Anda di halaman 1dari 48

ANALISIS KETERAMPILAN BERKOLABORASI SISWA SMA PADA

PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAUR


ULANG MINYAK JELANTAH

(Skripsi)

Oleh

AYU RAHMAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019

i
Ayu Rahmawati

ABSTRAK

ANALISIS KETERAMPILAN BERKOLABORASI SISWA SMA PADA


PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAUR
ULANG MINYAK JELANTAH

Oleh

AYU RAHMAWATI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan berkolaborasi

siswa pada pembelajaran berbasis proyek daur ulang minyak jelantah

(PBPDUMJ). Metode penelitian yang digunakan adalah weak eksperimental

dengan desain the one-shot case study. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 14 Bandar Lampung. Sampel

penelitiannya adalah siswa kelas XI MIA 6, diperoleh dengan teknik purposive

sampling. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan instrumen nontes berupa

lembar observasi. Data penelitian dianalisis persentase rata-rata skor indikator

keterampilan kolaborasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata indikator keseluruhan keterampilan

kolaborasi sebesar 80,44% berkatagori sangat baik; sebagai berikut indikator ber-

kontribusi secara aktif sebesar 68,88% berkatagori baik, indikator bekerja secara

produktif sebesar 74,95% berkatagori baik, indikator menunjukkan fleksibilitas

dan kompromi sebesar 80,73% berkatagori sangat baik, indikator mengelola

i
Ayu Rahmawati

proyek dengan baik sebesar 78,88% berkatagori baik, indikator menunjukkan si-

kap menghargai sebesar 89.18% berkatagori sangat baik dan indikator menunjuk-

kan tanggungjawab sebesar 90% berkatagori sangat baik.

Kata kunci: pembelajaran berbasis proyek, minyak jelantah, keterampilan berko-


laborasi

ii
ANALISIS KETERAMPILAN BERKOLABORASI SISWA SMA PADA
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAUR
ULANG MINYAK JELANTAH

Oleh

AYU RAHMAWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia


Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019

i
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Purbolinggo, Lampung Timur pada tanggal 2 Juli 1997,

sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Setiyo Budi dan

Ibu Sri Suryani.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 2003 di TK Pertiwi Taman

Bogo dan diselesaikan tahun 2004. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan

pendidikan di SD Negeri 2 Taman Bogo dan diselesaikan pada tahun 2009. Pada

tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Purbolinggo, disele-

saikan pada tahun 2012. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMA

Negeri 1 Purbolinggo, diselesaikan pada tahun 2015.

Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan

MIPA FKIP Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui jalur tes SNMPTN.

Selama menjadi mahasiswa, pernah menjadi Asisten Praktikum pada mata kuliah

Dasar-dasar Ilmu Kimia pada tahun 2016 dan Asisten Praktikum pada mata kuliah

Senyawa Alkana dan Turunannya pada tahun 2017. Pada akhir semester enam

mengikuti PPL di SMA Negeri 1 Purbolinggo dan KKN-KT di Desa Tanjung

Inten, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur.

i
PERSEMBAHAN

Penulis bersyukur kepada Mu ya Allah atas takdir Mu lah kebahagian ini dapat
penulis raih. Penulis persembahkan kebahagian ini buat orang-orang yang
tercinta:

Bapak (Setiyo Budi) dan Ibu (Sri Suryani)

“Terimakasih atas semua doa, nasehat, dukungan yang tiada henti selalu Bapak
Ibu berikan, dan berkat kerja keras Bapak Ibu penulis dapat menyelesaikann studi
sampai sarjana. Semoga Allah memberikan kesempatan buat penulis untuk
membahagiakan Bapak Ibu”

Adikku (Hawa Prihatiningsih)

“Yang selalu menantikan keberhasilan penulis, terimakasih atas persuadaraan


selama ini semoga kita dapat membahagiakan kedua orang tua”

Keluarga Besar Penulis

“Yang selalu menantikan keberhasilan penulis”

Almamater Tercinta

ii
MOTTO

Jika engkau tidak dapat terbang,berlarilah.

Jika engkau tidak dapat berlari, berjalanlah.

Jika engkau tidak dapat berjalan, merangkahlah.

Namun apa yang engkau lakukan,

engkau harus tetap bergerak maju.

(Martin Luther King. Jr.)

“Hidup itu seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga

keseimbangan, Anda harus terus bergerak.”

(Albert Einstein)

iii
SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karu-

nia-Nya sehingga dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Keterampilan

Berkolaborasi Siswa pada Pembelajaran Berbasis Proyek Daur Ulang Minyak Je-

lantah” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan. Shala-

wat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Rasullullah Muhammad SAW,

keluarga, sahabat serta umatnya yang senantiasa istiqomah jalan-Nya.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing

Akademik atas kesedian, kesabaran dan keikhlasannya untuk memberikan

bimbingan, motivasi, kritik dan masukan selama masa studi dan penulisan

skripsi;

2. Ibu Dr. Chansyanah Diawati, M.Si., selaku Pembimbing II atas kesediannya

untuk memberikan bimbingan, motivasi, saran dan masukan untuk skripsi ini;

3. Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembahas atas masukan dan perbaikan

yang telah diberikan;

4. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung;

5. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;

6. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia;

iv
7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan segenap civitas

akademik Jurusan Pendidikan MIPA atas ilmu yang telah diberikan;

8. Ibu Tri Winarsih, S.Pd., M.Pd., selaku kepala SMA Negeri 14 Bandar

Lampung, dan Ibu Ridasari, S.Pd., selaku guru mitra mata pelajaran kimia

atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung;

9. Sahabatku, Ayu Anita, Erry, Novita, Angel, Citra,Elis, Meli, Meliana, Novia

dan Eka Novita yang selalu memberikan semangat, petuah, dukungan, ban-

tuan, dan kenangan selama ini;

10. Rekan seperjuangan skripsi Indah Ningtyas AP, Margaretha Dewi, Tri

Rohmah M dan Yeni Sarif. Para sahabat pendidikan kimia dan semua rekan

pendidikan kimia angkatan 2015 atas kerjasamanya;

11. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat di Pendidikan Kimia yang tidak bisa

disebutkan satu per satu, semoga selalu menjadi keluarga besar pendidikan

kimia bersatu;

12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini;

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas bantuan dan dukungan yang telah

diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandarlampung, Agustus 2019


Penulis,

Ayu Rahmawati

v
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................xvi

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvii

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

E. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8

A. Pembelajaran Konstruktivisme ............................................................... 8

B. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) ......................................... 9

C. Keterampilan Kolaborasi ........................................................................ 12

D. Penelitian Relevan .................................................................................. 14

E. Limbah Minyak Jelantah......................................................................... 16

F. Kurikulum Terkait .................................................................................. 17

G. Kerangka Pemikiran................................................................................ 18

H. Anggapan Dasar ...................................................................................... 19

III. METODE PENELITIAN.......................................................................... 21

A. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 21

vi
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................ 21

C. Data Penelitian ........................................................................................ 22

D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 22

E. Validitas Instrumen Penelitian ................................................................ 22

F. Prosedur Penelitian ................................................................................. 23

G. Analisis Data ........................................................................................... 25

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 27

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 27

1. Data Utama Penilitian ........................................................................ 27


2. Data Pendukung Penelitian ................................................................ 32

B. Pembahasan............................................................................................. 34

1. Hasil Analisis Indikator Keterampilan Kolaborasi pada


PBPDUMJ .......................................................................................... 34
2. Kinerja Produk Siswa ......................................................................... 48

V. SIMPULAN DAN SARAN........................................................................ 51

A. Simpulan ................................................................................................. 51

B. Saran ...................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Bahan Ajar ....................................................................................................... 58


2. Lembar Kinerja Produk .................................................................................... 74
3. Daftar Nilai Kinerja Produk ............................................................................. 74
4. Daftar Skor Keterampilan Kolaborasi .............................................................. 75
5. Angket Respon siswa ....................................................................................... 85

vii
xiv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tahap-tahap PBP .............................................................................................. 11

2. Indikator Keterampilan Kolarorasi ................................................................... 14

3. Penelitian Relevan ............................................................................................ 15

4. Pedoman Konversi Interval Persentase menjadi Katagori ............................... 26

5. Persentase skor indikator keterampilan kolaborasi pada tahapan


PBPDUMJ ........................................................................................................ 28

6. Skor Kinerja Produk yang diperoleh Siswa ..................................................... 32

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Prosedur penelitian ............................................................................. 24

2. Persentase skor keterampilan kolaborasi siswa pada indikator


1,3 dan 5 ......................................................................................................... 29

3. Persentase skor keterampilan kolaborasi siswa pada indikator


1,3,4, dan 5 .................................................................................................... 29

4. Persentase skor keterampilan kolaborasi pada indikator


1.3.4, dan 5 ..................................................................................................... 30

5. Perentase skor keterampilan kolaborasi siswa pada indikator 4 dan 6 .......... 31

6. Persentase skor keterampilan kolaborasi siswa pada indikator


1.2 dan 5 ......................................................................................................... 31

7. Nilai rata-rata produk siswa pada kinerja produk .......................................... 33

8. Persentase respon siswa terhadap model PBPDUMJ pada


setiap pernyataan ........................................................................................... 34

9. Sabun produk buatan siswa ............................................................................ 48

10. Perbandingan warna sabun buatan siswa dengan sabun buatan pabrik ......... 49

11. Perbandingan busa sabun buatan siswa dengan busa sabun buatan pabrik ... 50

ix
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini perubahan zaman sangatlah cepat yang ditandai dengan kemajuan tek-

nologi di segala bidang kehidupan (Yulita, 2018; Wijaya, Sudjimat & Nyoto,

2016; Zaroni & Rusniati 2015; Sugiono, 2005). Hal ini dapat mempermudahkan

kehidupan umat manusia, dan karena kemudahannya penggunaan teknologi telah

menjadi sebuah kebutuhan khususnya bagi generasi muda, misalnya penggunaan

gadget (Nursyifa, 2018). Kecanggihan fitur-fitur yang ada di gadget seperti game

online, instagram, facebook dan aplikasi lainnya membuat mereka lebih tertarik

dengan gadget dibandingkan dengan lingkungan sekitar (Subarkah, 2019).

Kecanduan terhadap gadget membawa pengaruh besar dalam hidup mereka bah-

kan dapat merubah pola pikir, kepribadian, serta tingkah lakunya (Winarno dalam

Nursyifa, 2018). Hal ini menyebabkan seseorang memiliki perilaku introvert, an-

tisosial dan sulit berinteraksi dengan dunia nyata (Arifin dalam Nursyifa, 2018).

Pengaruh dari perilaku-perilaku tersebut akan berdampak kelak saat mereka telah

di dunia kerja, dimana saat mereka dituntut mampu berinteraksi dengan orang lain

secara kompeten dan saling menghormati (Redhana, 2015, Zubaidah, 2016) .

Salah satu bekal untuk menangani permasalahan tersebut adalah dengan keteram-

pilan berkolaborasi. Pentingnya memiliki keterampilan tersebut agar manusia


2

mampu bersosialisasi, peka terhadap lingkungan sekitar, serta mengendalikan ego

dan emosi (Tama, 2018; Kusumadewi, 2018).

Keterampilan kolaborasi adalah kemampuan berpartisipasi dalam setiap kegiatan

untuk membina hubungan dengan orang lain, saling menghargai hubungan dan

kerja tim untuk mencapai tujuan yang sama (Le, Janssen & Wubbels, 2017). Ke-

mampuan dalam hal berinteraksi dengan menghargai perbedaan, berpartisipasi

dalam diskusi, sumbang saran, mendengarkan, dan mendukung orang lain (Sari,

Prasetyo, & Setiyo, 2017). Indikator yang menunjukkan keterampilan kolaborasi

adalah berkontribusi secara aktif, bekerja secara produktif, menunjukkan fleksi-

bilitas dan kompromi, menunjukkan tanggung jawab, dan menunjukkan sikap

menghargai (Grenstein, 2012).

Salah satu cara untuk melatihkan keterampilan kolaborasi yaitu dengan jalur pen-

didikan (Mukminan, 2014; Istoyono, Mardapi, & Suparno, 2014). Pendidikan ya-

ng bukan hanya dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan berdasarkan sub-

jek inti pembelajaran, tetapi juga harus diorientasikan agar siswa memiliki ke-

mampuan kolaboratif (Andayani, 2018). Dengan pendidikan yang seperti itu di-

harapkan mampu menghadapi pekerjaan bersifat lebih internasional, multikultural

dan saling berhubungan (Zubaidah, 2016). Agar siswa memiliki kemampuan ter-

sebut, maka dapat melatihnya dengan memberikan masalah menantang yang ada

di kehidupan nyata (Zubaidah, 2016, Trinova, 2012).

Misalnya, masalah pada pedagang gorengan kaki lima yang menggunakan minyak

goreng dengan jumlah yang banyak untuk menggoreng berbagai jenis gorengan

seperti tempe, tahu, bakwan dan lain-lain. Biasanya pedagang menggunakan


3

minyak goreng lebih dari 3 kali penggorengan. Hal ini yang menyebabkan peru-

bahan ikatan tak jenuh pada minyak menjadi jenuh dan perubahan warna pada mi-

nyak dari jernih menjadi keruh kecoklatan (Anshori, 2017), sehingga berpengaruh

pada mutu dan gizi minyak (Suhartono, 2001). Jika minyak jelantah tersebut di-

konsumsi maka dapat mengganggu kesehatan tubuh (Permana, Muhartono,

Ramadhian & Hanriko, 2017) dan jika minyak jelantah tersebut dibuang secara

sembarang maka dapat mencemari lingkungan (Kusnadi, Harahap & Rohendi,

2018).

Melalui masalah minyak jelantah tersebut siswa ditantang untuk memanfaatkan

kembali minyak jelantah dengan menghasilkan produk-produk nyata mengguna-

kan pengetahuan yang mereka miliki. Produk nyata itulah salah satu ciri dari mo-

del pembelajaran berbasis proyek (PBP) (Thomas, 2000; Diawati, Liliasari,

Setiabudi, & Buchari, 2018).

Model PBP adalah model pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan kons-

truktivis untuk belajar, yang mensyaratkan konstruksi pengetahuan dengan berba-

gai perspektif, dalam kegiatan sosial, dan memungkinkan kesadaran diri untuk be-

lajar (Duffy & Cunningham dalam Grant & Tamim, 2013).

Terdapat 5 fitur penting pada PBP yaitu pertanyaan atau masalah otentik yang

mendorong kegiatan untuk mendapatkan konsep dan prinsip, kelompok penyelidi-

kan antara siswa, guru dan anggota masyarakat yang saling berkolaborasi tentang

pertanyaan atau masalah, siswa dituntut berpikir, keterlibatan siswa dalam penye-

lidikan, dan serangkaian artefak atau produk yang menjawab pertanyaan masalah

(Diawati, dkk, 2018).


4

Pada tahapan PBP siswa diorientasi dengan memperhatikan penjelasan mengenai

PBP (Diawati, dkk 2018) pembagian kelompok dan pembagian lembar penugasan

dengan wacana tentang masalah minyak jelantah. Siswa melakukan pengamatan

terhadap objek yang berkaitan dengan permasalahan minyak jelantah, kemudian

siswa menggunakan pengetahuan yang dimiliki dengan permasalahan yang se-

dang dihadapi. Siswa mengidentifikasi dan merumuskan masalah dengan menga-

jukan pertanyaan (Wicaksana. Wardono & Ridlo, 2018). Lalu siswa mencari in-

formasi dari berbagai sumber yang dapat menyelesaiakan permasalahan yang se-

dang dihadapi, untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Informasi yang telah

diperoleh didiskusikan untuk mendapatkan solusi dari permasalahan tersebut.

Lalu siswa dapat merencanakan proyek yang akan dikerjakan, dalam kegiatan ini

siswa saling berdiskusi dengan mengemukakan ide tentang produk-produk yang

akan dibuat. Produk-produk yang telah dikemukakan didiskusikan kembali, dipa-

hami dan diperhitungkan berdasarkan ketersediaan alat dan bahan serta waktu pe-

ngerjaannya.

Selanjutnya siswa menyusun jadwal pelaksanaan, pada tahap ini siswa saling ber-

diskusi untuk membuat timeline dan deadline secara rinci. Setelah membuat ti-

meline dan deadline siswa selanjutnya melaksanakan proyek, pada tahap ini siswa

saling berbagi peran untuk menyelesaikan proyek. Pada pengerjaan proyek ini,

siswa berkonsultasi baik kepada teman maupun guru. Siswa fokus dalam menger-

jakan proyek agar produk yang dihasilkan optimal.

Selain itu siswa memantau perkembangan proyek yang sedang dikerjakan dan

hambatan yang dihadapi (Warsono, 2013). Selanjutnya produk yang telah


5

dihasilkan dipresentasikan kepada guru dan teman lainnya dengan bahasa yang

baik dan sopan. Pada saat ada siswa yang mempresentasikan produk, siswa lain-

nya mendengarkan dan menghargainya. Selanjutnya siswa merefleksikan aktivi-

tasnya dan hasil produk yang telah dikerjakan.

Berdasarkan uraian di atas bahwa melalui model pembelajaran berbasis proyek

dapat melatihkan keterampilan kolaborasi siswa. Hal ini karena siswa termotivasi

untuk berkontribusi dalam memecahkan masalah nyata dalam kehidupan sehari-

hari dengan merencanakan produk yang akan dihasilkan (Sari, Prasetyo, & Setiyo,

2017).

Hal ini didukung berdasarkan penelitian orang lain yang menunjukkan bahwa pe-

nggunaan PBP dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa (Sari, Prasetyo,

& Setiyo, 2017; Baser, Ozden, & Karaarslan, 2017; Saenab, Yunus dan Virninda,

2017). Selain itu terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan model PBP.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model PBP dapat mening-

katkan keterampilan berpikir kreatif siswa (Diawati, Liliasari, Setiabudi, &

Buchari, 2017), meningkatkan sikap kewirausahaan siswa (Carnawi, Sudarmin &

Nanik Wijayanti, 2017), meningkatkan penguasaan konsep untuk siswa SMP

(Yamin, Permanasari, Redjeki, & Sopandi, 2017).

Namun, faktanya pembelajaran kimia di sekolah hanya berdasarkan pada kuriku-

lum yang tidak menyelesaikan masalah menantang di kehidupan nyata. Hal ini

sesuai dengan hasil observasi di SMA Negeri 14 Bandar Lampung yang menyata-

kan bahwa pembelajaran di sekolah hanya pada pembelajaran structured bukan

ill-structured. Hasil studi PISA menggambarkan rendahnya keterampilan siswa


6

menggunakan pengetahuan yang mereka miliki untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapi (Iswadi, 2016). Hasil dari PISA pada umumnya digunakan untuk

memilih sikap dan kebijakan negara dalam merumuskan strategi pendidikan. Sa-

lah satu kebijakan Kemendikbud dengan mengubah paradigma pembelajaran me-

lalui model pembelajaran yang menekankan pentingnya kolaborasi dalam menye-

lesaikan masalah nyata (collaborative problem solving) (Kemendikbud, 2013).

Berdasarkan uraian kajian teoritik maupun empirik di atas, maka perlu dilakukan

penelitian berjudul “Analisis Keterampilan Berkolaborasi Siswa pada Pembela-

jaran Berbasis Proyek Daur Ulang Minyak Jelantah (PBPDUMJ)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan diatas, maka masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Keterampilan Berkolaborasi Siswa

pada PBPDUMJ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari peneli-

tian ini adalah untuk mendeskripsikan Keterampilan Berkolaborasi Siswa pada

PBPDUMJ.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:


1. guru dan calon guru
7

Memberi inspirasi dan pengalaman secara langsung bagi guru dalam kegiatan

pembelajaran kimia yang ill-structured dengan menerapkan model pembela-

jaran berbasis proyek

2. siswa

Melalui model pembelajaran berbasis proyek siswa memiliki pengalaman

menyelesaikan masalah dengan menghasilkan suatu produk.

3. sekolah

Sebagai masukan dalam pengembangan kurikulum yang menatang siswa dalam

pembelajaran di sekolah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penelitian ini, akan dibahas ruang

lingkup penelitian ini adalah:

1. analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan

sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (KBBI)

2. indikator keterampilan kolaborasi diantaranya berkontribusi secara aktif, beker-

ja secara produktif, menunjukkan fleksibilitas dan kompromi, mengelola

proyek dengan baik, menunjukkan tanggung jawab, dan menunjukkan sikap

menghargai (Greenstein, 2012) .

3. model pembelajaran berbasis proyek yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan sintaks The George Lucas Educational Foundation (TGLEF),

(2005)
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Teori pembelajaran konstruktivisme didefinisikan sebagai konstruksi aktif dari

pengetahuan baru berdasarkan pengalaman belajar sebelumnya (Dewey, Piaget,

Vygotsky & Bruner dalam Koohang dkk, 2009). Teori yang menekankan bahwa

siswa membangun sendiri pengetahuannya untuk mendapatkan suatu pemahaman

tentang dunia di sekelilingnya (Sari, Prasetyo, & Setiyo, 2017).

Konstruktivisme bertujuan membangun pengetahuan dengan berbagai perspektif

dan dalam aktivitas sosial. Itu juga tergantung konteks yang memungkinkan

akan kesadaran diri untuk belajar dan mengetahui (Duffy & Cunningham dalam

Grant & Tamim, 2013).

Karakteristik teori pembelajaran konstruktivisme berdasarkan tinjauan literatur

yang komprehensif adalah sebagai berikut; berbagai perspektif dan representasi

konsep; guru berperan sebagai pemandu, pengawas, pelatih, pembimbing dan

fasilitator; siswa memainkan peran sentral dalam pembelajaran; situasi belajar,

lingkungan, keterampilan, konten dan tugas relevan, realistis, otentik; menekan-

kan pada keterampilan memecahkan masalah, berpikir tingkat tinggi dan

pemahaman (Murphy dalam Koohang, 2009).


9

B. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)

Pembelajaran berbasis proyek merupakan penerapan dari pembelajaran aktif, teori

kontruktivisme dari Piaget, serta teori kontruksionisme dari Seymour Papert”.

Pembelajaran aktif bercirikan student center yang artinya pembelajaran berpusat

pada peserta didik sehingga melibatkan aktivitas peserta didik yang lebih banyak

(Warsono, 2013).

Model PBP dilakukan agar siswa mampu mengaitkan komponen beragam peme-

cahan masalah, mengaitkan antar materi, pertanyaan terbuka, hands on, kerja ke-

lompok, kegiatan kelompok interaktif dan siswa dapat menghasilkan produk yang

nyata (Clark & Ernst, 2007).

Pembelajaran berbasis proyek (PBL) adalah model yang mengatur pembelajaran

sekitar proyek. Menurut definisi yang ditemukan dalam PBL handbooks for teach-

ers proyek adalah tugas yang kompleks, berdasarkan pertanyaan atau masalah

yang menantang, itu melibatkan siswa dalam desain, penyelesaian masalah, peng-

ambilan keputusan, atau investigasi kegiatan; memberi siswa kesempatan untuk

bekerja secara relatif secara mandiri periode waktu yang panjang; dan berujung

pada produk atau presentasi yang realistis (Jones, Rasmussen, Moffitt, Michaelson

dalam Thomas 2000).

PBP merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal

dalam mengumpulkan dan menggunakan pengetahuan baru berdasarkan pengala-

mannya dalam beraktifitas secara nyata (Sari, Prasetyo, & Setiyo, 2017,

Kemendikbud, 2013).
10

PBP merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk melakukan

suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Siswa secara konstruktif

melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap

permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan (Grant, 2002).

Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis pro-

yek adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa yang menggunakan proyek

atau kegiatan sebagai media untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-

hari.

Terdapat 5 fitur penting pada PBP yaitu pertanyaan atau masalah otentik yang

mendorong kegiatan untuk mendapatkan konsep dan prinsip, kelompok penye-

lidikan antara siswa, guru dan anggota masyarakat saat mereka berkolaborasi ten-

tang pertanyaan atau masalah, siswa dituntut berpikir, keterlibatan siswa dalam

penyelidikan, dan serangkaian artefak atau produk yang menjawab pertanyaan

masalah (Diawati, Liliasari, Setiabudi & Buchari, 2018).

Adapun sintaks atau tahap-tahap PBP yang dilakukan oleh siswa untuk menye-

lesaikan permasalahan tersebut, tahapannya terdiri dari orientasi, mengidentifikasi

dan mendefinisikan suatu proyek, merencanakan suatu proyek, melaksanakan pro

yek, mendokumentasikan dan melaporkan proyek temuan, dan mengevaluasi dan

mengambil tindakan (Diawati, Liliasari, Setiabudi & Buchari, 2017). Hal ini di-

kembangkan oleh TGLEF (2005) tahap-tahapnya yaitu: :

(5) Start with the Essensial Question, (2) Design a Plan for the Project, (3)
Create a Schedule, (4) Monitor Students and Project Progress, (5) Assess
the Outcome, (6) Evaluate the Experience
11

Tabel 1. Tahap-tahap pembelajaran berbasis proyek

No. Tahap Aktivitas


(1) (2) (3)
1. Start with the Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan essensial, siswa
Essensial Question diorientasi permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari,
(PenentuanPertanyaan siswa mencari informasi terkait masalah tersebut sehingga
Mendasar) siswa dapat mengajukan pertanyaan esensial yang dapat
membantu memecahkan masalah.

2. Design a Plan for the Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan
Project (Mendesaian peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan
Perencanaan Proyek) merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendu-
kung dalam menjawab pertanyaan essensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subyek yang mungkin, serta
mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk mem-
bantu menyelesaikan proyek.

3. Create a Schedule Aktivitas pada tahap ini antara lain peserta didik berdiskusi :
(Menyusun Jadwal) 1) Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek
2) Membuat deadline penyelesaian proyek
3) Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru
4) Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara
yang tidak berhubungan dengan proyek, dan
5) Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang pemilihan suatu cara.

4. Monitor Students and Peserta didik melakukan observasi, penyelidikan, dan kegiatan
Project Progress lainnya berdasarkan pada rencana kegiatan. Peserta didik
(Memonitor peserta bekerja dalam kelompok untuk melaksanakan proyek. Peserta
didik dan kemajuan didik mengkomunikasikan kesulitan yang dihadapi dalam
proyek) penyelesaian proyek. Peserta didik mengorganisasi, meng-
analisis, menguji hipotesis, dan membuat generalisasi.

5. Assess the Outcome Peserta didik melaporkan hasil penelitian dan memaparkannya
(Menguji hasil) di depan kelas, serta ditanggapi oleh kelompok lainnnya.

6. Evaluate the Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik
Experience melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang
(Mengevaluasi sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara indi-
pengalaman) vidu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta
untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek. pengajar dan peserta didik mengem-
bangkan diskusi-diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja
selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemu-
kan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab perma-
salahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Han & Bhatttacharya dalam Orey (2010) mengidentifikasi ada lima kelebihan dari

implementasi PBP yaitu:


12

(1) meningkatkan motivasi belajar peserta didik;


(2) meningkatkan kecakapan peserta didik dalam pemecahan masalah;
(3) memperbaiki keterampilan menggunakan media pembelajaran,
(4) meningkatkan semangat dan keterampilan berkolaborasi; serta
(5) meningkatkan ketrampilan dalam manajemen berbagai sumber daya.

Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran proyek memiliki kelemahan yang

dikemukan oleh Sari, Prasetyo, & Setiyo (2017), diantaranya yaitu:

(1)memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah,


(2)membutuhkan biaya yang cukup banyak,
(3)banyak instrukstur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana
instruktur memegang peran utama di kelas,
(4)banyaknya peralatan yang harus disediakan,
(5)peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan,
(6)ada kemungkinan peserta didk yang kurang aktif dalam kerja kelompok,
(7)ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, di-
khawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan

C. Keterampilan Kolaborasi

Menurut Grenstein (2012) kolaborasi sebagai proses belajar untuk merencanakan

dan bekerja bersama-sama, untuk menimbang perbedaan pandangan/perspektif,

dan untuk berpartisipasi dalam diskusi dengan cara sumbang saran, mendengar-

kan, dan mendukung orang lain. Lebih lanjut Greenstein (2012) menerangkan

bahwa di dalam kelas kolaborasi, peserta didik akan bekerja untuk membagi tu-

juan, belajar bersama, terlibat dalam tugas yang bermakna, dan membangun pe-

ngetahuan awal untuk menghasilkan ide-ide dan berbagai macam produk/artefak.

Kolaborasi adalah gaya interaksi di mana dua atau lebih profesional bekerja ber-

sama dalam mencapai tujuan (Murawsky, 2010). Kolaborasi merupakan filsafat

tentang bagaimana berhubungan dengan orang lain (bagaimana belajar dan beker-

ja), yaitu adalah cara untuk berhadapan dengan orang lain dengan menghargai
13

perbedaan, berbagi kekuasaan, dan mengumpulkan pengetahuan dari orang lain.

Oleh karena itu, kolaborasi memiliki makna lebih dari kerja sama (Woolfolk,

2007).

Keterampilan kolaborasi adalah kemampuan dalam hal berinteraksi dengan orang

lain yang berupa kegiatan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dengan

menghargai perbedaan, berpartisipasi dalam diskusi, sumbang saran, mendengar-

kan, dan mendukung orang lain (Sari, Prasetyo, & Setiyo, 2017). Berdasarkan

uraian di atas keterampilan kolaborasi adalah kemampuan individu berinteraksi

dengan individu atau individu dengan kelompok untuk mencapai tujuan dengan

saling bekerja sama, saling menghargai, terlibat dalam tugas, dan mampu meng-

hasilkan ide-ide.

Berdasarkan beberapa definisi operasional keterampilan kolaborasi yang erat ka-

itannya dengan proyek, Grenstein (2012) menyatakan indikator keterampilan

kolaborasi yaitu :

berkontribusi secara aktif, bekerja secara produktif, menunjukkan fleksibilitas


dan kompromi, mengelola proyek dengan baik, menunjukkan tanggung
jawab, dan menunjukkan sikap menghargai.

Berikut disajikan kriteria-kriteria pada beberapa indikator yang telah diuraikan di

atas ditunjukkan pada Tabel 2.


14

Tabel 2. Indikator keterampilan kolaborasi

No. Indikator Kriteria Berdasarkan


(1) (2) (3) (4)
1. Berkontribusi - Selalu mengungkapkan ide, saran, atau International
Secara Aktif solusi dalam diskusi Reading
- Ide, saran atau solusi yang diutarakan Association/NCTE
berguna dalam diskusi (2005)
2. Bekerja Secara - Menggunakan waktu secara efisien Grenstein tahun
Produktif dengan tetap fokus pada tugasnya tanpa 2012
diperintah
- Menghasilkan kerja yang dibutuhkan
3. Menunjukkan - Menerima keputusan bersama Triling & Fadel
Flesibilitas dan - Menerima penghargaan, kritik dan saran tahun 2007
Kompromi - Memahami, merundingkan,
memperhitungkan perbedaan untuk
mencapai pemecahan masalah, terkhusus
pada lingkungan multi-culturals
- Fleksibel dalam bekerja sama
- Selalu berkompromi dengan tim untuk
menyelesaikan masalah
4. Mengelola Proyek - Membuat rincian pengerjaan proyek
dengan Baik dengan detail
- Membagi tugas yang jelas kepada
anggota kelompok berdasarkan kekuatan
anggota kelompok
- Mengatur jadwal kerja dan menentukan
deadline Buck Institute for
- Menggunakan waktu dan pertemuan Education (2013)
dengan efisien
5. Menunjukkan - Menunjukkan yang sopan dan baik pada
Sikap Menghargai teman
- Mendengarkan dan menghargai
pendapat teman
- Mendiskusikan ide
6. Menunjukkan - Secara konsisten menghadiri pertemuan Fanker tahun 2007
Tanggung Jawab kelompok dengan tepat waktu
- Mengikuti perintah yang telah menjadi
tugasnya
- Tidak bergantung pada orang lain untuk
menyelesaiakan tugasnya

D. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang relevan yang dilakukan orang lain dengan penelitian ini

ditunjukkan pada Tabel 3.


15

Tabel 3. Penelitian relevan.

No. Peneliti Judul Metode Hasil


(1) (2) (3) (4) (5)
1. Sari, K. Arum, Pengembangan Metode pelitian 1. LKPD IPA layak untuk
Zuhdan K Lembar Kerja Pe- yang digunakan meningkatkan
Prasetyo & serta Didik IPA adalah penelitian keterampilan kolaborasi
Setiyo Berbasis Model dan pengem- dan komunikasi peserta
Wibowo Project Based bangan (research didik kelas VII;
(2017) Learning untuk and development) peningkatan
Meningkatkan dengan menerap- 2. Peningkatan
Keterampilan kan model 4D keterampilan kolaborasi
Kolaborasi dan (Define, Design, peserta didik berkategori
Komunikasi Develop, & sedang sebesar 31,54 %
Peserta Didik Disseminate) dari “cukup” menjadi
Kelas VII “baik”;
3. peningkatan keterampilan
komunikasi peserta didik
berkategori sedang sebesar
47,96 % dari “kurang”
menjadi “baik”
4. LKPD IPA mendapat
respon dari peserta didik
dengan kategori sangat
baik (A).
2. Derya Baser, Collaborative Penelitian ini Efisien dalam meningkatkan
M. Yasar project-based menerapkan teknologi canggih siswa dan
Ozden, & learning: an inte- tindakan proaktif. keterampilan kolaboratif,
Hasan grative science Data dikumpulkan serta mengekspos mereka ke
Karaarslan and technological secara kualitatif praktek mengintegrasikan
(2017) education project Melalui teknologi ke dalam sains
wawancara,
formulir
observasi, arsip
forum, dan situs
web rubrik
evaluasi.
3. Saenab, Yunus PBP untuk Pe- Penelitian ini Penerapan PBP
& Virninda ngembangan Ke- adalah penelitian menunjukkan kelebihan
(2017) terampilan Maha- deskriptif yang dalam mengembangkan
siswa: Sebuah menggambarkan keterampilan komunikasi
kajian deskriptif mengenai peran dan kolaborasi mahasiswa.
tentang peran PBP dalam mele-
PBP dalam jitkan keteram-
melejitkan pilan komunikasi
keterampilan ko- dan kolaborasi
munikasi dan ko- mahasiswa.
laborasi maha-
siswa
4. Diawati, Students’ Penelitian ini pembelajaran berbasis pro-
Liliasari, Construction of a menggunakan yek dapat mengembangkan
Setiabudi & Simple Steam studi kasus keterampilan berpikir kreatif
Buchari (2017) Distillation kualitatif. Teknik siswa
16

Tabel 3. (Lanjutan)

(1) (2) (3) (4) (5)


Apparatusand pengumpulan data
Developmentof yang digunakan
Creative Thinking adalah penilaian
Skills: A Project- kinerja,
Based Learning wawancara, dan
catatan lapangan.
5. Carwita, Application of Penelitian ini 1. sikap kewirausahaan siswa
Sudarmin, & Project Based adalah penelitian mengalami pertumbuhan
Nanik Learning (PBL) eksperimental de- 2. tidak ada gender yang
Wijayanti Model for ngan menggu- mempengaruhi sikap
(2017) Materials of Salt nakan metode kewirausahaan siswa
Hidrolysis to kuantitatif. 3. nilai n-gain pada
Encourage Pengambilan sam- kelompok eksperimen
Students’ pel menggunakan adalah 0,51 dan untuk
Entrepreneurship teknik simple ran- kelompok kontrol adalah
Behaviour dom sampling. 0,13.
4. Sedangkan hasil belajar
psikomotor 3,45 kriteria
baik untuk kelompok
eksperimen dan 3,10
kriteria baik untuk
kelompok kontrol.
6. Yamin, Application of Penelitian ini Para siswa memberi respon
Permanasari, Model Project menggunakan positif dalam pembelajaran
Redjeki, & Based Learning metode kuasi sains terintegrasi untuk tema
Sopandi on Integrated eksperimental pencemaran air yang diguna-
(2017) Science in Water dengan Acak kan model PBP dengan
Pollution Kelompok Pra kuesioner aspek opini
Tes sebesar 83,5%, kecemasan
pada siswa sebesar 95,5%,
model
pembelajaran keuntungan
PBP sebesar 96,25% dan
keuntungan pembelajaran
sains terintegrasi dalam
jumlah 95,75%.

E. Limbah Minyak Jelantah

Minyak goreng yang digunakan oleh pedagang gorengan biasanya telah diguna-

kan berkali-kali, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada minyak seperti mi-

nyak mudah berasap, berbusa, berwarna coklat, serta menimbulkan rasa yang ti-

dak sedap (Suhartono, 2001) yang disebut dengan minyak jelantah. Kerusakan
17

pada minyak mengakibatkan menurunnya nilai gizi dan rasa dari makanan yang

digoreng (Ketaren, 1986). Konsumsi minyak jelantah dalam kurun waktu tertentu

akan menyebabkan deposisi sel lemak di berbagai organ tubuh, hal ini akan me-

ngakibatkan kerusakan pada berbagai organ tubuh seperti hati, jantung, ginjal dan

arteri (Rukmini, 2007, Permana, Muhartono, Ramadhian & Hanriko, 2017).

Apabila dibuang ke lingkungan limbah minyak jelantah tersebut akan sangat ber-

dampak bagi lingkungan seperti adanya lapisan minyak dalam air, menurunnya

konsentrasi okseigen terlarut di dalam air, menjadikan pencahayaan matahari ku-

rang maksimal sehingga organisme di dalam air kekurangan cahaya, pada suhu

rendah limbah minyak jelantah akan membeku sehingga menyumbat saluran pipa,

membuat saluran air pembuangan terganggu (Travis, Weisbrond, & Gros, 2008,

Kusnadi, Harahap, dan Rohendi, 2018). Limbah minyak jelantah yang dibuang ke

lingkungan akan mengalami degradasi biologi yang menyebabkan pencemaran

lingkungan berupa turunnya kadar COD dan BOD dalam perairan yang dapat

menimbulkan bau yang busuk jika dibuang ditempat terbuka (Djaeni, 2002,

Kusnadi, Harahap, dan Rohendi, 2018).

F. Kurikulum Terkait

Konsep yang berhubungan dengan daur ulang minyak jelantah adalah sebagai

berikut: kandungan minyak, standar minyak goreng berdasarkan SNI, Reaksi ok-

sidasi yang terjadi pada minyak goreng dimulai dengan adanya pembentukan radi-

kal bebas yang dipercepat oleh cahaya, panas, logam (besi dan tembaga) sebagai

wadah saat penggorengan, dan senyawa oksidator pada bahan pangan yang digo-

reng (seperti klorofil, hemoglobin, dan pewarna sintetik tertentu). Pada minyak
18

jelantah, ikatan rangkap asam lemak tak jenuh teroksidasi, terbentuk isomer cis

menjadi trans, terbentuk radikal bebas aktif. Reaksi saponifikasi antara minyak

dengan basa kuat (NaOH atau KOH) menghasilkan sabun dan gliserol, laju reaksi

minyak dengan NaOH atau KOH, reaksi esterifikasi yaitu reaksi antara alkohol

dengan asam karboksilat (asam lemak dalam minyak), reaksi transesterifikasi

yaitu reaksi antara minyak dengan alcohol dengan katalis asam kuat atau basa

kuat menghasilkan campuran ester alkil asam lemak dan gliserol.

G. Kerangka Pemikiran

Pada PBP ini dilakukan selama 5 minggu, yang setiap minggunya siswa dibagi-

kan lembar penugasan. Saat pembelajaran siswa bekonsultasi dengan guru terkait

dengan rencana proyek, kemajuan proyek dan kendala proyek. Pada tahap orien-

tasi siswa memperhatikan penjelasan mengenai PBP, pembagian kelompok dan

pembagian lembar penugasan dengan wacana tentang masalah yang menantang

dalam kehidupan nyata yaitu masalah minyak jelantah. Kemudian siswa meng-

gunakan pengetahuan yang dimiliki dengan permasalahan yang sedang dihadapi,

sehingga siswa dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah tersebut dengan

mengajukan pertanyaan esensial.

Lalu siswa mencari informasi dari berbagai sumber (internet, buku, jurnal dan

lain-lain) untuk menjawab pertanyaan esensial yang telah diajukan, informasi ya-

ng telah diperoleh didiskusikan untuk mendapatkan solusi dari permasalahan ter-

sebut. Sehingga siswa dapat merencanakan proyek yang akan dikerjakan, siswa

saling berdiskusi dengan mengemukakan ide tentang produk-produk yang akan

dibuat. Produk-produk yang telah dikemukakan didiskusikan dengan teman


19

maupun guru, kemudian di-pahami serta diperhitungkan berdasarkan ketersedian

alat dan bahan serta waktu pengerjaannya.

Selanjutnya siswa membuat jadwal pelaksanaan, pada tahap ini siswa saling ber-

diskusi untuk membuat timeline pengerjaan proyek dengan menyusunnya secara

rinci. Selain itu siswa menentukan deadline penyelesaian proyek. Setelah mem-

buat timeline dan deadline siswa selanjutnya melaksanakan pembuatan proyek,

pada tahap ini siswa saling berbagi peran untuk menyelesaikan proyek yang telah

ditentukan dan setiap anggota kelompok memiliki tugas masing-masing yang

harus dikerjakan tanpa bergantung pada teman lainnya, misalnya salah satu siswa

menyiapkan alat-alat yang diperlukan sedangkan anggota yang lain menyiapkan

bahan-bahan yang digunakan.

Pada pengerjaan proyek ini, siswa berkonsultasi baik kepada teman maupun guru,

siswa fokus dalam mengerjakan proyek agar produk yang dihasilkan optimal. Se-

lain itu siswa memantau perkembangan proyek yang sedang dikerjakan dan ken-

dala yang dihadapi. Selanjutnya produk yang telah dihasilkan dipresentasikan ke-

pada guru dan teman lainnya dengan bahasa yang baik dan sopan. Pada saat ada

siswa yang mempresentasikan produk, siswa lainnya mendengarkan dan menghar-

gainya. Selanjutnya siswa merefleksikan aktivitasnya dan hasil produk yang telah

mereka kerjakan.

H. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. siswa memiliki karakteristik yang mirip dan guru yang mengajar sama dan
20

mendapatkan fasilitas yang sama

2. tingkat kedalaman dan keluasan materi yang sama

3. keterampilan kolaborasi semata-mata hanya diperoleh dengan perlakuan yang

diberikan.
III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA SMA Negeri 14 Bandar

Lampung tahun ajaran 2018/2019 yang terdapat 6 kelas. Penelitian ini menggu-

nakan satu sampel penelitian yaitu kelas XI MIA 6. Pengambilan sampel dilaku-

kan dengan teknik purposive sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambi-

lan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu berdasarkan infor-

masi yang sudah diketahui sebelumnya yang diperoleh dari guru dan pihak seko-

lah, untuk memberikan informasi mengenai karakteristik siswa berdasarkan

kemampuan kognitif siswa yang relatif sama (Fraenkel dan Wallen, 2006).

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Weak Experimental Design

dengan desain penelitian yaitu The One-Shot Case Study (Fraenkel dan Wallen,

2006). Adapun desain pada penelitian ini dapat dilihat di bawah ini:

X O
Treatment Observation
(Dependent variable)
(Fraenkel dan Wallen, 2006)

Keterangan :

X : Perlakuan berupa penerapan model PBPDUMJ


O : Pengamatan (pengukuran) keterampilan berkolaborasi yang diberikan
22

C. Data Penelitian

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data utama pada penelitian

ini adalah data keterampilan kolaborasi siswa yang diperoleh melalui lembar ob-

servasi tentang pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajar-

an. Sedangkan data pendukung dalam penelitian ini adalah data lembar kinerja

produk siswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen nontes berupa

lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama mengi-

kuti proses pembelajaran dengan model PBPDUMJ. Lembar observasi terdiri dari

lima indikator aktivitas siswa, diantaranya adalah berkontribusi secara aktif, be-

kerja secara produktif, menunjukkan flesibilitas dan kompromi, mengelola proyek

dengan baik, menunjukkan tanggung jawab, dan menunjukkan sikap menghargai.

Setiap indikator memiliki kriteria yang dijadikan sebagai task untuk menilai kete-

rampilan kolaborasi. Analisa hasil observasi dilakukan dengan menentukan pre-

sentase. Selain menggunakan lembar observasi, instrumen yang digunakan yaitu

kinerja produk untuk menilai produk yang dibuat oleh siswa.

E. Validitas Instrumen Penelitian

Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk itu, per-

lu dilakukan pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan. Pengujian ins-

trumen penelitian ini menggunakan validitas isi. Adapun pengujian validitas isi ini
23

dilakukan dengan cara judgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan me-

nganalisis kesesuaian antara indikator keterampilan kolaborasi dengan aspek yang

akan diukur. Bila antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka instrumen di-

anggap valid dan dapat digunakan untuk mengumpulkan data sesuai kepentingan

penelitian yang bersangkutan. Dalam mekanisme kerjanya, cara judgment memer-

lukan ketelitian dan keahlian penilai. Untuk itu meminta ahli untuk melakukan-

nya. Hal ini meminta bantuan dosen pembimbing penelitian untuk mengujinya.

F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi pendahuluan

Observasi pendahuluan dimulai dengan observasi ke SMA Negeri 14 Bandar

Lampung yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kurikulum

yang digunakan, metode pembelajaran yang diterapkan, karakteristik siswa,

jadwal serta kelengkapan alat dan bahan di laboratorium. Informasi yang

diperoleh digunakan untuk menetukan sampel penelitian.

2. Penyusunan instrumen

Penyusun instrumen penelitian yang meliputi, lembar observasi keterampilan

kolaborasi melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek dan lembar

penilaian kinerja praktikum siswa. Selain itu menyusun perangkat pembela-

jaran berupa RPP.

3. Pengambilan data

Pada tahap ini melakukan proses pembelajaran pada masalah minyak jelantah

melalui PjBL dan melakukan data keterlaksanaan (lembar pengamatan)


24

kepada subjek penelitian pada saat berlangsungnya pembelajaran.

Prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan disajikan

pada Gambar 1.
Pendahuluan
Tahap

Observasi Pendahuluan Mendapatkan data-data siswa


Penyusunan
instrumen

- Instrumen lembar observasi


Tahap

Membuat Instrumen keterampilan kolaborasi


- Instrumen kinerja produk
Pengambilan

- Data skor indikator


Tahap

keterampilan kolaborasi
data

Pembelajaran Berbasis Proyek


- Data nilai kinerja produk
Pengelolahan
Tahap

Analisis Data Simpulan


Data
Pelaporan
Tahap

Membuat Laporan Skripsi

Keterangan : = kegiatan
= hasil

Gambar 1. Bagan prosedur penelitian


25

4. Pengelolahan data

Menganalisis data berupa hasil pengamatan aktivitas siswa untuk memperoleh

informasi mengenai keterampilan kolaborasi, melakukan pembahasan terhadap

hasil penelitian dan menarik kesimpulan.

5. Pelaporan

Pada tahap ini, membuat laporan penelitian berupa skripsi. Laporan yang dibu-

at berisi mengenai hasil penelitian secara tertulis. Tahap pelaporan ini

merupakan tahap akhir dalam sebuah proses penelitian.

H. Analisis Data

Dalam penelitian ini, dilakukan dua analisis data yaitu terhadap data utama dan

data pendukung.

1. Analisis data utama

Data utama pada penelitian ini adalah lembar observasi indikator keterampilan

kolaborasi, setiap indikator dinilai dengan skor tertinggi 3 dan skor terendah

1. Data utama yang diperoleh pada penelitian ini adalah skor dari pengamatan

aspek yang dinilai pada keterampilan kolaborasi, analisis data dilakukan

sebagai berikut:

a. Memberikan skor untuk setiap task keterampilan kolaborasi pada setiap sis-

wa.

b. Menjumlahkan skor yang diperoleh oleh setiap siswa dari setiap task kete-

rampilan kolaborasi.

c. Menentukan persentase dari skor yang didapat pada setiap task keterampilan

dengan menggunakan persamaan menurut:


26

% skor tiap task =

Persentase rata-rata skor per task yang didapat digunakan untuk mencari

persentase rata-rata skor keterampilan, dengan rumus sebagai berikut:

% rata-rata skor keterampilan

Berdasarkan persamaan di atas, maka diperoleh pedoman konversi interval

menggunakan kriteria menurut Widoyoko (2014) seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Pedoman Konversi Interval Presentase Menjadi Kategori

No. Persentase (%) Kategori


1. 80 ˂ X ≥ 100 Sangat Baik
2. 60 ˂ X ≤ 80 Baik
3. 40 ˂ X ≤ 60 Cukup
4. 20 ˂ X ≤ 40 Kurang
5. 0 ˂ X ≤ 20 Sangat kurang

2. Analisis data pendukung

Data pendukung yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kinerja produk dan

respon siswa terhadap PBPDUMJ. Pada kinerja produk indikator task yang di-

ukur yaitu produk (tekstur dan busa) dan produk (warna dan bau). Setiap task

dinilai dengan skor tertinggi 8, sedangkan skor terendah 6. Untuk kinerja pro-

duk selain digunakan sebagai data pendukung, dapat digunakan untuk menilai

indikator bekerja secara produktif pada task kesesuain produk. Rata-rata per-

olehan skor dihitung menggunakan rumus dibawah ini:

-
Rata-rata skor = 2
52

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, Y. (2018). Harapan dan Tantangan Implementasi Pembelajaran IPA


dalam Konteks Kompetensi Keterampilan Abad 21 Di Sekolah Menengah
Pertama. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 5 (1), 1-13.

Anshori, H. (2017). Penurunan Kadar Bilangan Peroksida Pada Minyak Jelantah


Menggunakan Serbuk Brokoli 10% b/v (Brassica Oleracea L. Var Italica)
Berdasarkan Variasi Lama Waktu Perendaman. Undergraduate thesis,
Universitas Muhammadiyah Semarang.

Arifin, Z. (2015). Perilaku Remaja Pengguna Gadget Analisis Teori Sosiologi


Pendidikan. Journal Pemikiran Keislaman (Vol. 26).

Baser, D.,Yazar,. O., & Hasan, K. (2017). Collaborative project-based learning:


an integrative science and technological education project. Research in
Science & Technological Education. 35(2), 131-148.

Buck Institute for Education.(2013). Collaboration Rubric Diunduh dari


https://my.pblworks.org/resource/document/6_12_collaboration_rubric_ccss_
aligned

Binkley, M., (2012). Defining twenty-first century skills. Assesment and Teaching
of 21st Century Skills. Dordrecht: Springer.

Clark, A. C.& Ernst, J. V. (2007). A Model for The Integration of Science,


Technology, Engineering and Mathematics. The Technology Teacher. 66(4),
24-26.

Diawati, Liliasari, Setiabudi, & Buchari. (2017). Students’ Construction of a


Simple Steam Distillation Apparatusand Developmentof Creative Thinking
Skills: A Project-Based Learning. American Institute of Physics, USA. 1848

______________.(2018). Using Project-Based Learning To Design, Build, and


Test Student-Made Photometer by Measuring the Unknown Concentration of
Colored Substances. Jurnal of Chemical Education. 95(3), 468-475.
53

Djaeni, M. (2002). Pengolahan limbah minyak goreng bekas menjadi gliserol dan
minyak diesel melalui proses transesteifikasi. Prosiding. Seminar nasional
teknik kimia, Yogyakarta.

Fanker, K. (2007). Collaboration Rubric. Diunduh dari http://www.hscdsb.on.ca


pada tanggal 14 Januari 2019.

Fraenkel, J. R. & Wallen. N.E. (2006). How To Design and Evaluate Research In
Education Eighth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies.

Grant, M.M. (2002). Getting A Grip of Project Based Learning: Theory, Cases
and Recomandation. North Carolina: Meredian A Middle School Computer
Technologies Journal. 5(3), 46-50.

_____& Tamim. (2013). Definitions and Uses: Case Study of Teachers


Implementing Project-based Learning. Interdisciplinary Journal of Problem-
Based Learning. 7(2), 73

Greenstein, L. (2012). Assessing 21st Century Skills: A Guide to Evaluating


Mastery and Authentic Learning. California: Corwin.

Hamalik, O. (2009). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

International Reading Association/NCTE. (2005). Collaborative Work Skills


Rubric. Diunduh dari https://course1.winona.edupada

Istiyono, Mardapi, D., & Suparno. (2014). Pengembangan tes kemampuan


berpikir tingkat tinggi fisika (PysTHOTS) peserta didik SMA. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 18(1), 1–12.
Iswadi, H. (2016). Sekelumit Dari Hasil PISA 2015 yang Baru Dirilis. Diun-
duhdarihttp://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/230/Overview-
of-the-PISA-2015-results-that-have-just-been-Released.html

Kemendikbud. (2013). Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar


Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Diunduh dari http://bsnp-
indonesia.org/id/wp-content/uploads/2009/06/03.-A.-Salinan-Permendikbud-
No.-65-th-2013-ttg-Standar-Proses.pdf

Ketaren S. (2008). Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia,.

Koentjaraningrat. (1990). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:


Gramedia.
Koohang, Riley, Smith, & Schreurs. (2009). E-Learning and Constructivism:
From Theory to Application. Interdisciplinary Journal of E-Learning and
Learning Objects. Volume 5
54

Kusnadi, Harahap, & Rohendi. (2018). Studi Potensi Pencemaran Lingkungan


Akibat Limbah Minyak Jelantah Di Kota Banda Aceh. Banda Aceh:
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

Kusumadewi. (2018). “Empirisme”. Jurnal Pedidikan. 5(24), diunduh dari https:


//books .google.co.id/books?id=2y6DDwAAQBAJ&pg=PA54&lpg, 26
Januari 2019
Le, H., Jeroen, J.,dan Theo.,W. (2017). Collaborative learning practices: teacher
and student perceived obstacles to effective student collaboration. Cambridge
Journal Of Education,48(1), 110

Mukminan. (2014). Tantangan Pendidikan di Abad 21. Seminar Nasional


Teknologi Pendidikan “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendayagunaan
Teknologi Pendidikan”. Hal. 1-10

Murawsky, W.W. (2010). Collaborative Teaching in Elementary School.


California: Corwin.

Murphy, E. (1997). Constructivism: From Philosophy to Practice. ERIC. Online:


https//file.eric.ed.gov/fulltext/ED444966.pdf diunduh pukul 06:38, 11
Februari 2019.

Notari, M., Baumgartnert, A., & Herzogt, W. (2013). Social Skills as Predictors of
Communication, Performance and Quality of Collaboration in Project Based
Learning. Journal of Computer Assisted Learning. 30, 132–147.

Nursyifa, A. (2018). Sosialisasi Peran Penting Keluarga Sebagai Upaya Pence-


gahan Dampak Negatif Teknologi pada Anak dalam Era Digital. Proceeding
of Community Development. Vol. 2, Hal. 649

Orey, M. (2010). Global Text: Emerging Perspectives on Learning, Teaching, and


Technology. Switzerland: Catherine Land.

Patton, A. (2012). Work that Matters: The Teacher’s Guide to Project-Based


Learning. UK: Paul Hamlyn Foundation.

Permana, Muhartono, Ramadhian & Hanriko. (2017). Pengaruh Pemberian


Minyak Jelantah Terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Padatikus Putih
(Rattus Norve Gicus) Jantan Galur.Sprague Dawley. Lampung: Universitas
Lampung.

Redhana. I. (2015). Menyiapkan Lulusan Fmipa yang Menguasai Keterampilan


Abad XXI. Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSH. Vol. 5, Hal.
141
55

Rezeki, Nurhayati, & Mulyani. (2015). Penerapan Metode Pembelajaran Project


Based Learning (Pjbl) Disertai Dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Redoks Kelas X-3 SMA
Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2013 / 2014. Jurnal Pendidikan Kimia
4(10), 74-81.

Rukmini A. (2007). Regenerasi Minyak Goreng Bekas dengan Arang Sekam


Menekan Kerusakan Organ Tubuh. Seminar Nasional Teknologi. Yogyakarta.
Hlm. 1-9. ISSN: 1978-9777.

Saenab, Yunus & Virninda. (2017). PjBL untuk Pengembangan Keterampilan


Mahasiswa: Sebuah kajian deskriptif tentang peran PjBL dalam melejitkan
keterampilan komunikasi dan kolaborasi mahasiswa. Makasar: Universitas
Negeri Makasar.

Sari, A.S.(2018). Efektivitas Model Pembelajaran Project Based Learning


Ditinjau Dari Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Lampung: Lampung
Universitas.

Sari, K. Arum., Zuhdan., Prasetyo, H., & Setiyo,. (2017). Pengembangan Lembar
Kerja Peserta Didik IPA Berbasis Model Project Based Learning untuk
Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi dan Komunikasi Peserta Didik Kelas
VII. Jurnal pendidikan dan Sains. 6(8).,1-7.

Subarkah. M. Abdillah,. (2019). Pengaruh Gadget terhadap Perkembangan Anak.


Rausyan Fikr. 15(1), 125

Sugiono, M. (2005). Globalisasi, Global Governance dan Prospek Governance di


Dunia Ketiga. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 8(30), 249

Suhartono. (2001). Minyak Goreng Bekas Sebagai Bio-Diesel Melalui Proses


Transestrifikasi. Prosiding Seminar Nasional “Kejuangan” Teknik Kimia:
Yogyakarta.

Sudijono, A. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.
Suwandi, Hasnunidah & Marpaung. (2016). Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Masalah Open-Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah. Jurnal Pendidikan Progresif. 6(2), 169.

Tama, D. Mutri. (2108). Proses Pembuatan Lagu Anak Melalui Metode Tadasa
Sesuai Dengan Kecakapan Abad-21. Bandung: Universitas Pasundan
The George Lucas Educational Foundation. (2005). Intructional Module Project
Based Learning.Diakses dari http://www.edutopia.org/project-based-learning
56

Thomas, J.W. (2000). The Promise of Project Based Learning, Focus and Basic A
Review of Research on Problem Based Learning . Journal.Knowledge in
Action, 2(3).

Travis, M.. Weisbrond, N. & Gros, A. (2008). Accumulation of Oil and Grease
inSoils Irrigated with Greywater ang Their Potential Role in Soil Water
Repellency. Sci. Total Environ. Vol.394. pp. 68-74.

Trilling, B & Fadel, C. (2009). 21stCentury Skills Learning for Life in OurTimes.
San Fransisco, Wiley.

Trinova, Z. (2012). Hakikat Belajar dan Bermain Menyenangkan Bagi Peserta


Didik. Jurnal Al-Ta’lim. 1(3), 209-215.

Warsono, H. (2013). Pembelajaran Aktif – Teori dan Assesmen. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Wicaksana, Wardono & Ridlo. (2018). Analisis Kemampuan Literasi Matematika


dan Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa pada Pembelajaran Berbasis Proyek
Berbantuan Schoology. Membuat tauran: PRISMA, Prosiding Seminar
Nasional Matematika. 1, 418.

Widodo. (2016) . Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam Edisi Revisi Jakarta.
Jakarta: Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan,.

Widoyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Wijaya, E.Y., Sudjimat, D.A., & Nyoto, A. (2016). Transformasi Abad 21


Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era Global.
Universitas Kanjuruhan Malang: Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Matematika. Vol.1. Hal. 263-278.

Winarno, H. (2010). Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Woolfolk, A. (2007). Educational Psychology Tenth Edition. Boston: Education.

Yamin, Y, Permanasari, A., Redjeki. S., & Sopandi, W,. (2017). Application of
Model Project Based Learning on Integrated Science in Water Pollution.
Journal of Physics: Conference Series. 298(1), 1.

Yulita. E, Fadiawati. N dan Diawati. C. (2018). Efektivitas Pembelajaran


Berbasis Masalah Pencemaran Limbah Cairan Pemutih Dalam
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Bandar Lampung:
Universitas Lampung,.
57

Zaroni, A. & Rusniati. (2015). Globalisasi dan Implikasinya Bagi Negara


Berkembang:Telaah Pendekatan Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam. 1(1), 1-22.

Zubaidah, S. (2016). Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan yang Diajarkan


Melalui Pembelajaran. STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Kalimantan
Barat: Seminar Nasional Pendidikan dengan tema “Isu-isu Strategis
Pembelajaran MIPA Abad 21.

Anda mungkin juga menyukai