018).

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, maka rumusan masalah yang akan dibuat

yang diterapkan adalah bagaimana mengurangi kegiatan pengangkutan sampah di PT. Centra Biotech Indonesia oleh

merancang tata letak fasilitas pada alur proses produksi produk pupuk hayati.

1.3.Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini perlu adanya keterbatasan penelitian agar penelitian dapat lebih banyak lagi

fokus dan tepat sasaran. Batasan masalah yang diambil untuk penelitian ini adalah:

1. Keterampilan pekerja dan pengawas produksi dianggap sama.

2. Perancangan ulang tata letak fasilitas hanya dilakukan pada lantai produksi

3. Mengabaikan biaya desain ulang tata letak fasilitas produksi

4. Faktor manusia dan lingkungan tidak mempengaruhi kondisi hasil produksi.

5. Tidak terjadi kerusakan pada sistem transportasi.

6. Hasil rancangan Tata Letak Fasilitas tidak dibandingkan dengan metode lainnya.

1.4.Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam hal ini

penelitian adalah:

1. Menganalisis beberapa aktivitas di perusahaan yang termasuk dalam kategori aktivitas Waste dan

menentukan prioritas utama yang harus diperbaiki.

2. Mendesain ulang tata letak fasilitas guna mengurangi aktivitas pemborosan yang terdapat pada perusahaan.

1.5.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menjadikan industri pupuk hayati pada perusahaan tersebut

PT. Centra Biotech Indonesia menerapkan prinsip kaizen atau perbaikan berkelanjutan

dapat meningkatkan produktivitas dalam perusahaan dan dapat menjalankan kegiatan produksi secara maksimal.

17
Machine Translated by Google

1.6. Penulisan penelitian yang sistematis

Agar penelitian ini mudah dipahami dan memenuhi syarat, maka penulisannya dibagi menjadi

beberapa tahap. Tahapan tersebut adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi ulasan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang diangkat.

Landasan teori tersebut secara langsung menunjang pelaksanaan penelitian dan sekaligus menjadi landasan

landasan atau pedoman dalam pembahasan pemecahan masalah yang berkaitan dengan analisis yang dilakukan
riset.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang bahan penelitian, alat, prosedur penelitian, variabel,

dan data yang akan dipelajari serta metode analisis yang digunakan dan diagram alir penelitian.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisi uraian mengenai gambaran umum perusahaan, data-data yang dibutuhkan dalam permasalahan-

pemecahan, dan pengolahan data dari hasil penelitian sesuai dengan metode yang digunakan. Selain itu,

data diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan pengukuran langsung.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian, dan kesesuaian hasil tersebut dengan

tujuan penelitian sehingga menghasilkan suatu rekomendasi.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan atas analisis yang dilakukan, rekomendasi atau saran terhadap hasilnya

dicapai, dan permasalahan yang ditemukan selama penelitian, sehingga dapat diberikan rekomendasi
dipelajari pada penelitian selanjutnya.

18
Machine Translated by Google

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1. Studi Induktif

Tinjauan pustaka ini dimaksudkan untuk mengkaji penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis dan berkaitan sehingga dapat mengambil posisi

penelitian yang dilakukan dapat diketahui. Tinjauan pustaka dari peneliti sebelumnya antara lain:

1. (Evi Febianti, Kulsum, Deby Pradifta, 2020) dalam jurnal penelitian berjudul “Raw Material

Relayout Gudang Menggunakan Metode CORELAP dan CRAFT di PT. XYZ". Penelitian ini

bertujuan untuk memberikan saran perbaikan tata letak pabrik dengan meminimalkan

jarak yang ditempuh. Metode yang digunakan adalah CORELAP (Computerized Relationship Layout

Perencanaan) dan metode CRAFT (Computerized Relative Allocation Facilities Technique).

Metode CORELAP dibuat dengan menempatkan aktivitas-aktivitas yang paling berkaitan berdasarkan yang diinginkan

kedekatan dan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Sedangkan metode CRAFT dibuat dengan cara

bertukar lokasi kegiatan pada tata letak awal untuk menemukan solusi yang lebih baik berdasarkan

peta hubungan aktivitas. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa total jarak tempuh pada

tata letak metode perusahaan adalah 55.072,05 meter, sedangkan total jarak tempuh pada metode perusahaan adalah 55.072,05 meter, sedangkan total jarak tempuh pada

usulan tata letak dengan metode CORELAP adalah 41.067,02 meter dan tata letak

usulan metode CRAFT pada iterasi ketiga adalah 40.583,26 meter.

2. (Ukurta Tarigan, Robby Simbolon, Meilita T Sembiring, Uni Pratama P Tarigan, Nurhayati

Sembirin, Indah R Tarigan, 2019) Melakukan penelitian dengan judul “Redesign dan

Simulasi Tata Letak Fasilitas Produksi Gripper Rubber Seal Menggunakan Corelap

Algoritma, Aldep, dan Flexsim". PT. ABC merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang

pembuatan segel karet. Perusahaan ini mempunyai masalah dengan tata letak produksinya

lantainya yaitu lintas lalu lintas dan jarak di beberapa stasiun juga terlalu jauh

menyebabkan aliran material terganggu. Permasalahan ini dapat diatasi dengan memperbaiki

tata letak lantai produksi dengan menggunakan metode CORELAP dan ALDEP kemudian dilakukan a

simulasi dengan perangkat lunak Flexsim. Penelitian ini bertujuan untuk merancang tata letak usulan

fasilitas yang dapat meminimalkan jarak perpindahan material dengan membandingkan efisiensi

perpindahan momen layout aktual dengan layout usulan. Hasil dari ini

19
Machine Translated by Google

Studi menunjukkan penurunan total momen perpindahan di lantai produksi

PT. ABC dari 14.495,08 meter/bulan menjadi 5930,19 meter/bulan dengan menggunakan CORELAP

algoritma dan 7.369,7 meter/bulan pada algoritma ALDEP. Efisiensi jarak di

tata letak yang diusulkan juga meningkat dari 53,67% menjadi 93,74% pada algoritma CORELAP dan

78,18% pada algoritma ALDEP. Setelah melakukan simulasi untuk mencari metode terbaik, maka

usulan tata letak dipilih yang merupakan tata letak dari algoritma CORELAP dengan

kilometer perjalanan per hari sebesar 1,9 km/hari.

3. (Andi Rahayu Putri, Lely Herlina, Putro Ferro Ferdinant, 2017). Also conducted research

dengan judul “Identifikasi Sampah Menggunakan Waste Assessment Model (WAM) di

Lini Produksi PT. KHI Pipe Industries". PT. KHI Pipe Industries adalah yang terbesar

perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pipa baja las di Indonesia. Berdasarkan laporan

pada pembuatan pipa gas spiral pada periode sebelumnya terdapat beberapa jenis

limbah seperti overproduksi yang berasal dari banyaknya pipa reject sebanyak 57 buah

pipa yang diproduksi sebanyak 885 buah menyebabkan produksi pipa harus ditingkatkan sebesar

57 buah untuk menggantikan produk pipa yang ditolak, hal ini juga menyebabkan adanya waktu tunggu untuk produk tersebut

pipa, proses selanjutnya dapat dilakukan, dari laporan produksi yang sama ditemukan 1290

cacat dari 11 jenis cacat pengelasan y. Identifikasi limbah dilakukan selanjutnya

perintah kerja menggunakan model penilaian pemborosan dan nilai persentase akhir setiap pemborosan

adalah 27% untuk cacat, 18% untuk kelebihan produksi, 14 untuk persediaan, 13 untuk pergerakan, 11% untuk

transportasi, 8% untuk proses dan 8% untuk menunggu. Cacat tersebut merupakan limbah terbesar yang diperoleh

dari perhitungan hasil kuesioner WAM, kemudian dilakukan Value Stream Mapping

Alat (VALSAT) yang digunakan adalah pemetaan filter kualitas. Akar permasalahan dari yang sudah ada

cacat diketahui dengan menggunakan Fault Tree Analysis (FTA), dan dari akar yang ada

permasalahan, saran perbaikan dilakukan dengan menggunakan alat 5W1H, seperti penyediaan pada

pelatihan kerja bagi operator, perawatan mesin secara rutin, penggantian suku cadang secara berkala

suku cadang, penyimpanan yang lebih baik, dan pemilihan material yang lebih baik.

20
Machine Translated by Google

2.2.Jenis produksi
JWM Bertrand (1990) mengklasifikasikan sistem manufaktur berdasarkan jenis produksinya menjadi 4

kategori, yaitu:

A. Buat untuk Persediaan (MTS)

Dalam strategi MTS, persediaan dibuat dalam bentuk produk jadi yang siap pakai

dikemas. Siklusnya dimulai ketika perusahaan menentukan produk, lalu menentukan

kebutuhan bahan baku, dan membuatnya untuk penyimpanan. Konsumen akan memesan produk jika

harga dan spesifikasi produk sesuai dengan kebutuhannya. Operasi adalah

berfokus pada pemenuhan kebutuhan tingkat persediaan dan pesanan yang tidak teridentifikasi dalam

proses produksi. Sistem produksi mengembangkan tingkat persediaan berdasarkan masa depan

pesanan, bukan pesanan saat ini. Dalam strategi ini, risiko persediaan lebih besar. Contoh dari

produk: makanan, minuman, mainan, dan lain-lain.

B. Merakit Sesuai Pesanan (ATO)

Strategi ATO, semua sub-perakitan masuk ke inventaris. Ketika pesanan suatu produk tiba,

perusahaan dapat dengan cepat merakit komponen menjadi produk jadi. Strategi ini digunakan

oleh perusahaan yang memiliki produk modular, yang dapat dirakit menjadi beberapa final

produk. Strategi ini memiliki 'risiko moderat' terhadap investasi inventaris. Operasi lebih banyak

terfokus pada modul atau bagian. Contoh produk: mobil, elektronik, komersial

komputer, restoran cepat saji yang menyediakan beberapa paket sembako, dan lain-lain.

C. Buat Sesuai Pesanan (MTO)

Make-to-order adalah istilah yang mengacu pada perusahaan yang memproduksi pesanan dan disesuaikan

produk dengan spesifikasi pelanggan tertentu tetapi tidak diulang secara teratur atau a

cara yang dapat diprediksi (Hill, 2000). Di sektor MTO, sebagian atau seluruh produksi berlangsung

setelah pesanan pelanggan diterima. Perusahaan MTO memiliki sedikit produk standar dan

permintaan yang sulit diprediksi dan mudah berubah (Waszkowski, 2016). Aktivitas proses dimulai ketika

konsumen menyampaikan spesifikasi produk yang dibutuhkan dan perusahaan akan membantu konsumen

menyiapkan spesifikasi produk, beserta harga dan waktu pengiriman. Contoh produk:

komponen mesin, komputer untuk penelitian, dan lain-lain. Perusahaan berdasarkan pesanan (membuat

to order) mempunyai pola stokastik terhadap kedatangan pesanan dan perubahan kondisi pada pabrik

21
Machine Translated by Google

lantai yang sulit diprediksi. Keadaan ini seringkali menyebabkan jadwal awal yang telah ada

siap untuk tidak mampu mengakomodasi perubahan kondisi ini.

D. Rekayasa Sesuai Pesanan (ETO)

Dalam bisnis EngineerÿTo-Order (ETO), sebuah perusahaan merancang dan memproduksi produk baru

produk berdasarkan kebutuhan pelanggan yang menuntut desain teknik unik atau

penyesuaian signifikan terhadap desain yang telah terbukti. Produk ETO seringkali sangat kompleks,

diproduksi dalam volume rendah, dan dikembangkan melalui kolaborasi erat dengan pelanggan. Satu

contoh untuk produk ETO adalah sistem produksi seperti pabrik pengolahan (Joergensen et al,

2010). Di ETO, tidak ada inventaris. Produk belum dibuat sebelum ada pesanan.

Ketika pesanan tiba, perusahaan akan mengembangkan desain produk seiring dengan waktu dan

biaya yang diperlukan. Jika desain disetujui oleh konsumen, maka akan tercipta produk baru. Ini

strategi tidak memiliki inventaris risiko (risiko nol). Dan cocok untuk produk baru atau unik. Untuk

misalnya Kapal, komputer untuk militer, prototipe mesin baru, dan lain-lain.

Pengoperasian lebih terfokus pada spesifikasi pesanan dari konsumen dibandingkan dengan pesanan

bagian itu sendiri.

2.3.Pemetaan Aliran Nilai


Metode pemetaan Value Stream adalah alat yang berguna untuk menggambarkan proses bisnis secara keseluruhan

sebuah perusahaan (Lee, 2006). Dalam pembuatannya menggunakan 4 kelompok simbol yaitu proses, bahan,

informasi, dan umum yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.

22
Machine Translated by Google

Gambar 2.1 Simbol Pemetaan Aliran Nilai

Value Stream Mapping akan menggambarkan keseluruhan proses bisnis sehingga membantu dalam pembuatannya

perbaikan proses bisnis. Dimana hal ini menjadi kelebihan pada metode ini dibandingkan dengan limbahnya

metode Relationship Matrix (WRM) yang hanya berfokus pada tujuh pemborosan, sedangkan VSM bisa

mengidentifikasi seluruh pemborosan yang terjadi saat dibutuhkan. Model penilaian limbah (WAM), yang

terdiri dari matriks hubungan limbah (WRM) dan kuesioner penilaian limbah (WAQ).

Yang mempunyai kelebihan berupa matriks sederhana dan kuesioner yang mencakup banyak hal

dan mampu berkontribusi mencapai hasil yang akurat dalam mengidentifikasi setiap hubungan dan sebab

terjadinya limbah. (Rawabdeh, 2005). Perbandingan kelebihan dan kekurangannya


dari kedua metode tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.0.1 Perbandingan VSM dan WRM

Informasi Pemetaan Aliran Nilai Matriks Hubungan Sampah


Membantu mengembangkan proses yang Memiliki struktur yang komprehensif dalam
efektif, efisien, dan bebas dari aktivitas limbah. menganalisis aktivitas persampahan
yang paling dominan.

Dapat melihat gambaran seluruh aktivitas


Kekuatan Kesederhanaan matriks dan kuesioner
proses yang sedang berjalan dan lebih mudah
yang komprehensif.
dipahami.

Dapat melihat aktivitas yang terjadi Mampu berkontribusi dalam mengidentifikasi


penimbunan persediaan. akar permasalahan sampah secara akurat.

Ini hanya digunakan untuk memeriksa satu


Tidaklah cukup hanya menggambarkan
Kelemahan produk atau satu grup produk dengan proses
hubungan antara masing-masing sampah.
yang sama di setiap aliran.

23
Machine Translated by Google

Informasi Pemetaan Aliran Nilai Bersifat Matriks Hubungan Sampah


statis dan terlalu menyederhanakan Masih diperlukan suatu alat analisis
masalah yang terjadi di lantai untuk mengurangi sampah tanpa
produksi. memberikan dampak negatif terhadap sampah lainnya.

Tahap pertama dalam pemetaan Value Stream adalah persiapan peta keadaan. Menganalisis

Aliran material dalam keadaannya saat ini akan memberikan gambaran umum dan informasi tentang proses tersebut

dan keadaannya saat ini. Value Stream mengacu pada semua aktivitas (bernilai tambah dan tidak bernilai tambah

kegiatan) yang penting untuk menghasilkan produk tertentu melalui penerapan tiga hal kritis

keterampilan manajemen, yaitu manajemen informasi, pemecahan masalah, dan fisik

transformasi. VSM membantu manajer dalam membedakan aktivitas yang bernilai tambah dari aktivitas yang tidak bernilai tambah.

kegiatan tambahan; juga, hal ini dapat diterapkan sebagai alat strategis untuk pengambilan keputusan yang dapat diterapkan

mendesain ulang proses dan memperbaikinya secara terus menerus (SEED Mojib Zahraee, 2020).

2.3.Konsep Dasar Lean Manufacturing

Lean dapat didefinisikan sebagai pendekatan sistemis untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan atau yang tidak memberikan nilai tambah

kegiatan melalui perbaikan berkelanjutan yang radikal dengan mengendalikan produk (bahan, pekerjaan

proses, output) dan informasi menggunakan sistem tarikan dari pelanggan internal dan eksternal untuk dikejar

keunggulan dan kesempurnaan (Gaspersz, 2011). Lean manufacturing berfokus pada menghilangkan dan

mengurangi pemborosan yang terjadi pada perusahaan yang dilakukan dengan dua cara yaitu penyederhanaan

prosedur dan mempercepat proses produksi. Prinsip utama lean manufacturing adalah

melakukan perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan nilai, aliran nilai, aliran, dan daya tarik bisnis

operasi (Lian, 2007). Menurut Womack dan Jonas (2003) mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan

yang ada dalam proses desain, produksi, dan operasi produk dan layanan, juga

karena manajemen rantai pasok yang berhubungan dengan pelanggan menjadi tujuan atau fokus utama dari lean

konsep manufaktur.

Lean Manufacturing, juga dikenal sebagai Lean Enterprise, Lean Production, atau hanya disebut

"Lean" adalah metodologi praktik produksi yang berfokus pada penggunaan dan pemberdayaan sumber daya

untuk menciptakan nilai bagi pelanggan, melalui menghilangkan pemborosan yang terjadi. Prosesnya agar lebih

terjadi proses yang efektif dan efisien, dengan kualitas output yang lebih baik.

24
Machine Translated by Google

Lean merupakan suatu kegiatan atau upaya perbaikan berkelanjutan dengan tujuan (Gaspersz, 2008):

a) Menghilangkan pemborosan.

b) Meningkatkan nilai tambah produk (barang dan/atau jasa).

c) Dalam rangka memberikan nilai kepada pelanggan (customer value).

2.4.Sembilan Limbah

Pemborosan dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah jika dilihat dari sudut pandang pelanggan

pandangan (Hines & Taylor, 2000). Menurut Gaspersz (2008), ada dua jenis sampah utama,

yakni jenis sampah satu dan sampah jenis dua. Pemborosan tipe satu adalah semua aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah

dalam proses mengubah masukan menjadi keluaran sepanjang Arus Nilai, namun aktivitas ini tidak bisa

dihindari saat ini. Misalnya kegiatan pemeriksaan dan penyortiran merupakan kegiatan yang tidak menambah

nilai dan oleh karena itu disebut sebagai pemborosan, namun kegiatan ini tidak dapat dihindari. Ketik dua limbah

merupakan kegiatan yang tidak menghasilkan nilai tambah dan perlu segera dihilangkan. Untuk

Misalnya, menghasilkan produk cacat atau membuat kesalahan.

Menurut (Gaspersz, 2008) terdapat 9 jenis limbah yang terdapat pada industri yang dikenal dengan sebutan

E-DOWNTIME yaitu:

1. Lingkungan: kesehatan dan keselamatan EHS merupakan jenis limbah yang terjadi akibat kelalaian

dalam memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip-prinsip EHS. Misalnya, udara bertekanan atau

kebocoran air yang sering diabaikan dan berapa lama peralatan dinyalakan.

2. Cacat (Defective Product), merupakan kesalahan yang terjadi pada proses pembuatan produk

masalah kualitas, atau rendahnya kinerja kegiatan pengiriman barang/jasa.

3. Overproduksi, diartikan sebagai kegiatan produksi yang mengakibatkan terlalu banyak atau terlalu cepat

terganggunya arus informasi atau barang, dan kelebihan persediaan.

4. Menunggu adalah masa dimana tidak ada aktivitas yang dilakukan oleh manusia, informasi,

atau barang dalam jangka waktu yang lama sehingga mengakibatkan terganggunya aliran dan berkepanjangannya timbal

waktu.

5. Tidak memanfaatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai merupakan suatu pemborosan manusia

sumber daya yang terjadi karena tidak menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan

karyawan.

25
Machine Translated by Google

6. Transportasi, adalah pemborosan yang diakibatkan oleh perpindahan material, barang, informasi,

dan manusia sehingga menyebabkan pemborosan waktu, tenaga, dan biaya.

7. Persediaan (excess storage), merupakan penyimpanan yang berlebihan dan keterlambatan informasi atau produk,

menyebabkan peningkatan biaya dan rendahnya layanan pelanggan.

8. Gerakan (Unnecessary Movement), gerakan yang tidak diperlukan dapat disebabkan oleh buruknya

organisasi tempat kerja yang berdampak pada rendahnya tingkat ergonomi.

9. Excess Processing, adalah pemborosan yang diakibatkan oleh suatu proses kerja yang menggunakan prosedur dan sistem

yang tidak sesuai dengan kemampuan suatu operasi kerja.

2.5.Tata Letak Fasilitas

Fasilitas adalah sesuatu yang ditanamkan dan dimaksudkan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Secara umum,

perencanaan tata letak fasilitas bertujuan untuk menyederhanakan jalannya kegiatan, meminimalkan perpindahan material,

fleksibilitas, menjaga perputaran barang setengah jadi, meminimalkan penggunaan ruang gedung,

dan memberikan kemudahan, keamanan, dan kenyamanan bagi pekerja dalam menjalankan aktivitas pekerjaannya

(Purnomo, 2004). Menurut Sritomo Wignjosoebroto (2009), tata letak pabrik dapat didefinisikan

sebagai tata cara menyiapkan fasilitas pabrik untuk menunjang proses produksi. Ini

penataannya akan berguna untuk area penempatan mesin-mesin atau penunjang produksi lainnya

fasilitas, pergerakan perpindahan material, penyimpanan material baik sementara maupun permanen,

personel pekerja, dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan perencanaan tata letak fasilitas,

beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Jarak antar fasilitas minimal, sehingga dapat menghemat tenaga, waktu, dan material perpindahan

biaya.

2. Aliran material berjalan dengan baik dan tidak mengganggu proses lain yang sedang berjalan.

3. Pemanfaatan ruang gedung secara efektif dengan memberikan jarak antar mesin yang tidak keduanya

terlalu lebar dan tidak terlalu sempit.

4. Tata letak yang fleksibel sehingga mudah disesuaikan jika terjadi perubahan mengikuti perkembangan

jenis produk, kuantitas, kualitas, tenaga kerja, dan sebagainya.

Perencanaan tata letak fasilitas meliputi penentuan lokasi produksi

perencanaan sistem dan fasilitas yang meliputi perancangan fasilitas, tata letak, dan penanganan

bahan-bahan yang menunjang kegiatan produksi pada suatu perusahaan (Tompkins, et al., 2003). Tata letaknya

26
Machine Translated by Google

merupakan landasan utama dalam dunia industri. Menurut Wignjosoebroto (2003), pabrik

tata letak atau tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas pabrik

mendukung proses produksi.

Ada dua hal utama dalam perencanaan fasilitas, yaitu terkait dengan lokasi pabrik

perencanaan dan desain fasilitas produksi yang meliputi desain struktur pabrik, tata letak fasilitas

desain, dan penanganan material. Lokasi pabrik perlu direncanakan dengan tujuan

memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan industri secara makro. Lokasi

perusahaan merupakan lokasi yang mampu memberikan total biaya yang minimum dan mendatangkan hasil yang maksimal

laba. Sedangkan perancangan fasilitas produksi adalah untuk memenuhi kapasitas dan kualitas produksi

kebutuhan dengan cara yang paling ekonomis melalui pengaturan yang efektif dan efisien dan

koordinasi. Perancangan fasilitas ini terdiri dari perancangan sistem Fasilitas, fasilitas produksi

desain tata letak, dan desain sistem penanganan material.

Menurut Heragu (1997), jenis tata letak fasilitas didasarkan pada sistem aliran material

dibagi menjadi lima, antara lain:

1. Tata Letak Produk

Disebut juga tata letak alur, tata letak jalur produksi, tata letak jalur perakitan, dan tata letak

berdasarkan produk. Pada tata letak jenis tata letak produk, susunan mesin dan

stasiun kerja ditentukan berdasarkan urutan proses produksi. Di dalam

Secara umum, jenis ini diterapkan pada perusahaan manufaktur dengan satu jenis produk atau

beberapa jenis produk dengan jumlah produksi yang tinggi. Kelebihan tipe ini

tata letaknya adalah meminimalkan waktu perpindahan material, waktu pemrosesan, dan kemudahan

perencanaan dan pemantauan. Kelemahan tata letak produk adalah kurangnya fleksibilitas

dalam proses produksi.

2. Tata Letak Proses

Tata letak proses juga dikenal sebagai tata letak berdasarkan proses atau tata letak toko pekerjaan. Jenis ini

tata letak diterapkan pada perusahaan manufaktur dengan produk dan jenis pekerjaan yang bervariasi,

dan jumlah produksi yang rendah. Dalam tata letak proses, persiapan produksi

mesin dikelompokkan menjadi satu departemen sesuai dengan jenis mesin atau

peralatan yang digunakan. Kelebihan tipe ini adalah mendukung fleksibilitas kerja dan

27
Machine Translated by Google

memberikan kesempatan kepada pekerja untuk menjadi ahli di bidangnya. Kelemahan dari

tata letak jenis tata letak proses dapat meningkatkan biaya pemindahan material serta

kompleksitas dalam perencanaan dan pengawasan.

3. Tata Letak Posisi Tetap

Dalam tata letak posisi tetap, produk tidak berpindah dari satu tempat ke tempat lain melainkan

menempati posisi tetap. Proses produksi dan penggunaan mesin menyesuaikan

produk. Pada umumnya tata letak jenis ini digunakan untuk produk yang berukuran besar dan

sulit untuk bergerak. Keuntungan dari tata letak jenis ini adalah minimalisasinya

biaya produksi dan minimalisasi kerusakan produk. Kelemahan dari

tata letak jenis ini adalah biaya pemindahan mesin dan kurangnya pemanfaatan

mesin dan peralatan.

4. Kelompok Tata Letak Berbasis Teknologi

Pada tata letak jenis ini, sistem produksi dibagi menjadi beberapa subsistem, dimana

dalam sistem tersebut terdapat proses produksi untuk menghasilkan berbagai macam jenis part produk.

5. Tata Letak Hibrid

Pada tata letak jenis ini, perusahaan tidak hanya mengadopsi satu jenis tata letak saja, tetapi juga

menggabungkan beberapa jenis tata letak seperti tata letak produk, tata letak posisi tetap, dan

seterusnya, sesuai kebutuhan produksi.

Perancangan tata letak fasilitas dalam suatu proses produksi merupakan kunci utama peningkatan pabrik

produktifitas. Tata letak fasilitas merupakan pengaturan penempatan sekelompok mesin yang paling efektif

di lantai produksi atau area pabrik sehingga dapat menghemat Material Handling sebesar 20%-50%. Desain

dapat digunakan untuk mengurangi biaya penanganan material dan jarak perpindahan material (Susetyo, 2010).

Tujuan perancangan fasilitas secara umum adalah untuk menentukan bagaimana kegiatan dan produksinya

fasilitas dapat diatur sedemikian rupa untuk menunjang tercapainya tujuan utama produksi

secara efektif dan efisien (Wahyudi, 2010). Sebagai berikut:

1. Menyederhanakan proses pembuatan.

Penataan mesin, peralatan dan ruang kerja yang baik menghasilkan kemudahan dalam produksi

proses.

28
Machine Translated by Google

2. Meminimalkan pergerakan barang.

Pengaruh jarak terhadap material handling akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan. Selain itu,

mendekatkan barang akan berdampak pada berkurangnya waktu produksi.

3. Pertahankan fleksibilitas.

Ada kalanya sebuah pabrik menuntut perubahan tata letak karena adanya perubahan

(penambahan/pengurangan fasilitas). Situasi ini menuntut fleksibilitas dalam produksi

proses.

4. Mempertahankan perputaran barang setengah jadi yang tinggi.

Kegiatan penanganan material yang lancar mengurangi penumpukan barang di stasiun kerja. A

total waktu sirkulasi yang kecil akan mengurangi jumlah barang setengah jadi yang dihasilkan

dalam biaya produksi yang lebih rendah.

5. Menurunkan biaya modal.

Penggunaan fasilitas produksi yang tepat akan mengurangi biaya penggunaan fasilitas yang tidak diperlukan

dan menghindari duplikasi peralatan.

6. Menghemat penggunaan ruang pabrik.

Ketelitian dalam tata letak peralatan yang digunakan akan menghemat (efisiensi) ruang yang digunakan.

7. Memudahkan pengawasan.

Tata letak yang baik akan memudahkan dalam hal pengawasan terhadap kegiatan produksi yang dilakukan

keluar.

8. Meningkatkan keamanan produk dan karyawan.

Mesin dan peralatan yang ditempatkan pada tempat yang tepat akan mengurangi terjadinya

kecelakaan kerja dan kerusakan barang.

2.6.Metode Pengukuran Jarak

Menurut James A Tompkins (2003), ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur

jarak dari satu lokasi ke lokasi lain. Metode yang digunakan tergantung pada ketersediaan tenaga yang mumpuni

personel, waktu pengumpulan data, dan jenis sistem transfer material yang digunakan.

1. Jarak Euclidean

29
Machine Translated by Google

Jarak Euclidean adalah jarak yang diukur secara lurus antara pusat suatu fasilitas ke pusatnya
dari fasilitas lain. Jarak Euclidean adalah metrik yang paling sering digunakan untuk menghitung
persamaan dua vektor (Sutoyo, 2010). Rumus Jarak Euclidean adalah akar kuadrat
perbedaan antara 2 vektor. Untuk menentukan jarak Euclidean dari satu fasilitas ke fasilitas lainnya,
gunakan rumus berikut:
/
=[ ( ÿ ) + ( ÿ ) ]
(1)

Gambar 2.0.2 Jarak Euclidean

Di mana = Koordinat titik X pada fasilitas-i


= Koordinat titik Y pada fasilitas-i
= Jarak antara pusat fasilitas i dan j

2. Jarak Lurus

Jarak bujursangkar adalah jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus dari suatu fasilitas
titik pusat ke titik pusat fasilitas lain. Pengukuran jarak bujursangkar sering digunakan
karena mudah dihitung, mudah dipahami, dan untuk beberapa soal lebih cocok, for
Misalnya untuk menentukan jarak antar kota, jarak antar fasilitas tempat material
peralatan transfer hanya bisa bergerak tegak lurus. Rumus yang digunakan dalam mengukur jarak adalah

(Heragu, 2008):

=|ÿ|+|ÿ|
(2)

30
Machine Translated by Google

Gambar 2.0.3 Jarak Lurus

3. Persegi Euclidean
Square Euclidean adalah ukuran jarak dengan mengkuadratkan bobot terbesar suatu jarak
antara dua fasilitas yang berdekatan. Rumus yang digunakan pada persegi Euclidean adalah:
2 2
= [( ÿ ) +(ÿ) ]
(3)

4. Jarak Lorong

Besaran jarak lorong sangat berbeda dengan ukuran jarak lainnya. Jarak lorong
akan mengukur jarak sepanjang jalur yang dilalui kendaraan pengangkut material. Lorong
jarak pertama kali diterapkan pada masalah tata letak proses manufaktur. Pada Gambar 2.13 (a)
ukuran jarak lorong antar departemen K dan M adalah jumlah dari a, b, dan d.
Sedangkan pada Gambar 4 (b) jarak lorong departemen 1 dan departemen 3 merupakan penjumlahan dari a,c,

f, dan h. Jarak Lorong pertama kali diterapkan pada masalah tata letak proses pembuatan.

31
Machine Translated by Google

Gambar 2.0.4 Jarak Lorong

5. Jarak Kedekatan

Adjacency adalah metode kedekatan antar fasilitas atau departemen yang terdapat dalam a

perusahaan. Kelemahan dari pengukuran jarak Adjacency adalah tidak dapat memberikan perbedaan yang nyata

jika terdapat dua pasang fasilitas yang letaknya tidak berdekatan.

2.7.Perhitungan Algoritma BLOCPLAN

BLOCPLAN (Ikhtisar Tata Letak Blok dengan Perencanaan Terkomputerisasi menggunakan Logika

dan Algoritma) adalah sistem desain tata letak fasilitas yang dikembangkan oleh Donaghey dan Pire di

Departemen Teknik Industri, Universitas Houston. Program ini menciptakan dan

mengevaluasi tipe tata letak sesuai dengan data masukan. Jumlah baris dalam BLOCPLAN adalah

ditentukan oleh program dan biasanya terdiri dari dua atau tiga jalur (Purnomo, 2004). Data yang digunakan

pada algoritma BLOCPLAN dapat berupa data kualitatif yang dibentuk menggunakan Activity

Relationship Chart (ARC) atau data kuantitatif berupa aliran produk dan ukuran

area departemen yang akan ditempati oleh tata letak fasilitas. Setelah semua data dimasukkan,

tata letak acak akan dihasilkan hingga tata letak yang lebih baik tercapai. Namun dalam rencana blok,

jumlah iterasi dibatasi maksimal 20 iterasi dan hanya dapat menganalisis a

maksimal 18 tata letak fasilitas.

Menurut Hari Purnomo (2004) langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menjalankannya

Program algoritma BLOCPLAN adalah:

A. Jumlah tata letak fasilitas


B. Nama tata letak fasilitas
C. Luas setiap tata letak fasilitas
D. Bagan Hubungan Aktivitas (ARC)

32
Machine Translated by Google

BLOCPLAN memiliki kemiripan dengan metode CRAFT dalam penataan departemen.

Bedanya pada metode BLOCPLAN dapat menggunakan linkage map sebagai masukan datanya, sedangkan

Metode CRAFT hanya menggunakan diagram dari-ke. Biaya tata letak dapat diukur berdasarkan jarak atau

kedekatan. Perancangan layout menggunakan algoritma BLOCPLAN ditentukan berdasarkan R-score,

Skor kedekatan, dan skor Rel-dist. R-score adalah nilai efisiensi tata letak yang dihasilkan,

Skor Kedekatan merupakan nilai kedekatan suatu fasilitas berdasarkan Hubungan Aktivitas yang telah ditentukan

Charta (ARC), Rel-dist score atau rectilinear distance score adalah total jarak perpindahan material

antara dua fasilitas. Tata letak fasilitas yang diusulkan dipilih berdasarkan R-score terbesar,

kemudian jika terdapat R-score yang sama diikuti dengan pemilihan skor ketetanggaan terbesar, setelahnya

dipilih berdasarkan skor tertinggi, jika masih ada skor ketetanggaan yang sama, maka dilanjutkan

dengan memilih berdasarkan skor Rel-dist terendah (Heragu, 2007).

Gambar 2.0.5 Perangkat lunak antarmuka BLOCPLAN

2.8.Hubungan Bekerja

Hubungan Kerja merupakan hubungan yang terjadi secara tata letak antar departemen dalam suatu pabrik

berupa hubungan kuantitatif dan kualitatif serta mempunyai manfaat untuk menganalisis

kondisi tata letak pabrik saat ini sehingga dapat dilakukan perbaikan tata letak menjadi lebih baik
kondisi.

33
Machine Translated by Google

2.8.1.Bagan Hubungan Aktivitas

Bagan hubungan aktivitas artinya hubungan antar aktivitas pada produksi

dari industri mana pun. Hubungan antar aktivitas mungkin penting, tidak penting, atau semacamnya

waktu yang tidak diinginkan (Singh, 2009). Hubungan tersebut direpresentasikan dengan beberapa peringkat yang disebut

peringkat kedekatan (JA Tomkins, 2010). Untuk menghasilkan bagan hubungan aktivitas, itu

memerlukan identifikasi hubungan antara aktivitas dan sumber daya. Ini

informasi dapat diperoleh dari survei/wawancara. Dalam survei tersebut, para karyawan

industri diminta, untuk mengidentifikasi dari mana atau dari siapa mereka akan menerima pekerjaan mereka dan

tujuan pekerjaannya setelah selesai. Hasil survei ini dikompilasi menjadi

bagan hubungan aktivitas. Peringkat kedekatan ditunjukkan pada Tabel 2.2

Tabel 2.0.2 Peringkat Kedekatan ARC

Peringkat Kedekatan

A Sangat diperlukan
DAN
Sangat penting
SAYA
Penting
Wahai Kedekatan Biasa
Kamu tidak penting
X Tidak diinginkan

Jika departemen mempunyai hubungan A – berarti mutlak diperlukan

ini lebih dekat ke masing-masing di lantai toko, E – Relation artinya, Sangat Penting untuk ditempatkan

ini lebih dekat, jika mungkin, setelah menempatkan departemen hubungan A. Hubungan I dan O menunjukkan

Kedekatan Penting dan Biasa, akan diperhatikan setelah hubungan E. kamu dan x

Hubungan masing-masing menunjukkan hubungan Tidak Penting dan Tidak Diinginkan. Peringkat kedekatan

menyajikan preferensi yang teratur untuk kedekatan. Peringkat yang paling penting adalah peringkat A dan X

peringkat; karenanya tata letak apa pun harus memenuhi kedua peringkat ini. Peringkat E berada di peringkat kedua, dan

sebagian besar, jika tidak semua, peringkat E harus dipenuhi oleh tata letaknya, dan peringkat I berada di peringkat ketiga, dan sebagai

sebanyak mungkin orang harus puas, tanpa mengorbankan peringkat A, E, atau X. Di jalan yang sama,

Peringkat O berada di peringkat keempat dan mereka harus puas setelah peringkat A, E, X, atau I. peringkat kamu

dapat diabaikan saat merancang tata letak. Jadi, A dan X > E > I > O > U, dimana > berarti

“peringkat lebih penting atau lebih tinggi dari”.

34
Machine Translated by Google

Selalu ada alasan di balik kedekatan penilaian antar kegiatan. Itu mungkin

alasan apa pun, seperti aliran material, kontak yang diperlukan, dll. beberapa alasan tersebut ditampilkan

pada Tabel 3 (Monika Sharma, 2015).

Tabel 2.0.3 Alasan di balik peringkat Kedekatan

Kode Alasan
1 Aliran Material
2 Kemudahan pengawasan
3 Pribadi yang umum
4 Hubungi diperlukan
5 Kebisingan dan gangguan
Jenis peralatan
6
serupa

Bagan hubungan dapat dibuat sebagai berikut (Monika Sharma, 2015):

1. Cantumkan semua departemen pada bagan hubungan.

2. Melakukan wawancara atau survei dengan orang-orang dari masing-masing departemen yang terdaftar dalam hubungan tersebut

bagan dan juga dengan manajemen yang bertanggung jawab atas semua departemen.

3. Menetapkan kriteria penetapan hubungan keintiman dan mencatat kriteria tersebut sebagai alasannya

untuk nilai hubungan pada grafik.

4. Menetapkan nilai hubungan dan alasan nilai-nilai tersebut untuk semua pasangan departemen.

5. Memberikan kesempatan kepada setiap orang yang mempunyai masukan terhadap pengembangan bagan hubungan

mengevaluasi dan mendiskusikan perubahan pada bagan.

Gambar 2.1 Contoh Bagan Hubungan Aktivitas

35
Machine Translated by Google

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Centra Biotech Indonesia yang bergerak di bidang

industri pembuatan pupuk hayati. PT. Centra Biotech Indonesia terletak di Desa Pasungan,

Klaten, Jawa Tengah, Indonesia. Objek penelitian ini adalah pengelolaan analisis sampah,

terutama dalam proses produksi dan manajemen tata letak.

3.2.Tipe Data

Dalam penelitian ini ada 2 jenis data yang digunakan, yaitu:

A. Data utama

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari objek yang akan diteliti. Di dalam

Dalam penelitian ini diperoleh data primer berupa aliran produksi pada perusahaan, aktivitas

yang dilakukan pada saat proses produksi, jarak dan luas tata letak pabrik, serta

penilaian hubungan antar departemen di perusahaan PT. Pusat Bioteknologi

Indonesia. Data yang diperoleh berasal dari wawancara kepada karyawan dan observasi langsung

peneliti di lokasi perusahaan.

B. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, seperti data yang diperoleh melalui literatur dan umum

data mengenai internal perusahaan tempat penelitian dilakukan.

3.3.Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah:

A. Wawancara

Dalam penelitian ini dilakukan wawancara dengan ahli dari PT. Centra Bioteknologi Indonesia

untuk mengetahui proses bisnis, aktivitas waste yang ada serta penyebab dan

dampaknya pada proses produksi PT. Centra bioteknologi Indonesia. Selain para ahli,

wawancara juga dilakukan kepada karyawan untuk melengkapi informasi pendukung lainnya.

36
Machine Translated by Google

B. Pengamatan langsung

Dalam penelitian ini observasi langsung dilakukan untuk mengamati jalannya usaha

proses sehingga identifikasi langsung terhadap risiko yang terlibat dapat dilakukan. Bidang
pengumpulan data penelitian meliputi:

1. Jenis Produk dan Data Kategori


2. Data aliran produksi

3. Stasiun Kerja Perusahaan


4. Waktu Proses Produksi

5. Tata Letak Produksi Awal

vs. Ulangan

Dalam penelitian ini dilakukan kuesioner kepada direktur perusahaan PT. Pusat

Biotech Indonesia untuk mengetahui keterkaitan erat antar departemen tata letak di

perusahaan menggunakan Activity Relationship Chart (ARC) untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam menghitung

usulan tata letak fasilitas baru.

D. Studi sastra

Tinjauan Pustaka Studi pustaka adalah metode pengumpulan data berdasarkan sumber kepustakaan

berupa buku, jurnal, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan topik penelitian. Di dalam

Dalam penelitian ini, literatur yang digunakan sebagai sumber penelitian meliputi buku-buku dan jurnal penelitian

Lean manufacturing dan desain fasilitas.

3.5. Metode Pengolahan Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi aktivitas pemborosan dengan merancang tata letak fasilitas perusahaan yang baru

mempertimbangkan tata letak area dan eratnya hubungan antar departemen di perusahaan. Data

pengolahannya dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

3.5.1. Pemetaan Aliran Nilai

Value Stream Mapping (VSM) merupakan salah satu metode pendekatan Lean Manufacturing

yang digunakan untuk menghasilkan aliran proses produksi dan aliran informasi yang ada dari

pemasok kepada pelanggan. Dari keadaan VSM saat ini dapat dilihat keseluruhan kegiatannya
at PT. Centra biotech Indonesia.

37
Machine Translated by Google

3.5.2.Kegiatan pengolahan sampah

Pada tahap ini dilakukan pemilihan kegiatan Limbah yang berhubungan langsung dengan material

alur penanganan dan tata letak fasilitas yang ada di PT. Centra bioteknologi Indonesia.

3.5.3. Bagan Hubungan Aktivitas (ARC)

Hubungan antar masing-masing workstation di PT. Centra Biotech Indonesia dapat digambarkan

melalui Activity Relationship Chart (ARC) yang diperoleh dari hasil langsung

observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti. Setelah mendapatkan ARC, barulah Total

Closeness Rating (TCR) dihitung untuk setiap departemen di perusahaan.

3.5.4. Perhitungan BLOCPLAN


Setelah mendapatkan data area pabrik, data jarak antar departemen dan penilaian

Bagan Hubungan Aktivitas. Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan tata letak fasilitas

proses menggunakan BLOCPLAN (Ikhtisar Tata Letak Blok dengan Perencanaan Terkomputerisasi

menggunakan Logika dan Algoritma) yang mengubah data kualitatif dari ARC menjadi kuantitatif

data untuk menentukan tata letak fasilitas yang diusulkan. Algoritma BLOCPLAN berfungsi dengan

mempertimbangkan luas masing-masing departemen dan juga tingkat kedekatan masing-masing bagian

berdasarkan Activity Relationship Chart (ARC). Dalam algoritma BLOCPLAN, hal itu akan terjadi

menghasilkan perbandingan skor R-score, skor Adjacency, dan skor Rail-dist antara

iterasi tata letak yang diusulkan sehingga nilai terbaik untuk tata letak terbaik dapat dipilih, hal ini akan terjadi

menghasilkan tata letak yang paling optimal bagi PT. Centra bioteknologi Indonesia. BLOCPLAN

algoritma juga menghasilkan analisis singkat tentang Activity Relationship Chart (ARC) di

perusahaan dengan tata letak yang dipilih melalui BLOCPLAN.

Berikut langkah-langkah dalam menggunakan algoritma BLOCPLAN:

1) Buka aplikasi DOSBox 0.74 dan masukkan kode untuk dapat menggunakan

Algoritma BLOCPLAN.

2) Masukkan jumlah dan luas stasiun kerja yang sesuai pada tata letak PT. Pusat

bioteknologi Indonesia.

3) Isilah bagian ARC sesuai dengan data yang telah diperoleh dari wawancara.

4) Pilih rasio tata letak 1:2 yaitu Panjang x Lebar.

5) Menyesuaikan tata letak fasilitas.

38
Machine Translated by Google

6) Isikan sebanyak 20 alternatif layout atau iterasi yang akan dilakukan.

7) Menghasilkan proposal tata letak dengan algoritma BLOCPLAN.

8) Pilih iterasi tata letak terbaik berdasarkan r-score, adjacency score, dan rel-dist

skor.

9) Analisis iterasi tata letak yang dipilih.

3.5.5. Desain tata letak yang diusulkan

Setelah memilih tata letak terbaik berdasarkan R-score, Adjacency score, dan Rail-dist score.

Langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan desain tata letak fasilitas yang diusulkan oleh PT. Pusat Bioteknologi

Indonesia secara visual dengan ukuran yang sesuai. Desain visual dari tata letak yang diusulkan menggunakan

Software AutoCAD 2021 dan bertujuan untuk dapat melakukan analisa lebih lanjut terhadap usulan

layout khususnya mengenai jarak antar workstation yang akan dihasilkan.

3.5.6. Perhitungan jarak tata letak.

Tahap pengolahan data yang terakhir pada penelitian ini adalah menghitung ulang luas pabrik dan luasnya

jarak antar departemen pada tata letak yang diusulkan oleh peneliti, hal ini dilakukan agar

dapat mengetahui perbedaan tata letak fasilitas saat ini dengan tata letak fasilitas baru

yang telah dihitung ulang berdasarkan pertimbangan kegiatan Limbah dan ARC

penilaian yang ditemukan oleh peneliti pada perusahaan PT. Centra Bioteknologi Indonesia.

3.6.Metode Analisis Data

Analisis data awal pada penelitian ini menggunakan Value Stream Mapping untuk memberikan gambaran alirannya

informasi dan keseluruhan aktivitas dalam proses produksi dari bahan mentah hingga jadi

produk di PT. Centra Bioteknologi Indonesia. Selain itu dilakukan analisa lebih lanjut dengan cara menyeleksi

kegiatan yang termasuk dalam kategori Pengangkutan Sampah dan Tunggu Sampah sehingga

perbaikan dapat dilakukan pada desain tata letak fasilitas.

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil penelitian sebagai berikut:

1. Analisis Value Stream Mapping dan Aktivitas Pemborosan

Analisis keseluruhan alur produksi dan aktivitas Limbah di PT. Bioteknologi Centra

Indonesia dapat dilakukan dengan menggunakan Value Stream Mapping (VSM).

2. Analisis desain tata letak BLOCPLAN

39
Machine Translated by Google

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil tata letak yang diusulkan melalui

Algoritma BLOCPLAN. Proses analisis ini mencakup urutan antara tata letak fasilitas,

Nilai R-score, skor Adjacency, dan skor Rail-dist, kesesuaian ARC yang diusulkan

tata letak dan nilai Total Closeness Rating (TCR) yang diperoleh untuk setiap hubungan.

3. Analisis usulan tata letak fasilitas

Proses analisis dilakukan terhadap usulan tata letak fasilitas yang telah divisualisasikan

dijelaskan menggunakan software AutoCAD 2021 sesuai dengan urutan antara

tata letak fasilitas dan ukuran tata letak yang telah diusulkan oleh algoritma BLOCPLAN.

4. Analisis jarak tata letak

Tahap analisis terakhir adalah menganalisis jarak yang dihasilkan antara tata letak awal dan

tata letak yang diusulkan.

40
Machine Translated by Google

4.7.Alur Penelitian

Gambar 3.0.6 Flowchart Penelitian

41
Machine Translated by Google

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini akan menguraikan data observasi dan pengolahan data menurut metode yang digunakan.

Data diperoleh dari wawancara, observasi, dan pengukuran langsung.

4.1. Pengumpulan data


Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, angket, dan langsung

observasi pada perusahaan dalam menjalankan seluruh aktivitas proses produksi Cairan

Pupuk Hayati dan Pupuk Hayati Bubuk. Kegiatan pengumpulan data ini bertujuan untuk

membantu peneliti merumuskan permasalahan yang ada di PT. Centra Biotech Indonesia dan menyediakan

solusi berupa perancangan ulang tata letak fasilitas perusahaan.

4.1.1. Profil Perusahaan


PT. Centra Biotech Indonesia merupakan perusahaan nasional yang memproduksi dan memasarkan

produk bioteknologi ramah lingkungan dengan basis mikroba khusus sebagai

komposisi utama. PT. Centra Biotech Indonesia menyediakan berbagai bioteknologi

produk di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan lain sebagainya, untuk menunjang kesehatan dan

produktifitas. PT. Centra Biotech Indonesia memiliki tiga jenis produk yang terdiri dari

produk pertanian, perikanan, dan peternakan. Di masing-masing jenis produk ini ada

berbagai jenis produk dengan ukuran dan bahan bakteri yang bervariasi.

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 10 Februari 2010 dan mendapat persetujuan dari

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan pendaftaran

number: AHU-20782.AH.01.01. Tahun 2010. PT. Centra Biotech Indonesia, which has

ahli di bidang mikrobiologi dan farmakologi, selalu berkreasi dan berinovasi

menghadirkan produk berkualitas dengan menggabungkan teknologi, ilmu pengetahuan, dan alam pilihan

bahan-bahan untuk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik dan bermanfaat.

Sistem produksi di PT. Centra Biotech Indonesia menggunakan prinsip make-

sesuai pesanan (MTO). Pada sistem make-to-order, perusahaan akan melakukan produksi

proses setelah konsumen mengajukan pesanan. Pemenuhan pesanan tidak menggunakan stok

produk tetapi diproduksi sesuai permintaan.

42
Machine Translated by Google

Gambar 4.0.1 Logo Perusahaan

4.1.2.Visi dan Misi Perusahaan


Penglihatan:

“Mengembangkan produk bioteknologi di bidang peternakan, pertanian, perikanan, dan

pengolahan sampah organik guna memaksimalkan potensi bangsa sebagai sektor pertanian

negara".
Misi:

1. Memproduksi dan memasarkan produk bioteknologi yang ramah lingkungan untuk menunjang

kesehatan peternakan, pertanian, dan perikanan.

2. Menjalin kemitraan secara internal dengan lembaga penelitian, konsultan, dan menjalin

kemitraan secara eksternal dengan peternak, petani skala kecil, menengah, dan besar

perusahaan.

4.1.3.Pemasaran Produk

Perusahaan tidak menjual produk secara langsung kepada pelanggan melainkan melalui distributor/vendor

dan kerjasama dengan pemerintah daerah melalui E-katalog. Produk yang dihasilkan oleh PT

Centra Biotech Indonesia merupakan pupuk hayati cair ukuran 1 liter dan bubuk 250gram. Ini

produknya dipasarkan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Jakarta, dan daerah lainnya.

Secara keseluruhan pemasaran PT. Centra Biotech Indonesia telah menyebar hampir ke seluruh wilayah

Indonesia, starting from the islands of Sumatra, Kalimantan, Java, Bali, NTT, NTB,

Sulawesi dan Papua. Hampir di setiap provinsi terdapat distributor dari PT. Pusat

Bioteknologi Indonesia. Pembagian wilayah pemasarannya dibagi berdasarkan wilayah dan wilayah

kemampuan distributor dalam memasarkan suatu produk. Antar distributor dilarang memasarkan

di luar wilayah mereka. Kalau mereka ingin memasarkan produk ke luar wilayahnya, mereka harus melakukannya

dilisensikan oleh perusahaan. Distributor bebas memanfaatkan harga eceran terendah

43
Machine Translated by Google

disediakan oleh perusahaan, namun perusahaan telah menetapkan harga eceran tertinggi agar harga masuk

pasar bisa tertib.

PT. Centra Biotech Indonesia memiliki tiga jenis produk yang terdiri dari pertanian,

perikanan, dan produk peternakan. Masing-masing mempunyai pasar dan cara pemasarannya masing-masing. Itu

Pasar terbesar bagi produk pertanian adalah pemerintah atau instansi pertanian yang

pembelian produk pertanian untuk kebutuhan pengadaan paket. Selain itu,

Produk pertanian juga dipasarkan melalui distributor ke toko-toko petani di daerah tertentu.

Selain itu, pasar terbesar produk perikanan adalah petambak, khususnya udang

kolam.

4.1.4.Location of PT. Centra Biotech Indonesia

Secara geografis, PT. Centra Biotech Indonesia berlokasi di desa Pasungan kecamatan Ceper

kabupaten, kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah dengan titik koordinat - 7.7025379,

110.663634. Kawasan tersebut ditempati oleh PT. Centra Biotech Indonesia masih berada di wilayah pedesaan

dimana kawasan tersebut masih dikelilingi oleh hamparan persawahan yang luas. Jarak dari kota

dari Klaten kepada PT. Centra Biotech Indonesia memakan waktu kurang lebih 15-20 menit dengan waktu yang cukup

akses mudah. Meski berlokasi di pedesaan, truk kontainer untuk mengangkut

produk tetap dapat mengakses jalan menuju pabrik tanpa kesulitan.

Lokasi perusahaan berada di pinggiran desa sehingga sangat dekat

daerah pemukiman. Karyawan PT. Centra Biotech Indonesia memiliki akses yang mudah

perusahaan. Kalaupun ada kebutuhan pabrik, karyawan yang berada di dekat pabrik pun bisa

dengan mudah memenuhi kebutuhan tersebut. Luas lahan perusahaan sekitar 2000m2 yang terdiri dari

pabrik dan gudang terpisah, kantor dan laboratorium di lokasi yang sama.

44
Machine Translated by Google

Gambar 4.0.2 Letak Geografis PT. Centra Bioteknologi Indonesia

Gambar 4.0.3 Gedung Perusahaan

4.1.5.Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan hubungan antar pekerja dalam suatu organisasi

menyelesaikan tugas suatu perusahaan atau organisasi. Untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan a

pengorganisasian yang baik, dimana terdapat hubungan antara orang-orang yang melakukan kegiatan di dalamnya

suatu organisasi menurut kegiatan dan fungsinya masing-masing.

Struktur organisasi pada PT. Centra Biotech Indonesia terdiri dari

Direktur Utama, Direktur Keuangan, Manajer Operasional, Manajer Litbang, Pemasaran

Manajer, Divisi masing-masing divisi, dan Distributor yang berada di luar perusahaan. Setiap

diantaranya mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing, yang terdiri atas:

45
Machine Translated by Google

1. Direktur Utama : Memimpin perusahaan, menyusun rencana dan strategi bisnis masa depan,

memastikan setiap divisi melakukan tugasnya dengan baik, mengevaluasi perusahaan.

2. Direktur Keuangan : Mengatur perputaran uang di perusahaan, menyusun buku perusahaan,

mengelola masalah uang.

3. Manajer Operasional : Mengelola dan memimpin kegiatan-kegiatan di pabrik atau yang berhubungan dengan pabrik

jalannya produksi seperti menentukan bahan baku, jumlah, dan produksi


metode.

4. Manajer Litbang: Memimpin kegiatan penelitian dan pengembangan produk serta

melakukan pengendalian kualitas terhadap produk yang akan dipasarkan oleh perusahaan.

5. Pemasaran : Mengelola pesanan yang masuk dan mengirimkan barang ke distributor atau konsumen dan
berkoordinasi dengan distributor.

6. Distributor : Menjual produk dan mencari peluang pasar yang ada di lapangan

mulai dari petani, perusahaan swasta, hingga pemerintah.

Gambar 4.0.4 Struktur organisasi

4.1.6.Pekerjaan PT. Centra Bioteknologi Indonesia

PT. Centra Biotech Indonesia memiliki 16 karyawan tetap pabrik ditambah beberapa karyawan tambahan

karyawan yang menyesuaikan berdasarkan pesanan. Jumlah pegawai disesuaikan dengan kebutuhan

perusahaan agar kinerja dapat berjalan efisien. Salah satu keunikannya

46
Machine Translated by Google

komposisi karyawan di PT. Centra Biotech Indonesia adalah eksistensi keluarga dan

kerabat pemilik perusahaan (direktur) di dalamnya. 8 keluarga mengisi komposisi kepegawaian

di perusahaan. Jumlah itu merupakan separuh dari total jumlah pegawai sehingga jumlahnya

karyawan keluarga dan karyawan non keluarga di perusahaan memiliki jumlah yang sama. Itu adalah

cukup banyak karena perbandingan antara karyawan keluarga dan tidak memiliki
sama banyak.

4.1.7.Jenis Produk

PT. Centra Biotech Indonesia merupakan perusahaan nasional yang memproduksi dan memasarkan

produk bioteknologi ramah lingkungan dengan basis mikroba khusus sebagai bahan utamanya

komposisi. PT. Centra Biotech Indonesia menyediakan berbagai produk bioteknologi di

bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan sebagainya, untuk menunjang kesehatan dan produktivitas. Di dalam

Secara umum, perusahaan ini memproduksi pupuk hayati dengan menggunakan bakteri biologis untuk digunakan

pertanian, peternakan, perikanan. Deskripsi produk dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4.0.1 Jenis Produk

TIDAK. tipe produk Deskripsi Produk


Merupakan produk pupuk hayati yang dikemas
1 Pertanian dalam bentuk bubuk maupun cair dan
dikhususkan pada bidang Pertanian.

Merupakan produk pupuk hayati yang dikemas


2 Perikanan dalam bentuk bubuk maupun cair dan
dikhususkan pada bidang sektor Perikanan.

Merupakan produk pupuk hayati yang dikemas


3 Ternak dalam bentuk bubuk maupun cair dan
dikhususkan pada bidang sektor Peternakan.

47
Machine Translated by Google

Beberapa produk perusahaan dijelaskan di bawah ini.

A. TERNAK

1. BioOne-Potry : Probiotik khusus unggas

2. BioOne-Ruminant : Probiotik khusus untuk hewan ruminansia

3. Bioenzim : Enzim untuk meningkatkan kualitas pakan

4. BioVitamin : Kombinasi Probiotik, Vitamin, dan Mineral


5. BioProtektor : Kombinasi Probiotik, Vitamin, dan Selenium
6. Membunuh : Pembunuh lalat untuk peternakan
7. Biolarva : Pengendalian larva lalat sangkar

8. Taburi : Pengurai dan pewangi kotoran ternak

9. Jawara-Medeica : Mengobati penyakit khusus pada burung

10. Jawara-Stamina : Meningkatkan stamina khusus burung

11. Jawara-Breeding : Meningkatkan produksi ternak burung

12. Jawara-Probiotik : Menormalkan pencernaan ternak burung


13. Pakan Jawara : Pakan burung

B.PERTANIAN

1. FloraSatu : Pupuk hayati untuk semua tanaman

2. Floraone-Rhizobium : Pupuk hayati khusus kacang-kacangan


3. FloraOne-Padi : Pupuk hayati khusus tanaman padi

4. FloraOne-Jagung : Pupuk hayati khusus tanaman jagung


5. FloraOne-Bulai : Pupuk hayati khusus jagung bulai
6. FloraOne-Sawit : Pupuk hayati khusus tanaman kelapa sawit
7. FloraOne-Cabe : Pupuk hayati khusus tanaman cabai
8. FloraOne-MST : Pupuk hayati khusus melon, semangka,
timun

9. FloraOne-KTT : Pupuk hayati khusus untuk kentang, tomat, dan

terong
10. FloraOne Biolada : Pupuk hayati khusus tanaman Lada
11. FloraOne-Tricolada : Agen hayati pengendali penyakit tanaman lada

48
Machine Translated by Google

12. FloraOne-Hamalada : Agen hayati untuk mengendalikan hama tanaman lada


13. FloraOne-K : Pupuk hayati + kalium untuk perbaikan

produksi
14. FloraOne-Kalsium : Pupuk hayati + Kalsium untuk memenuhi kalsium dan

produksi
C.PERIKANAN

1. Bioakuatik : Probiotik untuk perairan tambak

2. BioStimulan : Probiotik untuk kesehatan pencernaan ikan/udang

Gambar 4.0.5 Contoh Produk Perusahaan

49
Machine Translated by Google

4.1.8. Kategori Produk

Kategorisasi produk dilakukan dengan mengelompokkan produk berdasarkan jenis cair dan bubuk. Ini

perlu dilakukan karena bahan bakteri diperlukan untuk bekerja pada setiap jenis produk

memiliki proses produksi yang hampir sama, sedangkan variasi produknya terdiri dari Liquid

tipe dalam botol 1 liter dan tipe Powder dalam ukuran 250 gram dan 50 gram. Sehingga dalam penelitian ini,

kategorisasi dilakukan berdasarkan bubuk dan cair.


Tabel 4.0.2 Kategori Produk

No. Kategori Produk Keterangan

Kategori produk pupuk hayati bubuk yang digunakan pada


1 Kategori Bubuk bidang pertanian, peternakan, perikanan dan dikemas dalam
ukuran kemasan 250 gram dan 50 gram.

Kategori Produk Pupuk hayati cair yang digunakan


2 Kategori Cair pada bidang pertanian, peternakan, perikanan dan dikemas
dalam bentuk cair dengan ukuran botol 1 liter.

4.1.9. Analisis Produk

Analisis Produk pada perusahaan PT. Centra Biotech Indonesia memiliki proses produksi

dimulai dari tahap awal hingga tahap terakhir yaitu proses penyiapan media bakteri

hingga pengemasan produk pupuk hayati. Berikut analisa komponen-komponennya

produk pupuk hayati cair dan pupuk hayati bubuk di PT. Pusat Bioteknologi
Indonesia.

Tabel 4.0.3 Analisis Produk Pupuk Cair

DAFTAR BAGIAN
Produk : Produk Pupuk Cair
No Nama Part Jumlah Bahan Botol Plastik 1 Plastik informasi
1 HDPE Beli
Stiker label
2 1 kertas Membeli
produk
3 Bakteri 4 Air 5 bakteri membuat
5 media 1 H2O (Air) Membuat

bakteri 6 kemasan 1 campuran molase Beli dan buat


1 kemasan karton Beli

50
Machine Translated by Google

Dapat dilihat pada tabel analisis Produk, produk pupuk hayati cair ada enam

bahan yang digunakan, dan proses pembuatannya dilakukan pada bahan baku bakteri,

media bakteri, dan air. Dalam bahan pengemas, perusahaan menjalin kerja sama dengan pemasok

menyediakan botol plastik, stiker label, dan kotak kemasan.

Tabel 4.0.4 Analisa Produk Pupuk Bubuk

DAFTAR BAGIAN

Produk: Produk Pupuk Bubuk

TIDAK. Bagian nama Jumlah Bahan informasi

1 Botol-botol plastik 1 Beli Plastik HDPE


2 Stiker label produk 1 kertas Membeli

3 Bakteri 5 bakteri membuat

4 Air 1 H2O (Air) Membuat

5 bubuk 1 Kaolin Membeli

6 media bakteri 1 campuran molase Beli dan buat

7 Pengemasan 1 kemasan karton Beli

Dapat dilihat pada tabel Analisa Produk yang dimiliki oleh produk pupuk hayati cair

tujuh bahan yang digunakan, dan proses pembuatannya dilakukan pada bahan baku bakteri,

media bakteri, dan air. Untuk bahan kemasan, perusahaan bekerja sama dengan pemasok

menyediakan botol plastik, stiker label, bubuk kaolin dan karton kemasan.

51
Machine Translated by Google

4.1.10. Alur Proses Produksi

Tahapan proses produksi yang dilakukan berupa kegiatan pembuatan produk

di PT Centra Biotech Indonesia. Produk yang dihasilkan ada dua jenis, yaitu produk bubuk

dan produk cair. Berikut proses produksi kedua jenis produk tersebut.

A. Produk Pupuk Bubuk

Gambar 4.0.6 Alur Proses Serbuk

Proses produksi produk pupuk bubuk adalah sebagai berikut:

1. Pengeringan

Pengeringan merupakan suatu proses ketika bahan baku utama pupuk berupa bubuk berbentuk bongkahan

tepung terigu tersebut menggunakan mesin pengering yang menggunakan daya tembak agar gumpalan awalnya lembab

menjadi bubuk.

52
Machine Translated by Google

2. Penyemprotan & Pendinginan Bakteri

Proses Penyemprotan dan Pendinginan adalah proses pemberian bakteri dalam bentuk cair dengan cara disemprotkan

pada bahan baku padat yang telah dijadikan bubuk, serta pendinginan menggunakan suhu ruangan

sehingga bakteri dapat meresap ke dalam padatan bubuk dan menurunkan suhu

padatan bubuk dalam proses pengeringan

3. Menghaluskan

Pemurnian adalah proses mereduksi bongkahan padat menjadi bubuk yang lebih halus menggunakan penggilingan tepung

mesin.

4. QC (Kontrol Kualitas)

Quality Control merupakan suatu proses pengecekan hasil proses tertentu sehingga produknya

diproduksi memenuhi standar yang telah ditentukan atau diinginkan.

5. Pengemasan

Pengemasan merupakan proses memasukkan produk jadi pupuk ke dalam gulungan alumunium foil

pengemasan yang sudah mempunyai label dari perusahaan menggunakan mesin pengemas vertikal.

6. Pengepakan

Proses Packing merupakan pengepakan produk pupuk yang sudah dikemas ke dalam

kotak kardus untuk memudahkan proses pendistribusian produk.

Berikut tabel kegiatan dalam proses produksi produk pupuk bubuk.

53
Machine Translated by Google

Tabel 4.0.5 Proses produksi bubuk

TIDAK
Aktivitas Jenis mesin Waktu Siklus Diutamakan

1 Pengolahan media bakteri -


kompor 1.51

2 Proses Kultur Bakteri Proses reservoir kultur bakteri 1.42 1


pencampuran jenis bakteri 2
3 wadah pencampur 5.05

2.49 -
4 Pengeringan media Kaolin mentah mesin pengering
Pencampuran bakteri ke dalam
5 manual oleh karyawan 0,86 4
media
6 kaolin, pengeringan media filter papan 2.49 5
kaolin, penyaringan dan pengering dan penggiling
7 0,98 6
penggilingan media kaolin Mesin
Kemasan produk 250 gram pengisi kemasan
8 3.25 7
mesin
mesin pengisi
9 Kemasan produk 50 gram 2.60 7
kemasan
Pelabelan dan pengecekan
10 mesin pelabelan 2.10 8,9
kualitas

11 kemasan produk ke dalam


manual oleh karyawan 1.31 10
wadah kartun

Berikut ini adalah urutan diagram keutamaan produksi pupuk bubuk

process at PT. Centra Biotech Indonesia.

Gambar 4.0.7 Diagram prioritas produk bubuk

54
Machine Translated by Google

B. Produk Pupuk Cair

Gambar 4.0.8 Aliran proses cair

Proses produksi produk pupuk cair adalah sebagai berikut:


1. Perkembangbiakan Bakteri 1

Pembiakan Bakteri 1 adalah proses budidaya bakteri yang dimulai dari bakteri starter atau
master sheet bakteri dari laboratorium ke ruangan steril khusus selama kurang lebih 1

55
Machine Translated by Google

minggu dengan beberapa wadah yang telah dirancang khusus untuk bakteri awal

pembiakan.

2. Perkembangbiakan Bakteri 2

Perbanyakan bakteri 2 adalah proses budidaya bakteri dengan menggunakan tendon yang terdiri

dari 2 jenis volume reservoir yaitu 1000L dan 5000L. diolah dengan cara fermentasi di

waduk selama kurang lebih 10 hari. Pengolahan dengan menambahkan bahan untuk bakteri

tanaman seperti singkong, air, dan lain-lain.

3. Pencampuran Bakteri

Pada proses Bacterial Mixing ini yaitu mencampurkan beberapa bakteri yang sudah siap dibuat

dipanen atau telah melalui proses sebelumnya dengan sempurna ke dalam 1 reservoir berukuran 5000L.

pencampuran bakteri berdasarkan jenis pupuk yang akan diproduksi sehingga terjadi proses pencampuran

bakteri mengikuti produk pupuk cair yang akan dibuat.

4. QC (Kontrol Kualitas)

Quality Control merupakan suatu proses pengecekan hasil proses tertentu sehingga produknya

diproduksi memenuhi standar yang telah ditentukan atau diinginkan.

5. Mengisi

Proses pengisiannya adalah dengan memasukkan pupuk cair ke dalam botol menggunakan kran yang terhubung

ke pipa Parallon tipe PVC dengan reservoir kapasitas 5000L yang diisi cairan bakteri

yang siap dikemas.

6. Penutupan Botol

Proses Penutupan Botol adalah pemberian seal atau segel yang terbuat dari silikon agar cair

tidak tumpah atau keluar dari botol dan juga disediakannya tutup botol untuk menutupnya

kerusakan yang disebabkan dari luar.

7. Pelabelan

Proses pelabelan adalah pemberian label atau keterangan spesifikasi produk,

tata cara penggunaan, dan logo perusahaan berupa kertas stiker yang ditempel pada botol

tubuh.

56
Machine Translated by Google

8. Pengepakan

Proses Packing merupakan pengepakan produk pupuk yang sudah dikemas ke dalam

kotak kardus untuk memudahkan proses pendistribusian produk.

Berikut tabel kegiatan dalam proses produksi produk pupuk cair.

Tabel 4.0.6 Proses produksi cairan

TIDAK
Aktivitas Jenis mesin Waktu Siklus Diutamakan

1,51 -
1 Pengolahan media bakteri
reservoir kultur
2 Proses Kultur Bakteri 1,42 1
bakteri kompor
3 proses pencampuran reservoir pencampur tipe bakteri 5,05 2

4 Pengisian botol pada wadah pengisian A dan pengisian wadah B 5,18 3

5 Keran pengisian pengisian botol 2,4 4


6 Panduan penyegelan oleh karyawan 7 Panduan penutupan botol oleh 3,1 5
karyawan 8 Panduan proses pemasangan label perekat oleh karyawan 2,4 6
1,95 7, 10
9 Panduan pelabelan dan pemeriksaan kualitas oleh karyawan yang 2,1 8, 11

10 memasang stiker pada kemasan karton -


manual oleh karyawan 1,08

3,3 -
11 Lipat karton manual oleh karyawan
12 Pengepakan produk manual oleh karyawan 3,35 9, 11

Berikut urutan diagram keutamaan dalam proses produksi pupuk bubuk

at PT. Centra Biotech Indonesia.

Gambar 4.0.9 Diagram Keutamaan Pupuk Cair

57
Machine Translated by Google

4.1.11. Permintaan Produksi

PT. Centra Biotech Indonesia dalam menjalankan kegiatannya menggunakan metode Make To Order (MTO)

jenis produksi dimana perusahaan melakukan proses produksi sesuai dengan jumlah

produk yang dipesan oleh pelanggan setiap bulannya, hal ini menjadikan banyaknya produk yang dihasilkan oleh pelanggan tersebut

perusahaan selalu berubah setiap bulannya.

Berikut data jumlah produk yang telah diproduksi oleh PT. Pusat Bioteknologi

Indonesia mulai Januari 2020 hingga Desember 2020.

Tabel 4.0.7 Data Produksi Tahun 2020

Produk
Kategori Produk JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES TOTAL
Jenis
Produk cair 828 515 1371 2503 1536 446 353 503 490 1355 994 107073 117967
Pertanian
Produk bubuk 642 875 49413 48782 25585 2299 2605 2679 74454 65699 25262 5214 303509

Produk cair 377 448 307 102 128 286 215 225 115 142 254 121 2720
Ternak
Produk bubuk 1901 8043 2366 7108 2638 3824 2593 2953 1243 2872 2924 2575 41040

Produk cair 12 708 0 0 0 0 48 60 199 248 1893 292 3460


Perikanan
Produk bubuk 0 25 0 - 50 - - - 2 170 235 101 583

Berikut ini adalah jumlah total produk yang dihasilkan oleh PT. Centra Biotech Indonesia di

Periode 2020, terlihat pada tabel di bawah ini jumlah total produk pada setiap kategori adalah

469.279 unit.

Tabel 4.0.8 Jumlah Produksi Tahun 2020

Kategori Produk Unit Produksi Bubuk Cair

Perikanan 3.460 583 4.043

Pertanian 117.967 303.509 421.476

Ternak 2.720 41.040 43.760

TOTAL 469.279 Satuan

58
Machine Translated by Google

4.1.12. Kegiatan limbah


Pada tahap ini identifikasi pemborosan bertujuan untuk mengetahui pemborosan yang terjadi selama proses berlangsung

proses produksi pupuk hayati di PT. Centra Biotech Indonesia dalam menentukan hal tersebut

limbah akan dikategorikan berdasarkan sembilan limbah menurut (Mostafa, 2015), yaitu cacat,

produksi berlebih, penantian, bakat yang tidak dimanfaatkan, transportasi, gerakan terbuang, pemrosesan ekstra, dan

limbah lingkungan. Identifikasi limbah pada penelitian ini difokuskan pada bagian produksi

proses pembuatan pupuk hayati cair dan pupuk hayati bubuk, yang terbagi menjadi

lima proses inti yaitu penyiapan media, kultur bakteri, pengisian produk, pengecekan kualitas

dan pengemasan.
Tabel 4.0.9 Kegiatan sampah

TIDAK. Jenis Limbah Deskripsi limbah


bakteri yang terkontaminasi
1 Cacat
ada gas di dalam botol dan segelnya rusak

2 -
Produksi berlebihan
persiapan dan pengemasan pengering
3 Menunggu
mengisi reservoir pencampur

4 Proses pelabelan Karyawan Non-Utilized menunggu pesanan tepat per periode

Transfer media kaolin pada mesin milling

5 Angkutan
pemindahan produk jadi ke gudang

Penanganan Material yang Panjang

penyimpanan botol kemasan


6 Kelebihan Persediaan
kelebihan packing kardus
penataan produk di gudang
7 Limbah Gerak
mesin pengisian perawatan berulang

proses penyegaran bakteri


8 Pemrosesan Ekstra
pemeriksaan bakteri secara berkala

pemeliharaan mesin penggilingan


9 Limbah Lingkungan
pelumasan pada mesin pengemas

59
Machine Translated by Google

4.1.13. Tata Letak Produksi

Berikut layout lini produksi pupuk hayati di PT. Pusat Bioteknologi


Indonesia:

Tata Letak Awal

Gambar 4.0.10 Tata Letak Awal

60
Machine Translated by Google

Tabel 4.0.10 Kode Stasiun Kerja

TIDAK. stasiun kerja Kode


1 Laboratorium bakteri A

B
2 Penyimpanan Bahan Baku 3
D
Ruang Memasak
4 Sumber air DAN

5 Ruang Kultur Bakteri G

6 Pencampuran reservoir
H

7 Tempat Pengarsipan
K

8 Penyimpanan Sementara Cairan M


Produk Pupuk
N
Stasiun Penutupan Botol
9 10 R
Stasiun Penyemprotan dan Pengeringan
11 Stasiun Pemurnian S

12 Stasiun Pengepakan Pupuk Bubuk DI DALAM

13 Stasiun Pengepakan X

14 Gudang Bahan Jadi DAN

15 Parkir karyawan 16 1
Kantor 2
17 Toilet dan dapur 3

Proses produksi diawali dengan pengambilan bahan baku bakteri di laboratorium. Lalu

proses dilakukan secara berurutan mulai dari media bakteri, kultur bakteri, pengisian botol, QC,

dan pengemasan. Terakhir, produk jadi disimpan di tempat penyimpanan keluaran.


Tabel 4.0.11 Tata Letak Awal Area

Lebar
No Kode Departemen Panjang Lebar
(m2)

1 A 8.4 4.22 35.45


Laboratorium bakteri
Bahan baku
2 B 3.3 1.5 4.95
Penyimpanan
3 Ruang MemasakD 12,5 6.2 77,50
4 Sumber air DAN 0,3 0.7 0,21
Bakteri
5 G 60 13.5 810.00
Ruang Budaya

6 H 70.7 3.6 254.52


Pencampuran reservoir

61
Machine Translated by Google

Lebar
No Kode Departemen Panjang Lebar
(m2)
7 Tempat Pengarsipan K 2.2 2.5 5.50
Sementara
Penyimpanan dari
8 Cairan M 7.1 5.7 40.47
Pupuk
Produk

9 Penutupan Botol N 2.4 2.4 5.76


Stasiun
Penyemprotan dan
10 R 30.4 4.2 127.68
Stasiun Pengeringan
Pengilangan
11 S 10.6 6.4 67.84
Stasiun
Bubuk
12 Pupuk DI DALAM 4.2 2.32 9.74
Stasiun Pengepakan
13 Tempat Pengepakan X 1.8 2.13 3.83
Selesai
14 Bahan Dan 13.21 3.45 45.57
Gudang

4.1.14. Frekuensi Penanganan Material awal

Selama observasi, peneliti melakukan dua proses kategori produk yang berbeda,

yaitu pupuk bubuk dan pupuk cair.

Berikut tabel frekuensi material handling seluruh proses produksi di PT.


Centra Biotech Indonesia

Tabel 4.0.12 Frekuensi Produk Penanganan Material

TIDAK DARI KE Frekuensi


1 Laboratorium bakteri Ruang Kultur Bakteri 1
2 Ruang Memasak Penyimpanan Bahan Baku 10
3 Ruang Memasak Ruang Kultur Bakteri 1
4 Sumber air Ruang Kultur Bakteri 1
5 Ruang Pencampuran Ruang Kultur Bakteri 1
6 Mencampur reservoir Tempat Pengarsipan 1
Penyimpanan Sementara dari
7 Tempat Pengarsipan 480
Produk Pupuk Cair

62
Machine Translated by Google

Penyimpanan Sementara dari


8 Pupuk Cair Stasiun Penutupan Botol 480
Produk
9 Stasiun Pengepakan Stasiun Penutupan Botol 40
Penyemprotan dan Pengeringan
10 Stasiun Pemurnian 10
Stasiun
Kemasan Pupuk Bubuk 10
11 Stasiun Pemurnian
Stasiun
Pupuk Bubuk
12 Stasiun Pengepakan 10
Stasiun Pengepakan
Bahan Jadi
13 Stasiun Pengepakan 27
Gudang

4.1.15. Penanganan Material Tata Letak Awal

Pada bagian ini akan disajikan data mengenai perhitungan Jarak Perjalanan Produksi pada

tata letak awal fasilitas di area produksi.

Pengukuran jarak bujursangkar yang harus dilakukan adalah menentukan koordinat titik

setiap stasiun kerja. Tabel 4.13 menunjukkan Titik Koordinat Stasiun Kerja.

Tabel 4.0.13 Koordinat Tata Letak Awal

Koordinat
TIDAK stasiun kerja
XY
1 Laboratorium Bakteri 2 69 141
Penyimpanan Bahan Baku 3 70 55
Ruang Memasak 4 52.3 66
Sumber Air 5 Ruang 70,5 102
Kultur Bakteri 6 Tangki Pencampur 56,6 84
Tempat Pengarsipan 7 51.2 89.6
Penyimpanan 50,5 103
Sementara
8 Produk Pupuk Cair Stasiun 55.6 112
Penutupan Botol
9 Stasiun Penyemprotan 60 107
10 dan Pengeringan Stasiun 67,7 68.9
11 Pemurnian Stasiun 52,7 54.8

12 Pengepakan Pupuk Serbuk 64.1 97.3


Stasiun
13 Pengepakan 64.6 Gudang Bahan Jadi 64.5 110
14 121

63
Machine Translated by Google

Setelah diperoleh koordinat pada masing-masing stasiun kerja, maka dilakukan Material Handling pada masing-masing stasiun kerja

dihitung pada tata letak awal yang sesuai, dengan menggunakan rumus bujursangkar, yaitu:

=|ÿ|+|ÿ|

Sebagai contoh perhitungan, koordinat stasiun kerja dari laboratorium

(69;141) ke Ruang Kultur Bakteri (56.6;84) stasiun kerja dapat dihitung dengan menggunakan persamaan bujursangkar

rumusnya, sehingga jarak antara stasiun kerja Laboratorium dengan ruang kultur Bakteri

stasiun kerja adalah 69,4 meter. Hasil perhitungan lengkap untuk seluruh workstation dapat dilihat pada
Tabel 4.14.

Tabel 4.0.14 Jarak tata letak awal

Jarak
TIDAK DARI KE
(Meter)
1 Laboratorium bakteri Ruang Kultur Bakteri 69.4
2 Penyimpanan Bahan Baku Ruang Memasak 6.7
3 Ruang Memasak Ruang Kultur Bakteri 22.3
4 Sumber air Ruang Kultur Bakteri 32.3
5 Ruang Kultur Bakteri Pencampuran reservoir 0,2
6 Mencampur reservoir Tempat Pengarsipan 12.9
Penyimpanan Sementara Cairan 14.2
7 Tempat Pengarsipan
Produk Pupuk
Penyimpanan Sementara dari
8 Stasiun Penutupan Botol 1.1
Produk Pupuk Cair
9 Stasiun Penutupan Botol Stasiun Pengepakan 7.6
10 Stasiun Pemurnian Stasiun Penyemprotan dan Pengeringan 29.1
11 Stasiun Pemurnian Stasiun Pengepakan Pupuk Bubuk 53.9

12 Kemasan Pupuk Bubuk 12.5


Stasiun Pengepakan
Stasiun
13 Stasiun Pengepakan Gudang Bahan Jadi 11.5

64
Machine Translated by Google

Jarak Perjalanan Penanganan Material diukur dengan mengalikan material

frekuensi penanganan. Berikut ini adalah pengukuran Jarak Perjalanan Material

Penanganan pada tata letak awal.


Tabel 4.0.15 Jarak Perjalanan Awal

Bepergian
Jarak
Tidak DARI KE Frekuensi Jarak Bahan
Penanganan
Kultur Bakteri
1 69.4 1
Laboratorium bakteri Ruang 69.4
Bahan baku
2 Ruang Memasak 6.7 10
Penyimpanan 67
Kultur Bakteri
3 Ruang Memasak 22.3 1
Ruang 22.3
Kultur Bakteri
4 Sumber air 32.3 1
Ruang 32.3
Bakteri
5 Pencampuran reservoir 0,2 1
Ruang Budaya 0,2

6 Tempat Pengarsipan 12.9 1


Pencampuran reservoir 12.9
Sementara
7 Tempat Pengarsipan Penyimpanan Cairan 14.2 480
Produk Pupuk 6816
Sementara
Penyimpanan dari
8 Penutupan Botol 1.1 480
Cairan
Stasiun
Pupuk
Produk 528

9 Penutupan Botol 7.6 40


Stasiun Pengepakan
Stasiun 304
Penyemprotan dan
10 Stasiun Pemurnian 29.1 10
Stasiun Pengeringan 291
Pengilangan Pupuk Bubuk
11 53.9 10
Stasiun Stasiun Pengepakan 539
Bubuk
12 Pupuk Stasiun Pengepakan 12.5 10
Stasiun Pengepakan 125
Bahan Jadi
13 Stasiun Pengepakan 11.5 27
Gudang 310.5
TOTAL 9117.6

65
Machine Translated by Google

4.1.16. Bagan Hubungan Aktivitas

Bagan Hubungan Aktivitas merupakan hubungan aktivitas antar setiap bagian yang menggambarkan

pentingnya kedekatan antar kegiatan. Dengan kata lain, Diagram Hubungan Aktivitas (ARC)

merupakan peta yang disusun untuk mengetahui tingkat hubungan antar kegiatan yang terjadi pada setiap daerah

satu sama lain. Diagram ini bertujuan untuk menghubungkan aktivitas secara berpasangan sehingga setiap aktivitas dapat diidentifikasi

tingkat kepentingan hubungan dan dapat membantu untuk menentukan penempatan setiap fasilitas.

Berikut ini adalah diagram Activity Relationship Chart untuk masing-masing fasilitas yang ada di perusahaan. Itu

Hasil ARC berikut ini didapat dari hasil kuisioner yang diisi oleh Bagian Produksi

Manager at PT. Centra Biotech Indonesia.

Tabel 4.0.16 Pengumpulan data ARC

Apa bakteri Botol S& bubuk paket Urusan


Bersama Memasak Waktu
status kerja Bekerja R ria Sedang berjalan Bidang Dia D perbaiki adalah
dari aku

ion
Yang besar
dari
kecut Roo Dan paket
ory dari dari Tertutup Amerika dari Amerika Tinggalkan
ya Ruang Penyimpanan
ini M dari pada dari pada menggunakan

Laboratorium
UXOUUU 0 OOOOO DI DALAM

Dan

Bersama
DI DALAM AWUUUU UUUUU DI DALAM

Penyimpanan

Memasak X A YANG LAIN Mendesah X


Ruang
Air
HAI UE SAYA HAI HAI HAI OOOOO HAI
sumber
Bakteri
DI DALAM TEMAN-TEMAN SAYA DAN HAI DI DALAM OOOOO DI DALAM

Ruang
Percampuran DI DALAM WOOOO HAI DI DALAM OUUO HAI DI DALAM

Pengajuan DI DALAM UOOOO SAYA OOOOO HAI

Sementara 0 WOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO SAYA LUAR BIASA HAI


y Penyimpanan
Botol
HAI UOOOO HAI A UU UU HAI
Penutupan
S&D
DI DALAM UUUUUUU DI DALAM AKU DI DALAM

Stasiun
Pengilangan DI DALAM UUUUUUU UA SAYA DI DALAM DI DALAM

Bubuk
DI DALAM UXUUUUU TEMAN-TEMAN SAYA DAN DI DALAM

Sedang mengemas

Sedang mengemas
DI DALAM UOOOO HAI HAI OUU DAN DAN

Stasiun
Bahan
Gudang DI DALAM UXOUU HAI HAI OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO
Dia

66
Machine Translated by Google

4.2. Pengolahan data

Pengolahan data mendeskripsikan data yang telah diperoleh berdasarkan kegiatan observasi langsung dan

wawancara dengan PT. Centra Bioteknologi Indonesia. Pengolahan data dilakukan setelah semua diperlukan

data telah terpenuhi seperti kegiatan proses produksi, pembobotan pada Activity Relationship Chart

(ARC), dan kondisi tata letak awal.

4.2.1.Pemetaan Aliran Nilai

Tahap pertama dalam pemetaan aliran nilai adalah persiapan peta negara. Menganalisis aliran

materi dalam keadaan saat ini akan memberikan gambaran dan informasi tentang proses yang sedang berlangsung dan

negara. Aliran nilai mengacu pada seluruh aktivitas (aktivitas yang bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah) yang dilakukan

sangat penting untuk menghasilkan produk tertentu melalui penerapan tiga manajemen kritis

keterampilan, yaitu, manajemen informasi, pemecahan masalah, dan transformasi fisik. VSM membantu

para manajer dalam membedakan aktivitas yang bernilai tambah dan aktivitas yang tidak bernilai tambah; juga, itu bisa diterapkan

sebagai alat strategis untuk pengambilan keputusan yang dapat diterapkan untuk mendesain ulang proses dan memperbaikinya

terus menerus (SEED Mojib Zahraee, 2020).

Informasi yang diperoleh pada peta keadaan produksi pupuk hayati adalah Siklus

Waktu, Waktu Tersedia, dan Waktu Atas.

Tabel 4.0.17 Value Stream Mapping Produk Pupuk Cair

67
Machine Translated by Google

Tabel 4.0.18 Value Stream Mapping Produk Pupuk Serbuk

Tabel 4.0.19 Tabel Pemetaan Value Stream

PADA : Waktu operasi

CT : Waktu Siklus

PADA : Waktu yang tersedia

KELUAR
: Waktu Atas

Persediaan Maks : 185.200 satuan

Wadah Air Maks : 575.000 Liter

Gambar diatas menggambarkan kondisi awal proses produksi di PT. Pusat

Bioteknologi Indonesia. Berdasarkan gambar diatas diperoleh informasi yang di produksi

Proses 1 buah produk cair mempunyai Cycle Time sebesar 32,84 detik dan dalam produksi

proses satu produk bubuk memiliki rata-rata Cycle Time sebesar 24,07 detik.

4.2.2.Pengolahan Sampah

Setelah diperoleh seluruh kegiatan yang bersifat Waste pada proses pendataan di PT. Pusat Bioteknologi

Indonesia, maka langkah selanjutnya adalah memilih aktivitas Limbah yang paling berpengaruh di perusahaan,

mempengaruhi aliran penanganan material dan dapat diselesaikan dengan menggunakan metode desain tata letak fasilitas. Itu

Berikut ini adalah kegiatan Limbah yang dipilih oleh peneliti.

68
Machine Translated by Google

Tabel 4.0.20 Limbah Transportasi

Kategori Limbah Keterangan


Dalam kegiatan produksi, terdapat kategori pemborosan
dalam pengangkutan material, terutama pada jarak antara
produk jadi ke gudang atau tempat penyimpanan. Hal ini
Angkutan
membuat proses produksi di PT. Centra Biotech Indonesia
kesulitan bekerja secara maksimal.

Menurut Damanhuri (2010), kegiatan pengangkutan sampah merupakan salah satu hal yang penting

komponen dan memerlukan perhitungan yang cermat dimana targetnya adalah mengoptimalkan waktu pengangkutan

diperlukan dalam sistem. Proses biaya yang dikeluarkan dalam sistem transportasi. Rute yang tidak efisien akan menyebabkan hal ini

menyebabkan jarak yang lebih jauh, sehingga biaya bahan bakar lebih tinggi. Dalam menentukan rute dapat mempengaruhi kebutuhan

waktu angkut ke TPA. Pemilihan rute yang tidak efisien juga dapat mengakibatkan hal lain; transportasi

proses tersebut juga akan mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar, terkait dengan pembuangan

emisi kendaraan pengangkut sampah. Pelayanan sistem pengangkutan sampah domestik yang baik dan optimal

rute ini akan mengurangi dampak buruk dari kegiatan ini terhadap lingkungan. Yang paling signifikan

Alasan penerapan analisis jaringan dan perencanaan rute transportasi adalah karena bisnis memang demikian

tertarik untuk menentukan rute terbaik untuk meminimalkan biaya dan waktu (Clifford, 2008).

Pemborosan transportasi terjadi karena tata letak produksi yang buruk sehingga memerlukan perpindahan

barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu proses ke proses lainnya. Lokasi gudang

yang jauh dari produksi merupakan salah satu contoh pemborosan yang diakibatkan oleh transportasi. Membawa

gudang yang lebih dekat dengan area produksi merupakan salah satu cara untuk mengurangi limbah tersebut.

69
Machine Translated by Google

4.2.3. Bagan Hubungan Aktivitas

Bagan Hubungan Aktivitas merupakan hubungan aktivitas antar setiap bagian yang menggambarkan

pentingnya kedekatan antar kegiatan. Dengan kata lain, Diagram Hubungan Aktivitas (ARC)

merupakan peta yang disusun untuk mengetahui tingkat hubungan antar kegiatan yang terjadi pada setiap daerah

satu sama lain. Diagram ini bertujuan untuk menghubungkan aktivitas secara berpasangan sehingga setiap aktivitas dapat diidentifikasi

tingkat kepentingan hubungan dan dapat membantu untuk menentukan penempatan setiap fasilitas.

Berikut ini adalah diagram Activity Relationship Chart untuk masing-masing fasilitas yang ada di perusahaan. Itu

Hasil ARC berikut ini didapat dari hasil kuisioner yang diisi oleh Bagian Produksi

Manager at PT. Centra for Biotech Indonesia.

Gambar 4.0.11 Hasil Bagan Hubungan Aktivitas

70
Machine Translated by Google

4.2.4.Total Closeness Rating


Total Closeness Rating (TCR) diperoleh dengan memberi bobot pada setiap koneksi antar
stasiun kerja. Berikut ini adalah nilai TCR.

Tabel 4.0.21 Total Peringkat Kedekatan

AEIOU X
TIDAK. Fasilitas Jumlah TCR
543210

1 0003 9 1 13 15
Laboratorium bakteri
Bahan baku
2 1 0 0 0 12 0 13 17
Penyimpanan

3 Ruang Memasak 1 10264 13 19


4 Sumber air 0 1 1 7 30 13 25
Kultur Bakteri
5 01 147 0 13 22
Ruang

6 0106 6 0 13 22
Pencampuran reservoir

7 Tempat Pengarsipan 00 1 6 6 0 13 21
Sementara
Penyimpanan dari
8 10 147 0 13 23
Pupuk Cair
Produk
9 Penutupan Botol 1007 5 0 13 24
Stasiun
Penyemprotan dan
10 1001 11 0 13 18
Stasiun Pengeringan
11 Stasiun Pemurnian 1 0 1 0 11 0 13 19
Bubuk
12 Pupuk 01 128 1 13 19
Stasiun Pengepakan
13 Stasiun Pengepakan 0 2 0 6 5 0 13 25
Selesai
14 Bahan 01047 1 13 19
Gudang

71
Machine Translated by Google

4.2.5. Desain tata letak menggunakan BLOCPLAN

Perancangan tata letak fasilitas pada PT. Centra Biotech Indonesia dilakukan dengan menggunakan Blocplan

perangkat lunak algoritma (Ikhtisar Tata Letak Blok dengan Perencanaan Tata Letak). Algoritma ini adalah

dipilih karena dapat menganalisis permasalahan baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif,

yaitu berdasarkan frekuensi perpindahan material dan derajat kedekatan antar

departemen yang saling berhubungan di Shopfloor. Jadi dengan menggunakan algoritma ini bisa dipertimbangkan

tata letak yang diusulkan yang memiliki aliran material teratur dengan jarak antar operasi yang kecil

untuk menghasilkan momen perpindahan minimum. Keuntungan utama dari algoritma Block plan

perangkat lunaknya adalah mudah digunakan. Hal ini memungkinkan pengguna untuk melakukan perubahan terhadap data yang dimilikinya

telah dimasukkan, perbaiki posisi departemen, dan masukkan secara manual sesuai yang diinginkan

lokasi.

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan perhitungan menggunakan BLOCPLAN

algoritma.

1) Ditambahkan jumlah workstation, luas workstation, dan nama masing-masing

stasiun kerja.

Gambar 4.0.12 Input BLOCPLAN stasiun kerja

72
Machine Translated by Google

2) Masukkan nilai Activity Relationship Chart (ARC) yang telah diperoleh pada data

proses pengumpulan.

Gambar 4.0.13 Input ARC menggunakan BLOCPLAN

3) Menyesuaikan tata letak agar dapat diterapkan oleh perusahaan.

Gambar 4.0.14 Menyesuaikan tata letak yang diusulkan

73
Machine Translated by Google

4) Memilih iterasi layout terbaik yaitu nomor 15, karena paling optimal

nilai dibandingkan dengan iterasi tata letak lainnya.

Gambar 4.0.15 Usulan iterasi tata letak

4.2.6. Desain Usulan Tata Letak

Setelah memilih layout dengan nilai iterasi terbaik pada algoritma BLOCPLAN, selanjutnya

Langkahnya adalah merancang tata letak usulan dengan mempertimbangkan perhitungan dari BLOCPLAN

algoritma.

Berikut perhitungan layout pada iterasi ke 15.

Gambar 4.0.16 Analisis tata letak nomor-15

74
Machine Translated by Google

75
Machine Translated by Google

Berikut visualisasi layout usulan menggunakan software AutoCAD2021.

Gambar 4.0.17 Usulan Tata Letak

76
Machine Translated by Google

4.2.7. Perhitungan jarak tata letak

Setelah mendapatkan koordinat usulan tata letak masing-masing workstation, langkah selanjutnya adalah

untuk menghitung Material Handling antar departemen tata letak Usulan terkait, dengan menggunakan

rumus bujursangkar.

Sebagai contoh perhitungan, koordinat suatu stasiun kerja dari laboratorium

(68.9;142) ke stasiun kerja Ruang Kultur Bakteri (58.9;87.6) dapat dihitung dengan menggunakan

rumusnya berbentuk bujursangkar, sehingga jarak antara stasiun kerja Laboratorium dengan Bakteri

stasiun kerja ruang budaya adalah 63,9 meter. Hasil perhitungan lengkap untuk semua

stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 4.0.22 Koordinat Usulan Tata Letak

Koordinat
TIDAK stasiun kerja
X DAN

1 Laboratorium bakteri 68.9 142


2 Penyimpanan Bahan Baku 58.7 65.4
3 Ruang Memasak 64.4 65.4
4 Sumber air 70.5 103

5 Ruang Kultur Bakteri 58.9 87.6

6 Pencampuran reservoir 64.9 87.6


7 Tempat Pengarsipan 63.9 76.8

Penyimpanan Sementara dari


8 51.8 93.3
Produk Pupuk Cair

9 Stasiun Penutupan Botol 59 80

10 Stasiun Penyemprotan dan Pengeringan 67.8 112

11 Stasiun Pemurnian 63 112

12 Kemasan Pupuk Bubuk 112


56.8
Stasiun
13 Stasiun Pengepakan 57.6 112
Bahan Jadi
14 59.5 112
Gudang

77
Machine Translated by Google

Selanjutnya dilakukan perhitungan Jarak Perjalanan Material Handling


dengan mengalikannya dengan frekuensi penanganan material. Berikut pengukurannya
Jarak Perjalanan Penanganan Material pada tata letak awal.

Tabel 4.0.23 Jarak dan Jarak Perjalanan Tata Letak yang Diusulkan

DARI KE Bepergian
TIDAK Frekuensi Jarak Jarak
1 Laboratorium bakteri Ruang Kultur Bakteri 63.9 1 63.9

2 Ruang Memasak Penyimpanan Bahan Baku 3 5.7 10 57

Ruang Memasak Ruang Kultur Bakteri 16.7 1 16.7


4 Sumber air Ruang Kultur Bakteri 26.5 1 26.5
5 Ruang Pencampuran Ruang Kultur Bakteri 6 1 6

6 Mencampur reservoir Tempat Pengarsipan 11.8 1 11.8


Penyimpanan Sementara dari
7 Tempat Pengarsipan Pupuk Cair 4.4 480 2112
Produk
Penyimpanan Sementara dari
8 Pupuk Cair Stasiun Penutupan Botol 6.1 480 2928
Produk
9 Stasiun Pengepakan Stasiun Penutupan Botol 30.9 40 1236

Penyemprotan dan Pengeringan


10 Stasiun Pemurnian 4.8 10 48
Stasiun
Pupuk Bubuk
11 Stasiun Pemurnian 6.2 10 62
Stasiun Pengepakan
Pupuk Bubuk
12 Stasiun Pengepakan 0,8 10 8
Stasiun Pengepakan
Bahan Jadi
13 Stasiun Pengepakan 1.9 27 51.3
Gudang
TOTAL 185.7 1072 6627.2

78
Machine Translated by Google

BAB V

DISKUSI

5.1 Analisis Pemetaan Arus Nilai dan Aktivitas Pemborosan


Tahapan ini menjelaskan mengenai analisis Value Stream Mapping dan Waste Activity yang dimiliki

telah diolah oleh peneliti. Menganalisis aliran material dalam kondisi saat ini

memberikan gambaran umum dan informasi tentang proses dan keadaan saat ini. Aliran nilai

mengacu pada semua aktivitas (aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah) yang penting bagi

menghasilkan produk tertentu melalui penerapan tiga keterampilan manajemen penting,

yaitu, manajemen informasi, pemecahan masalah, dan transformasi fisik.

Berdasarkan Value Stream Mapping yang telah dibuat, ditemukan bahwa

proses produksi di PT. Centra Biotech Indonesia memiliki dua kategori produk yaitu,

produk pupuk hayati cair dan produk pupuk hayati bubuk. Untuk produk Liquid sudah

rata-rata Cycle time sebesar 32,84 detik per produk dan untuk produk Powder mempunyai rata-rata

Waktu siklus 24,07 detik per produk.

Selain itu, ada beberapa kegiatan yang masuk dalam kategori sampah dan menjadi fokus peneliti

mengatasi kategori sampah pada kegiatan transportasi. Hal ini dilakukan karena

Kegiatan transportasi mempunyai dampak langsung terhadap alur produksi dan tata letak

fasilitas, sehingga pemborosan dapat diatasi dengan membuat usulan rancangan tata letak

fasilitas yang ada di PT. Centra Bioteknologi Indonesia.

5.2 Analisis desain tata letak BLOCPLAN

Perancangan usulan tata letak fasilitas di PT. Centra Biotech Indonesia menggunakan

Algoritma BLOCPLAN untuk mampu memberikan usulan tata letak terbaik berdasarkan angka

dan luas stasiun kerja, serta pembobotan dengan Activity Relationship Chart (ARC).

Dalam proses analisisnya, terdapat total 20 iterasi layout yang ditampilkan oleh

algoritma BLOCPLAN beserta R-score, adjacency score, dan rel-dist score

setiap iterasi. Langkah selanjutnya adalah memilih iterasi layout ke-15 karena memiliki iterasi tertinggi

R-score dan Adjacency score yang artinya iterasi paling optimal untuk tata letak

proposal kepada PT. Centra Bioteknologi Indonesia.

79
Machine Translated by Google

Selain itu algoritma BLOCPLAN juga menghasilkan analisis hubungan

antara nilai ARC dengan kesesuaian layout yang dipilih. Berikut ini adalah

analisis hubungan ARC dengan algoritma BLOCPLAN.

Gambar 5.1 Analisis ARC menggunakan BLOCPLAN

Terlihat dari gambar ARC diatas, terdapat beberapa hubungan

setiap stasiun kerja yang tidak sesuai dengan tingkat kedekatannya dengan Kegiatan

Relationship Chart (ARC) yang diperoleh peneliti, hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

perusahaan untuk mengevaluasi hubungan erat antara Workstation yang dibutuhkan.

5.3 Analisis tata letak fasilitas yang diusulkan

Analisis usulan tata letak fasilitas pada penelitian ini hanya fokus pada pengurangan

jarak transportasi kegiatan limbah yang ada di PT. Centra Biotech Indonesia oleh

menggunakan algoritma BLOCPLAN sehingga pada penelitian ini ada bagian yang harus dilakukan

dalam menghitung biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan usulan tata letak fasilitas baru.

Berdasarkan perhitungan menggunakan algoritma BLOCPLAN, diperoleh visualisasi dari

usulan tata letak fasilitas dibuat menggunakan software AutoCAD 2021. Visualisasi tata letak menggunakan

Software AutoCAD 2021 untuk dapat mengatur perhitungan pada algoritma BLOCPLAN

dengan kondisi tata letak yang diusulkan kepada PT. Centra Biotech Indonesia dengan mempertimbangkan

area tata letak pabrik saat ini. Setelah itu dilakukan perhitungan Material Handling untuk

tata letak yang diusulkan menggunakan metode bujursangkar adalah 185,7 meter dan Jarak Perjalanan sebesar

Penanganan Material adalah 6627,2 meter.

80
Machine Translated by Google

5.4 Analisis jarak tata letak

Analisis jarak tata letak pada penelitian ini menggunakan metode perhitungan jarak bujursangkar.

Pengukuran jarak bujursangkar sering digunakan karena mudah dihitung, mudah dilakukan

paham dan untuk beberapa soal lebih cocok, misalnya untuk menentukan jarak

antar kota, jarak antar fasilitas dimana peralatan perpindahan material hanya bisa

bergerak tegak lurus. Perhitungan menggunakan jarak bujursangkar ini dilakukan secara berurutan

untuk mengetahui tingkat pengurangan jarak pada setiap fasilitas setelah rancangan usulan

tata letak fasilitas baru dengan algoritma BLOCPLAN.

Berikut analisa perbandingan antara layout awal dengan usulan

tata letak.

Tabel 5.1 Analisis Perbandingan

Total Jarak Perjalanan


Perbandingan Jarak Total (meter)
(meter)

Tata Letak Awal (meter) 273.7 9117.6

Usulan Tata Letak (meter) 185.7 6627.2

Selisih (meter) 88 2490.4

Persentase (%) 32% 27%

Berdasarkan analisis perbandingan diatas dapat diketahui Total Jarak untuk

masing-masing Workstation antara Tata Letak Awal dan Tata Letak Usulan mempunyai selisih sebesar 32%,

dan pada Total Jarak Perjalanan Penanganan Material terdapat perbedaan sebesar 27%.

81
Machine Translated by Google

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa kegiatan Sampah yang ada

dampak langsung terhadap aliran material handling berada pada kategori Limbah Transportasi yaitu

jarak antar stasiun kerja. Selanjutnya untuk mengurangi jarak, dilakukan desain ulang fasilitas

tata letak di PT. Centra Biotech Indonesia menggunakan algoritma BLOCPLAN untuk memilih tata letak

iterasi dengan nilai R-score, skor Adjacency, dan skor Rail-dist yang paling optimal.

Setelah menghitung algoritma BLOCPLAN, dilakukan visualisasi tata letak usulan

untuk dapat mengetahui pola tata letak yang diusulkan, jarak antar stasiun kerja, dan

Jarak Perjalanan Penanganan Material dalam tata letak yang diusulkan. Berdasarkan analisis data, bisa jadi

menyimpulkan bahwa tata letak yang diusulkan dapat mengurangi jarak antar stasiun kerja sebesar 32% dan

Jarak Perjalanan Penanganan Material sebesar 27%. Hal ini menunjukkan bahwa tata letak proposal

dapat diterapkan di PT. Centra Biotech Indonesia karena dapat menurunkan 32% Limbah

Transportasi diperlukan untuk mentransfer Material handling dan jarak untuk setiap stasiun kerja.

Saran perbaikan terkait permasalahan yang dibahas dalam laporan ini adalah sebagai berikut:

1. PT. Centra Biotech Indonesia disarankan untuk menerapkan desain tata letak fasilitas yang baru untuk mengurangi

Jarak setiap Workstation yang ada saat ini berdasarkan jarak bujursangkar
pengukuran.

2. Penelitian ini hanya berfokus pada aktivitas pemborosan yang terjadi pada perusahaan PT. Pusat Bioteknologi

Indonesia dan rancangan tata letak fasilitas yang diusulkan untuk menghitung jarak antar

workstation, sehingga penulis menyarankan kepada pihak lain untuk menghitung kebutuhan biaya dalam

merancang tata letak fasilitas yang diusulkan. Hal ini diperlukan guna mengatasi permasalahan di dalamnya

menerapkan tata letak fasilitas baru.

3. Penelitian ini memerlukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan metode simulasi terhadap fasilitas yang diusulkan

tata letak untuk dapat menentukan nilai produktivitas dan jumlah produk secara spesifik

yang akan diproduksi oleh perusahaan PT. Centra Biotech Indonesia saat melaksanakan

usulan tata letak fasilitas yang dirancang oleh peneliti.

82
Machine Translated by Google

REFERENSI

Andi Rahayu Putri, L. H. (2017). Identifikasi Waste Menggunakan Waste Assessment Model

(WAM) Pada Lini Produksi PT. KHI Pipe Industries. Jurnal Teknik Industri Vol. 5 No. 1.

Evi Febianti, K. D. (2020). Relayout Gudang Bahan Baku dengan Menggunakan Metode

CORELAP dan CRAFT di PT. XYZ. Jurnal Jasa Industri Vol. 6, No.1 .

GL Tortorella, DC (2018). “Peran moderat dari just-in-time pada praktik sosioteknik

berpengaruh terhadap kualitas dan kesehatan pekerja". Hum. Faktor Ergon. Manuf.

Gaspersz, V.&. (2011). Lean Six Sima untuk Industri Manufaktur dan Jasa. Bogor:

Publikasi Penerbit Vinchiristo.

Gaspersz, V. (2008). Strategi Dramatis Reduksi Cacat/Kesalahan, Biaya, Inventory, dan Lead

Time dalam waktu kurang dari 6 Bulan. In The Executive Guide to Implementing Lean

Six Sigma. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gasperz, V. (2004). Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan : Berdasarkan sistem

pendekatan terintegrasi MRP IIdan JIT Menuju Manufakturing 21. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Abu-abu, CF (nd). Manajemen Proyek: Proses Manajerial. 2006: Bukit McGraw

Perusahaan, inc.

Hazmi, F. W. (2015). Penerapan Lean Manufacturing untuk mereduksi Waste di PT ARISU.

Karawang: PT ARISU.

Heragu, S. (1997). Desain Fasilitas. Boston: Perusahaan Penerbitan PWS.

Heragu, S. (2007). Desain Fasilitas (Edisi ke-2). New York: Alam Semesta Inc.

Heragu, SS (2008). Desain Fasilitas. Edisi ketiga. . Grup Taylor dan Francis.

83
Machine Translated by Google

Hines, P.&. (2000). Menjadi Ramping. Cardiff, Inggris: Lean Enterprise Research Center Cardiff

Colum Drive Gedung Sekolah Bisnis Aberconway.

JA Tompkins, a. J. (2010). Perencanaan Fasilitas. New York: Wiliey.

JWM Bertrand, JW (1990). Kontrol produksi Volume 11- Berorientasi struktural dan desain

mendekati. Dalam Riset dan Teknologi Manufaktur. ELSEVIER.

Joergensen, SN (2010). Sistem manufaktur yang dapat dikonfigurasi ulang sebagai aplikasi massal

penyesuaian. Jurnal Internasional Teknik dan Manajemen Industri,, Vol. 1

No.3, hal.111-119.

Kurniati, Y. d. (2010). Dinamika Industri Manufaktur dan Respon terhadap Siklus Bisnis.
Artikel Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.

Lee, Q. (2006). Panduan Strategis untuk Aliran Nilai & Proses. Bellingham:: Produk Enna

Perusahaan.

Lestari, E. P. (2017). Analisis kinerja industri manufaktur di Indonesia. . Journal of research in

ekonomi dan manajemen, , 183-198.

Lian, Y.&. (2007). Menganalisis efek Lean manufacturing menggunakan pemetaan aliran nilai-

generator simulasi berbasis. Int J Prod Res, 3037-3058.

Mayer. FE, sebuah. S.(2005). Desain Fasilitas Manufaktur dan Penanganan Material Ketiga-

Edisi. Pers Universitas Purdue.

Monika Sharma, AM (2015). Metode untuk Menghasilkan Bagan Hubungan Aktivitas di Fasilitas

Masalah Tata Letak. Jurnal Internasional Kemajuan dan Penelitian Ilmiah (IJSPR),
2349-4689.

Mustafa, S.&. (2015). Penghapusan limbah untuk keberlanjutan manufaktur. prosedur

Manufaktur 2, 11-16.

Murphy, PR (2003). Logistik kontemporer. Divisi Perguruan Tinggi Pearson.

84
Machine Translated by Google

Purnomo, H. (2004). Pengantar Teknik Industri Edisi kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu.

R.Khani, AS (2018). Hubungan Antara Lean Manufacturing dan Ergonomi. . Adv. Intel.

sistem. Hitung,, 1–5.

Rabbani, M. (2017). Pemrograman fuzzy berbasis kredibilitas yang kuat untuk pasokan

optimasi rantai dalam lingkungan lean manufacturing. Jurnal Rekayasa Kualitas

dan Optimasi Produksi , 2(1), 1-16.

Rawabdeh, IA (2005). Model Penilaian Sampah di Lingkungan Job Shop.

Jurnal Internasional Operasi% Manajemen Produksi.

SP Singh. (2009). Memecahkan Masalah Tata Letak Fasilitas: Metaheuristik Pencarian Tabu Tiga Tingkat

Mendekati", , . Jurnal Internasional Tren Terkini di bidang Teknik, 73-77.

SEED Mojib Zahraeea, AT (2020). Analisis lean manufacturing dari industri Heater berdasarkan

pemetaan aliran nilai dan simulasi komputer. Manufaktur Procedia 51, 1379–1386.

Singh, SP (2009). Memecahkan Masalah Tata Letak Fasilitas: Metaheuristik Pencarian Tabu Tiga Tingkat

Mendekati. Jurnal Internasional Tren Terkini di bidang Teknik, 73 – 77.

Susanty, F. a. (2014). Rancangan tata letak fasilitas bagian produksi. Jakarta: CV Visa Insan

Madani,.

Susetyo, J. (2010). Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi dengan Pendekatan Group

Technology dan Algoritma Blocplan untuk Meminimasi Ongkos Material Handling.

Jurnal Teknologi, Vol.3, No. 1.

Susetyo, J. R. (2010). Perancangan ulang tata letak fasiltas produksi dengan pendekatan group

tecnology dan algoritma blocplan untuk meminimasi ongkos material handling. Jurnal

Teknologi. 3(1).

Sutoyo, S. M. (2010). Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta: Andi Offset.

T, C. (2008). Alat Optimalisasi Pengumpulan Sampah untuk Pengelola Sampah. Britania Raya:

Indecon.Co, Ltd.

85
Machine Translated by Google

T, D. E. (2010). Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

T, H. (2000). Manajemen Operasi: Konteks Strategis dan Analisis Manajerial. Inggris:

Macmillan, Basingstoke.

Tompkins, JW (2003). Perencanaan Fasilitas. Amerika Serikat: John Wiley & Sons, Inc.

Ukurta Tarigan, R. S. (2019). Perancangan Ulang dan Simulasi Tata Letak Fasilitas Produksi

Gripper Rubber Seal dengan Menggunakan Algoritma Corelap, Aldep, dan Flexsim.

journal Sistem Teknik Industri (JSTI) Vol. 21, No.1.

Virginia, M.&. (2013). Lean Manufacturing : Kapan, Dimana, Siapa. . Revista

Akademi Angkatan Darat, 18(4), 404-410.

Waszkowski, AS (2016). Manufaktur berdasarkan pesanan - pendekatan baru dalam pengelolaan

proses manufaktur. Konferensi Internasional ModTech - Teknologi Modern di

Teknik Industri IV, 2.

Wignjosoebroto, S. (2003). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Surabaya: Guna Widya.

Wignjosoebroto, S. (2009). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Material. Surabaya: PT Guna

Widya.

Womack, &. J. (2003). Berpikir Ramping. New York: New York: Simon & Schuster.

Yuliantoro, R. B. (2014). Optimasi site layout menggunakan multi-objectives function pada

proyek pembangunan Gedung Kuliah Terpadu Tahap III Politeknik Negeri Malang. J.

Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil. 3(1) , 1-8.

86
Machine Translated by Google

LAMPIRAN

Tidak, Dok. 001/RNP/CBI/IV/2021


PT. CENTRA BIOTECH INDONESIA
Tgl. Terbit 1 April 2021
Jl. Griya Lusah Pratama B6, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah Revisi 00
00
RINCIAN NAMA PRODUK Tgl. Revisi
Halaman 1 dari 1
PUPUK HAYATI "PERTANIAN" Dikonfirmasi

Sediaan Produk Sediaan Produk


TIDAK. Nama Produk TIDAK. Nama Produk
Bubuk Cair ÿ ÿ Bubuk Cair
1 FloraSatu
2 FloraSatu Bawang ÿÿ
3 FloraSatu Bawang merah ÿÿ
4 FloraSatu Minuman-Z ÿÿ
5 FloraSatu Biolada ÿ -

6 FloraSatu Botani ÿ -

7 FloraSatu Cocok ÿ -

8 FloraSatu pengurai ÿ ÿ
9 FloraSatu Deka ÿ -

10 FloraSatu Hamalada ÿ -

11 FloraSatu Hormon ÿ -

12 FloraSatu Jagung ÿ ÿ
13 FloraSatu Janet - ÿ
14 FloraSatu K+ ÿ -

15 FloraSatu Kedelai ÿ -

16 FloraSatu KTT ÿ -

17 FloraSatu Lanasid ÿ -

18 FloraSatu MST ÿ -

19 FloraSatu Multi GIB ÿ -

20 FloraSatu P+ ÿ -

21 FloraSatu Padi ÿ ÿ
22 FloraSatu PGPR ÿ -

23 FloraSatu KECIL ÿ -

24 FloraSatu Kekuatan - ÿ
25 FloraSatu Pelindung ÿ ÿ
26 FloraSatu Rhizobium ÿ ÿ
27 FloraSatu Sawit ÿ ÿ
28 FloraSatu Benih - ÿ
29 FloraSatu - ÿ
Soyaku
30 FloraSatu ÿ -
KT yang bagus

31 FloraSatu - ÿ
Simbiosis
32 FloraSatu Trichoderma ÿ ÿ
33 FloraSatu Rajutan ÿ -

34 FloraSatu trikoteknologi ÿ -

35 FloraSatu Triko Z - ÿ
35 FloraSatu Glio-Z - ÿ
35 FloraSatu Tebu ÿ ÿ
35 FloraSatu E-Tuntas ÿ -

35 FloraSatu Gelembung ÿ -

Lampiran 1

87
Machine Translated by Google

Tidak, Dok. 002/RNP/CBI/IV/2021


PT. CENTRA BIOTECH INDONESIA
Tgl. Terbit 1 April 2021
Jl. Griya Lusah Pratama B6, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah Revisi 00
00
RINCIAN NAMA PRODUK Tgl. Revisi
Halaman 1 dari 1
PROBIOTIK "PETERNAKAN" Dikonfirmasi

Sediaan Produk Sediaan Produk


TIDAK. Nama Produk TIDAK. Nama Produk
Bubuk Cair ÿ ÿ Bubuk Cair
1 BioOne Bio Kelelawar

2 BioOne Bio Enzim ÿÿ


3 BioOne Pembunuh Bio - ÿ
4 BioOne Bio Larva - ÿ
5 BioOne - ÿ
Bio Monyet
6 BioOne Pelindung Bio ÿ -

7 BioOne Bio Pelindung Forte - ÿ


8 BioOne Bio Satwa ÿ ÿ
9 BioOne Bio Unggas ÿ ÿ
10 BioOne Bio Ruminansia ÿ ÿ
11 BioOne Klimaks ÿ -

12 BioOne Isolat ÿ ÿ
13 BioOne Isolasi Bioaktivator - ÿ
14 BioOne ÿ -
Cairan Isolat
15 BioOne ÿ -
Penangkaran Jawara
16 BioOne Jawara Master ÿ -

17 BioOne Jawara Medica ÿ -

18 BioOne Jawara Probiotic ÿ -

19 BioOne Daya Tahan Jawara ÿ -

20 BioOne Jawara Swot ÿ -

21 BioOne - ÿ
megabio
22 BioOne - ÿ
Megabio Ruminansia
23 BioOne Dia tahu ÿ -

24 BioOne Nutribio Unggas ÿ ÿ


25 BioOne Mereka mengunyah makanannya ÿ ÿ
26 BioOne Taburi - ÿ
27 BioOne - ÿ
Megatoks

Lampiran 2

Tidak, Dok. 003/RNP/CBI/IV/2021


PT. CENTRA BIOTECH INDONESIA
Tgl. Terbit 1 April 2021
Jl. Griya Lusah Pratama B6, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah
Revisi 00
00
RINCIAN NAMA PRODUK Tgl. Revisi
Halaman 1 dari 1
PROBIOTIK "PERIKANAN" Dikonfirmasi

Sediaan Produk Sediaan Produk


TIDAK. Nama Produk TIDAK. Nama Produk
Bubuk Cair ÿ ÿ Bubuk Cair
1 BioOne Bio Akuatik
2 BioOne Bio Stimulan ÿÿ
3 BioOne Campuran Aqua ÿÿ
4 BioOne Akuatik RajaMina ÿÿ
5 BioOne Stimulan Rajamina ÿÿ
6 BioOne Pro Akuatik ÿÿ
7 BioOne Untuk Merangsang ÿÿ

Lampiran 3

88
Machine Translated by Google

Tidak, Dok. 001/SOP/CBI/IV/2021


PT. CENTRA BIOTECH INDONESIA
Tgl. Terbit 1 April 2021
Jl. Griya Lusah Pratama B6, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah
Revisi 00

Tgl. Revisi 00
PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) Halaman 1 dari 1
PUPUK HAYATI "PERTANIAN" Dikonfirmasi

FLOW CHART DESKRIPSI

1
- Pupuk Hayati
ISOLASI MIKROBA
- Insektisida Hayati
PERTANIAN
- Fungisida Hayati
DI LABORATORIUM
- Bakterisida Hayati

2
MENYEGARKAN

MIKROBA Setiap 6-12 Bulan

3 Untuk Mencegah Kontaminasi


ISOLASI MIKROBA
Bagian Penutup Derigen Diberi
PERTANIAN
Solatif dan Bagian Sirkulasi
DI LAPANGAN
Udara Diberi Desinfektan dan
( MULAI 25 LITER )
solusi PK.

4 Untuk Mencegah Kontaminasi Bagian


ISOLASI MIKROBA
Penutup Tong Diberi Lapisan Plastik
PERTANIAN
dan Bagian Sirkulasi Udara Diberi
DI LAPANGAN
Desinfektan dan Larutan
( TONG 1000 LITER )
PK.

5 Untuk Mencegah Kontaminasi Bagian


ISOLASI MIKROBA
Penutup Tong Diberi Lapisan Plastik
PERTANIAN
dan Bagian Sirkulasi Udara Diberi
DI LAPANGAN
Desinfektan dan Larutan
( TONG 5000 LITER )
PK.

7
6 TIDAK
CEK LIMBAH Cek kualitas meliputi :
SESUAI
- Permeriksaan Jumlah CFU
KUALITAS ( DIHAPUS )
- Pemeriksaan Pencemaran

SESUAI
8 Pencampuran mikroba sesuai dengan
PENCAMPURAN
spesifikasi jenis produk.
MIKROBA

9 1 Jenis Sediaan Produk


PRODUK CAIR PRODUK PADAT

( CAIRAN ) ( BUBUK )

Pembawa Mineral
1
PEMBAWA Sebelumnya Sudah Disterilkan Dengan
MINERAL Menggunakan Mesin Pengering.

1
PENGERINGAN

1 Pengemasan Sesuai Jenis


PENGEMASAN
Produk dan Permintaan
( SEDANG MENGEMAS )
Konsumen

1
KIRIM KE Pengiriman Sesuai Kebutuhan
KONSUMEN Konsumen

Lampiran 4

89
Machine Translated by Google

Tidak, Dok. 002/SOP/CBI/IV/2021


PT. CENTRA BIOTECH INDONESIA
Tgl. Terbit 1 April 2021
Jl. Griya Lusah Pratama B6, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah
Revisi 00
00
PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) Tgl. Revisi
Halaman 1 dari 1
PROBIOTIK "PETERNAKAN" Dikonfirmasi

FLOW CHART DESKRIPSI

1
ISOLASI MIKROBA
- Probiotik Unggas
PETERNAKAN
- Probiotik Sapi
DI LABORATORIUM

2
MENYEGARKAN

MIKROBA Setiap 6-12 Bulan

3 Untuk Mencegah Kontaminasi


ISOLASI MIKROBA
Bagian Penutup Derigen Diberi
PETERNAKAN
Solatif dan Bagian Sirkulasi
DI LAPANGAN
Udara Diberi Desinfektan dan
( MULAI 25 LITER )
solusi PK.

4 Untuk Mencegah Kontaminasi


ISOLASI MIKROBA
Bagian Penutup Tong Diberi
PETERNAKAN
Lapisan Plastik dan Bagian
DI LAPANGAN
Sirkulasi Udara Diberi
( TONG 1000 LITER )
Desinfektan dan Larutan PK.

5 Untuk Mencegah Kontaminasi


ISOLASI MIKROBA
Bagian Penutup Tong Diberi
PETERNAKAN
Lapisan Plastik dan Bagian
DI LAPANGAN
Sirkulasi Udara Diberi
( TONG 5000 LITER )
Desinfektan dan Larutan PK.

7
6 TIDAK
CEK LIMBAH Cek kualitas meliputi :
SESUAI
- Permeriksaan Jumlah CFU
KUALITAS ( DIHAPUS )
- Pemeriksaan Pencemaran

SESUAI
8 Pencampuran mikroba sesuai dengan
PENCAMPURAN
spesifikasi jenis produk.
MIKROBA

9 1 Jenis Sediaan Produk


PRODUK CAIR PRODUK PADAT

( CAIRAN ) ( BUBUK )

Pembawa Mineral
1
PEMBAWA Sebelumnya Sudah Disterilkan Dengan
MINERAL Menggunakan Mesin Pengering.

1
PENGERINGAN

1 Pengemasan Sesuai Jenis


PENGEMASAN
Produk dan Permintaan
( SEDANG MENGEMAS )
Konsumen

1
KIRIM KE Pengiriman Sesuai Kebutuhan
KONSUMEN Konsumen

Lampiran 5

90
Machine Translated by Google

Tidak, Dok. 003/SOP/CBI/IV/2021


PT. CENTRA BIOTECH INDONESIA
Tgl. Terbit 1 April 2021
Jl. Griya Lusah Pratama B6, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah
Revisi 00

Tgl. Revisi 00
PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) Halaman 1 dari 1

PROBIOTIK "PERIKANAN" Dikonfirmasi

FLOW CHART DESKRIPSI

1
ISOLASI MIKROBA
- Probiotik Udang/Ikan
PERIKANAN
- Mikroba Pengurai Kolam
DI LABORATORIUM

2
MENYEGARKAN

MIKROBA Setiap 6-12 Bulan

3 Untuk Mencegah Kontaminasi


ISOLASI MIKROBA
Bagian Penutup Derigen Diberi
PERIKANAN
Solatif dan Bagian Sirkulasi
DI LAPANGAN
Udara Diberi Desinfektan dan
( MULAI 25 LITER )
solusi PK.

4 Untuk Mencegah Kontaminasi


ISOLASI MIKROBA
Bagian Penutup Tong Diberi
PERIKANAN
Lapisan Plastik dan Bagian
DI LAPANGAN
Sirkulasi Udara Diberi
( TONG 1000 LITER )
Desinfektan dan Larutan PK.

5 Untuk Mencegah Kontaminasi Bagian


ISOLASI MIKROBA
Penutup Tong Diberi Lapisan Plastik
PERIKANAN
dan Bagian Sirkulasi Udara Diberi
DI LAPANGAN
Desinfektan dan Larutan
( TONG 5000 LITER )
PK.

7
6 TIDAK
CEK LIMBAH Cek kualitas meliputi :
SESUAI
- Permeriksaan Jumlah CFU
KUALITAS ( DIHAPUS )
- Pemeriksaan Pencemaran

SESUAI
8 Pencampuran mikroba sesuai dengan
PENCAMPURAN
spesifikasi jenis produk.
MIKROBA

9 1 Jenis Sediaan Produk


PRODUK CAIR PRODUK PADAT
( CAIRAN ) ( BUBUK )

Pembawa Mineral
1
PEMBAWA Sebelumnya Sudah Disterilkan Dengan
MINERAL Menggunakan Mesin Pengering.

1
PENGERINGAN

1 Pengemasan Sesuai Jenis


PENGEMASAN
Produk dan Permintaan
( SEDANG MENGEMAS )
Konsumen

1
KIRIM KE Pengiriman Sesuai Kebutuhan
KONSUMEN Konsumen

Lampiran 6

91
Machine Translated by Google

Tidak, Dok. 004/SOP/CBI/III/2021


PT. CENTRA BIOTECH INDONESIA
Tgl. Terbit 24 Maret 2021
Jl. Griya Lusah Pratama B6, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah
Revisi 00
-
Tgl. Revisi
PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) Halaman 1 dari 1
KONTROL PRODUK JADI Dikonfirmasi

FLOW CHART foto DESKRIPSI

F MULAI

1 Untuk mencegah kontaminasi bagian


Pemimpin
ISOLASI MIKROBA penutup tong diberi lapisan plastik
atau P/J
DI LAPANGAN dan bagian sirkulasi udara diberi
Isolasi
( TONG 5000 LITER )
desinfektan dan larutan PK.
Mikroba

2
Pemimpin
Masing-masing tong untuk isolasi
atau P/J
MIKROBA MIKROBA MIKROBA MIKROBA MIKROBA mikroba berisi 1 ( Satu ) jenis mikroba.
Isolasi
"A" "B" "C" "D" "DAN"
Mikroba

Metode pengecekan berupa


3 pengambilan sample 1 Botol yang diisi

CEK ADA Pemimpin 1 (satu) jenis mikroba yang

KUALITAS GAS atau P/J akan dicampur kemudian ditutup seal


"GAS" Isolasi dan dikocok-kocok. Setelah tutup
Mikroba seal dibuka check apakah terdapat
TIDAK ADA GAS kandungan gas.

Pencampuran mikroba
4
Pemimpin dilakukan setelah dipastikan
PENCAMPURAN
MIKROBA
atau P/J pengecekan masing-masing jenis
Isolasi mikroba yang akan dicampur
Mikroba TIDAK MENGANDUNG
GAS.

Metode pengecekan berupa


6
ADA Pemimpin
CEK ISOLASI pengambilan sample 1 (satu)
5 GAS
KUALITAS PENCAMPURAN atau P/J Botol yang disi mikroba yang sudah
"GAS" MIKROBA Isolasi dicampur kemudian ditutup seal dan
Mikroba dikocok-kocok.
TIDAK ADA GAS

7
SOP Pengisian ke botol dilakukan Operator
PENGISIAN setelah dipastikan pengecekan Pengisi
BOTOL mikroba yang sudah dicampur Botol
TIDAK MENGANDUNG GAS.

F SELESAI

Lampiran 7

92
Machine Translated by Google

Tidak, Dok. 005/SOP/CBI/III/2021


PT. CENTRA BIOTECH INDONESIA
Tgl. Terbit 24 Maret 2021
Jl. Griya Lusah Pratama B6, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah
Revisi 00
-
Tgl. Revisi
PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) Halaman 1 dari 1
"PENGISIAN BOTOL" Dikonfirmasi

FLOW CHART foto DESKRIPSI

Sebelum bekerja pastikan botol, seal, lap


F MULAI Tim dan peralatan lainnya sudah tersedia
di area kerja.
ADA Pastikan bak tampung tidak
1 2
MEMERIKSA KONTAMINASI BAK TAMPUNG terdapat kontaminasi.
Operator
DI BELAKANG
DISTERILKAN Jika terdapat kontaminasi, bak tampung
TAMPUNG Pengisi Botol
( DICUCI ) disterilkan dengan cara dicuci.
TIDAK ADA
KONTAMINASI
3
PASANG BOTOL Pastikan selang pada kran masuk pada
Operator
KOSONG PADA KRAN lubang botol dan posisinya tidak miring.
Pengisi Botol
YANG TERSEDIA

4 Mengisi bak tampung dengan


Operator membuka handle pengisi bak sampai
ISI BAK TAMPUNG
Pengisi Botol batas atas masing-masing penyekat.

5
Setelah dipastikan isi bak sudah sesuai
BUKA KRAN Operator
( batas atas masing-masing penyekat ),
PENGISI BOTOL Pengisi Botol
buka kran pengisi botol.

6 Setelah dipastikan isi bak sudah terisi ke


TUTUP KRAN Operator masing-masing botol atau pada kondisi
PENGISI BOTOL Pengisi Botol tertentu tutup kran pengisi botol.

7
Hati-hati saat menurunkan botol yang
BAWAH BOTOL Operator
sudah terisi untuk menghindari
YANG SUDAH TERISI Pengisi Botol
isi botol tumpah.

8
PASANG BOTOL Pastikan selang pada kran masuk pada
Operator
KOSONG PADA KRAN lubang botol dan posisinya tidak miring.
Pengisi Botol
YANG TERSEDIA

TIDAK 1 Pastikan isi/volume botol sesuai.


MEMERIKSA 9
SESUAI BOTOL DUNIA/VOLUME Operator Jika isi/volume botol kurang di tambah
ISI/VOLUME
DISESUAIKAN Penutup Seal atau jika isi/volume botol lebih dikurangi.
BOTOL

SESUAI

1
Menutup botol dengan seal ( tutup bagian
TUTUP BOTOL Operator
dalam ) setelah dipastikan isi/volume botol
DENGAN SEGEL Penutup Seal
sesuai.

1 Mengecek kesesuaian botol dengan seal


MEMERIKSA
1
ADA GANTI BOTOL / Operator setelah diisi apakah terdapat kebocoran
KEBOCORAN
GANTI SEAL Penutup Seal dengan posisi botol di miringkan.
BOTOL

TIDAK ADA

1
Operator Menata/menyusun botol yang sudah
SAHAM AREA Penata/Penyusun terisi pada area stock yang telah ditentukan.
Botol

F Setelah bekerja pastikan area kerja sudah


MENYELESAIKAN Tim
dirapikan dan dibersihkan .

Poin Penting!
- Mengutamakan Keselamatan Kerja.
- Sebelum Meninggalkan area kerja ( Istirahat, Jam Pulang, Jam Lembur ) check kondisi area kerja. Pastikan kran dalam kondisi menutup dan dipasang botol
kosong, kipas dalam kondisi mati/off dan hal lain yang berpotensi menimbulkan bahaya.

Lampiran 8

93
Machine Translated by Google

Lampiran 9

94
Machine Translated by Google

Lampiran 10 tata letak AutoCAD 2021 yang diusulkan

95

Anda mungkin juga menyukai