Anda di halaman 1dari 5

LK 1.

3 Penentuan Akar Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : Lidya Castalia Maharani
No UKG : 201501653943
NIM : 233153716114
Asal Institusi : SMPN 5 Kediri
Mata Pelajaran : TIK (Informatika)

No Hasil eksplorasi Akar Analisis akar penyebab masalah (data Masalah terpilih
penyebab masalah penyebab pendukung) yang akan
(disalin dari kolom masalah diselesaikan
hasil eksplorasi
penyebab masalah
pada LK. 1.2)

1 Penyebab dari Guru kurang Berdasarkan hasil analisis dan diskusi 1. Guru kurang
kurangnya menggunakan ditentukan akar penyebab dari kurangnya menggunakan
pemahaman siswa media pemahaman siswa kelas 8 materi algoritma media
(sub bab struktur dasar algoritma) adalah pembelajaran
kelas 8 materi pembelajaran
Guru kurang menggunakan media yang kreatif dan
algoritma (sub bab yang kreatif pembelajaran yang kreatif dan inovatif. inovatif
struktur dasar dan inovatif
algoritma) adalah: Literatur pendukung 2. Guru masih
1. Guru kurang 1. Menurut Andi (2016), hlm.110, Media menggunakan
menggunakan pembelajaran memberikan bantuan sangat metode
media yang besar kepada siswa dalam proses pembelajaran
konvensional
tepat pembelajaran. Namun demikian peran
2. Pembelajaran guru itu sendiri juga menentukan terhadap
yang monoton efektivitas penggunaan media dalam
3. Guru kurang pembelajaran. Peran tersebut tercermin
kreatif dan dari kemampuannya dalam memilih media
inovatif yang digunakan.
4. Keaktifan (Buku Monograf: Andi
siswa saat Kristanto,S.Pd.,M.Pd. 2016, Media
proses Pembelajaran, Penerbit: Bintang Satabaya,
pembelajaran Jawa Timur)
belum (https://www.scribd.com/document/67515
maksimal 8695/2021-07-27-Buku-monograf-Media-
5. Materi yang andi-k)
sulit 2. Menurut Wulandari (2020) dalam
jurnalnya menuliskan, Kreativitas dan
inovatif guru dalam mengajar di kelas
juga berpengaruh terhadap peningkatan
motivasi dan minat belajar peserta didik.
Ketika guru memiliki kreativitas dan
inovatif maka guru akan membuat
pembelajaran menggunakan berbagai
metode, teknik, dan media pembelajaran.
Sehingga hal tersebut akan membuat
pembelajaran lebih menyenangkan,
kondusif dan bermakna. Dengan sebuah
pembelajaran yang menyenangkan akan
membuat motivasi dan minat belajar
peserta didik meningkat, karena dengan
meningkatnya motivasi dan minat belajar
juga akan berpengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik. Sedangkan jika guru
tidak memiliki kreativitas dan inovatif
maka pembelajaran yang dilaksanakan
akan cenderung monoton dan
membosankan bagi peserta didik sehingga
membuat menurunnya motivasi dan minat
belajar peserta didik dan hal tersebut juga
akan berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik yang mungkin kurang
memuaskan. Oleh karena itu guru sebagai
seorang pendidik harus memiliki
kreativitas dan inovatif baik dari segi
metode,media, maupun model
pembelajaran yang digunakan dalam
menyampaikan setiap materi kepada
peserta didik saat di kelas.
(https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
/article/download/6050/3850)

2 Penyebab dari Siswa kurang Berdasarkan hasil analisis dan diskusi


kurangnya budaya minat ditentukan akar penyebab dari budaya baca
baca siswa adalah membaca siswa adalah siswa kurang minat membaca
1. Siswa jarang buku dan buku dan lebih memilih HP.
membaca lebih memilih
2. Siswa jarang ke HP Literatur pendukung:
perpustakaan 1. Wahyuni (2010: 181) dalam Sari (2018)
3. Siswa tidak mengatakan bahwa penyebab rendahnya
minat membaca minat baca adalah lingkungan keluarga dan
4. Peran sekitar yang kurang mendukung kebiasaan
perpustakaan membaca. Kesibukan orang tua dalam
belum berbagai kegiatan berdampak pada
maksimal minimnya waktu luang bahkan hampir tidak
5. Pengaruh ada waktu untuk melakukan kegiatan
keluarga yang membaca. Anak yang setiap harinya jarang
tidak gemar melihat keluarganya melakukan kegiatan
membaca membaca secara umum juga kurang
6. Pengaruh media memiliki kegemaran membaca. Faktor
hiburan seperti eksternal penyebab rendahnya minat
Televisi dan membaca siswa yang terakhir adalah
HP. pengaruh menonton televisi dan bermain
games di handphone. Siswa cenderung
menyukai hiburan yang ditawarkan oleh
televisi dan handphone.
(https://journal.student.uny.ac.id/index.php/
pgsd/article/viewFile/13875/13400)
2. Penelitian yang dilakukan oleh Azmi
Rizky, Ala Aprila dan Kayla Nur (2021)
dalam Nurpadillah (2022), menyatakan
bahwa rendahnya minat baca masyarakat
Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor
di antaranya; (1) kegiatan membaca yang
belum dibiasakan sejak dini, dimana anak-
anak yang sedang dalam fase golden age
seharusnya sudah mulai ditanamkan minat
membaca, (2) akses kepada kualitas dan
sarana pendidikan yang masih rendah, dan
(3) kurangnya produksi buku yang dicetak
dikarenakan penerbit di daerah yang masih
belum berkembang.
(https://jurnal.syekhnurjati.ac.id/index.php/
dimasejati/article/viewFile/10817/4392)
3. Hasil wawancara (teman sejawat): Zeni
Supriyanto, S.Pd. Menyatakan bahwa
kurangnya budaya baca siswa disebabkan:
1. Kurangnya rujukan/ sumber-sumber
yang mereka baca.
2. Sumber Buku-buku diperpustakaan
kurang.
3. Anak malas membaca karena
pengaruh HP.
(https://drive.google.com/file/d/1vS_Gif9B
up-
jHv0r2SO60o_n85U84e5C/view?usp=shar
ing)
4. Hasil wawancara (teman sejawat): Setyo
Basuki, S.Pd. (Waka Kurikulum),
menyatakan bahwa kurangnya budaya baca
siswa disebabkan pengaruh HP anak-anak
lebih suka bermain game.
(https://drive.google.com/file/d/1o4CngICa
AbaqJP-
XlopJOd42qu3UcOWB/view?usp=sharing)

3 Penyebab Guru Guru masih Berdasarkan hasil analisis dan diskusi


mengalami kendala menggunakan ditentukan akar penyebab dari Guru mengalami
dalam metode kendala dalam mengembangkan pembelajaran
mengembangkan pembelajaran yang inovatif adalah Guru masih menggunakan
pembelajaran yang konvensional metode pembelajaran konvensional.
inovatif adalah:
Kajian Literatur
1. Metode yang 1. Menurut Djamarah (1996) metode
digunakan tidak pembelajaran konvensional adalah “metode
menarik yang pembelajaran tradisional atau disebut juga
tidak berpusat dengan metode ceramah, diskusi serta
pada siswa penugasan karena sejak dulu metode ini
sehingga telah dipergunakan sebagai alat komunikasi
pembelajaran lisan antara guru dengan anak didik dalam
monoton proses belajar dan pembelajaran.” Sehingga
2. Guru jarang kadang kala metode konvensional yang
menggunakan dalam penelitian ini menggunakan model
pembelajaran langsung dapat menimbulkan
media kejenuhan dalam proses pembelajaran yang
pembelajaran berakibat penurunan hasil belajar siswa
3. Guru kurang (dalam Musbirah, 2018)
paham dengan (yunita,+Journal+manager,+hal+26-33.pdf)
model-model 2. Menurut Sanaky (2013: 3) dalam Rahmi
pembelajaran (2019) media pembelajaran adalah sebuah
4. Guru kurang alat yang berfungsi dan dapat digunakan
aktif mengikuti untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
workshop Media pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam pembelajaran karena
media pembelajaran berkaitan dengan
pengalaman belajar siswa. Dengan
menggunakan media pembelajaran dapat
meningkatkan minat belajar siswa.
Perkembangan teknologi yang pesat dapat
dimanfaatkan dalam pengembangan media
pembelajaran. Salah satunya penggunaan
komputer dalam pengembangan media
yang nantinya dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran.
(gautama,+10.+Mar’atush+Sholichah+
Muntaha+Rahmi+178-185.pdf)
3. Hasil wawancara (teman sejawat): Setyo
Basuki , S.Pd. (Waka Kurikulum)
Menyatakan bahwa Guru mengalami
kendala dalam mengembangkan
pembelajaran yang inovatif disebabkan
siswa susah untuk diajak belajar dengan
berbagai metode.
(https://drive.google.com/file/d/1o4CngICa
AbaqJP-
XlopJOd42qu3UcOWB/view?usp=sharing)

4 Penyebab Siswa Berdasarkan hasil analisis dan diskusi


kemampuan siswa ketergantung ditentukan akar penyebab dari kemampuan
dalam an HP siswa dalam memanfaatkan teknologi terutama
memanfaatkan HP kurang optimal adalah Siswa
teknologi terutama ketergantungan HP
HP kurang optimal
adalah : Kajian Literatur
1. Siswa 1. Menurut (Arifin, 2015 dalam Hermawan
ketergantungan 2021) adiksi gadget merupakan perilaku
game online ketergantungan pada gadget yang
2. Siswa memungkinkan timbulnya masalah sosial
ketergantungan seperti enggan bersosialisasi dan kesulitan
HP dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Guru kurang (171-Article%20Text-5945-1-10-
memberikan 20221011.pdf)
contoh 2. Setianingsih, 2018 dalam Hermawan 2021),
penggunaan HP mengemukakan terdapat empat faktor
saat penyebab munculnya adiksi gadget pada
pembelajaran. anak, yaitu: faktor internal, faktor
situasional, faktor sosial dan faktor
eksternal. Faktor internal misalnya kontrol
diri yang rendah, rasa bosan; faktor
situasional yaitu menggunakan gadget
apabila menghadapi situasi yang kurang
nyaman, merasa kesepian dan mengalami
kejenuhan; faktor sosial karena pengaruh
lingkungan anak; dan faktor eksternal yang
bukan berasal dari diri individu, terkait
dengan paparan media tentang gadget dan
berbagai fasilitasnya.
(171-Article%20Text-5945-1-10-
20221011.pdf)
3. Hasil wawancara (teman sejawat):
Yuliarni Roesari, SE, S.Kom., menyatakan
penyebab Kemampuan siswa dalam
memanfaatkan teknologi terutama HP
kurang optimal adalah :
- Banyaknya siswa yang menggunakan HP
untuk game dan aplikasi hiburan lainnya,
Untuk pembelajaran anak-anak harus
dimotivasi supaya HPnya terisi aplikasi
yang berguna untuk pembelajaran
- Guru seyogyanya memberi contoh
penggunaan HP saat pembelajaran
(https://drive.google.com/file/d/18ePR8dF
GxYTuSSiK_8cqC6zE561yI9PL/view?us
p=sharing)

Anda mungkin juga menyukai