Anda di halaman 1dari 6

Lampiran….

MATERI PEMILIHAN DUTA STUNTING KECAMATAN SEGERI

A. Pengertian Stunting
Menurut WHO (2015) Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai
dengna panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Stunting adalah pendek atau sangat pendek menurut usia yang kurang dari -2
standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi
irreversivel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan atau infeksi berulang/ kronis
yang terjadi dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (WHO, 2020).
Perlu diketahui pula bahwa tidak semua balita pendek itu stunting, sehingga
perlu dibedakan oleh dokter anak. Tetapi anak yang stunting pastilah pendek.

B. Gejala Anak Stunting


Balita bisa diketahui stunting bila sudah diukur panjang atau tinggi badannya.
Caranya adalah dengan mengurangi tinggi anak dengan 2 angka sesuai dengan standar
deviasi dari kurva pertumbuhan anak menurut WHO. Sedangkan di Indonesia,
indicator umum yang digunakan untuk mengukur stunting pada anak adalah dengan
menggunakan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), tinggi badan menurut usia
(TB/U), dan berat badan menurut usia (BB/U) (Kemenkes, 2022).
Berikut adalah gejala stunting pada anak.
1. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat terlambat.
2. Berat badan rendah apabila dibandingkan dengan anak seusianya.
3. Anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya.
4. Buruk dalam kemampuan focus dan memori belajar.
5. Anak mudah terserang penyakit infeksi
6. Usia 8-10 anak menjadi lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata..
7. Proporsi tubuh yang cenderung normal tapi tampak lebih muda/kecil untuk
seusianya.

C. Dampak Masalah Stunting di Indonesia


1. Dampak Kesehatan
a. Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus), hambatan
perkembangan kognitif dan motoric.
b. Gangguan metabolic pada saat dewasa yaitu resiko penyakit tidak menular
(diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dsb).
2. Dampak Ekonomi
Berpotensi menimbulkan kerugian setiap tahunnya: 2-3% GDP (Gross Domestic
Product)/ ukuran utama aktivitas perekenomian nasional.

D. Penyebab Stunting
1. Asupan kalori yang tidak adekuat (stabil)
a. Factor sosio-ekonomi (kemiskinan)
b. Pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengenai praktik pemberian makan
untuk bayi dan balita (kecukupan ASI).
c. Peranan protein hewani dalam MPASI
d. Penelantaran
e. Pengaruh budaya
f. Ketersediaan bahan makanan setempat.
2. Kebutuhan yang meningkat
a. Penyakit jantung bawaan
b. Alergi susu sapi
c. BBLSR ( Bayi berat badan lahir sangat rendah)
d. Kelainan metabolism bawaan
e. Infeksi kronik yang disebabkan karena kebersihan personal dan lingkungan
yang buruk (diare kronis) dan pemyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh
imunisasi (TBC, difteri, pertussis, dan campak).

E. Upaya Pencegahan Stunting


Berikut beberapa cara mencegah stunting:
1. Remaja Putri
Skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah (TTD/Fe).
2. Ibu Hamil
Disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter. Perlu juga
memenuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan. Dengan makanan sehat
dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium harus tercukupi.
3. Balita
a. Terapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Sesaat setelah bayi lahirm segera lakukan IMD agar berhasil
dalammenjalankan ASI eksklusif. Setelah itu, lakukan pemeriksaan ke dokter
atau keposyandu secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak.
b. Imunisasi
Perhatikan jadwal imunisasi rutin yang diterapkan oleh pemerintah agar anak
terlindungi dari berbagai macam penyakit.
c. ASI
Pemberian ASI eksklusif sampai anak berusia 6 (enam) bulan dan diteruskan
dengan MPASI yang sehat dan bergizi.
d. Pemantauan tmbuh kembang (weight faltering)
4. Gaya Hidup Bersih dan Sehat
Terapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan,
memastikan air yang diminum merupakan air bersih, buang air besar di jamban,
sanitasi sehat, dsb.
F. Upaya Penanganan Stunting Awal
1. Melakukan terapi awal seperti pemberian asupan makanan bernutrisi dan bergizi
2. Memberikan suplemen tambahan berupa vitamin A, Zinc, Zat besi, kalsium dan
yodium.
3. Memberikan edukasi dan pemahaman kepada keluarga untuk menerapkan pola
hidup bersih dan sehat dengan menjaga sanitasi serta kebersihan lingkungan
tempat tinggal.
KONSEP DASAR DUTA STUNTING

A. Pengertian Duta Stunting


Duta stunting adalah orang yang diutus untuk melakukan tugas khusus dalam
membantu menurunkan angka stunting disuatu daerah.
B. Tujuan Duta Stunting
Pengadaan duta stunting disuatu daerah bertujuan untuk memberikan integrasi
dalam upaya pencegahan penanggulangan stunting serta mendorong pemberdayaan
masyarakat melalui edukasi/penyuluhan. Diharapkan pula dengan adanya duta
stunting, angka stunting dalam daerah tersebut dapat menurun.
C. Sasaran Duta Stunting
1. Remaja (siswa Sekolah Menengah Atas Sederajat)
a. Memperdalam pengetahuan remaja dalam pencegahan dan upaya penurunan
angka stunting di daerahnya.
b. Melatih remaja untuk sebagai komunikator dalam memberikan edukasi kepada
masyarakat terkait dengan pencegahan stunting.
c. Memperdalam cara berpikir remaja dalam mendorong pemberdayaan
masyarakat untuk mencegah stunting.
d. Melalui pengalaman pemberian edukasi kepadamasyarakat tersebut, remaja
(siswa) akan menumbuhkan kepedulian social serta menumbuhkan rasa
tanggung jawab dalam diri mereka.
2. Masyarakat dan Pemerintah/Institusi Daerah Setempat
a. Terbantu dalam pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting pada
anak.
b. Mendapatkan manfaat dan pengetahuan dalam mencegah dan menurunkan
angka kejadian stunting pada anak.
c. Terbentuknya kader-kader yang akan menjadi penerus duta stunting dalam
menjamin kelanjutan program duta stunting di daerah setempat.
d. Meningkatkan dan memperluas kerjasama dengan instansi lain yang terkait
dalam program duta stunting ini.
e. Dapat menelaah kondisi nyata pada masyarakat yang dilakukan edukasi
langsung.
f. Memperoleh hasil yang baik dari tugas yang dilakukan oleh remaja duta
stunting.
D. Syarat-Syarat Duta Stunting
1. IMT ideal
2. Usia 16-19 tahun (kelas 2-3)
3. Sehat mental dan fisik
4. Dapat berbaur dengan masyarakat setempat
5. Memahami materi yang dilampirkan terkait dengan stunting
6. Dapat melakukan penyuluhan terkait stunting pada masyarakat nantinya
E. Peraturan Pemilihan Duta Stunting
1. Pemiliha duta stunting adalah kegiatan yang menjadi program kerja kecamatan
KKN angkatan XIX STIK Famika Makassar Prodi S1 Ilmu Keperawatan yang
dilaksanakan oleh siswa Sekolah Menengah Atas Sederajat pada waktu yang telah
ditentukan oleh panitia.
2. Pemilihan duta stunting ini dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan diatur oleh
panitia duta stunting KKN angkatan XIX STIK Famika Makassar.
F. Alur Pemilihan Duta Stunting
1. Surat dikirimkan kepada Kepala Sekolah masing-masing wilayah kerja 2
Puskesmas di Kecamatan Segeri.
2. Materi stunting yang akan diteskan telah terlampir bersama surat.
3. Sekolah membimbing dan menyeleksi 3 siswa yang akan diutus pada pemilihan
duta stunting di Kantor Camat Segeri.
4. Pada hari dan waktu yang telah ditentukan, siswa diharapkan hadir di Kantor
Camat Segeri untuk melakukan beberapa tes sebelum dipilih untuk menjadi duta
stunting.
5. Dewan juri akan menilai tes dan memberikan hasilnya kepada panitia duta
stunting.
6. Pengumuman Duta Stunting akan dilakukan saat malam ramah tamah KKN
Angkatan XIX STIK Famika Makassar di Kantor Camat Segeri sekaligus
menyerahkan piagam penghargaan, piala dan pengukuhan duta stunting di
Kecamatan Segeri.
G. Tes Pemilihan Duta Stunting
1. Tes tertulis terkait dengan materi terlampir mengenai stunting
2. Tes penyuluhan, dimana masing-masing siswa yang diutus menyiapkan 1 tema
penyuluhan mengenai stunting dan melakukan demonstrasi penyuluhan di depan
dewan juri.
H. Dewan Juri Pemilihan Duta Stunting
1. Ibu Camat Segeri
2. Pengelola posyandu remaja masing-masing Puskesmas di Kecamatan Segeri.

Anda mungkin juga menyukai