Ketakwaan terletak di dalam hati, namun bisa dikenali dr ciri-ciri tertentu. Salah
satu ciri dr orang bertakwa adalah bagaimana ia memiliki & menunjukkan sifat
rendah hati kepada orang lain.
Semakin bertakwa seseorang, maka ia akan menjadi semakin rendah hati.
Sebaliknya, jika seseorang semakin sombong, itu menunjukkan bahwa ketakwaan
dirinya masih kurang.
Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata :
"Seseorang yg bertakwa secara hakiki adalah seseorang yg setiap kali bertambah
nikmat Allah kepadanya, maka dia akan semakin tawadhu' (rendah hati) kepada
kebenaran & sesama manusia." (Al-Qoul Al-Mufid 2/24)
Ketika kita merasa lebih baik, artinya kita membandingkan diri dgn orang lain &
kemudian merasa ‘aman’ karena menganggap amalan kitalah yg lebih banyak atau
dosa kita lebih sedikit.
Sangat mungkin bila Allah lebih mencintai orang yg amalannya tidak banyak
namun ia merasa dirinya hina, dibandingkan seseorang dgn amalan melimpah
namun ia merasa dirinya suci.
Semoga kita tidak menyepelekan perasaan diri sendiri ‘lebih baik’ dr hamba Allah
yg lain, karena begitu banyak keburukan di balik perasaan ini. Wallaahu a’lam…
Wasalamualaikum Wr.Wb
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh
Semakin bertambah usia harus semakin taat, bukan justru semakin giat maksiat.
Tidakkah kita merenungi, bahwa setiap bertambahnya usia maka semakin
berkurang pula nikmat² yang kita miliki.
Lihatlah rambut kita yang semula hitam mulai memutih,
Mata yang semula jelas melihat mulai rabun,
Kulit yang semula kencang mulai keriput,
Gigi yang semula tersusun lengkap mulai ada yang copot.
Fisik yang semula kuat mulai lemah.
Lantas masihkah setiap pergantian waktu, hari, bulan dan tahun yang kita lewati
tetap sama saja seperti hari² kemaren tanpa bertambah amal dan ketaqwaan ?
Saudaraku keadaan fisik kita yang mulai banyak perubahan akibat usia itu
merupakan pengingat akan semakin dekatnya kita dengan kematian. Dan ia juga
menandakan masa "berangkat" sudah dekat, serta tidak lama lagi kita pun akan
segera berpindah.
Maka semestinya kita bersegera mempersiapkan bekal amal, karena kita mulai
sadar bahwa keberadaannya di alam dunia ini tidaklah bisa selamanya, namun
hanya sebentar saja.
Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata :
"Wahai orang yang ubannya telah memperingatkannya (dengan dekatnya)
kematian, sementara dia masih terus berkubang dengan dosa-dosa, tidakkah cukup
bagimu (telah datang) penasehat berupa uban"(Lathaa-iful Ma'aarif I/259
Sungguh tak banyak yang dapat kita lakukan di sisa² usia ini, karenanya jangan
sampai kita menjadi manusia yang lalai dan terus berambisi mengejar dunia,
namun hendaknya kita mulai bersegera menyiapkan bekal amal. Sehingga tatkala
ajal kita tiba kita bukan termasuk orang² yang merugi.
Semoga hal ini kita jadikan renungan dan semakin menambah kita bersemangat
untuk memanfaatkan waktu dalam kebaikan. Wallahu waliyyut taufiq.