Anda di halaman 1dari 12

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: Rialita, S.Pd
Asal Institusi: SMAN 8 Sarolangun
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah yang telah diidentifikasi
sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki
pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman dalam masalah yang
diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih
mendalam tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang dapat diambil untuk
mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda menganalisis penyebab
masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan data yang terkumpul
sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah
selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

N Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab


o telah masalah
diidentifikasi

1 Siswa masih 1) Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap


banyak yang kurangnya minat baca siswa melalui
kurang minat 1) Sumber: berbagai sumber literature dan wawancara,
dalam membaca https://pustaka.unand.ac.id/component/k2/item/193-faktor-faktor- maka dapat ditentukan penyebab
yang-mempengaruhi-minat-membaca rendahnya minat baca siswa:
1. Siswa tidak terbiasa melakukan
Website pepustakaan Universitas Andalas. Faktor-faktor yang kegiatan membaca baik
mempengaruhi minat membaca.2021 dilingkungan sekolah maupun
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca siswa adalah: dirumah
2. Kurangnya pemantauan intensif
a) Lingkungan dari guru terhadap kegiatan
b) Perkembangan teknologi membaca siswa
c) Budaya plagiasi 3. Buku bacaan dan kondisi
d) Sarana kurang memadai perpustakaan yang kurang menarik
e) Kurangnya motivasi 4. Adanya pengaruh HP yang
membuat siswa cenderung malas
2) Sumber membaca buku dan lebih memilih
https://itjen.kemdikbud.go.id/web/cara-meningkatkan-literasi-pada- bermain permainannya di HP
siswa/

a) Memperkenalkan kebiasaan membaca sejak dini


b) Membuat lingkungan belajar yang kondusif
c) Menggunakan teknologi dalam pembelajaran
d) Mendorong diskusi dan reflex
e) Memberikan umpan balik dan dukungan

3) Sumber
https://scholar.google.co.id/scholar?q=literasi+siswa&hl=id&as_sdt=
0&as_vis=1&oi=scholart

Kemampuan literasi menjadi kemampuan yang urgensitasnya sangat tinggi


untuk dikuasai oleh peserta didik untuk menghadapi konsekuensi
perkembangan teknologi informasi yang mendorong munculnya banyak
perubahan.

4) Sumber
https://journal.unesa.ac.id/index.php/pd/article/view/10412

 kegiatan literasi berperan dalam meningkatkan minat membaca siswa


 hambatan dalam melaksanakan kegiatan literasi di sekolah
diantaranya adalah kurangnya saranaa prasarana
 metode yang diterapkan kurang variatif
 rendahnya kedisiplinan siswa dalam proses pembiasaan kegiatan
literasi

5) sumber
https://journal.univetbantara.ac.id/index.php/absis/index

Masyarakat Indonesia masih lebih banyak didominasi oleh budaya


komunikasi lisan atau budaya tutur. Masyarakat cenderung lebih senang
menonton HP dengan update status dan mengikuti siaran televisi daripada
membaca (Suswandari, 2018).

2) Wawancara Kepala Sekolah

Menurut Hj. Basyariah, S.T, M.E:

a) Guru perlu meningkatkan kemampuan pedagogiknya agar dapat


berinovasi dalam pembelajaran membaca
b) Perlu adanya pembiasaan setiap mengawali pembelajaran dengan 15
menit membaca buku
c) Perlu pemantauan intensif dari seluruh guru terkait kegiatan membaca
siswa
d) Persoalan minat baca siswa bukan hanya menjadi tanggung jawab
guru Bahasa, melainkan tanggung jawab semua guru mata pelajaran

3) Wawancara rekan sejawat

Menurut Suyanto, S.Pd (Guru Bhs. Indonesia):

a) Kurangnya minat baca siswa dikarenakan ketidakterbiasaan mereka


dalam membaca
b) Kemampuan guru dalam mengolah kelas harus dtingkatkan
c) Guru harus memahami latar belakang siswa karena bisa jadi minat
siswa baca kurang penyebabnya adalah guru tidak memahami bacaan
apa yang mereka inginkan.

4) Wawancara pakar/ahli

Menurtu DR. Tuti Indriyani, M.Pd rendahnya minat membaca pada siswa
disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor internal dan faktor eksternal.

a) Faktor internal:
 Kemampuan membaca siswa
 Kurangnya kebiasaan siswa
b) Faktor eksternal:
 Lingkungan sekolah yang kurang mendukung
 Peran perpustakaan sekolah belum maksimal
 Keterbatasan buku/bahan bacaan
 Lingkungan keluarga yang kurang mendukung
 Pengaruh HP

2 Guru belum 1) Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil


mengoptimalkan kajian dan wawancara serta pengamatan
pembelajaran 1) Sumber: secara langsung disekolah dapat diketahui
inovatif sesuai http://digilib.unimed.ac.id/31363/2/9.%20NIM%202142111018%20 bahwa penyebab masalah guru kurang
dengan CHAPTER%20I.pdf maksimal dalam mengimplementasikan
karakteristik model-model pembelajran inovatif adalah:
Kesulitan guru dalam menerapkan model pembelajaran secara
materi dan Siswa 1. Terbatasnya pemahaman guru
umum kesulitan yang dialami guru dalam menerapkan pembelajaran
inovatif adalah kekurangan dan keterbatasan sarana dan dalam menerapkan model-model
prasarana, dalam menggunakan media pembelajaran seperti pembelajaran
infokus, guru harus bergantian dengan guru lain, sehingga waktu yang 2. Rendahnya motivasi diri guru
tersedia sangat terbatas untuk mengembangkan
pengetahuan dalam pembelajaran
2) Sumber inovatif yang kekinian
https://jurnal.usk.ac.id/PEAR/article/download/12194/9462 3. Keterbatasan waktu dalam
megeksplorasi macam-macam
Berdasarkan hasil analisis data, kendala yang dihadapi guru dalam
menerapkan model pembelajaran adalah: model pembelajaran yang inovatif
a) Mempersiapkan pembelajaran rencana (RPP) guru menuliskan model
pembelajaran, namun guru tidak menuliskan sintaksisnya dalam
model, hal ini disebabkan karena guru kurang memahami langkah-
langkah pembelajaran yang sesuai sintaksis yang ada pada model
pembelajaran.
b) Siswa tidak diberi kesempatan untuk mencari sendiri konsep-konsep
yang sedang dibahas
c) Guru kurang mampu mengarahkan siswa yang kurang mampu untuk
terlibat aktif

3) Sumber
http://eprints.unm.ac.id/23573/1/Kesulitan%20Guru%20dalam%20M
engimplementasikan%20Model%20Pembelajaran%20Berba.pdf

Menurut Yusriani dkk, kesulitan guru dalam model pembelajaran berbasis


proyek yakni,
a) Alokasi waktu yang dibutuhkan melampaui jam pelajaran
b) Ketersediaan alat dan bahan terbatas,
c) Guru masih asing dengan sintaks model pembelajaran berbasis
proyek
d) Guru kurang dapat menentukan proyek yang sesuai dengan model
pembelajaran berbasis proyek

4) Sumber
https://ejournal.undikma.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/index

a) guru masih kurang memahami pengembangan instrumen


pembelajaran tematik yang sesuai dengan peraturan
b) kesulitan guru dalam menyusun pembelajaran tematik instrumen
sarana yang dilakukan guru untuk mengatasi permasalahan pengembangan
pembelajaran tematik mengikuti pelatihan
2) Wawancara Wakil Kurikulum

Menurut Junaidi, S.Pd :

a) Siswa belum mandiri dalam mengeksplorasi ilmu pengetahuan


b) Guru belum sepenuhnya menguasai model-model pembelajaran
inovatif, siswa terbiasa disuguhi pembelajaran dengan metode
ceramah
c) Guru malas mengikuti kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan
d) Guru kurang menguasai teknologi informasi
e) Rendahnya motivasi guru dalam mengembangkan metode
pembelajaran

3 Tingkat 1) Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil


konsentrasi dan kajian dan wawancara serta pengamatan
fokus terhadap 1) Sumber secara langsung disekolah dapat diketahui
pelajaran sangat https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA/article/view/1657 bahwa penyebab rendahnya konsentrasi
rendah dan fokus terhadap pelajaran adalah:
Konsentrasi merupakan modal utama bagi siswa dalam menerima materi ajar serta
1. Faktor internal diantaranya
menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Salah satu cara yang dapat
kesehatan jasmani dan rohani
dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi siswa yaitu dengan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dalam belajar. Dengan mengembangkan kemampuan siswa, motivasi dan minat belaajr
berpikir kritis dalam belajar diyakini akan membuat siswa aktif dalam siswa
mengkonstruksikan pengetahuannya, sehingga siswa menjadi fokus atau konsentrasi 2. Faktor eksternal diantaranya
terhadap apa yang dipelajarinya. lingkungan sekitar kelas dan
sekolah
2) Sumber
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk/article/view/3751
Konsentrasi belajar yang rendah dipengaruhi dua faktor, yaitu:

1. Fakto Internal yaitu gangguan kesehatan jasmani sepeti


 Kurang tidur dan kelelahan
 Timbul nya perasaan negative sehingga menyita sebagian perhatian
siswa
 Rendah nya minat dan motivasi siswa
 Pasif dalam belajar
2. Faktor Eksternal yaitu lingkungan belajar yang dapat menggangu
konsentrasi belajar siswa dikarenakan suara gaduh baik di dalam kelas
maupun di lua kelas, hilir mudiknya orang sekitar kelas atau teman yang
mengganggu saat belajar.

2)Wawancara Rekan Sejawat

Menurut Yuli, S.Pd (Guru BK):

Konsentrasi memiliki beberapa indikator antara lain aspek ingatan, aspek sikap dan
aspek keterampilan. Dalam hal ini konsentrasi belajar dapat mempengaruhi hasil
belajar. Dengan siswa memiliki konsentrasi belajar maka perolehan hasil belajar
siswa akan lebih baik.

3) Wawancara Kepala Sekolah

Menurut Basyariah, S.T, M.E penyebab kurangnya konsentrasi dalam belajar adalah
lingkungan yang kurang kondusif menjadi salah satu pemicu sulitnya konsentrasi
belajar misalnya lingkungan belajarnya ramai atau bising, kotor dan kumuh, suhu
dalam kelas terlalu panas atau dingin.
4 Guru masih 1) Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
belum kajian dan wawancara penyebab guru
mengoptimalkan 1) Sumber: masih belum optimal dalam pemanfaatan
pemanfaatan https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6024/1/093911069.pdf IT dalam proses pembelajaran adalah:
teknologi 1. Kemampuan dasar guru dalam
informasi (IT) Problematika yang dihadapi guru dalam menguasai TIK pada pembelajaran: bidang TIK yang memang masih
dalam a) Kemampuan dasar guru dalam TIK memang masih rendah rendah
pembelajaran b) Ketersediaan fasilitas TIK yang masih belum memadai 2. Ketersediaan fasilitas TIK yang
c) Sekolah tidak mengharuskan gurumenggunakan TIK dalam proses masih belum memadai
pembelajaran sehingga guru kurang berminat untuk mengembangkan 3. Sekolah tidak mengharuskan
kemampuan diri penggunaan TIK
d) Tidak adanya kegiatan pelatihan-pelatihan bagi guru untuk 4. Tidak adanya kegiatan pelatihan
meningkatkan kemampuan guru dalam bidang TIK bagi guru untuk meningkatkan
kemampuan dibidang TIK
2) Sumber
https://suyanto.id/hambatan-utama-penggunaan-tik-dalam-
pembelajaran-dan-strategi-mengatasinya/

Nikolopoulou dan Gialamas (2016) mengelompokkan tantangan penggunaan


TIK dalam proses pembelajaran dari tiga aspek, yaitu kurangnya dukungan
(lack of support), kurangnya kepercayaan (lack of confidence), dan
kurangnya perlengkapan (lack of equipment)

2) Wawancara rekan sejawat

Menurut Drs. Hamidi :


3) Guru kurang menguasai IT
4) Kurang paham media apa saja yang perlu disiapkan
5) Jaringan internet atau Wifi yang belum memadai

5 Masih kurangnya 1) Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil


pengetahuan guru kajian dan wawancara penyebab belum
dalam 1. Sumber: terbiasa siswa dengan soal HOTS:
penyusunan soal https://jppipa.unram.ac.id-jcar-article-download 1. Paradigm lama siswa hanya di
HOTS yang baik suruh menghafal bukan berlatih
Faktor kesulitan guru dalam mengembangkan materi HOTS
dan benar untuk kemampuan menalar
a) Kemampuan guru dalam mengembangkan RPP 2. Kemampuan guru dalam
b) Waktu yang terbatas menyusun pembelajaran berbasis
c) Karakteristik peserta didik HOTS masih rendah
2. Sumber
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-
pgsd/article/view/44430

Adapun faktor yang dapat menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan


dalam menyelesaikan soal berbasis HOTS, yaitu karena peserta didik yang
belum terbiasa dalam menyelesaikan soal berbasis HOTS, peserta didik
masih memerlukan bantuan orang lain dalam menyelesaikan soal, kesulitan
dalam memahami kalimat atau maksud dari soal, kurang teliti dalam
membaca dan memahami soal, serta pemahaman materi yang kurang. Dalam
menyelesaikan soal HOTs terkadang guru perlu memberi stimulus pada
peserta didik agar peserta didik dapat menyelesaikan soal HOTs tersebut.

2) Wawancara waka kurikulum

Menurut Junaidi, S.Pd permasalahan mengenai HOTS:


a) Siswa belum begitu memahami materi dan belum siap mengerjakan
soal-soal HOTS
b) Pembelajaran dikelas masih belum berbasis HOTS karena guru masih
mengajar dengan paradigm lama

6 Guru belum 1) Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil


menerapkan 1) Sumber kajian dan wawancara penyebab belum
asesmen sesuai http://repository.radenintan.ac.id/8510/1/SKRIPSI%20MUNA%20WARO optimal nya guru dalam menerapkan
dengan tujuan asesmen sesuai dengan tujuan
H.pdf
pembelajaran pembelajaran adalah:
1. Guru belum menggunakan teknik
Proses pembelajaran yang baik yaitu pendidik harus menerapkan teknik asesmen
asesmen yang beragam sesuai dengan
yang bervariasi dan berlangung secara berkesinambungan sehingga
fungsi dan tujuan asesmen.
memungkinkannya untuk memperoleh umpan balik yang menguntungkan seluruh
2. Guru belum optimal dalam
peserta didik.
menyediakan waktu dan durasi yang
2) Sumber cukup agar asesmen menjadi sebuah
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/PRASI/article/view/10970/7024 proses pembelajaran dan bukan hanya
Menurut Hanna dan Dettmer (2004), asesmen harus memenuhi harapan untuk kepentingan menguji.
yang sesuai dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk
3. Gurubelum menggunakan hasil
mencapai tujuan pembelajaran.
asesmen sebagai bahan diskusi untuk
menentukan hal-hal yang sudah
2) Wawancara Waka Kurikulum
berjalan baik dan area yang perlu
Menurut Junaidi,S.Pd : Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan diperbaiki.

pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar murid. Beberapa


prinsip asesmen adalah sebagai berikut:

 Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi


pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik
untuk guru, murid, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
 Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut,
dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan
asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran
 Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan
tentang langkah selanjutnya, dan sebagai dasar untuk menyusun program
pembelajaran yang sesuai ke depannya.
 Laporan kemajuan belajar dan pencapaian murid bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan
kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut
 Hasil asesmen digunakan oleh murid, guru, tenaga kependidikan, dan orang
tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai