Anda di halaman 1dari 7

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: Albertus Tri Mulyanto
Asal Institusi: SD MARDIYUANA
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah
yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda
dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
o Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
o Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan
topik masalah.
o Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan
temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di
Sekolah:
o Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan
sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
o Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab
masalah tersebut.
o Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk
menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
o Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau
pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
o Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan
pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
o Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang
dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
o Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda
menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat


menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi
penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah
merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


telah masalah penyebab masalah
diidentifikasi

1 Minat belajar Kajian Literatur Setelah dianalisis, rendahnya


peserta didik minat belajar peserta didik
masih rendah Minat belajar merupakan suatu karena :
pada pelajaran kegiatan yang dilakukan oleh 1. Rendahnya ketertarikan
Bahasa Indonesia seseorang dalam proses peserta didik terhadap
materi menulis pembelajaran secara tetap materi pelajaran Bahasa
kalimat. dengan perasaan senang tanpa Indonesia.
adanya paksaan oleh orang lain 2. Kurangnya konsentrasi
(Rojabiyah, & Setiawan, 2019). peserta didik selama
proses pembelajaran.
Link jurnal 3. Guru belum bisa
https://jonedu.org/index.php/j menentukan model
oe/article/view/92 pembelajaran inovatif
yang tepat sesuai dengan
Penggunaan media dapat karakteristik peserta
mempermudah [peserta didik] didik.
dalam memahami materi 4. Kurang nya penggunaan
pelajaran sehingga memperoleh media pembelajaran yang
hasil belajar yang memuaskan dilakukan oleh guru.
(Wahyuningtyas, 2020) 5. Pemilihan metode
pembelajaran yang tidak
Link jurnal tepat oleh guru.
https://edukatif.org/index.php/
edukatif/article/view/77

Kreatifitas guru dalam mengajar


sangat besar pengaruhnya dalam
kemajuan pelaksanaan
pendidikan, dan memacu
kemampuan untuk
menghasilkan, merespon,
mewujudkan ide, dan
menanggapi berbagai
permasalahan pendidikan yang
muncul serta mampu
meningkatkan minat belajar
peserta didik (Haloho, Bongguk,
Ulung Napitu, dan Ease Arent,
2023)

Link jurnal
https://jonedu.org/index.php/j
oe/article/view/2806

Wawancara
Teman sejawat (Bpk. Idelfonsus
Cancang, S.Pd) Guru Kelas 5 SD
Mardi Yuana
1. Pembelajaran yang dilakukan
menjenuhkan peserta didik
dan tidak menyenangkan.
2. Kegiatan belajar mengajar
tidak inovatif dan interaktif.
3. Metode pembelajaran yang
tidak tepat dengan karakter
peserta didik.

2 Kemampuan berbicara Kajian Literatur Setelah dianalisis, rendahnya


peserta didik yang kemampuan berbicara peserta
masih rendah pada Keterampilan berbicara dalam Bahasa
pelajaran Bahasa Indonesia adalah suatu keterampilan didik karena :
Indonesia materi berbahasa yang perlu dikuasai, karena 1. Peserta didik belum
membaca dengan keterampilan ini merupakan suatu terampil berbicara dengan
indikator terpenting bagi kerberhasilan
nyaring. memperhatikan PUEBI.
[peserta didik] dalam belajar bahasa
2. Penerapan model
(Magdalena dkk, 2021)
pembelajaran yang belum
Link jurnal
optimal yang dipilih oleh
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/ed guru.
isi/article/download/1336/925/ 3. Kurangnya
Penerapan model Problem Base pembendaharaan kosakata
Learning pada pembelajaran pidato oleh peserta didik.
dapat dilakukan oleh guru dalam rangka 4. Guru tidak mengajak siswa
meningkatkan kemampuan [peserta
untuk berdiskusi secara
didik] dalam Menyusun teks pidato dan
menyampaikan pidato (Aco, dan berkelompok dan
Dahlan, 2023) memberikan tugas terkait
materi membaca nyaring.
Link jurnal

https://jonedu.org/index.php/joe/article/
view/2084

Penguasaan diksi dalam membangun


kalimat memberikan kontribusi yang
sangat besar dalam upaya pemahaman
pemaknaan kepada masyarakat
(Wijayanti, 2023)

Link jurnal

https://jonedu.org/index.php/joe/article/
view/1611

Wawancara
Teman sejawat (Ibu Anita Siwi, S.Pd)
Guru Bahasa Indonesia SMP Mardi
Yuana

Agar kemampuan berbicara peserta


didik meningkat, guru perlu mengajak
peserta didik untuk berdiskusi melalui
berkelompok dan memberikan tugas
berkaitan dengan kompetensi
berbicara.

3 Tingkat minat Kajian Literatur Setelah dianalisis, rendahnya


membaca peserta minat membaca peserta didik
didik yang masih Membaca merupakan salah satu sarana
rendah pada bagi [peserta didik] untuk mempelajari karena :
pembelajaran Bahasa suatu hal yang belum diketahui dan 1. Guru kurang bervariasi
Indonesia materi dapat memperluas pengetahuan, dengan dalam menggunakan media
membaca [peserta didik] dapat
membaca teks. pembelajaran dalam KBM.
mengenali dirinya sendiri, budaya yang
dimilikinya bahkan juga dapat 2. Peserta didik tidak semua
membantu mengenali budaya dimiliki mempunyai handphone
oleh orang lain (Santri dkk, 2023) sebagai alat bantu dalam

Link jurnal pelajaran


3. Masih terdapat peserta
https://jonedu.org/index.php/joe/article/
didik yang belum lancar
view/3763
membaca, sehingga
mengurangi minat
Komputer, laptop, dan handphone membaca.
adalah media-media elektronik yang 4. Pemilihan bahan bacaan
dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai yang kurang tepat diusia
media pembelajaran (Akib, 2019;
peserta didik.
Rahmawaty & Karwanto, 2021)
5. Bahan bacaan tidak
menarik bagi peserta didik.
Link jurnal

https://jonedu.org/index.php/joe/article/
view/1500

Di era modern ini, sangat tepat jika


disediakan media pembelajaran yang
sesuai dengan kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
karena pada dasarnya generasi sekarang
adalah generasi yang tidak lepas dari
perkembangan teknologi (Hidayati,
2022)
https://jonedu.org/index.php/joe/article/
view/1500

Wawancara
Teman Sejawat (Ibu Anita Siwi, S.Pd)

Peserta didik diminta untuk membaca


buku sesuai dengan minatnya dan pada
setiap pembelajaran disisipi dengan
teks bacaan.

4 Kemampuan peserta Kajian Literatur Setelah dianalisis, rendahnya


didik yang rendah peserta didik memahami soal
memahami soal cerita Matematika merupakan salah satu ilmu cerita karena :
pada pelajaran yang sangat penting karena aktivitas 1. Peserta didik tidak terbiasa
Matematika. manusia umumnya menggunakan melakukan kegiatan
Matematika (Baweleng dkk, 2023) literasi.
2. Guru tidak membiasakan
Link jurnal peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan
https://jonedu.org/index.php/joe/article/
literasi.
view/3757
3. Guru tidak menggunakan
media pembelajaran yang
kongkrit sesuai dengan
Melalui adanya kebiasaan [Gerakan kehidupan dilingkungan
literasi] membaca siswa yang telah sekitar peserta didik saat
terbentuk dan terpola, dapat diarahkan kegiatan pelajaran
menuju tahap pengembangan Matematika berlangsung.
pembelajaran, termasuk dalam 4. Peserta Didik tidak terbiasa
pembelajaran matematika. Dengan melakukan literasi di awal
kemampuan literasi yang cukup, siswa pembelajaran.
dapat mengatasi kesulitannya dalam
5. Literasi dalam
membaca dan menginterpretasikan
pembelajaran penting
persoalan matematika dalam soal cerita,
sehingga siswa dapat memahami model untuk melatih kemampuan
matematika dalam soal cerita tersebut peserta didik memahami
(Komalasari, dan Ahmad, 2023) soal cerita.
6. Peserta tidak berlatih
Link jurnal mengerjakan soal
https://repository.upy.ac.id/1804/ kontekstual berkaitan
dengan kehidupan sehari-
hari.
Melalui penggunaan benda kongkrit, 7. Guru tidak menggunakan
[peserta didik] mampu memahami alur alat peraga dan media
operasi hitung penjumlahan dan digital untuk penanaman
pemecahan soal cerita penjumlahan
pemahaman materi kepada
dengan baik (Kurniati, 2023)
peserta didik.
Link jurnal 8. Guru tidak membiasakan
https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp peserta didik mengerjakan
/764706-1674427141.pdf soal cerita HOTS terkait
dengan kehidupan sehari-
Wawancara hari dengan level soal yang
Teman sejawat (Bpk Abin, S.Pd) Guru bertingakat.
Kelas 6 SDN Sukamaju 02 Cimaung
Kab. Bandung.

Untuk meningkatkannya pertama-


pertama peserta didik di biasakan untuk
membaca sebagai dasarnya, bisa
dilakukan sebelum pembelajaran antara
10-15 menit. Dengan itu peserta didik
akan terbiasa. Sehingga ketika di beri
soal cerita matematika peserta didik
dapat memahami soal cerita yang di
berikan.

Teman sejawat (Bpk Fransiskus Hardi,


S.Pd) Guru Matematika di SMK Mardi
Yuana

Ada beberapa cara yang saya lakukan :


1. Dalam proses pembelajaran
perbanyak latihan soal kontekstual
dalam bentuk soal cerita.
2. Penggunaan alat peraga dan media
digital untuk penanaman pemahaman
materi.
3. Pembiasaan peserta didik
menyelesaikan masalah kontekstual
dalam bentuk soal cerita HOTS,
dengan level yang bertingkat.
5. Sulitnya mengatur Kajian Literatur Setelah dianalisis, sulitnya
keadaan kelas agar mengatur keadaan kelas agar
tenang dan kondusif
Tugas pengajar (guru/dosen) di dalam tenang dan kondusif karena :
kelas sebagian besar adalah 1. Peserta didik terlalu asik
membelajarkan [peserta didik] dengan
menyediakan kondisi belajar yang mengobrol dengan
optimal. Kondisi belajar ini dapat temannya.
dicapai jika guru mampu mengatur
2. Peserta didik sering
[peserta didik] dan sarana pengajaran
serta mengendalikannya dalam suasana bercanda dan tidak
yang menyenangkan untuk mencapai mendengarkan materi yang
tujuan pembelajaran (Dyah, 2023)
diberikan oleh guru.
Link jurnal 3. Guru kurang terampil
https://journal.universitassuryadarma.ac
dalam mengelola kelas agar
.id/index.php/jmm/article/viewFile/544/
510 kelas kondusif
4. Guru tidak melaksanakan

pengelolaan kelas merupakan sebuah ice breaking agar suasana


keterampilan mengkondisikan kelas menyenangkan.
peserta didik agar pembelajaran dapat
5. Guru tidak menciptakan
berjalan secara efektif. Pengelolaan
kelas dapat menciptakan suasana yang suasana yang
membangkitkan semangat siswa dalam menyenangkan dan
proses pembelajaran sehingga siswa melakukan metode
akan lebih aktif (Nugraha dkk, 2023)
pembelajaran yang
bervariatif.
Link jurnal
https://jonedu.org/index.php/joe/article/
view/1069
Peran guru dalam pengelolaan kelas
inovatif yaitu menjadi pengelola kelas
atau pengelola pengajaran guru juga
berperan sebagai fasilitator, motivator,
demonstrator, mediator, dan evaluator.
Intinya adalah bagaimana guru selalu
berusaha supaya siswa bisa semangat,
senang dan aktif dalam proses belajar
mengajar (dacholfany dkk, 20230

Link jurnal
https://jonedu.org/index.php/joe/article/
view/3574

Wawancara
Teman sejawat (Ibu Resmanty Naibaho,
S.Pd) Guru Kelas 1 SD Mardi Yuana

Agar kelas dapat kondusif, guru harus


dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan bervariasi agar
peserta didik tertarik mengikuti
pelajaran serta pada akhirnya mengikuti
apa yang diminta guru.

Teman Sejawat (Bpk Agustio Setyadini


Fawazashafar, S.Pd) Guru di SMA Mardi
Yuana

Memadukan apa yang menurut peserta


didik menarik seperti permainan dan
reward.

Anda mungkin juga menyukai