Anda di halaman 1dari 7

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : I Nyoman Kariana, S.Pd.,M.Pd.
Asal Institusi : SMP Negeri 4 Kuta Selatan
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-
penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
o Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
o Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan
dengan topik masalah.
o Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut
berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
o Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
o Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
o Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi
untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
o Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian
atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
o Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan
wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab
masalah.
o Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
o Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda


dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis
dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya,
langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat
untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab
diidentifikasi masalah

1 Rendahnya budaya KAJIAN LITERATUR:


literasi pada Setelah dianalisis lagi
peserta didik 1. Kemampuan literasi matematika masalah rendahnya
sehingga kesulitan merupakan salah satu kemampuan yang kemampuan literasi
saat mengerjakan sangat penting dikembangkan pada masing- peserta didik sehingga
soal-soal cerita masing siswa. Terlebih lagi pada era abad kesulitan saat soal-soal
4.0 bahwa kemampuan literasi menjadi cerita
sangat penting dimiliki oleh siswa untuk
dapat menyelesaikan persoalan dalam dikarenakan :
kehidupan nyata. 1. Budaya membaca
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index peserta didik yang
.php/qalamuna/article/view/871 rendah berdampak
pada hasil belajar
2. Menurut Street (2003), literasi tidak hanya mereka
tentang kemampuan membaca dan
menulis, tetapi juga tentang bagaimana 2. Siswa lebih senang
individu menggunakan keahlian tersebut memainkan gadget
dalam berinteraksi dengan budaya dari pada membaca
sekitarnya. Sementara itu, Nunes dan buku.
Bryant (2006) menyatakan bahwa
kemampuan numerasi mencakup 3. Peserta didik merasa
pemahaman konsep matematika dalam enggan untuk
konteks sehari-hari. membaca sehingga
https://ejournal.undiksha.ac.id/[path_jurna mereka kesulitan
l]/oai ketika berhadapan
dengan soal-soal
3. Ojose, Bobby (Journal of Mathematics cerita
Education, 2011:90) Mathematics literacy is
the knownledge to know and apply basic
mathematics in our every day living (Literasi
matematis adalah pengetahuan untuk
mengetahui dan menggunakan dasar
matematika dalam kehidupan sehari-hari).
https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.
php/proceedings/article/view/893

4. Guru harus mampu menerapkan model


pendekatan pembelajaran matematika
kontekstual yang dimaksudkan di sini adalah
pembelajaran yang menekankan posisi guru
yang tidak lagi langsung memberi informasi
kepada siswa, melainkan harus
menciptakan aktivitas yang dapat digunakan
oleh para siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuan matematika (Hongki Julie dan
Y. Marpaung, 2012: 2)
https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/in
sania/article/view/1500
WAWANCARA:

5. Drs. I Ketut Sudina (Kepala SMPN 4 Kuta


Selatan)
Ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan rendahnya budaya literasi
peserta didik pada pelajaran matematika
diantaranya:

5.1 Budaya literasi pada peserta didik yang


rendah berdampak pada rendahnya
kemampuan mereka dalam
mengerjakan soal soal cerita.

5.2 Peserta didik kurang terlibat dalam


kegiatan matematika di luar jam
pelajaran mungkin memiliki literasi
matematika yang rendah. Partisipasi
dalam klub matematika, kontes, atau
proyek-proyek matematika dapat
membantu meningkatkan keterampilan
dan minat mereka.

5.3 Peserta didik kurang dalam


pemanfaatan gadget untuk mendukung
pembelajaran

5.4 Peserta didik belum sadar tentang


pentingnya literasi dalam proses
pembelajaran

6. I Putu Ary Fajar Purbantara, S.Pd.,M.Pd


(Guru Matematika SMPN 4 Kuta Selatan)

6.1 Peserta didik merasa enggan untuk


membaca sehingga mereka kesulitan
ketika berhadapan dengan soal-soal
cerita

6.2 Rendahnya mitat baca peserta didik


sangat mempengaruhi prestasi belajar
mereka

6.3 Peserta didik cendrung copy-paste


jawaban yang ada di aplikasi
matematika (photomath) tanpa
mencerna terlebih dahulu

2 Kemampuan KAJIAN LITERATUR:


operasi hitung Setelah dianalisis bedasarkan
1. Guru harus mampu menerapkan model pengalaman empiris, kajian
dasar peserta didik
yang rendah Pendekatan pembelajaran matematika literatur dan wawancara,
sehingga sulit kontekstual yang dimaksudkan di sini masalah rendahnya numerasi
mengikuti pelajaran adalah pembelajaran yang menekankan siswa terjadi karena:
matematika posisi guru yang tidak lagi langsung
1. Peserta didik kurang
memberi informasi kepada siswa,
cermat dalam
melainkan harus menciptakan aktivitas
memahami kalimat pada
yang dapat digunakan oleh para siswa soal oprasi hitung
untuk mengkonstruksi pengetahuan
matematika (Hongki Julie dan Y. 2. Guru kurang
Marpaung, 2012: 2) memberikan
pendekatan-pendekatan
pembelaran kontektual
2. Numerasi merupakan kemampuan untuk
terkait dengan persoalan
mengaplikasikan sebuah konsep bilangan
dalam kehidupan sehari-
dan juga keterampilan operasi hitung di
hari yang dapat
dalam kehidupan sehari-hari dan juga
diselesaikan dengan
kemampuan untuk menginterpretasikan
konsep oprasi hitung
informasi kuantitatif yang terdapat di
sekeliling kita (Abdhul, 2022).
3. Peserta didik belum
https://penerbitbukudeepublish.com/nu
sepenuhnya
merasi/#:~:text=Pengertian%20Numerasi
menguasai operasi
,-
hitung dasar
Lalu%20apa%20sebenarnya&text=Secara
matematika seperti
%20sederhana%2C%20pengertian%20da
perkalian, pembagian,
ri%20numerasi,yang%20terdapat%20di%
penjumlahan dan
20sekeliling%20kita.
pengurangan.
3. Faktor yang menyebabkan kesulitan
4. Guru wajib
belajar matematika berasal dari faktor
memberikan
internal dan faktor eksternal. Faktor
pengulangan-
internal yang berasal dari siswa meliputi IQ
pengulangan yang
atau intelegensi, sikap siswa dalam belajar
bersifat numerasi guna
matematika, motivasi belajar siswa yang
memberikan ingatan
masih rendah, kesehatan tubuh yang tidak
yang lebih mendalam
optimal, dan kemampuan pengindraan
pada peserta didik.
siswa yang kurang. Sedangkan faktor
eksternal yang berasal dari luar siswa
antara lain kurangnya variasi mengajar
guru, penggunaan media pembelajaran
yang belum maksimal, sarana prasarana di
sekolah, serta lingkungan keluarga.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph
p/jisd/article/view/22311

WAWANCARA

4. I Gusti Agung Trisna Jayastika, S.Pd.,M.Pd.


(Narasumber Pakar: Dosen UPMI )

Untuk meningkatkan kemampuan


numerasi peserta didik perlu adanya
pengulangan-pengulangan sehingga dapat
meningkatkan kemampuan numerik pada
long term memory mereka.

5. I Putu Ary Fajar Purbantara, S.Pd.,M.Pd


(Guru Matematika SMPN 4 Kuta Selatan)

Hal yang menyebabkan kemampuan


numerasi peserta didika masih rendah
dalam menyelesaikan matematika karena:
5.1 Peserta didik belum menguasai
kemampuan dasar operasi hitung
pada peserta didik kurang sehingga
saat SMP guru-guru harus kembali
mengajar dasar matematika seperti
kali, bagi, tambah dan kurang.
5.2 Ada beberapa peserta memang tidak
menyukai pelajaran matematika

3 Kurangnya KAJIAN LITERATUR: Setelah dianalisis lagi masalah


pemanfaatan pemanfaatan teknologi / TIK
teknologi dalam 1. Kurangnya pengetahuan guru matematika dalam pembelajarsann belum
proses dalam penggunaan aplikasi komputer untuk maksimal karena:
pembelajaran menciptakan suatu media yang berbasis
membuat teknologi. Solusi yang dapat diberikan untuk 1. Kurangnya motivasi guru
pembelajaran permasalahan yang dialami oleh guru dalam memanfaatkan
kurang menarik matematika tersebut adalah dengan teknologi/ TIK dalam
bagi peserta didik memberikan pelatihan dengan proses pembelajaran.
memanfaatkan aplikasi / program komputer
sebagai media / alat pembelajaran. 2. Guru belum mampu
Aplikasi tersebut berupa software menggunakan media
geogebra dan maple yang nantinya bisa pembelajaran yang
diterapkan oleh para guru. software seperti berbasis TIK.
ini sudah banyak diaplikasikan sebagai alat
pembelajaran di berbagai sekolah negeri. 3. Guru belum mampu
http://180.250.193.171/index.php/jpmb/arti membuat bahan ajar dan
cle/view/298 evaluasi yang inovatif dan
menarik dalam
2. Ujung ketercapaian tujuan pembelajaran pembelajaran berbasis
adalah pada level performa siswa. Intervensi TIK.
teknologi pembelajaran yang dipilih dan
dirancang harus sesuai dengan kondisi dan 4. Persiapan guru dalam
kebutuhan siswa/pemelajar di sekolah atau negajar kurang optimal.
wilayah masing-masing. Ada banyak model
pembelajaran yang dapat dipilih guru,
misalnya model pembelajaran berbasis
proyek (project–based learning, PjBL),
pembelajaran berbasis pengalaman
(Experiential Learning), pembelajaran
berbasis masalah (problem–based
learning), model flipped-peerlearning,
meaningful learning, dan masih banyak lagi
lainnya.
https://pusdatin.kemdikbud.go.id/pemanfaa
tan-teknologi-pembelajaran-dalam-adaptasi-
pandemi-covid-19/

3. Amalia (2016) menyatakan bahwa (1) guru


tidak memiliki motivasi untuk mempelajari
teknologi yang berkembang, (2) guru malas
untuk menerapkan hal baru dalam
pembelajaran yang dianggap rumit, (3)
Fasilitas pribadi guru yang tidak memadai, (4)
faktor umur membuat guru tidak memiliki
motivasi untuk menggunakan dan
mempelajari teknologi.

WAWANCARA:
4. NI Wayan Emilia Putri, S.Pd. (Guru
Matematika SMPN 4 Kuta Selatan)
Penerapan pembelajaran inovatif yang
berbantuan TIK dengan menggunakan media-
media pembelajaran yang kreatif pada
pembelajaran matematika wajib
dilaksanakan oleh guru untuk merangsang
siswa agar lebih tertarik dan merasa
tertantang dalam setiap setiap pembelajaran
tersebut.

5. Ni Kadek Susiawati , S.Pd. (Guru Matematika


SMPN 4 Kuta Selatan)
Pembelajaran berbasis TIK di sekolah belum
terlaksana dengan optimal karena kurangnya
sarana dan prasarana pendukung seperti LCD
dan laptop sehingga tidak semua guru dapat
menerapkannya TIK dalam proses
pembelajaran

4 Kurangnya guru KAJIAN LITERATUR: Berdasarkan hasil kajian


dalam penerapan literatur dan wawancara,
metode-metode 1. Model Project Based Learning berbasis eksplorasi penyebab masalah
pembelajaran Science, Technology, Engineering and diantaranya:
inovatif sangat Mathematics (PjBL-STEM) ditemukan efektif
berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan berpikir 1. Guru masih menggunakan
terhadap minat dan kritis siswa menurut temuan Dywan dan metode ekspositori yang
motivasi belajar Airlanda (2020). yang berpusat pada guru
peserta didik sehingga kurang menarik
2. Model Problem-based Learning dapat bagi peserta didik.
digunakan sebagai upaya meningkatkan
keterampilan berpikir kritis pada 2. Pengetahuan guru yang
pembelajaran biologi berdasarkan penelitian kurang terhadap metode-
yang dilakukan oleh Agnesa dan Rahmadana metode pembelajaran
(2022). inovatif

3. Pendekatan saintifik mampu meningkatkan 3. Guru merasa enggan


keterampilan berpikir kritis siswa menurut dalam menggunakan
penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono metode inovatif
(2020). dikarenakan perlu waktu
dalam persiapan dan
4. Penerapan metode Blanded learning dapat penerapannya.
meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Berdasarkan penelitian oleh Akbar dan Jakub 4. Materi yang padat
Saddam (2023) menyulitkan guru dalam
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr= penerapan metode
&id=nxzOEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA143&dq inovatif.
=Kurangnya+guru+dalam+penerapan+metod
e- 5. Guru kesulitan dalam
metode+pembelajaran+inovatif&ots=HiyiIB memilih metode inovatif
mwX7&sig=5Dsjdwb71OZ33k7taC7Eu3TSbZs yang tepat
&redir_esc=y#v=onepage&q=Kurangnya%20
guru%20dalam%20penerapan%20metode-
metode%20pembelajaran%20inovatif&f=fals
e

WAWANCARA:
5. I Putu Ary Fajar Purbantara, S.Pd.,M.Pd
(guru Matematika SMPN 4 Kuta Selatan)
5.1 Guru masih banyak menggunakan
metode ceramah yang berpusat pasa
siswa, sehingga kurang menarik bagi
peserta didik.

6. I Made Artika Mahendra, S.Pd. (Guru


Matematika SMPN 4 Kuta Selatan)
6.1 Metode pembelajaran yang inovatif
dapat meningkatkan minat dan motivasi
peserta didik.
6.2 Rendahnya motivasi belajar peserta didik
disebabkan oleh karena pembelajaran
matematika di kelas yang membosankan.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Jakub Saddam, et al. MODEL & METODE PEMBELAJARAN INOVATIF: Teori
dan Panduan Praktis. PT. Sonpedia Publishing Indonesia, 2023.

Firdaus, Aulia, et al. "Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Matematika Siswa." QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama 13.2 (2021): 187-
200.

Firdaus, A., Asikin, M., Waluya, B., & Zaenuri, Z. (2021). Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Matematika Siswa. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial,
dan Agama, 13(2), 187-200.

Utari, Dian Rizky, M. Yusuf Setia Wardana, and Aries Tika Damayani. "Analisis kesulitan belajar
matematika dalam menyelesaikan soal cerita." Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar 3.4 (2019):
534-540.

Anda mungkin juga menyukai