Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 2

Nama : Zety sarlene

NIM : 050734431

Tugas Mata Kuliah : Pengantar ilmu hukum/PTHI

KASUS

Jono dan Joni merupakan teman dekat (bukan saudara) karena rumah mereka berdua berdekatan.
Suatu hari Jono dipindahkan tugas ke kota lain. Sehingga rumah Jono kosong dalam waktu yang cukup
lama. Karena ditinggalkan begitu saja rumah Jono menjadi tidak terawat terutama rumput di depan,
samping dan belakang rumahnya yang sudah tumbuh begitu lebat hampir menutupi seluruh rumah
Jono. Joni yang awalnya merasa tidak nyaman melihat keadaan rumah Jono akhirnya memutuskan
untuk membersihkan halaman depan, samping dan belakang rumah Jono.

Pertanyaan (Dalam Hukum Positif)

1. Analisis perbuatan apakah yang dilakukan oleh Joni, serta apa saja konsekuensi dari perbuatan
tersebut. Jelaskan disertai dasar hukumnya!

Jawab :

Tindakan yang dilakukan oleh Joni adalah membersihkan halaman depan, samping, dan belakang rumah
Joni yang kosong dan tidak terawat.Tindakan ini dapat dianggap sebagai perbuatan baik karena
membantu memelihara kebersihan dan estetika lingkungan sekitar. Namun, dalam hukum positif,
tindakan ini dapat dilihat sebagai pelanggaran hak milik Jono karena Joni melakukan perbuatan tanpa
izin atau persetujuan pemilik.

Konsekuensi dari perbuatan ini dapat bervariasi tergantung pada hukum yang berlaku di negara atau
yurisdiksi tertentu. Beberapa konsekuensi dari perbuatan tersebut,

1. Joni dapat dikenai sanksi administratif atau denda karena melakukan perbuatan tanpa izin pada
properti orang lain.
2. Jono dapat mengajukan tuntutan hukum terhadap Joni atas pelanggaran hak properti.
3. Joni mungkin diminta untuk mengembalikan properti yang telah dibersihkan atau mengganti
kerugian yang ditimbulkan.

Menurut Pasal 385 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), setiap orang yang dengan sengaja
merusak atau mengambil barang milik orang lain tanpa izin atau persetujuan dapat dipidana dengan
pidana penjara selama 4 tahun atau denda sebesar 9.000.000 rupiah.
Namun, ada pengecualian dalam Pasal 388 KUHPer yang menyatakan bahwa jika tindakan tersebut
dilakukan untuk tujuan yang baik dan dalam keadaan darurat, maka tindakan tersebut dianggap sah.
Misalnya, jika Joni membersihkan halaman rumah Jono karena khawatir rumah tersebut akan menjadi
sarang nyamuk atau tempat berkembang biak hewan berbahaya. Namun, untuk menghindari masalah
hukum dan perselisihan, sebaiknya Joni harus mendapatkan izin dari Jono atau keluarganya sebelum
melakukan perbuatan tersebut.

Selain itu, ada juga aturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemeliharaan kebersihan dan
estetika lingkungan.

Misalnya, Peraturan Daerah (Perda) atau Peraturan Pemerintah (PP) tentang kebersihan lingkungan dan
tata kota.Aturan ini memberikan kewajiban kepada setiap warga negara untuk menjaga kebersihan
lingkungan dan menghindari tindakan yang dapat merusak lingkungan. Namun, dalam hal ini, tindakan
Joni tidak dapat dianggap sebagai tindakan yang merusak lingkungan, melainkan tindakan yang
melanggar hak milik Jono.

Oleh karena itu, sebaiknya Joni meminta izin dari pemilik rumah sebelum melakukan perbuatan apapun
pada rumah tersebut.

Dalam konteks ini, Joni juga dapat mempertimbangkan untuk melaporkan keadaan rumah kosong yang
tidak terawat kepada pihak berwenang, seperti pemerintah setempat atau kepolisian, untuk
menghindari masalah hukum dan memastikan keamanan dan kesejahteraan lingkungan sekitar.

Dasar hukumnya ,

Pasal 385 dan 388 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Pemukiman

2. Analisislah oleh saudara tergolong hukum apakah kasus di atas jika dilihat dari isinya serta dari
masa berlakunya!

Jawab :

Dalam teori Hukum Positif, kasus di atas dapat tergolong dalam hukum perdata. Hal ini karena
melibatkan hak properti dan hubungan antara individu (Joni) dengan properti orang lain (rumah Jono).
Hukum perdata mengatur hak dan kewajiban individu dalam hubungan perdata, termasuk hak properti
dan tanggung jawab terhadap properti orang lain.

Dalam hal ini, Joni melakukan perbuatan yang melibatkan hak properti dan tanggung jawab terhadap
properti orang lain, sehingga dapat dikategorikan sebagai masalah hukum perdata.
3. Dalam mazhab ilmu hukum dikenal beberapa aliran, salah satunya adalah aliran positivisme,
jelaskan serta kaitkan dengan kasus di atas!

Jawab :

Aliran positivisme dalam mazhab ilmu hukum menekankan pentingnya hukum yang ditetapkan secara
formal oleh otoritas yang berwenang. Aliran ini berpendapat bahwa hukum harus didasarkan pada
peraturan yang jelas dan objektif, bukan pada nilai-nilai moral atau keyakinan subjektif.

Dalam kasus di atas, aliran positivisme dapat dikaitkan dengan pendekatan yang mengedepankan
kepatuhan terhadap hukum yang berlaku. Joni, sebagai penganut aliran positivisme, mungkin melihat
pentingnya mengikuti aturan hukum yang berlaku dalam membersihkan rumah Jono. Joni mungkin
berpendapat bahwa tindakannya adalah sah jika tidak melanggar peraturan atau undang-undang yang
mengatur hak properti dan perbuatan tanpa izin.

Namun, penting untuk dicatat bahwa aliran positivisme juga mengakui bahwa hukum dapat berubah
seiring waktu dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, politik, dan ekonomi. Oleh karena itu,
dalam analisis kasus ini, aliran positivisme hanya memberikan kerangka kerja untuk memahami
pentingnya kepatuhan terhadap hukum yang berlaku.

Sumber referensi jawaban saya

Pasal 385 dan 388 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt51cd232430f5b/pengambilan-tanpa-hak-
dalam-hukum-perdata/

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Pemukiman

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5309a11768f9d/kehutanan-lingkungan-hidup/

ISIP4130/MODUL 8 Mazhab ilmu hukum

Anda mungkin juga menyukai