Anda di halaman 1dari 18

BEST PRACTICES

Implementasi Model Problem Based Learning berbasis teknologi untuk


meningkatkan minat literasi, keterampilan berfikir kritis, dan keaktifan
belajar peserta didik kelas VII Alhazen SMP IT Permata Mulia pada
materi ekosistem

Dias Rindang Windari, S.Pd

PPG DALAM JABATAN


KATEGORI 2 TAHUN 2022
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran

Lokasi SMP IT Permata Mulia


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Kelas VII Alhazen
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan kemampuan Literasi, HOTS,
Keaktifan belajar
Penulis Dias Rindang Windari, S.Pd
Tanggal 13 Oktober 2022
Situasi: Kondisi yang melatar belakang
Kondisi yang menjadi latar
belakang masalah, Kondisi yang menjadi latar belakang masalah
mengapa praktik ini di SMP IT Permata Mulia yaitu:
penting untuk dibagikan, a. Rendahnya minat baca (literasi) peserta
apa yang menjadi peran didik pada pembelajaran IPA.
dan tanggung jawab anda Putra (dalam Sari, 2018: 1) menyatakan
dalam praktik ini. bahwa membaca dapat membuat seseorang
lebih terbuka cakrawala pemikirannya.
Membaca menjadi sarana untuk
memperoleh beragam informasi yang
sekarang ini tersaji dalam bahan bacaan
seperti majalah, surat kabar, buku
pengetahuan, dan lain-lain, deengan
demikian, membaca penting untuk semua
orang. Salma dan Mudzanatun (dalam
Prasrihamni, 2022: 3) menyatakan faktor
penyebab kurangnya literasi di Indonesia
karena dipengaruhi oleh permasalahan yang
terjadi dalam lingkungan sekolah dan
lingkungan luar sekolah yang meliputi
beberapa hal. Terbatasnya sarana dan
prasarana membaca, seperti ketersediaan
perpustakaan buku bacaan yang bervariasi
menjadi salah satu faktor penyebab
rendahnya budaya literasi di Indonesia.
Mumpuni dan Nurbaeti (2019: 8)
menyatakan faktor interen yang
mempengaruhi minat membaca peserta
didik meliputi perasaan, perhatian, dan
motivasi. Faktor eksteren yang
mempengaruhi minat membaca peserta
didik meliputi guru, lingkungan, dan
fasilitas. Berdasarkan hasil wawancara
lebih dari 50% peserta didik SMPIT Permata
Mulia tidak berusaha menambah informasi
dengan cara membaca. Hal ini bisa dilihat
dari buku kontrol literasi sekolah yang
sebagian besar tidak diisi oleh peserta didik.
Guru juga kurang maksimal memberikan
teks bacaan dalam pembelajaran,
sedangkan peserta didik lebih memilih
menghabiskan waktunya dengan gadget
karena kontennya yang dianggap lebih
menarik.
b. Peserta didik belum maksimal berlatih
dan berdiskusi tentang HOTS pada saat
pembelajaran
Yusuf dan Widyaningsih (2018: 43)
menyatakan soal HOTS disusun
berdasarkan tingkatan ranah C4, C5, dan
C6 yang dirumuskan dalam indikator soal.
Soal HOTS dapat disajikan dalam bentuk
soal pilihan ganda, essai dan lain-lainnya.
Kemampuan dalam menyelesaikan soal
HOTS sangat penting dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik. Suparman (2021: 39)
Menyatakan soal HOTS sangat diperlukan
karena terdapat beberapa pertimbangan
baik secara teoritis maupun empiris. Secara
empiris, peserta didik yang yang memiliki
keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
mampu belajar dengan lebih baik, mampu
mengembangkan performa lebih sempurna
dan bisa mengurangi kelemahan-kelemahan
dalam belajarnya. Berdasarkan hasil
wawancara disaptkan hasil bahwa sebagian
guru kurang memahami pembelajaran
berbasis HOTS. Guru kurang maksimal
mebiasakan HOTS dalam proses
pembelajaran karena lebih fokus pada
pencapaian materi dan nilai ketuntasan
belajar. Sebagian besar guru juga hanya
membuat soal HOTS berdasarkan referensi
soal tahun-tahun sebelumnya.
c. Model pembelajaran yang digunakan guru
kurang inovatif
Kaharuddin dan Hajeniati (2020: 4)
menyatakan tujuan pembelajaran inovatif
dan variatif adalah: Memfasilitasi peserta
didik membangun pengetahuan sendiri,
Membantu menemukan, menguji, dan
menyusun data yang dibutuhkan dalam
mengembangkan disiplin ilmu. Proses
belajar berjalan menyenangkan dan penuh
motivasi sehingga lebih memudahkan
mengerti materi pembelajaran. Santyasa
(2017: 5) menyatakan selain penguasaan
materi, guru juga dituntut memiliki
keragaman model atau strategi
pembelajaran, karena tidak ada satu model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan belajar dari topik-topik
yang beragam. DePorter (dalam Wahyuni,
2017: 2) menyatakan gaya belajar seseorang
adalah kombinasi dari bagaimana ia
menyerap, dan kemudian mengatur serta
mengolah informasi. Gaya belajar mengacu
pada cara belajar yang lebih disukai peserta
didik, oleh karena itu menyebabkan:
a. Peserta didik akan menyukai
pembelajaran yang bervariasi yang sesuai
dengan gaya belajar yang dimilikinya
b. Keberagaman gaya belajar peserta didik
perlu pemilihan strategi mengajar yang
cocok agar kekuatan gaya belajar peserta
didik berkembang dengan baik
c. Pembelajaran harusnya melibatkan aspek
visual, auditorial, dan kinestetik
diharapkan mampu meningkatkan
aktifitas belajar dan disesuaikan dengan
keadaan kelas
Menurut hasil survei dan wawancara
didapatkan hasil 88% guru tidak
memperhatikan hasil tes gaya belajar peserta
didik sehingga kurang menerapkan model
pembelajaran yang sesuai. Guru kurang
waktu untuk berinteraksi dengan peserta
didik sehingga kurang bisa menggali
kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
Guru kurang bertukar pengalaman dengan
guru lain sehingga belum bisa maksimal
merancang model pembelajaran yang lebih
inovatif.

Berdasarkan atar belakang diatas maka


alternatif solusi yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah adalah melalui
Implementasi model pembelajaran Problem
Based Learning. Wulandari, N., dan Sholihin,
H. (2015: 4) menyatakan penerapan sintaks
model PBL mendorong siswa untuk lebih
aktif dalam membangun pengetahuannya
sendiri melalui kerja kelompok yang
dilakukan. Aktivitas pembelajaran PBL juga
memfasilitasi Peserta didik untuk
meningkatkan ketertarikan mereka terhadap
issu ilmiah dalam proses pemecahan
masalah. Peserta didik harus terbiasa
mencari informasi sendiri, mampu
mengidentifikasi dan merumuskan masalah,
mampu bekerja efektif dalam kelompok, dan
membangun jaringan, serta memiliki
kreativitas yang tinggi. Implementasi model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan kemampuan literasi
sains pada aspek sikap secara signifikan.
Model pembelajaran PBL sesuai diterapkan
untuk merangsang ketertarikan Peserta didik
kepada issu ilmiah, meningkatkan inkuiri
ilmiah, dan mendorong rasa tanggung jawab
Peserta didik terhadap lingkungan
sekitarnya. Karena itu solusi permasalahan
yang diambil adalah Implementasi Model
Problem Based Learning berbasis teknologi
untuk meningkatkan minat literasi,
keterampilan berfikir kritis, dan keaktifan
belajar peserta didik kelas VII Alhazen SMP IT
Permata Mulia pada Meteri Ekosistem.

Praktik ini penting untuk dibagikan, karena:


1. Menjadi motivasi diri untuk merancang
pembelajaran yang lebih baik dan sebagai
referensi atau inspirasi bagi guru lain
untuk menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning
2. Memberikan alternatif untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam kemampuan literasi, HOTS, dan
keaktifan saat pembelajaran
3. Sebagai referensi dalam penggunaan
TPACK pada kegiatan pembelajaran
Peran dan tanggung jawab guru dalam
praktik ini adalah:
1. Menyusun modul ajar dengan baik dan
melakukan evaluasi dan refleksi
pembelajaran.
2. Guru berperan sebagai fasilitator dalam
pembelajaran.
3. Guru mempersiapkan media pembelajaran
PPT interaktif dan LKPD berbasis TPACK
(HP untuk barcode materi pembelajaran)
yang sesuai dengan modul ajar
4. Guru melakukan pembelajaran dengan
model pembelajaran yang tepat.
5. Guru bertanggungjawab untuk
melaksanakan pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan sesuai dengan kondisi
terkini peserta didik.
Tantangan : Tantangan yang terjadi saat akan mencapai
Apa saja yang menjadi tujuan
tantangan untuk 1. Rendahnya minat literasi peserta didik.
mencapai tujuan tersebut? Misalnya membaca artikel atau teks
Siapa saja yang terlibat, panjang karena selama pandemi terbiasa
mencari informasi dengan cara instan
melalui internet.
2. Sejak PPG jam mapel IPA seluruhnya
digantikan oleh guru lainnya karena
sekolah tetap ingin memberikan
pembelajaran IPA kepada peserta didiknya
dengan maksimal, sehingga ketika akan
melaksanakan pembelajaran saya harus
menyesuaikan jam mapel yang boleh
digunakan untuk pengambilan video.
3. Jumlah guru yang masih terbatas
sehingga kesulitan mencari rekan terbaik
yang membatu untuk pengambilan video.
4. Peraturan sekolah yang tidak
memperbolehkan peserta didik membawa
Hp, sehingga secara pribadi guru harus
menyediakan Hp minimal 1 untuk setiap
kelompok supaya konteks pemanfaatan
teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik dapat terpenuhi.
5. Fasilitias WiFi yang belum merata ke
semua ruang kelas sehingga proses
pembelajaran kurang maksimal

Pihak yang terlibat langsung dalam proses


PPL ini adalah:
1. Kepala sekolah dan rekan sejawat yang
menjadi sumber untuk menentukan
pemasalahan belajar peserda didik
utamanya yang berkaitan dengan
pembelajaran IPA
2. Guru dan rekan yang berperan sebagai
juru kamera
3. Peserta didik kelas VII Alhazen sebagai
target peserta pembelajaran yang
berperan aktif dalam pembelajaran
4. Dosen pembimbing, Guru pamong, dan
rekan mahapeserta didik yang senantiasa
memberikan arahan, bimbingan, masukan
terbaik sehingga yang dipraktikkan oleh
guru menjadi pembelajaran berbasis
masalah otentik yang benar.

Aksi : Langkah dalam aksi praktik baik ini


Langkah-langkah apa menggunakan model pembelajaran Problem
yang dilakukan untuk Based Learning dengan langkah kegiatan
menghadapi tantangan sebagai berikut:
tersebut/ strategi apa
yang digunakan/ (Orientasi pada Masalah)
bagaimana prosesnya, 1. Guru mengarahkan peserta didik
siapa saja yang terlibat / kelompok
Apa saja sumber daya (terdiri dari 4 peserta didik).
atau materi yang 2. Guru mengondisikan peserta didik
diperlukan untuk mengamati video pembelajaran dan
melaksanakan strategi ini membaca literasi berita permasalahan
hama tikus secara umum dan
permasalahan di Blora
3. Guru membagikan LKPD dan Hp
terkoneksi internet sebagai sumber belajar

(Mengorganisasi)
1. Guru mengarahkan pada kasus tentang
keseimbangan ekosistem yaitu hama ulat
daun di lingkungan sekolah kepada
setiap kelompok
2. Guru meminta masing-masing kelompok dan
menentukan rumusan masalah
3. Guru membimbing peserta didik menyusun
hipotesis
(Membimbing penyelidikan)
Guru membimbing diskusi untuk merancang
alternatif solusi dengan menggunakan belajar
Hp terkoneksi internet untuk memindai
barcode yang terdapat dalam LKPD

(Mengembangkan dan menyajikan hasil)


Guru meminta peserta didik
mempresentasikan pekerjaan secara
berkelompok

(Menganalisa dan mengevaluasi)


1. Guru meminta peserta didik untuk
mengevaluasi pekerjaan kelompok lain yang
melakukan presentasi
2. Guru memberikan penguatan hasil evaluasi
peserta didik
3. Guru membimbing peserta didik
menyimpulkan pembelajaran

Langkah-langkah yang dilakukan untuk


menghadapi tantangan adalah:

1. Berkoordinasi dengan kepala sekolah dan


rekan sejawat untuk menentukan solusi
terbaik dari permsalahan belajar peserta
didik
2. Melaksanakan wawancara pada pihak yang
bersangkutan sesuai dengan permasalahan
pembelajaran, khususnya mata pelajaran
IPA
3. Mencari kajian literatur yang sesuai dengan
permasalahan yang muncul
4. Merumuskan solusi permasalahan yang
didapatkan
5. Membuat Modul ajar sesuai dengan arahan
dosen dan guru pamong
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk
menghadapi tantangan adalah:
1. Berkaitan dengan rendahnya minat
literasi : Yaitu dengan menggunakan
media pembelajaran yang menarik minat
untuk berliterasi yaitu menggunakan
media pembelajaran. Ankowo dan Kosasih
(dalam Supardi, dkk, 2015: 5) menyatakan
Media pembelajaran adalah suatu cara,
alat, atau proses yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari sumber pesan
kepada penerima pesan yang berlangsung
dalam proses pendidikan. Media
Pembelajaran dapat dibedakan menurut
kemampuannya membangkitkan
rangsangan pada indra penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman dan
pengecapan, sehingga secara umum ciri-
ciri media pembelajaran adalah media itu
dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati
oleh panca indra. Media pemebelajaran
berbasis TPACK merupakan salah satu
media yang bisa digunakan untuk
meningkatkan motivasi literasi peserta
didik, sehingga dalam pembelajaran guru
memanfaatkan Hp sebagai sumber literasi
yang diarahkan melalui barcode dala
LKPD.
2. Berkaitan dengan masalah penentuan
jam pembelajaran, yaitu memperhatikan
mata pelajaran yang materinya mudah dan
tidak menimbulkan hal yang fatal jika
ditinggalkan. Rudolph F. Werderber (dalam
Warda, dkk 2021: 6) menyatakan
komunikasi memiliki fungsi sosial untuk
menunjukkan koneksi dan untuk
membangun dan memelihara hubungan
dengan orang lain. Komunikasi yang baik
kepada guru lain sangat diperlukan supaya
guru yang bersangkutan berkenan untuk
membantu terlaksananya proses
pembelajaran yang baik.
3. Berkaitan dengan proses pengambilan
video, yaitu: menentukan rekan yang ahli
dalam proses pengambilan video karena
hasil terbaik dari dokumentasi proses
pembelajaran sebagian besar tergantung
dari proses pengambilan videonya,
sehingga waktu pelaksanaan praktik
pembelajaran harus menyesuaikan dengan
rekan yang berperan sebagai juru kamera.
Sebelum melakukan pengambilan video
kita harus melakukan briefing kepada juru
kamera yang kita pilih sehingga hasilnya
sesuai dengan yang kita inginkan.
Penggunaan kamera yang beresolusi baik
dan penggunaan stabilizer kamera juga
sangat membantu supaya hasil
pengambilan video lebih maksimal.
4. Berkaitan dengan peraturan sekolah
yang tidak memperbolehkan peserta
didik membawa Hp, yaitu tetap memenuhi
kriteria penggunaan teknologi untuk
kebutuhan belajar peserta didik yang baik
sesuai dengan tuntutan zaman walaupun
belum maksimal seperti sekolah lain yang
memperbolehkan peserta didik membawa
Hp. Cara yang digunakan adalah
mengusahakan adanya Hp dengan cara
meminjamkan Hp pribadi dan dari rekan
guru yang memiliki Hp lebih dari 1 untuk
digunakan saat proses pembelajaran.
5. Berkaitan dengan kurang maksimal
fasilitas WiFi di sekolah: Pembelajaran
saat ini lebih baik diusahakan
menggunakan koneksi internet. Koneksi
internet yang digunakan harus memadai
sehingga pemilihan ruang kelas yang
terkoneksi dengan WiFi sangat penting
supaya saat pembelajaran tetap stabil saat
digunakan untuk membuka referensi
belajar. Selain menggunakan WiFi sekolah
guru juga harus mempersiapkan koneksi
internet pribadi supaya proses
pembelajaran tetap berjalan dengan baik.

Pihak yang terlibat;


Kepala sekolah, rekan sejawat, peserta didik
kelas VII ALhazen

Sumber daya yang mendukung :


1. Peserta didik yang aktif
2. Guru yang mau belajar dan berubah
menjadi lebih baik

Materi yang digunakan untuk melaksanakan


strategi ini :
1. Buku IPA kurikulum merdeka
2. LKPD berbasis barcode pembelajaran
3. PPT interaktif
4. Video Pembelajaran
5. Laptop
6. Proyektor
7. Pointer
8. Hp Terkoneksi internet
Refleksi Hasil dan Hasil yang didapatkan setelah dilaksanakan
dampak pembelajaran adalah:
Bagaimana dampak dari 1. Minat Literasi
aksi dari Langkah-langkah Berdasarkan hasil penilaian formatif
yang dilakukan? Apakah selama berlangsungnya pembelajaran
hasilnya efektif? Atau didapatkan data 81,25% peserta didik
tidak efektif? Mengapa? tertarik untuk melakukan literasi
Bagaimana respon orang menggunakan yang media pembelajaran
lain terkait dengan artikel dan video pembelajaran
strategi yang dilakukan, berdasarkan barcode yang disajikan oleh
Apa yang menjadi faktor guru dalam LKPD. Hal ini dilihat dari
keberhasilan atau penilaian guru yang memberikan nilai
ketidakberhasilan dari formatif aktif membaca dan berdiskusi
strategi yang dilakukan? saat pembelajaran berlangsung.
Apa pembelajaran dari 2. Memampuan HOTS
keseluruhan proses Kemampuan HOTS peserta didik sesuai
tersebut dengan harapan yaitu sebanyak 87,5%
peserta didik tuntas dalam evaluasi
pembelajaran berbasis HOTS.
3. Model Pembelajaran Inovatif Problem
Based Learning
Penggunaan model pembelajaran Problem
Based Learning terbukti mampu membuat
peserta didik tertarik dalam mengikuti
pembelajaran. Berdasarkan data penilaian
diri sendir dan antar teman didapatkan
hasil bahwa model PBL mampu
meningkatkan keaktifan belajar peserta
didik sesuai dengan harapan yaitu 93,75%
mampu berdiskusi dengan kelompok.
Peserta didik juga sudah mulai berani
untuk presentasi di depan kelas.
Berdasarkan hasil angket yang diberikan
kepada peserta didik didapatkan hasil
50% peserta didik menilai pembelajaran
sangat efektif, 43,75 % menilai
pembelajaran efektif, dan 6,25% menilai
cukup efektif

Respon orang lain dengan pembelajaran yang


dilaksanakan:
1. Teman sejawat yang membantu dalam
pembelajaran yaitu: Berdasarkan hasil
wawancara proses pembelajaran sudah
berlangsung dua arah, peserta didik
berperan aktif dalam berdiskusi untuk
menyelesaikan LKPD. Penggunaan media
pembelajaran berbasis teknologi juga
membuat peserta didik lebih antusias
dalam belajar.
2. Berdasarkan hasil angket 100% peserta
didik senang dan antusias dengan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Faktor yang menjadi keberhasilan


1. Pemilihan model pembelajaran dan studi
kasus yang tepat dengan kondisi peserta
didik
2. Media pembelajaran yang menarik dan
mudah dioperasikan oleh peserta didik
3. Pengelompkan belajar yang sesuai dengan
gaya belajar peserta didik

Rekomendasi
1. Guru sebaiknya memahami karakteristik
dan gaya pelajar peserta didik
2. Guru harus menguasai materi yang
diajarkan
3. Guru memberikan fasilitas dan media
pembelajaran yang sesuai dengan peserta
didik
4. Guru harus memperhatikan fase
pembelajaran Problem Based Learning
5. Guru harus menjadi fasilitator
pembelajaran yang baik sehingga peserta
didik mampu berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran
Lampiran Dokumentasi Pembelajaran:

Gambar 1 : Motivasi awal pembelajaran Gambar 2 : Peserta didik antusias dalam belajar

Gambar 3: peserta didik memanfaatkan teknologi Gambar 4: Guru menjadi fasilitator pembelajaran

Gambar 5: peserta didik berani melakukan presentasi Gambar 6: Proses tanya jawab dan konfirmasi

Gambar 7: Evaluasi pembelajaran berbasis HOTS Gambar 8: Praktik pembuatan pestisida


Lampiran Hasil Post Test

No Nama Siswa Post Test Keterangan


1 Aaliyah Syahquita Zivanka Putri Supriyadi 65 Belum Tuntas

2 Afifa Citra Salsa Billa 83 Tuntas

3 Berliana Lintang Aura Al Kalifa 87 Tuntas

4 Dzakiya Talita Sakhi 83 Tuntas

5 Fedia Athaya Shalikha 88 Tuntas

6 Kaeyla Ghina Arnetta 86 Tuntas

7 Kailyla Pradhitya Darmaja 90 Tuntas

8 Khumaira Faizza Fachresa 91 Tuntas

9 Lentera Maulidya Neva 84 Tuntas

10 Nabila Hasna Amira 60 Belum Tuntas

11 Nasywa Sirien Rafida 92 Tuntas

12 Sandrina Citra Kharisma Dinnara 92 Tuntas

13 V Sabrina Putri Harkawan 84 Tuntas

Tuntas : 14 peserta didik


Belum tuntas : 2 peserta didik
Ketuntasan capaian kompetensi : 87,5%
INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN IPA
OLEH PESERTA DIDIK

Nama :
Sekolah :
Petunjuk :
1. Berilah tanda () pada kolom skor
2. Penilaian berdasarkan indikator yang terlihat ketika guru yang
bersangkutan mengajar di ruang kelas.

Indikator Ya Tidak
1. Guru mengawali dan mengakhiri
pembelajaran dengan tepat waktu

2. Guru menggunakan ice breaking yang


menyenangkan.

3. Guru menjelaskan materi dengan jelas


dan mudah dipahami

4. Guru menggunakan metode pembelajaran


yang menyenangkan.

5. Guru menggunakan media pembelajaran


berbasis teknologi yang menarik

6. Guru menggunakan PPT interaktif yang


dapat membantu pemahaman peserta
didik.
7. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran
yang dapat menumbuhkan kerja sama
yang baik antar peserta didik

8. Guru membantu peserta didik yang


kesulitan dalam memahami teks yang
diberikan.
9. Dengan berkelompok, peserta didik dapat
berperan aktif dalam pembelajaran.

10. peserta didik dapat memahami dan


mengerjakan LKPD yang diberikan oleh
guru.
Nilai :
0-40 : Pembelajaran tidak efektif
50-60 : Pembelajaran cukup efektif
70-80 : Pembelajaran efektif
90-100 : Pembelajaran sangat efektif
Lampiran hasil Angket Peserta didik
Lampiran LKPD berbasis pemanfaatan Teknologi yang digunakan peserta didik
Studi kasus hama ulat daun yang menyerang pohon jeruk di sekolah

Gambar 1 : Sampul LKPD Gambar 2 dan 3 : LKPD berbasis Teknologi (Barcode)

Gambar 4: Pembelajaran berbasis masalah otentik Gambar 5: Laporan praktk memanfaatkan media sosial
Lampiran PPT Interaktif yang digunakan Guru

Anda mungkin juga menyukai